Film The Raid ,prestasi film indonesia di dunia internasional tahun 2011

trailer film the raid
This trailer for the action-packed film The Raid will go down in history as one of the most radically badass action packed movie trailers I've ever seen. This movie looks insanely awesome! For those of you looking to watch an incredible action film... I think The Raid is what we've been waiting for. The movie comes from Merantau director Gareth Evans.

The film has a simple plot.... it comes from Indonesia and tells the story of a SWAT team that becomes trapped in a tenement run by a ruthless mobster, armed with two highly violent martial arts killers and an army of machete-swinging, machine gun-toting dealers and thugs.
Sony Pictures has already acquired the film, let hope they release it... now Deadline has also reported that Linkin Park's Mike Shinoda has been hired to create a new musical score for a film, which is awesome, and will help make it marketable to American Audiences, as if the hard core action wasn't enough.
[video=youtube;UmYAvikSPrA]http://www.youtube.com/watch?v=UmYAvikSPrA&feature=player_embedded[/video]

Indonesian Action Film The Raid Gets An Utterly Explosive First Trailer, Images, Synopsis, And A Mike Shinoda Score

Spoiler

Asian cinema is probably best known, at least internationally, for being especially good at making three types of films: cute cuddly animated films, nightmare-worthy horror films, and brutally physical action films. The latest film coming out of Indonesia is The Raid, debuting at the Toronto International Film Festival over the weekend to a very impressed reception.
The first trailer, images, and official synopsis for the film have been released, Collider report, and they all makes the film look and sound pretty damn immense.

“In the heart of Jakarta lies a rundown apartment infested with druggies and drifters. It’s ruled by a ruthless drug lord who uses the tenement to shelter his junkie customers, pushers, enforcers and brutal killers. The apartment block is considered untouchable by even the bravest of police—until one early morning when, cloaked under dawn’s darkness, an elite SWAT team, led by officer Rama ([Iko] Uwais), raids the peril-filled structure. As Rama’s squad races between the maze of rooms and floors, encountering a barrage of gunfire, machetes, and ruthless hand-to-hand combat around every corner, the stakes get higher and higher building to an explosive crescendo and an ultimate battle.”
​

I must admit, my knowledge of martial arts films is lacking significant depth, but The Raid looks like an epic film to me, interestingly written and directed by the Welsh Gareth Evans. The poster’s tagline, “1 Ruthless Crime Lord. 20 Elite Corps. 30 Floors of Hell,” pretty much says it all, giving an indication of exactly what we can expect.
THR also report that Linkin Park’s Mike Shinoda has signed on to re-score the film’s music for its wide release, which is definitely a great addition to the awesomeness already surrounding the film. It’s not the first time Shinoda has worked on a film, with Linkin Park’s 2009 single, New Divide, being written specifically for Michael Bay’s Transformers: Revenge of the Fallen. It will, however, be the first time he’s working on an entire film score, and doing it by himself, and I can’t wait to hear what he comes up with. Keep your fingers crossed for a new Linkin Park or Fort Minor song slipping in there somewhere.
As with quite a few films debuting at Toronto, there’s no word yet on a release date for this here or in America, but it will be coming out on 19th January next year in Indonesia, and hopefully it won’t be too long after that until we get it here. Without further ado, here’s the first trailer, the first poster, and the first official images from the film. In that order. As usual, click to enlarge. (Be warned, the trailer earns its Red Band rating and then some, so if you’re at work or have kids nearby, you’d better come back to watch this later.)

Spoiler

Hebat, "Si Anak Kampoeng" Sabet 6 Penghargaan di Amerika

Jakarta, CyberNews. Bangsa Indonesia lagi-lagi patut berbangga. Lewat catatan prestasinya, film yang berjudul "Si Anak Kampoeng" mampu meraih enam penghargaan dalam ajang American International Film Festival (AIFF) di Amerika Serikat. Meski sebelumnya sempat diberitakan, telah meraih empat penghargaan di ajang Los Angeles Movie Awards. Film yang sejak bulan April telah diputar di berbagai bioskop di Indonesia ini ternyata mampu menghipnotis juri ajang AIFF Amerika Serikat dengan meraih penghargaan, diantaranya kategori Film Cerita Terbaik, kategori Sutradara Film Terbaik, kategori Film Asing Terbaik, kategori Sutradara Film Asing Terbaik, Film Terbaik untuk Kategori Film 35 mm dan kategori


Sutradara Terbaik untuk Kategori Film 35 mm.
Selain itu, Film ini pun menjadi salah satu yang terbaik di Interculture International Film Festival yang berlangsung di Paris, Prancis, pada 5 September silam.
Si Anak Kampoeng yang disutradarai oleh Damien Dematra ini bercerita tentang kisah masa kecil seorang tokoh Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau Buya dengan setting tahun 1930 hingga 1950. "Dengan harapan film ini dapat menjadi inspirasi generasi muda akan pentingnya pendidikan, cita-cita dan memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai nilai keberagaman," kata Damien saat ditemui di Jakarta, Minggu (11/9).


Modus Anomali Siap Berproduksi

Suara Merdeka CyberNews.




Setelah Network of Asian Fantastic Films (NAFF) menganugerahkan Bucheon Award pada Modus Anomali, proyek film yang akan disutradarai Joko Anwar dan diproduseri Sheila Timothy itu, siap berproduksi. Sebagai bagian dari Puchon International Fantastic Film Festival, Korea Selatan, 17-20 Juli 2011 lalu, NAFF merupakan ajang pitching sekaligus pasar untuk proyek-proyek film yang akan diproduksi.
Dalam ajang itu, mengutip Filmindonesia.or.id, Minggu (11/9), para produser, distributor, dan investor memilih proyek mana yang terbaik untuk mereka tindak lanjuti lebih jauh. Panitia NAFF mencatat ada 308 pertemuan bisnis yang terjadi sepanjang periode penyelenggaraan. Selain itu, proyek-proyek film itu juga dinilai oleh juri untuk memenangkan beberapa penghargaan, salah satunya adalah Bucheon Award yang dimenangkan Modus Anomali.
Juri NAFF tahun ini terdiri dari Gloria Fan (eksekutif produser Mosaic Media Group, Amerika Serikat), Sadai Yuji (kepala Bitter End Company, Jepang), dan Michelle Son (managing director M-Line Distribution, Korea Selatan). Modus Anomali menyisihkan 23 proyek film lainnya yang lolos seleksi NAFF. Panitia NAFF menerima sekitar seratus proyek film dari berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Afrika Selatan.
Dengan memenangkan Bucheon Award, Modus Anomali berhak atas hadiah uang sebesar 10 juta Won atau 9.500 dolar AS.
Menurut Sheila Timothy, hadiah dari NAFF hanya mencakup sebagian kecil dari biaya produksi Modus Anomali. Ia melihat hadiah uang tersebut sebagai sampingan dari keuntungan lain yang lebih besar. Dengan mengikuti NAFF dan memenangkan Bucheon Award, Modus Anomali mendapat tawaran untuk produksi bersama (co-production) dan distribusi dengan beberapa studio dan perusahaan dari Amerika dan Australia.
Melalui tawaran-tawaran itu, biaya produksi Modus Anomali dapat terpenuhi seratus persen. Modus Anomali sendiri masih dalam tahap pra-produksi, dengan rencana produksi beberapa bulan ke depan.
Modus Anomali adalah sebuah film tentang usaha seorang laki-laki menyelamatkan keluarganya, yang hilang saat berlibur di sebuah hutan, dari seorang pembunuh misterius. Selain Modus Anomali, Sheila Timothy dan Joko Anwar juga sedang menyiapkan proyek film lain berjudul Impetigore.
(Benny Benke/CN15)

Spoiler

Ini Dia Keluarga Jakarta yang Kisahnya Masuk ke Nominasi Piala Oscar

Senin, 12 September 2011 16:28 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Film Stand van de Sterren yang berkisah tentang keluarga asal Indonesia mampu menembus nominasi Piala Oscar untuk kategori film dokumenter terbaik. Sutradara film dokumenter ini, Leonard Retel Helmrich, dengan sudut pandang yang luar biasa berhasil mengeluarkan suka duka keluarga nenek Rumidjah dan Bakti yang tinggal di Jakarta ini.

Ada tujuh anggota keluarga yang tinggal di Jakarta yang secara tekun diikuti oleh sutradara asal Belanda itu selama enam tahun. Berikut sekilas biodata mereka seperti dikutip dari laman standvadesterren:

Rumidjah (71 tahun)
Lahir di desa kecil di Jawa sebelum Perang Dunia II membentuk watak Rumidjah. Ia mengalami peralihan kekuasaan dari seluruh Presiden di Indonesia. Ia pun diajari harus mengabdi pada penguasa. Dengan demikian pula, Rumidjah mengajarkan hidup pada dua putranya Dwi dan Bakti. Rumidjah yang beragama Islam pindah agama ke kristen setelah menikah. Suaminya kristen, meninggal pada 1995. Dari dua puteranya, Rumidjah mendapat cucu bernama Tari dari anak perempuannya yang sudah meninggal Silvi.




Bakti (39)
Lahir pada 1969, Bakti adalah contoh dari warga yang patuh pada Orde Baru. Ia baru mengenal 'demokrasi' ketika Jakarta rusuh pada 1998. Bakti turun bersama mahasiswa. Bagi dia, kerusuhan Jakarta itu lebih terasa seperti sebuah permainan 'rusuh' ketimbang pilihan ideologi untuk menjatuhkan rezim Orde Baru.




Tari (17)
Trilogi film Leonard menampilkan bagaimana sosok Tari tumbuh menjadi remaja. Dari budaya Orde Baru yang diajarkan ayah dan neneknya, Tari justru belajar demokrasi. Ia tak memiliki panutan dalam keluarganya. Ia belajar demokrasi dari sekolah dan media. Tumbuh sebagai remaja dalam situasi konsumerisme yang tinggi membuat Tari kerap bentrok dengan budaya tradisional keluarganya. Keluarganya ingin Tari lebih fokus ke belajar ketimbang hura-hura. Agar bisa mengeluarkan keluarganya dari himpitan kemiskinan.




Sri (29)
Sri yang beragama Islam menikahi Bakti yang beragama Kristen. Mereka tinggal bersama di rumah Rumidjah. Sri lahir dan besar di pedesaan semasa Orde Baru. Ia memiliki sebuah warung makan tempatnya mencari nafkah sehari-hari.





Dwi (43)
Anak tertua Rumidjah. Ia memiliki dua anak, Andan dan Bagus. Dwi yang beragama Islam kurang berperan dalam pendidikan Tari. Ia sempat berprofesi sebagai supir bus namun karena kecelakaan ia tak bisa lagi bertugas.





Bagus (8)
Cucu Rumidjah dan anak terkecil dari Dwi. Bagus digambarkan sebagai sosok yang belum tercemar. Anak kecil yang tinggal di permukiman kumuh. Bagus sedari kecil akhirnya harus bertemu dengan dua kutub agama yang berbeda di keluarganya, ayahnya Islam namun neneknya Kristen.





Tumisah (73)
Teman masa kecil Rumidjah. Ia tinggal di desa. Tumisah digambarkan tak melek teknologi dan tak terbiasa hidup di permukiman padat dan kumuh. Tumisah cukup bahagia dengan hidupnya yang sederhana di desa. Ia masih memasak menggunakan kayu bakar dan mengandalkan sawah untuk kebutuhan sehari-harinya.



Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: positionamongthestars

Code:

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/entertainmen/2011/09/12/4056/Modus-Anomali-Siap-Berproduksi
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/entertainmen/2011/09/11/4051/Hebat-Si-Anak-Kampoeng-Sabet-6-Penghargaan-di-Amerika
http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/11/09/12/lrel08-ini-dia-keluarga-jakarta-yang-kisahnya-masuk-ke-nominasi-piala-oscar
http://hiburan.kompasiana.com/film/2011/09/12/serbuan-maut-aka-the-raid/
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10448690
http://mikeshinoda.com/2011/09/09/the-raid-film-score/
http://moviesblog.mtv.com/2011/09/09/the-raid-red-band/
http://www.moviesonline.ca/2011/09/trailer-raid-100-awesome/
http://www.heyuguys.co.uk/2011/09/12/indonesian-action-film-the-raid-gets-an-utterly-explosive-first-trailer-images-synopsis-and-a-mike-shinoda-score/

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS