1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Falsafah Jawa Bisa Jadi Pembelajaran Leadership

Discussion in 'History and Culture' started by sadboy_03, Jul 6, 2021.

  1. sadboy_03 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jul 6, 2021
    Messages:
    248
    Trophy Points:
    46
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +8 / -0
    [​IMG]

    Bisnis, JAKARTA – Bagi seorang pemimpin tentu mesti paham atas konsep leadership yang baik agar mampu merumuskan langkah atau model kepemimpinan yang pas dan efektif. Gaya kepemimpinan juga penting bagi kemajuan suatu tim kerja. Jika salah dalam menerapkan gaya dan cara kepemimpinan bisa memberi pengaruh yang kurang baik bagi performa tim kerja.

    Di Indonesia, ada Wikasatrian, pusat pelatihan kepemimpinan yang salah satu metode dan modul pembelajarannya menggunakan ragam budaya Jawa dan berbasis kearifan lokal.
    Basis pendidikan Wikasatrian menerapkan aspek pengetahuan, psikomotorik, dan afeksi dengan mengadakan experiential learning.

    Berbeda dengan pelatihan leadership lainnya, semua peserta didik di Wikasatrian akan mendapatkan pengalaman yang lebih filosofis tentang proses menjadi seorang pemimpin dengan beberapa media budaya khas Jawa seperti batik, gamelan, wayang, hingga napak tilas.

    Manajer Pendidikan Program Vokasi Universitas Indonesia sekaligus Pamong Wikasatrian Priyanto mengatakan bahwa nilai-nilai kepemimpinan yang berbudi luhur bisa dipelajari menggunakan media wayang.

    “Biasanya kami mengawali [program] dengan pengenalan filosofi wayang, kemudian bercermin dari karakter tokoh pewayangan, untuk semakin mengenal aspek-aspek karakter diri. Pendeknya, aku adalah wayang, wayang adalah aku,“ ujarnya dalam satu diskusi virtual bertajuk Jawa dan Dunia Industri, Jumat (2/7/2021). Setelah peserta mengenal filosofi wayang, mereka akan mengalami proses pagelaran wayang dari tahap proses sampai umpan balik.

    Baca : Simak Strategi Sukses Berbisnis Saat Pandemi

    Artinya, para peserta bukan hanya akan dilihat pada saat latihan saja, tetapi akan dievaluasi setelah melakukan pelatihan bagaimana perubahan sikapnya. Selain itu, Priyanto juga mengatakan bahwa melalui pemahaman kisah wayang, dalang akan mencoba untuk menanamkan ideologi kepemimpinan melalui tokoh, antawecana, sulukan, dan banyolan.

    Biasanya, wacana kepemimpinan akan dijumpai di awal pertunjukan termasuk memperkenalkan ajaran kepemimpinan Hasta Brata.

    “Mereka juga akan menjadi pelaku pertunjukan wayang sebagai dalang dan melihat bagaimana mereka menggunakan cempala atau tongkat komando serta gunungan [kayon] yang terkait dengan nilai-nilai kepemimpinan,“ papar Priyanto.
    Sementara itu, ajaran delapan unsur Hasta Brata yang melambangkan kepemimpinan juga diajarkan kepada peserta yang terdiri dari unsur bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan dan bintang.

    Misalnya, seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh, layaknya samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas, serta langit yang merupakan simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan mana kala seorang pemimpin harus bisa membagikan ilmu itu kepada orang lain.

    Alat musik tradisional Gamelan bahkan juga menjadi media dari pelatihan ini. Gamelan digunakan sebagai media untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas, serta hubungan harmonis dengan alam.

    Para peserta akan terjun langsung memainkan gamelan dan secara tidak langsung akan melakukan kerja sama tanpa harus bicara satu sama lain.
    Melalui hal seperti itulah, seorang pemimpin harus bisa banyak menyimak dan mengobservasi dengan nurani mereka serta memahami diri sendiri sejauh apa mereka sudah memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain.

    Tidak jauh berbeda dengan itu, kegiatan membatik juga digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengolah rasa, daya pikir, kreativitas serta hubungan harmonis dengan alam.

     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. saproll Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 23, 2010
    Messages:
    52
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +2 / -0
    Falsafah Jawa tidak hanya dalam ucapan, tapi lebih ditekankan pada tingkah laku..
    Ing Ngarso Sung Tuladha
     
  4. zenovon Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 30, 2009
    Messages:
    48
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +0 / -0
    emank warisan jaman dulu banyak mengajarkan nilai2 kehidupan untuk jaman sekarnag
     
  5. galahad_catz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 12, 2023
    Messages:
    62
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +7 / -0
    meski di era modern ini perlu fleksibilitas dan kemampuan adaptasi.. falsafah Jawa masih relate:
    • Rasa Ngunjuk
    • Sederhana Saji
    • Waskita, Tumetes, Sumarah
    • Aji Sewu
    • Adigang, Adigung, Adiguna
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.