1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Diablo Falling 1st Book [Completed]

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Mar 15, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update :ehem:

    Act – 7.14 Shade Past

    Aku memotong urat nadiku dalam kegelapan..

    Berkali – kali kuiris dan rasa sakit itu berkali – kali kurasakan..

    Darah mengalir tergenang dan hanya pandangan dengan tatapan kosong menunggu kematian yg terlihat..

    Kenapa aku tidak mengalami kematian? ​



    City of Mecca, Saudi Arabia circa 2002

    Dalam keputus asaanku untuk mengakhiri hidup, aku tertidur sangat lelap dan akhirnya terbangun ketika kehangatan cahaya mentari telah terbit dari ufuk Timur.

    Terduduk dibagian gang sempit dan gelap dipinggiran kota sendirian.. bersandar dengan tangan kiri yang berlumuran darah dengan tatapan kekosongan.

    Ini adalah kedua belas kalinya aku melakukannya.. dan kematian tidak datang menjemputku..

    Beberapa kardus kosong, kotak – kotak tua lapuk, dan juga beberapa tempat sampah dengan bau yg menyengat, adalah pemandangan dari gang kecil gelap dimana aku sekarang berada. Aku berdiri dari tempatku bersender di sebuah gang yang telah berbulan – bulan menjadi tempatku beristirahat dan bergerak berjalan dengan memegang pisau dapur berlumuran darah dengan tangan kananku.

    Dengan setelan sweater hitam berhoody dengan lengan baju pendek, celana PDL berwarna putih kusam dan sepatu kats hitam yg sudah cukup tua, aku berjalan dipelataran gang dan membuat para orang – orang tingkat bawah yaitu pemulung, pengemis, dan orang – orang yg juga tinggal dijajaran gang sempit yg kotor tertegun melihatku.

    Tidak ada yang menegurku ataupun bertanya kenapa aku memegang pisau yang berlumuran darah. Mereka hanya memandangku dengan serius dan terkadang terlihat ketakutan diwajah mereka setelah orang – orang itu melihat bola mata milikku… Bola mata merah milik Setan yg semerah darah.
    umurku 9 tahun dan hidup sebatang kara di dunia ini tanpa keluarga… Aku hanya anak yang tidak diinginkan.. Anak yang dibenci oleh semua orang..

    Terlantar dijalanan tanpa memiliki Ibu ataupun Ayah.. Hanya mengetahui sebuah nama yang diberikan untukku oleh mereka dari Pria paruh baya yg sekarang telah tiada.

    Said bin Ibrahim… nama yg melekat dan menjadi identitasku..


    ***​


    Aku duduk disebuah lapangan cukup luas yang tidak terawat dimana tempat ini sebelumnya akan dibangun satu gedung rumah susun. Lahan yang cukup luas yg sebelumnya digarap, kini telah menjadi sepi dengan bagian bangunan yg belum selesai berdiri. Hanya meninggalkan lesemerawutan sebuah suasana pelataran lahan proyek dengan banyak bahan – bahan bangunan dan juga mesin – mesin berat yg terdiam dibeberapa sudut pandanganku.

    Tempat ini adalah tempat bagiku untuk berdiam diri menjauh dari kerumunan banyak orang.. tempat yg dapat membuatku merasakan kedamaian tanpa takut disakiti kembali oleh orang – orang.

    Untuk apa aku hidup??​

    Aku berpikir dan bertanya pada diriku sendiri.. Perasaan kalut meratapi garis takdir datang padaku yg tidak pernah mendapatkan sedikitpun rasa kebahagiaan...

    Kakek tua berkata padaku bahwa segala hal yg hidup itu memiliki kasih Tuhan dalam diri mereka.. Karena kasih Tuhan aku dapat hidup.. Karena kasih Tuhan aku akhirnya terlahir ke Dunia ini..

    Tapi.. untuk apa semua itu?
    Hanya untuk disakiti dan dibenci oleh orang – orang?


    ***​


    Aku berdiri tegap di suasana kota suci Mekkah yang telah menjelang siang hari. Udara panas dan cahaya matahari yg terik dan semakin tinggi telah membuat tubuhku gampang sekali berkeringat.

    Suara Adzan panggilan untuk beribadah bergema bersahut - sahutan..

    Aku terdiam berdiri mendegarkan dengan memegang pisau yang berlumuran darah..

    Apa yang kulakukan?

    Aku terdiam menatap tubuh – tubuh mereka, orang – orang yg berkali – kali menyakitiku, memukuliku, dan menghujatku. Aku terdiam memandangi tubuh mereka yang terbaring dengan genangan darah dengan begitu shock.

    Ya Allah… benarkah Engkau ada untukku?


    ***​

    Aku berlari dengan kencang, diliputi rasa bersalahku, dan juga rasa takutku akan kejaran mereka. Aku tidak salah.. Aku tidak melakukan kesalahan. Aku hanya membela diriku atas hal buruk yg akan mereka lakukan.

    Anak – anak berandalan itu yg memulai semuanya.. sekelompok orang itu yg tiba – tiba menyakitiku yg tidak melakukan hal apapun pada mereka. Hanya karena bola mata merah.. hanya karena aku berbeda, mereka menganggapku setan yg telah mengotori kota suci ini.

    Letusan tembakan terdengar dan suara teriakan – teriakan mikrofon petugas yang berwajib berteriak keras menyuruhku untuk berhenti.

    Aku berlari, Terus berlari tanpa memikirkan rasa lelahku. Aku tidak takut jika mereka berhasil menembakku dan akhirnya membunuhku.. Aku hanya takut dan tidak ingin mereka mencapku bersalah.. tidak, manusia tidak akan mengerti dan mendengarkan suaraku. Keturunan terkutuk yg dibenci tidak akan mendapatkan hak mereka disini.. tidak aku salah, bukan hanya dikota ini saja.. tapi juga dimanapun kami berada…

    Kami hanyalah keturunan yang menerima Wabah (Plague) yg dibenci..


    ***​

    Tubuhku yang lusuh, kotor, dan juga kelelahan, berjalan pelan di areal luar perbatasan Kota Mekkah. Aku berjalan dengan merasakan kesedihan yang mendalam dengan apa yang telah terjadi pada diriku.

    Aku dengan perlahan berbalik melirik kembali kearah kota yg sebelumnya aku tinggali. Aku melihatnya kota mekkah dari luar perbatasan. Tiba – tiba perasaan itu muncul dan aku merasakan bahwa aku tidak akan lagi bisa kembali ketempat ini..

    ya, aku tidak bisa lagi kembali ketempat dimana Kiblat Tuhan berada..


    ***​


    City of Kabul, Afganistan Circa 2002

    Aku pergi melarikan diri dari semuanya.. rasa bersalahku karena telah melakukan pembunuhan membuat hidupku tidak tenang. Aku hanya berpikir segalanya telah selesai untukku. Tidak ada masa depan.. tidak ada lagi hal penting yg harus aku lakukan di Dunia ini.. Tidak ada..

    Afganistan, Negara yg mengalami kecamuk peperangan dengan kestabilan politik yg hancur yg memperlihatkan kondisi penderitaan dimana – mana pada rakyatnya. Pertempuran yg sebelumnya terjadi antara sekutu melawan Taliban dan Al-Qaeda memberikan dampak besar sekarang pada kehidupan warga – warga sipil. Pada akhirnya mereka rakyat sipil yg harus merasakan penderitaannya.

    Kenapa aku pergi dari kejaran mereka dan datang kemari? Karena aku ingin mati…


    ***​


    Hidup disituasi kondisi Negara yg sedang membangun politik mereka yg telah hancur. Aku tetap hidup dijalanan dengan mencari sisa – sisa makanan dari bak sampah dan tinggal berpindah – pindah dari reruntuhan bangunan yg satu ke reruntuhan bangunan yg lain.

    Ledakan Bom disaat malam ataupun suara rentetan tembakan ketika keadaan gelap gulita merupakan suasana umum disini. Bukan hal yg aneh, jika ketika pagi hari aku menemukan mayat dengan bergenangan darah dikerubuti oleh lalat – lalat menjadi tontonan orang – orang kota.

    Kematian yg didapat demi mempertahankan pandangan mereka. bentuk pengorbanan yg dilakukan demi revolusi, menjadi pahlawan ataukah menjadi orang bodoh?

    Aku terduduk di reruntuhan bangunan memandang anak – anak sedang bermain bola dengan saling melemparkan object itu kesetiap orang yg bermain. Pemandangan yg jarang dapat kulihat secara jelas, beberapa orang tua memandangi anak – anak itu dan terkadang tertawa, bergembira. Beberapa penjual minuman terlihat disana menjual dagangannya yg sedang dibeli oleh beberapa orang.

    Lemparan bola melenceng dan akhirnya bergelinding mendekat menuju kearahku. Seorang gadis kecil yang mengenakan kain tudung dengan poni rambut yg masih terlihat, berlari mendekat kearahku berusaha mengambil kembali bola yg digunakan mereka dalam permainan.

    Bola terus menggelinding, dan akhirnya berhenti ketika aku tahan menggunakan lengan kananku. Aku yg mengenakan sweater hitam dengan tudung hitam yang menutupi wajahku, kemudian mengambil bola itu dan kemudian meregangkan tangan kananku kedepan memberikan kembali bola itu pada gadis kecil yg telah berdiri didepanku.

    Aku sedikit gundah ketika melihat wajah gadis itu.. Aku takut jika dia merasakan takut padaku dan juga membenciku karena memiliki bola mata merah.

    Sang gadis yang terdiam sejenak kemudian mengambil bola dari tanganku dan memegangnya didadanya dengan kedua tangannya seraya berkata.

    “Ayo Kak.. ikut Main bersama kami..” gadis itu berkata dengan memberikan juga senyum manis padaku.

    Aku tercengang.. Dalam hidupku, baru kali ini pertama aku merasakan begitu diterima..

    Bahagia? Inikah yg disebut perasaan bahagia?


    ***​


    Aku tergeletak bersimbah darah, terkapar bersama mereka semua disini. Gelimpangan mayat – mayat orang tua terbaring dijalanan bersama dengan tubuh – tubuh anak kecil tidak berdosa yg juga sekarang diam tidak bergerak.

    Ledakan yang sebelumnya jatuh dari langit telah membuyarkan semua moment bahagia yg baru saja aku dapatkan..

    Kenapa ya Allah? Kenapa begitu cepat kau hilangkan semua kebahagiaan dalam hidupku? Mereka hanya warga sipil yg tidak bersalah… kenapa mereka harus menjadi korban peperangan dari mereka yg sedang berselisih.

    Tubuhku yg lemah dan berlumuran darah bergetar hebat.. bergetar merasakan kebencian mendalam yg lahir dalam jiwaku karena mempertanyakan segala Kehendak-Nya.

    Kesadaranku semakin lama semakin menghilang…​

    Sebelum segalanya menjadi gelap gulita, aku mendengar suara langkah kaki mendekat kearah diriku dan mendengar suara seseorang berbicara dengan bahasa Spanyol.

    No creo que la sangre se reunirá con el titular de Viator aquí ..
    (Aku tidak menyangka akan bertemu dengan pemilik darah Viator disini..)


    ******​
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update lagi :yahoo:

    Act – 7.15 Meet The White Dress Woman with Rapier

    Pria paruh baya itu bernama Selvandor…​

    Aku terduduk diam pada kursi tua antique dengan deretan meja yg panjang dimana mereka, anak – anak yg memiliki bola mata merah sepertiku juga duduk pada kursi mereka masing - masing.

    Ruangan yg kutempati ini cukup besar, berisi beberapa patung romawi tua yg utuh dan juga yg telah rusak dimana hanya meninggalkan beberapa bagian tubuhnya saja yg terlihat. Nuansa kelam adalah hal yg bisa dirasakan. Sumber cahaya ditempat ini hanya muncul dari cahaya api obor yg tergantung di dinding – dinding dan juga cahaya dari lilin – lilin yg berdiri ditengah2 meja makan.

    Kami semua menunggunya.. Selvandor, Pemimpin dari kelompok ini yg akan melakukan ritual rutin penting yg telah biasa kami lakukan.
    Ritual itu mengisyaratkan dan mengingatkan bahwa kami adalah anak – anak pilihan yg merupakan perlambangan pengingkaran pada Tuhan.


    ***​

    Isla del Meridiano, Spain Circa 2005

    Beneath Virgin La Caridad Chapel, El Hierro


    Sebuah pulau yg menjadi bagian dari Negara Spanyol, itu adalah tempat dimana kami berada sekarang. Kami anak – anak pemilik bola mata merah atau yg kelompok ini sebut sebagai Viator (Messanger) telah dididik dan diajari berbagai macam hal.

    Mulai dari belajar bagaimana menggunakan berbagai senjata baik senjata tajam maupun senjata api, Kami telah dididik juga untuk menghilangkan sifat belas kasihan dan juga rasa takut. Secara tidak langusng, kami telah dididik untuk dapat melepaskan nyawa seseorang dengan mudah.

    Selvandor mengatakan kepada kami semua bahwa rasa sakit yg berdiam dalam tubuh kami yg mengalir dalam darah Viator merupakan sebuah ujian agar kami semua memenuhi jalan agar sampai pada garis takdir yg kami miliki. Membunuh adalah hal yg jahat namun merupakan hal yg efektif untuk membersihkan dunia ini dari mereka orang – orang berideology yg hanya merusak dunia ini dengan perlahan.

    “Bunuhlah mereka atas nama Lord Sammael… Lupakan kekangan dan Rasa takutmu pada Tuhan… ingatlah kalian adalah anak terpilih yg disiapkan untuk memegang dan merubah kekacauan yg ada..”


    ***​


    Untuk beberapa hal dalam pembelajaran, aku telah melakukan kembali dosa yg dahulu pernah aku lakukan. Aku membunuh dia seorang anak viator dalam sebuah test yg harus kami semua jalani.

    Pedang yg kupegang berlumuran darah… tubuh lawanku terkapar dilantai bersimbah darah dan terlihat telah kehilangan desahan nafasnya..
    Aku merasakan ada sesuatu yg salah.. tidak ada penyesalan.. tidak ada rasa takut pada Tuhan.. Kenyataannya aku merasakan sebuah kesenangan..
    Apa yg terjadi padaku?


    ***​


    Sebuah rentetan ledakan besar terdengar..

    Anggota kelompok tempat kami bernaung yg mengenakan pakaian robe hitam dengan topeng putih yg membentuk wajah manusia, terlihat berlarian seperti ada sesuatu yg tengah terjadi diluar sana.

    Test yg harus dilewati oleh kami para Viator, berhenti dengan seketika. Ke 63 anak – anak Viator kemudian bergerak mengambil senjata – senjata dan kemudian ikut berlarian mengikuti mereka para orang – orang berjubah hitam keluar dari ruangan tempat aku berada.

    Aku menjatuhkan pedang ditanganku dan menimbulkan dentingan dilantai. “Bruugh!!” Aku jatuh berlutut dengan menundukan kepala.

    Aku telah mencoba membencimu… Aku telah mencoba untuk menjadi bagian dari mereka yg mengingkarimu..

    Tapi kenapa hatiku merasakan ini adalah salah? kenapa aku merasakan kesepian yg mendalam beserta kekosongan?

    Apa aku merindukanmu ya Allah?


    ***​


    Aku melangkah didalam labirin Chapel dengan menyeret pedang perak berlumuran darah dan melepaskan suara gesekan pada lorong yg sepi itu.
    Ledakan, suara rentetan senjata, teriakan kepiluan terdengar begitu sangat jelas…

    Aku menyadarinya.. kelompok ini telah diserang sejak tadi.. siapakah yg menyerang? Pemerintahkah? Ataukah gerakan – gerakan agama fanatic yg ingin menghancurkan kelompok gelap ini. Aku benar – benar tidak tahu dengan pasti apa yg sedang terjadi diluar sana.

    Aku Said Ibrahim, satu – satunya Viator yg berjalan sendirian didalam bangunan yg gelap sekarang ini. tidak peduli dengan hidup orang lain dan juga tidak peduli pada hidupku sendiri.. Aku merasakan kebingungan dengan apa yg telah selama ini aku lakukan..

    Pegangan.. aku merasakan kehilangan pegangan dalam hidupku..


    ***​


    Aku sampai di Hall utama. Walaupun penerangan ditempat ini begitu minim, tapi aku dapat melihat sosok tubuh mereka anak – anak pemilik bola mata merah sedang terbaring dilantai.

    Bau darah dapat aku cium begitu menyengat. Tubuh – tubuh mereka yg sebelumnya berlatih bersamaku, makan pada meja yg sama bersamaku, dan juga mengalami ritual yg sama, sekarang telah tidak bernyawa.

    Aku merasakan kemarahan… ​

    melihat pemandangan ini mengingatkanku dengan kebencian orang – orang terhadap kami para Viator. Kebencian yg sama yg mengingatkanku pada orang – orang yg menyakitiku di Kota kelahiranku Mekkah dan akhirnya aku bunuh dengan tanganku sendiri.


    ***​


    Aku bergerak dari sisi ruangan mencoba melihat 3 orang yg tidak kukenal sedang berdiri. Terdengar olehku mereka sedang ribut membicarakan sesuatu dan nampaknya terjadi konflik diantara mereka.

    Suara seretan pedang yg kubawa menghentikan perbincangan mereka dan akhirnya orang – orang itu mengalihkan perhatiannya padaku.

    Aku memandang sosok tiga orang yg ada dihadapanku sekarang..

    Pria sebelah kanan dengan ukuran tubuh besar, berambut botak dengan kulit berwarna hitam dan mengenakan setelan jas hitam dilapis jaket kulit panjang, memandangku dengan tajam dengan tetap memegang rifle antique dengan kedua tangannya.

    Disamping Pria itu aku melihat seorang wanita yg cukup cantik yg memiliki rambut ikal panjang berwarna pirang ,dengan bola mata biru yg indah, dan mengenakan pakaian dress putih panjang yg dibalut dengan korset hitam, memandang dengan begitu keheranan padaku.

    Pria terakhir didepanku yang berada disamping kiri wanita itu, memiliki perawakan yg tidak rapih dengan rambut keriting yg cukup panjang berwarna hitam, mengenakan pakaian serba hitam mengkilat yg dibalut mantel hitam panjang, menodongku dengan senjata jenis Revolver dengan santai sambil menghisap rokok yg berada dimulutnya.

    Mereka kah Order of Silver yg Selvandor bicarakan?


    ***​


    Aku bernafas terengah – engah.. Rasa sakit akibat luka yg aku alami dapat aku rasakan.. Ya, aku merasakan darah mengalir keluar dari tubuhku..

    Melumpuhkan ketiga Orang yg telah memporak – porandakan tempat ini bukanlah hal yg mudah bagi anak dengan usia 12 tahun sepertiku. Walaupun aku telah bisa melukai kedua pria itu, namun wanita ini lebih hebat dari yg aku kira.

    Aku akan mati disini?​

    Aku terduduk bersender pada dinding ruangan dengan memegang perutku yg berdarah dengan tangan kananku.

    Telah merasa tidak berdaya… hanya tinggal menunggu gerakan terakhir yg wanita ini akan lakukan padaku.

    Aku memandangnya.. memandang wajah wanita cantik dihadapanku yg terlihat begitu sedih dan merasa iba melihat kondisiku. Aku tidak mengerti kenapa ia tetap diam memegang rapier ditangannya yg berlumuran darah.

    Hal terakhir yg bisa kulakukan disaat rasa lemas telah menjalar pada tubuhku hanya memberikan senyuman padanya… dan tidak terasa, air mataku mengalir keluar.

    “Bunuhlah Aku..”


    ***​


    Rapier yg ia pegang terjatuh bersuara dilantai. Wanita dihadapanku bergerak dari tempatnya dan kemudian berjongkok memeluk tubuhku.

    Kenapa? Kenapa dia tidak membunuhku?​

    Wanita berambut pirang yg sedang memelukku, menangis meraung – raung dan Aku merasakan air matanya mengalir membasahi bagian baju dipundakku.

    Kebingungan yg melanda, aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi… Aku tidak mengerti kenapa wanita ini malah memelukku padahal aku telah melukai kedua teman pria nya.

    Aku yg telah kehilangan banyak darah mulai merasakan kesadaranku mulai hilang secara perlahan. Kata – kata terakhir yg dapat kuingat sebelum akhirnya kehilangan kesadaran, hanyalah nama yg diucapkan oleh gadis ini secara berulang – ulang.

    Gabriel… Nama yg wanita ini ucapkan dalam tangisannya..


    ******
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update last ACT 7 :suling:

    Act – 7.16 Last Time with You

    Tuscany, South Florence Italy Circa 2005


    Aku datang ke Eropa dibawa oleh Rodriguez, Sanchez, dan Sannael. Aku masih tidak mengerti kenapa mereka Order of Silver menyelamatkanku dan tidak membunuhku yg seorang pemilik darah Viator dalam Operation Roseline yg mereka kerjakan.

    Terduduk di jok belakang bersama wanita ini, melihat suasana ketiga anggota Order yg saling bercanda selama dalam perjalanan. Diam tanpa bersuara sudah tidak peduli lagi apa yg akan mereka lakukan padaku nanti ketika telah sampai ketujuan.

    Mengeksekusiku disini di depan kelompok mereka? itu sudah tidak penting lagi bagiku..​

    Wanita itu yg bernama Sannael, menggerakan lengan kirinya dan memegang kedua tanganku yg berada dipangkuanku. Sang gadis berbicara dan bertanya mengapa aku diam saja sejak tadi selama perjalanan.

    “Jika ingin membunuhku kenapa tidak membunuhku di Spanyol? kenapa harus membawaku hingga sampai ke Eropa..?”

    Sannael terdiam sesaat memandangiku dan tidak menjawab segera perkataan yg aku lontarkan..

    “Kenapa kamu masih berpikir seperti itu? Kami tidak akan membunuhmu..”


    ***​


    Villa del Poggio Imperiale Area, Tuscany

    Aku membuka mataku terbangun di tengah kegelapan malam. Mimpi buruk dan kejadian dimasa laluku kembali terlintas didalam lelapnya tidurku. Keringat mengalir, tubuhku basah sekali karena ketegangan.

    Aku memandang kesamping kiriku dan melihat Sannael dengan gaun putih disertai dengan selimut yg munutupi tubuh kami berdua, dengan posisi tubuhnya yg mengarah kesamping, dia memeluk tubuhku.

    Kenapa..? Kenapa wanita ini begitu banyak peduli padaku?


    ***​


    Order of Silver sebuah organisasi persaudaraan yg dibangun oleh tiga pemimpin agama Samawi. Bergerak dibawah tanah secara rahasia, menghentikan segala bentuk tindakan yg mengancam dunia dari segi supranatural.

    Aku belajar disini dengan bimbingan keras dari Rodiguez dan Sanchez. Mereka melatihku menjadi bagian dari Order dan disiapkan untuk menjadi seorang ksatria yg berjalan di jalan Tuhan.

    Sannael mengajariku juga banyak hal. Dia menceritakan hal – hal yg tidak kuketahui, mengenai perselisihan antara dua kelompok yaitu Order dan juga kelompok yg sebelumnya aku ikuti. Dia mengajariku tentang Tuhan.. membuatku kembali sadar akan Adanya Dia yg Maha Kuasa yg Berkuasa atas seluruh alam semesta.

    Rodriguez dan Sanchez membangun tubuh fisik ku dari luar dari segala pelatihan – pelatihan yg mereka berikan, sedangkan Sannael membangun diriku dari dalam.. membangun diriku dari hati dan jiwa..


    ***​


    5 tahun aku hidup bersama Sannael dan telah mulai bisa melupakan perkataan – perkataan Selvandor mengenai tujuan akhir dan takdir yg dimiliki dan harus dijalani oleh Viator.

    Ritual Perjamuan darah yg dahulu sering aku jalani untuk menekan penyakit yg mengalir dalam tubuhku, kini tidak lagi kulakukan disini dan menyebabkan terkadang rasa sakit itu muncul dalam diriku secara tiba – tiba.

    Terbatuk – batuk dengan memuntahkan darah… merasakan rasa sakit dan penderitaan tanpa ada seorangpun yg dapat menolong.

    Sannael bersikeras mencari cara untuk menolongku. Dia melakukan berbagai hal hingga akhirnya Grandmaster Order menyetujui dibukanya sebuah proyek yg meneliti mengenai penyakit yg hidup dalam darah para Viator.


    Kata – katanya yg lembut, senyumannya padaku, dan juga pelukan hangatnya…

    Membuatku merasakan memiliki keluarga..


    Aku masih berpikir bahwa Tuhan memang tidak adil padaku.. mengeluh pelan dalam pelukannya ketika dilanda rasa sakit yg tengah menyerang tubuhku.

    “Kau bukanlah anak – anak yang terkutuk. Kau adalah Viator Sang Pembawa Pesan bahwa keberadaan Tuhan dan sumber kejahatan benar – benar ada.

    Semua hal buruk yang menimpa dirimu bukanlah berarti bahwa Tuhan meninggalkanmu.

    Percayalah, Itu merupakan sebuah cobaan yang diberikan-Nya yang merupakan bukti bahwa Ia memperhatikanmu dan tidak mengabaikanmu.”

    Aku selalu mengingat kata – katanya itu… seorang wanita yg selalu memberikanku keteguhan hati agar tetap percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa, percaya akan lindungan-Nya, dan percaya bahwa sekarang aku berada dalam cobaan yg Dia berikan.

    Aku adalah orang yg sebelumnya pasrah kepada hidup dan ingin mendapatkan kematian untuk melepaskan rasa sakit yg aku alami..

    Tapi tidak untuk sekarang..

    Aku ingin tetap hidup bersamanya.. menjalani hari – hariku disampingnya..

    Air mataku menetes, isakan tangisku keluar.. Aku menangis dalam pelukannya, memeluknya dengan erat tidak ingin merasakan kembali ditinggalkan dan juga kesendirian.

    Sannael memelukku juga dengan erat. Dan membisikan kata – kata lembut didalam tangisanku.

    “Aku telah berada disampingmu jauh sebelum kamu mengenalku sekarang ini... Maafkan diriku yg telah Melanggar dan meninggalkanmu.. Maafkan aku..”


    ***​


    Florentia, Italy circa 2010

    Piazza della Signoria Area


    Mobil hitam Audi S8 yg membawa kami berempat berhenti di daerah Piazza dell Signoria. Aku yg duduk dibelakang bersama Sannael merasakan perasaan yg tidak enak ketika Order meminta Sanchez, Rodriguez, dan Sannael untuk datang ke Florentia.

    Aku turun dari mobil dan berjalan bersama 3 anggota Order ditengah keramaian Piazza della Signoria yg dipenuhi orang – orang dengan kesibukan mereka masing – masing, beserta juga beberapa wisatawan yg terlihat sedang mengambil foto2 suasana disana dengan kamera yg mereka pegang.

    Kami tiba ditempat tujuan didalam Areal itu dan melihat Grandmaster Order sedang berdiri bersama dengan seorang Professor terkemuka Museum di London yg sedang memegang kotak hitam berbentuk persegi panjang dengan kedua tangannya.

    Aku berdiri tidak jauh dari mereka semua yg sedang membicarakan sesuatu. Terlihat keseriusan mereka membicarakan topic yg mereka bahas yg tidak aku mengerti sama sekali.

    Aku memandang kelangit dan melihat pemandangan Piazza dimana aku sekarang berada. Tiba – tiba jantungku berdegup kencang.. aku merasakan hatiku sakit. Penyakitku kambuh lagi? Tidak.. ini berbeda… perasaan ini berbeda..

    “Said..”​

    Aku membalikan badanku dengan lengan kanan yg masih memegang dada dan melihat Sannael telah berdiri dibelakangku.

    Dia tersenyum dan memberitahukanku bahwa dia mendapatkan Misi penting bersama Rodriguez dan juga Sanchez dan aku tidak boleh ikut bersama mereka. Sannael menyuruhku untuk ikut bersama Grandmaster. Wanita cantik didepanku mengatakan, ketika segalanya selesai dia akan datang menemuiku di Order of Silver.

    Hatiku masih terasa sakit, jantungku masih berdegup sangat kencang. Aku mengeluh dengan raut wajah yg begitu gelisah dan mengatakan bahwa aku merasakan sebuah firasat buruk. Aku ingin agar Sannael tidak ikut dalam misi itu.. aku ingin agar dia tidak pergi.

    Sannael belutut dan menggerakan tangan kanannya memegang wajahku.

    “Tidak perlu Khawatir aku akan baik – baik saja.. Tuhan ada bersamaku..”

    Aku terdiam tidak bisa berkata – kata lagi.. hanya bisa tertegun memandang wajah wanita didepanku.

    Senyuman manisnya.. senyuman yg ingin kujaga..

    Kebaikan hatinya.. kebaikan yang selalu kudambakan..

    Aku berdiri disamping Grandmaster dan Professor dari London. Aku memandangi mereka, Rodriguez, Sanchez, dan Sannael yg sedang berjalan melangkah pergi dari tempatku berada.

    Sannael membawa kotak hitam itu dengan kedua tangannya. Semakin dia melangkah jauh dariku, semakin tidak tenang hatiku. Entah mengapa aku merasakan ini adalah kali terakhir aku akan melihat wajahnya.. tidak, aku tidak ingin ini menjadi sebuah perpisahan.. Aku percaya pada mereka bertiga dalam Misi.. Aku percaya mereka akan kembali.

    Ya Allah.. Dia adalah orang yg percaya.. Aku tahu Engkau ada untuknya.. Aku percaya Engkau pasti akan melindunginya..


    ***


    Firasatku burukku ternyata benar…

    Dan segalanya akhirnya terjadi sekarang…

    Tragedy misterius di Roma..

    Tim Order menghilang bersama dengan seluruh kehidupan di Kota Roma..

    Tidak ada penjelasan apapun.. ​


    Aku berdiri tegak menunduk ditengah hujan dimalam hari ketika semua berita itu sampai pada Order of Silver.

    Dalam guyuran hujan yang dingin, dan dalam suara kilatan petir yg bersahutan dimana angin dan juga awan gelap menyelimuti kota ini, Aku merasakan rasa sakit yg sangat dalam.

    Kebencianku memuncak disertai dengan amarah pada kepercayaan yg aku pegang..


    “Kenapa Engkau mengambil segalanya dariku.. kenapa engkau mengambil orang yg paling berarti dalam hidupku…

    Dia yang beriman padamu, hambamu yang begitu taat dan Dia juga yang selalu meneguhkan hatiku bahwa Keberadaan-Mu benar – benar ada..

    Kenapa Engkau tidak melindunginya..? Kenapa Engkau malah meninggalkannya..?

    KENAPA YA ALLAH!!!????”


    Aku berteriak kencang.. menegadahkan kepalaku keatas langit gelap yg masih juga memuntahkan aliran air yg deras membasahi tubuhku yg sedang mengalami kepiluan.

    Air mata yg sejak tadi tertahan tidak bisa lagi dipendam mengalir deras melepaskan segala perasaan dalam hatiku. Aku akhirnya rubuh berlutut dengan menunduk dan mulai membenci segalanya..

    Aku telah ditinggalkan sejak pertama kali aku dilahirkan kedunia ini..

    Kau tidak pernah melirikku dan peduli padaku..

    Telah cukup untuk segalanya…

    Ada atau tidak adanya Engkau… tidak berarti apa – apa bagiku sekarang..


    ******​
     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    Act 8 update :matabelo

    ACT – 8 “ Last Act for Book One : End of the Sect ”



    Gloria en el silencio..
    Raise your hand… feel the bless, Drink the blood..
    La oración en la ira..
    Blackest soul… opponent the Holy, Emblem of Disgrace..
    Condenación escarlata..
    The child bless by cursed blood, Leave the holy in the otherside ..
    Obligado de la tristeza…
    Accept the Destiny.. Another Holy Grail, Requiem of God..



    Act 8.1 Stato della Citta del Vaticano


    Vatican, sebuah Kota suci yang merupakan Negara terkecil didunia yg memiliki wilayah kedaulatan didalam wilayah Negara Itali. Tempat ini merupakan wilayah dari tahta Suci tempat dimana Pope tinggal untuk memerintah, serta tempat ini juga menjadi pusat dari otoritas gereja katolik seluruh dunia.

    Negara yg diakui secara de jure and de facto yg memiliki jumlah populasi penduduk terkecil, menggunakan sistem politik pemerintahan Absolut Monarki Elektif. Merupakan suatu contoh kongkrit dari bentuk sistem struktur keagamaan yg kuat yg hidup dalam lingkup Negara dan menyokong tiap – tiap perwakilan Agama Katolik dari seluruh dunia.

    Tempat yg diberkati dan memiliki kemegahan ini, setiap tahunnya merayakan perayaan keagamaan Kristen Katolik yg disambut antusias dan juga khusuk oleh para pemeluk Katolik yg berkumpul berbondong – bondong di Saint Peter’s Square.

    Tapi segalanya telah berubah…
    Warisan Arsitektur dan juga Kedaulatan Gereja katolik ini telah menghilang. Tidak ada lagi keuskupan tinggi, tidak ada lagi wakil Tuhan penghenti peperangan di Dunia yg telah ditinggalkan.

    Insiden pada tahun 2010, membuat kota ini akhirnya diisolir. Tidak ada lagi lonceng yg berdentang, nyanyian – nyanyian chorus, dan juga perayaan besar Keagamaan yg sebelumnya biasa disiarkan oleh televisi internasional.

    Sekarang tempat ini hanya menjadi kota mati dan meninggalkan bangunan indah beserta juga meninggalkan banyak misteri yg masih belum terungkap…


    ***​


    Dengan sosok yg tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, ribuan bala tentara Mal’akhim tiba di Assiah. Para pelayan Tuhan itu menggerakan pelan kedua sayap kudus dipunggung mereka, berpijak diudara terbang melayang memandang Kota Vatican dari langit yg luas.

    Langit dipenuhi oleh mereka para Servus Dei yang mengenakan pakaian putih bersih dengan armor perak bercahaya dan juga perlengkapan perang Yetzirah. Pedang api yg menyala – nyala, tombak suci kudus yang memancarkan cahaya kemilauan, dan panah api dengan busur api yg berkobar mewakili semua perlengkapan yg mereka bawa selain tameng suci yg beberapa dari mereka pegang.

    Enam cahaya Kudus jatuh dari langit tiba diantara Mal’akhim yg sedang melayang tinggi memandang St. Peter Basilica.

    Enam cahaya itu adalah 6 Seraphim tinggi yaitu Michael, Azrael, Israfel, Jophiel, Chemuel, Zadkiel yg mengenakan perlengkapan perang yang diberkati oleh Tuhan dan memancarkan sinar kemegahan.

    “Waktunya hampir tiba dan disinilah Kita melihat mereka yg dahulu dimuliakan akan berjuang atas takdirnya” pemimpin bala tentara Yetzirah Michael dengan suara lantang berbicara dan didengar oleh seluruh pasukan Yetzirah yg sedang melayang dilangit.

    Azrael yg melayang paling tinggi dilangit dengan robe hitam dibalut pakaian perang dengan zirah berwarna hitam pekat mengkilap, menggerakan kedua sayap hitam megahnya yg terbentang dari ufuk barat dan ufuk timur untuk menutupi tirai – tirai langit Kota Vatican.

    Langit kota yg merupakan Sanctuary menjadi lebih gelap dan kelam disertai dengan munculnya kilatan – kilatan petir mengelegar saling bergantian.

    Dan ini adalah waktu yg dijanjikan.. Mal’akhim akan menjadi saksi mata dari segala permulaan sebagaimana Kami dahulu pernah menjadi saksi dari penciptaan Adam.


    ***​


    Abandoned Saint Peter’s Square

    [​IMG]

    Dua lelaki berjalan dengan keteguhan hati mengenakan pakaian mantel panjang berwarna hitam, dengan kotoran debu yg menempel pada pakaiannya yg membuat sosok mereka terlihat lusuh. Dengan langit gelap yg mengerikan dan juga hembusan angin dingin yg terlihat tidak biasa, Mereka berdua berjalan dengan serius menapaki jalan lurus menuju St. Peter Square. Salah satu pria memegang Rapier dengan ukiran yg rumit pada gagangnya, sedangkan satunya lagi menenteng saw-off shotgun dan ditahan pada pundaknya.

    Terus melangkah dengan tatapan serius, tidak memperdulikan suara – suara langkah Mereka Yang tercemar yg berlarian mengejar dari arah belakang.

    Kelelahan yg ditekan dalam – dalam oleh suatu tujuan…

    The Sect ada disini…

    Kedua orang itu sampai pada gerbang St.Peter’s Square, memandang suasana kericuhan yg sedang terjadi disana. Cipratan darah, suara tebasan pedang, suara tusukan tombak, beserta suara rentetan peluru yg ditembakan dari larasnya menjadi perwakilan dari apa yg sedang mereka lihat sekarang.

    Tubuh – tubuh yang mengenakan pakaian robe hitam dan topeng putih, berjatuhan dijalanan dengan luka – luka yg mereka dapatkan. Menghadapi maut, bertempur melawan apa yg mereka sembah, Kelompok Pemuja Setan berusia ribuan tahun yg bertempur dengan Setan itu sendiri.

    Million memandang dengan seksama didalam lingkup Square dan tidak menemukan apa yg dia cari. Kerisauan hati muncul dalam hatinya karena dia tidak melihat Shade dan Elenna ditempat ini.

    “Mereka belum tiba.” Million berbicara pada Pierre.

    “Kurasa mereka berdua tidak akan marah jika kita mencicipi hidangan duluan.” Pierre hanya menutup mata dan dengan santai menjawab.

    Dengan tatapan dan gaya berbicara sedikit mengejek million berbicara “Hidangannya terlalu banyak.. apa kamu kira kita berdua sanggup menghabiskan semuanya Pierre?”

    “Kita akan melihat seberapa laparnya dirimu Million”

    Million tersenyum mendengar jawaban rekannya. Pemuda berambut putih itu kemudian menenangkan dirinya berusaha untuk rileks. 'Ini adalah tempat tujuan dari misi kami.. Tempat yg mungkin memiliki jawaban dari segala pertanyaan yg belum terungkap.'

    Mereka berdua kemudian mengambil ancang – ancang dan bergerak dari tempatnya, berlari kencang menuju kearah kerumunan peperangan yg ada didepan mereka.

    Katakan padaku Wahai Tuhan.. Apakah semua yg terjadi ini merupakan bagian dari rencana-Mu?

    Million berlari memegang rapiernya dalam posisi siap untuk melakukan tusukan sedangkan Pierre bergerak mengambil dua buah M1911 Silver Barrel dari holsternya dan mengarahkannya pada kerumunan anggota the Sect yg sedang ricuh kewalahan menghadapi para sosok setan yg terlihat jelas.

    Dua anggota Order itu masuk kedalam pertempuran. “Dorr!! Dorr!! Dorr!! Dorr!!” Pierre melepaskan rentetan tembakan pada Setan yang berusaha menyerang salah satu anggota the Sect yg bertempur menggunakan tombak dan membuat anggota The Sect itu kaget luar biasa. “Order?!”

    “Zleeeeeebsss!!” Million menusukan Rapiernya pada perut sosok yg sedang kaget itu. “Lama tidak bertemu kalian para pemuja kegelapan..” Million berkata lalu mendorong tubuh itu dengan menendang keras kebelakang menggunakan kakinya dimana disaat yg sama pula, ia melepaskan rapiernya dari tubuh lawannya. Tubuh The Sect itu terjatuh terkapar dijalanan mengeluarkan darah dan terlihat sedikit bergetar.

    Rekan – rekannya yg sedang kesulitan menghadapi serangan para Setan yang muncul dari berbagai arah, teralihkan perhatiannya pada dua sosok berbaju mantel hitam panjang yg bukan merupakan anggota mereka.

    “ORDER OF SILVER!!!!” salah satu anggota The Sect berteriak keras.

    “Wohoo.. kita teridentifikasi jelas diantara kerumunan perang ini sekarang.”

    “Merasa Takut? Jika kau takut, kamu akan kupecat sekarang juga Pierre.”

    “Heeh dipecat? Tunggu.. Aku tidak pernah merasa bekerja untukmu..”

    Perang kembali dimulai, Pierre melepaskan tembakan - tembakan pada anggota The Sect dan juga sosok Setan yang ada didepannya. Hal yg sama dilakukan juga oleh Million, Dia tiba – tiba masuk dalam sebuah pertikaian, lalu membunuh setan dan melukai berat anggota the Sect dihadapannya.


    Musuh dari musuhku adalah temanku. Sebuah ungkapan yg sering terdengar dalam perang namun hal itu tidak berlaku dalam perang ini.


    Sebuah gerakan indah dilakukan untuk menghindari ayunan serangan halberd yg dilepaskan oleh sosok berjubah hitam. Million menghindari serangan itu dengan mengenyampingkan tubuhnya sembari berputar dan kemudian melepaskan tusukan tepat diwajah lawannya.

    Suara halberd berdenting jatuh dilepaskan oleh pemiliknya. Million dengan cepat melepas senjatanya dari sosok yg ia lawan karena menyadari ada serangan lain yg dilancarkan mengarah padanya. Memperlihatkan gerakan pedang terbaik yg pernah ada, dengan juga berhasil menghindari semua serangan – serangan beruntun yg datang dari pihak The Sect dan juga dari Mereka yg Tercemar.

    “Drtttzzzzzzzzzzz!!!” suara senjata semi otomatis terdengar. Hujanan peluru itu diarahkan oleh anggota The Sect pada Pierre yg sejak tadi melumpuhkan rekan – rekannya dari jarak jauh menggunakan senjata dikedua tangannya.

    Pierre melakukan rolling kesamping dan kemudian berlari menghindari rentetan tembakan itu. Ketegangan muncul, berlari melompat dan terkadang menembaki sosok Setan yang menghalanginya dengan cepat adalah hal yg dilakukannya saat ini.

    Pierre menyadari telah kehabisan peluru dalam senjatanya dan tidak memiliki waktu mereload kembali dalam kondisi sedang diserang seperti ini. Dalam ketegangan suasana yg ada, Pierre menyimpan senjatanya kembali pada holsternya sembari tetap menghindari tembakan – tembakan yg hanya mengenai Mereka yg Tercemar, dan mengambil senjata lain dari balik mantelnya dengan cepat.

    "Here We Go!!!"


    *******​
     
  6. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update :matabelo:

    Act 8.2 Anxiety In the Midst of Battle

    Senjata tangan dengan warna permukaan perak mengkilat mengarah tepat pada sosok berjubah hitam yg sejak tadi menembaki Pierre dengan senapan semi otomatis. 44 Remington Magnum adalah senjata yg dikeluarkan dari balik mantel pemuda berkacamata itu dan sekarang sedang dipegang kuat oleh kedua tangannya.

    “JDORR!! JDORR!! JDORR!!” suara letusan senjata api dengan tekanan yg kuat bergema disertai dengan tekanan recoil yg cukup besar hingga membuat tangan Pierre bergerak keatas setiap kali melepaskan tembakan.

    Rubuh dipelataran jalan, target yg Pemuda berkacamata itu bidik terkena tembakan hingga terdorong terhempas kebelakang bersama dengan anggota The Sect yg lain yg menghalangi jalur tembakan lurus Pierre.

    Mencoba untuk kembali mengarahkan lurus senjatanya dengan benar, Pierre melihat bayangan gelap dibawah dirinya. Dia yg menyadari sesuatu, kemudian membalikan badan dan melepaskan tembakan pada sosok setan merangkak yg berusaha menyerangnya menggunakan cakar – cakar tajam yg ada ditangannya.

    “JDORR!! JDORR!! JDORR!!” Selesai melepaskan tembakan, Pierre mengelak kesamping dan membiarkan tubuh lawannya yg sedang melompat melayang itu jatuh tersungkur di jalanan dengan berlumuran darah.

    Rasa lega sesaat dapat ia rasakan. Sang pemuda yg membawa cukup banyak model senjata api dibalik mantelnya itu, kini kembali mengambil M1911 Silver Barrel miliknya lagi dan sedang mereloadnya tanpa memperdulikan musuh – musuhnya yg sedang berlarian kearahnya.

    “Ckrek!!” senjata dikedua tangannya telah siap. Pierre kemudian meletakan kedua tangannya dibawah dan memandang kearah sekelilingnya dimana sosok – sosok berjubah hitam itu kini telah melingkar disekitarnya. Pandangannya begitu serius menatap dengan tajam pada semua lawan didepannya, menunggu apa yg akan mereka lakukan.

    Suara lengkingan terdengar, gerombolan setan muncul entah dari mana dan menghabisi beberapa anggota The Sect yg berada disekitar Pierre. Keadaan focus buyar, Pierre lalu mengarahkan senjatanya dan melepaskan tembakan untuk memulai kembali kericuhan.

    Suara dentingan selongsong peluru berjatuhan, dan bau dari mesiu menjadi penggambaran keadaan yg sedang terjadi di sekitar Pierre. Di lain Situasi, Million terlihat sedang berlari kencang menuju sosok The Sect bertubuh besar yg sedang memegang gatling gun dan menembakan peluru – peluru panasnya pada gerombolan – gerombolan setan yg berusaha mengepungnya.

    Menghindari semua anggota The Sect yg menghalanginya tanpa melepaskan tebasan, Million tetap focus pada targetnya yg benar – benar menyulitkan karena melepaskan tembakan membabi buta tanpa memandang kawan atau lawan.

    Sosok hitam dengan gatling gun ditangannya, menyadari keberadaan Million yg sekarang ada dibelakangnya. Dengan reflex dan tenaga yg kuat, sosok besar itu kemudian berbalik sembari menggerakan gatling gun ditangannya kesamping kanan berusaha memukul Million.

    Menghindar disaat yg tepat, Million menunduk menghindari ayunan gatling gun lawan dihadapannya. Memegang erat rapier yg sedang dia pegang, pemuda berbaju aristocrat hitam itu melepaskan tusukan kuat mengarah pada jantung lawannya.

    Tidak ada suara rintihan… darah merah mengalir dan menetes.. tubuh besar itu diam mati dengan seketika dan terdorong jatuh kebelakang setelah Million mencabut kembali senjatanya.

    Terengah – engah karena berlari cukup jauh sebelumnya, Million yg berusaha menahan rasa kelelahannya sekarang memandangi suasana disekeliling dirinya. Melihat St.Peters Square yang cukup luas dengan dibatasi bentuk bangunan pola lingkaran dipinggir lapangan Square dimana ditengah nya terdapat obelisk yg menjulang, sang pemuda dengan rambut putih dan memiliki bola mata biru melihat semakin banyak Setan – setan berdatangan melompat dari bangunan melingkar di Square, merayap, dan berjatuhan, berusaha menghabisi semua manusia yang ada ditempat ini.

    Million menyadari, Jumlah para gerombolan Setan semakin banyak berdatangan dan tidak ada habisnya. Ia melihat anggota the Sect yg bertempur ditempat ini telah banyak yg terbaring tidak bernyawa dengan rembesan darah yg menggenang.


    Bertahan di tempat ini hingga Agresi berhenti? Apa hal itu memungkinkan?​


    Dalam riuhnya nuansa pertempuran, Million berusaha berpikir jernih dan mencari cara mengatasi jumlah lawannya yg datang semakin banyak.

    “Teeenggg!!!” suara kedua senjata berbenturan, Million menangkis serangan pedang yg datang kearahnya secara tiba – tiba dan dengan sekuat tenaga dia mendorong tubuh lawannya dengan melepaskan tendangan keras.

    Pemilik gelar Master dalam Order ini kembali mengayunkan pedangnya, menyerang dan bertahan dari lompatan – lompatan Setan yg merangkak beserta menahan serangan dari anggota The Sect yg juga bergerombol datang padanya.

    Keadaan yg telah ricuh sejak tadi, menjadi lebih menyulitkan akibat datangnya sosok – sosok bersayap yg terbang dilangit. Bukanlah gerombolan burung, sosok itu adalah Mereka yg Tercemar yg memiliki sayap dipunggungnya berwarna merah gelap, dengan bola mata merah menyala meludah dari mulutnya kearah manusia dibawah sana.

    Berusaha menghindar sebisa mungkin, Pierre melompat dan melakukan rolling kesamping menghindari ludahan setan itu yg mengarah pada dirinya. Beberapa anggota The Sect yg tidak sempat menghindari serangan dari udara, mengerang kesakitan akibat pakaian yg mereka kenakan meleleh hingga masuk dan melelehkan pula tubuh mereka. Berlutut bergetar menahan sakit, Para setan yg bersayap itu kemudian bergerak terbang rendah dan kemudian memotong kepala targetnya hingga terputus dari badannya.

    Sadar akan bahaya yg lebih mematikan dari udara, Pierre dengan segera kembali berdiri lalu menembaki mereka yg melayang diudara sembari berlari. M1911 Silver barrel yg ia pegang, digunakan secara bergantian menembaki para Setan udara dan juga para Setan yg merayap dan berjalan dijalanan.

    Memiliki gelar Gunslinger, Pierre dengan cekatan bergerak menggunakan feeling, menembaki dengan tepat musuh – musuhnya tanpa meleset walaupun ia tidak melihat dengan pasti dengan membidik lokasi dimana keberadaan musuhnya.

    Mereload kedua senjata ditangannya dengan hanya membutuhkan waktu 3 detik, Pierre kembali berlari kencang melepaskan rentetan tembakan beraturan dan berusaha mengelak sempurna menghindari serangan dan tubrukan dari makhluk – makhluk udara yg bergerak terbang rendah.

    Melihat sekilas kondisi rekannya yg menggunakan Rapier. Pierre melihat gerombolan setan merangkak semakin banyak bergerak mendekati rekannya yg sedang bertempur sendirian melawan 6 orang anggota The Sect. sang pemuda berkacamata berteriak untuk menarik perhatian rekannya.

    Million yg sedang sibuk dengan pertempurannya sendiri, sedikit teralihkan perhatiannya pada teriakan Pierre. Pemuda yg tidak mendengar jelas apa yg rekannya katakan itu hanya melihat Pierre sedang mengigit kunci safety dari hand Grenade yg ia pegang menggunakan tangan kirinya,

    Million terkejut, dengan cepatnya ia kemudian menendang dan mendorong tubuh lawannya menjauh dari dirinya dan kemudian berusaha untuk lari dari lokasi itu. Para Setan yg merangkak melompat dan menyergap Anggota the Sect yg dalam posisi tidak siap hingga tubuhnya terjatuh.

    Miliion bernafas dengan terengah – engah, berusaha menghindari sergapan tiba – tiba dan ketika disaat yg sama pula terdengar suara dentuman besar.


    “DUUUUARRRRRRR!!!!!!”


    Terdorong oleh tekanan ledakan, tubuh Million tersungkur keras dijalanan. Pierre yg melemparkan hand granade, menutupi wajahnya dengan tangan kirinya dalam posisi menyiku kedepan berusaha melindungi dirinya dari asap dan debu ledakan.


    ***​


    Dengan tubuh yang bergetar dan rasa sakit yg dirasakan dibeberapa bagian tubuhnya, Million berusaha kembali berdiri, menahan berat tubuhnya pada rapier yg ia tusukan ke jalanan.

    Dengan pandangan yg belum jelas karena kabur, Million mencoba melihat memandangi kesekelilingnya lagi. Dia melihat hampir 60% anggota The Sect yg ada ditempat ini telah terbantai oleh Setan - setan bengis dan kejam, dimana tubuh berjubah hitam itu banyak tergeletak dijalanan dan sedang dikoyak – koyak oleh sosok – sosok pemilik bola mata merah.

    ‘Sudah sampai ditempat ini, tapi rasanya beban yg ada lebih sulit. Pada akhirnya nanti, apakah dengan hanya dua orang saja akan bisa bertahan dan menghabisi ratusan Setan yg ada didalam Square?’ Million berkata didalam hatinya dan sedikit kehilangan keperayaan diri.

    “Pierre!!! Kita harus berlari kearah Basilica Sancti Petri!! jika bertempur ditempat ini terus tidak akan ada habisnya!!”

    “Berlari kearah gerombolan Setan yg lebih banyak didepan? Itu tidak ada bedanya dengan tetap bertahan menahan serangan ditempat ini!!” Pierre yg sedang kesulitan menjawab sembari tetap bergerak melepaskan tembakan – tembakan.

    “Aku merasakan ada sesuatu yg penting disana!! Kau ingat anggota The Sect yg kita temui sepanjang perjalanan? dan sekarang gerombolan yg lebih banyak ada ditempat ini!! Ada sesuatu yg tidak beres di Vatican!!”

    “Lalu apa rencanamu Million!!!”

    “Gunakan Hand Granade mu untuk membuka jalan didepan!!!”

    “Apa kau bilang?! Kau tidak sadar? Aku telah kehabisan Hand Granade sekarang!!!”


    *******​
     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update lagi :ehem:

    Act – 8.3 Phrase The Truth


    Saint Peter’s Throne, Catedral Petri


    Ditempat ini sekarang aku berada, memegang ramalan dari kitab terlarang yg tertulis dalam rangkaian frasa kegelapan dengan memandang jauh kedepan yg merupakan penantian dari inti keberadaan.

    Untuk segala hal yg telah coba kucapai. ini adalah waktu akhirnya. Pion – pion catur telah bergerak sesuai dengan perannya, bergerak untuk menggetarkan apa yg bukan menjadi milik mereka.

    Sisi yg dibatasi oleh kemuliaan, dan sisi yg tersembunyi dalam kesengsaraan. Manusia hanya menapaki hidupnya pada lahan yg disediakan serta bergerak mencari arah tujuan dari asal penciptaan. Penebusan yg pernah dilakukan adalah kesia – siaan. Pada akhirnya manusia akan kembali pada diri mereka yg tidak pantas mendapatkan gelar kesempurnaan.

    Hidup dalam kekangan kebohongan, terjepit dalam 3 dunia yg tak terlihat. Sampai kapan harus tertipu dengan apa yg terlihat oleh mata?

    Selvandor tersenyum menyeringai memandang altar suci Cathedral Petri. Tubuh Grandmaster The Sect dengan pakaian serba hitam dengan ukiran relief rumit dengan garis merah ditepian bajunya terlihat mengeluarkan rangkaian cahaya keunguan yg berpijar – pijar.

    “Sesuai dengan apa yg tertera pada ramalan yg tertulis, plot akan bergerak sesuai pada jalurnya. Holy Grail akan datang untuk mendekat pada Tombak yg dahulu pernah membunuh Dia yg dikuduskan.. Membuka segala rahasia yg tersimpan rapat – rapat oleh langit dan pengungkapan atas segalanya akan dimulai.. Whahahahahaha!!”

    Selvandor tertawa keras dan pijaran cahaya yg keluar dari tubuhnya semakin menyala – nyala. Aliran Energy yg dapat terlihat oleh mata telanjang yg keluar dari dalam tubuh pria paruh baya itu, terhempas keberbagai arah menimbulkan tekanan yg kuat dan menimbulkan retakan – retakan pada tembok – tembok bangunan dan juga retakan pada patung – patung yg berada didalam gereja.

    Di Area cathedral yg sepi yg hanya terlihat sosok Selvandor saja, seorang anggota the Sect yg menenteng tombak terlihat berlari menuju kearah pemimpinnya itu dengan tergesa - gesa. Sosok berjubah hitam mengenakan topeng putih, merasakan tekanan besar dari cahaya yg keluar dari dalam tubuh pemimpinnya dan merasakan kesulitan. Terus mencoba untuk menerobos untuk menuju posisi pria paruh baya itu, anggota the Sect itu tiba – tiba saja terlempar keras membentur kursi – kursi panjang gereja dan terjatuh berguling – guling kelantai.

    “Apa yg membuatmu datang kemari? Aku sudah memerintahkanmu untuk berjaga di pintu depan Sancti Petri!!” dengan nada marah Selvandor berbicara pada anggotanya yg terbaring menahan sakit dilantai.

    “Ukkh.. Maaf Grandmaster, Aku hanya ingin memberitahukan bahwa Order of Silver ada diluar.. Mereka ada di St. Peter’s Square..” Anggota the Sect itu menjawab dengan menahan sakit sembari berusaha untuk kembali berdiri.

    Selvandor sedikit terkejut mendengar informasi itu. ia lalu perlahan membalikan badannya memandang jelas Anggota the Sect yg sedang menghadap padanya. “Haa.. Jadi mereka telah sampai disini..”

    Anggota the sect yg terjatuh itu telah kembali berdiri dan sekarang ia memandang wajah pemimpinnya yg sedang tersenyum dengan bola mata merahnya yg menyala terang. ”Apa perintah selanjutnya Grandmaster??”

    Selvandor melangkah pelan kedepan lalu menjawab pertanyaan dari bawahannya sembari tetap berjalan. “Uji mereka.. tahan mereka sepanjang yg kalian bisa..”

    “Hanya menahan mereka dan juga menahan serangan para setan – setan itu Grandmaster??? Apa yg sebenarnya kita cari disini???”

    “Lakukan apa yg telah kuperintahkan tanpa bertanya alasan!!”


    ***​


    “Srinnkkk!! Prankkk!!! Crasshhhh!!!” suara yg meliputi sekitar diri Million yg bergerak tanpa berhenti untuk menghabisi segala penyerang yg datang.

    “Akkhhh!!” Million terperanjat, ia merasakan sesuatu sedang mencengkaram kuat lehernya. Terlihat jelas disana, salah satu setan yg merangkak melepaskan juluran lidahnya yg panjang dan mencekik keras leher Million.

    Pemuda yg kesulitan bernafas itu menjatuhkan rapiernya dan berusaha melepaskan lidah yg melingkar dilehernya menggunakan kedua tangannya.

    Membidik dari kejauhan, Pierre yg memegang 44 Remington Magnum mengarahkan dengan baik senjata perak ditangannya dan melepaskan lesatan peluru kuat kearah Setan yg berusaha membunuh rekannya itu. “JDORRR!!!”

    Cengkraman kuat melonggar, Million rubuh dijalanan dengan berlutut dan dapat kembali bernafas karena Setan yg sebelumnya menyerangnya kini telah rubuh bersimbahan darah.

    Menghela nafas lega karena telah berhasil menyelamatkan nyawa partnernya, Pierre tidak menyadari bahwa dua sosok Setan muncul dari arah belakangnya dan melepaskan dua pukulan keras yg membuatnya terpelanting jauh terseret dijalan.

    Mendengar geraman – geraman kesenangan dan Merasakan sakit, Pierre membuka matanya dan berusaha untuk kembali berdiri. Belum juga dia siap untuk kembali bertempur, tiga sosok setan bersayap telah ada didepan dirinya dan sedang mengambil ancang – ancang untuk melemparkan ludah mereka kearahnya. Mengetahui hal buruk, dengan segera pemuda itu bergerak berlari dan melakukan rolling menghindari tiga serangan cairan asam yg dilemparkan mengarah padanya.

    Berdiri dengan tegap ditengah – tengah St. Peter’s Square, Pierre dan Million menjadi dua orang manusia terakhir yg masih berdiri ditempat ini. Sosok – sosok berjubah hitam yg sebelumnya berperang, kini telah terbaring semuanya dijalanan diam bersimbah darah meninggalkan banyak gerombolan setan kelaparan yg sekarang memusatkan perhatiannya pada dua orang pria bermantel hitam yg telah terlihat sangat kelelahan.

    “Apakah harus berakhir disini?” Million berbicara dan memandang kesekeliling dirinya melihat ratusan setan bergerak pelan menuju kearah mereka berdua.

    “Perut kita tidak sanggup menghabiskan makanan yg terus datang.. Apalagi jika rasanya tidak enak” Pierre berkata pada Million yg berada disampingnya.

    “Apa yg harus kita lakukan sekarang Master Pierre?” Million memandang kearah Pierre dengan keresahan yg terlihat dari wajahnya.

    Pierre memejamkan mata sembari mengambil dua senjata perak dari holsternya menggunakan kedua tangannya. “Berdoa dan memohon perlindungan pada Tuhan tentunya..”


    GRAAAAAAAAAAAA!!!!



    Derap suara langkah kaki ratusan sosok Setan terdengar bergerak secara bersamaan. Debu – debu yg mengotori jalanan terhempas keudara. Ketakutan terpancar, keringat dingin mengalir deras.

    Pierre membuka matanya dan mengarahkan kedua senjatanya kearah yg berlawanan. Million yg berada disampingnya menatap tajam gerombolan setan didepannya dengan Stance bertahan menunggu tabrakan keras terjadi.

    Ditempat lain,didalam bangunan megah Basilica Sancti Petri, Selvandor Grandmaster The Sect berdiri di area Throne Saint Peter’s dan membuka Kitab hitam CODEX OF SATAN yg terantai rumit ditagannya dan membaca isi nya.

    “Berlututlah dan alunkan puji – pujian atas kedatangan Another Grail..”

    Cahaya – cahaya kebiruan berbentuk lingkaran sihir bermunculan dilangit – langit. Pierre dan million yg sebelumnya fokus menunggu serangan, tercengang kaget dengan apa yg mereka lihat dilangit.

    Para setan yg bergerak bersamaan juga teralihkan perhatiannya pada cahaya kemilauan yg muncul tiba – tiba dilangit. Lingkaran – lingkaran sihir itu bersinar lebih terang dan akhirnya pecah bersamaan memunculkan hujan deras pedang Kristal yg berjatuhan dari langit gelap.

    Pedang – pedang Kristal yg diliputi cahaya biru menusuk tubuh – tubuh terkutuk yg berkumpul ditempat itu. darah – darah yg Tercemar berhamburan dimana – mana. Erangan rintihan bergema disekeliling dua orang manusia yg sedang bingung melihat apa yg terjadi.

    “Visi yg terarah dalam penyesalan.. mengikat rantai kuat Cahaya yg dimuliakan yg hanya dapat meratapi dari langit. Cawan Suci yg berisi benih darah yg terpilih melangkah membuka bagian dari tabir ketiga.”

    Seorang gadis berambut hitam panjang berwajah yg rupawan dengan mengenakan pakaian dress putih, terlihat dari kejauhan sedang melangkah pelan berjalan mendekat. Memegang whip dengan kuat menggunakan tangan kanannya yg terbalut sarung tangan diatas siku, sang gadis dengan bola mata berwarna biru yg bersinar terang menatap tajam kumpulan setan yg ada dihadapannya yg menghalangi jalannya menuju dua orang anggota Order.

    “Elenna??!!” Pierre berteriak dengan terkejut.

    Million yg juga terkejut melihat Elenna yg sekarang sedang menggunakan kekuatan sihirnya melawan gerombolan para setan, teralihkan perhatiannya karena melihat bayangan gelap besar bersayap melayang tidak beraturan diatas langit Saint peter’s Square.

    Sosok besar yg memiliki dua sayap megah dengan empat pasang kaki yg terlihat dari bawah itu, akhirnya bergerak melayang menukik jatuh dengan keras membentur dan terseret di lapangan Square.

    “Setan terjatuh dari langit (Diablo Falling).. Malaikat menjadi saksi awal dari permulaan..”

    Getaran kecil dirasakan oleh Pierre dan Million. Mereka berdua memandangi tubuh besar berlumuran darah yg sedikit tertutupi oleh debu – debu dan asap yg bertebaran akibat retakan besar yg timbul karena benturan.

    Tubuh berbentuk singa dengan dua sayap besar dan wajah burung itu yg mirip dengan hewan legenda Gryphon, diam tidak bergerak. Kedua anggota Order yg keheranan melihat sesuatu sedang berdiri diatas punggung bangkai makhluk itu.

    Sosok pemuda bermantel hitam panjang berhoody sedang berdiri tegap memegang pedang hitam berlumuran darah. Pemuda berambut hitam agak ikal yg memiliki bola mata merah, memandangi kesekeliling area melihat gerombolan setan berkumpul ditempat ini.

    “Dia yg dipilih oleh Cahaya Redup dan juga dipilih oleh Dia yg Dimuliakan, akan memerankan peran pada Altar yg telah disediakan...”


    *******​
     
  8. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update lagi :panik:

    Act – 8.4 Open the Gates of Third Veil

    Pemuda berbola mata merah melompat dari atas tubuh sosok Gryphon yg terbaring dan jatuh menapaki lapangan luas St. Peter’s Square yg penuh sesak dengan tubuh – tubuh terkutuk yg mengerikan. Mantel hitam yg dikenakan berkibar saat melompat, akhirnya bergerak jatuh perlahan mengikuti arah gravitasi.

    Pemilik nama Said Ibrahim dengan kode nama Shade Linecore, memandang dengan tajam sekumpulan setan yg terlihat diam dan kaget dengan kedatangan dirinya secara tiba – tiba dengan menginjak tubuh Gryphon yang cukup besar.

    Memegang “Pembunuhan Pertama” ditangannya dengan sangat erat, Shade bersiap untuk segera melakukan serangan untuk membersihkan rintangan yg menghalanginya.

    “Sang pewaris akan bertikai atas apa yg ia pegang.. Alur jalan setapak yg telah diletakan berbeda arah menunggu untuk dilewati.. Para pelayan yg dikekang terdiam memandang apa yg tidak bisa mereka sentuh dan mereka yg membangkang akan tertawa mengetahui kemenangan.”

    Shade berlari kencang lurus kedepan memulai serangan. Para setan yg berkumpul terpaku memandangnya mundur selangkah karena mereka melihat sesuatu yg tidak terlihat oleh kasat mata manusia.

    Ribuan bala tentara Mal’akhim dengan persenjataan lengkap dan memperlihatkan sayap – sayap putih terlilit kain suci regang, berada tepat berdiri dibelakang Shade yg sedang berlari kencang.

    Para pelayan Tuhan dengan zirah kemilau cahaya surgawi yg terlihat menyertai pemilik darah Viator, mengalunkan suara indah dan memuji nama Gabriel.

    Tujuh seraphim telah tiba… Nubuat akan Terlaksana​


    Ketakutan dengan apa yg mereka lihat, para setan yg berkumpul mulai berlarian menghindari kedatangan Pria bermantel hitam.

    Para Keturunan dari cahaya redup melihat sosok yg sedang berlari itu berbeda dengan apa yg terlihat oleh manusia. Mengenakan pakaian jubah putih bersih, dengan tudung yg menutupi kepalanya. Sosok mengerikan yg memiliki pancaran sinar kekudusan dengan rambut hitam dan bola mata biru seindah batu mulia sapphire, mengangkat pedang perak terselimuti nyala api membara berusaha memusnahkan mereka semua yg ada disana.

    Shade melepaskan hunusan pedang melukai segala sosok lawan yg menghalangi pandangannya. Pertempuran kembali dimulai dnegan memperlihatkan pembantaian Mereka yang Tercemar yg kebingungan.

    Sekilas melihat sosok Pelayan suci berjubah putih dengan memegang pedang Kudus Tuhan, sekilas berikutnya mata – mata yg terkutuk itu melihat sosok tubuh hitam mengerikan bersayap, dengan tanduk empat, dan berbola mata merah sedang mencincang tubuh golongannya dengan pedang merah menyala berlumuran darah yg menetes.

    “Tujuh tabir yg melingkupi Kebenaran yg disembunyikan, satu persatu akan jatuh tanpa tergantikan. Dua entitas ciptaan ilahi akan berharap penuh padanya untuk mencetuskan realitas dunia.”

    Kelelahan yg meliputi diri dengan pakaian yg basah karena keringat, sementara terlupakan oleh Million yg memandnag Shade yg sedang bertempur. Pemuda itu tersenyum dengan senang, dimana dia benar – benar merasakan kegembiraan sebab rekan – rekan yg sebelumnya terpisah jalan akhirnya dapat tiba dengan baik – baik saja ditempat yg telah dijanjikan.

    Keputusan dahulu yg dia lakukan untuk meninggalkan Shade karena percaya pada pemuda itu, ternyata adalah pilihan yg tepat. Untuk salah satu moment dalam hidupnya, pemilik gelar master Order ini merasakan sebagian beban yg tertahan dalam hatinya terasa menghilang.

    “Akan kuberi bocah bermata merah itu pelajaran karena telah membuat kita menunggu terlalu lama…”

    Pierre berlari cepat setelah mengucapkan kata – kata gurauan dan ikut masuk kedalam pertempuran sengit yg sedang dimulai oleh Shade.

    Dentingan pedang, tebasan mematikan, erangan, dan suara tembakan terdengar begitu jelas ditempat itu. Shade bertempur dengan gerakan akrobatik spesialisasinya tanpa sedikitpun terkena serangan dari tubuh – tubuh busuk yg datang dari sisi lain dunia. Pierre yg berada didekatnya melepaskan tembakan dengan kedua senjata ditangannya keberbagai arah meng-cover segala gerakan hingga menghasilkan kolaborasi pertempuran dua rekan yg sempurna.

    Gerakan terakhir dilakukan, Pierre dan juga Shade menghentikan gerakan mereka. pedang hitam terhunus lurus mengarah pada leher Pierre beserta senjata api perak M1911 lurus mengarah tepat pada kepala Shade.

    Kedua rekan lama itu tidak bergerak saling menatap satu sama lain dengan tajam. Para setan yg berada disekeliling mereka kini telah berjatuhan roboh terluka dengan pertikaian sengit yg sebelumnya telah terjadi.

    “Bercandamu tidak lucu hingga harus menembak dan melukai tangan kiriku tempo hari Shade..” Pierre berbicara pelan dengan memberikan senyuman sinis.

    “Maaf, Lain kali aku akan menembak tepat dikepalamu.. rekan lama.”

    Pierre dan Shade saling melepaskan senyuman dengan tatapan tajam. Keseriusan mereka, buyar karena serangan lain tiba – tiba muncul dari udara. Mengelak dengan cermat, kedua anggota Order itu kemudian melepaskan tembakan – tembakan kearah para Setan bersayap dan bertanduk dan berusaha menjatuhkan mereka semua kejalanan.

    “Ctar!! Ctar!! Ctar!!” suara cambuk diayunkan melukai tubuh – tubuh busuk yg mengeluarkan asap hitam beserta darah segar dari luka – lukanya. Elenna yg sebelumnya mengeluarkan tenaga yg cukup besar untuk menciptakan hujan pedang magis, kini bergerak menggunakan cambuk ditangannya berdansa dengan cantik merubuhkan mereka lawan – lawan yg berusaha melukainya.

    “Teeengg!!! Crassshhhh!!!” Million tiba disamping sang gadis, membantunya menghadapi mereka yg memperlihatkan gigi – gigi tajam juga kemarah yg memuncak.

    “Aku senang melihatmu lagi Elenna..”

    “Apa kata – kata itu berarti kau merindukanku Million?” Elenna menjawab dengan tersenyum. Ia kemudian kembali berdansa melepaskan lemparan cambuk, dan terkadang menarik musuh, mengikat, dan melemparkannya kearah lain.

    Yang maha Kudus telah berfirman.. Waktu yg ditunggu oleh mereka telah diberikan. Ikatan rangkaian dinding metafisik terbuka.. sekarang penyatuan dunia kedua akan terlaksana.

    Azrael mengucapkan kata – kata pernyataan suci yg didengarkan oleh keseluruhan malaikat yg sedang berada ditempat itu. Baik yg berada di permukaan maupun yg melayang tinggi diangkasa, mereka semua memandang kelangit lalu mengalunkan irama chorus yg terdengar oleh para manusia yg sedang bertempur di Saint Peter’s Square.

    Sayap hitam besar yg menutupi langit – langit kota Vatican, bergerak kembali terbentang kearah ufuk barat dan ufuk timur dan memperlihatkan langit kekacauan yg terdiri dari api membara, dan tubuh – tubuh setan yg terbakar membara terikat rantai yg merintih kesakitan.

    Mereka yg terikat diperbatasan Kedua dunia akan mendapatkan waktu kebebasan ketika gerbang terakhir nubuat terbuka.

    Wahai Pemimpin bala tentara Yetzirah Seraphim Michael, berikanlah Syafaat terakhir pada mereka bagian dari pion langit, bumi, dan neraka.


    Para malaikat bersujud beserta juga para Seraphim yg lain. Azrael yg melayang diangkasa paling tinggi, mengerakan lengan kirinya yg mengerikan keatas kepala dan membuka 7 lapisan gerbang pertama yg menjadi tembok antara dunia pertama dan kedua menggunakan Al-Mawt.

    Seraphim Michael yg melayang dibawahnya mengepakan sayap kudus dipunggungnya yg sekarang berubah menjadi api besar yg berkobar membara. Menggerakan lengan kirinya kelangit, Michael melemparkan perisai Sephiroth keatas hingga melewati 7 lapisan gerbang pertama.

    Memandang keatas langit beserta mengeluarkan puji – pujian pada Tuhan, ia mengepakan sayap apinya yg membara dan terbang melewati ketinggian Azrael. Dengan kecepatan yg melebihi kecepatan cahaya, panglima bala tentara Surgawi menghunuskan pedang kemegahan menusuk dan memecahkan perisai Sephiroth yg sebelumnya ia lemparkan.


    JLEEEEEEGAAAAARRRR!!!!!!​



    Gemuruh halilintar dan rangkaian rantai petir terlihat dilangit gelap diatas para Martyr yg sedang bertempur dilapangan suci. Shade, Pierre, Elenna, dan Million sejenak menghentikan aktifitas mereka dan menatap keatas langit gelap dimana secara tiba – tiba saja tetesan air hujan muncul satu demi satu hingga lama kelamaan air hujan jatuh begitu deras membasahi kota Vatican.

    Rantai rantai suci bercahaya yg memanjatkan puji – pujian pada Tuhan yg maha kuasa muncul bergerak dari tanah permukaan Assiah, mengikat setiap Pelayan yg berada di Assiah. Mengikat dengan begitu kuat baik tubuh maupun sayap suci yg dimiliki, rantai – rantai itu menahan segala pergerakan para Mal’akhim yg sedang memanjatkan doa pada Tuhan.

    Azrael yg sedang melayang bersama dengan para Seraphim dan juga Michael yg berada diperbatasan dunia tidak luput dari ikatan rantai itu. terikat lebih kuat dengan jumlah rantai yg lebih banyak, Azrael mengeluarkan kata – kata terakhir dalam ceremony ramalan yg terlaksanakan.

    Pilihanmu akan menentukan segalanya… Bukan hanya akan mengubah Takdir akhir bagi kaum mu, tapi juga bagi Kami dan juga bagi Mereka..

    Tujuh dinding yg membatasi kedua dunia yg baru saja terbuka, runtuh jatuh bersamaan ke Bumi Malkuth menghempaskan pijaran cahaya suci yg diberkati oleh Yang Maha Kuasa.


    Aku dapat melihat segalanya sekarang dengan jelas dari sini…

    Suara berat dari sosok hitam bertubuh besar berbola mata merah dalam kurungan berbicara dengan hembusan nafas panas yg dapat melelahkan apapun. Sosok tubuh besar hitam bertanduk terantai kuat oleh api yg menyala – nyala yg terlihat samar dan hanya memperlihatkan bola mata merahnya yg menyala terang, memandang dengan jelas kearah alam Assiah.

    Aku melihatmu dengan sangat jelas wahai keturunanku Sang Pembawa Pesan (Viator) dan pemegang kunci yg aku tunggu selama ribuan tahun…
     
  9. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update tambahan part sebelumnya

    Act – 8.5 Blessed by The Water

    Tubuh – tubuh Mal’akhim yg bersujud terikat rantai, secara perlahan – lahan bagian perbagian menjadi cahaya meninggalkan wujud sosok berjubah putih bersayap yg sebelumnya dimanifestasikan.

    Wahai kalian Manusia, kembalilah pada esensi kalian yg direncanakan pada saat hari penciptaan. Kembalilah pada kemuliaan dan jadilah makhluk yg benar – benar paling mulia diantara segala makhluk ciptaan-Nya..

    Azrael berbicara lantang, terlihat tubuh yg terbalut zirah mengkilat berwarna hitam kini berubah menjadi asap hitam secara perlahan – lahan. Cahaya kemilauan yg terang benderang kini meredup dan akhirnya satu persatu cahaya bersinar terang Mal’akhim menghilang dari Assiah.

    Wujud Azrael kini juga telah tidak berbentuk jelas. Hanya meninggalkan kepulan asap hitam dengan topeng putih melayang, dan juga rantai api membara yg mengikat lengan kirinya yg berbentuk abstrak sekarang.

    Masa tanpa Tuhan dimulai…​


    Ditengah derasnya hujan yg turun, keseluruhan sosok pelayan Tuhan menghilang tanpa bekas meninggalkan manusia – manusia yg kelelahan di bawah sana dengan mereka sosok – sosok terkutuk yg dinistakan oleh Langit.

    Langit hitam tanpa awan gelap yg bergumul sebelumnya dan menutupi Vatican, adalah pemandangan yg terlihat sekarang. Memuntahkan derasnya air yg menyegarkan bersama kilatan petir yg bergema, anggota Order berdiri tegap memandang langit merasakan tiap tetesan hujan yg dingin membasahi tubuh mereka yg lelah.

    Berkah terakhir diturunkan oleh Mereka untuk manusia. Hidup, kematian, dan takdir akan mengakar bercabang pada pilihan. Iman akan teruji.. mereka yg percaya dan benar – benar percaya akan dibedakan.

    Alunan nyanyian chorus sebelumnya yg melatari pertempuran mereka, sekarang semakin lama semakin kecil dan akhirnya menghilang ditelan suara hujan. Suara yg menggetarkan hati itu menghilang bersama dengan seluruh sosok setan bermata merah menyala yg berdiri maupun yg telah terbaring tak bernyawa dilapangan.

    Para pion penyesat, dan dia penghancur dengan mata terluka mendapat kebebasan. Tidak ada harapan.. segala penantian telah tergores dalam alur scenario Racun Tuhan.

    “Apa hujan ini adalah berkah dari Tuhan?” Elenna menatap langit luas dengan merasakan sedikit kedinginan karena air hujan membasahi tubuhnya.

    “Hujan turun dan para Setan menghilang… mengembalikan semuanya pada keimanan masing – masing. Apakah semua ini merupakan Rencana yg telah digariskan Tuhan?” Pierre yg juga basah kuyup kehujanan, menundukan kepala seraya mencopot kacamatanya dan berusaha mengelap kaca yg terkena air.

    “Sejak melangkahkan kaki ke Roma, banyak hal yg diluar nalar yg kita lihat dengan jelas.. Apapun itu.. sesuatu yg tidak teridentifikasikan atau yg di imani oleh sosok yg dikenal sebagai Tuhan, telah memberikan cukup banyak bantuan untuk kita..” Million menyibakan rambut basah dengan lenganb kirinya dengan pelan karena menghalangi salah satu pandangan matanya.

    Shade memandang kelangit gelap dan berbicara dengan sinis. “Tuhan..? kebanyakan dari kalian mempercayai sesuatu sosok yg tertinggi yg belum tentu dapat dibuktikan perannya atas penyelamatan yg terjadi. Ketika diselamatkan dari segala mara bahaya, kalian bersyukur pada Tuhan… Tapi apa kalian sadar, pernah kah terlintas bahwa Tuhan lah yg sebenarnya menggiring kita ketempat ini untuk merasakan semua kepahitan? Atau jangan – jangan sebenarnya Dia lah sosok yg telah menyiksa manusia itu sendiri..”

    Ketiga anggota order yg lain yg mendengarkan kata – kata Shade, menyadari bahwa salah satu dari mereka masih tetap menyangkal keberadaan-Nya. Tim Order yg lain tidak mengerti apa yg sebenarnya ada dalam pikiran pemuda berbola mata merah itu. Dengan apa yg telah terjadi selama di Roma, entah kenapa Shade masih juga terus melakukan penyangkalan hebat pada Tuhan.

    Elenna memandang Shade yg sedang menatap langit. Ditengah suasana hujan yg masih turun dengan cukup deras, Elenna melangkah mendekati tubuh pemuda berbola mata merah itu dan lengan kanannya yg terbalut sarung tangan hitam meraih tangan kiri pemuda yg ia tuju. Dipegangnya dengan sangat erat, dan membuat Shade teralihkan pandangannya pada dirinya yg sedang berdiri disampingnya.

    Elenna tersenyum manis. Paras cantik dan ayu yg ia miliki tidak menghilang walaupun tubuhnya terlihat basah kuyub di mata Shade.

    “Jangan mengatakan asumsi dan hal yg buruk lagi..” Elenna berkata dengan pelan, dan kemudian menggerakan lengan kirinya menyentuh dada pemuda itu yg terbalut oleh kemeja putih yg terlihat lusuh.

    “Aku merasakannya.. walaupun kamu selalu berpandangan buruk tentang-Nya, kamu masih menyimpannya disini.. didalam lubuk hatimu yg terdalam.”
    Shade sedikit terkejut dengan apa yg sedang Elenna lakukan dan katakan. Tidak menjawab kata – kata wanita dihadapannya, Shade hanya menunduk terdiam terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

    “Apa aku saja yg merasa.. atau memang sepertinya ada sesuatu yg terjadi diantara mereka berdua?” Pierre yg dalam posisi melipatkan kedua tangannya di dada, menyipitkan matanya melihat kedua rekannya yg berada tidak jauh dari mereka.

    “Timbul sebuah kecemburuan Pierre?” Million memejamkan kedua matanya, dan terlihat sedang menahan tawa.

    “Tidak..” Pierre menjawab dengan nada tegas, namun dia masih tetap memandangi Shade dan Elenna.

    Empat orang Tim Order yg datang pada mulanya dengan tujuan menyelidiki mengenai kemunculan wujud fisik setan, akhirnya harus masuk pada hal yg lebih besar ketika mereka berada di kota Roma. Gerombolan setan yg dapat lepas berjalan – jalan di wilayah Roma, fenomena – fenomena aneh yg muncul, dan hal terakhir adalah keberadaan dari Anggota The Sect di tempat ini yg sebelumnya telah memporak – porandakan Avalon, menjadi tanda tanya yg begitu besar.

    “Tap..” Langkah pertama dimulai. keempat anggota Order dengan mengesampaingkan segala bentu kelelahannya, berjalan bersamaan menuju pada satu tujuan yaitu St. Peter’s Basilica dibawah langit hitam yg telah menghentikan guyuran hujan yg sebelumnya turun begitu deras.

    Melangkah dengan ketetapan hati, menembus kabut yg telah menutupi segala kebenaran Dunia lampau. Mereka bertanya – tanya apa yg akan mereka temukan didalam bangunan megah dengan gaya arsitektur indah yg sekarang berada tepat didepannya.

    Jawaban dari apa yg selama ini dipertanyakan? Atau hal lain yg lebih besar daripada itu?

    Keempat Martyr yg dipercayai oleh para mal’akhim tidak mengetahui, bahwa segalanya akan dimulai dan tidak lagi dapat berhenti ketika mereka berempat memasuki bangunan putih megah itu.

    Mereka yg memandang dari bagian lain Dunia yg sangat jauh hanya dapat berharap dengan akhir yg mereka percayai. Tuhan yg telah menetapkan segalanya memandang dari tahta tertingginya pada mereka yg akan memulai segalanya.

    Langit, bumi dan segala isinya akan dipertaruhkan pada pilihan yg akan diambil oleh Dia yg terpilih. ​



    *******​
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update :matabelo:

    storyline near the final moment... :suling:

    Act – 8.6 Abandon Faith, the Pact of Darkness

    Tidak memperdulikan tubuh mereka yg sebelumnya kedinginan karena terguyur hujan, Tim Order berlari memasuki Sancti Petri bersiap menghadapi apa yg akan terjadi selanjutnya. Terhalang jalan oleh kelompok the sect dengan persenjataan berat yg mereka bawa hingga kedalam bangunan megah itu, tidak membuat mereka semua berhenti untuk mencoba masuk lebih dalam.

    Beberapa jeep tua dengan gatling gun yg terpasang kuat, menembaki para anggota Order. Asap pekat muncul dari pelontar yg dipegang, hulu ledak RPG-7 dilepaskan dan membuyarkan formasi bertempur yg empat orang itu gunakan.

    Melepaskan tembakan – tembakan untuk menjatuhkan sosok hitam yg berdatangan, dia pemuda berkacamata dengan dibantu pria berbola mata merah menerobos barikade tubuh – tubuh hitam yg memegang senjata berat ditangannya.

    Kericuhan dan getaran cukup kuat terasa terjadi diruangan besar itu. Arsitektur indah yg dahulu dibantu dibangun oleh Michelangelo rusak dimana dinding – dinding terlubangi oleh rentetan peluru, patung – patung pecah dibeberapa bagian tubuhnya, pilar – pilar indah yg terpasang retak namun masih kuat untuk menyangga.

    Percaya pada dia gadis penyihir yg berdiri berdoa melindungi mereka dengan tameng magis yg ia ciptakan, rekan Order yg lain melepaskan kegilaan dipikiran mereka dan menjadi pembantai yg kehilangan rasa belas kasihan pada lawannya. Tempat yg indah yg merupakan situs warisan yg diakui oleh UNESCO, sekarang terkotori oleh darah segar bercipratan dilantai dan juga di dinding.

    Getaran cukup kuat dilantai terasa. Sosok hitam berbeda dengan apa yg sedang mereka lawan muncul dengan tubuh yg lebih besar, dengan ciri -ciri bola mata merah menyala yg terlihat dari retakan topengnya, dan memunculkan banyak sulur tentakel dari balik punggungnya yg terbalut jubah hitam.

    “Demonio Possesed!?” Elenna terkejut dengan sosok yg muncul.

    “Mengingatkan kembali dengan sosok yg menyerangmu dahulu di London Elenna?” Shade berkata dengan sedikit tersenyum sembari mereload Mauser M712 miliknya.

    “Bentuk peningkatan kerasukan yg berbeda yg tidak kulihat di Jerussalem…” Million menghempaskan Rapier miliknya yg terangkat diudara lurus kedepan.

    “Hmm.. Ada yg mau bertaruh? Sosok besar itu akan terhempas terlempar kebelakang dengan satu tembakan menggunakan 44 Remington magnum ini..”

    “Aku lebih percaya bahwa dia akan melemparmu cukup jauh Pierre..” Shade menjawab

    “Baiklah, siapa yg sebenarnya akan terlempar akan terbuktikan!!! Lets Do it!!!!”

    Menggeram cukup keras, tubuh besar itu berlari bersama dengan gerombolan anggota The Sect yg menyeret senjata tajam di tangannya. Tubrukan tidak dapat terelakan. Elenna yg tidak ikut berlari bersama dengan rekannya yg lain, memanifestasikan sihirnya dalam wujud pedang Kristal dan melepaskannya keberbagai arah menuju sosok – sosok The Sect yg mengganggu dengan posisi bidikan menggunakan senjata otomatis dan juga sniper rifle.

    Lontaran hulu ledak RPG-7 melayang cepat mengarah keatap karena sosok yg sebelumnya membidikan senjata itu terkena tusukan pedang Kristal ditangannya.


    “BLEEEDAAAAARRR!!!!!”​



    Bangunan bergetar cukup keras karena munculnya ledakan di langit - langit. Beberapa bagian atap yg terlihat memiliki gambar lukisan indah yg dibuat dipermukaanya, retak dan jatuh kelantai bangunan basilica itu dengan beberapa bongkahan yg menindih sosok anggota the Sect.

    Pierre berteriak mengalihkan perhatian rekannya agar lebih berhati – hati saat bertempur. Memberikan komando berhati – hati dengan serangan yg mungkin muncul tiba – tiba dari berbagai arah, juga hal lain yaitu runtuhnya bagian bangunan akibat peperangan yg terjadi.

    Merasakan getaran yg cukup kuat di dalam ruangan, membuat Grandmaster The Sect Selvandor sadar bahwa mereka Order of Silver telah semakin dekat dengannya. Menundukan kepala dengan sedikit tertawa, sosok paruh baya itu menyadari bahwa tempat ini akan jadi perhentian terakhirnya.

    Untuk segala perjalanan yg diawali dengan permulaan langkah, pada akhirnya dia akan sampai pada akhir jalannya. Pria tua itu menghela nafas, menunggu dengan sabar kedatangan dari mereka yg akan mendapat kebenaran segalanya. Dia anak yg pernah dia latih sendiri, dia yg pernah mendapatkan pengajaran darinya secara langsung, akan tiba ditempat ini untuk menjalani ujian terakhirnya.

    Aku telah cukup mendapatkan banyak waktu. Hidup pada bentangan dunia palsu melangkah mencari sesuatu kefanaan. Kenapa aku disini? Karena aku ingin menghancurkan dogma, suatu bentuk kemurnian ilahi yg dimanfaatkan dan diselewengkan oleh mereka manusia.

    Pernah menjadi wakil Tuhan di bumi sebagai media pengampunan dosa, Aku tersadar dengan apa yg salah. Perang.. genocide.. suatu lingkaran setan yg tidak pernah berhenti. Manusia tidak pernah menyadari segala kesalahan yg mereka lakukan. Mendapatkan pencerahan atas apa yg pernah dibuat, meninggal tanpa menyelesaikan apa – apa.

    Generasi baru lahir dengan buah hasil dari mentalitas pendahulu yg rusak, menjalani jalan yg sama kembali mengulangi kesalahan yg sama. Jika beriman dan percaya serta melihat perubahan dari gerak sejarah, benarkah manusia adalah makhluk yg diciptakan memiliki kesempurnaan lebih dan kemuliaan?

    Tanyakan pada mereka, orang – orang yg menutup diri dengan topeng firman Tuhan.

    Mengobarkan pertikaian atas nama ilahi, mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas nama Tuhan, memberikan pencerahan pada orang lain namun melakukan hal yg lebih amoral dibelakang. Hanya sebuah topeng yg menutupi realita sebenarnya, yg merupakan bentuk yg sama yg kulihat ketika Perang Dunia terjadi.

    Aku melihat darah yang tidak berdosa tergenang, meringkuk dengan setengah kesadaran akibat terkena tembakan pada lambung. Semua dikumpulkan pada lapangan, seluruh warga baik wanita, pria, maupun anak kecil dibariskan dikelilingi oleh tentara ras Arya.

    Percaya pada iman yg selama ini kupegang, bahwa manusia dan segala keaneka ragamannya dan kepercayaan yg mereka pegang masing – masing tetap diberkati oleh Dia yg maha kudus. Tidak ada alasan sebagai perantara Tuhan untuk mengorbankan segelintir orang yg memiliki kepercayaan yg berbeda. Aku tertembak karena tidak memberikan daftar nama mereka yg dicari.

    Meratapi memandangi kearah sekeliling, para militer menembaki mereka para biarawati yg tidak berdosa satu persatu. Kenapa manusia melakukan hal sekeji ini? kenapa mereka ingin melenyapkan ras yg dianggap lebih tinggi dari mereka?

    Senapan laras panjang mengarah pada Pendeta tinggi, berteriak dengan kencang sang prajurit dengan bahasa jerman mengintimidasi untuk mendapat apa yg dia inginkan. Bukankah kita adalah perantara dari Tuhan? Dan hanya demi nyawa yg dimiliki sendiri mengorbankan puluhan orang yg tidak berdosa untuk mati?

    Aku memanggilmu Tuhan… memintamu untuk menyelamatkan orang – orang itu. Tapi kenapa Engkau tidak menjawab apapun.? yang dapat terdengar hanya letusan tembakan dan terbaringnya orang – orang yg ditunjuk oleh dia pendeta yg mengajariku dan melatihku sebagai orang suci.

    Memendam amarah, dan kebencian pada iman yg telah selama ini kupegang bertahun – tahun, aku jatuh kehilangan kesadaran dan segalanya menjadi gelap.. sunyi.. dan sepi..

    Berikan aku jiwamu dan akan kuberikan kesempatan kedua padamu…

    Terlahir kembali dengan jiwa yg hitam, berdiri menapaki gelimpangan mayat orang – orang yg tidak berdosa. Suara lonceng gereja berdentang menandakan kelahiran dari sosok yg akan mengubah segalanya. Amarah dendam pada mereka yg disebut manusia dan kebencian pada mereka orang – orang yg dianggap suci oleh jemaatnya, Aku berjalan melangkah sebagai salah satu pion yg dipilih.

    Sekarang aku berada ditempat ini bersama kitab terlarang yg menjadi pedomanku. Aku menduduki kedudukan tertinggi tahta Grandmaster The Sect, dan akan memenuhi satu tujuan yg golongan ini telah lama coba wujudkan.

    Tuhan yg dikuduskan… kau akan melihat dengan jelas bahwa aku merupakan salah satu orang yg menentangmu hingga akhir dengan keras.


    ******​
     
  11. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update setelah sekian lama :matabelo:

    Act – 8.7 Revelation The World, Gloomy Fate inside The Holy Grail Part 1


    The Throne of St. Peter’s


    [​IMG]

    “Haa.. kalian tiba juga akhirnya ditempat ini.. mengesankan sekali.. mengesankan”

    Selvandor berdiri tegap diatas Altar suci, didepan relief Golden Chair of St. Peter’s pria paruh baya itu memandang kearah orang – orang yg baru saja tiba di Bernini the Throne. Menjadi Dewan the Sect terakhir yg hidup, pria itu mencoba melaksanakan tujuan akhir kelompoknya. Memancarkan cahaya merah dari kedua matanya, ia menampilkan sosok dirinya yg menyeramkan dengan tubuh tua renta dengan garis – garis keriput diwajah yg mewakili umurnya.

    Selvandor Tersenyum menyeringai memandang tajam padanya pemuda yang memiliki bola mata merah sama sepertinya.

    Shade Linecore, berdiri dibarisan terdepan bersama dengan rekan tim yg berada disamping dirinya. Dengan pakaian yg lusuh akibat pertempuran dan beberapa sobekan yg terlihat jelas, keempat orang yg mengemban tugas yg diberikan oleh atasannya dengan kelelahan yg tidak bisa disembunyikan, berdiri melihat dia orang yg menjadi otak penyerangan besar pada Avalon memegang kitab hitam terantai dengan merasakan aura jahat yg terpancar dari tubuh yg mereka pandang itu.

    “Kenapa kau dan The Sect berada disini Selvandor?” dengan tatapan tajam dan sedikit geraman Shade berbicara.

    “Untuk menunggumu Said Ibrahim…”

    “Jangan bercanda denganku!!! Mereka yang Tercemar ada disetiap sudut kota ini!! Apa yg sebenarnya kau rencanakan!! Untuk apa sebenarnya kau merilis mereka semua!!!”

    “Merilis Huh? Haa.. Apa kamu berpikir bahwa Aku yg melakukan semuanya dan melepaskan Mereka Yang Tercemar dari kurungan Said?”

    “Apa yang sebenarnya kau katakan?”

    “Kami The Sect tidak ada hubungannya dengan kemunculan para Setan di Roma. Tragedi yg melenyapkan banyak orang dan juga memberikan retakan pada dinding pembatas dua dunia semuanya bukan tanggung jawab kami. Itu semua adalah hal yg memang semestinya terjadi, salah satu Tabir yang memang seharusnya terbuka.”

    “Kau berbohong!! Aku tidak akan percaya dengan semua pembelaan yg kau katakan!!!”

    “Bohong? Haa… Hahahahahah.. Kenapa kau berpikir semua yg kukatakan adalah kebohongan Shade? Kau lihat dengan jelas kesekelilingmu? Itulah kebohongan yang sebenarnya!! Itu adalah kebohongan yang kalian semua manusia tidak sadari!!”

    “Omong Kosong… Apa yg bisa dipercayai dari lidah mereka yg memuja setan?” Million menatap dengan tajam kearah Selvandor.

    “Kalian Pikir, kegelapanlah menyembunyikan kebenaran? Kalian salah, Cahayalah yg sebenarnya telah membutakan mata kalian dengan realita yg sesungguhnya..”

    Selvandor menggerakan tangan kirinya dan dengan tangan kanannya ia berusaha melepaskan kunci rantai yg mengikat kitab hitam yg ia bawa. “ckrek!!” Suara kunci terbuka, pria paruh baya bertudung hitam itu membuka kitab dan terpampanglah lembaran – lembaran tua yg tersusun.

    “Kalian adalah manusia yg dipilih untuk mengetahui kebenaran yg ada…”
    Tim Order bergerak waspada dengan senjata yg sedang mereka pegang masing – masing setelah mendengar ucapan dari lawan dihadapan mereka.

    “Semuanya ini adalah rentetan akibat yg terjadi di masa lalu…

    Kegelapan yg bersiteru ketika Penciptaan Manusia, menapaki langkah mereka pada dunia yg sama. Mengajarkan manusia rahasia langit, membawa manusia untuk mengerti apa yg sebenarnya mereka belum mengerti. Salah satu dari 10 sephirah yaitu Sephirah Malkuth yg seharusnya dijaga dan dipelihara oleh manusia dengan baik, berubah jadi medan peperangan, kenistaan, dan menjadi lahan dari segala dosa yg seharusnya dijauhi manusia.

    Perang besar akhirnya pecah antara langit dan bumi, pertikaian besar terjadi antara mereka para cahaya dan juga cahaya redup yg dijatuhkan. Segalanya dilakukan hanya demi Dia yg dikuduskan dan semuanya dilakukan demi Mengembalikan mereka yg dimuliakan agar kembali pada jalur kebenaran.

    Ketika Manusia masih mendapatkan anugrah melihat Mereka, ciptaan yg dahulu bersujud padanya. Mereka telah banyak tersesat sangat jauh dari esensi penciptaan. Kekuasaaan, keserakahan, dan segala bentuk yg terwakili dalam 7 dosa besar telah menyelimuti mereka para manusia yg paling mulia.

    Terpecah menjadi dua kubu, yang percaya dan yg mengikuti mereka yg memerintah dunia, manusia mendirikan menara yg menjadi symbol perlawanan pada Tuhan.

    Perang tidak pernah berhenti antara Sisi Putih dan Sisi hitam dan tanah yg sebelumnya kudus akhirmya kehilangan kekudusannya. Dia yg selalu diam tidak pernah bergerak dari tahtanya, melihat para pelayan Tuhan terus melakukan pemusnahan pada dunia yg dahulu ia rawat. Makhluk yg dahulu dipuji dan dimuliakan seluruh Mal’akhim, yg merupakan sosok yg diberikan tangguhan oleh Tuhan hingga hari akhir untuk mencobai manusia, akhirnya bergerak turun dari singgasananya dan mengobarkan perang dengan Yetzirah.

    Perang terakhir terjadi, peperangan yg mengguncangkan langit dan bumi antara kedua ciptaan yg sebelumnya diciptakan untuk berbakti padanya tidak dapat dihentikan. Manusia yg tidak memiliki keberdayaan apapun, menjadi korban dari peperangan mereka yg memiliki kekuatan lebih. Dunia yg dahulu indah menjadi rusak dan segalanya berubah menjadi dataran tandus dengan kobaran api dimana – mana. Langit diselimuti ikatan api yg panas, sungai berubah menjadi darah, dan tanah menjadi hitam pekat mengeluarkan bau busuk yg sangat menyengat.

    Itulah dunia yg sebenarnya.. dunia tempat dimana sekarang seharusnya manusia berada..”

    “Dunia yang sebenarnya..?!” Elenna cukup kaget dengan apa yg Selvandor katakan.

    “Dunia yg sekarang terlihat, adalah sebuah delusi yg diciptakan untuk menutupi realitas dunia yg ada. Kita manusia hidup dalam sebuah kebohongan. Mereka yg berbentuk metafisik yg hidup dilain dunia adalah kenyataan, sedangkan kitalah sebenarnya yg hidup dalam ilusi.

    Tuhan menciptakan segalanya dengan sempurna, rangkaian dunia yg seimbang terwakili dalam rangkaian sepuluh Sephirah yg mewakili 4 alam Assiah, Yetzirah, Briah, dan Atziluth. Tapi segalanya rusak akibat dari perang besar dimasa lalu. Bumi Malkuth telah menjadi Neraka itu sendiri, manusia hanya bisa menangis pasrah menderita dengan segala yg terjadi.

    Untuk menyelamatkan mereka manusia yg tersisa dan hambanya yg taat, Sang Pencipta alam semesta memecah sephirah Malkuth menjadi tiga. Poros dimensi terbuka, keseimbangan rangkaian dari Pohon Sephiroth hancur. Setiap makhluk hidup berpindah pada dunia yg sebelumnya mereka pijak bersama.

    The True World yg telah menjadi Neraka dan tanpa ada kehidupan apapun, hanya meninggalkan satu jiwa yg memendam kemarahan besar yg dikurung ketat dengan rantai – rantai suci yg mengikatnya dengan kuat. Cerminan dari dunia yg telah hancur tercipta. Dunia ilusi yg mengurung jiwa pada tubuh fisik menjadi tempat awal mula kembali bagi manusia untuk menjalankan hakikat dari penciptaan mereka.

    Dunia yg ditekan dimanipulasi menghasilkan dimensi berbeda yg membatasi antara Dunia yg sebenarnya dan Dunia Ilusi. Bentuk dunia yg lain tercipta diantara dua dunia yg diciptakan sebelumnya. Bayangan dari Malkuth yg terselimuti kegelapan dan tidak memiliki cahaya kekudusan sedikitpun, menjadi tempat bagi Mereka Yg Tercemar berada.

    Itu adalah kebenaran mengenai dunia ini.. Dunia yg kalian pandang, kalian rasakan, hanyalah bentuk realitas alam bawah sadar dan bukanlah sesuatu yg nyata!!!”

    Shade dan rekan Timnya tercengang dengan kisah yg diceritakan oleh Selvandor. Pemuda berbola mata merah itu menjadi teringat dengan segala visi yg dia dapati ketika menjadi The Plague setelah mendengarkan kisah mengenai kebenaran tiga dunia. Dunia yg ia lihat ketika menjadi sosok dari mereka yg tercemar itu sama dengan apa yg diceritakan oleh pria paruh baya dihadapannya. Gelimpangan mayat, sungai darah dan segala kehancuran yg ada merupakan pemandangan yg mengerikan. Apakah visi yg dia lihat ketika itu adalah cerminan sebenarnya dari dunia? Suatu pertanyaan besar yg terpendam muncul dalam hatinya.
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update part 2 :matabelo:

    Act – 8.8 Revelation The World, Gloomy Fate inside The Holy Grail Part 2

    “Untuk segala kisah mengenai penciptaan dunia itu kau melakukan segala tindakan keji Selvandor!! Kau adalah bagian dari manusia itu sendiri, kenapa kau melakukan segalanya pada golonganmu dan lebih memilih Mereka Yang Tercemar yg merupakan musuh sebenar – benarnya umat manusia!!!” Pierre melepaskan segala amarahnya pada orang yg telah menyababkan banyak kehancuran pada dunia.

    “Kau tidak akan mengerti Pierre.. manusia adalah ciptaan yg gagal. Mereka mendapatkan gelar paling mulia dan paling sempurna, tapi kebenarannya mereka hanya sampah. Tidak memiliki keloyalan penuh mengikuti segala kehendak-Nya seperti malaikat yg taat, tidak memiliki pula kehormatan, kepercayaan diri yg teguh, dan sifat pantang menyerah yg dimiliki oleh mereka yg Dijatuhkan. Diciptakan dengan memiliki kelemahan terbesar yaitu hati, menapaki kebimbangan dengan segala yg dilakukan.

    Lahir kedunia dengan kemuliaan yg diberkati oleh-Nya, menjalani hidup dan jatuh dalam dosa. Melupakan tujuan sebenarnya mengapa mereka diciptakan, merasa bahwa mereka adalah Tuhan itu sendiri dan memberikan kekacauan besar pada dunia.

    Bangkit dan terjatuh kembali, melakukan kesalahan yg sama. Manusia adalah contoh kebodohan. Dan mereka masih menganggap diri mereka paling sempurna!!! Mementingkan diri sendiri, mengorbankan orang lain, dan kesalahan besar mereka adalah meninggikan hal lain selain Tuhannya!!!!”

    “Apa kau kira kau tidak melakukan hal yg sama!! Memuja Setan yg seharusnya tidak boleh kau puja!!! Kau adalah manusia yg sama seperti apa yg kau katakan sendiri!!!”

    “Kau tidak mengerti nona.. Itu tidak menjadi masalah kemana aku harus taat. Apa kau merasa kau adalah manusia yg telah benar – benar taat pada-Nya? Apa kau pikir imej yg selama ini kamu percayai adalah benar – benar Tuhan? Kau dan manusia yg lain tidak akan bisa menjawabnya. Manusia hanya bisa menebak, berasumsi, tanpa dapat merupakan wujud Tuhan yg sebenarnya kecuali dari apa yg pernah mereka lihat.

    Kebenaran akan sosok Tuhan tidak akan pernah bisa terjawab di dunia ini. Tuhan saya yg benar, Tuhan dia yg benar.. kata - kata pertentangan yg terus akan terjadi hingga akhir dunia. Sekeras apapun kalian memaksakan kehendak kepercayaan kalian pada orang lain, yg kalian lakukan hanyalah mengotori nama-Nya. Menimbulkan Perang, pertikaian, pertumpahan darah, itulah yg kalian buat atas nama keimanan semu kalian.

    Aku mempercayai keberadaan-Nya dengan menjadi pengikut Mereka ciptaan yg pernah dijatuhkan. Kami lebih mempercayai bahwa ada satu sosok Tertinggi yg telah menciptakan seisi dunia ini dibandingkan kalian para manusia yg percaya dengan kabut keimanan tanpa arah. Kami percaya pada mereka yg terlaknat keras oleh-Nya dan percaya bahwa hukuman yg ditangguhkan akan tiba pada mereka umat manusia yg bodoh.

    Aku lelah.. Ya, lelah menjadi manusia yg hidup dengan melihat segala bentuk kemunafikan mereka orang – orang disekitarku lakukan. Tuhan menyelamatkan manusia dari kehancuran dan memberikan harapan baru. Tapi apa yg golongan itu lakukan? Merusak kembali Dunia dengan tangan mereka sendiri!! Mereka tidak belajar dari apa yg pernah terjadi di masa lalu!!!

    Dengan tanganku ini, aku akan menghentikan semua kerusakan yg mereka lakukan!! Akan kuperlihatkan ketakutan yg tersembunyi dari masa lalu, dan membuat mereka kembali merasakan kepahitan dan rasa sakit tiada tara agar mereka sadar!! Ya, Agar mereka mengerti arti dari kesempurnaan mereka dan mengerti mengenai arti kemuliaan!!!”

    “Kau menempatkan dirimu sebagai Tuhan… kecewa dengan umat manusia dan berpikir layak untuk menghukum mereka menggunakan tanganmu sendiri.”

    “Tidak Shade.. Aku bukanlah Tuhan dan bukan pula yg dipilih. Aku hanya sebuah trigger untuk melepas semuanya. Ya.. kau yg memegang kuncinya. Kau yg akan memicu terbukanya seluruh Seventh Veil yg tersisa..”

    “Kau pikir aku akan melakukan apa yg kau inginkan Selvandor? Aku bukan boneka kayu yg terlilit tali yg kau gerakan lagi!!! Aku tidak akan melakukan apa yg kau inginkan!!!”

    “Benarkah itu? Ha.. Hahahahahaha.. Dengarlah, kau adalah salah satu yg menyebabkan retakan tabir ketiga melebar Shade. Kau datang kemari untuk mencari Kebenaran, melangkah pada jalur ramalan yg tergores dalam takdir dia Viator yg dipilih.

    Sekarang hanya tinggal menunggu waktu agar segel terakhir tabir ketiga lenyap dan gerbang Neraka dunia kedua terbuka!!! Tabir keempat yg belum selesai kau kau buka akan diselesaikan juga ditempat ini!!! Kau akan menjadi bagian dari kami, Jiwamu akan jatuh dalam kegelapan, dan menjadi Setan yg terpilih!!!”

    Selvandor merentangkan kedua tangannya kesamping dan muncul cahaya pijaran berwaran hitam dan juga keunguan yg muncul dari dalam tubuhnya. Bola mata merah pria tua itu menyala semakin terang dan perlahan – lahan tubuh berbalut robe hitam itu terbang melayang di dalam ruangan.

    Keempat anggota Order yg telah kehilangan jumlah waktu yg mereka miliki untuk sampai ke Vatican, bersiap siaga menghadapi lawan terberat mereka yaitu pemimpin dari the Sect Selvandor. Ini adalah saatnya bagi mereka para Master Order untuk melawan orang yg telah memerangi kelompok Order of Silver selama bertahun – tahun dan menjadi dalang dari kekacauan besar yg terjadi.

    “Untuk segalanya yg telah dimulai oleh mereka para pendahulu, Aku membutuhkan hal terakhir untuk melingkupi segalanya yg tertulis!! Ya, hal terakhir yg kubutuhkan adalah Holy Grail!!”

    “Holy Grail?!” Shade tertegun terkejut.

    “Kenapa kau begitu terkejut? Kau tahu mengapa aku mengatakan kau bergerak sesuai dengan apa yg kuinginkan Said Ibrahim? Itu karena kau datang kehadapanku dengan membawanya.. Ya, kau membawa apa yg kubutuhkan. Cawan suci yg berisi anggur darah dari Dia Tuanku Sammael.”

    “Apa yg sebenarnya kau bicarakan??!!!”

    “Gadis yg memiliki darah penyihir dalam aliran nadinya, adalah pemilik Cawan Suci yg telah menyimpan darah Viator dalam tubuhnya. Dia akan meneruskan garis darah terpilih dan akan menciptakan tubuh sempurna bagi Dia, Tuan dari segala kekacauan Sammael!!”

    Seluruh Tim Order kaget, terlebih lagi raut wajah kekagetan terlihat pada Elenna yg shock dengan perkataan Selvandor yg juga sekarang sedang menunjuk lurus pada dirinya.

    Elenna yg terkejut bergerak mundur selangkah sembari memegang perutnya dengan menggunakan tangan kirinya. Dia merasakan muncul suatu tekanan dalam hatinya dan pikirannya menjadi rumit.

    Tidak mungkin.. Aku.. Aku hamil?​

    Shade memandang kearah Elenna yg berada disampingnya dan terlihat sedang kebingungan memikirkan suatu hal. Menggeram dalam hatinya, pemuda berbola mata merah itu tidak percaya. Jika benar apa yg dibicarakan oleh Selvandor sebelumnya, itu berarti dia telah jatuh kembali pada rencana pria paruh baya yg sejak dahulu mendoktrin dirinya mengenai takdir Viator.

    “Tidak akan ada lagi harapan untuk kalian makhluk yg tak berdaya!! Ketiadaan menjadi ada!! Ilusi akan tergantikan oleh kenyataan!! Ketiga dunia akan kembali menyatu!! Seventh Veil harus terjadi!!!! meringkuklah kalian dalam keputus asaan wahai manusia!!”


    *******​
     
  13. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update setelah sekian lama :nikmat:

    Act – 8.9 Theme de l’autel noir, la chaine de Sacre Graal choeur

    Getaran kecil tiba - tiba muncul dipermukaan lantai bangunan Sanctri Petri. Selvandor yg sedang terbang melayang terselimuti cahaya, memancarkan pijaran cahaya berwarna hitam dan ungu yg bergerak mencambuk cambuk lantai dan juga pilar beserta dinding bangunan di wilayah ruangan Throne of St. Peter.

    Keempat manusia yg tertegun melihat pemandangan yg ada, menaikan senjata mereka masing – masing dan bersiap dengan apa yg akan terjadi selanjutnya.

    “Saatnya melumuri Mezbah dengah darah.”

    Selvandor tersenyum menyeringai dan memulai segalanya. Pijaran cahaya berwaran hitam dan keunguan yg bergerak – gerak sejak tadi, dilepaskan bagai sebuah cambuk mengarah pada keempat anggota Order yg telah siaga menghadapi pertempuran terakhir.

    Mengelak pada saat yg tepat berpencar menghindari serangan, cambuk – cambuk aura tersebut menghentak keras pada lantai dan menimbulkan retakan memanjang. Shade yg berhasil menghindari dengan melakukan rolling dilantai, kembali berdiri dengan segera dan berlari menyeret pedang hitamnya dan maju menuju ketempat dimana Selvandor tengah melayang.

    Pierre yg memegang dua senjata jarak jauh, melepaskan peluru – peluru panasnya mengarah pada sosok tua yg berdiri stabil di udara. Apa yg pemuda itu lakukan tidak benar – benar berguna sebab pijaran cahaya itu melindungi tubuh pemimpin dari The Sect.

    “Kita harus menjangkau tubuhnya yg melayang di udara!!!” Million berkata dimana posisinya sekarang berlari disamping kanan Shade menuju ke tujuan yg sama yaitu mengarah berlari pada Selvandor.

    “Berpikirlah cepat dibawah tekanan!!” Shade menjawab lantang. Pemuda itu tetap bergerak berlari menghindari cambukan cahaya aura dan berpikir cara untuk mencapai tempat Selvandor.

    Ayunan dan sapuan dari pijaran cahaya hitam membuat ruangan itu bergetar riuh. Bangku – bangku panjang yg tersusun rapi menjadi terdorong dan terseret berantakan. Shade yg melihat kesempatan itu, kemudian melompat berpijak pada bangku yg terhempas ke udara dan selangkah demi selangkah menginjaknya da berusaha mencapai tempat Selvandor.

    “Aku tidak memiliki kemampuan yg sama dengannya..” Million yg terdiam tegap berbicara memandang kearah Shade yg sedang melakukan akrobatik tanpa kesalahan meraih dan berpijak pada bagian – bagian bangku yg terhempas melayang di udara.

    “Hoo.. kau tidak melupakan apa yg dahulu pernah kuajari..” Selvandor berbicara dengan pelan sembari memandang Shade yg melompat bergerak semakin dekat dengan dirinya.

    “Terima kasih atas segala pengajaranmu kakek tua!!!” Shade berteriak kencang sembari memegang pedang dengan kedua tangannya yg terhunus tinggi bersiap melepaskan tebasan keras.

    “Teeeengggg!!!!!”

    Selvandor dengan cepat memunculkan tombak berwarna hitam pekat ditangannya. Dia lalu memukulkannya berdentang pada pedang yg Shade ayunkan dan membuat pemuda itu terdorong terlempar jauh jatuh bergerak menuju permukaan lantai.

    Pierre yg tetap melepaskan rentetan tembakan sembari mengindari pecutan cambuk aura yg tetap bergerak – gerak, mendengar suara sesuatu membentur lantai dan terseret. “Shade!!!”

    Tubuh Shade yg membentur lantai, terseret cukup jauh dan akhirnya berhenti ketika menabrak rentetan bangku panjang gereja berwarna coklat.

    Elenna yg sedang berdiri melihat itu semua, memandang kearah Selvandor dengan tajam sembari tetap memegang perutnya dengan tangan kirinya. Sadar dengan posisi Selvandor yg sulit dijangkau oleh rekannya yg lain, membuat Elenna akhirnya melepaskan pegangannya pada cambuk hitam yg selama ini dia pegang hingga benda tersebut jatuh tergeletak dilantai.

    Rambut hitam panjang Elenna tergerai berkibar akibat pencaran aliran udara yg tiba – tiba saja muncul dari dalam tubuhnya. Bola matanya yg berwarna coklat, kini berganti warma menjadi biru terang sebagai tanda bahwa dia pemilik garis darah penyihir.

    “Aah.. Akhirnya kau memilih menerima apa yg seharusnya kau miliki dan membuang semua penolakanmu itu..” Selvandor berbicara pada Elenna. “Datanglah padaku Holy Grail” Selvandor merentangkan tangannya kesamping dengan tetap memegang tombak hitam ditangan kanannya dan memberikan isyarat selamat datang pada sang penyihir.

    Elenna masih diam memandang Selvandor dan belum melakukan apa – apa. Gadis itu kemudian perlahan menggerakan lengan kanannya dan memegang Rosary yg ia kalungkan dilehernya. Tiba – tiba saja cahaya pijaran berwarna biru terang berbentuk hexagram muncul ditempat ia tengah berdiri. Tepat dibelakang Elenna muncul juga ratusan lingkaran sihir dengan lambang dan tulisan yg berbeda dan memunculkan ratusan pedang Kristal yg menghunus kearah depan.

    Million dan Pierre sejenak mengalihkan perhatiannya pada Elenna yg terlihat begitu serius dan begitu megah bercahaya memperlihatkan kekuatan sihir yg ia miliki.

    “Pierre.. Million, Aku akan membuat dia jatuh ke tanah. Lakukan apa yg harus kalian lakukan.”

    Pierre yg berdiri setengah berjongkok, bersama dengan Million yg berada tidak jauh darinya, mengangguk mengerti dengan ucapan pelan dari sang gadis.

    “Berikanlah bentuk perlawananmu yg terbaik sebelum aku mengambilnya darimu..”

    Elenna menggeram mendengar perkataan Selvandor. Ia lalu melepaskan pegangannya pada rosary di dadanya dan menunjuk kearah pria paruh baya itu dengan juga melepaskan lesatan pedang – pedang Kristal bercahaya bagaikan lesatan peluru missile.

    Ratusan pedang bercahaya biru kemilauan melesat pada target. Aura cahaya hitam dan ungu yg bergerak – gerak disekeliling tubuh Selvandor, menahan, menangkis, dan mencoba menghentikan serangan yg datang.

    Keriuhan dan getaran cukup kuat terjadi dalam ruangan akibat dari pecahnya pedang – pedang magis yg memunculkan ledakan – ledakan cukup kuat. Pertempuran yg terjadi antara pemilik kekuatan magis hanya bisa membuat mereka yg tidak memiliki kekuatan supernatural hanya terdiam melihat apa yg terjadi.

    Shade yg meringkuk di lantai, kemudian berdiri perlahan dan melihat apa yg sedang terjadi didepannya. Dia melihat Elenna, gadis yg tidak ingin menggunakan kekuatan sihirnya, sedang bertempur mati – matian melawan Selvandor tanpa bergeming dari tempatnya berdiri.

    Dalam hatinya sang pemuda menyadari bahwa gadis yg malang ini telah terlempar cukup jauh, dan harus ikut serta dalam hal yg seharusnya tidak ia ketahui. Shade menyadari, apa yg dibebankan pada dirinya sebelum semuanya menjadi kacau tanpa harapan, harus ditanggung juga oleh seorang gadis yg belum mengerti semuanya ini tentang apa.

    Mengetahui segalanya sekarang tentang Selvandor dan juga the Sect kelompok yg dahulu ia naungi serta tanggung jawab yg ia rasakan dalam hatinya, Shade mengambil pedang hitam dilantai dan menetapkan hatinya untuk menghentikan rencana gurunya yg dahulu mengajari banyak hal pada dirinya.

    Elenna terus memunculkan ratusan pedang Kristal bercahaya dan melepaskannya mengarah pada Selvandor. Dia sangat berharap ada celah yg muncul dan bisa membuat pria paruh baya dengan wajah yg mengerikan itu jatuh. Kelelahan muncul dari dalam dirinya, keringat membasahi bajunya dan beberapa ada yg terlingat mengalir.

    Serangan – serangan yg dilakukan sang gadis tidak sedikitpun menyentuh tubuh Selvandor. Cahaya aura yg mengelilingi dirinya dan membentuk banyak untaian cambuk melindunginya dengan kuat tanpa celah.

    Pierre yg sejak tadi hanya terdiam berdiri, merasakan jika tetap seperti sekarang hanya akan memberatkan bagi Elenna. pemuda berkacamata itu lalu menyimpan kedua senjata perak ditangannya seraya mengeluarkan revolver magnum perak dan mengarahkannya lurus pada Selvandor.

    Memegang dengan mantap dengan menggunakan kedua tangannya, Pierre melepaskan letusan – letusan tembakan sembari berusaha kembali membidik dengan benar akibat recoil yg cukup keras yg mengenai dirinya. “Dorr!! Dorr!!! Dor!! Dor!!!”

    Apa yg Pierre lakukan membuat kosentrasi Selvandor pecah dan memberikan celah. Walau kesulitan, pria paruh baya itu berhasil menangkis serangan pedang yg melesat mencoba menusuk badannya dengan bayaran ledakan cukup hebat yg menghujam tubuhnya.


    “BLLLDAAAARRRRRR!!!”



    Elenna jatuh berlutut di lantai karena kehabisan tenaga. Keringat yg membasahi tubuhnya bebarapa ada yg mengalir jatuh dari lehernya dan mengenai lantai.

    Sadar dengan apa yg terjadi, Million tidak menghentikan kesempatan dan Segerak berlari menuju ke lokasi dimana Selvandor sedang bergerak jatuh dengan asap yg menyelimuti tubuhnya. Hal yg sama dilakukan juga oleh Shade. kedua orang yg memiliki teknik pedang terbaik dari anggota – anggota Order yg lain, kini berlari kencamg bersiap menghabisi musuh terbesar yg ada dihadapan mereka.

    Selvandor jatuh membentur lantai dalam posisi tertelungkup dan hal yg aneh tiba – tiba saja muncul. Cairan berwarna hitam legam keluar menggenang dan melebar cukup cepat disekitar pria paruh baya itu. Million yg sedang berlari kencang tidak sempat berhenti dan akhirnya masuk dalam daerah genangan hitam itu dan terjebak dengan tangan – tangan hitam yg meraih kakinya, tangannya dan tubuhnya yg membuatnya terdiam tidak bergerak.

    Million berusaha melepaskan kekangan pada tubuhnya sekuat tenaga, sedangkan Shade tetap berlari masuk sembari menghindari tangan – tangan berwarna hitam yg muncul dari genangan itu yg berusaha mencengkramnya.

    Mengayunkan tebasan – tebasan kesamping, Shade berusaha menghalau semua hal yg mencoba menghalangi jalannya. Tepat ketika dirinya semakin dekat, ia melihat Selvandor sedang berusaha berdiri dengan tubuhnya yg terlihat sedikit bergetar.

    “HiAAAAAAA!!”


    *******​
     
  14. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update lagi :peace:

    Act – 8.10 Theme de l’autel noir, la desespoir thanatos

    “Teeenggg!!!!” Benturan keras terjadi. Selvandor menahan tebasan keras Shade dengan tombak hitam yg ia pegang dengan kedua tangannya. Mengeluarkan tenaganya masing – masing, kedua orang yg berbalut pakaian hitam itu saling bertahan dalam posisinya dimana kedua senjata mereka sekarang saling bersilangan.

    “Katakan padaku Shade, kenapa kau terus menyangkal semuanya? The Prophecy of Viator ada dalam tubuhmu, kau harus menentukan pilihan kemana kau akan berjalan.. jalan Tuhan? Hal yg tidak mungkin kau lakukan. Pilihan satu – satunya adalah bersama kami. Tapi kau tidak juga bersedia menerima segalanya..”

    “Ramalan dan ramalan lagi.. aku bukanlah bagian dari semua rencanamu! jalan hidupku adalah milikku, bukan milik kalian ataupun milik Tuhan! Aku tidak akan memilih apapun!”

    “Kau tahu Shade? Aku dalam keputus asaan. Semua yg kubangun adalah demi penantian hari ini, dan kau adalah penyelesaiannya. Dengarlah wahai yg terpilih Said Ibrahim, Apa kau bersedia jika dunia ini terus berada dalam lingkaran kesedihan dan kepahitan yg tidak pernah berakhir? Keabadian dalam kesengsaraan, apa itu yg kau pilih? Kau harus bergerak pada jalanmu, dan memilih dimana ini semua harus berakhir. Menaikan dan meninggikan cahaya atau meninggikan kegelapan.”

    “Kenapa kau terus memaksaku untuk apa yg tidak pernah aku inginkan dan memberikan tanggung jawab yg aku tidak mau!! Dunia ini memang membuangku!! Walau begitu aku tidak mau menjadi seseorang yg menentukan segalanya akhirnya!!”

    “Jika kau masih keras kepala seperti itu, tidak ada cara lain.. aku akan memaksamu melakukan pilihan..”

    Shade terkejut, Selvandor melepaskan dorongan kuatnya dan dengan cepat mengayunkan tombak hitamnya mengayun kesamping, melepaskan rentetan kombo dan membuat pria berbola mata merah itu kewalahan menangkis dengan posisi yg tidak siap hingga bergerak melangkah berjalan mundur kebelakang.

    “Apa yg terjadi padamu Shade?! kewalahan menghadapi pria paruh baya sepertiku?!”

    Kata – kata Selvandor yg sinis mengganggunya dan membuat amarahnya naik. Shade bergerak memiringkan pedangnya menyamping dan memulai rangkaian tebasan pedang mengimbangi apa yg sebelumnya Selvandor juga lakukan.

    Mereka yg dahulu merupakan Guru dan murid, bertarung memperlihatkan keahliannya masing – masing melepaskan ayunan senjata tanpa celah. Pedang hitam dan juga tombak hitam legam saling berayun berdentang, memperlihatkan kedua orang yg memiliki bola mata merah bergerak bagaikan bayangan.

    “Untuk apa sebenarnya kau bertempur Said Ibrahim? Apa yg sebenarnya kau cari?”

    “Aku bertempur untuk diriku sendiri, bukan untuk orang lain atau untuk sisi manapun yg ada!”

    “Ha.. Kau berbohong, kau hanya mencari jalan untuk menebus semua dosa yg telah kau lakukan. Itulah alasanmu bukan? Lupakan.. Dia yg Maha Tinggi tidak akan melirik segala upayamu.”

    “Semua yg kau katakan tidak akan bekerja padaku!!!”

    Pertempuran antara Shade dan Selvandor masih terus berlangsung. Tidak jauh dari tempat mereka berdua, terlihat Million masih berusaha keras untuk lepas dari cengkraman tangan – tangan hitam yg terbuat dari cairan hitam legam dan encer yg mengikatnya kuat. Sedangkan Pierre yg berada disisi sebaliknya yg cukup jauh, sedang membidikan Remington Magnum perak yg dipegang menggunakan kedua tangannya dan ragu – ragu menembak karena melihat Shade masih bertempur dekat dengan Selvandor.

    Elenna yg masih berlutut dilantai, masih terengah – engah mencoba menahan rasa lelah yg melanda tubuhnya. Baru kali ini dalam hidupnya dia menggunakan kekuatan sihirnya sebesar tadi, dan ia tidak menyangka tubuhnya akan mengalami kelelahan seperti sekarang.

    “Apa yg paling berarti dalam hidupmu Shade?” Selvandor berbicara dan membuat Shade yg sibuk menyerang sedikit kaget. “Apa wanita itu yg begitu berarti bagimu?”

    Shade menggeram dan amarah dalam hatinya meledak – ledak tidak dapat terbendung lagi untuk lepas keluar. “Brengsek!!!”

    Selvandor mengelak menunduk menghindari tebasan kesamping kiri yg dilakukan oleh Shade. Pria paruh baya itu mengayunkan memukul perut Shade dengan bagian bawah tombaknya dan membuat Shade memundathkan darah dari mulutnya. Gerakannya tidak berhenti sampai disitu, Grandmaster the Sect itu lalu mengayunkan ujung tombaknya dengan keras dari bawah menuju atas dan membuka pertahanan lawannya.

    Shade kaget dengan apa yg terjadi. Amarah yg tidak dapat ia kendalikan, telah membuatnya kehilangan fokus dan membuat Selvandor berhasil menyerang tubuhnya. Selvandor yg selesai melakukan rangkaian serangan, memegang tombak hitam dengan tangan kanannya dan memegangnya dalam posisi siap untuk melempar.

    “Lebih banyak rasa sakit dan keputusasaan akan membuatmu sadar dengan segalanya…”

    Lemparan dilepaskan. Ujung tombak hitam legam yg tajam berbentuk gerigi melesat cepat dan menusuk pundak kiri Shade hingga membuatnya terdorong terbang, terlempar cukup jauh melayang dan membuat anggota rekan lainnya terkesima dengan kejadian yg sedang terjadi.

    “Bruaaakk!!” tubuh yg terlempar itu akhirnya berhenti pada pilar yg cukup jauh dan membuat Shade terpasung menahan rasa sakit karena tombak itu menancak cukup kuat pada tembok. “Akkhh…” pedang hitam yg dipegangnya terlepas dan jatuh kelantai. Shade meringis memejamkan matanya menahan sakit dan darah segar berwarna merah mulai mengalir dari luka yang ada di bagian bahunya.

    Pierre yg melihat itu lalu melepaskan tembakan dari senjata ditangannya, namun Selvandor berhasil mengelak dengan cepat. Cairan – cairan hitam yg menggenang dan terus menetes dari robe hitam yg selvandor kenakan, bergerak membentuk cambuk berusaha melukai pierre yg menyerangd ari jarak jauh. Melompat dan berusaha menghindar sebisa mungkin, Pierre berusaha tetap fokus melihat Selvandor dan berusaha terus melepaskan tembakan.

    Selvandor berlari cepat, dan memunculkan tombak hitam lain ditangannya tepat menuju kearah Pierre. Menyimpan kembali senjata ditangannya, Pierre mengambil dua M1911 dari holdsternya dan melepaskan rentetan tembakan. Sayangnya hal itu masih juga belum dapat melukai pria paruh baya yg menjadi lawannya. Cairan hitam legam melindungi musuhnya dari hujanan tembakan. Selvandor melepaskan tusukan keras namun gerakan itu berhasil dihindari Pierre walaupun berhasil menggores bagian sisi kanan perutnya.

    “Buaakkk!!!” ayunan pukulan keras dilakukan mengenai tepat dada Pierre dan membuat pemuda yg memiliki skill gunslinger yg baik, terlempar tersungkurjatuh terseret di lantai.

    “Pierreeee!!! Elenna yg masih berlutut berteriak, dan merasakan khawatir karena satu persatu rekannya dirubuhkan oleh Selvandor. Million yg melihat hal yg sama juga, tetap berusaha keras untuk bisa keluar dari ikatan yg mengikatnya.

    “Kau mengkhawatirkan seluruh temanmu nona?”

    Elenna terbelalak kaget, dalam sekejap mata pria tua itu sekarang telah berdiri dihadapannya sembari memegang tombak hitam. Dia merasakan ketakutan yg amat sangat melihat wajah Selvandor dari dekat. Pria tua dengan guratan keriput diwajah yg cukup banyak, memperlihatkan kulit yg sangat pucat seperti telah mati, dan memancarkan cahaya bola mata merah, membuat bulu kuduknya berdiri.

    Cairan hitam melesat dari permukaan lantai dan bergerak mengikat kedua pergelangan tangan Elenna dengan posisi tangan lurus keatas. “Aaahhh!!”
    Shade yg berusaha menarik tombak hitam yg menusuknya dan menancap kuat pada tembok, melihat apa yg sekarang sedang terjadi pada Elenna.

    “APA YG KAU LAKUKAN SELVANDOR!!! JANGAN LIBATKAN DIA DALAM MASALAH INI!! DIA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN SEMUA INI!!!”

    Selvandor hanya tertawa cekikikan mendengar Shade begitu panik. Elenna yg masih mengalami kelelahan pada tubuhnya, tidak dapat berbuat apa – apa. Jangankan untuk mengeluarkan sihir dalam tubuhnya, untuk bergerak melepaskan diri saja ia telah cukup kesulitan.

    Dengan pelan, Selvandor menyentuh perut Elenna menggunakan tangan kirinya dan membuat gadis itu kaget hingga merasakan takut dengan apa yg mungkin akan dilakukan oleh pria tua itu. “Apa yg akan kau lakukan padaku ?! lepaskan aku!!”

    “Kau adalah gadis yg percaya dan mengimani Tuhan yg lahir dalam rahim seorang perawan suci, yaitu Maria. Sekarang kau harus tahu kebenaran nona. Dalam rahim ini.. rahim yg kau miliki sendiri, Tuhan yg Baru akan lahir.”

    Elenna meringis takut, mendengar apa yg dikatakan oleh Selvandor. Dia mengerak – gerakan tubuhnya lebih keras berusaha untuk lepas dari ikatan dipergelangan tangannya dan juga pergelangan kakinya yg mengikat kuat. Selvandor tersenyum memandang wajah manis gadis didepannya. Dia tidak memperdulikan apa yg gadis itu sedang lakukan dan sekarang mengusap – usap perut sang gadis dengan lembut menggunakan tangan kirinya.

    “Berbahagialah karena engkau akan menjadi sosok yg selama ini kau impikan dan kagumi. Kau akan menjadi seperti Perawan Maria dan melahirkan sosok yg akan merubah Dunia..”

    “TIDAKKK!!!!” Elenna memejamkan matanya berteriak keras berupaya tidak mendengar apa yg telah Selvandor katakan.


    *******​
     
  15. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    marathon update :ngacir:

    Act – 8.11 Theme de l’autel noir, Mascarade de requiem

    “Zleeebssss!!!!” suara rapier menusuk tubuh Selvandor dari belakang hingga menembus badan bagian depannya. Million yg telah berhasil lepas dari ikatan yg mengikatnya kaget dengan apa yg sekarang ia lakukan. Dia tidak melihat setetes darahpun keluar dari tubuh pria paruh baya yg ditusuknya. Hanya cairan hitam legam yg menetes semakin banyaklah yg berjatuhan kelantai.

    Dia bukan manusia?​

    “Ohoo.. Aku melupakan salah satu anggota Order..” Selvandor berbicara sembari melirikan matanya melihat kebelakang.

    “Wuusssh!!!” Gerakan cepat dilakukan. Selvandor mengayunkan tombak hitamnya memutar kebelakang mencoba memukul Million namun pemuda berambut putih itu berhasil mengelak dengan menunduk bersamaan mencabut rapier yg ia pegang pada lawannya.

    “Trank!! Trank!! Trank!! Trank!!” pertempuran sengit terjadi, Million berusaha mengimbangi kecepatan serang Selvandor yg melepaskan ayunan pukulan dan tusukan yg keras, menangkisnya dan mencari saat yg tepat untuk memutar balikan keadaan.

    “Ooh.. jadi inikah Skill yg dimiliki oleh boneka terbaik Grandmaster Order..”

    “Tutup mulutmu, aku bukan boneka!!! Kau yg bukan manusia tidak akan bisa menipuku!!”

    “Haa.. Kau pikir kau sendiri adalah manusia?”

    “Apa?!” Million kaget dengan perkataan terakhir Selvandor. Hal itu melepaskan fokusnya dan membuat Selavandor berhasil menyerangnya dan membuatnya terpelanting cukup jauh jatuh kebelakang.

    “Dorr!! Dorr!! Dorr!! Dorr!! Dorr!!” tembakan – tembakan dilepaskan oleh pierre yg telah kembali sadar dan sedang berusaha berdiri. Salah satu pemilik master ini berusaha mengalihkan perhantian lawannya agar tidak menuju kearah Million yg terbaring dilantai dan masih meringkuk kesakitan. “Take This dessert!!! Oldman!!!!!”

    Shade yg masih terpasung berusaha sekuat tenaga melepaskan tombak hitam yg menusuk bahu kirinya dengan menariknya menggunakan tangan kanannya. Rasa sakit, ngilu, untuk sejenak dia abaikan sebab Shade merasakan bahwa rekan – rekannya sedang dalam bahaya.

    “Sreeettt..”suara tombak berhasil dicabut dengan muncratan darah segar yg juga terlihat memencar. Shade yg telah berhasil lepas dari pasungannya, terjatuh kelantai dengan posisi merangkak.dia melepaskan pegangannya pada tombak yg ia pegang, seraya mengambil pedang hitam miliknya yg berada tidak jauh darinya dan berusaha bergerak ketempat dimana Elenna yg terikat berada.

    Selvandor menggunakan cairan hitam disekitarnya untuk menangkis semua serangan yg dilepaskan Pierre. Pria tua itu kemudian melemparkan bagian cairan hitam itu dan melesat kearah Pierre dan akhirnya berubah menjadi tombak – tombak hitam runcing.

    “Braaak!!!! Braaak!!!! Braaak!!!! Braaak!!!!” Suara tombak – tombak hitam itu menancap pada pilar dan dinding bagian ruangan St. Peters Throne. Pierre yg sigap, berusaha sekuat tenaga berlari menghindari dengan tetap melepaskan tembakan.

    Shade yg telah berada dekat dengan posisi Elenna, melepaskan tebasan memotong cairan hitam yg menggikat lengan Elenna, dan membuat tubuh wanita itu jatuh kembali berlutut dilantai.

    Tidak menghentikan langkahnya, pemilik garis darah Viator itu terus berlari dan bersiap melepaskan tebasan kearah kepala Selvandor yg sedang membelakanginya dan sibuk melawan Pierre.

    “TEEEENGGGGGGG!!!!!” Benturan kembali terjadi antara Shade dan Selvandor. Pria paruh baya itu menahan serangan Shade dengan tombak hitam yg ia pegang dengan kedua tangannya.

    “Mengesankan Shade.. mengesankan. Dengan luka cukup berat yg ada di lengan kirimu, kau masih bisa melepaskan tenaga sebesar ini.” ucap Selvandor dengan tersenyum memandang lawan didepannya.

    Pierre yg melihat kesemptan, kembali melepaskan rentetan tembakan namun tetap nsaja, timah – timah panas itu tertahan oleh cairan hitam legam yg bergerak menutupi arah peluru dan membuat peluru – peluru tajam itu jatuh berdentingan dilantai.

    “Kita akhiri semuanya Selvandor..”

    “Kfu.. Kfuu. Kfuu.. Aku menyukai kata – katamu mengenai Akhir Shade.”

    ***​

    Shade dan Selvandor masih tetap dalam posisi saling menahan mendorong dengan kuat senjata mereka masing – masing. Cairan hitam yg menggenang cukup luas, terlihat perlahan - lahan bergerak – gerak dan bergetar. Disudut yg lain, para anggota order yg lain yg kelelahan bertempur dan juga yg menahan luka yg ada ditubuhnya hanya dapat memandang kearah dua orang berbaju hitam yg sedang bertempur itu.


    “BLEDAAAAARRRR!!!!!!”​



    Ledakan besar terdengar dan melepaskan debu – debu kotor yg berpencar keberbagai arah. Elenna yg berada paling dekat dengan Selvandor dan Shade, menghalangi mukanya dengan tangan kirinya, berusaha melindungi hempasan debu kotor yg menghampirinya.

    Million yg sedang terbaring bersama dengan Pierre yg sedang berdiri tegap, terbelalak sangat kaget. Bagian lantai ruangan yg tergenang cairan hitam terbang terhempas ke udara mendorong Selvandor dan Shade yg masih saling bertahan dalam posisinya. Cairan – cairan hitam yg menetes dan menggenang di bawah permukaan bergerak memanjang dan akhirnya menusuk bagian lantai yg melayang dan memecahkan strukturnya.

    Selvandor dan Shade melepaskan dorongan kuatnya, dan mereka berdua berusaha berpijak pada bagian lantai yg masih melayang diudara dan melompat memulai serangan. Dentingan suara pedang dan tombak terdengar berirama. Dengan tubuh yg melayang diudara, mereka berdua melepaskan serangan bertubi – tubi mencari celah untuk melukai lawannya.

    Sebuah kesalahan gerakan kecil akan memunculkan suatu celah dan mengakibatkan sesuatu yg fatal. “Teeenggg!!!” Selvandor dan Shade melepaskan serngan bersamaan dan bergerak jatuh berpijak pada bagian lantai yg masih melayang bergerak turun.

    Menyeret dan menggoreskan ujung pedangnya yg tajam pada lantai yg dia pijak, Shade membalikan badannya dan melihat Selvandor berada diatasnya dengan posisi yg siap untuk jatuh menyerang.

    “Ini adalah ujian yg harus kau jalani!! ujian yg dahulu tidak kau selesaikan Said Ibrahim!!!”

    Selvandor melompat jatuh dari lantai yg dipijaknya hingga lantai itu terbalik, dan Shade yg sedang memandang tajam pada musuhnya melakukan hal yg sama. Pemuda berbola mata merah itu melompat memegang pedang hitam di samping kanannya bersiap menghadapi tubrukan keras sembari berteriak kencang. “HIAAAAAAAAAAA!!!!!!!!”

    Dentangan senjata tajam terdengar menggema keras didalam ruangan. Elenna yg melihat cukup dekat tidak begitu tahu apa yg sebelumnya terjadi sebab, pandangannya terhalang oleh debu – debu yg kembali bertebaran akibat lantai – lantai yg melayang kini kembali rubuh di permukaan.

    Samar – samar dari pandangan kedua matanya, terlihat Shade sedang berpijak terseret mundur dengan memegang First Killer ditangan kanannya. Sedetik kemudian ia melihat Selvandor melompat tinggi mengayunkan tombaknya dan berhasil ditangkis oleh Shade, dan rangkaian gerakan serangan kembali terjadi.

    Shade kewalahan dengan serangan yg dilakukan Selvandor. Sabetan dan tusukan yg berhasil ia hindari tetap memberikan goresan luka yg kecil dan tidak terlalu fatal pada tubuhnya. Beberapa serangan itu mengenai bagian pinggir kanan kakinya, sebelah kiri perutnya, bagian dada, dan bagian pipi kirinya.

    Darah keluar mengalir. Bertahan dari rasa sakit yg ada, pemuda itu menyipitkan matanya dan terus bertempur walaupun sadar dengan baik, bahwa tangan kirinya semakin mencapai batasnya karena luka berat yg sebelumnya mengenainya.

    Selvandor yg menyerang dengan beruntun akhirnya memegang tombaknya dengan posisi menyamping dan berencana melakukan tusukan keras. Shade yg sejak tadi bertahan sembari melangkah mundur tidak siap untuk menahan dorongan yg lebih keras. Elenna yg melihat semuanya berusaha memperingatinya, namun sebelum gadis itu berteriak ternyata Selvandor lebih dahulu melepaskan serangan lurus pada Shade.

    “PRAAAAKKKK!!!!” Shade dengan tenaga dan reflek tubuh yg tersisa, bergerak menangkis tombak hitam itu menggunakan tangan kirinya dan mendorongnya kesamping kiri. Terlihat dari raut wajahnya, pemuda itu merasakan rasa sakit yg teramat sangat pada lengan kirinya. Namun jika itu tidak ia lakukan, ujung tombak runcing itu akan mengarah lurus tepat menusuk jantungnya. “HIAAAAAA!!!!!” terpaut dalam kondisi yg sama beberapa detik, Shade melepaskan serangan tusukan menggunakan lengan kanannya lurus mengarah pada perut Selvandor.

    “Zleeeeebssssss!!!!” Selvandor kaget dengan apa yg dilakukan Shade, dimana ternyata pemuda yg dahulu pernah menjadi muridnya itu ternyata berhasil menyerangnya.

    Pemuda berjaket hoody hitam panjang itu terengah – engah dengan tindakan yg baru saja dia lakukan. Berakhir disini. Ya.. segalanya berakhir disini. Itu adalah kata – kata yg dia ucapkan dalam hatinya.

    “Tusukan Seperti ini tidak akan membunuhku Shade..”

    Shade sangat terkejut dan merasakan ayunan pukulan keras menyerang bagian tubuh depannya. Hal itu membuatnya kembali melayang terpelanting di udara dan akhirnya jatuh terseret di lantai.

    Pemuda itu berusaha bernafas dengan lancar, karena ia sekarang merasakan kesesakan yg teramat sangat di dadanya. Samar – samar dari pandangannya, ia melihat selvandor sedang berjalan kearahnya dengan terlihat pula Pierre kembali melepaskan rentetan serangan dan Million yg sedang berlari mencoba menuju ketempat Selvandor.

    “Tubuh manusiamu itu lemah Shade!! keluarkan apa yg sebenarnya ada didalam tubuhmu itu, jadilah the True Plague ambilah takdirmu!! Kalahkan aku dan jadilah bagian dari Sammael!!!”


    *******​
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update :terharu:

    Act – 8.12 Final Choir Resonance, The Cries Remnants of Darkness

    Melakukan hal terbaik yg dia bisa, Shade tidak habis pikir kenapa lawannya tidak juga rubuh dan tetap berdiri tegap tanpa luka. Bergerak perlahan – lahan, pemuda yg menahan rasa sakit dan kelelahan ini berdiri pelan dan mengambil pedang hitam yg tergeletak di lantai. “Kenapa.. Hahh.. Hahh.. telah banyak serangan dilakukan, kenapa kau tidak juga mati?”

    Selvandor yg berjalan dengan santai dengan cairan hitam dibelakang dirinya yg melindungi dirinya dari serangan Pierre dan menyibukan laju langkah Million, berkata dengan pelan menjawab perkataan Shade. “Kenapa aku tidak mati? Hahahaha.. Aku telah tewas jauh - jauh hari di masa lalu. Kau masih berpikir aku akan mati seperti layaknya manusia biasa sekarang ini?”

    Shade yg berdiri sedikit membungkuk menggeram mendengarnya. Tiba – tiba saja sesuatu terjadi pada pemuda itu. Dia merasakan rasa sakit mulai bermunculan di setiap bagian tubuhnya. ‘Efek obatnya habis?’

    Elenna yg belum juga pulih dari kondisi kelelahannya, melihat sesuatu yg tidak beres terjadi pada Shade. Pemuda berbola mata merah itu memegang dadanya dengan tangan kirinya. Dia merasakan rasa sesak nafas yg benar – benar berat. Memejamkan kedua matanya, dengan keringat dingin yg mengalir deras yg juga membasahi baju yg ia kenakan, pemuda itu terbatuk – batuk dan memuntahkan darah cukup banyak.

    Selvandor tersenyum senang melihat apa yg terjadi pada lawannya. “Telah mencapai batasnya Shade? Penyakit dalam darahmu itu akan mendorongmu melakukan apa yg aku inginkan. Jika kau terus berusaha melawannya, hanya akan membuatmu berakhir dengan kematian.”

    ‘Aku merasakan begitu lemah dan lelah. Tenagaku serasa menghilang begitu saja. Kenapa.. kenapa harus terjadi disaat seperti ini? kenapa harus terjadi ketika aku belum menyelesaikan apa – apa?’

    Shade yg mulai kehilangan fokus kesadarannya, berkata didalam hatinya. Pemuda itu telah merasakan begitu pasrah dengan apa yg terjadi pada tubuhnya. Dekat, semakin dekat dia melihat Selvandor melangkah kearahnya. ‘Tidak, ini terlalu dini untuk menyerah..”

    Selvandor mengambil ancang – ancang untuk berlari. Pierre yg melihat itu, mengambil Remington Magnumnya dan mengarahkannya pada kedua kaki lawannya yg renta. Tembakan keras dilepaskan menembus cairan hitam yg melindungi lawannya dan mengenai sasarannya, namun hal itu tidak memberikan effect apa – apa. “Sialan kenapa tidak melukainya!!!“ Pierre yg kaget dengan itu semua berusaha terus menembak hingga 6 butir peluru 45mm dia lepaskan seluruhnya. Selvandor yg terkena tembakan tetap berlari tidak berhenti.

    Shade dengan tubuh yg bergetar kecil berusaha memegang pedang hitam dengan kedua tangannya, seraya bersiap kembali menghadapi Selvandor. Million yg masih disibukan dengan cairan hitam yg dia lawan berteriak keras memperingatkan Shade yg terlihat tidak beres.

    Shade dengan wajah yg lusuh dan lelah tidak bergeming, tidak mendengar suara apapun ditelinganya kecuali suara detak jantungnya sendiri. Dia merasakan beberapa dari indera perasanya mulai melemah.

    Selvandor yg sedang berlari, mengangkat tombak hitam disamping atas kepalanya. Pria tua renta itu bersiap dengan ancang – ancangnya untuk menusuk Shade. “PILIHLAH APA YG SEHARUSNYA KAMU PILIH!!!!”


    Haruskah menjadi mereka yg kubenci?​


    Serpihan cahaya melesat cepat dari arah belakang pemuda itu. Suatu cahaya kebiruan yg indah dengan serpihan pijarannya bagaikan Kristal melayang – layang disamping dirinya.

    “Zleeeeebsss!!! Zleeeeebsss!!! Zleeeeebsss!!!”

    Pierre dan Million kaget, dan hal yg serupa pula terjadi pada lawan mereka Selvandor. Pria tua itu tidak menyangka tiga buah pedang bercahaya melesat menembus tubuhnya dan menghentikan langkahnya. “Akhh...” Selvandor tersedak mengeluarkan cairan hitam dari dalam mulutnya. Pria paruh baya itu memandang kearah dimana lesatan itu dilepaskan, dan melihat gadis pemilik Holy Grail sedang berdiri dengan bola mata biru miliknya yg menyala menatap tajam dengan juga beberapa pedang sihir yg menghunus lurus berada dibelakang sang wanita.

    “Kau.. ka..u.” belum Selvandor menyelesaikan perkataanya, Elenna yg meluruskan tangan kanannya kedepan, menggerakan telapak tangan kanannya dalam posisi menggenggam, dan ledakan muncul dari tiga buah pedang yg menancap pada tubuh lawannya dengan menggelegar.


    “BLEDAAAARRR!!!! BLEEDAAARRR!! BLEDAARR!!!”​



    Elenna kembali terjatuh berlutut terengah – engah setelah mengeluarkan tenaganya yg tersisa. Disisi pandangan yg lain, Tubuh Selvandor terlihat berasap dan berantakan memuncratkan banyak cairan hitam legam. Pria tua itu berteriak melengking sembari mundur beberapa langkah, merasakan serangan besar yg menyerang tubuhnya. Tidak menyia – nyiakan kesempatan, Million segera berlari menghindari cairan hitam yg menyulitkannya dengan dibantu Pierre yg membersihkan laju jalannya dari lengan – lengan hitam yg muncul dari lantai.

    Million mengangkat Rapier yg ia pegang lalu menebaskannya dan berusaha melukai Selvandor. Pria paruh baya yg kaget itu berhasil bergerak menghindar, namun pada akhirnya dia terkena tebasan dan tusukan bertubi – tubi yg Million lakukan.

    Tombak hitam yg pria tua itu pegang terlepas dari genggamannya. Million yg masih juga bergerak menyerang, akhirnya berhenti dengan memegang Rapier dipinggang kanannya menggunakan kedua tangan. Dengan ujung pedang runcing yg mengarah keatas, dia melepaskan tusukan keras mengarah pada leher Selvandor. “HIAAAAA!!!!!”

    “Zleeeebsssss!!!” suara Rapier panjang dan tipis menusuk menembus leher Selvandor. Wajah mengerikan dari pria paruh baya itu tergagap – gagap dengan mulut yg terbuka dan mengeluarkan banyak cairan hitam. “Splassshhh…” Million mencabut rapiernya, memunculkan muncratan cairan hitam banyak sekali hingga membasahi tubuhnya yg keluar dari luka dileher Selvandor.

    “AaaaHH!!! AaaaHH!!! AaaaHH!!! AaaaHH!!!” Selvandor berteriak histeris sembari memegang lehernya menggunakan kedua tangannya dan bergerak berjalan mundur.

    Shade yg melihat apa yg terjadi dengan samar – samar, membuang nafasnya yg sesak. Dia bergerak menyeret pedang hitam ditangan kanannya, bergerak berlari membungkuk dengan kepala yg menunduk menuju kearah Selvandor.

    Shade tiba tepat didepan lawannya dengan kepalanya yg masih menunduk dan menggenggam pedang hitam dengan kedua tangannya. Sejenak waktu terasa berhenti bagi mereka berdua. Selvandor yg sedang kesakitan memandang Shade yg berada didepannya dan mendengar kata – kata yg diucapkan mantan muridnya itu. “Kita akhiri ini semua Master..”

    “CRAAAAAAAASSSSSSHHHH!!!!” Shade mengayunkan pedangnya dengan tenaga terakhir yg dia kumpulkan, Mengayun menebas memutuskan leher Selvandor terbang ke udara, membuat lawannya memuncratkan banyak sekali cairan hitam kemana – mana bagaikan air mancur darah.

    Pemilik garis darah sammael menghentikan gerakannya dengan posisi tebasan akhir dengan pedang yg menghunus lurus kebawah. Dia membiarkan tubuh lawannya yg tanpa kepala bergerak – gerak hingga akhirnya rubuh sendiri terjerembab ke lantai.

    “Brukk!!! Glutukk!! Glutukk!! Glutukk!!” Suara kepala Selvandor yg melayang di udara jatuh berguling – guling didekat posisi Pierre. Million, Pierre, dan Elenna tidak percaya dengan apa yg baru saja mereka lihat. Mereka bertiga merasakan kelegaan, dan tersenyum gembira.

    Shade yg telah melepaskan serangan terakhir terlihat kehilangan tenaganya dan rubuh berlutut. Suara derap langkah berlari terdengar. Pierre berlari dengan cepat kearah sahabatnya itu dan memegang pundaknya berusaha untuk membantunya kembali berdiri. “Kau melakukannya Shade.. kau menyelesaikannya..” Shade tidak menjawab apa – apa, dia masih terengah – engah memejamkan mata dan terkadang masih terbatuk – batuk.

    Million yg sebelumnya juga berlari dan sekarang telah berada disamping Elenna menjulurkan lengannya seraya berkata. “Perlu bantuan untuk berdiri Nona?”

    Elenna tersenyum, dan meraih uluran tangan Million dan kembali berusaha untuk berdiri tegap. “Terima kasih Million..”

    Semua anggota Order merasakan rasa lega dengan apa yg telah mereka lewati sebelumnya. Perjalanan panjang dan segala lika – liku kondisi dan kejadian sebelum sampai di Sancti Petri, akhirnya dapat selesai juga. Walaupun mereka tidak begitu paham dengan semua hal yg terjadi di Roma terlebih lagi di Vatican, mereka merasakan bahwa misi yg mereka jalani telah selesai.









    TEEEEEENGGGG… TEEEENGGGGGGG.. TEEEEEENGGGGG…

    Huuuu… Uhuuu. Huuuuuu. Huuuuuuu.. Uhuuuuuuu..



    Ditengah kegembiraan mereka semua, tiba – tiba saja terdengar suara lonceng berdentang - dentang disertai suara tangisan kelam yg memilukan. Mereka semua Anggota Order kaget dengan apa yg terjadi dan merasakan bahwa suasana di dalam ruangan St. Peters Throne berubah dalam sekejap.


    “Ini semua belum berakhir Shade…”


    *******
     
  17. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    arrival the last boss :nikmat:

    Act – 8.13 Final Choir Resonance, Face the Cursed Legion

    Dia yg dipilih yg telah lelah dengan semuanya, mendengar sebuah suara berbicara dilatari oleh Suara lonceng yg berdentang berulang dan suara tangisan kesedihan yg mendalam. Suara parau dan berat itu terdengar oleh keempat anggota Order yg sedang bergembira dan menghancurkan suasana yg ada. Tepat ketika mereka melirik arah suara itu, mereka semua melihat kepala Selvandor yg telah terputus dari badannya masih hidup dan berbicara.

    “Kau dengar itu Shade? Dentangan lonceng Neraka bergema menandakan Pintu Tabir Ketiga telah terbuka sepenuhnya.”

    Shade yg melihat itu menggeram dalam kelelahan. Dia tahu bahwa semua ini belum berakhir. Pierre yg berada disampingnya merangkul tubuh sahabatnya, melihat tubuh Selvandor yg berantakan tiba – tiba saja meleleh dengan cepat mengeluarkan asap hitam dan berubah menjadi genangan cairan hitam. “Apa yg terjadi?” ucap Pierre yg bingung dengan apa yg dia lihat sekarang.

    Cairan hitam yg tergenang diberbagai sudut ruangan St. peters Throne, terlihat bergetar kecil dan bergerak dengan cepat menuju kearah kepala Selvandor yg tergeletak dilantai. Genangan kental berwarna hitam legam itu dengan cepat saling tarik menarik satu sama lain dan mengikat hingga memunculkan sebuah bentuk tubuh baru dengan proporsi manusia berwana hitam legam dengan bagian leher keatas adalah kepala putus tua Selvandor yg memperlihatkan nyala mata merah yg sangat mengerikan.

    “Ini semua adalah permulaan Order..” Selvandor merentangkan kedua tangan hitamnya yg menajatuhkan lendir – lendir hitam kelantai dan pusat genangan yg dia pijak mendorong tubuhnya kebelakang dengan cepat hingga sampai pada Relief Kursi Emas St.Peters yg terpasang di dinding utama ruangan.

    Tubuh abstrak hitam Selvandor duduk pada tanta berwarna emas itu dengan cairan hitam yg terus berjatuhan disekitar dirinya bergerak – gerak menjulur ke udara memperlihatkan banyak sulur – sulur seperti tentakel yg memukul dan membanting dinding dan juga lantai hingga memberikan retakan panjang.
    Shade yg melihat semua itu, melepaskan pegangan Pierre dengan perlahan dan berusaha bergerak sendiri melangkah beberapa langkah kedepan walaupun mengalami kesulitan. “APA LAGI RENCANAMU SELVANDOR!!!”

    Selvandor mengangkat lengan kanannya keatas dan membuat CODEX OF SATAN yg sebelumnya tergeletak dilantai sejak tadi didekat relief Saint Peters Throne, terbang melayang ke udara.

    ***​

    “Kedua dunia telah bersatu sekarang!! Para setan akan bermunculan di muka bumi!! Manusia akan mendapatkan balasan dan merasakan ketakutan yg dahulu mereka rasakan di masa lalu!!!”

    Selvandor berteriak menggema didalam ruangan. Kitab hitam yg melayang di udara bersinar diselimuti pijaran aura hitan dan ungu dan memunculkan lingkaran pentagram besar dengan buku tersebut sebagai intinya.

    Shade yg melihat langkah – langkah ritual yg dilakukan oleh Selvandor, dengan segera mengambil mauser M712 dari Holster dibelakang pinggangnya menggunakan lengan kirinya yg terluka. Pemuda itu dengan cepat meluruskan lengannya dan melepaskan tembakan mencoba menembaki kitab hitam terlilit rantai yg sedang melayang diudara.

    Selvandor hanya tersenyum dingin melihat apa yg dilakukan oleh Shade. Pemuda berbola mata merah yg kelelahan itu sadar apa yg dia lakukan itu percuma, sebab Kitab hitam itu dilindungi oleh prisai magis yg menangkis serangan fisik. Walaupun tahu semuanya sia – sia, dia terus menembaki targetnya hingga peluru di dalam senjatanya habis.

    “Tak ada yg bisa kaulakukan untuk menghentikan semua yg telah Tertulis Shade..”

    Shade merasakan keputusasaan ditengah kelelahan hati dan juga kelelahan tubuhnya. Tepat ketika rasa itu menyelimuti dirinya, tiba – tiba saja kegelapan hitam yg pekat bergerak dari berbagai arah dan menelan semua ruangan itu kecuali keempat anggota Order, dan Selvandor yg duduk di tahta St. Peters.

    “Apa ini sebenarnya?!” Pierre kaget dengan lesatan kabut hitam pekat yg melewati kakinya dan menelan lenyap lantai yg sedang dipijaknya.
    Kebingungan yg sama terlihat pula pada anggota Order yg lain. Mereka bingung dengan apa yg sebenarnya terjadi sekarang ditempat ini dimana semuanya menjadi gelap, dan satu – satunya cahaya terang benderang muncul dari Relief St. Peters Throne yg sedang diduduki Selvandor.

    Senyuman mengerikan dari Grandmaster The Sect terpancar ditengah kegelapan. Tubuh yg terbuat dari cairan hitam yg terus menetes itu bergerak perlahan dari singgasana yg sedang dia duduki dan mendekat kearah Kitab CODEC OF SATAN yg sedang melayang.

    “INI ADALAH UJIAN TERAKHIR DARIKU UNTUKMU SAID IBRAHIM!! KAU AKAN MELIHAT DAN BERHADAPAN DENGANNYA, SALAH SATU SETAN TERKUAT YG PERNAH ADA!!! LAKUKAN APA YG SEHARUSNYA KAU LAKUKAN!! PILIHLAH APA YG SEHARUSNYA KAMU PILIH!!”

    Suara dentangan lonceng tiba – tiba berhenti bersuara dibarengi dengan tangisan yg memilukan terdengar bersuara semakin keras. Tepat terlihat dalam pandangan mata sayu dengan nafas yg terengah – engah dari pemuda itu, muncul Sembilan lingkaran sihir kecil yg mengelilingi lingkaran pentagram besar dengan CODEX OF SATAN sebagai pusatnya.

    “SAMBUTLAH KEDATANGANNYA!!!! BALA TENTARA TERKUTUK LEGION!!!!!”

    Lantunan suara chorus terdengar menggema kencang. Tanah yg mereka pijak, berubah rupa menjadi dataran tandus berwarna hitam dengan retakan – retakan menyala terang bagaikan aliran lahar panas. Langit yg sebelumnya berwarna hitam pekat berubah menjadi nyala api merah membara yg membakar banyak tubuh yg terikat rantai – rantai api dilangit. Penggambaran suasana yg mengerikan tiba – tiba saja tercipta, memperlihatkan suatu tempat penyiksaaan bagaikan Neraka itu sendiri. Tubuh manusia yg meringis bergerak dan meraung – raung menahan sakit itu terbakar sebagian dan ada juga yg telah terbakar menjadi tengkorak utuh.

    Lubang sihir hitam yg kecil muncul dibelakang Selvandor dan perlahan – lahan putaran hitam itu bergerak semakin membesar hingga melebihi besarnya tubuh Selvandor yg melayang di Udara. Cahaya bola mata merah bermunculan semakin banyak dari dalam lubang hitam itu dibarengi dengan suara teriakan banyak sekali suara yg saling berirama tepat dari arah yg sama.

    Dengan keseriusan yg sedang Anggota Order lakukan melihat kejadian yg ada, terkaget – kagetlah mereka semua melihat dengan pandangan matanya masing – masing, ratusan atau bahkan ribuan setan bertubuh hitam dengan bola mata merah yg menyala keluar berdesakan dari lubang sihir itu. Mereka keluar berbondong – bonding menabrak dan menelan tubuh Selvandor bersama dengan CODEX OF SATAN yg sedang melayang di udara.


    “GRAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!”



    Berjatuhanlah ribuan Setan hitam ke permukaan daratan kelam. Dengan proporsi tubuh laki – laki dan wanita yg tidak tertutupi apapun, mereka semua mencengkram tarik – menarik antara satu dan yg lainnya dan memanifestasikan tubuh mereka semua menjadi satu bentuk utuh. Sosok raksasa besar itu terbentuk dari bagian pinggang keatas dimana sosoknya memperlihatkan kedua tangannya yg besar terangkai pada tubuhnya yg juga besar dengan bentuk tanduk – tanduk panjang dibelakang punggungnya, beserta juga memperlihatkan kepalanya yg mengerikan dengan empat tanduk panjang yg menjulang tinggi dan bola mata merah menyala terang yg mengerikan.

    Sosok – sosok setan yg saling mencengkram dan mengait itu mengeluarkan suara tangisan memilukan. Anggota Order benar – benar tidak menyangka dengan apa yg sedang mereka lihat sekarang dengan mata kepala mereka sendiri.

    “Besar sekali… Jadi kita harus melawan makhluk itu?” Pierre yg masih tercengang melihat lawannya yg masih mengkonstruksi tubuh, berbicara pelan.

    Shade yg terus berupaya bertahan dari kondisi tubuhnya yg semakin memburuk, bertanya pada Million “Hahh.. Hah.. Berapa banyak waktu yg tersisa untuk menyelesaikan misi ditempat ini Million?”

    “Kurang dari satu jam lagi..” Million menjawab dengan melihat pada jam tangan yg ia kenakan di pergelangan tangannya.

    Pierre tersentak kaget mendengar informasi yg dikatakan oleh Million. “HAA!!! 1 JAM!!!! Dalam waktu yg terlampau sempit seperti itu, kita harus mengalahkan makhluk besar ini dan pergi dari Vatican!!??”

    Anggota Order kebingungan. Bukan hanya masalah mengenai lawan yg harus mereka hadapi didepannya sekarang saja, tapi mereka juga sekarang memikirkan mengenai waktu yg semakin sempit dan misile yg akan diluncurkan oleh Order ketempat ini.

    “Hanya diam dan terus berpikir hanya akan menghabiskan waktu. Bergerak dan kalahkan dia dengan cepat lalu segera pergi dari tempat ini adalah satu – satunya cara..” Shade yg terbatuk – batuk berbicara pada semua rekannya.

    “Apakah semuanya akan berhasil dan kematian bisa digagalkan?” Elenna berkata dan merasa pesimis dengan kondisi yg sekarang sedang dia rasakan.

    “Jadi kau tidak sadar Elenna? Kita semua sebenarnya telah tewas sejak mengambil misi ini.” Shade menyambung perkataan Elenna dan membuat gadis itu tertegun menelan ludah.


    *******​
     
    Last edited: Nov 20, 2011
  18. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update lagi :suling:

    Act – 8.14 Final Choir Resonance, Wrath The Legion of Hell

    Tubuh ribuan Setan yg saling merangkul mengikat dan masih merekonstruksi menjadi satu tubuh besar yg utuh, akhirnya memunculkan suatu sosok yg berada tepat ditengah dadanya. Sosok kurus renta dengan keriput – keriput disetiap bagian tubuhnya dan dengan kepalanya yg botak dengan warna kulit putih yg puncat, menjulur sepinggang dengan bagian tubuh bawahnya yg berada didalam wujud sang monster.

    Sosok bertubuh kurus itu yg sebelumnya tidak bergerak, perlahan – lahan bangkit dari ketertundukannya menjadi berdiri hampir tegap dan membuka matanya melihat keempat anggota Order yg berada didataran terkutuk. Shade yg berada dibarisan terdepan menyadari tubuh kurus renta bagaikan mayat itu adalah Selvandor.

    “DAN SEKARANG HADAPILAH LEGION!!! RIBUAN SETAN YG TERSESAT KESAKITAN, DAN DIPENUHI RASA PILU INI SAID IBRAHIM!!!”

    Tubuh Besar Setan Legion, menggerakan kedua tangannya keangkasa, menjerit melengking keras disertai dengan cahaya bola mata merahnya yg besar menyala terang benderang ditengah kegelapan suasana yg ada. Portal hitam besar yg berputar dibelakang sosok raksasa itu tetap bergerak dan memunculkan lebih banyak setan yg terus merekonstruksi pondasi tubuh belakang dari raksasa Legion.

    “AYO KITA MULAI ORDER!!!!”

    Shade yg tidak dalam kondisi prima menggerakan pedang hitamnya kearah belakang dan mengambil ancang – ancang untuk berlari. Million dan Pierre yg melihat rekannya itu, bersiap melakukan hal yg sama dengan Shade. anggota terakhir yaitu Elenna yg berdiri paling belakang, tetap tidak bergeming dari tempatnya, terdiam memandang lurus kearah lawan besarnya.

    Dengan tiba – tiba Bola – bola cahaya magis berwarna merah muncul di atas telapak tangan besar dari Legion. Kedua bola yg berada dikedua telapak tangannya dan bola yg berada diantara tanduk besarnya yg menjulang tinggi, melepaskan lesatan sinar memanjang yg membakar daratan dan terus bergerak menuju kearah Order.

    Selvandor tertawa dengan sangat kencang. Sedangkan Shade yg melihat serangan telah dimulai, berlari dengan kencang bersama dengan Million dan Pierre yg telah siap dengan senjatanya masing – masing menuju kearah raksasa yg menjadi lawan terakhirnya.

    Lesatan tiga sinar memanjang yg membakar daratan dan bergerak kearah mereka bertiga, berhasil dihindari dengan bergerak berlari setengah melingkar, dan sekarang anggota order semakin dekat dengan tubuh raksasa besar Legion. “MATILAH ORDER!!!!”

    Setan Legion mengangkat kedua tangannya yg mengepal keangkasa dan kemudian menggerakannya jatuh dengan keras ke tanah, dan menghancurkan pondasi struktur tangannya melepaskan hujan setan yg terjatuh kedaratan dan bergerak secara bergerombol kearah anggota Order.

    Pertempuran antara tiga orang manusia melawan puluhan ribu bala tentara Setan dimulai. Shade yg mencoba untuk tetap fokus ditengah rasa sakitnya, bergerak dan menebas semua setan hitam yg datang berusaha menyergapnya. Sedangkan Million yg berada paling dekat dengannya berusaha menjatuhkan semua yg datang dan mendorongnya untuk mencapai lebih dekat kearah sosok besar Legion.

    Pierre dengan kedua Handgun ditangannya, melepaskan tembakan – tembakan dengan tetap berlari maju berusaha menerobos barikade yg ada. Selonsong peluru berjatuhan, setan – setan hitam dengan proporsi tubuh wanita dan pria seperti manusia itu berjatuhan tergeletak ditanah bersimbah darah. Pemuda berkacamata yg kerepotan dengan kedatangan lawannya yg cepat, berusaha untuk untuk maju dan menerobos namun kesulitan dan hampir saja terkepung bila dia tidak cekatan menembaki keberbagai arah.

    Shade dengan teknik pedangnya dan akrobatiknya, menghajar semua setan yg menghalangi dirinya di barisan depan. Dengan teknik akrobatik yg dia miliki, pemuda itu menginjak bagian tubuh lawannya yg terjatuh dan kemudian melompat keudara dan menginjak pundak – pundak setan hitam yg bergerombol, berusaha untuk menuju kearah Selvandor yg sejak tadi memandang lurus padanya.

    “KAU TIDAK AKAN BISA MENJATUHKANKU DENGAN TUBUH MANUSIAMU ITU SHADE!!!”

    Kepala Legion yg besar dan mengerikan, menggerakan rahangnya dan kemudian memunculkan percikan lingkaran sihir berwarna ungu dan bersiap untuk menembakannya kearah sosok kecil Shade yg masih berlari menginjak gerombolan setan yg bergerombol.

    “MENGHINDAR SHADE!!!!!” Million yg sedang sibuk mempertahankan dirinya dari serangan yg ada memperingati rekannya dengan bahaya yg akan datang menghampirinya. Shade yg tidak menyangka dengan serangan tiba – tiba dari Legion, tidak sempat untuk menghindar dan kini telah berada tepat pada lintasan serangannya.


    “GGVVROOOOOOORRRRRRRRRR!!!!!”​



    Tembakan Sinar memanjang dilepaskan cukup besar kearah Shade dan meledakan barisan gerombolan barikade setan – setan hitam yg berlarian dan membuat mereka semua terbakar menjadi abu. Tenaga ledakan yg cukup besar itu menghabiskan cukup banyak bala tentara setan yg sebelumnya berjatuhan dan juga anginnya yg begitu kuat membuat Pierre dan Million yg berada disamping lintasan serangan terdorong terlempar ke udara dan terjatuh berguling – guling di dataran.

    Pierre yg jatuh dalam posisi tertelungkup, berusaha sadar lebih cepat karena khawatir dengan kondisi rekannya. “SHADE!!!! SHADE!!!”

    Lintasan yg terbakar karena serangan yg sebelumnya dilakukan oleh Legion mengeluarkan asap cukup tebal, dan tidak terlihat satu sosok setanpun yg masih berdiri. Gerombolan Setan yg sebelumnya berkumpul itu telah benar – benar menjadi serpihan abu dan bertebaran melayang – layang diudara tertiup angin.

    ***​

    “Uhuuk!!! Uhuukk!!!” sebuah suara terbatuk – batuk terdengar dari dalam kepulan asap bekas ledakan. Terlihat disana secara samar – samar ketika asap yg mengepul semakin menipis dan menghilang, tubuh Shade sedang terbaring dengan mulutnya yg penuh darah, terbatuk – batuk cukup keras. Shade cukup kaget dengan apa yg terjadi. Dia tidak menyangka masih bisa hidup dari serangan besar seperti tadi.

    Ketika secara perlahan pemuda berbola mata merah itu membuka matanya, dia melihat cahaya biru terpancar disekitar dirinya. Ketika dia mencoba melihat dengan jelas, dia melihat 12 pedang Kristal bercahaya biru terang melingkar berada didepannya. ‘Dia melindungiku..?!’

    “Hoo.. Ternyata kaulah yg menyelamatkan Said Ibrahim dari serangan tadi. Kau benar – benar musuh paling berbahaya Nona..” Selvandor berbicara pelan memandang sosok Elenna dari kejauhan yg terlihat terselimuti pijaran cahaya kebiruan disekelilingnya.

    Shade berusaha untuk bangkit dari keterbaringannya dan melihat perisai yg terbuat dari pedang sihir yg melindunginya, menyala terang dan kemudian menghilang. Elenna yg sedang berdiri di kejauhan dengan matanya yg menyala terang, bernafas terengah – engah dengan keringat deras yg mengalir keluar dari tubuhnya. Dia sadar, tenaganya belum semua pulih. Memaksakan mengeluarkan energy sihir dalam tubuhnya ternyata membuat kondisinya memburuk.

    “Kau harus lebih berhati – hati Shade!!” Million yg berada diposisi yg cukup jauh, berteriak memperingatkan Shade.

    Shade yg melirik kearah rekannya itu mengangguk pelan dan kembali berusaha berdiri. Pemuda yg berkeringat cukup deras juga, memandang tajam kearah tubuh besar Legion yg kembali merekonstruksi tubuhnya dari setan - setan yg terus berdatangan dari portal dibelakang dirinya. Dia tahu, ini akan menjadi sangat sulit. Bukan hanya harus menghadapi tubuh raksasa Legion tempat dimana Selvandor berada, tetapi juga mereka harus menghadapi gerombolan setan yg berjatuhan dan membentuk barisan barikade yg menghalangi mereka dengan lawan yg sebenarnya.

    “Shade kau memiliki rencana?!!!” Teriak Pierre dari kejauhan bertanya pada Shade.

    Pemuda itu terlihat kebingungan dengan apa yg seharusnya dia lakukan selanjutnya. Jika melakukan kembali hal yg sama memaksa untuk menerobos, Legion akan menyerangnya kembali dengan cara yg sama atau cara lain yg lebih berbahaya. Jangkauan.. Shade bingung untuk mencapai jarak jangkauan serangannya untuk menghadapi raksasa itu. terlebih lagi waktu yg berputar semakin sempit, dimana missile akan diluncurkan. Shade menggeram, baru kali ini dia terjebak dalam kondisi seperti ini dengan pertaruhan yg sangat tinggi dan bom waktu yg terus berjalan semakin habis sumbunya.

    “JADILAH THE TRUE PLAGUE DAN KALAHKAN AKU DALAM WUJUDMU ITU!! HANYA ITU SATU SATUNYA CARA UNTUK MELAWAN SETAN LEGION!!”

    Shade yg dalam keadaan kebingungan, mendengar teriakan Selvandor mengenai True Plague sosok setan hitam bersayap yg memiliki kekuatan luar biasa yg dahulu dia gunakan untuk melawan dan menghentikan penghancuran yg dilakukan Behemoth di Avalon.

    “PILIHLAH JALAN ITU!! JADILAH BAGIAN DARI SAMMAEL DAN BUKALAH GERBANG TABIR KEEMPAT YG BELUM KAU BUKA SEPENUHNYA DAHULU KALA!!”

    Shade menggeram, dia tahu pria paruh baya itu sedang mencoba membujuknya untuk menjadi The True Plague dan kembali membuat dirinya jatuh kedalam rencananya untuk membuka The Fourth Veil. Shade dengan kebimbangan yg terus bergelut dalam hatinya, kembali berpikir keras. Dia sadar dia tidak memiliki cara lain dan rencana apapun untuk melawan musuh dihadapannya.

    Haruskan menjadi The True Plague dan mengalahkan Legion dan keluar dari tempat ini secepat mungkin? Tapi apa yg akan terjadi selanjutnya bila Gerbang Tabir Keempat terbuka?


    ********​
     
  19. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update ketiga :ehem:
    next adalah saat dimana Shade harus mengambil pilihan.

    Act – 8.15 Reprise The Ending, The Woman who keep Another Path

    “Exorcizo te, omnis spiritus immunde..”

    Tiba – tiba saja muncul lingkaran lingkaran sihir kecil yg memanjang didepan Shade dan terus muncul kesamping kiri kanannya hingga sampai didepan Pierre dan juga Million. Mereka bertiga yg sedang kelelahan kaget dengan apa yg mereka lihat. “ini.. lingkaran sihir Elenna..?!” Pierre yg menyadari hal itu berbicara dan melihat kearah belakang tempat dimana Elenna sedang berdiri.

    Dalam pandangan Million dan juga Shade yg juga melihat kearah yg sama dengan Pierre, terlihatlah sosok Elenna yg sedang berdiri dengan dipenuhi cahaya biru berkilauan berjalan melangkah pelan kedepan sembari mengucapkan kata – kata berbahasa latin.

    “in nomine Dei Patris omnipotentis..”

    Shade yg mendegar secara samar – samar suara pelan yg dilantunkan Elenna, sadar bahwa itu bukanlah kata – kata biasa. Dia tahu, Itu adalah kata – kata pengusiran Setan.

    “Sriinnkkkkkkk!!!!!” suara bunyi Puluhan pedang muncul dari lingkaran sihir yg berada didepan Million, Shade, dan juga Pierre. Pedang – pedang sihir Kristal yg berkilauan itu berderet teratur membentuk sebuah pagar memanjang bercahaya.

    “et in noimine Jesu Christi Filii ejus”
    Selvandor yg mendengar alunan suara yg dicapkan oleh penyihir didepannya, menggeram menyadari sesuatu yg berbahaya akan dilakukan lawan didepannya.

    Sebuah cahaya berwarna biru yg menyilaukan muncul dibelakang tubuh Elenna yg sedang berjalan. Sang gadis telah berada tidak jauh dari posisi Shade, menghentikan langkahnya dan tiba – tiba saja, puluhan ribu pedang Kristal terhunus lurus dibelakang sang gadis. Ribuan pedang melayang diudara. Batalion Sword Sorcery penuh cahaya memperlihatkan kemegahannya dan membuat Selvandor terkejut.

    “Shade.. jangan dengarkan apa yg Selvandor katakan. Selalu terdapat Jalan yg lain..” Elenna berbicara dengan pelan dan tersenyum pada pemuda didepannya. Hal itu membuat Shade terlepas lamunannya ketika memandang Elenna.

    “Berlarilah, hadapi lawan yg menghalangi jalan kalian. Aku akan melindungi kalian semua dari serangan magis sekuat yg aku bisa.”

    “Elenna. kau baik – baik saja?” Shade merasakan khawatir karena pemuda itu melihat Elenna begitu berkeringat dan juga wajahnya terlihat lelah dan pucat.

    “Jangan khawatirkan aku.. Aku tidak apa – apa..”

    Shade yg masih khawatir melihat kondisi Elenna yg tidak biasa, tersentak kaget dengan suara Selvandor yg berteriak kencang. “WALAUPUN BERHARAP PADA-NYA, ITU TIDAK AKAN DAPAT MENOLONG KALIAN SEMUA!!!”

    Legion merentangkan kedua tangannya kesamping, melepaskan struktur kuat pondasi kedua tangannya yg terangkai oleh ribuan setan yg saling mengikat dan menjatuhkan tubuh – tubuh mereka kedaratan. Ribuan bala tentara setan yg jatuh bagaikan hujan, kembali berdiri dan mulai berlarian dengan cepat sembari mengeluarkan tangisan pilu bergerak menuju kearah Order.

    “Kalahkan Setan itu Shade!!” Elenna dengan wajah yg lelah dan tatapan mata yg serius berkata pada Shade yg masih memandangnya.

    Pemuda berbola mata merah membalikan badannya, mengibaskan mantel hitam yg dia kenakan dan memandang kearah gerombolan tentara setan yg berlari kearah mereka semua. Shade mengerutkan keningnya dan kemudian berlari diikuti oleh Million dan Pierre, dimana pedang – pedang Kristal bercahaya itu bergerak tepat didepan mereka mengikuti gerakan mereka yg berlari lurus.

    Enam buah Bola cahaya berwarna merah cukup besar, menyala muncul disekitar tanduk Raksasa legion. “JATUHLAH DALAM KEPUTUSASAAN ORDER!!!!” Keenam Bola sinar itu melepaskan sinar panjang yg cukup besar berwarna merah terang dengan dialiri percikan listrik dan bergerak tepat langsung menuju kearah ketiga anggota order yg sedang berlari.

    “Domini et Judicis nostril..”

    Cahaya sinar merah yg dilepaskan Legion tertahan oleh barisan pedang magis yg Elenna ciptakan dan memantulkan ledakan besar pada barisan blockade terdepan gerombolan setan hitam yg sedang berlari. “DUAAARRR!!!!”

    Selvandor yg melihat itu kaget luar biasa. Anggota order yg melihat dengan jelas kejadian itu didepan matanya tidak berhenti berlari, dan masuk menabrak gerombolan Setan yg formasi terdepannya telah rusak dan memulai pertempuran dengan senjata yg mereka pegang.

    “et in virtute Spiritus Sancti, ut descedas ab hoc plasmate Dei (Selvandor)”

    Elenna memejamkan kedua matanya dan terus mengucapkan kalimat exorcist, seraya terus membentengi anggota timnya menggunakan perisai miliknya dari lesatan – lesatan laser merah besar yg terus ditembakan oleh Selvandor.

    “quod Dominus noster ad…” tiba – tiba saja ditengah ucapannya, Elenna merasakan suatu rasa sesak begitu besar di dadanya. Dia tahu, dia telah memaksakan tubuhnya terlalu besar sekarang ini. Elenna membuang nafas pelan dengan masih tetap memejamkan matanya, dan terlihatlah darah merah segar mengalir keluar dari mulutnya.

    Dia wanita yg merasakan rasa sakit itu, tidak berhenti mengucapkan kalimat exorcist walaupun suaranya sekarang mulai terbata - bata “templum sanctum suum vocare dignatus est.”

    Shade, Pierre, dan Million yg masih terus bertempur berusaha bergerak terus kedepan semakin dekat dengan lawan utamanya. Melihat untuk yg kesekian kalinya, pedang perisai magis yg dibuat oleh Elenna telah menyelamatkan hidup mereka dari serangan sinar laser yg dilepaskan beruntun terus kearah mereka.

    Pantulan ledakan – ledakan yg muncul karena pertahanan magis yg ada, mendorong kuat tubuh – tubuh setan yg sedang berlari kebelakang hingga berguling - guling. Hal ini membuat Tim Order lebih mudah untuk bergerak semakin dekat, dan terus membantai setiap setan yg berada didepannya yg berusaha menghalangi jalannya.

    “ut fiat templum Dei vivi, et Spiritus Sanctus habitet in eo!!!!” Elenna berteriak seraya membuka matanya dan melepaskan aura cahaya kebiruan memencar keberbagai arah. Gadis penyihir itu, melepaskan pula Batalion Sword Sorcery yg terhunus bercahaya dibelakangnya, melesat cepat bergerak kearah Tubuh besar Legion.

    Selvandor terkejut dengan penyihir wanita yg sekarang dia lawan. Dia kemudian mengalihkan serangannya dan melepaskan tembakan Sinar merah kearah ribuan lesatan pedang magis yg mengarah padanya.

    Sebagian dari lesatan pedang yg bergerak itu hancur meledak melepaskan ledakan cahaya biru dan sebagian besar lagi tetap bergerak melesat lurus kearah tubuh besar Raksasa Legion. “DUAAARRR!!! DUAAARRR!!! DUAAARRR!!! DUAAARRR!!! DUAAARRR!!!”

    Ledakan sangat besar beruntun menghantam tubuh besar Legion dan merubuhkan 40% pondasi setan yg mengkonstruksi tubuhnya. Tubuh besar itu terbakar dan berasap juga menjatuhkan tubuh – tubuh setan yg kering menjadi abu kedaratan.

    Selvandor yg telah terkena serangan yg cukup besar, baru menyadari benar bahwa musuh yg paling berbahaya bukanlah Shade maupun 2 anggota order lain yg mendekat pada dirinya. Ya, pria paruh baya itu sadar, Gadis penyihir yg berdiri tegap jauh dari jangkauannya adalah musuh yg benar – benar berbahaya dan bisa membuatnya tewas.

    Tubuh besar Legion yg telah porak – poranda namun masih dapat bertahan berdiri, berteriak melengking dengan keras dan memunculkan cahaya lingkaran sihir berwarna keunguan dari mulutnya dan mengarahkannya pada Elenna.

    “Per eumdem Christum Dominum nostrum!!!” Elenna berteriak mengucapkan kalimat exorcist dan menahan tembakan cahaya besar yg dilepaskan Legion kearah dirinya.

    Ledakan besar dan dorongan angin yg begitu kuat tercipta hingga membuat daratan terkutuk yg mereka pijak terhempas keudara dan membuat tubuh Million, Pierre, dan Shade terlempar juga mundur terbang ke udara.

    Selvandor terus melepaskan Lesatan besar sinar keunguan itu secara beruntun dan masih juga ditahan oleh Elenna yg memunculkan perisai pedang yg berbentuk salib besar didepan dirinya. “qui venturus est judicare vivos et mortuos!!!”

    “KALIMAT - KALIMAT ITU TIDAK AKAN BEKERJA!!! TUHAN TIDAK AKAN MEMBANTUMU!!! SADARLAH DIA TELAH MENINGGALKAN KALIAN SEMUA MANUSIA!!!”

    “et saeculum per ignem!!!” Elenna meneriakan kalimat terakhir exorcistnya dengan keras, dan melihat lesatan besar cahaya keunguan datang dengan cepat menuju kearahnya.


    “DUAAAAAAAAARRRRRRRRRRR!!!!!!”​



    Ledakan besar tercipta melepaskan suara bergemuruh kencang disertai tekanan udara yg bergerak merusak daratan dan menerbangkan bongkahan – bongkahan itu kelangit – langit. Pemandangan yg begitu mengerikan itu terlihat sangat jelas dan membuat Selvandor tertawa gembira.

    Ketiga anggota order yg sebelumnya terlempar keras karena tekanan yg muncul, sekarang sedang terbaring menahan rasa sakit. Shade dengan posisi tubuhnya yg tertelungkup dan tangan kirinya yg terlihat bergetar, berusaha melirik melihat kearah posisi Elenna.

    Shade yg menahan rasa sakit, melihat Kepulan asap besar menjulang tinggi kelangit yg terbuat dari jilatan api yg membara. Daratan tempat dimana sebelumnya Elenna berdiri untuk melindungi mereka semua, kini terbakar oleh nyala api berwarna keunguan yg cukup besar.

    Shade yg tidak percaya dengan apa yg sekarang dia lihat, berusaha berdiri sembari memegang pedang hitamnya dan bergerak berlari terseok – seok dan perlahan semakin lama semakin cepat menuju kearah posisi Elenna berada.

    “Elennaaa!!!”


    *******​
     
    Last edited: Nov 20, 2011
  20. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update near to ending :shifty:

    Act – 8.16 Reprise The Ending, A deep Sense of guilt

    Shade berlari kencang melepaskan segala pikirannya yg rumit dan hanya tertuju kekhawatirannya pada kondisi Elenna, seorang gadis yg telah melewati semua masalah berat ini bersamanya. Pemuda itu berlari dan tidak menurunkan kecepatannya menerobos kobaran api yg menyala membakar daratan berusaha mencari keberadaan Elenna disana.

    “Elennaaa!! Elennaaa!!”

    Ditengah keterbatuk – batukannya, pemuda itu melihat kesekeliling daratan yg hancur berantakan dengan api dimana – mana, dan melihat tubuh seorang wanita berpakaian putih sedang terbaring menyamping ditanah. Shade yg menyadari itu adalah tubuh Elenna segera berlari mendekat, dan sesampainya dia mengangkat bagian kepalanya dengan tangan kirinya dan berusaha menyadarkannya. “Elenna.. Elennaaa...”

    Shade melihat dengan kedua matanya, tubuh Elenna begitu kotor oleh debu, dan lengan kanannya terluka memperlihatkan rembesan darah keluar dilengannya. Shade yg melihat itu panic dan terus memanggil nama sang wanita, berupaya menyadarkannya.

    Gadis yg terluka dan bernafas pelan itu, dengan kedua matanya yg terpejam mengerutkan kedua keningnya dan menggerakan tubuhnya sedikit dengan mengeluarkan suara meringis menahan sakit. Shade yg melihat itu semua kebingungan tidak tahu harus melakukan apa.

    Perlahan, sang gadis membuka matanya dan melihat wajah kebingungan Pria yg sedang memangkunya. Elenna dengan nafasnya yg lambat berkata pelan sekali. “Shade…”

    Pierre dan Million yg melihat kejadian menggemparkan, juga berlari dan berhasil menerobos kobaran Api yg perlahan semakin lama mengecil dan menghilang, dan Sekarang melihat Shade sedang berlutut memangku tubuh Elenna dengan tangan kirinya.

    Shade yg melihat kondisi mengenaskan dari Elenna memejamkan kedua matanya seraya menunduk tidak kuasa menahan rasa sedih dihatinya. “Kau tidak harus melakukan semua ini.. kau tidak seharusnya begitu keras memaksakan dirimu untuk ini semua.”

    Elenna yg melihat kesedihan dari raut muka seseorang yg berarti baginya, melepaskan senyuman manis lalu dia menggerakan lengan kirinya dan memegang wajah pemuda itu. Sang pemuda yg merasakan sesuatu sedang memegang wajahnya membuka kedua matanya dan melihat Elenna sedang tersenyum padanya.

    “Ja..ngan lakukan itu..” Suara pelan Elenna terdengar dan membuat Shade bingung. “Jangan lakukan apa yg Selvandor ingi..nkan..”

    Shade terpana mendengar kata – kata yg keluar dari mulut Elenna. Sang gadis yg selesai mengucapkan kata – katanya, terbatuk – batuk mengeluarkan darah dari mulutnya, dan terlihat merintih menahan rasa sakit. Shade kembali memanggil nama sang wanita dan akhirnya wanita itu melepaskan sentuhan tangannya pada muka Shade karena kehilangan tenaganya dan kembali terdiam menutupkan kedua matanya.

    “ELENNAAAA!!!!” Pierre yg melihat itu berteriak dan segera berlari mendekat kearah Shade.

    Shade yg melihat Elenna kembali terdiam tidak bergerak, terpaku dengan shock. Dia menundukan kepalanya, menggeram dan tidak tahu harus berbuat apalagi. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri dengan apa yg terjadi pada gadis dipangkuannya. Banyak kejadian dalam ingatannya, dan segalanya berakhir dengan pengorbanan yg dilakukan orang lain untuknya.


    Ini adalah salahku…​


    Pierre yg telah sampai ketempat mereka berdua, berlutut dengan cepat dan memeriksa kondisi Elenna. “Elenna hanya kehilangan kesadaran. Terima kasih Tuhan kau masih melindunginya.” Ucap lega Pierre.

    “Dia tidak ada hubungannya dengan semua ini.. tapi dia menanggung hal yg seharusnya tidak dia tanggung.” Suara pelan Shade yg tertunduk dan masih dan masih dalam posisi memangku Elenna.

    “Shade.. kau baik – baik saja..?” Pierre yg melihat kondisi temannya berubah, bertanya.

    “Akulah yg bodoh.. Aku adalah orang yg lari dari semuanya. Menyangkal semua yg mereka katakan dan melepaskan tanggung jawab yg memang seharusnya aku tanggung. Aku tidak mau memilih dan ini semua adalah akibat dari apa yg telah kulakukan.”

    Pierre yg mendengar kata – kata sesal Shade tidak menjawab apa – apa. Dia terdiam sejenak memandang wajah rekannya yg masih menunduk dan perlahan kembali berdiri tegap dan mengalihkan pandangannya kembali pada raksasa besar Legion yg telah berantakan.

    Million yg berada tidak jauh dari tempat Shade, tidak juga menjawab apa – apa. Pemuda berstyle Aristokrat abad pertengahan ini kembali memandang juga kearah Selvandor dan melihat tubuh setan itu sedang mencoba kembali merekonstruksi tubuhnya.

    Master of Order Pierre yg berdiri tegak, membuang nafas panjang dan melangkah berjalan kedepan pergi meninggalkan Shade yg masih memangku tubuh Elenna. “Kau tidak harus menanggung semua beban itu sendirian.. Kau masih memilikiku dan juga Million.” Ucap pierre yg semakin berjalan mendekat kearah Million didepannya.

    “SEKARANG KAU MULAI MENGERTI SAID IBRAHIM??!! PENYANGKALANMU ITU HANYA AKAN MEMBUATMU LEBIH MENDERITA!! KAU AKAN KEHILANGAN SEMUA HAL YG BERARTI, DAN MATI DITEMPAT INI BERSAMA MEREKA SEMUA JIKA TIDAK MENGAMBIL PILIHAN!!”

    “Memilih..?” Shade berucap pelan diposisi menunduk. Pemuda yg sedang terliputi rasa sedih in meletakan kembali Elenna dengan pelan di tanah, dan perlahan kembali berdiri. “Semua ini harus terjadi hanya karena kau menginginkan aku memilih..?” ucap Shade dengan posisi membelakangi pandangan Selvandor.

    Pria paruh baya yg terpasung dalam rangkaian konstruksi tubuh setan Legion, tersenyum menyeringai. Shade menggeram dan membalikan tubuhnya memandang penuh amarah dan kebencian kepada lawan besar jauh didepannya.

    “AMBIL TAKDIR VIATOR YG ADA DALAM DARAHMU! JADILAH THE TRUE PLAGUE!!”

    Shade berjalan cepat melangkah kedepan menuju kearah Million dan Pierre yg sejak tadi telah berdiri memandangi Legion. Amarah dan kebenciannya atas semua hal yg dilakukan oleh mantan Masternya itu terpancar begitu jelas dari wajahnya.

    “Drap..” suara langkah kaki berhenti. Pemilik garis darah Viator telah sampai dan berada sekarang diantara kedua anggota Order yg lain. Ketiga anggota Order yg sedang berdiri, sadar dengan apa yg harus mereka hadapi sekarang. Tidak ada lagi Elenna yg dapat melindungi mereka, yg tersisa hanyalah permainan dengan maut yg harus mereka hadapi masing – masing dengan mempertaruhkan hidupnya.

    “Lakukan apa yg menurutmu terbaik Shade..” Million yg berada disamping kanan Shade, menundukan kepalanya berbicara.

    Pierre yg berada disisi lain Shade mengambil kembali senjata api miliknya dari tempatnya, berbicara mencoba membesarkan kembali hati rekannya. “Apapun pilihan yg kau ambil, kita semua akan membereskan akibatnya setelah semua ini berakhir..”

    Shade mendengar perkataan kedua rekan disampingnya. Dia beranjak dari tempatnya dan tetap memandang tajam kearah tubuh tua renta Selvandor yg sedang tersenyum sinis padanya.


    Jangan lakukan apa yg Selvandor inginkan…​


    Kata – kata Elenna kembali terngiang didalam kepalanya. Sang pemuda yg telah lelah dan tidak memiliki banyak tenaga lagi, menunduk merasakan rasa kesal kenapa dia harus kembali bergerak pada satu pilihan yg memaksanya untuk melakukan suatu hal yg sebenarnya tidak dia inginkan.

    Shade yg menunduk dan kembali menggeram, menahan segala rasa kekalutan dan kemarahannya, dan menggerakan lengan kirinya kedepan memandangnya cukup lama. “Ini adalah tanggung jawabku. Aku akan menyelamatkanmu dari semua ini Elenna..”



    “Crassshhhhh!!!” sayatan cepat dilakukan. Pedang hitam yg pemuda itu pegang menggunakan lengan kanannya mengiris pergelangan tangan kirinya sendiri dan memuncratkan darah merah segar yg mengalir hingga menetes ke permukaan tanah.

    “YAAA LAKUKAN!!! MINUM DARAH ITU!!! PENUHI SEGALA RAMALAN YG ADA!!!!”

    Million dan Pierre yg melihat apa yg dilakukan rekannya hanya bisa terpana diam. Ya, mereka tahu temannya itu telah melakukan sebuah pilihan yg sangat sulit. Entah apa yg akan terjadi pada Dunia ini selanjutnya. Mereka tidak mau membayangkan itu semua dan hanya memikirkan prioritas utama yaitu mengalahkan Setan Besar Legion dihadapan mereka.

    Shade yg masih menahan posisi lengan kirinya didepan dadanya, terlihat begitu serius memandang darah miliknya sendiri yg mengalir keluar. Kedua bola mata merah yg dia miliki perlahan bersinar menyala terang. Pemuda itu telah menetapkan hatinya dan memilih apa yg selanjutnya akan dia lakukan.

    “LAWANLAH AKU DENGAN KEKUATAN LORD SAMMAEL DALAM DIRIMU!!!”


    *******​
     
  21. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +825 / -0
    update :chinese:

    Next, update akhir untuk ending :peace:

    Act – 8.17 Reprise The Ending, Faith and Decision

    Suara lantunan chorus menggema semakin keras ditengah kegelapan. Tidak ada satupun sosok yg bergerak dari tempatnya. Mereka semua terdiam menunggu apa yg akan dilakukan oleh Shade.

    Tangan yg terluka terus mengalirkan darah segar yg sejak tadi dia pandangi. Shade menggerakan pelan tangannya itu mendekat kearah mulutnya sendiri. Perlahan dengan pelan, ketika pergelangan tangan itu telah berada didepan mulutnya, Shade membuka mulutnya dan bersiap meminum darahnya sendiri melakukan apa yg dahulu dia lakukan ketika melawan Behemoth.

    Selvandor yg melihat semua itu begitu gembira. Semuanya akhirnya berjalan sesuai dengan yg dia inginkan. Rasa kesenangan yg memuncak tidak bisa lagi tertahanklan. Hidupnya yg telah tertahan dalam kematian di masa lalu sejak lama, akan mendapatkan pembebasannya tepat hari ini.

    Telapak tangan kiri Shade yg terbuka, dia kepalkan perlahan, dan Shade kemudian tersenyum menyeringai. “Kau tidak akan mendapatkan apa yg kau inginkan…”. Shade menggerakan lengan kirinya kembali kebawah dengan cepat dan memandang tajam dengan tersenyum pada Selvandor.

    Selvandor terkejut dengan apa yg pemuda terpilih itu lakukan. Dia menggeram penuh kemarahan, dan membuat tubuh besar Legion yg belum terkonstruksi kembali, menggerakan kedua lengan besarnya yg berantakan itu lurus kelangit.

    Shade mengambil ancang – ancang, dan menarik nafas panjang. Dia tidak tahu apa dia dapat mengalahkan lawan besar didepannya. Tapi apapun hasilnya nanti, dia akan tetap bangga karena tetap memegang ketetapan hatinya sendiri.

    Shade memulai semuanya, dia berlari kencang dibarengi dengan kedua rekannya yg juga melakukan hal yg sama disampingnya. Selvandor yg benar – benar kecewa dengan apa yg dia lihat, berteriak keras ditangah lantunan chorus yg terus berirama. Pemimpin dari sekte pemuja setan itu menjatuhkan ratusan setan yg membentuk tubuh besar Legion kedaratan untuk membunuh ketiga lawannya.

    Ketiga pemuda yg telah berlatih keras dan mendapat gelar Master of Order itu, tidak memperlihatkan ketakutan dari wajahnya. Mereka terus berlari dan menabrak gerombolan setan hitam bermata merah yg berlari mendekat kearahnya.

    Melepaskan semua teknik yg mereka miliki masing - masing, mencoba terus bertahan hidup hingga sampai pada Selvandor. sabetan memanjang, lesatan peluru yg beruntun dan tusukan keras, menjadi pemandangan yg ada didalam wilayah pertempuran. Darah bercipratan keudara, mengalir dan menetes menggenang di tanah yg sebelumnya anggota order pijak. Ketiga orang yg menjadi manusia yg melihat dan mengetahui semua rahasia yg sebelumnya tersimpan rapat – rapat, terus maju menerobos semakin dalam kearah Tubuh Besar dimana Selvandor berada.

    Ditengah pertempuran sengit yg terjadi, Enam buah bola cahaya berwarna merah bermunculan disekitar Selvandor, dimana objek itu memanjang disamping kiri kanannya bergetar dengan percikan listrik didalamnya bersiap untuk memuntahkan dan melepaskan serangan.

    “KAU TIDAK MEMILIH DAN KAU HARUS MATI DITEMPAT INI SHADE!!!”

    Lepasan tembakan Sinar berwarna merah dilepaskan membakar daratan beserta gerombolan setan yg berada dilintasan serangannya menjadi abu dan terus bergerak menuju kearah ketiga anggota order yg sedang bertempur. Million, Pierre, dan Shade yg menyadari cahaya terang menuju kearah mereka, berusaha dengan keras menghindarinya ditengah kepungan gerombolan setan disekitar dirinya. “BLAAAAAAAAARRRRR!!!!”

    Suara gesekan keras terdengar disertai dengan terpental dan terbakarnya setan – setan karena terkena serangan dari Selvandor. Kericuhan yg tidak berlangsung cukup lama itu memperlihatkan sebuah moment menegangkan yg mempertaruhkan hidup dan mati ketiga manusia yg ada di garis terdepan pertempuran.

    Ketiga anggota Order yg kelelahan, dan masih terkejut karena berhasil menghindari dua serangan cahaya yg menuju kearah mereka masing – masing, kembali bergerak dari tempatnya mengangkat senjata yg mereka pegang masing – masing berlari menuju kearah tubuh Legion. “HIAAAAAA!!!”


    Dia Tidak memilih Kegelapan…​



    Lumuran darah yg menempel pada pembunuhan pertama yg Shade pegang, memunculkan percikan api kecil yg kemudian merembet membakar bilah pedangnya itu secara keseluruhan, dan memperlihatkan pedang api merah yg berkobar membara.

    Shade yg tidak memperhatikan hal tersebut, terus menggerakan pedang yg dia pegang menebas semua setan yg menghalangi jalannya. Belum para setan itu terkena sentuhan sabetan tepat pada permukaan kulitnya, tubuh mereka telah terbakar duluan menjadi abu berterbangan diudara menyisakan rintihan kesakitan yg terdengar dan kemudian menghilang.

    Selvandor kaget dengan apa yg dia lihat. Shade yg semakin mendekat pada dirinya, memegang pedang api yg memberantas dengan mudah para setan yg sedang menuju dirinya hingga membuat Bala tentara setan Legion habis dengan cepat oleh senjata yg pemuda itu pegang. “Pedang Api Tuhan?!”

    Pemuda berbola mata merah yg tidak bisa mengendalikan emosinya itu, menciptakan kobaran api disekeliling dirinya akibat dari semua tebasan yg dia lakukan. Pierre dan million yg juga bertempur bersamanya, terlihat cukup terkejut juga dengan apa yg terjadi pada Shade.

    Cahaya mata merahnya yg menyala terang, perlahan berganti menjadi berwarna biru mengkilau yg indah dan sesuatu tiba – tiba bergerak berusaha keluar dari punggungnya. “Sraaaakkk!!!!” mantel hitam panjang yg dia kenakan sobek dibagian punggung dan mengeluarkan suatu objek yg membuat Million dan Pierre tertegun tidak percaya.

    Dua buah sayap putih indah yg besar muncul dari balik punggung sang pemuda, dan bergerak mengepak melebar dengan diakhiri dengan suatu gerkaan lompatan tinggi Shade jatuh yg memukul tanah dengan keras dan melepaskan rentetan ledakan kobaran api yg bergerak semakin besar menuju kearah Setan Legion.


    “BLLLEEEDDDDDAAAAAARRRR!!!!!”​



    Ledakan besar terjadi, menggema begitu kencang melepaskantekanan besar dan meruntuhkan Rekonstruksi tubuh Legion yg terbakar penuh api ke tanah. Para setan yg terbakar oleh panasnya api yg diberkati oleh tuhan menangis merintih begitu keras berguling – guling di tanah dan akhirnya berubah menjadi abu dan hanya menyisakan kobaran api yg tersisa.

    Selvandor yg jatuh terjerembab tanpa busana di tanah, berusaha bergerak dengan kepayahan untuk berdiri dan memandang kearah Pemuda yg memiliki garis darah Viator dalam tubuhnya.

    Shade yg masih dalam posisi berlutut memegang pedang api ditangannya dengan kedua tangannya, bergerak untuk kembali berdiri. Sayap kemegahan berwarna putih, terlihat bergerak membentang begitu indah. Sayap itu memperlihatkan suatu aura ketentraman, kekudusan, dan penghakiman yg dapat dilihat oleh mata merah Selvandor.

    Dengan kedua bola mata berwarna biru miliknya yg bercahaya terang, Shade memandang dengan mengerutkan kedua dahinya menatap tajam pada Selvandor.

    “Kenapa..? Untuk segala yg telah Dia lakukan pada dirimu.. kenapa kau lebih memilih jalan-Nya Said Ibrahim…? Dia meninggalkanmu, anak – anak yg memiliki garis darah darah Sammael dan telah menetapkan takdirmu pada takdir yg tragis.. kenapa.. kenapa kau memilih-Nya?” Suara parau Selvandor berkata dengan raut wajah penuh amarah yg menggeram.

    “Memilih-Nya?” Shade menjawab dengan pelan kemudian menggerakan lengan kanannya, membalikan pedang yg dia pegang dan menusukan pedang api suci yg membara itu ketanah. “AKU TIDAK MEMILIH APAPUN!!!!!!”

    Shade menggerakan kedua tangannya, memegang dengan erat kedua sayap yg muncul dipunggungnya. Pemuda itu memejamkan matanya, dan berusaha menarik dengan keras kedua sayap putih megah dan indah itu dengan sekuat tenaga. “HAAAAAAAAA!!”

    Darah merah segar berhamburan keluar. Kedua sayap yg pemuda itu miliki putus oleh tangannya sendiri dan memberikan rasa sakit yg teramat sangat pada sang pemuda hingga dia berteriak melengking cukup sangat keras dan terjatuh berlutut di tanah.

    Kedua rekannya dan juga Selvandor hanya bisa diam melihat pemandangan gila itu. Dua buah sayap besar penuh darah yg pemuda Viator itu pegang, berubah menjadi serpihan bulu – bulu putih yg tertiup oleh angin yg tiba – tiba saja berhembus disekitar dirinya. Bulu – bulu sayap itu berterbangan disekeliling dirinya, dan memperlihatkan menghilangnya juga kobaran api membara yg ada pada pedang hitam miliknya.

    Shade yg berlutut dengan posisi agak menunduk, bernafas terengah – engah dan berusaha untuk kembali berdiri.

    Selvandor yg melihat apa yg telah pemuda itu lakukan, tertawa kecil dan juga berupaya untuk kembali berdiri menggunakan tenaga terakhir dari tubuh rentanya. “Kau bodoh Shade… Ketika Tuhan memberikan langsung jalan padamu, kau tetap menyangkalnya.”

    Shade mengambil kembali pedang hitam Firstkiller yg tertancap ditanah dan kemudian mengambil ancang - ancang utuk bergerak berlari. Grandmaster The Sect, dengan tenaga terakhirnya, merentangkan tangannya kesamping dan menggerakan sisa – sisa bagian tubuh legion dan bergerak mencoba membuat suatu kubah.

    “BRENGSEK SEMUA HAL MENGENAI TUHAN DAN JUGA MENGENAI KALIAN YG TERCEMAR!!!”

    Shade yg sedang berlari kencang berteriak dan terus melaju menuju kearah pria tua itu dengan dengan rekonstruksi setan – setan hitam yg mencoba mengurung dirinya terjebak didalam bersama dengan Selvandor.

    “SHADE!!!!!” Pierre yg melihat kenekatan rekannya, berteriak dengan keras. Semakin lama, sosok pemuda bermantel hitam itu semakin melasuk masuk dan akhirnya hilang dalam sebuah bentuk kubah bola besar terbuat dari setan yg bergerak – gerak.

    Pierre dan juga million tidak tahu, apa yg akan terjadi selanjutnya. Mereka berdua hanya bisa melihat sosok Legion yg baru, sedang merekonstruksi kembali tubuh besarnya tepat dihadapan mereka.

    “Apa yg harus kita lakukan sekarang…?”



    *******​
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.