1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Harga Gelar Akademik

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by junshibuya, Jun 25, 2008.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. junshibuya Banned User

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 4, 2008
    Messages:
    2,369
    Trophy Points:
    0
    Ratings:
    +2,231 / -0
    Kategori Individual
    Oleh : Ubaydillah, AN
    Jakarta, 8/6/2004

    Ada pandangan yang kontradiktif di masyarakat kita tentang gelar akademik. Tak sedikit yang berpendangan bahwa gelar akademik itu sama sekali tidak penting. Sesungguhnya, pandangan demikian bukan disebabkan oleh gelar itu sendiri, namun disebabkan banyaknya orang yang merasa kurang diuntungkan dari gelar akademis yang dimilikinya. Sampai-sampai, ada istilah "sarjana pengangguran", "Sia-sia saja empat tahun bergelut dengan buku akhirnya susah mencari kerja", kata Iwan Fals.

    Namun di lain pihak, tak sedikit yang tetap berpandangan bahwa gelar itu sangat penting. Hampir semua iklan lowongan kerja yang dibuka untuk pasar umum menetapkan gelar atau sertifikasi akademik (kursus dan diploma) sebagai persyaratan. Lebih-lebih lagi untuk jabatan-jabatan yang berkaitan dengan posisi di pemerintahan.

    Kenyataan yang mencerminkan pandangan kedua ini juga bisa kita lihat dari praktek hidup sehari-hari. Andaikan gelar itu tidak penting, tentu tak akan ada calon legislatif kita yang ditemukan aparat ternyata bergelar palsu (aspal). Andaikan gelar itu tidak penting tentu jumlah perguruan tinggi tidak sebanyak yang ada di negara kita ini.

    Adanya pro-kontra pandangan demikian tentu bukanlah masalah bagi jalannya kehidupan secara umum. Semua orang sudah bisa memaklumi bahwa di dunia ini memang sudah sewajarnya harus terjadi pro dan kontra. Lalu, dimana letak masalahnya? Gelar akademik akan menjadi masalah jika diri kita bermasalah, seperti adanya konflik-konflik dalam diri yang akhirnya membatasi pemberdayaan-diri, pendidikan-diri, dan pembelajaran-diri kita.

    [size=medium]Mental Kuat Vs Mental Lemah[/size]

    Tentu saja, baik kita memilih antara gelar akademik itu penting atau tidak penting, keduanya jelas benar. Benar di sini punya pengertian memiliki data-data faktual di lapangan. Semudah kita menemukan orang bergelar atau tidak bergelar bisa berprestasi tinggi, semudah itu pula kita menemukan orang tak bergelar atau bergelar yang belum / tidak berprestasi tinggi. Kira-kira inilah kalau kita bicara kenyataannya secara umum.

    Hanya saja, ketika kita bicara kenyataan spesifik dan kenyataan riil bagi setiap individu, persoalannya akan sedikit berbeda dan hal ini erat hubungannya dengan sikap mental. Ada 2 macam sikap mental, a) sikap mental lemah dan b) sikap mental kuat.

    Sikap mental lemah, adalah ekspresi penyikapan yang dilandaskan pada kesimpulan kalah oleh realita, hanyut ke dalam realita. Sementara sikap mental kuat adalah ekspresi penyikapan yang dilandaskan pada kesimpulan menang, bergerak menginjak realita. Adakah orang yang sanggup mengalahkan realita? Tidak ada orang yang sanggup melawan realita. Tetapi, pengertian kalah di sini, adalah kegagalan kita menemukan bagian spesifik dari realita yang tepat untuk memberdayakan diri kita.

    Mengapa kita perlu memilih sikap mental kuat dan memilih menjadi pemenang? Kenyataan itu, kata orang bijak adalah keragaman yang menyatu dengan keseragaman, perbedaan yang menyatu dengan persamaan, dan punya dimensi yang tak sanggup dirangkul kekuasaan apapun. Tetapi, kenyataan adalah potensi yang cukup cair sehingga oleh Samuel Butler dikatakan: "Hidup ini seni", life is an art. Namanya seni, berarti sebagian besar keindahan sebuah kreasi lebih banyak ditentukan oleh sikap mental untuk menyentuh, bukan tergantung pada bahan baku. Batu bisa hanya sekedar menjadi batu tetapi bisa pula menjadi patung yang bernilai.

    Perbedaan pola sikap mental yang kita gunakan dalam melihat kenyataan, akan menciptakan perbedaan kesimpulan mental (hasil makna) yang kita pahami. Perbedaan kesimpulan akan membedakan keputusan, dan perbedaan keputusan akan membedakan (rencana) tindakan, perbedaan tindakan akan membedakan kebiasaan dan perbedaan kebiasaan akan membedakan karakter (prilaku menghadapi hidup) dan perbedaan di tingkat karakter akan membedakan perbedaan tanggapan (feedback) yang dikeluarkan oleh kehidupan kepada kita. Mungkin inilah sedikit urut-urutan dari kesimpulan yang sering kita dengar bahwa: "Dunia di dalam, akan menentukan dunia di luar". "Nasib adalah pilihan, buka hadiah dari peluang". "Man behind the gun". "Jika kau mengubah dirimu akan berubah nasibmu". Dan sejumlah ungkapan lain yang kira-kira punya arah kesimpulan senada.

    Jadi, segala sesuatu banyak tergantung pada orangnya. Kata-kata "tergantung orangnya" ini menunjuk sikap mental (mental attitude), strategi yang kita pilih untuk menyikap hidup, jalan hidup yang kita gunakan untuk mendapatkan keinginan, dan seterusnya. "Hidup ini adalah pemainan", kata firman kitab suci. "Separoh dari permainan hidup ini dimenangkan oleh sikap mental", kata Danny Ozark (Half this game is 90 % mental). "Kemenangan para juara di lapangan itu (sepertinya) adalah kebiasaan dan gaya hidup. Celakanya demikian pula kekalahan", kata kesaksian Vince Lombardi yang sudah bertahun-tahun hidup bersama para atlit.

    Hubungannya dengan harga sebuah gelar yang kita miliki dan gelar yang tidak kita miliki adalah, harga sebuah gelar pada praktek hidup yang paling spesifik lebih banyak ditentukan bukan oleh angka yang melekat pada gelar itu, tetapi oleh bagaimana kita mengolahnya menjadi indah; ditentukan oleh sikap mental yang kita pilih untuk menyikapi realita yang pro-kontra terhadap gelar, atau bagaimana kita menjatuhkan kartu bermain dari kartu apapun yang sudah kita miliki. Mark Twin pernah bilang: "Hidup ini bukan persoalan kartu apa yang kita terima, tetapi kartu apa yang kita pilih untuk kita jatuhkan".

    Penting dan tidak pentingnya gelar itu bagi kita adalah pilihan, kebebasan dan kesimpulan pribadi. Tetapi yang perlu kita audit adalah untuk apa kesimpulan itu akan kita gunakan? Bergelar dan tidak bergelar akan sama saja tak banyak menolong kalau kita menggunakannya untuk mencari alasan yang hanya akan memperlemah diri (self excusing). Meminjam ungkapan Pak Bob Sadino, kesimpulan memperlemah ini akan membuat kita kehilangan momen untuk melakukan sesuatu, kehilangan daya kreatif, dan inovasi. Bisa jadi, kesimpulan ini juga berpotensi untuk memversikan Tuhan sebagai pihak yang selalu salah memberi sesuatu kepada kita.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. junshibuya Banned User

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 4, 2008
    Messages:
    2,369
    Trophy Points:
    0
    Ratings:
    +2,231 / -0
    [size=medium]Proses Belajar[/size]

    Salah satu hukum yang pernah digagas oleh Aristotle sebelum meninggal adalah "The law of success" (Hukum Merealisasikan Tujuan Bertahap). Isinya adalah, apa yang menjadi keharusan bagi kita yang ingin merealisasikan tujuan itu? Di sini Aristotle merumuskan tiga hal inti yaitu:

    1. kejelasan keinginan
    2. kejelasan alat yang kita pilih
    3. kejelasan sikap mental yang kita pilih

    "Pertama kali memilikilah tujuan hidup yang jelas. Kedua, milikilah cara untuk mencapai tujuan. Cara itu beragam dan bisa anda pilih: materi, metodologi, uang, atau kepribadian. Ketiga, gunakan yang anda miliki untuk mencapi tujuan".

    Kalau formula itu akan kita gunakan untuk memberi angka-jual gelar akademik yang kita miliki atau tidak kita miliki, maka kuncinya adalah:

    1. Ekspresi keinginan spesifik,
    2.Kecocokan antara keinginan, alat dan hukum kebiasaan
    3.Kreativitas menggunakan alat untuk mencapai keinginan.

    Salah satu jurus yang bisa kita gunakan untuk mengeksplorasi keinginan yang benar-benar spesifik bagi kita adalah pertanyaan-diri (self-questioning), misalnya saja: "Apa yang bisa saya lakukan dengan apa yang sudah saya miliki dalam hidup ini, untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik?" Semakin banyak jawaban yang kita temukan akan semakin bagus sehingga kita memiliki banyak pilihan untuk menyusun langkah berdasarkan skala prioritas utama.

    Merujuk pada formula ini berarti gelar atau tanpa gelar itu masuk dalam wilayah alat. Seperti dikatakan Aristotle sendiri, alat ini jelas bukan hanya itu, bukan satu, dan sebanyak pilihan kita kecuali kita membatasi pilihan itu. Dan yang penting, pilihan kita terhadap alat ini adalah kecocokan yang sifatnya sangat pribadi. "Orang akan mencapai kualitas tertentu kalau dia terus melakukan sesuatu dengan cara / jalan tertentu", begitu Aristotle menambahkan.

    Karena kepemilikan gelar akademik ini sebagian besar lebih ditentukan oleh hasil penilaian pribadi kita, maka kreativitas menjadi sangat dibutuhkan. Meskipun kita adalah makhluk yang unggul, tetapi jika penilaian kita atas diri kita tidak menghasilkan kesimpulan yang berarti, maka hampir dipastikan kita menghadapi kenyataan yang sama dengan penilaian kita terhadap diri sendiri. Robert Kiyosaki menyimpulkan bahwa kegagalan itu akan menghancurkan orang kalah (loser) tetapi akan memberi inspirasi maju bagi orang menang (winner). Kesimpulan ini tentu tak akan jauh dari sikap mental kuat, kemampuan mengolah apa yang sudah kita miliki dan bagaimana menggunakan apa yang kita miliki untuk mencapai apa yang kita inginkan. Semoga bermanfaat.

    http://www.e-psikologi.com/epsi/individual.asp
     
  4. nataka M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 22, 2009
    Messages:
    777
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +585,739 / -0
    gelar akademik menurut saia penting banget tuh...
    cuma kita harus sadar ga sekedar punya ijasah aja ..tapi bener menjadi lulusan yg berkualitas...
    klo hasil akademiknya biasa2 aja mending uang yg buat biaya kuliah buat modal usaha aja.
    thx full
     
  5. Holyshield Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 25, 2008
    Messages:
    1,399
    Trophy Points:
    252
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +44,695 / -1
    gelar akademik gk ngejamin skr

    otak berbicara
     
  6. Sunoe M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 26, 2008
    Messages:
    1,946
    Trophy Points:
    226
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +15,985 / -0
    Yang susah ma Ortu...
    Walaupun dah dapet kerja, enak lagi...
    tapi lum dapet gelar sarjana, tetep aj ortu nyuruh nglulusin dulu...
    padahal kan da ga perlu...
    Yah namanya juga Ortu...
     
  7. gomugomu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 20, 2008
    Messages:
    532
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +3,415 / -0
    ya seperti yang telah dituliskan diatas..semua pendapat benar,mau yang bilang gelar itu penting dan yang bilang bahwa gelar itu ngga penting...

    bagi yang ingin jadi PNS,dan Posisi Penting dibeberapa perusahaan Swasta/BUMN tentu gelar menjadi penting..

    bagi yang ingin wiraswasta/wirausaha/seniman/dll yang tidak membutuhkan gelar melainkan skill dan kemampuan2 lain..tentu tidak mementingkan gelar bukan....

    tergantung apa yang kita impikan dan cita-citakan....so jangan sia-siakan impian,dan waktu tentunya...:onion-105:
     
  8. andi msc Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Aug 15, 2008
    Messages:
    7,434
    Trophy Points:
    251
    Ratings:
    +61,855 / -2
    nyatanya udah dapet gelar sarjana malahan usahanya ada yang jadi tukang bakso, pedagang kaki lima lah..

    ujung2nya hanya karna kurang mampu.
     
    • Like Like x 1
  9. Marco86 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2009
    Messages:
    1,812
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +28,609 / -0
    Ada kenalan gw,, Dapet beasiswa ke Nanyang University (NTU) di S'pore.. Itu univ masuknya susahnya ga masuk akalh bro... Hanya pilihan lah yang bisa masuk... Na kenalan gw ini bisa masuk, + BEASISWA....:onion-56: Jago ga tu.. :top: dah !!!

    Trus :th_103_: de dia... Wisuda uy... :haha:

    Na yang bikin gw lebuh bingung lagi...

    Eh gitu lulus, gw liat dia di Indo... :onion-56:
    Gw tanya d ngapain skarang??? :onion-56:
    Nikah n jadi ibu rumah tangga... :onion-103: :onion-103:
    Ngapai kuliah jauh2 oi !!! :lempar: Belajar masak, jait dll ma blajar ama mama kau saja kale !!! :voodoo:
     
  10. gomugomu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 20, 2008
    Messages:
    532
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +3,415 / -0
    jiakakakakaka......udah susah2 masuk ngga taunya jadi ibu rumah tangga...wkwkwkwkwk...
    namanya juga pilihan..biar bagaimanapun tetap seorang wanita...mungkin pilihannya lebih untuk keluarga...jiaaaaahhh..(sok bijak)
     
  11. CoE Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 21, 2008
    Messages:
    12
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +9 / -0
    bersyukurlah yg memiliki gelar akademik dan jd golongan org² yg berhasil. dan bersyukur pulalah org yg tdk memiliki gelar akademik tp jg berhasil. jd jgn mendiskreditkan org² yg gagal. belum tentu kita lebih baik dari mereka yg gagal. keberhasilan dan kegagalan itu tergantung dari sudut mana kita memandangnya. gagal menurut kita, belum tentu gagal menurut org yg kita anggap gagal. jadi jgn egois hanya menuruti ukuran kita saja. berusahalah dan jadilah org yg berguna, baik untuk diri kita, orang tua kita, org yg kita sayangi maupun untuk bangsa dan negara. hehehe..
     
  12. anggatitanium M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 1, 2009
    Messages:
    1,314
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +124,728 / -0
    jaman sekarang gelar akademik bukan jaminan untuk hidup yang layak setelah lulus :rokok:

    vote for be enterpreneur :haha:
     
  13. Feischmaker M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 28, 2008
    Messages:
    1,489
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +2,024 / -0
    gelar akademik dan IP ngga mencerminkan skill... :p
     
  14. renkinjutsushi M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 4, 2009
    Messages:
    1,432
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +12,304 / -0
    penting tuh gelar, kalo cuman ngandelin ijasah SMA susah kalo jaman sekarang,

    dan di kuliah juga di ajarkan softskill
     
  15. Lafay M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 7, 2008
    Messages:
    319
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +31 / -0
    yang perlu ditekankan disini kyna aplikasi dari ilmu yg telah dipelajari
    serta pengalaman.
    kita terjatuh agar kita bisa belajar untuk bangun kembali....
     
  16. selfrit M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 28, 2008
    Messages:
    914
    Trophy Points:
    107
    Ratings:
    +532 / -0
    menurut wa ga mubazir justru ilmunya bisa ditularkan ke orang terdekatnya kelak contohnya ke anaknya, suaminya atau teman dekat
    lagipula arti sarjana bukan cuma menguasai bidang yang dipilihnya tapi juga tau banyak tentang pengetahuan lain coba liat di kamus arti sarjana (makanya beda keahlian sarjana sama lulusan kursus)
    jadi wa yakin orang2 disekitarnya pasti beruntung punya seseorang yang berpendidikan seperti dia disekitar
     
  17. tomiero Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Oct 29, 2008
    Messages:
    3,462
    Trophy Points:
    266
    Ratings:
    +7,269 / -0
    IP tinggi ga menjamin hidup sukses ;)
    and so vice versa :D
     
  18. kzha M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    May 10, 2009
    Messages:
    1,868
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +7,159 / -0
    penting ga penting nya gelar akademik ntu tergantung orangnya,. keadaan dan kondisi..

    buat gw ntu penting buanget,.. bokap gw pegawai rendahan ga punya perusahaan gede yg mau diwarisin ke gw,. ibu gw cuma IRT (ibu rumah tangga)

    koneksi di instansi pemerintah ga ada,.. maklum ga punya kenalan pejabat dan orang penting

    skill khusus yg tinggi ga punya.

    jadi mau ga mau cuma bisa ngarepin dari gelar akademik gw,. moga2 bisa diterima kerja :onion-57:
    tapi gw dah kerja kok sekarang,.. dan itu berkat gelar akademik gw (pake doa jg tentunya) :lol:
     
  19. LiTTleDRAgo M V U

    Offline

     

    Joined:
    Jun 24, 2008
    Messages:
    18,503
    Trophy Points:
    241
    Ratings:
    +55,227 / -1
    klo di indo biasanya ng diliat gelarnya dulu sih
    bukannya skill dulu yg diliat
    makanya banyak gelar palsu bertebaran
     
  20. renkinjutsushi M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jul 4, 2009
    Messages:
    1,432
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +12,304 / -0
    gelar itu penting, makanya ada aja sarjana instan
     
  21. Caln M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 15, 2008
    Messages:
    556
    Trophy Points:
    192
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +15,952 / -0
    Yang mesti dilihat adalah proses pembelajaran untuk mencapai pribadi yg mandiri dan pola pikir yang baik, bukan sekedar mencapai gelarnya aja..

    Dari situ baru kita mempunyai basic dalam bidang pekerjaan yang akan kita tekuni.
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.