1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Diablo Falling 1st Book [Completed]

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Mar 15, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi lagi :nikmat:

    Act - 3.9 The Last Ritual Begins Part 2



    “GEEEDDUBBBRAAAAKKKKKK!!!!” Suara pintu ruangan tersebut dibuka dengan cara paksa didobrak oleh Million dengan menggunakan tubuhnya.

    “BERHEEEENTTIIIII !!!” Million tiba dengan tergesa – gesa dan berteriak kearah wanita bertudung hitam didepannya.

    Ketika Million melihat lurus ke depan, ia melihat wanita bertudung hitam yang memegang satu batang lilin di tangan kirinya telah menusuk tubuh seorang gadis dengan pedang hitam yang ia pegang dengan tangan kanannya. ‘tidak.. aku gagal.. aku terlambat..” Million berkata dalam hati sembari menatap tercengang melihat pembunuhan di depan matanya.

    “ukhhhh” suara gadis itu menahan sakit.

    Wanita bertudung hitam yang telah selesai mengucapkan ritualnya dan menusuk tubuh gadis itu tepat di perutnya, dengan segera mencabut bilah pedang hitam dan membuat ia akhirnya tersiram darah dari tubuh gadis itu. Darah gadis itu mengalir keluar dari luka tusukan diperutnya. Ia belum mati.. ia berada dalam kondisi sekarat karena kehilagan banyak darah.

    Million yang melihat itu kemudian mengarahkan Rapier yang ia pegang lurus kearah wanita bertudung itu. “Kalian anggota the Sect benar – benar gila.. kenapa kau membunuh orang – orang tidak bersalah di Tempat Suci Ini!!” Million berteriak dengan nada yang emosi.

    “Tubuh orang – orang tidak bersalah? Maksudmu tubuh mayat – mayat bergelimpangan di lantai ini Order?” Wanita itu berkata dengan tetap meratapi tubuh gadis yang sekarat terpasung di kayu penyaliban.

    “Ughhhh” million menggeram, ia merasakannya bau darah yang begitu menyengat dan bau bangkai dari sosok – sosok yang tergeletak dilantai. Walaupun keadaan sangat gelap dan penerangan hanya berasal dari lilin wanita itu, Ia sadar sosok yang tergeletak itu adalah orang – orang yang tidak bersalah yang diceritakan Hasan sebelumnya.

    “Ritual telah dilakukan.. kalian tidak akan bisa menghentikannya Order..” wanita bertudung itu kemudian dengan pelan membalikan badannya lalu menatap lurus kearah Million.

    Million tercengang melihat mata dari wanita itu yang berwarna merah menyala dengan terang. Ia menyadari, sosok yang sekarang berdiri dihadapannya adalah sosok sangat berbahaya.

    “Ohh well… aku sangat kecewa.. rupanya orang yang dikirim Order bukanlah Pemuda yang memiliki Bola mata merah” wanita bertudung hitam itu berkata.
    “Bola mata merah? Shade.. Apa Shade yang kau maksud?” Million berkata
    “Ya.. ia yang telah menyangkal takdirnya dan meninggalkan orang – orang yang bernasib sama sepertinya..”
    “Apa yang kau inginkan dari Shade!!" Million berteriak sangat kencang pada wanita dihadapannya.”
    “Kfu.. Kfu.. Kfu.. Kalian tidak akan mengetahuinya hingga saatnya nanti tiba.." Wanita itu menjawab sembari tertawa kecil.”

    Million menggeram. Ia bingung apa yang diinginkan kelompok The Sect terhadap Shade. Sial.. mereka ternyata memiliki banyak maksud tersembunyi.. dalam hati Million berkata.

    “Dimana Selvandor!!” Million kembali bertanya dengan keras

    “Grandmaster tidak ada di Kota ini.. ia memiliki urusan di tempat lain” wanita bertudung itu manjawab dengan tersenyum manis.

    Million berkata dalam hati ‘Damn, The Sect telah menipu Order. Ternyata Selvandor tidak pernah pergi menuju ke Tanah Suci ini. Sial.. info yang diberikan ternyata tidak valid. Apa yang sebenarnya Selvandor rencanakan diluar sana’

    “Baiklah.. sudah saatnya Ritual terakhir dilaksanakan” wanita berjubah hitam itu kemudian mengarahkan pedang hitam yang ia pegang kearah Million.

    Melihat wanita itu telah dalam posisi siap menyerangnya, Million dengan segera pula memegang Rapiernya dalam posisi bertahan. Ia telah bersiap menghadapi serangan yang akan dilakukan wanita tersebut. Million menatap tajam ke arah wanita itu. wanita itu hanya melihatnya dengan wajah yang tersenyum manis.

    “Seal terakhir harus diberikan...” wanita tersebut berkata pelan dan bersamaan pula, bola mata merahnya menjadi menyala dengan sangat terang







    “Zleeeebbbbbbsssss!!!!!” Million tercengang dengan sangat kaget. Ya ia benar – benar kaget…










    Ia melihat wanita itu menusukan pedang hitam yang ia pegang ke jantungnya sendiri. Wanita itu menusukannya semakin dalam dan membuat darahnya keras menyembur begitu deras.

    “Kau gila.. Apa yang kau lakukan?!” Million berkata dengan terheran – heran.

    Wanita berbaju coat hitam panjang dan bertudung hitam itu kemudian jatuh berlutut dengan tetap memegang pedang hitam yang menusuk tubuhnya sendiri. Million melihat tubuhnya bergetar dan juga melihat wanita itu batuk mengeluarkan darah dari mulutnya.

    “Persembahan tubuh dan jiwa suci telah diberikan.. Vessel pun telah siap untuk menyambut kedatanganNya… Ya segel terakhir membutuhkan darah terkutuk dan juga jiwa yang gelap.. dibutuhkan Jiwa dan darah kami para Viator yang dikutuk” Wanita itu berkata sambil terbata – bata dan kemudian tersenyum pada Million.

    “……” Million hanya diam tercengang melihat apa yang wanita itu lakukan
    Wanita itu kemudian terbatuk lagi mengeluarkan darah dari mulutnya. Terdengar pula desahan nafasnya yang terengah – engah dan rintihannya menahan rasa sakit di ruangan gelap itu.

    “Hei Order.. Apakah kau mendengarnya?” Wanita tersebut berkata dengan terbata - bata sembari menahan sakit.

    “..?....” Million bingung dengan pertanyaan wanita itu..

    “Ya, tidak kah kau dengar lonceng itu berdentang berulang – ulang?






    Tenggg… Tenggg… Tenggg.. Tengggg…







    Tiba – tiba saja Million mendengar bunyi Lonceng berdentang berulang – ulang. Aneh, ia merasakan keanehan dari bunyi tersebut. Bunyi lonceng itu tidaklah berasal dari lonceng Church of holy Sepulchre. Lonceng tersebut berasal dari dalam pikirannya sendiri. Ya itu berasal dari dalam pikirannya dan semakin lama dentangan lonceng tersebut semakin keras terdengar.

    “Waktu..nya telah tiba… Segel terakhir telah hanc..ur…” wanita tersebut berkata kemudian rubuh jatuh kelantai dengan pedang hitam yang masih menancap pada tubuhnya.

    Darah wanita tersebut terlihat menggenangi lantai dan akhirnya mematikan lilin yang tadi jatuh bersamaan ketika tubuh wanita itu rubuh.

    Ruangan yang bau darah dan bangkai tersebut menjadi sangat gelap gulita. Million yang kehilangan cahaya dan terjebak dalam kegelapan diam tidak bergerak sedikitpun. ia terdiam membantu dan mendengar sebuah suara dalam kepalanya berbicara. Suara yang begitu mengiang – ngiang jelas, ya suara wanita bertudung hitam itu berada dalam kepalanya dan berbisik berkata pada dirinya.





    “Dengarkanlah Bunyi dentangan Lonceng Misa Kematian Tuhan yang sedang berbunyi.....”​



    Tenggg… Tenggg… Tenggg.. Tengggg…





    *********​
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :onion-86:

    ACT - 3.10 The Lord of Flames Belial the Fallen




    Tenggg… Tenggg… Tenggg.. Tengggg…​




    ‘Aku merasakannya, dentangan lonceng itu benar – benar menganggu pikiranku. Hentikan.. hentikan bunyi dentangan keras. Hentikan.. hentikan… aku bisa gila’



    Teengg..​




    Suara Dentangan Loncong berhenti. Keadaan menjadi kembali sunyi senyap. Million yang merasakan telah lepas dari Suara Bising yang mengganggu dan menusuk hatinya itu, mencoba mengatur nafasnya dan menenangkan dirinya. Gelap, ya kegelapan dimana – mana. Ia tidak bisa melihat apapun disekelilingnya. Tiba – tiba saja Million melihat secerca cahaya kecil menyala dari luka tusukan pedang di tubuh yang tidak berdosa yang terikat di kayu salib. Perlahan – lahan cahaya tersebut bersinar semakin lama semakin terang. Menyebar perlahan – lahan menjalar ke tubuh gadis yang sedang dalam kondisi sekarat. Million diam tercengang melihat apa yang terjadi di depannya.

    “Ukhhh…” Suara gadis itu meringis seperti menahan sesuatu yang sangat sakit.

    Tiba – tiba saja Million merasakan tubuhnya menjadi berat. Ya ia merasakan gravitasinya berubah dan menekannya dengan kuat ke tanah. ‘Apa yang terjadi.. kenapa semuanya menjadi terasa berat begini’ Million berkata dalam hatinya. Ia dengan susah payah mencoba untuk tetap berdiri tegap dan segera menganti posisi kakinya agar dapat lebih kuat bertahan dan tidak rubuh ke lantai.

    Ditengah tekanan gravitasi yang begitu kuat menekannya, Million melihat dengan matanya bahwa satu – satunya penerangan yang berasal dari tubuh gadis itu semakin lama semakin terang menyala dan akhirnya melepaskan pijaran api yang berpijar ke seluruh ruangan itu. Million melihat dengan mata nya sendiri, baju dresser putih yang dikenakan gadis itu terbakar habis beserta dengan kayu salib yang mengikat terbakar hingga hangus dan menjadi serbuk abu dan menghilang dengan cepat. Tubuh gadis itu melayang di ruangan dan terlihat pijaran cahayanya begitu terang benderang. Million kaget dengan apa yang terjadi. ‘Ritualnya berjalan…? Apakah ritual yang dilakukan wanita tadi berhasil?’

    “Tolong.. Aku…” Suara gadis itu berkata dengan pelan dan terbata - bata.

    Tiba – tiba saja cahaya yang keluar di tubuhnya menghilang dengan sekejap. Ruangan tempat dimana Million berada memjadi gelap gulita kembali. Million menoleh kearah kiri dan ke kanan, Ia mencoba mencari sumber cahaya namun tidak terlihat apapun. Segalanya menjadi hitam dan gelap tanpa ada suara, ya, ruangan ini menjadi benar – benar sangat hening.

    “Vlooooorrrrr!!!”

    Cahaya kembali muncul terang benderang dari tubuh gadis itu ketika ia turun dan berpijak menyentuh lantai ruangan. Million melihat hal itu dengan tercengang. Tekanan garavitasi yang tadi menekannya telah hilang namun tanah yang ia pijak berubah bergetar dengan cukup kuat. Million mencoba menahan posisi berdirinya agar tidak rubuh jatuh dilantai. ‘Apa yang terjadi..? Gempa apa ini..?’ dalam hati ia berkata. Dengan sekejap pula tempat disekitarnya menjadi berubah. Ya Million merasakan ia berada bukan di ruangan tempat anggota The Sect tadi selesai melaksanakan ritual. Ia melihat ia sekarang berada di dataran yang tandus yang luas dan gelap dimana satu – satunya penerangan berasal dari tubuh gadis itu.

    Perlahan – lahan dibelakang tubuh gadis itu muncul percikan api kecil yang semakin lama semakin membesar dan akhirnya membentuk sebuah sosok raksasa besar dengan tanduk api dan sayap yang mereh menyala. Sosok itu berbalut Api membara yang terus berkobar terang dan menjadi sumber cahaya di tempat itu.


    [​IMG]


    “GRAAAAAA!!! Aku merasakannya.. perasaan hidup kembali.. ya perasaan yang telah lama hilang selama ribuan tahun”

    Million tercengang melihat gadis itu berbicara namun suaranya bukanlah suara seorang gadis. Lebih tepatnya itu adalah suara campuran antara laki – laki dan perempuan yang bersuara bersamaan.

    “Berpuluh – puluh ribu tahun tertidur untuk bangun dan apa yang kulihat dihadapanku sekarang? Manusia yang dimuliakan namun lemah…”

    Aku merasakan beban itu. Ya perasaan menusuk ketika melihat langsung menatap wajah gadis itu. Ya dia bukan gadis yang tadi aku lihat. Dia berbeda. Dia telah diposes oleh setan.

    “Siapa kau?” dengan lantang Million bertanya pada sosok gadis dihadapannya.

    “Manusia yang bodoh.. tepat berada dihadapanku kau bertanya langsung seperti itu dan tidak berlutut memberi hormat?”

    “Aku tidak akan memberi hormat padamu!!”

    “Huuhh.. begitu lantang dan berani.. manusia yang berbeda yang dulu aku lihat.”

    Gadis itu kemudian menundukan kepalanya dan tertawa kecil seperti menertawakan tindakan Million tadi.

    “Namaku Belial.. Komandan terdepan Pasukan Helel dalam perang Surga dan Neraka..”

    “Belial?” Million kaget mendengar perkataan gadis itu

    “Ya aku mengingatnya.. Perang terakhir itu.. Perang dimana Tuhan ikut campur dalam masalah kami. Michael.. Gabriel… Azrael.. terkutuklah kalian Semua para Malakh!!!!”

    Sosok raksasa api yang berada di belakang gadis itu kemudian bergerak dan berteriak melengking dengan juga melepaskan pijaran api yang sangat terang ke segala arah. Million menggunakan tangan kirinya menghalangi kilauan kilat cahaya yang mencoba masuk ke matanya. Ruangan menjadi bergemuruh riuh oleh suara kobaran api. Namun perlahan – lahan suara itu akhirnya menghilang.

    “Jawab aku hai engkau manusia yang tak berdaya.. apakah engkau yang telah dengan berani membangunkan aku ditempat ini?” Gadis itu menatap lurus ke mata Million

    “Aku bukanlah orang yang sudi membangkitkan kalian yang terkutuk dari penjara suci.”

    “Haaa.. jadi kau bukanlah manusia yang menyembahku.. Ya aku merasakannya.. kau berpihak kepada-Nya.”

    Million menelan ludah. Ia tahu sosok didepannya bukanlah sosok biasa. ia berusaha menatap dan tidak mengalihkan pandangannya pada gadis itu. Million sadar, lawannya sekarang bukanlah anggota The Sect yang pernah ia lawan selama ini. jantung Million berdegup kencang.. ia shock dan juga takut namun ia menyembunyikan rasa takutnya yang teramat sangat pada sosok yang sekarang berada dihadapannya.

    “Untuk apa kau berada ditempat ini? Apa yang sekarang akan kau lakukan Hai manusia..?” gadis itu bertanya kepada million

    “Dalam nama Tuhan yang Kudus.. Aku perintahkan kau untuk kembali ke penjara Asalmu!!” Million menjawab dengan teriakan yang lantang

    “Jadi kau berniat untuk melawanku? Hai Manusia yang mulia dengan diberikan banyak kelemahan oleh Tuhan. Apakah Kau sadar? Kau dengan sombongnya telah menantang kami yang Terjatuh !!!”

    Million melihatnya, sosok dibelakang gadis itu menjadi berkobar menyala lebih terang dan lebih besar. Ia merasakannya. Ia merasakan takut yang tidak bisa disembunyikan lagi. Tubuhnya gemetar.. gemetar.. melihat makhluk yang dulu pernah dilaknat oleh Tuhan.

    'Inikah perasaan takut yang dulu Shade rasakan ketika ia melawan salah satu dari yang Terjatuh'

    Ditengah rasa takutnya itu, secara samar – samar Million mendengar sebuah suara. Ya suara yang pelan yang semakin lama semakin jelas. ‘Suara wanita yang bernyanyi seriosa?’ million berkata dalam hati. ia mendengarnya dengan jelas itu merupakan suara Choir yang biasa diperdengarkan oleh para paduan suara di gereja.


    Haaaa.. Aaa.. Aaaaaaaaa.. AAaaaaa.. Haaaaa.. Aaa.. Aaaaaaaaa.. Aaaaaa


    Alunan suara para wanita yang bernyanyi, menjadi latar yang menyertai kondisi menegangkan yang sekarang dihadapi Million. Ia sadar, ia tidak dapat lagi mundur dan harus berhadapan dengan sosok menyeramkan didepannya.




    “Buktikan pada diriku Hai Kau Manusia yang sombong! Buktikan bahwa kau adalah makhluk ciptaan-Nya yang lebih baik daripada Kami!”​



    *******​
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update update :belajar:

    Act – 3.11 The Choir of Question


    Million diam dengan memegang rapiernya dalam posisi bertahan. kegugupan terlihat dari wajahnya, Ia bingung menghadapi kondisinya sekarang. Ia merasakan kakinya membatu tidak bisa bergerak karena ketakutan. Ditengah kegelisahan dirinya itu, million merasakan tanah yang sedang ia pijak sekarang bergetar cukup keras. Ya ia merasakan beban yang luar biasa dalam dirinya. Ia merasakan putus asa walaupun belum bertempur melawan sosok didepannya.

    “Apa yang Kau Tunggu Hai manusia? Baiklah.. biarkan aku yang memulainya”

    Tiba – tiba Sosok Besar Raksasa api dibelakang gadis itu bergerak mengepak – ngepakan kedua sayapnya yang besar dan menimbulkan angin yang cukup kencang di tempat itu.

    “WUUUUZZZZHHHHH”

    Million mencoba menahan angin kencang itu dan menutupi wajahnya dengan tangan kirinya. Suara choir para chorus wanita terdengar lebih keras melengking.

    “Rasakanlah Rasa Pedih dan Putus Asa Hai Manusia yang mulia!!!”

    Sosok Raksasa bertanduk api itu kemudian menggerakan tangannya yang besar yang membara ke langit dan kemudian menciptakan dua bola api di telapak tangannya. “VLAAAARRRRR!!” Dengan segera, ia kemudian melemparkan dua Fireball di tangannya itu kearah Million yang sedang berdiri.

    “Wuussshhhh”

    Sadar dengan benda yang berbahaya yang menuju ke arahnya, Million dengan cepat kemudian melakukan roll back ke samping dan berguling – guling cukup jauh menghindari Bola api yang mengarah padanya.

    “DUUUAAARRRR!!!! DUUAAARRRR!!!”

    “Haah.. hahh.. hahh..” Million mencoba mengatur nafasnya dan mencoba untuk kembali berdiri tegak. Ia kemudian melirik kearah belakang dan melihat tempat dimana tadi ia berdiri berlubang dan terbakar dengan api yang membara. ‘Seandainya aku tidak segera menghindar, pasti aku sudah mati terbakar’ dalam hati ia berkata. Million merasakan takut. Ya iya merasakan tidak memiliki kuasa melawan setan yang ada dihadapannya sekarang.

    “Kamu takut Hai manusia yang sombong… kenapa kau bersikeras memilih jalannya? Bergabunglah bersamaku.. lupakan kepercayaanmu pada-Nya. Aku akan mengampunimu jika kau mau membungkuk dan menyembah ku.”

    “Tak akan pernah aku membungkuk pada makhluk terkutuk yang telah dilaknat Tuhan!!!” Million menjawab dengan lantang dan masih berusaha menenangkan dirinya dan mengatur nafasnya kembali. ‘Apa yang harus kulakukan? Untuk menghindari serangannya saja sudah sulit apalagi berusaha menyerangnya secara frontal? Sial… apa yang harus kulakukan Shade?’

    Million melihat gadis itu menatapnya tepat ke matanya dari jauh. Tiba – tiba saja, Ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. rasa nafsu, amarah, sedih, bergejolak di dalam hatinya. ‘ Apa yang terjadi?’

    “Aku merasakannya.. ya, kehampaan di hatimu dapat kulihat.. kau tidak begitu benar – benar percaya pada-Nya.. untuk apa kau bersusah payah seperti ini? untuk apa kau bersusah payah bertempur dijalannya bila dalam hatimu itu sendiri tidak ada kepercayaan pada-Nya.”

    Million kemudian menatap dengan marah dan menggeram pada gadis itu. Ia kemudian mengambil posisi stance menusuk dan berlari dengan cepat kearah Belial tanpa memperdulikan sosok besar yang ada dibelakang gadis itu. “Tutup Mulutmu!!!!!”

    Gadis itu tersnyum kecil melihat kemarahan muncul dari wajah Million. Sosok dibelangnya kemudian bergerak dan mengepak – ngepakan sayapnya dengan sangat cepat dan menibulkan tornado pilar api yang cukup besar dan dilemparkan lurus menuju kearah Million yang sedang berlari.

    “VLAAARRRRRZZZZ!!!”

    Kaget dengan serangan mendadak yang menuju padanya, Million yang tidak sempat untuk menghentikan langkahnya yang sedang berlari kencang kemudian dengan mendadak berusaha menghindarinya.

    “AAKKKHH!!!”

    Million berhasil menghindari tornado itu namun sebagian tubuhnya sempat terkena jilatan api yang mengarah padanya tadi. Tubuh Million terjatuh dan berguling – berguling di tanah mencoba memadamkan api yang sebagian membakar mantel hitam panjang yang ia kenakan.

    “Aku memujimu Hai manusia.. Kau adalah manusia yang kuat dan berani.. ya satu – satunya orang yang berani melawanku.. dahulu tidak ada satupun manusia yang berani dengan tajam menatapku. Mereka hanya bisa mununduk membungkuk dan berlutut meminta ampun.”

    Million diam dan tidak menjawabnya. Ia sedang berusaha dengan bersusah payah untuk berdiri sembari menahan rasa sakit yang ada ditubuhnya. ‘Sial.. aku tidak dapat melakukannya.. aku tidak dapat menyerangnya. Bahkan masuk ke daerah jarak serang saja aku tidak bisa.’ Million berkata.

    “Aku melihatnya dari jiwamu. Untuk apa kamu tetap tunduk pada perintah orang lain? Untuk apa kamu menuruti segala perintah yang mereka berikan padamu? Kau manusia yang hebat.. Kau tidak membutuhkan mereka”

    Million terdiam memikirkan kata – kata Belial yang tadi diucapkannya. Million merasakan perkataan tadi benar – benar sangat mengganggunya. ‘Dia mencoba memanipulasiku.. tidak, aku tidak boleh terpengaruh dengan semua kata – katanya.’

    Riuh suara tempat yang gelap gulita itu semakin bising dengan nyanyian para Chorus yang bernyanyi mengiringi dua pertempuran antara manusia melawan setan itu.

    “Sadarlah, Tuhan tidak akan melirik imanmu itu.. karena kau bukanlah orang – orang yang benar – benar Percaya!!”

    Million berlari kencang dengan penuh amarah. Ia melihat raksasa bertanduk didepannya melemparkan bola api yang ia buat di telapak tangannya dan kemudian melemparkannya ke arahnya. “WUUUZZZHHH” Ia melompat dan kemudian melakukan lagi rolling kesamping dan berhasil menghindari kedua serangan itu

    “DUAAARRR!!! DUAARRRR!!!” Suara ledakan pada tanah membuat lubang yg besar yang terbakar dengan api yang membara.



    ===========
     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update end ACT 3 :cambuk:

    Act - 3.12 The Choir of Answer


    Million kemudian kembali berdiri sempoyongan dan berlari menuju kearah gadis itu. ‘Aku tidak boleh menyerah.. semuanya telah berkorban untuk sampai ke tanah suci ini. Ahmed, Ailsa, Romanov, Hasan… semuanya telah bersusah payah agar aku bisa sampai ditempat ini. ya aku harus menghentikannya dan mengembalikannya pada penjara suci’ Million berkata dalam hati.

    “Hentikanlah.. berhenti berjalan di jalan yang tidak kaupilih sendiri.. berhentilah bergerak atas perintah orang lain dan lihatlah kedalam dirimu sendiri. Bergeraklah dengan apa yang kau inginkan. Kau bukanlah boneka. Sadarlah itu lihatlah jauh dalam jiwamu.”

    “Tutup mulutmu Hai yang terkutuk!! Memangnya kenapa jika aku bergerak atas perintah orang lain!! Memangnya kenapa kalau aku memang tidak memiliki Kepercayaan penuh kepada-Nya!! Sekalipun memang aku hanya pelayan yg menuruti semua keinginan majikanku, itu tidak akan menjadi masalah bila harus melenyapkan kalian semua yg telah yang dilaknat!!!

    Sosok Raksasa bertanduk kemudian merentangkan kedua tangannya kesamping dan melepaskan puluhan projectile panah api dari sayapnya dan mengarah kepada Milion yang sedang berlari. Million menghentikan langkahnya, ia mencoba menghindari serangan itu namun sayangnya panah api itu seperti missile yang megikuti kemanapun target pergi.

    “BLAAAARRRRRR!!!!!”

    Million terlempar cukup jauh dari tempat tadi ia berdiri dan kemudian jatuh terseret beberapa meter sebelum akihirnya berhenti. Tubuh Million terlihat bergetar dan juga berasap. “Uhuukk.. uhuukk.. uhuukk” Million terbatuk – batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. “Apa yang harus kulakukan. Aku tidak bisa menghadapinya.. aku tidak siap menghadapi setan yang ada dihadapanku. Ini berbeda.. ini berbeda dengan bertempur melawan anggota the sect yang dirasuki.” Million kemudian perlahan – lahan dengan segenap tenaganya mencoba berdiri walaupun terlihat tubuhnya tidak kuat untuk melakukannya. “Uhuukk !!Uhuukk!! Uhukkk!!!”

    ‘Belial.. salah satu dari 4 Fallen pertama yang dijatuhkan bersama Helel karena tidak bersedia bersujud pada Adam dan malah mengobarkan perang di Surga. Apa dayaku yang hanya manusia melawannya. Sial.. aku kehilagan pikiranku.. keputus asaan membuat diriku lemah. Semuanya sia – sia. Ya maafkan aku Ailsa,Romanov, Ahmed. Aku telah salah.. seharusnya memang Shade yang mengerjakan misi ini.. aku memang tidak berguna.’ dalam hati million menyesal telah mengambil misi ke golgotha



    Million mengingatnya.. ya ia mengingat kata – kata Shade sebelumnya...



    Million kemudian tersadar setelah mengingat perkataan Shade dahulu padanya. Walaupun tubuhnya telah terluka cukup berat, ia harus tetap bertahan dan menyelesaikan semuanya. Ia mencoba menetapkan hatinya dan menghilangkan semua rasa sakit di tubuhnya beserta rasa putus asa menghadapi sosok dihadapannya. Million kemudian mencoba berdiri tegap walaupun kakinya masih bergetar sejak tadi.

    ‘Tubuhku tidak sanggup lg bertahan.. ya ini adalah serangan terakhir yang bisa ku lancarkan.. jika pun aku harus mati disini. Akan kubawa setan itu bersamaku dan pergi dari dunia ini’ Million menghela nafasnya. Ia menatap sayu pada gadis di depannya.

    “Menyerahlah Hai manusia yang lemah… Menyerahlah dengan keterbatasan yang diberikan oleh Tuhan padamu.. lupakan perintah orang – orang itu. Pilihlah jalanmu sendiri.. Bergabunglah bersamaku dan kita akan membangun kerajaan dimana Helel menjadi Tuan dari segala Tuan”

    “HIAAAAAAA!!!!” Million berlari kencang menyeret rapiernya ditanah dan menimbulkan suara gesekan “Skrttttzzzzzzzzzz!”
    Suara nyanyian Chorus semakin terdengar kuat seperti memberikan semangat pada dirinya.


    Haaaa.. Aaa.. Aaaaaaaaa.. AAaaaaa.. Haaaaa.. Aaa.. Aaaaaaaaa.. Aaaaaa​



    Sosok Raksasa bertanduk dengan diselimuti api yang berkobar membara kemudian Berteriak melengking “GRAAAAAAAAAAAAAA!!!” dan melepaskan Rentetan Pilar api yang muncul tegak lurus dari dalam tanah kearah pria berambut perak yang berlari kearahnya. Million yang melihat hal itu dengan segera memegang rapiernya dengan posisi bertahan dan menerobos kobaran pilar api itu tanpa berusaha menghindarinya.

    ‘Jika aku harus mati terbakar.. biarlah itu terjadi. Tapi biarkan aku selesaikan semua ii terlebih dulu…’ million berkata dalam hatinya

    Gadis itu kaget melihat manusia dihadapannya dengan berani menembus Pilar api yang ia lepaskan. Dikondisinya yang kaget itu tiba – tiba saja Million muncul dari balik pilar api yang membara dan kemudian mengarahkan pedangnya lurus pada lehernya.

    “Zleeebbbssssssss!!!!”

    “Hhahh.. hahh.. hahh..” million bernafas terngah – engah dengan masih menancapkan rapiernya dileher gadis itu. Tubuh bagian belakangnya terbakar dengan kobaran api yang membara namun ia tidak memperdulikan hal itu. “GRAAAAAAAA!!!!!” Wujud raksasa api bertanduk yang berada dibelakang gadis itu berteriak dan kemudian perlahan - lahan lenyap menghilang tanpa bekas. Tubuh gadis itu bergetar karena tercekik dan darah keluar mengalir dari luka tusukan dilehernya.

    “Ukkhhh.. ini semua tidak berarti apa – apa bagiku.. Aku melihatnya.. Ya ada sesuatu dalam dirimu yang sama dengan mereka.. Kau sama dengan cahaya terang yang terkekang oleh perintah Tuhan. Para pelayan yang selalu turut dan patuh dengan segala keinginan-Nya.”

    Mendengar Belial masih dapat berbicara, Million kemudian dengan sisa tenaganya menggerakan tangan kanannya yang memegang rapier ke arah kanan dan menebas kepala gadis itu hingga terlepas dan jatuh ke tanah. Darah gadis itu menyembur kemana – mana bercipratan hingga membasahi kemeja putih yang Million kenakan.

    “Manusia yang menyedihkan.. Pada akhirnya.. kau tetap hanya menjadi boneka… Ya boneka dari Mereka yang berjalan di jalan Tuhan.”

    “ZLEEEBBB!!!” Suara Rapier ditusukan pada kepala gadis yang jatuh ke lantai. Tepat dimata kiri gadis itu, pedang itu bersarang dan menghentikan percakapan diantara mereka berdua.

    “Hah.. hahh.. hahh..” Million terengah – engah.. ia memegang rapiernya yang masih menancap pada mata gadis itu sembari berlutut dan menundukan kepala. Suara nyanyian para chorus wanita yang memberikan spirit pada dirinya perlahan – lahan mulai menghilang bersama dengan api yang membakar bagian belakang tubuhnya.

    Suasana menjadi sunyi senyap dan juga kembali menjadi gelap gulita karena cahaya penerangan dari sosok raksasa api bertanduk itu menghilang. Million masih terengah – engah berusaha untuk mengatur nafasnya dan terdiam membisu didalam kegelapan yang pekat dan memikirkan terus kata – kata terakhir Belial tadi yang benar – benar sangat mengganggunya.

    “Apa yang kau tahu tentang diriku… Aku bukanlah boneka… AKU BUKAN BONEKA !!”



    *******​
     
  6. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update setelah sekian lama :nikmat:

    ACT 4 - “ Reveal The Order ”​




    Act 4.1 Road to Florentia


    Strasbourg Path, France

    Prancis yang terkenal akan menara Eiffel nya, kini telah menjadi kota mati yang ditinggalkan. Bangunan – bangunan rusak dan kondisi semerawut seperti layaknya yang terlihat di kota London terjadi pula di kota ini. Kota yg tidak terlepas dari Bencana besar itu sedikit memiliki keberuntungan karena Menara Eiffel yang merupakan perlambangan kota prancis masih bisa bertahan dengan tetap berdiri tegak di kelilingi peluhan ribu bangunan yang roboh rusak dan berlubang. Semua hal indah yang biasa diucapkan dan di imajinasikan orang - orang yang pernah tiba di kota ini dimana cinta dapat bersemi dengan romantic, sekarang semua itu hanya tinggal menjadi kenangan.

    Jauh dari kota paris, terdapat sebuah kota yg sedang dilewati oleh sekelompok orang dengan menggunakan mobil. Strasbourg adalah sebuah nama kota di kawasan Prancis yang letaknya tepat berada di arah Tenggara dari kota Paris. Kota ini sekarang menjadi kota mati dan yang terlihat disekeliling hanyalah nuansa kesunyian serta puing – puing bangunan yang roboh dan berantakan.

    “BRRRRMMMMMMM!!”

    Sebuah mobil jeep berwarna hitam legam melaju cukup kencang di jalanan kota Strasbourg. Mobil itu dikemudikan oleh seorang pria berambut kuning berkacamata dan mengenakan mantel hitam dimana ia membawa dua orang penumpang yaitu seorang laki – laki dengan coat hitam berhoody dan seorang wanita dengan dress berwarna hitam.

    “Bodoh apa yang kau pikirkan… kenapa kau malah menembak survivor yang tidak bersalah Shade!”

    Seorang Pria mengenakan kacamata dan berambut pirang berbicara dengan nada yang marah sembari tetap mengemudikan jeep berwarna hitam. Shade yang sedang duduk disamping kanan Pria itu menutup matanya dan menghela nafas sembari melihat kearah langit yang membentang diatas kepalanya

    “Itu hanya kecelakaan..” Shade menjawab

    “Geezzz.. Order tidak akan mentolerir tindakanmu yang menyerang orang – orang yg tidak bersalah..”

    “Maaf.. Aku tidak apa – apa.. Shade telah menyalamatkan hidupku.. aku rasa luka ini tidak berarti apa – apa..” Elenna yang sejak tadi duduk di kursi belakang jeep dan mendengar pembicaraan antara Pierre dan Shade kemudian berkata menyela pembicaraan mereka berdua.

    “…. Ohh well.. beruntung sekali. kali ini kau aman Shade..” Pierre berkata pada Shade dengan nada yang ketus.

    “….” Shade diam tidak menjawab dan terus melihat menatap langit yang berwarna merah gelap diatas kepalanya.

    “Kemana sebenarnya kita akan pergi?” Elenna bertanya dengan tiba – tiba.

    “Kita akan menuju Itali..” Pierre menjawab
    “Itali?” Elenna heran
    “Ya.. kita akan menuju kota Florentia di itali dimana itu merupakan satu – satunya tempat aman dimana terkumpul para survivor dari berbagai belahan daerah di Eropa.”
    “Tempat berkumpul para survivor?”
    “Ya.. kami anggota Order mencari keberadaan setiap survivor yang selamat akibat Bencana Besar itu. Dan membawa mereka ke tempat yang aman yaitu Florentia.
    “….” Elenna terdiam mendengar hal itu
    “Ooo iya aku belum memperkenalkan diriku.. namaku adalah Pierre patner dari Shade..”
    “Namaku Elenna.. senang mengenalmu Pierre” Elenna berkata sembari tersenyum

    “….” Shade terdiam dan menyipitkan kedua matanya.
    “Sesuatu menganggumu Shade?” Pierre bertanya
    “Tidak ada apa – apa” shade menjawab sembari menutup matanya.

    Sejenak keadaan di mobil jeep menjadi hening tanpa adanya percakapan diantara mereka bertiga. namun tiba - tiba saja Elenna bertanya dan membuka kembali percakapan.

    “Maaf.. aku benar – benar masih bingung dengan apa yang sedang terjadi di dunia ini.. ya aku benar – benar tidak mengerti kenapa semuanya jadi begini..”

    “…” Pierre diam mencoba mendengarkan selagi tetap focus mengemudikan jeep.

    “Order.. siapa kalian sebenarnya..? dan Sergeiv aku tidak percaya kenapa dia bisa menjadi setan dengan bentuk mengerikan seperti itu.? Aku tidak mengerti.. apa yang sebenarnya terjadi..?”

    “Kalian orang – orang yang tidak mengetahui kebenaran hanya hidup di dunia fana. Semua kedamaian yang kalian dapatkan dan rasakan itu adalah buah dari kerja keras kami untuk menghentikan apa yang kalian tidak menyangka pernah Ada.” Shade menjawab

    “Kebenaran?.. Aku masih belum paham..” Elenna masih tampak kebingungan

    “Elenna.. Kami Order adalah organisasi yg bergerak dibawah Tanah yang terus mencoba menghentikan kejahatan dari masa lalu yg mencoba untuk kembali. Kami bertempur melawan makhluk metafisik dan juga makhluk posessio seperti Sergeiv yang telah kau lihat sendiri. Mungkin kau bisa menganggap kami seperti kesatuan Men in Black jika di ibaratkan dalam sebuah film” Pierre berkata.

    “Jadi itu benar… setan telah muncul dengan wujudnya dan menyengsarakan manusia secara langsung?”

    “Bukankah kamu telah melihatnya dengan mata kepalamu sendiri? Jika kamu memang percaya pada Tuhan dan Kuasanya.. kenapa kamu tidak mempercayai dengan keberadaan Setan?” Shade berkata

    “….” Elenna diam mendengar hal itu

    “Keberadaan kelompok kami dan tujuan kami membersihkan dunia ini dari kejahatan masa lampau mungkin hanya menjadi bahan ledekan dari kalian orang – orang yang hanya hidup tanpa tahu kebenaran. Tapi kenyataannya tanpa adanya kami, kedamaian yang kalian rasakan tidak pernah akan ada.” Shade berkata

    “Jika memang seperti itu, kenapa kalian tidak membuka masalah ini dahulu kepada public? Bukankah dengan begitu adalah hal lebih baik jika manusia sadar dengan apa yg berusaha mengancam dirinya..” Elenna menjawab perkataan Shade

    “Mereka para penyembah setan dan juga orang – orang yang terposessio bukanlah orang – orang sembarangan. Anggota mereka di rekrut dari orang – orang biasa hingga ke orang – orang penting yang duduk dalam pemerintahan. Dengan salah satu alasan itu dan berbagai alasan lainlah mengapa kami tidak bisa mengungkapkan segalanya ke public” Pierre menjawab.

    “….” Elenna terdiam mendengarkan

    “Kami telah berusaha untuk menjaga semua kedamaian yg ada. Namun pada akhirnya semuanya gagal.. Bencana Besar itu terjadi dan tidak dapat kami hentikan” Pierre berkata

    “Menggelikan bukan.. Ketika keadaan berubah menjadi sangat sulit.. Ia yang kalian sebut sebagai Tuhan yang Maha Kuasa tidaklah ada. Ia yang dipercayai dapat membalikan keadaan semudah membalikan telapak tangan, tidak melakukan apapun untuk menghentikan Bencana besar itu” Shade berkata.

    “…...."

    Keta – kata shade itu kemudian menghentikan percakapan mereka bertiga. Elenna dan Pierre terdiam dan tidak menjawab setelah mendengar hal itu.

    “Uhuuk.. uhuukkkk” Shade batuk dan menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya.

    “Kau baik – baik saja Shade?” Elenna bertanya

    “Uhhuukk.. uhuuukk.. aku baik – baik saja.. uhukk uhuukk..”

    “Penyakitmu bertambah buruk?” Pierre dengan tatapan serius melihat kearah Shade

    “Aku tidak apa – apa.. hahh.. hahh.. Aku baik – baik saja..” Shade menjawab


    ========


    Florentia, Italy

    Jauh dari tempat dimana Shade, Pierre, dan Elenna sedang mengendarai mobil, di kota tujuan mereka yaitu Florentia terlihat Seorang wanita dengan pakaian robe hitam panjang dan wajahnya ditutupi hoody sedang berdiri tegap di sebuah menara yang masih berdiri dengan kokoh. Wanita itu melihat ke langit yang merah gelap seperti sedang menunggu sesuatu.

    ‘Bagaimana misi anggota Order yang lain.. belum ada satupun dari mereka sejak 6 hari yang lalu memberikan info keberadaan mengenai survivor lain yang selamat di benua Eropa ini’

    wanita itu berkata dalam hati dan kemudian menghela nafas sembari menundukan kepalanya sejenak. Ditengah ketermenungannya itu, samar – samar dari jauh ia terlihat sesuatu benda sedang mengarah padanya. Benda itu semakin lama semakin dekat hingga ketika semakin dekat ternyata wanita itu sadar, benda itu adalah seekor merpati putih yang terbang cukup tinggi dan akhirnya turun dengan perlahan dan hinggap di tangannya.

    Wanita itu kaget ternyata hari ini datang Merpati pembawa pesan. Ia kemudian dengan segera melihat sebuah pesan di kaki kiri merpati tersebut. Dengan perlahan – lahan ia mencoba membuka tempat penyimpanan itu dan mengeluarkan isi didalamnya yang ternyata tersimpan sebuah kertas kecil. Wanita tersebut membuka tiap lipatan dari kertas kecil yang tadi diambilnya hingga berbentuk sebuah kertas yang berisi pesan. Dengan teliti ia kemudian berusaha membaca apa isi tulisan didalamnya.

    “Ini.. Pesan dari Jerussalem!”


    *****​
     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Act - 4.2 Florentia The Sanctuary



    The Order of Silver Headquarter, Florentia


    “Team lain sudah dikirimkan atas perintahmu untuk membawa kembali team Golgotha yang pergi ke Jerussalem Grandmaster.”

    Cecillia berkata kepada sosok Seorang pria tua dengan pakaian putih dan selendang emas duduk di meja kerjanya. Terlihat pria tua tersebut duduk dengan merapatkan kedua tangannya sedang berfikir dengan apa yang baru saja didengarnya.

    “Belial the Fallen… The Sect sudah tidak lagi memanggil mereka yang terkutuk saja. Ia bahkan telah berani memanggil salah satu Cahaya Redup yg Jatuh dengan mengorbankan banyak nyawa manusia tidak berdosa. Ini tidak bisa dibiarkan.. kedua Fallen telah berhasil dipanggil. Kita Order tidak boleh membiarkan Mereka memanggil Cahaya yg Kehilangan Kemuliannya lagi untuk yang kesekian kalinya”

    “….”

    “Cecillia, kirimkan Tim XII, XXIIII, dan XXXIII untuk pergi menyisir daerah Eropa dan temukan dimana sebenarnya keberadaan Selvandor dan cari tahu mengenai apa yang sebenarnya direcanakannya. Aku tidak ingin dia lolos lagi dan membuat kekacauan di tempat lain.”

    “Aku mengerti Master…”

    Cecillia kemudian menempatkan telapak tangan kanannya di dadanya dan membungkuk memberikan hormat. Ia kemudian membalikan badannya dan perlahan – lahan berjalan keluar dari ruangan

    “Cecillia..”

    Tiba – tiba saja langkahnya terhenti ketika Grandmaster memanggilnya. Ia kemudian membalikan badannya seraya kembali menghadap Grandmaster.

    “Ini sudah hampir tiga minggu Shade belum kembali dari misinya. Ketika ia telah kembali kekota ini, suruh ia langsung menghadapku”

    “Baik Grandmaster..” Cecillia menjawab dengan menundukan kepala.



    =======



    Seorang gadis kecil menangis di tengah kegelapan malam meratapi sesosok tubuh laki – laki dengan mantel biru panjang yang terbaring di tanah dengan berlumuran darah dari luka dipunggungnya. Gadis itu sedih dan shock dengan apa yang ia lihat didepannya. Pria yang terbaring itu kemudian perlahan lahan menggerakan tangannya dan wajahnya berusaha melihat kearah gadis kecil didepannya.

    “Dengar.. walaupun kau seorang penyihir kau layak untuk tetap hidup.. pergilah.. pergi dari kejaran mereka gadis kecil” pria itu dengan tatapan sayu berkata sembari tersenyum kepada Elenna.

    Elenna tersentak kaget dan kemudian bangun dari tidurnya. Ia kemudian bangkit dari posisinya yang tadi terbaring dan berusaha menenangkan diri.

    “Kau sudah bangun Elenna?” Pierre bertanya

    “Ya.. aku hanya mengalami mimpi buruk…”

    “Ada sesuatu yang mengganggu dalam pikiranmu?”

    “Tidak, aku tidak apa – apa..” Elenna menjawab sembari tersenyum kecil.

    Elenna kemudian diam dan menundukan kepalanya. Tangan kirinya kemudian memegang kepala dan Elenna lalu menutup matanya mencoba mengingat kembali mimpi yang dia lihat tadi. Elenna kemudian berkata dalam hati ‘Mimpi masa laluku kembali lagi… Tragedy masa kecil yang telah lama aku kubur dalam – dalam dibawah alam sadarku sekarang kembali lagi. Tidak.. aku harus melupakan semua ingatan itu. Ya aku tidak ingin mengingat lagi ingatan masa lalu kelam itu’

    Ditengah ketermenungannya sendiri dan dalam kondisi menenangkan diri, Elenna terkejut dengan perkataan Shade.

    “kita hampir sampai.. “ Shade berkata

    “Sampai?” Elenna terheran - heran

    “Sebentar lagi kita akan sampai dikota perlindungan terakhir manusia.. Florentia The Sanctuary” Shade menjawab

    Elenna melihat dari jauh tujuan yang hendak dicapai oleh mobil jeep ini. ya kota Florentia yang indah. Kota yang dulu merupakan Kota penting di Masa Renaissance. Kota yang dulu terkenal dengan pahatan arsitekturnya kini telah rusak dan terlihat kondisi yang sama pula seperti dengan apa yang terjadi di London, Paris, dan kota – kota yang mereka lewati sebelumnya. Walaupun Elenna melihat reruntuhan puing – puing bangunan dimana – mana ia masih bisa merasakan keindahan dari kota ini. ya mungkin ini dikarenakan ia adalah seorang Sejarawan yang begitu kenal apa arti dari Sejarah kota ini dan influence yang diberikan pada dunia di Masanya.

    Jeep melaju dengan kencang memasuki kota Florentia (Florence), Elenna tidak dapat diam dan melihat kearah kiri dan juga kanan. Mencoba mencari bangunan bersejarah yang masih selamat dari Bencana Besar yang lalu.

    ‘Tidak ada.. tidak ada yang berhasil selamat dan luput dari kerusakan besar..’ dalam hati Elenna berkata.

    “Kenapa Elenna?” pierre bertanya karena sejak tadi ia melihat Elenna dari spion mobil tidak bisa diam

    “Kota ini adalah kota yang indah dan berharga bagi sejarah dunia.. Kenapa.. kenapa kota yang memiliki banyak arsitektur indah seperti ini tidak berhasil luput juga dari bencana itu”

    “Ya.. memang sayang sekali.. sebuah kota yang tersimpan banyak karya seni buatan tangan manusia ini sekarang akhirnya harus berakhir menjadi puing – puing.” Pierre menjawab

    “Tidak ada yang perlu disesali.. karena pada akhirnya semua yang dibuat pastilah hancur.. tidak ada yang akan kekal walaupun kita berusaha sekeras mungkin menjaga peninggalan masa lalu” Shade menyela pembicaraan antara elenna dan Pierre.

    “….” Elenna terdiam.

    Mobil jeep masuk semakin dalam ke kota Florence dan akhirnya Elenna dapat melihat salah satu bangunan terindah dui kota itu. Ya walaupun terlihat retakan – retakan yang memanjang di dinding dan beberapa bagian bangunannya roboh. Karya seni itu masih memancrkan ke eksotisannya yang dapat dirasakan oleh Elenna.

    “Indah sekali.. itukah Santa Maria del Fiore.. aku tidak percaya akhirnya dapat melihatnya dengan mata kepala ku sendiri..” Elenna berkata sembari terlihat wajahnya begitu senang dan bahagia melihat salah satu karya Arsitektur terindah.

    [​IMG]

    “Kau menyukainya Elenna.. ya Santa Maria Del Fiore adalah salah satu karya arsitektur indah yang artistic dengan gaya gothic. Bangunan itu merupakan desain nari Arnolfo di Cambio dan kemudian dipermak oleh Filippo Brunelleschi hingga menjadi sebuah karya Gothic revival setelah dipermak oleh Emilio de Fabris di abad 19.”

    “Waahhh aku tidak menyangka kamu mengetahui banyak hal tentang Sejarah juga pierre”

    “Hhaahha tidak begitu.. aku hanya tahu sedikit tentang Sejarah Arsitektur” Pierre menjawab sembari tertawa.

    Terlihat Shade terdiam tanpa mencela dan kembali meyipitkan matanya di kursi sebelah kemudi Pierre. Jeep yang dikendarai Elenna, Shade, dan Pierre kemudian melewati bangunan Santa Maria Del Fiore dan kembali melanjutkan perjalanannya.

    “Pierre sebenarnya kita akan menuju kemana?”

    “Sebentar lagi kita akan sampai.. kita akan pergi ke Avalon. Tempat dimana Order of Silver Berada.”

    “Avalon..?”

    Elenna terdiam dan dari jauh samar – samar ia melihat sebuah bangunan besar yang berdiri dengan kokoh diantara puing – puing bangunan yang berserakan. Bangunan yang mirip dengan kastil itu dikelilingi dengan tembok putih besar dan didalamnya terdapat banyak bangunan yang berdiri dengan gaya arsitektur gothic serta terlihat sebuah monument yang menjulang tinggi disebuah bukit di dalam bangunan besar itu yang berbentuk kotak dengan bentuk segitiga di ujung pangkalnya.

    “Megah sekali” Elenna tercengang melihat bangunan besar yang baru pertama kali dilihatnya.

    Perlahan – lahan mobil jeep yang dikendarai Pierre semakin dekat dengan gerbang masuk bangunan itu. Disana Elenna dapat melihat sosok orang – orang yang masih hidup sedang berjalan berlalu lalang di dalam Tembok perbatasan.

    “Selain kita jadi benar – benar ada orang – orang yang selamat” Elenna berkata sembari terlihat dia begitu bahagia”

    “Ya.. Bukankah tadi kamu sudah dengar Elenna, Florentia adalah tempat dimana kami para order mengumpulkan para Survivor dari berbagai berbagai belahan daerah di eropa. Dan Avalon adalah tempat yang aman dan nyaman dimana mereka dapat tinggal” Pierre berkata

    Mobil jeep yang dikendarai pierre kemudian masuk melewati gerbang besar itu. Disana Elenna melihat ada dua orang penjaga yang menjaga gerbang dengan membawa senapan api yang disimpan di lengan kanannya. Para penjaga itu berpakaian coat hitam panjang dengan mengenakan hoody menutupi muka mereka. ketika Pierre mendekati mereka, ia memelankan laju mobilnya agar para penjaga mengetahui siapa yang tiba. Kedua Penjaga yang melihat Shade dan Pierre telah kembali kemudian menundukan kepala mereka seraya memberi hormat dan kemudian mempersilahkan mereka untuk lewat.


    *******​
     
  8. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :idws:

    Act - 4.3 The Order Place Avalon


    Mobil yang dikendarai oleh Shade, Elenna, dan Pierre melaju lurus di dalam Kastil yang didirikan didalam tembok putih besar. Elenna yang mencoba mengamati kesekelilingnya merasakan Nuansa Avalon seperti kembali ke zaman abad pertengahan dimana hampir seluruh Arsitekturnya mengambil Tema gothic, gaya Baroque, dan beberapa arsitektur Renaissance.

    [​IMG]
    [​IMG][​IMG]
    [​IMG][​IMG]
    [​IMG][​IMG]


    Terlihat selain jalan besar untuk kendaraan, terdapat juga jembatan dengan arsitektur desain yg sangat indah dan elegan menjadi sarana untuk melewati sungai didalam Avalon.

    “Indah.. benar benar indah…” Elenna terkagum – kagum melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat

    “Avalon adalah proyek yg dibangun pada pertengahan tahun 2012 oleh pemerintah Italy dan disokong juga dana oleh Vatican dan merupakan tempat yg tidak terlalu terkena dampak dari bencana pada akhir tahun 2014. Kau tentu lihat dikanan kiri masih banyak orang – orang merenovasi bangunan kan Elenna? Itu adalah beberapa bangunan yang rusak karena Bencana itu. Mungkin hampir dikatakan 25% dari bangunan di dalam Avalon masih dalam tahap pemulihan” Pierre berkata

    “Aku hanya pernah mendengar mengenai tempat ini dari Koran. Pembangunan areal khusus yang mencerminkan keindahan arsitektur Eropa di abad pertengahan. Aku tidak menyangka seindah ini tatanan letak kota hingga arsitekturnya”

    “Kota ini menjadi pencerminan bagi kita manusia – manusia modern bahwa jangan pernah lupa tentang kearifan masa lampau. Masa lalu memberikan banyak ilmu yang bahkan manusia jaman sekarang saja belum tentu bisa membuat karya seindah itu”

    “Ya kau benar Pierre..” Elenna tersenyum sembari tetap menikmati pemandangan arsitektur yang berada di sekelilingnya.

    Mobil jeep hitam legam yang dikendarai oleh mereka bertiga melaju mengitari Avalon cukup jauh hingga akhirnya mereka sampai pada sebuah areal khusus dimana belalu lalang orang – orang dengan pakaian hitam dengan hoody dijalanan.

    “Tempat apa ini?” Elenna bertanya

    “Ini adalah Areal Order..” Shade menjawab

    Elenna melihat kesekeliling daerah itu. Ia merasa sedikit heran melihat keadaan yang begitu berbeda dengan yang biasa lihat dikehidupan sehari – harinya dulu. Senjata api dan juga senjata semacam pedang dan tombak bebas dibawa oleh orang – orang dengan pakaian hitam dan hoody berlalu lalang. Ini membuat Elenna merasa aneh.

    “Apakah tidak apa – apa membiarkan orang – orang membawa benda berbahaya seperti itu..?”

    “Hhaahhaa.. lingkungan order dan lingkungan di London berbeda Elenna. Di tempat ini tidak ada aturan bagi anggota Order untuk melarang mereka membawa senjata. Dan lagi senjata yang mereka bawa tidak digunakan untuk hal yang macam – macam, lebih digunakan dalam bentuk penjagaan dan juga untuk Misi. Mungkin kamu masih akan merasa aneh.. tapi jangan membandingkan Avalon dengan dunia di luar” Pierre berkata

    “….” Elenna mendengarkan dan tidak menjawab

    Mobil jeep yang sejak tadi melaju dan mengelilingi sudut - sudut Avalon, akhirnya berhenti disebuah Gerbang dengan pagar besar yang bernuansa pahatan dan ukiran Renaissance dengan tingkat keartistikan dan daya tarik seni yang indah. Gerbang dengan warna putih dengan bernilai seni tinggi itu memperlihatkan kemegahan yang luar biasa di hati Elenna. Sadar mereka telah sampai ditujuan, Pierre , Shade, dan Elenna kemudian turun dari mobil jeep tersebut.

    “Ini tujuan kita?” Elenna bertanya

    [​IMG]

    “Ya disini adalah gerbang menuju Headquarter Order of Silver..” Pierre menjawab.

    “Sebaiknya kita lekas memberikan laporan pada Grandmaster Pierre.” Tiba – tiba Shade berkata dan langsung berjalan duluan pergi memasuki gerbang itu dan meninggalkan Pierre dan Elenna.

    “Apa yang membuatnya begitu marah?” Elenna merasa heran dengan sikap Shade

    “Dia memang biasa seperti itu” Pierre menjawab sembari sedikit tertawa.

    Elenna dan Pierre kemudian berjalan memasuki gerbang dan mencoba mengejar Shade yang sejak tadi telah meninggalkan mereka dibelakang.



    ======



    Grandmaster Room, Avalon HQ


    Seorang pria tua dengan mengenakan pakaian putih dan selendang berwarna emas yang mengkilau terlihat sedang melihat pemandangan kota dari jendela besar bergaya gothic di ruangan kerjanya. Ia menghela nafas melihat lalu – lalang Anggota Order berjalan di jalan.

    ‘Dunia ini tidak menjadi lebih baik setelah Bencana itu.. haah.. umurku sudah terlalu tua untuk tetap memimpin Ordo ini.’ pria tua itu berkata.

    Tiba – tiba saja ditengah ketermenungannya yang sedang memikirkan sesuatu itu, pria tua tersebut mendengar ada yang mengetuk pintu.

    “Tok Tok Tok”​

    Suara pintu diketuk dan kemudian dibuka dari luar. Pria tua tersebut kemudian membalikan badannya seraya melihat siapa yang datang keruangan ke meja kerjanya.

    “Master aku telah kembali..”

    Ternyata sosok yang tiba diruangan itu adalah Shade yang baru saja kembali tiba di Florentia. Shade menundukan kepalanya member hormat. Pria tua tersbut kemudian tersnyum melihat kedatangan Shade. “Akhirnya kau kembali Shade.”

    Pria tersebut kemudian mempersilahkan Shade duduk di Sofa dan kemudian mereka berdua duduk dan bercakap – cakap.

    “Telah cukup lama kamu pergi meninggalkan Avalon ini. Apa reportasi yang akan kau sampaikan padaku dalam misimu meyisir daerah United Kingdom?”

    “Aku hanya menemukan seorang survivor yang selamat di London.. berikut juga aku berhasil menemukan Sergeiv salah satu anggota The Sect yg selamat dari bencana dan memurnikannya. Namun ada masalah Grandmaster, para anggota The Sect yang diposes oleh mereka yang terkutuk telah mencapai level yg cukup berbahaya hingga merubah tubuh mereka dan tidak berbentuk manusia lagi.”

    Demonio Posessio telah mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi..” Pria tua tersebut berkata

    “Mereka telah mencoba mengambil alih tubuh Vessel dan memanifestasikan diri mereka di dunia nyata. Sesuatu yang sangat berbahaya bila kita terus membiarkan anggota the Sect melakukan penelitian summoning seperti itu” Shade berkata

    “Ya aku mengerti itu… semakin lama tingkat kerasukan semakin mencapai level yang mengkhawatirkan. Hal tersebut harus segela diatasi lebih lanjut.”

    “…”

    “Ada hal yang ingin kuberitahukan padamu Shade.. ini mengenai Tragedy dan misi ke Jerussalem”

    “Jerussalem?” Shade kaget dengan apa yang dikatakan Grandmaster

    “Ketika kau dalam Misimu ke United Kingdom sesuatu telah terjadi. Selvandor melakukan sebuah rencana kotor dan mengirim The Sect ke tanah Suci Jerussalem.”

    “Apa yg Selvandor inginkan ditanah Suci itu?!” Shade terlihat menjadi serius

    “Kelompok The Sect melakukan Ritual di tempat dimana **** disalibkan. Mereka mengorbankan banyak darah survivor tidak berdosa dari Tanah Arab demi memanggil salah satu Cahaya redup yang jatuh

    “Cahaya Redup? The Fallen…”

    “Benar.. The Fallen.. mereka memanggil Belial dalam ritual tersebut”

    Shade kaget dengan apa yang dikatakan Grandmaster padanya. Ia ingat bagaimana dulu ia melihat kebangkitan dari salah satu dari The Fallen dan bagaimana ia bersusah payah untuk melawannya dan mengembalikan makhluk tersebut ke penjara suci.

    “Million yang merupakan ketua dari Team Golgotha yang dikirim ke Jerussalem, mengalami luka yang cukup parah dalam insiden itu. Namun untungnya ia berhasil menghentikan salah satu dari The Fallen dan mengirimnya kembali kepenjara mereka”

    “…. Million” Shade kemudian menundukan kepalanya dan terlihat kemurungan diwajahnya.

    “Diluar dari semua hal besar yang terjadi di jerussalem, ada hal yang lebih penting yang ingin kuberitahukan padamu..”

    Shade menatap serius kearah pria tua itu

    “Selvandor sedang merencanakan suatu rencana yang besar. Ia menginginkanmu.. dia merencanakan sesuatu padamu...”


    *******​
     
  9. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :nikmat:

    Act - 4.4 New Member of Order



    The Order Areal Dormitory, Avalon

    “Kenapa Shade tidak ikut bersama kita Pierre?”

    “Dia ada urusan yang harus dikerjakan terlebih dahulu Elenna. Dia harus memberikan reportase mengenai apa yang telah dilakukannya di london”

    “Oohh….”

    Elenna dan Pierre bercakap - cakap sembari berjalan disebuah lorong yang panjang dengan berwarna cat dinding putih, yang ditiap sisi kanan dan kirinya terdapat banyak sekali pintu kamar yang tertera angka disetiap pintu. Elenna yang tidak mengetahui ini tempat apa, melihat dan mencoba mengamati keadaan sekitarnya. Ia melihat Warna dari setiap pintu itu yang berjajar yang ia lewati semuanya berwarna coklat muda dengan ukiran artistic gothic tertera di bagian pinggir pintu itu. Yang membedakan tiap pintu itu hanya nomor yang tertera jelas di pintu.

    “Tempat apa ini Pierre?”

    “Ini adalah room bagi anggota Order.. kami semua anggota order memliki room untuk beristirahat.

    “Anggota Order?”

    “Ya.. aku dan Shade telah membawamu ke Avalon dan merekomendasikanmu sebagai salah satu anggota Order”

    “Anggota?… tapi aku..”

    “Aku tahu mengenai dirimu dan juga kekuatan magis dalam dirimu Elenna. Shade telah menceritakan segalanya ketika kau tertidur dalam perjalanan”

    Tiba – tiba saja Elenna berhenti berjalan dan menundukan kepalanya dan terdiam cukup lama. Pierre yang menyadari hal itu kemudian berhenti melangkah dan melihat Elenna yang sedang termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.

    “Bukankah lebih baik jika kekuatan yang kau miliki digunakan untuk tujuan yang mulia dan melindungi mereka yang lemah?”

    “….” Elenna diam tidak menjawab perkataan Pierre.

    “Sudahlah nanti kita bicarakan hal ini lain kali.. sekarang kita menuju ke tempat dimana kamarmu berada”

    Pierre memegang lengan kiri Elenna dan menariknya dengan pelan memaksanya untuk segera berjalan. Muka Elenna memerah karena Pierre meemegang lengan kirinya. “Pi..Pierre..” Mereka berdua kemudian melanjutkan berjalan mencari dimana kamar Elenna berada.

    “Nahh kita sampai.. 386 ini adalah ruangan tempatmu tinggal Elenna” Pierre berkata sembari membukakan sebuah pintu kamar.”

    “kamarku..?”

    “ya.. ruangan ini sepenuhnya milikmu…”

    “…”

    “Sudahlah jangan memikirkan apapun dulu Elenna.. beristirahatlah agar luka di bahu kananmu benar – benar pulih dengan baik.”

    Elenna hanya menjawab dengan tersenyum pada Pierre

    “Baiklah aku tidak akan menganggumu.. silahkan berisitirahat. Dan terakhir.. dalam lemari di sudut rungan itu ada pakaian Order. Terserah kau mau menggunakan yg mana yang pasti gantilah pakaian mu dengan itu. Bajumu yang sekarang sudah terlihat sangat kotor”

    “Aku mengerti Pierre”

    “Well baiklah aku tidak akan menganggumu lagi.. Selamat beristirahat” Pierre mengucapkan kata – kata yang mengakhiri percakapan dan kemudian menutup pintu kamar Elenna agar ia dapat beristirahat.

    Elenna terdiam sejenak dan kemudian berjalan mendekati tempat tidur dan untuk duduk. Ia kemudian menarik nafas dalam – dalam lalu melepaskannya dan merebahkan tubuhnya berbaring di ranjang itu.

    ‘Dunia telah berubah… Aku harus menerima segalanya bahwa keadaan telah berubah’ Elenna berkata dalam hati.​

    Setelah merasakan hatinya telah cukup tenang, Elenna kemudian bangkit dari tempat tidur dan melepaskan pakaian Dresser hitam yang hampir sejak seminggu yang lalu ia kenakan. Dengan perlahan – lahan ia membuka bajunya karena masih merasakan sedikit rasa sakit di bahu kanannya yang terkena luka tembakan. Satu persatu pakaian yang dikenakannya dilepas dan jatuh kelantai dan sekarang Elenna benar – benar tidak mengenakan sehelai benang pun ditubuhnya. Ia kemudian berjalan mendekati lemari yang berada di sudut ruangan dan membuka nya. Didalamnya ia menemukan tiga jenis pakaian dengan warna yang sama yaitu dresser hitam panjang, suit ketat berwarna hitam dengan gaya gothic, dan robe hitam dengan menggunakan hoody.

    ‘Sebaiknya aku mengenakan yang mana ya?’ Elenna berkata dalam hati karena bingung memilih pakaian yang mana






    “BRAAAKK!!!” Tiba – tiba saja terdengar suara pintu dibuka dengan agak keras

    “Elenna.. kau harus ikut denganku sekarang”

    Elenna kaget dengan sosok seseorang yang masuk kedalam kamarnya dengan tiba – tiba. Ya ia melihat Shade masuk ke kamarnya dengan posisi masih memegang gagang pintu dan terdiam terpaku menatap lurus pada dirinya. Keadaan menjadi hening beberapa saat, Shade dan Elenna saling menatap satu sama lain.

    “AAAAHHHHHHH!!!”


    =====


    “Tap.. tap.. tap.. tap..” suara langkah kaki dua orang yang sedang berjalan di sebuah lorong

    “Pervert… kau benar .. benar pervert Shade…!!!” Elenna berkata dengan nada yang emosi pada Shade

    “Sejak tadi itu saja hal yang kamu katakan.. sudah kubilang aku tidak sengaja melihatmu dalam kondisi tadi…”

    “Bodoh.. kenapa kamu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu dan masuk sembarangan seperti tadi!!!”

    “….”

    “Tuh kan… kamu tidak bisa menjawab.. Dasar pervert!!”

    “Sudahlah Elenna… kau tidak perlu semarah itu. Dahulu Adam dan Hawa ketika ditaman Eden saling melihat diri mereka telanjang satu sama lain biasa – biasa saja. Cobalah berfikir dan merasakan bagaimana bila menjadi mereka di kala itu. dengan begitu kau tidak perlu marah – marah seperti sekarang”

    “Itukan karena mereka berdua belum makan buah pengetahuan!! kamu sangat pintar dalam mencari alasan Shade.. bukannya meminta maaf padaku..”

    “….. haah.. tubuhmu indah kok Elenna. Sudah jangan marah lagi.”

    “PERVERTT!!!!!”

    Shade tersenyum melihat Elenna masih terus menggerutu marah – marah kepada dirinya. Ia kemudian menatap Elenna yang berjalan dibelakang dirinya yang mengenakan pakaian dresser hitam panjang yang merupakan pakaian Order dan Rosario yang dikenakan dilehernya dengan wajah yang masih terlihat marah gara – gara kejadian tadi.

    Shade merasakan perasaan yang telah lama hilang dari hatinya. Ya sudah cukup lama ia tidak berbicara lepas dan bercanda dengan seseorang seperti sekarang ini. Ia melihat wajah Elenna dan tiba – tiba ia terbayang kembali dengan wajah wanita berambut pirang panjang yang berarti dalam hidupnya.

    ‘Sannael…’ dalam hati Shade berkata dan terpaku menatap Elenna.​

    “Kenapa kau menatapku seperti itu Shade?”

    “Tidak.. Tidak apa – apa…” Shade segera membalikan mukanya dan kembali berjalan.

    “Bohong!! Kau pasti memikirkan hal – hal kotor!! Dasar Pervert!!”

    “Shade menyipitkan kedua matanya dan tetap berjalan tanpa memperdulikan Elenna yang masih menggerutu dibelakang.

    Suara lorong menjadi gaduh kembali dengan nada keras suara Elenna yang marah dan memaki – maki Shade. Mereka berdua lalu berjalan melangkah cukup jauh dari dormitory dan melewati beberapa anak tangga yang menuju keatas.

    “Kau mau membawa aku kemana Shade?”

    “Grandmaster ingin menemuimu..”

    “Grandmaster?”

    “Ya.. ia ingin berbincang – bincang dengan dirimu Elenna..”

    “….”

    Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanannya dan tiba disebuah pintu besar berwarna coklat dengan ukiran rumit khas gaya Renaissance dan terlihat ada ukiran dua buah gryphon di bagian atas pintu tersebut.

    “Jagalah sikapmu ketika berbicara dengan Grandmaster Elenna” Shade berkata pada Elenna dan kemudian ia mengetuk pintu Besar didepannya sebanyak tiga kali.

    “Tok.. Tok.. Tok..”​

    Pintu besar itu dibuka oleh Shade dan ia kemudian masuk bersama dengan Elenna yang mengikutinya dari belakang. Didalam Ruangan itu Elenna melihat banyak sekali benda – benda seni dengan arsitektur yang sangat indah. Hal itu terlihat dari beberapa patung pahatan yunani dan juga lemari dan meja kerja yang berukiran indah dengan gaya Baroque abad pertengahan. Elenna kemudian melihat Shade melangkah mendekati sesosok Orang tua dengan pakaian mantel putih panjang dan selendang berwarna emas mengkilau di lehernya. Ia melihat Shade menunduk dan berkata “Aku telah membawa Elenna sesuai permintaanmu Grandmaster…”

    “Oh jadi gadis manis ini adalah Elenna yang kau ceritakan..” sosok pria tua itu kemudian melihat kearah Elenna dan tersenyum.

    Elenna yang masih gugup berhadapan dengan orang yang sangat penting di kelompok Order kemudian dengan agak gugup menundukan kepalanya seraya memberi hormat.

    “Baiklah.. ada banyak hal yang ingin kubicarakan dengan Elenna. Kau boleh keluar sekarang Shade”

    “Baik Grandmaster…” Shade menjawab. Dan kembali membungkuk lalu kemudian berbalik dan melangkah menuju pintu untuk keluar. Ketika berada tepat dihadapan Elenna, terlihat wajahnya yang begitu gugup melihat pada dirinya.

    “ psst.. Tidak akan terjadi apa – apa.. psstt.. tenang saja..” Shade berkata dengan berbisik pada Elenna. Ia kemudian melanjutkan langkahnya pergi keluar ruangan dan menutup pintu besar yang berukiran indah itu dari luar.

    “Silahkan duduk di Sofa itu Elenna.. jangan gugup seperti itu, kau tidak perlu takut” Pria tua tersebut berkata sembari mengarahkan tangan kanannya mempersilahkan Elenna duduk di sofa.

    “Aaa.. Baik..” Elenna yang masih gugup menjawab dan kemudian melangkah menuju sofa dan duduk dengan manis.

    ====
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update lagi :peace:

    Act - 4.5 History About Magus & Order of Silver


    Pria Tua yang berjubah putih yang dipanggil Grandmaster itu kemudian melangkah dan duduk di sofa diseberang Elenna. Beberapa saat mereka berdua diam dan dari wajah Elenna masih terlihat sangat jelas kegugupannya. ia menunduk dan melihat terus ke bawah dan tidak berani melihat kearah Pria tua itu.

    “Kamu tidak usah gugup begitu Elenna… Baiklah, aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku adalah Ziv Artaban aku adalah pemimpin dari Kelompok Order of Silver.”

    “…” Elenna masih terdiam dan menundukan kepala

    “Dulu aku pernah mendengar tentang dirimu. Seorang magus yang masih hidup di abad kedua puluh dari seorang teman lamaku”

    “Anda mengenal Saya?” Elenna kemudian menatap pria Tua itu dengan heran.

    “Ya.. Aku tahu mengenai dirimu dari teman lamaku Weiss”

    “Professor Weiss?”

    “Mungkin kamu akan kaget mendengarnya Elenna.. Tapi itu benar, Weiss adalah orang yang telah sejak lama membantu kami Order untuk memeriksa dan meneliti banyak hal mengenai Sejarah dan Juga tentang benda – benda Arkeologis. Dia pernah juga menceritakan mengenai dirimu.. Magus terakhir yang masih hidup yang ia coba lindungi..”

    “….” Elenna terdiam.. ia kemudian menundukan kepalanya dan terlihat murung. Ia mengingat kembali kejadian ketika muncul banyak kobaran api yang besar. Elenna ingat bagaimana Professor Weiss melindunginya.

    “Ini salahku… kalau bukan untuk menyelamatkan diriku, mungkin Professor Weiss masih bisa hidup sekarang. Aku menyesal.. “

    “Dia telah mencoba melakukan suatu kebaikan hingga akhir hidupnya.. kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri Elenna atas semua kejadian itu. Weiss telah memilih untuk melindungimu hingga akhir hayatnya.”

    “….” Elenna masih terdiam dan masih terlihat kemurungan di paras wajahnya

    “Perburuan para Magus di Eropa oleh para Witch-Hunter merupakan tragedy yang sangat memilukan. Para Witch yang tidak melakukan suatu kejahatan apapun diburu dan kemudian dibakar hidup – hidup. Dari semua itu, yang lebih memilukan adalah dari sekian puluh korban, hampir seperempatnya adalah wanita tidak berdosa yang dianggap sebagai Witch. Itu merupakan sebuah pembunuhan masal yang mengambil korban orang – orang tidak bersalah…”

    Elenna mengerutkan keningnya mendengar perkataan Grandmaster. Ia mengingat kembali masa kecilnya dimana ia disakiti oleh orang – orang Desa hingga dikejar – kejar oleh sekelompok orang seperti hewan yang sedang diburu. Ia merapatkan kedua tangannya dan terlihat tubuhnya sedikit bergetar.

    “Kamu tidak perlu takut Elenna.. Order bukanlah kelompok yang sama dengan para Witch-Hunter. Tenanglah kamu aman disini” Grandmaster berusaha membuat Elenna tenang karena ia melihat kondisi Elenna yang ketakutan.

    Tiba – tiba Elenna bertanya dengan nada sedikit menggeram “Apa salahnya seorang penyihir? Kenapa mereka memburu orang – orang sepertiku walaupun aku tidak melakukan kesalahan apapun. Apa yang salah dari kami? Kami tidak pernah menyakiti siapapun tapi mereka dengan kejam membunuh dan membakar para penyihir hidup – hidup”

    “Orang – orang itu takut dengan kekuatan yang dimiliki para Magus, mereka ketakutan bila para magus melakukan hal buruk. Semua perburuan Witch itu sendiri diawali dari sebuah isu kematian seseorang akibat serangan Black magic. Namun isu yang sampai sekarang tidak diketahui kebenarannya itu akhirnya menimbulkan suatu Tragedy besar pembantaian massal. Dalam kepercayaan pun kita mengenal bahwa Sifat Berburuk sangka adalah sifat yang dibenci oleh Tuhan.” Grandmaster menjawab

    “….”

    “Weiss yang tahu mengenai kesalahan manusia dimasa lalu itulah yang membuatnya beralasan untuk melindungimu mati – matian dan menyembunyikanmu dari para Witch-Hunter Elenna.”

    “Aku merasakan hidupku hanya menjadi beban bagi orang lain…”

    “janganlah berfikiran buruk seperti itu. Hidupmu itu sangat berharga..”

    “….”

    “Mmm baiklah kita sudahi pembicaraan mengenai Magus ini. Kemarin aku telah mendapatkan laporan dari Shade dan pierre yang merekomendasikanmu sebagai Anggota baru Order”

    “Soal itu aku…” Elenna berusaha untuk mengatakan sesuatu tapi tertahan

    “Pasti banyak pertanyaan yang tersimpan dibenakmu mengenai kelompok ini. baiklah aku akan menjelaskan mengenai Apa itu Order of Silver..”

    “…” Elenna tidak melanjutkan perkataannya dan terdiam mendengarkan

    “Kau seorang Catholic Elenna?”

    “Ya.. aku seorang catholic”

    “Kalau begitu kau tentu tahu mengenai Perang Suci yang terjadi di Jerussalem yang melibatkan pertikaian antara ketiga Agama.”

    “Perang Suci? Ya aku tahu itu.. dalam Sejarahnya, Pertikaian Agama mulanya dikumandangkan oleh Paus Urbanus ke II yang menyatakan bahwa semua kaum katolik yang bersedia mengikuti perang suci di jerussalem akan mendapatkan hadiah Surga. pernyataan pemuka agama itu mengawali perang berdarah di Jerussalem. Namun, semua itu merupakan suatu kesalahan yang besar yang dilakukan Paus Urbanus ke II yang seharusnya tidak mengeluarkan pernyataan seperti itu. Perang yang selalu terdengar dengan mengatas namakan Agama ternyata pada kenyataannya itu tidak lain adalah perang politik.

    “Kau seorang sejarawan yang baik dalam melihat kondisi pertikaian agama tidak hanya dilihat dari segi fanatic Religi saja Elenna. Dan itu memang benar, Perang Salib terjadi lebih dikarenakan terdapat kepentingan – kepentingan politik didalamnya dan itu bukanlah sebuah Perang yang dipicu karena Agama.”

    “…”

    “Dunia yang fana yang tidak mengetahui kebenaran, sering sekali masih membawa dendam – dendam fanatic Agama yang diambil garis merah pada sejarah kelam perang Salib. Sebelum semua bencana ini terjadi, tentu kamu dapat melihatnya dari berita di Televisi bagaimana terjadi banyak pertikaian antar Agama Kristen, Islam dan Yahudi. Keharmonisan dan toleransi ketiga agama itu sulit dicapai ditengah kondisi dunia yang telah membuat paradigma buruk. Umat islam di prejudice sebagai teroris, orang Yahudi yang di prejudice sebagai orang – orang yg menyengsarakan Palestine dengan Zionisme nya. Semua itu hanyalah kamuflase yang media tulis untuk mendeskreditkan Agama – agama tertentu.”

    “Aku lebih mengerti itu hanyalah sebuah pandangan media yang mencoba memberikan paradigma buruk dan tidak lebih dari sebuah kekuatan dan kepentingan politik semata.” Elenna berkata

    “Baguslah kalau kamu mengerti bahwa Agama bukanlah alasan untuk mengumandangkan pertikaian. Dari Agama manapun baik itu Kristen, islam, dan yahudi semuanya mencari jalan kedamaian dan keharmonisan. Tuhan tidaklah menurunkan firmannya untuk membuat manusia berperang. Dan bila pertikaian sampai terjadi itu lebih dikarenakan kepentingan poilitik.”

    “…..”

    “Order of Silver terbentuk tidaklah terlepas dari Sejarah Perang salib”

    “Tidak terlepas?” Elenna Heran

    “Ketika perang salib terakhir di Jerussalem, para pemimpin ketiga Agama yang menyadari bahwa pertikaian yang dilakukan merupakan suatu hal yang percuma mengetahui bahwa selain masalah politik yang memicu terjadinya perang, ternyata dibalik itu ada kepentingan dari suatu kelompok yang menghendaki perang antar ketiga agama samawi tetap terus berlanjut”

    “Konspirasi?” Elenna berkata

    “Bisa kita sebut seperti itu.. kelompok yang menjadi otak terjadinya perang besar di tanah Suci itu menginginkan banyak darah dan jiwa yang tidak berdosa mati didalam medan perang”

    “Untuk apa semua itu?”

    “Mereka melakukan hal tersebut untuk menyeleseikan penelitian mereka mengenai ritual pemanggilan makhluk yang terkutuk.”

    “Makhluk terkutuk? Setan? Mereka memanggil setan?”

    “Benar sekali Elenna.. kelompok yang menjadi otak dari semua pertikaian itu adalah kelompok yang telah terbentuk sejak Masa peradaban pertama Sumeria. Kelompok ini mendedikasikan dirinya melakukan Ritual penyembahan kepada setan”

    “Aku tidak percaya..!?” Elenna tercengang

    “Ketiga pemimpin Agama yang menyadari hal tersebut kemudian akhirnya bersatu dan membentuk sebuah kelompok diluar pasukan perang yang digunakan pada Perang Salib. Kelompok yang dibentuk oleh para pemimpin Kristen, Islam, dan Yahudi itu dinamakan Order of Silver.

    “Jadi… sebenarnya Order of Silver adalah kelompok yang dibentuk oleh ketiga pemimpin Agama samawi. Sulit dipercaya... jika melihat keadaan dunia sebelum Bencana dan melihat berita di media – media, ketiga agama itu masih begitu sangat sulit untuk menanamkan jiwa toleransi diantara mereka.”

    “Jika melihat dari kehidupan yang fana, tentu kamu akan merasakan keheranan Elenna. Order of Silver didirikan oleh orang – orang yang mengerti mengenai toleransi antar masing – masing kepercayaan. Kami didalam Ordo ini tidaklah terkumpul dalam satu nama Kepercayaan, tapi terdiri dari multi Kepercayaan dan yang menyatukan kami semua disini adalah satu hal yaitu keinginan Menjaga Kedamaian Dunia agar Mereka yang terkutuk tidak kembali mengacaukan dunia ini. “

    “….” Elenna terdiam dan meikirkan semua hal yang baru saja ia ketahui.

    “Ketika Perang Salib akhirnya berakhir dan kedamaian kembali di tanah suci Jerussalem, kelompok Order of Silver masih berperang dibawah tanah dengan kelompok pemuja setan. Peperangan itu terjadi sejak dahulu dan belum berakhir hingga sekarang.”

    Elenna menghela nafasnya “Aku masih tidak habis pikir.. kenapa sampai ada kelompok yang memuja setan?”

    “Didunia ini terdapat kebaikan dan kejahatan Elenna.. dan pertempuran antara kedua hal tersebut tidak akan berakhir hingga terjadinya hari penghakiman. Mereka yang menyembah setan telah merasakan bahwa selain Kuasa Tuhan masih ada Kuasa yg lain yg lebih mudah memberikan apa yang mereka inginkan”

    “......” Elenna diam hanya menatap Pria tua dihadapannya

    “Sekarang perang antara Order dan kelompok pemuja setan itu telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Dunia sekarang dalam masalah Besar..”



    *******​
     
  11. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    ok update lagi DF :nikmat:

    Act – 4.6 The Real World Seen Without Mask


    “Ckrek…” Suara pintu tertutup. Terlihat Elenna terpaku diam didepan pintu setelah tadi ia menutup pintu dengan pelan dari luar. Elenna masih terdiam memegang gagang pintu besar dengan ukiran indah itu. Ia memikirkan semua yang tadi telah ia dengar dan fakta yang sebenarnya dari kondisi Dunia sekarang ini.

    ‘Banyak sekali hal yang rupanya tidak aku ketahui…’

    Elenna menarik nafas dan membuangnya lalu melepaskan tangannya dari gagang pintu besar itu. ia kemudian berbalik pergi meninggalakan tempat itu sembari tetap memikirkan semua yang ia dengar tadi.

    “Jadi kamu sudah mengetahui apa itu Order Elenna”

    Elenna yang berjalan melihat kebawah dan melamun kaget melihat Shade ternyata ada ditempat itu dengan menyender di dinding putih sembari melipat kedua tangan di dadanya.

    “Shade..?! kau menungguku?” Elenna bertanya

    “Aku hanya tidak ingin kamu sampai tersesat di tempat ini setelah berbicara dengan Grandmaster tadi..”

    Elenna tersnyum. Shade yang tahu hal itu dengan cepat pura – pura melihat ke atas langit – langit.

    “Ayo kita pergi.. sudah saatnya kamu untuk istirahat” Shade berkata sembari berjalan duluan pergi meninggalkan Elenna.

    “Shade tunggu…”

    Shade menghentikan langkahnya dan kemudian melirik kearah Elenna yang tepat berada dibelakangnya.

    “Bisa kau antarkan aku ketempat yang dapat membuatku tenang?”

    “….”



    ====



    Monument of Faith, Avalon Hill

    “Wahh indah sekali…”

    Elenna terkesima dengan pemandangan yang ia lihat disekelilingnya. Angin sepoi – sepoy berhembus menerpa dirinya ketika ia sedang melihat pemandangan yg indah di atas bukit dan melihat kearah Avalon yang berada dibawahnya. Deretan bangunan Baroque, Renaissance, dan Gothic yang ia lihat membuatnya begitu merasakan ketentraman di hatinya. ia merasakan beban berat dari semua yang ia baru ketahui perlahan menjadi lebih ringan.

    “Walaupun diluar Avalon puing – puing bangunan yg hancur bertebaran ada dimana - mana, tapi jika melihat dari tempat ini Avalon yang berada di dalam Florentia terlihat sangat indah.” Elenna berkata

    “…” Shade hanya diam sembari melihat juga kearah Avalon.

    “Shade sebenarnya tempat apa ini?”

    “Ini adalah bukit Avalon tempat dimana Monument of Faith berada”

    “Monumen?” Elenna terheran mendengar perkataan Shade.

    Shade kemudian membalikan badannya dan melihat kearah sebuah monument yang menjulang sangat tinggi dan dipangkal puncaknya berbentuk segitiga. Elenna yang melihat Shade melihat kearah yang berbeda kemudian membalikan badannya juga dan melihat kearah puncak bukit diatas nya.

    [​IMG]

    “Kau lihat monument itu Elenna? Itu adalah monument yang Order bangun sebagai peringatan agar manusia tidak mengulang kembali Kesalahan Besar yang mereka perbuat di masa lalu”

    “Monument ini dibangun sebagai symbol bahwa Bencana besar itu pernah terjadi?”

    “Ya.. Monument ini dibangun untuk mengenang Peristiwa Besar itu.”

    “….” Elenna terdiam dan menundukan kepalanya

    Shade dan Elenna diam sejenak keduanya seperti sedang memikirkan sesuatu.

    “Aku cukup kaget dengan apa yang telah aku ketahui..”

    “Mengenai Order?”

    “Ya, dan juga segalanya hingga mengenai kelompok pemuja setan”

    “Hmm.. Mengetahui sebuah rahasia kadang menjadi suatu beban tersendiri.. namun itu lebih baik daripada hanya mengetahui Dunia yang tertutup kedok semata”

    “Ya memang lebih baik. huff... Aku juga tidak menyangka bahwa Order didirikan oleh ketiga pemimpin Agama yang berbeda. Sesuatu hal yang benar – benar membuatku heran dan juga kaget”

    “kita harus sadar, Agama bukan menjadi suatu batas untuk mengkotak – kotakan keinginan untuk berjalan dijalan Tuhan. Tentu saja hanya orang munafik yang bilang suatu umat agama sesat hanya karena ia tidak sepaham dengan orang itu dan tanpa melihat kebaikan yg dilakukan orang yg dihujatnya. Sebuah fanatisme berlebihan tanpa pikiran yg terbuka merupakan sebuah kesalahan terbesar karena iman yang tulus kepada Tuhan bukanlah hal se-simple dan se-egoisme seperti itu”

    Elenna tersenyum dan berkata “Mendengar semua hal itu dari bibirmu.. aku jadi semakin yakin bahwa sebenarnya kau mengerti mengenai Keimanan kepada Tuhan Shade.”

    “….”

    Mereka berdua terdiam dan kembali melihat kearah Monumen besar yang menjulang sangat tinggi yang memperlihatkan kemegahannya.

    “Uhukk.. Uhukk… Uhukkkk” tiba – tiba saja Shade terbatuk – batuk dan mencoba menutup mulutnya dengan tangan kanan.

    “Shade kau baik – baik saja?” Elenna kaget melihat keadaan Shade

    “Aku tidak.. Uhuuk.. Uhukkk.. apa – apa..”

    “….” Elenna terdiam sembari tetap memandangi Shade

    “Brukkk!!!” Shade terjatuh dengan kedua lututnya menyentuh lantai dan tangan kirinya juga menahan lantai

    “Uhuukk.. Uhukk.. Uhukkk”

    Elenna panic melihat hal itu. Ia kemudian dengan segera menghampiri dan merangkul Shade mencoba untuk membuat ia kembali berdiri

    “Jangan bilang bahwa kau baik – baik saja” Elenna berkata sembari dengan nada menggerutu.

    “Uhhukk.. uhukkk ..Aku tidak apa – apa”

    Elenna kaget, ia melihat darah mengalir dari mulut Shade dan juga bercak darah berada di telapak tangan kanan yang sejak tadi digunakan menutup mulutnya ketika terbatuk – batuk

    “Darah..?! mulutmu berdarah Shade?!”

    “Hahh.. Aku tidak apa.. apa… Hahh.. Hahh.. aku baik – baik saja Elenna”

    “Tidak apa – apa bagaimana! Jelas – jelas kamu batuk berdarah! “



    ====



    Infirmary, Avalon HQ

    Elenna terduduk diam di sebuah tempat duduk plastik panjang berwarna biru tepat dimana ia melihat terus kearah pintu berwarna coklat dengan tulisan tag name Dr. Gerda. ia terlihat gelisah dan menduga – duga apa yang sebenarnya terjadi pada Shade didalam ruangan itu. Ditengah kebingungannya sendiri menunggu Shade dilobby ruangan, didalam ruangan Shade yang baru saja selesai diperiksa sedang duduk tepat didepan dokter wanita yang sedang menulis sesuatu.

    “Sudah kubilang.. kau seharusnya sudah tidak boleh mendapatkan Misi lagi Shade” dokter wanita itu berbicara

    “Aku masih bisa bertahan…” Shade menjawab

    “Dengarkan kata – kataku. Kau telah mencoba bertahan dari penyakit itu sejak lama dan tubuhmu telah hampir sampai pada batasnya. Jika terus dipaksakan tubuhmu tidak akan bisa menerima semua beban dan itu akan sangat mempengaruhi dan memperburuk kesehatanmu.”

    “Aku tahu penyakit Viator ini tidak ada obatnya..”

    “…...” Dokter wanita itu terdiam

    “Aku tidak ingin diam dan terbaring dikasur hingga penyakit ini benar – benar memburuk dan akhirnya ajal menjemputku. Aku tidak ingin menjadi orang yang diam dan pasrah pada dirinya sendiri tanpa berbuat apa - apa”

    “Kamu benar – benar keras kepala. Kami telah melakukan serangkaian penelitian dan mencoba untuk menyembuhkan penyakit yang diderita para Viator. Namun hingga saat ini serum yang dapat menyembuhkan dan menghentikan gejala penyakit yg berada dalam darah itu belum dapat kami peroleh. Dan yang terbaik dilakukan orang – orang yg mengidap penyakit ini adalah menjaga agar penyebaran penyakit yg ada dalam darahnya tidak menyerang dengan cepat organ – organ lain dalam tubuh. Seperti halnya cancer, penyakit ini memerlukan perawatan khusus dan keinginan dari sang pasien agar dapat memperlambat penyakit tersebut menyebar. Tapi melihat dari sikapmu yang tidak cooperative seperti ini, hanya akan membuat dirimu kesulitan suatu saat nanti Shade. Aku akan memberikan surat rujukan pada Grandmaster agar kau tidak lagi diberikan tugas untuk melakukan Expedisi atau Eksplorasi.” Dokter wanita itu berkata dan kemudian menulis sesuatu dengan cepat pada kertas yang ada dihadapannya

    ”Berikan aku obat penahan rasa sakit dengan kadar dosis yang lebih tinggi..” Shade tiba – tiba berkata dan Dokter wanita itu kemudian berhenti menulis.

    “Kau sadar dengan apa yg kau minta..? kau tidak mengerti juga bagaimana keadaan sebenarnya kondisi tubuhmu sekarang ini?”

    “Aku tidak akan pernah mau berhenti untuk bertarung dan melenyapkan para setan. Seandainya penyakit itu telah menjadi sangat parah dan membuat nafasku menjadi sesak, aku akan tetap bertempur didalam setiap aliran nafasku dan memastikan membawa mereka yang terkutuk ke neraka.”

    “…..”

    “Jadi tolong berikan lagi aku obat penahan rasa sakit Dokter…”

    Dokter tersebut terdiam sejenak berfikir dengan tetap memandang wajah Shade didepannya yg terlihat sangat serius.

    “Huff… kau adalah pasien yang keras kepala dan paling tidak menuruti anjuranku selama aku menjadi Dokter bertahun – tahun.” Dokter tersebut berkata lalu mengambil kertas lain dan menuliskan sesuatu seperti resep baru.

    Shade tersenyum mendengar perkataan dokter itu. Dr. Gerda kemudian selesai menulis dan memberikan Shade kertas resep yg baru. tahu Pemeriksaan telah selesai, Shade kemudian bangkit berdiri dan berjalan pelan menuju pintu keluar ruangan itu.

    “Shade..”

    Shade yang telah memegang gagang pintu yang berwarna coklat dihadapannya dan berniat untuk keluar segera keluar ruangan, tiba - tiba saja kemudian menghentikan langkahnya.

    “Jangan pernah datang padaku dan menyesali apa yg telah kau pilih”

    Shade terdiam sejenak dan kemudian berkata dengan tegas..

    “Aku tidak akan menyesal memilih ini..”



    ******​
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update act 4.7 :omgatot:

    Act - 4.7 Denialist or Believer


    Tuhan dimanakah engkau..? kenapa kau tidak pernah menjawab satupun doaku..?
    Mereka bilang kau maha penyayang.. mereka bilang kau maha mengasihi..
    Tapi kenapa kau biarkan penyakit ini terus menggerogoti tubuhku.. apa salahku Tuhan?
    Aku tidak sanggup lagi.. cabut saja nyawaku.. cabutlah agar penderitaan ini segera berakhir..


    Shade terbaring ditempat tidur dengan matanya melihat kearah langit – langit kamar yg berada di hadapannya. Ia terdiam dalam lamunan mencoba mengembalikan semua memori – memorinya karena ia baru saja bangun dari tidur. “Huff..” Shade bangun dari rebahannya, Kedua matanya dipejamkan terlihat kaos putih dengan lengan pendek yang ia kenakan basah dengan keringat yang keluar dari dalam tubuhnya. Ia memegang kepalanya dengan telapak tangan kanannya.

    Untuk apa sebenarnya aku hidup..? Apa yg aku cari..?​

    Shade membuka kedua matanya dan memalingkan wajahnya kearah pintu kamarnya. Ia yang sedang mengumpulkan memory ingatannya kembali, teringat akan segala peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.. Ia menundukan kepala mengingat kenangan manis yang tertutupi oleh masa lalu kelam yg begitu menyayat hatinya.


    Katakanlah padaku bahwa kau adalah orang yang percaya Shade..

    Katakanlah.. bahwa masih ada Tuhan didalam hatimu itu..


    ****


    Coridor / Areal Dormitory, Avalon

    “Kriitt” Suara pintu kamar dibuka

    Shade yang telah selesai membersihkan diri dan menganti pakaiannya dengan pakaian seragam Order yaitu kemeja putih dibalut mantel hitam panjang berhoody, dan celana hitam beserta sepatu hitam, melangkah keluar dari kamarnya dan berjalan di Coridor Dormitory.

    Ia berjalan dengan pelan dan sesekali menutup mulutnya dengan tangan kanannya karena ia menguap menandakan ia masih terkantuk – kantuk bangun di waktu yang masih pagi ini.

    Shade berjalan, dan masih menyipitkan kedua matanya karena mengantuk. Ia berjalan melewati dua belokan koridor dan sampailah ia di taman kecil yang dibangun didalam bangunan dormitory. Tepat di tempat itu, Shade menghentikan langkahny, dan melihat sosok wanita dengan mengenakan dress panjang hitam, ditaman itu sedang berlutut dengan merapatkan kedua telapak tangannya di dadanya sembari menunduk terdiam di depan Altar yang didalamnya terdapat patung Bunda maria.

    ‘Elenna..’ dalam hati Shade berkata

    Ia yang masih berada di koridor melihat dibalik pilar – pilar putih dengan khas gaya Renaissance dengan cukup terkesima. Shade kemudian beranjat dari tempat ia berada dan kemudian berjalan masuk kedalam taman dan dengan perlahan mendekati Elenna yang sedang berdoa. Ia berhenti sekitar 3 langkah dari wanita itu. Dan terus memperhatikan apa yang dilakukannya. Elenna masih memejamkan matanya, terlihat Elenna berdoa begitu khusuk.

    Kenapa manusia masih tetap berdoa.. dikala Ia telah pergi jauh meninggalkan manusia,, kenapa manusia masih tetap percaya..?​

    Selang beberapa menit, Elenna selesai mengucapkan doa dalam hatinya dan ia kemudian membuka matanya seraya lalu berdiri kemudian berbalik dan akhirnya kaget karena Shade telah diam tepat dihadapannya.

    “Shade? Kenapa kau ada disini?” Elenna bertanya dengan heran

    “Doa Maria…” Shade berkata.

    “Ehh?”

    “Kau berdoa kepada Bunda Maria?” Shade berkata lagi dan menatap penuh Tanya lurus pada Mata elenna.

    “Iya.. Ada yang salah?”

    “Tdak..”

    “….”

    Shade terdiam sembari tetap memandang Elenna. “Aku tadi sedang berjalan mengelilingi Dormitory.. dan tidak sengaja menemukan Taman ini dimana terdapat Altar Bunda maria. Tidak salah kan jika aku kemudian berdoa?” Elenna berkata sembari tersenyum

    Shade terdiam tidak berkata apapun. Ia hanya menundukan kepalanya kebawah seperti sedang memikirkan sesuatu. “Jika ada sesuatu yg ingin kau tanyakan padaku, tanyakanlah Shade?” Elenna berkata.

    “Tidak.. tidak ada..”

    “….” Elenna terdiam memandang wajah Shade yg terlihat sedang memikirkan suatu hal.

    Tidak.. kepercayaan adalah sesuatu yang salah.. untuk apa terus percaya tapi Ia sama sekali tidak mendengar semua doamu..
    Untuk apa tetap percaya jika dengan mata kepalamu sendiri kau melihat Ia sudah tidak peduli lagi dengan Manusia.
    Ia hanya mempermainkan manusia.. Ia sama sekali tidak peduli dan hanya melihat dan menikmati apa yang sebenarnya terjadi di Dunia ini..

    “Shade…” Elenna berkata dan kemudian membangunkan lamunan Shade. “Aku adalah anggota baru Order. tapi aku belum tahu apa yang sebenarnya harus kukerjakan. Adakah sesuatu hal yang bisa aku kerjakan?”

    Shade terdiam berfikir. Ia menghela nafasnya dan melupakan semua pertanyaan dalam hatinya tadi. “ Ayo ikut denganku..” Shade berkata sembari memandang wajah Elenna.

    ****

    Library / Avalon HQ, Avalon

    Shade dan Elenna berjalan di koridor Headquarter. Mereka berjalan melewati lalu lalang beberapa orang dengan robe hitam dan hoody yg menutupi kepala mereka. setiap orag – orang yg lewat dan melihat Shade berjalan didepan mereka, semuanya sejenak berhenti berjalan lalu menundukan kepala mereka. Melihat semua itu, Elenna menyadari bahwa menundukan kepala merupakan suatu etika penting di Avalon ini.

    “Tempat apa ini Shade?” Elenna bertanya

    “Ini adalah perpustakaan milik Order”

    “Perpustakaan? Kenapa kau membawaku kesini?”

    “Hal yg paling penting dan mendasar yang harus dipahami adalah membaca.. Tanpa membaca dan mengetahui banyak hal, kamu akan kesulitan mengerjakan misi dari Order”

    “……”

    “Kau seorang Sejarawan bukan? Kau pasti akan senang membaca ditempat ini..”

    “Um.. Mengenai beberapa Sejarah Dunia, aku telah cukup banyak membaca.”

    “Ditempat ini tidak hanya terdapat buku mengenai sejarah tentang Dunia, tapi juga terdapat buku – buku khusus yg tidak akan dapat kamu baca dan temukan di perpustakaan public. lebih tepatnya, lebih banyak ilmu dan informasi yg akan kamu dapatkan jika membaca disini Elenna.”

    Elenna dan Shade bercakap - cakap sembari berjalan dan akhirnya kemudian mereka berdua berhenti di sebuah pintu besar dengan dua gagang pintu unik berukiran singa. Shade lalu mendorong pintu didepannya itu untuk membukanya.

    Elenna terkesima. Ia melihat isi ruangan itu begitu luas dan didalamnya terdapat banyak Rak buku terlihat tersusun dimana – mana dan tepat diantara lobby, terdapat dua anak tangga untuk ke lantai dua dimana terdapat lebih banyak rak buku tersusun rapih. Elenna menyidik setiap sudut kanan kiri ruangan dan ternyata disana banyak terdapat wanita yg mengenakan robe hitam sedang merapihkan buku dan juga berlalu lalang membawa buku dikedua tangannya.

    “Tempatnya cukup ramai Shade..”

    “……” Shade diam tidak menjawab

    Shade dan Elenna kemudian masuk ke dalam ruangan dan menuju Lobby yang berada tepat di depan pintu masuk. di lobby tersebut duduk seorang wanita yang sedang menulis di meja dengan banyak buku tertumpuk dan berserakan disana.

    “Cecillia..” Shade berkata

    Wanita yg sedang menulis itu menghentikan pekerjaannya dan memandang pada orang yang baru saja memanggil namanya“Shade? Lama tidak berjumpa.. Apa yang membawamu datang kemari?” wanita itu kemudian berdiri memandang Shade dan juga Elenna.

    “Gadis ini.. Elenna ingin melihat – lihat koleksi buku di perpustakaan ini..”

    “Elenna? Ohh jadi ini survivor yg kau selamatkan di London?”

    “Namaku Elenna.. senang berjumpa denganmu Miss Cecillia” Elenna berkata sembari menundukan kepalanya.

    “Tidak perlu memanggilku Miss segala, Senang mengenalmu Elenna“ Cecillia menjawab dengan tersenyum dan menundukan kepalanya juga.

    “Tidak menganggu waktumu bukan jika mengantarkan kami berdua berjalan melihat – lihat tempat ini Cecillia?” Shade berkata

    “Ohh, Tentu saja tidak.. Mari, akan kuperlihatkan seluk beluk perpustakaan ini.” Cecillia berkata lalu beranjak dari kursinya, ia berjalan dan mempersilahkan Shade dan Elenna untuk mengikutinya.

    “Ini adalah Perpustakaan Order Elenna, bangunan ini dibangun sejak tahun 2012 sebagai sebuah perpustakaan yang didedikasikan untuk menyimpan buku – buku dari seluruh dunia. Banyak koleksi buku dengan beragam bahasa tersimpan di rak - rak ini. Beberapa Buku – buku langka dari seluruh dunia dan juga naskah salinan tua yg telah dibukukan juga ada disini, dan semua orang dapat melihatnya dan membacanya”

    “Konsep yg bagus.. jadi tidak ada lagi perpustakaan khusus yg menyimpan buku - buku yg hanya bisa dibaca segelintir orang.”

    “Kami menyadari bahwa sebuah ilmu, maupun Sejarah yg terjadi dimasa lalu tidaklah baik bila terus ditutup - tutupi. lebih baik semua orang mengetahui Kebenaran yang ada walaupun mungkin itu akan mengguncang kepercayaan mereka.”

    “Cecillia, ngomong - ngomong Itu kenapa ada banyak tumpukan buku yang masih tersusun di lantai?”

    “Pada Setiap harinya ditempat ini, dikirim buku – buku baru dari seluruh penjuru Dunia. Hal ini dilakukan oleh Order agar tulisan – tulisan yang pernah dibuat tidak hilang. Terlebih lagi kita tahu, karena perang Besar itu koleksi buku – buku Sejarah dan ilmu banyak yg hilang akibat terbakar. Nah, Buku – buku yang berada disini adalah buku – buku yg berhasil kami selamatkan.”

    “Aku mengerti.. Bencana itu memberikan dampak yang Besar bagi perkembangan peradaban manusia sekarang. seandainya semua bukti tertulis hilang, bisa - bisa kita akan kembali ke zaman batu dimana harus mencari ilmu lagi dari awal.” Elenna berkata dengan serius memandang keadaan dunia yang sekarang berubah

    “Ya semua itulah yg Order tidak inginkan terjadi. Order selain menyelamatkan para Survivor dari berbagai daerah, memberikan perintah juga untuk menyelamatkan buku – buku yg tersisa. Mungkin di masa sebelum bencana itu, buku adalah suatu benda yg paling jarang disentuh dan kebanyakan orang lebih memilih teknologi elektronik. Namun dikondisi sekarang ini, buku menjadi hal yang sangat penting untuk mengembalikan tatanan kehidupan manusia yg dulu ada.”

    =======
     
  13. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :peace:

    Act – 4.8 Idea of Sefirah

    Cecillia membawa Elenna dan Shade melihat – lihat keseluruhan ruangan Library itu. Cukup jauh mereka berjalan karena ruangan itu cukup luas, dan mereka juga tidak lupa melihat ke lantai dua dimana disana tidak hanya terdapat banyak rak buku berjajar. Namun tepat diujung lantai itu terdapat rak buku yang melingkar dan didalamnya terdapat banyak buku tua yang disimpan dalam rak kaca dan juga beberapa karya seni kuno lain.

    “Apakah rak buku ini adalah rak buku khusus Cecillia?”

    “Ya ini adalah rak khusus yg menyimpan buku – buku tua dan naskah kuno asli. Didalamnya tertulis bahasa asli ketika itu dan tidak ada terjemahannya. Kami Order masih meneliti beberapa naskah kuno untuk mengungkap isi dari tulisan itu. Hanya beberapa naskah saja yg baru berhasil kami terjemahkan dari ribuan naskah di tempat ini.”

    “Menakjubkan.. meneliti dan mengungkap tulisan masa lalu untuk mengetahui sejarah adalah salah satu pekerjaan yg menyenangkan” Elenna berkata dengan riang

    “Kalau begitu dengan adanya dirimu semoga saja penafsiran naskah di tempat ini bisa selesai lebih cepat” Cecillia tersenyum

    “Ilmu ku dalam membaca tulisan kuno masih belum ada apa – apanya Cecillia. dahulu professor Weiss mengajarkan membaca tulisan kuno ibrani dan latin namun aku hanya bisa mengerti sedikit”

    “Tidak apa – apa.. aku akan membantumu untuk belajar semua itu.”

    “Wah benarkah? Terimakasih Cecillia.” Elenna menjawab denga gembira dan menundukan kepalanya.

    Setelahnya, Elenna lalu melihat kembali buku – buku kuno dari luar kaca, terlihat ia begitu tertarik dengan buku – buku tua tersebut. Di lain pihak, Shade terlihat bosan karena dikelilingi banyak buku. ia lebih tertarik dengan benda – benda kuno yang juga dipajang ditempat itu.

    “Benda – benda kuno ini apakah baru saja didatangkan Cecillia?” Shade berkata

    “Ya, itu baru saja didatangkan.. beberapa benda merupakan sebuah harta yang tak ternilai karena memiliki nilai historis tinggi”

    Shade melihat banyak benda disana. Mulai dari Pakaian perang kuno abad pertengahan, meriam tua, lempengan tua dengan bahasa ibrani, dll. Ia berjalan – jalan melihat – lihat benda itu dengan teliti dan akhirnya ia tertarik dengan sebuah pedang hitam yang diletakan didalam sebuah rak kaca.

    “Cecillia pedang apa ini?” Shade bertanya pada Cecillia sembari menunjuk sebuah pedang hitam kuno yang terdapat tulisan ibrani הרצח הראשון diantara gagang dan bilah pedangnya.

    “Ohh benda itu.. itu adalah pedang yg dipercaya dibuat oleh Alchemist terkemuka Nicholas Flamel”

    “Nicholas Flamel..?” Shade berkata dengan heran

    “Nicholas Flamel? Bukankah itu adalah Alchemist yang hidup diabad 14 yang dipercayai dapat mengubah timah menjadi emas dan juga telah menemukan dan berhasil membuat batu keabadian?” Elenna berkata menyela perkataan Shade

    “Ya kau benar Elenna. Nicholas Flamel adalah Legendary Alchemist yg hidup di abad ke 14. Ia adalah seorang Alchemist berkebangsaan Prancis yang berhasil menggabungkan unsure magis dan juga Alkimia dan berhasil membuat Philosopher Stone yang bisa mengubah timah menjadi Emas. Seperti yang kita ketahui ia meninggal pada tahun 1418 namun menurut rumornya ia tidak meninggal karena berhasil mendapatkan keabadian melalui Elixir of Life. Setelah kami teliti, pedang ini dibuat akhir abad ke 15. dan orang yang dipercaya membuatnya adalah Nicholas Flamel”

    “Nicholas Flamel?!” Elenna kaget dan Shade hanya terdiam mendengarkan dengan serius perkataan Cecillia.

    “Dalam rumornya, pedang ini dibuat oleh Nicholas Flamel dengan mencampurkan baja khusus dan juga bahan lain yaitu pecahan batu dan diolah hingga menghasilkan pedang hitam ini. tapi jangan salah, batu yang dicampurkan bukanlah batu biasa. Pecahan batu campuran itu dipercayai sebagai batu yang mendatangkan Pembunuhan Pertama didunia.”

    Elenna dan Shade kaget dengan apa yang baru saja didengarnya dari Cecillia.

    “Jika kau lihat tulisan ibrani di pedang itu, itu memiliki arti pembunuhan Pertama. Entah aku tidak tahu alasan Nicholas Flamel membuat pedang ini. tapi bukankah hal ini menakjubkan, seorang Ahli Kimia berhasil mencampurkan dua unsure yang berbeda dan menghasilkan pedang. Terlebih lagi salah satu unsur yaitu pecahan batunya adalah batu yg digunakan dulu oleh Cain untuk membunuh Hebel.”

    Cain dan Habel.. dua orang anak Adam yang bertikai yang kemudian mendatangkan Dosa pertama dimuka bumi ini..” Elenna menatap pedang hitam yang berada pada rak kaca didepannya dan terlihat sedih.

    “Ya.. bisa dibilang pedang ini adalah pedang yg mengingatkan kita pada peristiwa berdarah yg tertulis dikitab suci”

    “Apa memang benar pedang ini memiliki campuran batu?” Shade bertanya

    “Ketika kami coba meneelitinya kami menemukan unsure batu di dalam baja hitam ini.. namun untuk rumor mengenai Nicholas Flamel yg membuat pedang ini, kebenaran itu semua masih dipertanyakan Shade.”

    “….” Shade terdiam memandang pedang hitam di depannya. Terlihat ia begitu menatap dengan serius pedang kuno tersebut.

    “Cecillia.. itu diagram apa?” Elenna tiba - tiba berkata sembari menunjuk dengan telunjuk kanannya pada sebuah diagram besar berwarna putih dengan dasar warna hitam terukir tepat ditembok ruangan ini.

    [​IMG]

    “Ini adalah lambang Pohon kehidupan Sephiroth”

    “Pohon Kehidupan Sephiroth?”

    “Kau belum pernah mendengarnya Elenna?

    “Belum.. aku belum pernah mendengarnya sekalipun.”

    “Baiklah akan kujelaskan… Sephiroth Tree of Life Diagram adalah sebuah bentuk tradisi kaballah yang diturunkan secara turun temurun. Kaballah secara harfiah memiliki arti menerima yg diambil dari bahasa ibrani Qabalah. Kaballah yg dijelaskan disini menjelaskan mengenai struktur pohon kehidupan dimana pohon tersebut terdiri dari 10 bulatan daerah yang disebut 10 sefirah. Dalam idea nya, struktur pohon sephirah ini melambangkan makrokosmos dan mikrokosmos. Kalau melihat dalam sisi Mikrokosmos, pohon ini melambangkan tubuh manusia. Dan bila dihat dalam sisi makrokosmos, pohon kehidupan ini melambangkan alam semesta secara menyeluruh”

    “Alam semesta yg menyeluruh? Maksudnya?” Elenna bertanya

    “Sephirot tree ini melambangkan 4 alam yang berbeda.
    [​IMG]
    pertama adalah Atziluth tempat dimana Tuhan berada (hanya Tuhan saja), Briah tempat dimana malaikat agung berada, Yetzirah tempat dimana malaikat (biasa), Djin dan iblis berada. Dan terakhir Assiah yaitu alam dimana manusia tinggal yang merupakan perlambangan dunia yg sekarang kita tempati ini.
    Kami Order of Silver telah berpuluh – puluh tahun meneliti mengenai idea of Sephirah ini dan mencoba membuka rahasia mengenai kebenaran dunia. Penelitian yang kami lakukan membuahkan hasil bahwa keseluruhan alam semesta ini dibuat oleh Sang Maha Pencipta dengan Keteraturan.

    Kau lihat Setiap bulatan daerah sephirah itu Elenna? itu melambangkan planet – planet yg ada di tata surya kita. :

    Sefirah ke 1, tidak terlambangkan. Allah tidak punya lambang
    sefirah ke 2, dilambangkan oleh ke 12 zodiac
    Sefirah 3-Binah-Saturnus KUNCI: Memusnahkan, memperbaharui
    Sefirah 4-Chesed-Jupiter KUNCI: kekayaan, keberuntungan
    Sefirah 5-Geburah-Mars KUNCI: Energi, Kemarahan
    Sefirah 6-Tifareth-Matahari KUNCI:Kemenangan, kesuksesan
    Sefirah 7-Netzach-Venus KUNCI: Sosial, Cinta
    Sefirah 8-Hod-Merkurius KUNCI: Intelektual, Medis
    Sefirah 9-Yesod-Bulan KUNCI: Perjalanan, Kebatinan, s*ks
    Sefirah 10-Malkuth-Bumi KUNCI: Awal Perjalanan


    Mungkin ada yg aneh dari perkataanku tadi, tapi Matahari dan bulan dianggap sebagai 2 buah planet pada zaman dahulu.”

    “Wahh aku baru kali mendengar penjelasan yg cukup detail seperti itu. Jadi Pohon Sephiroth ini merupakan perlambangan dari diri manusia dan alam semesta itu sendiri.” Elenna Berkata

    “Tanpa melihat ini merupakan sebuah diagram dari pemikiran mistik pada agama tertentu, kami menemukan bahwa konsep diagram ini mewakili idea alam semesta yg menjelaskan mengenai sesuatu yg kekal misterius yaitu sang-Pencipta dan alam semesta yang fana yaitu ciptaannya. Aku menyadarinya Elenna, mengungkap pemikiran Idea of Sefirah ini memberikan ilmu yang sangat penting bagi kita terlepas dari dogma apapun yg kita percayai.”

    mendengarkan percakapan Elenna dan Cecillia, Shade hanya terlihat diam menatap dengan serius pada ukiran diagram besar Sephiroth Tree di ruangan itu.

    “Jadi inikah idea yg dicari dan selalu dibicarakan oleh Selvandor. idea mengenai Pemikiran pohon kehidupan Sephiroth yang menjelaskan rahasia tentang awal mula penciptaan dan juga kode yg menjelaskan tentang Kebenaran Dunia yang telah Hilang.”


    *****​
     
  14. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    end ACT 4 :nikmat:

    Act - 4.9 The Vague Faith


    “Jadi seperti itulah penjelasan mengenai Pohon Sephiroth Elenna.. kau mengerti dengan apa yang kujelaskan tadi?”

    “Ya, aku mengerti mengenai konsep dari diagram ini. walaupun masih banyak hal yg ingin kutanyakan..”

    “Jika memang masih ada yg mengganjal, di Library ini terdapat Buku tua yg membahas lebih lengkap mengenai Kaballah. Jika kamu memang berminat mengetahui lebih dalam, kamu bisa belajar lebih detail dari buku itu.”

    “Iya.. Terimakasih Cecillia”

    Ditengah percakapan mereka berdua yg sedang serius membahas mengenai pemahaman Pohon Sephiroth, tiba – tiba saja datang seorang wanita berhoody hitam dari arah belakang mendekati Elenna dan Cecillia.

    “Maaf miss Cecillia, tumpukan buku – buku yg ada di lantai dua ini, sebaiknya dipindahkan ke rak buku lantai pertama atau rak buku lantai kedua?” wanita tersebut bertanya

    “Pisahkan saja buku – buku itu berdasarkan Alfabet dan juga category Sejarah, Filsafat, Sastra, Ilmu, dan Teologi. Buku mengenai Teologi ditata pada rak dilantai dua ini, sisanya ditaruh di lantai satu saja”

    “Baik..” wanita berhoody hitam yang ternyata seorang librarian itu menundukan kepala mengerti lalu kemudian kembali bertugas membereskan tumpukan buku yg ada.

    “Shade..Elenna.. sepertinya aku hanya bisa mengantarmu berkeliling sampai disini saja. Aku mohon diri karena masih banyak pekerjaan yg harus dilakukan, terutama membereskan buku – buku yang berserakan ini.”

    “Ehm.. Cecillia, kau tidak akan keberatan bukan bila kami berdua membantumu..”

    “Eh?” Cecillia kaget.

    “Biarkan aku dan Shade membantumu merapihkan buku – buku ini.”

    “Ya itu boleh saja. Tapi apa kalian berdua tidak keberatan?”

    “Tentu saja tidak Cecillia.” Elenna kemudian memandang Shade yg masih terpaku melihat Diagram besar pohon Sephiroth “Shade kau mau kan membantu merapihkan buku – buku ini dan menyimpan nya pada rak – rak buku.” Elenna berkata

    “….”

    “Kenapa diam saja? Jangan bilang kamu mau diam melihat aku dan semua wanita disini bekerja..”

    Shade memandang Elenna dengan menyipitkan matanya. “iya .. Aku mengerti..”



    ****



    Suasana perpustakaan menjadi cukup ramai. Terlihat para librarian satu persatu mulai berdatangan ke tempat ini dan mulai mengerjakan pekerjaan mereka merapihkan buku – buku yang masih tertumpuk di lantai. Elenna terlihat begitu giat sekali memilah – milah buku dan meletakannya pada rak yang tepat. Berbeda jika melihat kondisi Shade. yg terlihat tidak begitu semangat membantu merapihkan buku – buku yang berceceran.

    ‘Kenapa aku jadi seorang librarian begini…’ dalam hati Shade berkata dengan nada ketus mengomentari keadaannya sekarang ini.

    Shade dengan perasaan kesal dalam hatinya, membawa beberapa buku ditangannya dan berjalan menuju rak dan mencoba menyusunnya sesuai dengan Alfabet dan category yang tadi dikatakan oleh Cecillia. Ditengah pekerjaannya itu, ia melirik Elenna yang sejak tadi terlihat semangat melakukan pekerjaan ini. ia melihat pancaran bahagia dari wajah Elenna ketika memilah – milah buku dan membaca setiap judul buku yang ia pegang.

    Belajarlah untuk tulus menerima sesuatu Shade…​

    Shade teringat akan kata – kata seseorang. Ia menyadari, untuk hal sesepele ini saja kenapa ia harus mengeluh. Shade mneghela nafasnya, ternyata perkataan yg dahulu Sannael bilang itu benar. Menolong orang lain adalah suatu hal yg semestinya dilakukan dengan ikhlas.


    ‘Walaupun seorang manusia sepertiku telah kehilangan Kepercayaan kepada tuhan, tidaklah semestinya aku harus kehilangan juga sikap empati, simpati, dan rasa saling tolong menolong.’​


    “Anda sudah menyusunnya terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke rak buku?” Seorang Librarian wanita dengan hoody hitam bertanya pada Elenna yang sedang memilah – milah buku.

    “Ohh iya.. ini kulakukan agar lebih mudah” Elenna menjawab.

    “Boleh aku membantu menyimpankan buku – buku yg telah tersusun ini?”

    “Ohh iya silahkan..”

    Librarian itu kemudian mengambil buku – buku yg telah Elenna susun dan dibawa dengan kedua tangannya. Ia kemudian berjalan pergi untuk menyimpan buku tersebut di tempat yang tepat.
    Elenna kembali terlihat serius membaca setiap judul buku yang berserakan di meja tepat didepannya. Ia merasakan perasaan senang dan bahagia ketika ia menemukan buku – buku tua yg penting dalam sejarah peradaban manusia. Selain dari buku – buku tadi, Elenna melihat banyak buku mengenai filsafat dan buku karya sastra klasik di masa lalu. Dikala sibuk dengan pekerjaannya itu, Elenna tertarik pada sebuah buku hitam yang ada di samping kirinya. Ia kemudian mengambil buku tersebut dengan lengan kanannya dan membaca covernya.

    ‘Ini adalah alkitab Injil!’ dalam hati Elenna berkata dengan kaget karena apa yang ia pegang adalah sebuah Alkitab dengan lambang salib berwarna emas dan tulisan versi King james. Elenna kemudian membuka isinya dan melihat kondisi kertas didalamnya. Tiap lembar perlembar ia buka, terlihat kertasnya agak kotor namun masih dapat dibaca. Tiba – tiba saja mata Elenna berlinang memandang isi dari alkitab itu.

    ‘Jadi setelah bencana yang benar – benar merusak dunia itu, masih ada Alkitab yang terselamatkan. Oh Tuhan terimakasih karena engkau masih tetap menjaga dan melindungi alkitab ini hingga tidak lenyap dari muka bumi.’ Elenna bersyukur didalam hati

    Elenna memejamkan matanya lalu berdoa didalam hati sembari mendekatkan Bible itu kedadanya. Shade yg dari jauh telah selesai menempatkan buku – buku yg ia bawa kemudian berjalan menghampiri Elenna. Shade melihat Elenna sedang berdoa dengan memegang erat Bible didadanya. Ia cukup lama memperhatikan Elenna seperti ada sesuatu ia pikirannya. tidak memperhatikannya lagi, Shade kemudian kembali berjalan dan melakukan pekerjaannya memilah – milah buku yg berada di lantai.

    Elenna yang berdoa dengan khusuk, kemudian selesai berdoa dan meletakan Bible itu terpisah dari buku – buku lain yang telah ia susun tadi. Ketika ia merapikan kembali dan memilah – milah buku, ia melihat satu buku yang menarik perhatiannya. Buku itu bersampul warna hijau dengan kaligrafi tulisan Arab berwarna putih di tengah covernya. Elenna tidak bisa membaca tulisan arab di cover buku itu. Ia kemudian mencoba mengambilnya untuk melihat apa isinya.

    “Jangan sentuh itu Elenna”

    “Eh!?” Elenna kaget karena Shade tiba – tiba saja berkata.

    “Kamu tidak boleh menyentuh Al – Quran bila belum bersuci dari hadas besar atau kecil terlebih dahulu. Sebaiknya biarkan saja kitab itu tetap disana dan biarkan librarian lain yg mengurusnya.”

    “Oh aku tidak tahu.. maaf.” Elenna menjawab sembari menarik kembali tangan kanannya yg berusaha mengambil Al – Quran didepannya.

    Shade yg tadi memperingatkan Elenna kemudian kembali memilah – milah buku, Elenna yang masih kaget dengan sikap Shade masih tetap memandang penuh keheranan padanya. Dalam hatinya, Ia merasa heran dan mempertanyakan kenapa Shade tahu hal seperti itu padahal dia selalu saja berkata tidak Percaya Kepada Tuhan.


    Aku jadi semakin yakin bahwa Shade bukanlah seorang Ateist. Shade sebenarnya percaya pada Tuhan namun ia hanya menyangkal Keberadaan-Nya


    “Elenna.. ini beberapa buku telah kususun. Bisa kamu membawanya dan menyimpannya di rak – rak itu?” Shade berkata kepada Elenna.

    “Ohh iya tentu..” Elenna beranjak dari tempatnya dan mengambil buku – buku yang ditunjukan Shade. Ia kemudian membawa buku – buku itu di kedua tangannya dan berjalan pergi.

    Ketika Elenna sampai di rak tujuan, ia menempatkan buku – buku itu pada tempatnya. Sadar bahwa beberapa buku harus ditempatkan di bagian rak paling atas, Elenna kemudian mengambil tangga dan naik berusaha menjangkau bagian atas rak buku yg besar dan tinggi itu. Ketika ia hendak meletakan buku itu, Elenna melirik kearah kanan bawah dimana ia melihat Shade sedang diam memandang kitab Al-Quran yg tadi coba ia sentuh. Cukup lama Elenna memperhatikan Shade, ia merasakan Shade memkirkan sesuatu ketika melihat kitab itu.

    Shade memandang kitab suci di depannya dan mengingat kata – kata yg terlintas di masa lalu.


    Kau ada karena berkah-Nya.. Tidak ada manusia yg di lahirkan didunia ini hanya untuk menghadapi kemalangan. Jangan menganggap bahwa Tuhan membencimu.
    Semua yg terjadi pada dirimu adalah suatu bentuk cobaan yang mengartikan Tuhan melirikmu dan sedang menguji imanmu Shade.​


    “Ada sesuatu pada Al-Quran itu Shade?” Shade kaget karena Elenna muncul dibelakang dan membangunkan lamunannya.

    “Tidak – tidak ada apa – apa” Shade menjawab kemudian mengalihkan badannya dan berlutut memilah buku – buku lain yang berada di lantai.

    “Umm.. Sebenarnya ada pertanyaan dalam diriku..” Elenna berkata dan Shade masih sibuk memilah – milah buku.

    “Kenapa orang yang begitu percaya akan keberadaan setan tidak bisa percaya bahwa Tuhan itu ada? Bukankah setan adalah makhluk ciptaan Tuhan? Lantas jika Setan memunculkan diri mereka dalam wujud yg nyata, kenapa seorang manusia tidak dapat menerima bahwa Tuhan juga adalah sesuatu yg nyata?”

    Shade diam menghentikan memilah – milah buku yang tadi dikerjakannya karena mendengar perkataan Elenna.

    “Lantas jika Ia memang ada namun tidak melakukan apapun pada manusia, masihkah manusia harus tetap berdoa dan memohon perlindungan pada Tuhan yg hanya diam itu..” Shade menjawab perkataan Elenna dan membuatnya terdiam.

    Shade lalu berdiri dari posisi berlutut, dan berbalik menghadap Elenna yg berada dibelakangnya.

    “Iman tidak akan membuatmu selamat di kondisi Dunia yg telah berubah ini. kau akan menyadarinya ketika kau berada segaris tipis dengan kematian dan Tuhan tidak melakukan apapun untuk menolongmu hambanya yg begitu taat”

    Shade mengatakan kata – kata yg membuat Elenna terguncang. Mereka berdua kemudian saling memandang dengan tatapan tajam seperti hendak memulai pertikaian.



    *******​
     
  15. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    save for index II
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update new Act added :idws:

    ACT – 5 “ War Between Two Side “


    Why you do not realize Shade?
    Anything you can do.. will doesn’t change your own bloodlines..
    Choose it!! you will know what your True Destiny.​

    [​IMG]


    Act - 5.1 Follower Dark Ambush

    “Kau sangat lucu Shade..” Elenna berkata dengan melepaskan senyuman manis kearah Shade yg masih ketus menatap tajam dirinya.”Maaf bila aku telah menggodamu… tapi aku melihatnya, kejanggalan dari gerak gerikmu itu. Kau selalu menyangkal dan marah ketika kita bediskusi soal Tuhan. Tapi tanpa sadar, kau masih menaati dan percaya pada tata cara beragama. Kau mengingatkanku untuk tidak menyentuh Kitab suci Al – Quran bila belum bersuci. Itu artinya didalam dirimu masih ada keimanan dan percaya jika menyentuh Kitab Suci dengan tidak bersuci itu akan berdosa.”

    Shade tidak menjawab perkataan Elenna. terlihat matanya yg tadi menatap tajam berubah menjadi sayu dan kemudian ia memiringkan wajahnya kearah kiri dan menunduk.

    “Aku tidak tahu Tuhan yg kau imani Shade.. Yahweh? Yesus? atau Allah? Tapi aku percaya… Ya sangat percaya, bahwa keimananmu itu suatu hari nanti pasti akan menemukan kembali jalannya pada Tuhan.”

    “Katakan padaku Elenna.. benarkah Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Pemaaf?” Shade bertanya kepada Elenna dengan tetap memalingkan wajahnya kekiri dan menunduk.

    “Dalam ajaran yg kupercaya, Tuhan itu maha pemurah dan juga Pemaaf, ia akan memafkan hambanya yg mengakui kesalahan dan dengan tangan terbuka akan menerima pertobatan hambanya yg bersungguh – sungguh itu.”

    “Kalau begitu.. Apakah Tuhan bisa memaafkan kesalahan Iblis dan menerima ia kembali di sisinya?”

    Elenna tercengang. Ia diam tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan yg dilontarkan Shade.






    “DUAAARRRRR!!!!”

    Tiba – tiba saja terdengar suara yg sangat keras memecahkan perhatian Shade dan Elenna yg sejak tadi sedang berbincang dengan serius. “Suara apa itu?” Elenna berkata berkata dengan heran. “Itu suara ledakan..” Shade melihat keadaan sekelilingnya dengan focus.

    ”Ada ledakan di dalam Avalon?”

    “DUARRRRRR!!!!.. DUARRRR!!!.. DUARR!!!!..... “

    Suara keras dentuman itu terdengar kembali sebanyak tiga kali dan menyebabkan ruangan dimana mereka berada bergetar. Sura riuh derap langkah para librarian wanita yg sejak tadi membereskan buku – buku bersama Shade dan Elenna terdengar histeris karena keadaan yg terjadi di ruangan itu. Satu persatu, Buku – buku yg telah rapih tersusun dalam raknya tiba – tiba berjatuhan kembali. Terlihat dalam pandangan Elenna, beberapa Rak buku di lantai dua itu roboh dan jatuh ke lantai dengan gerakan berantai akibat getaran yg cukup kuat yg mereka rasakan.

    “Shade.. ada apa ini..?” Elenna terlihat keheranan dan mulai ketakutan

    Shade diam tidak beranjak dari tempat itu. Ia mencoba mengfokuskan pendengaran karena ia samar – samar mendengar suatu suara selain suara ledakan besar tadi.

    ‘Suara yg berbunyi dengan tempo yg sama berbarengan… Apa.. suara apa itu?’

    Shade memejamkan matanya dan mencoba memisahkan suara yg ia dengar secara samar – samar dengan suara ricuh dan gaduh yg ada di ruangan ini. Shade terdiam dan akhirnya menyadari sesuatu, Suara samar – samar yg ia dengar itu semakin lama semakin mendekat kearahnya. Shade dengan cepat kemudian membuka matanya dan melihat ke langit – langit Kaca yg tepat berada di atas dirinya dan Elenna.

    Begitu kagetnya dirinya ketika ia melihat dua buah helicopter muncul dengan suara baling – baling yg memutar sangat riuh dan diam tepat diatas mereka. “Ckrek..” pintu samping helicopter itu kemudian terbuka dan terlihatlah sesosok manusia dengan menggunakan pakaian robe hitam bertudung dengan topeng putih melirik kebawah dan kemudian menyiapkan pelontar RPG-7 nya kearah Shade dan Elenna yg berada dibawah.

    “The Sect!!!” Shade berteriak

    “Fiunggg…” Suara Plontar RPG dilepaskan tepat kearah mereka berdua. Shade yg menyadari niat buruk sosok dengan topeng putih itu dengan segera menarik tangan Elenna untuk berlari dan kemudian dengan cepat ia melompat memeluk Tubuh Elenna dan akhirnya terdengarlah Suara ledakan yg cukup keras.

    “BLLLDARRRRRRR!!!”

    Ruangan library itu bergetar, debu – debu kotor bertebaran bersama Angin yg cukup kuat dan juga asap hitam mengepul yg tinggi dari api yg membakar lantai karena serangan tadi. “Bruakk!! Brughh!! Bruuukkk!!” Suara Beberapa potongan atap yg berjatuhan membentur lantai dua itu.
    Shade yg berhasil menghindari serangan tadi masih dalam posisi roboh dilantai dengan menindih memeluk tubuh Elenna. “Uhukk – uhukk..” Shade terbatuk – batuk karena ia menghirup asap dan debu hitam yg bertebaran di ruangan. “Elenna kau tidak apa – apa kan?”

    “Ughhh” Elenna kemudian membuka matanya yg sebelumnya terpejam. “ Apa yg terjadi Shade?!”

    Shade tidak menjawab, ia kemudian melepaskan pelukannya pada tubuh Elenna dan perlahan berdiri sembari melihat kearah belakang tepat dimana hulu ledak tadi meledakan tempat mereka berdiri. Kepulan asap besar yg berwarna hitam dan juga buku – buku yg terbakar menjadi pemandangan yg Shade lihat dengan matanya itu ketika ia melirik tempat tadi mereka berada.

    “Terbakar!” Elenna kaget melihat kearah yg Shade lihat. Ia kemudian berdiri dan mencoba berlari kearah tempat dimana mereka berdua tadi sedang memilah – milah buku namun Shade menarik lengan kiri Elenna dan menghentikannya untuk menuju kesana.

    “Lepaskan aku!!” Elenna berkata dengan serius. “Disana berbahaya!! apa yg kau pikirkan!!” Shade menjawab dengan tegas sembari tetap menahan Elenna.

    “Lepaskan aku Shade!!! Injil dan Al – Quran itu ada disana.. kita harus menyelamatkannya dari api yg membakar tempat itu!!”

    “Cukup Elenna, Berbahaya untuk pergi kesana!!! Dengarlah Tuhan pasti akan memakluminya!!”

    Tiba – tiba saja Shade melihat tepat di langit – langit yg berlubang besar akibat ledakan tadi, beberapa tali hitam turun. Dan menyentuh lantai. Ia melihat sosok – sosok turun didalam asap hitam mengepul.

    Shade tiba – tiba menarik lengan kiri Elenna dengan keras menggunakan tangan kanannya hingga gadis itu kemudian terdorong kebelakang. Shade menatap tajam pada sosok – sosok dibalik kepulan asap hitam itu. Ia kemudian menggunakan lengan kirinya menyentuh Holdster yg berada di pinggang belakangnya dan dengan cepat mengambil Senjata Api Mauser C96 dan mengarahkannya lurus kearah sosok – sosok itu.

    Elenna kaget dengan apa yg ia lihat dibalik kepulan asap itu. Ia melihat 5 orang sosok berjubah hitam dengan tudung mengenakan topeng putih diwajahnya menyeret pedang yg mereka bawa kelantai dan berjalan pelan menuju kearah mereka.

    “lari.. cepat lari dari sini Elenna…”

    Kelima sosok hitam mengenakan topeng putih kemudian berlari mengangkat pedangnya itu kelangit. Melihat itu, Shade kemudian menembakkan senjata api yg dipegangnya tepat kearah mereka yg sedang berlari.

    “DORR!! DORRR!!! DORR!!! DORRR!!!DORR!!!”

    Sosok – sosok hitam yg mengenakan topeng itu beberapa ada yg terjatuh karena terkena tembakan Shade. Namun dua orang yg lain masih berlari menuju dirinya walaupun mereka sudah terluka terkena tembakan.

    “Cepat Lari Elenna!!!” Shade berteriak dengan kencang membuat Elenna kaget.

    Ia sebenarnya tidak ingin meninggalkan Shade dengan sosok – sosok bertudung hitam dan mengenakan topeng itu. Tapi ketika ia melihat wajah Shade tadi yg sangat serius menyuruhnya, membuatnya kemudian segera beranjak dari tempat itu dan berlari pergi. Hal terakhir yg dapat Elenna lihat adalah Shade sedang mencoba menghindari serangan atas tebasan pedang salah satu sosok yg menggunakan topeng itu.

    "Slasshhh" Suara pedang diayunkan. Shade dengan cepat mengelak kesamping.

    “BUAKK!!!” Suara tinju kanan Shade memukul perut sosok hitam yg baru saja melepaskan tebasan kearahnya. Sosok itu kemudian terdorong kebelakang lalu jatuh dan pedang yg ia pegang terlepas membuat dentingan di lantai. “BRUKKK!! Klontang.. Klontang..”

    Shade berhasil melumpuhkan salah satu lawan yg ia hadapi. Ia kemudian menembakan mauser C96 nya tepat kearah kepala sosok bertopeng yg lain yg hendak menyerangnya.

    “DORR!!!”

    “KRAAAKKK” terdengar suara letusan senjata api dan juga suara pecahan topeng yg terbuat dari porcelain itu retak berlubang dengan disertai ciparatan darah yg keluar dari lubang itu.

    “Bruughhhh!!” suara tubuh sosok berjubah hitam bertopeng itu rubuh kelantai.. disertai genangan darah yg keluar merembes dari luka dikepalanya


    Apa yg anggota The Sect lakukan disini??

    Mengapa mereka dapat dengan mudahnya masuk dan menyerang Avalon?


    *******

     
  17. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :nikmat:

    Act - 5.2 Riot inside Avalon


    Master Room, Avalon HQ

    “Braakkk!!!” suara pintu dibuka dengan sangat keras

    “Grandmaster!! Grandmaster!!” suara Cecillia berteriak dengan keras memasuki Ruangan tempat Grandmaster bekerja. Ia terlihat begitu histeris dan juga terburu – buru. Cecillia memandang keseluruhan isi ruangan dan berharap bahwa Grandmaster ada disana tapi sayangnya yg ia lihat hanyalah Sofa, meja kerja, dan juga rak – rak buku yg masih keliatan tertata rapih juga penghias ruangan seperti patung dan juga pajangan pedang yg ada di dinding.

    ’Kenapa Grandmaster tidak ada? Gawat.. ini benar – benar gawat.. Situasi telah berubah menjadi kacau sekarang ini. The Sect telah tiba di Avalon dan sedang melakukan kekacauan. Aku harus mencari Grandmaster. Aku harus membawanya ketempat yg lebih aman’ ujar Cecillia didalam hati karena tidak berhasil menemukan Grandmaster diruangannya.


    ****

    Field of Trust, Avalon Core HQ

    “Cepat – cepat!! kerahkan semua anggota untuk menuju District Civilian diluar Avalon HQ!!” Suara Pierre berteriak memberikan komando kepada para Anggota Order yg mengenakan pakaian serba hitam yg sedang berkumpul sembari menyiapkan senjata mereka tepat di gerbang Core of Avalon HQ. Salah satu anggota yg baru saja datang dengan terburu – buru menghampiri Pierre. “Master!! The Sect telah masuk kedalam daerah Avalon HQ. terlihat helicopter yg mereka kendarai tengah menyerang Daerah Scientist dan juga terlihat asap mengepul dari Library!!”

    “Apa kau bilang!! Cepat kirimkan pasukan lain untuk membersihkan Daerah Avalon HQ dan pastikan kalian menembak jatuh helicopter – helicopter itu!! Semuanya, dengarkan komando ku!! jangan biarkan mereka dapat menyerang hingga mencapai tempat ini!!”

    Kondisi di sekeliling Pierre terlihat begitu sibuk. Para anggota Order yg membawa senjata mereka masing – masing seperti pedang, tombak dan juga senapan api ditangan mereka berlarian pergi dengan cepat keluar dari Avalon HQ. Beberapa anggota order yg lain juga terlihat pergi dengan menaiki mobil jepp dengan beberapa mobil yg dipersenjatai dengan Gatling Gun.

    “DUARRR!! DUARRR!!! DUARR!!! DUARRRR!!!!“

    Pierre mendengar 4 kali suara ledakan yg cukup besar dari arah luar Headquarter.

    ‘Sialan.. mereka telah memperhitungkan semua ini. mereka membawa senjata tempur lengkap untuk menyerang tempat aman bagi para survivor tinggal. Sialan… Sialan.. ini bukanlah pertikaian biasa. Ini adalah perang.. ya mereka telah memulai perang secara besar – besaran melawan Order..’ dalam hati Pierre menggerutu disertai dengan geraman penuh kemarahan.

    “Pierre Apa yg sebenarnya terjadi?” terdengar suara orang tua berbicara dari arah belakang Pierre.

    Pierre yg terkejut dengan suara itu membalikan badannya dan melihat ternyata orang yg bertanya pada dirinya adalah Grandmaster Artaban. “Grandmaster sebaiknya anda tidak berada disini. Keadaan telah menjadi sangat kacau.” Pierre menjawab.

    “Jelaskan padaku apa yg terjadi” Grandmaster bertanya dan terlihat mukanya begitu serius.

    “The Sect telah tiba di Florentia. Mereka datang dengan persenjataan tempur dan berhasil membobol pertahanan di Avalon Gate. Jumlah mereka menurut informasi cukup besar dan sekarang tengah mencoba melesak masuk hingga ketempat ini.”

    Grandmaster tidak menjawab setelah mendengar jawaban Pierre. Ia hanya menggerutu didalam hatinya. ‘Ughh.. mereka menyerang benar – benar menyerang disaat yg tepat. Hampir seluruh pasukan divisi order dikirim olehku untuk mencari Selvandor di seluruh daratan Eropa. Mereka menyadari langkah yg akan aku lakukan dan kemudian dengan melihat celah pertahanan Order yg lemah, mereka melakukan serangan tiba – tiba dan langsung menyerang Avalon. Pintar.. kau benar – benar lawan yg pintar. Selvandor..’

    “Grandmaster!!!!” Cecillia berteriak dan menarik perhatian Pierre dan juga Grandmaster yg sedang berbincang. “Ada apa Cecillia?” Grandmaster bertanya kepada Cecillia yg terlihat histeris berlari kearahnya dan juga terengah – engah. “The Sect melakukan penyerangan ke Avalon!!! Anda sebaiknya segera pergi ke tempat yg lebih aman!!” Cecillia menjawab.

    Grandmaster terdiam seperti tengah memikirkan sesuatu. “Saran yg diberikan Cecillia benar Grandmaster. Sebaiknya anda pergi ke tempat yg lebih aman. Biarkan kami menghentikan kekacauan yg terjadi di dalam Avalon ini.” Pierre berkata sembari ia menyiapkan Saw-off Shotgun miliknya.

    “Baiklah… aku akan mengikuti saran kalian. Dengarkan perintah ku Pierre.. hentikan mereka semua. Kalian harus bisa menghentikan The Sect. Avalon ini tidaklah lebih berarti dari nyawa manusia. Prioritas utama kalian adalah menyelamatkan Civillian. Jangan biarkan para pemuja setan itu mengambil nyawa banyak orang – orang yg tidak berdosa.”

    “Aku akan melaksanakan perintahmu master.” Pierre menjawab dengan tegas

    Grandmaster kemudian melirik kearah Cecillia dan kemudian Cecillia bersiap untuk beranjak pergi dari tempat itu untuk membawa Grandmaster ketempat yg lebih aman.

    “Cecilia, dimana Shade dan Elenna?”

    “Terakhir aku bertemu mereka sebelum datang ketempat ini untuk memberikan laporan, mereka ada di Library Order.”

    “Library Order?!”

    “Berhati – hatilah Pierre” Cecillia berkata dan kemudian ia bersama Grandmaster pergi berjalan agak cepat menuju ketempat yg lebih aman.

    Pierre diam memikirkan sesuatu dikepalanya. ‘Jadi Shade dan Elenna sedang berada di Library tepat dimana para Anggota The Sect sedang melakukan penyerangan. Aku tidak boleh membiarkan mereka berdua menghadapi para The Sect itu sendirian. Aku harus menyelamatkan mereka dari tempat itu.’

    Pierre kemudian melirik salah satu jeep berwarna hitam yg sedang dikendarai 3 orang yg bersiap untuk berangkat. “Hei kalian bertiga tunggu!!!” Pierre berkata sembari berlari mendekati mobil jeep itu. “Aku ikut bersama kalian.. cepat bawa Mobil ini pergi ke Library Order. Kita harus berhasil memukul mundur The Sect dari Headquarter.” Tiga orang anggota itu mengerti apa yg Pierre katakan. Pierre kemudian melompat naik ke mobil dan dengan cepat kilat sang pengemudi menancap gas melaju pergi dari Field of Trust.


    ****


    “Draapp.. Draapp.. Draapp..” suara langkah kaki Elenna yg sedang berlari pergi menuju tangga untuk turun dari lantai dua Library Order.

    Ia mendengar suara dentuman ledakan kembali ditelinganya. Suara itu terdengar diluar library dan cukup dekat. Elenna benar – benar cemas dan merasakan takut dengan keadaan yg tiba – tiba saja menjadi kacau.

    “Tapp..” Elenna berhenti melangkah tepat di tepian tangga atas dan ia memandang lurus kearah lantai dibawahnya dimana ia melihat sekumpulan orang – orang bertudung hitam dengan menggunakan topeng putih telah mendobrak masuk dan sedang melukai para librarian wanita yg mencoba keluar dari perpustakaan ini.

    Salah satu pria bertopeng yg sedang sibuk membantai para librarian dengan menusuk, menyabetkan pedang, dan menembakan senapan api itu, ternyata salah satunya ada yg menyadari keberadaan Elenna yg sedang berdiri di tepian tangga lantai dua. Ia kemudian menunjuk kearah Elenna dan rekan – rekannya yg melihat itu kemudian beranjak dari tempat mereka dan berlari kearah dimana Elenna berada.

    Elenna panic. Ia kemudian membalikan badannya dan berlari kembali ke arah jalan yg tadi ia lewati. ‘Mereka ada di bawah.. tidak ada jalan keluar. Apa yg harus kulakukan’ Elenna berkata dalam hati sembari tetap berlari.

    “Draap!! Draap!!! Drapp!!!” suara langkah kaki para pengerjar itu terdengar semakin dekat ditelinga Elenna.

    ia yg begitu sangat panic karena sedang dikejar tidak memperdulikan kemana arah ia pergi. Elenna terus berlari dengan cepat lurus kedepan dan akhirnya sampai juga ia tepat diujung rungan lantai dua dimana terdapat rak buku dengan posisi melingkar, beberapa koleksi barang – barang bersejarah, dan juga ukiran Pohon Sephiroth berwarna hitam dihadapannya. Elenna menghentikan langkahnya dan sadar tidak ada jalan lagi. ia sadar, ia telah salah memilih jalan dan akhirnya terperangkap di ujung jalan ini.

    Tahu bahwa beberapa orang anggota yg mengenakan topeng putih sedang berlari mengejarnya, Elenna kemudian dengan cepat membalikan badan dan mencoba untuk pergi dari tempat itu. Namun sayangnya orang – orang yg mengejar dirinya telah muncul dan jarak diantara mereka tidak lebih dari 4 meter. Elenna terdiam memandang 6 orang sosok berjubah hitam dan bertopeng itu dengan sangat kaget. Dengan kedua matanya itu ia melihat Gerombolan anggota The Sect mengangkat senjata tajam pedang, Flail, dan kampak dan bersiap untuk menyerang dirinya. Elenna mundur selangkah dan menabrak meja tepat dimana dibelakangnya terdapat pedang hitam tua yg berada didalam kotak kaca. Elenna merasakan ketakutan dan panik, ia tidak dapat pergi kemana – mana lagi. Untuk bergerak mundur pun tidak bisa.

    Sosok menyeramkan bertudung hitam bertopeng yg berlari paling depan telah sampai dan berada 1 meter didepan Elenna. ia kemudian dengan cepat mengayunkan kampaknya tepat kearah Elenna dengan gaya sabetan atas kebawah. “SLASSSSSSSHHHH!!!!”


    ******​
     
  18. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    marathon update _______:ngacir:

    Act - 5.3 Battle for Your Own Life.


    Elenna melihat mata kapak yg sangat tajam itu diayunkan mengarah pada kepalanya. Gerakan itu terlihat begitu lambat. Benar – benar lambat seperti slow motion. Entah kenapa ia merasakan bahwa waktu disekitarnya tiba – tiba melaju dengan begitu pelan..

    “PRAAAAAANNNNNKKKK!!!!!!”

    Pecahan kaca bertebaran kemana – mana. Kampak tajam itu berayun menabrak meja dibelakang Elenna, hingga meja tersebut patah dan membuat pedang hitam yg tersimpan rapih terlempar dari tempatnya.“Bruuukk!!!” Elenna terjatuh terbaring di lantai. Ia berhasil menghindar kesamping di saat yg benar – benar tepat dan menghindari kapak tajam itu tanpa terkena luka sedikitpun.

    “Grrrr” Sosok berjubah hitam dengan topeng itu menggeram menyadari telah meleset menyerang wanita dihadapannya, ia dengan segera lalu kemudian mengangkat kembali kampaknya diatas kepalanya. Elenna yg masih terduduk sadar dirinya masih tetap dalam bahaya. Ia memandang ke sekeliling dan terlihat sosok – sosok lain yg memegang pedang dan Flail telah berada semakin dekat dengannya dan bersiap untuk menyerang bersamaan.

    “AAAAAAAAAHHHHHHHH !!!!!!!!”



    “Grab..” suara pedang hitam yg terlempar kelangit berhasil digenggam oleh telapak tangan kanan seseorang.

    “Wuuuuuuussssssshhhhhhhhh….”





    “Sriiiiinnnnnkk… Zleeebbbhhh !!!.... Slashhhh !!!.... Slaashhhh !!!... Zleeebbbsss !!!... Craaaaasssshhhh !!!”

    Terdengar suara tebasan – tebasan pedang dilepaskan dari arah belakang Anggota The Sect yg sedang mengayunkan kampaknya pada Elenna.

    Sosok hitam yg menyadari suara aneh itu, kemudian menghentikan ayunan kampaknya sekitar 8 cm dari kepala Elenna. ia dengan tiba – tiba kemudian dengan cepat melirik kearah belakang dimana teman – temannya berada.

    “CRASSSSSSHHHHHHHHH!!!!!!!”

    Suara tebasan pedang dilepaskan. Elenna yg menyadari suara tebasan terdengar di hadapannya itu, kemudian membuka matanya yg tadi sempat ia pejamkan.

    Begitu ia membuka matanya, begitu kagetnya ia melihat pemandangan yg ada dihadapannya. Ia melihat kepala orang yg tadi berusaha menyerangnya putus dan terlempar kelangit bersama darah segar berwarna merah gelap bercipratan dan terus keluar dari leher sosok berjubah hitam itu. Elenna shock Ia sangat shock dengan pembunuhan yg jelas – jelas terjadi dihadapannya. Hal yg ia lihat sekarang berbeda dengan apa yg dilihat dan dirasakannya dahulu ketika ia melihat Sergeiv yg telah bertransformasi terbunuh mengenaskan.

    “Bruuukk!!! Glutuk – Glutuk…” Suara sosok hitam itu roboh terjatuh kebelakang disertai suara kepalanya yg masih mengenakan hoody dan topeng putih berguling – guling hingga berhenti ketika membentur rak buku.

    Elenna masih diam terpaku memandang dimana sosok hitam tadi berdiri dan memikirkan apa yg baru saja ia lihat. Lamunannya kemudian tersadar dan Tepat diarah belakang dimana tubuh itu tadi berada, Elenna melihat Shade terdiam sembari memegang pedang hitam ditangan kanannya dengan posisi memegang pedang dengan tebasan kekanan. Elenna melihatnya.. bola mata merah Shade menyala terang seperti apa yg ia lihat dahulu ketika berada di London.

    Shade yg melihat tubuh sosok hitam itu yg masih bergerak kemudian dengan cepat menusukan pedangnya berkali – kali tepat kearah jantung sosok hitam yg tengah terbaring itu.

    “Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!!”

    “Cukup!! Sudah hentikan!!! SUDAH HENTIKAN SHADE !!!!!” Elenna berteriak karena melihat Shade masih menusuk – nusukan pedang hitam yg ia pegang itu pada tubuh yg sudah mati tidak bernyawa. Teriakan Elenna yg cukup kencang tadi akhirnya membuat Shade terdiam berhenti dengan apa yg sedang dilakukannya. Elenna melihatnya, Shade memegang pedang hitam itu dengan kedua tangannya dalam posisi berlutut. “Haah… Hahhh.. Hahh.. Hahh..” Terdengar Suara nafas Shade yg memburu.

    “Kenapa kau membunuh mereka.. Kenapa kau membunuh ke enam orang itu Shade!!!” Elenna berteriak melepaskan amarah karena melihat enam tubuh sosok hitam tengah terbaring dilantai dengan berlumuran darah. Ia melihatnya Shade dengan barbarnya melukai orang – orang itu dengan mudah dan membunuhnya tanpa terlihat ada rasa sesal sedikitpun dari wajahnya.

    Shade dengan wajahnya yg serius menatap kearah Elenna beserta terlihat pula bola mata merah yg ia miliki menyala dengan sangat terang “Kau ingin membunuh atau dibunuh!!! Kau jelas – jelas memiliki kekuatan magis dalam tubuhmu. Kenapa kau diam saja pasrah dengan apa yg akan terjadi tanpa mencoba melakukan perlawanan !!!!” Shade menjawab perkataan Elenna dengan keras.

    Elenna diam.. terlihat dari raut wajahnya rasa amarah dan ketakutan bercampur padu ketika melihat wajah Shade yg memandang tajam pada dirinya. Shade kemudian berdiri tegak dan melepaskan pedang hitam itu dari tubuh sosok hitam yg telah diam tidak bergerak.

    “Ini adalah saatnya bagimu menggunakan seluruh kekuatan yg tersimpan dalam tubuhmu. Bukan sebagai alat membunuh. Tapi sebagai alat untuk mempertahankan diri. Dengarlah Elenna, mereka tidak akan segan – segan membunuhmu dengan keji dan semua pilihan sekarang ada pada dirimu sendiri. Kau bersedia melukai mereka dengan parah hingga sampai membunuh mereka, ataukah mau pasrah menanti ajalmu seperti tadi.” Shade berkata sembari melihat kearah Elenna yg masih terduduk dilantai. Terlihat bola mata merahnya perlahan – lahan redup dan tidak menyala terang seperti tadi.

    Elenna diam menundukan kepala berusaha menenangkan dirinya sendiri. terlihat tubuhnya masih juga mengigil ketakutan.

    “Seluruh manusia yg berhasil selamat di dunia yang telah ditinggalkan oleh-Nya ini bertempur berjuang keras demi mempertahankan kehidupan mereka masing - masing. Kau juga harus melakukan hal yg sama jika kau ingin tetap bertahan hidup di Masa Tanpa Tuhan ini.”


    ****


    “Siunggggg….”

    “BLEEEDAARRRRRRRRRRR !!!!!!.. Drrrrtttttttttzzzzzzzzzzzz!!!! Praaaankkkkk!!! Trannnkkkkkk!!! Trannnkkkkkk!!! Zleeebssssssss!!! DUAAAAAAAARRR!!!!!!!!!”

    Suara gemuruh kericuhan terdengar diluar Library Order tepat dimana suara rentetan peluru dilepaskan dan juga suara hulu ledak rocket ditembakan menghancurkan sekeliling Area komplek itu. Pemandangan yg benar – benar menyayat hati. Bagaimana tidak, suatu area yg pada awalnya damai dan tentram dengan disekelilingnya tertata bangunan yg begitu rapih dan elegant, sekarang menjadi rusak porak – poranda akibat terjadi perang. Jika seseorang melihat keatas langit, yg dapat dipandang hanyalah Kepulam asap hitam yg menjulang tinggi dimana – mana mewarnai luasnya langit merah yg berwarna gelap.

    “TEEEEEEENGGGGGGG!!!!” suara kedua pedang berbenturan.

    Terlihat di salah satu sudut jalan itu Anggota Order yg mengenakan pakaian mantel hitam panjang sedang menahan pedang yg ia pegang dengan kuat menahan seranagan dari anggota The Sect yg menggunakan topeng berwarna putih dan bertudung hitam. “Ckrek..” Terdengar suara dibelakang sosok bertopeng itu yg ternyata adalah suara anggota the Sect yg lain yg sedang mengarahkan Senapan api kearahnya.

    “DRRTTTTZZZZZZZZZZZ” suara peluru ditembakan. Anggota Order yg sedang menahan serangan pedang itu, dihujani puluhan peluru hingga terlihat darah nya bercipratan keluar dari lubang – lubang tembakan dan akhirnya tubuhnya roboh dijalanan. “Brukkk!!”

    Banyak terlihat dijalanan tubuh anggota – anggota order yg tewas juga yg terluka berat tengah terbaring. Anggota Order yg masih dapat berdiri beberapa mencoba menolong teman – temannya itu dan juga mencoba membawa civillian yg berada ditengah pertempuran pergi ketempat yg lebih aman. Selain dua divisi itu, anggota Order yg lainnya juga sedang sengit saling menembakan senapannya dan juga sibuk baku hantam menggunakan pedang dan juga tombak yg mereka pegang masing – masing. Mereka berjuang bertempur demi mempertahankan hidup mereka masing – masing. ”Teeeengggg!! Teeeengggg!! Praaaankkk!!!”

    Keadaan District Scientist yg sedang kisruh itu akhirnya diperparah dengan kedatangan 2 buah Helicopter. Helicopter yg awalnya berada di atap museum, tiba – tiba saja bergerak menuju kearah jalanan di depan library dan kemudian menembakan gatling gun yg terpasang pada kedua sayap kiri kanan yg mereka miliki.

    “Drrrrrrrttttttttzzzzzzz!!!!! Drrrrrrrttttttttzzzzzzz!!!!! Drrrrrrrttttttttzzzzzzz!!!!! Drrrrrrrttttttttzzzzzzz!!!!! “

    Ratusan peluru yg ditembakan itu mengenai jalanan dan membuat jalanan berlubang cukup banyak. Serangan itu dilepaskan dengan membabi buta. Ada yg mengenai anggota Order, ada yg mengenai para orang – orang sipil yg sedang berlari menjauh dan juga ada yg mengenai anggota the Sect sendiri.

    “Aaaaaakhhhhhhhh !!! Aaaaaakhhhhhhhh !!! Aaaaaakhhhhhhhh !!! Aaaaaakhhhhhhhh !!!”

    lengkingan Teriakan kesakitan dari orang – orang yg terkena hujan peluru terdengar menggema. Orang – orang yg mengendalikan helicopter itu menyerang dengan tidak pandang bulu. Anggota – anggota Order yg berhasil menghindari rentetan peluru gatling gun itu kemudian berdiam dan bersembunyi pada bagian – bagian bangunan yg roboh di sisi jalan. “Ini bukanlah perang biasa! Ini lebih pantas disebut sebagai pemusnahan manusia. Mereka gila mereka membunuh semuanya bahkan teman mereka sendiri tanpa ampun!!” Perkataan salah satu anggota order pada temannya yg sedang terluka berlindung dibalik tembok dipinggiran jalan.

    “BRRMMMMMMMMM” terdengar suara deru laju mobil melaju kencang ketempat dimana pertikaian sengit itu sedang terjadi. Samar – samar terlihat dalam kendaraan itu Master Pierre bersama anggota Order tiba dan telah mempersiapkan senjata mereka. salah satu anggotanya Order yg duduk di jok belakang telah sejak tadi membidikan M202A1 Flash Granade Launcer berbentuk kotak besar panjang kearah kedua helicopter yg sedang melayang tinggi.

    “TEMBAK JATUH DUA HELICOPTER ITU!!!!!” Pierre berteriak dengan keras.


    ******​
     
  19. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update ACT 5.4

    Act – 5.4 The Believer Become a Sinner


    “Drap.. Drap.. Drap..” Suara derap langkah kaki Shade dan Elenna berlari dengan sangat kencang. Elenna memandang Shade dari belakang dengan raut wajah sayu dan lemah beserta dari dalam hatinya ia masih merasakan ketakutan.

    Tangan kiri orang yg ada didepannya ini yg sedang menariknya untuk berlari dengan kencang, sebelumnya telah melakukan pembunuhan di depan matanya. ‘Ia adalah seorang Pembunuh.. orang yg mencoba menyelamatkanku tadi adalah Pembunuh..’ Elenna berkata didalam hati dan seluruh perasaannya sekarang bercampur aduk karena pembunuhan bagaimanapun juga tidak bisa dibenarkan dalam ajaran Agama manapun.

    Elenna dan Shade yg sedang berlari tergesa – gesa kemudian berhenti tepat ditepian tangga atas lantai dua dan melihat kearah lantai pertama dibawah mereka. Kedua anggota order itu dengan mata kepalanya sendiri melihat sekitar puluhan anggota the Sect berada di lantai pertama dan sedang membunuh para librarian dengan senjata yg mereka pegang. Kejam.. mereka benar – benar sangat kejam. Bahkan librarian wanita yg memohon ampun hingga memeluk salah satu kaki dari anggota the Sect, tetap dibunuh secara kejam dengan dipenggal kepalanya. Mereka semua bukan manusia mereka tidak memiliki rasa manusiawi sedikitpun, dalam hati Elenna berkata.

    “Aku akan membuka jalan untukmu.. larilah pergi kepintu utama dan cepat keluar dari sini.” Shade berkata dengan pelan.

    Elenna tidak menjawab.. dari matanya terlihat perasaan ketakutan melihat sosok – sosok berjubah hitam yg cukup banyak berada dilantai pertama. Ia merasakan keraguan dan tidak yakin dapat lolos dari mereka semua.

    “Lakukan apapun yg kau bisa untuk mempertahankan hidupmu Elenna..”

    Selesai Shade berkata itu, Elenna melihat pemuda yg mengenakan mantel hitam panjang dengan hoody dibelakangnya itu berlari kencang menuruni tangga tepat menuju kearah gerombolan sosok – sosok berjubah hitam yg mengenakan topeng berwarna putih. Elenna sadar dengan perkataan Shade sebelumnya. Ia kemudian ikut bergerak berlari dibelakang Shade walaupun dalam hatinya sangat terasa sekali ia begitu ketakutan.

    Sosok – sosok hitam yg berada dilantai satu menyadari suara derap langkah kaki yg tepat menuju kearah mereka, dan dengan segera hampir seluruh anggota The Sect melirik kearah Shade sembari menyiapkan senjata tajam yg mereka pegang dalam posisi siap dan kemudian beranjak berlari kearah Shade.

    “Sriiiiinnkkk,,,” suara bunyi ayunan pedang hitam yg Shade pegang dengan kedua tangannya digerakan pada posisi siap melakukan tebasan samping kanan.

    Shade maupun para Anggota The Sect keduanya tidak mengurangi kecepatan berlari mereka. terlihat mereka berniat untuk melakukan tubrukan langsung melakukan satu serangan yg dapat blangsung membunuh lawannya.

    “Slaaassshhhhh!!” anggota The Sect yg tiba paling depan melepaskan serangan pedangnya dengan sabetan atas kesamping kiri bawah. Shade berhasil menghindari itu dengan mengelak agak menunduk kearah kanan musuhnya lalu ia melepaskan sabetan pedangnya dari bawah keatas dan berhasil melukai bagian perut dan memuruskan lengan kanan musuhnya itu. “Aaaarrrrghhhhh!!” suara anggota The Sect itu mengerang. Shade yg belum selesai, kemudian menginjak paha kanan musuhnya menggunakan kaki kirinya dan kemudian melakukan tumpuan dorongan dan mlompat melewati tubuh lawannya yg sudah terluka itu.

    Shade melayang diudara. Sosok – sosok yg tengah berlari menuju dirinya berhenti dengan tiba – tiba karena melihat dirinya di udara. Shade yg melihat musuh – musuhnya itu terpaku memandangnya kemudian mengeluarkan Senjata Api mauser C96 yg berada dalam Holdster di pinggang belakangnya dan menembakan peluru kearah sosok – sosok yg berada dibawahnya.

    “Dorrr!! Dorrr!! Dorrr!! Dorrr!! Dorrr!!”

    Elenna terkesima dengan aksi yg diperlihatkan Shade. Ia melihat sosok pertama yg Shade lawan jatuh tersungkur dilantai bersama dengan beberapa orang dibelakangnya terjatuh karena terkena hujan tembakan. Shade yg masih melayang melengkung diudara kemudian perlahan bergerak jatuh kebawah menuju tepat pada satu sosok hitam bertopeng putih yg memegang tombak.

    “Wuuuuuuuusshhh!!” suara tombak dilepaskan oleh anggota The Sect mengincar tepat dilambung Shade. “Kraaakk!!!” batang tombak itu berhasil dipatahkan dan dengan cepat Shade mnusukan mata pedangnya langsung kearah wajah musuhnya hingga menembus kepala dan sosok itu terdorong jatuh kebelakang dan menimbulkan suara dilantai. “Braakk!!!”

    Shade yg masih setengah berlutut kemudian manarik pedang hitam itu dari wajah musuhnya yg berlumuran darah dan bersiap menghadapi Anggota The Sect yg sekarang telah bergerombol mengelilingi dirinya.

    Elenna terhenti berlari.. ia melihat didepannya Shade sedang dikerumuni oleh sosok – sosok berjubah hitam itu. Dan ternyata ketika ia tengah diam terpaku, beberapa orang anggota the Sect menyadari keberadaan dirinya. Mereka lalu keluar dari lingkaran kerumunan dan berlari menuju kearah Elenna.

    Shade yg melihat sekelompok orang itu berlari pergi kemudian berteriak dengan sangat kencang untuk memperingatkan gadis itu. “ELEEENNAAAA!!!!!”

    Elenna diam memandang terpaku pada ketiga sosok yg telah bersiap menyerangnya menggunakan senjata mereka yaitu pedang, kampak, serta club berduri.


    Jauh di masa lalu ketika dunia masih diwarnai oleh perselisihan dan pertikaian..

    Tuhan telah menurunkan firmannya kepada seorang Nabi dan menetapkan 10 perintah bagi umat manusia yg tertera dalam Ten comandement yg harus dijalankan.

    Firman Tuhan itu adalah Hukum yg diberikan oleh Tuhan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali dan salah satu dari isi Hukum Tuhan itu adalah larangan untuk melakukan Pembunuhan.





    “Wuuuuusssshhhhhhh!!!!”



    ‘Maafkan aku Tuhan Yesus.’​







    “Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!! Zleeeeeebbbsss !!!!”


    Elenna memejamkan keduan matanya. Terlihat darah berwarna merah gelap bercipratan di sekelilingnya tanpa mengenai tubuhnya.


    ‘Aku telah jatuh dalam dosa…’​


    Terlihat tubuh tiga Anggota The Sect yg tadi berniat menyerang sekarang telah berhenti bergerak dengan masih mengacungkan senjata mereka kelangit. Terlihat oleh Shade dari jauh, darah merah mereka bertiga keluar bercipratan dari lukanya yg tepat berada di paru – paru kiri akibat luka tusukan pedang Kristal yg menembus tubuh mereka semua. “Ukkkh… Ukkkh… Ukkkh… “ sosok – sosok itu mengerang menahan sakit dan kemudian jatuh rubuh kelantai. “Brukkk!!!”

    Elenna masih memejamkan matanya. Shade masih tediam tercengang dengan apa yg baru saja ia lihat. Beberapa anggota the Sect yg lain juga terdiam melihat kearah Elenna dan kaget karena ternyata gadis tersebut dapat memanifestasikan sebuah bentuk pedang Kristal bening dan digunakan untuk menyerang.

    “Brughh!!” Tubuh Elenna jatuh dengan kedua lututnya mengenai lantai. Ia menundukan kepalanya dan masih memejamkan matanya. Terlihat, Elenna sedang menangis. Air mata penyesalannya keluar jatuh mengalir membasahi pipinya yg putih.


    ‘Aku telah menjadi pendosa sekarang.. Ya aku seorang Pendosa..’


    ******​
     
  20. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    upsss.. update :peace:

    Act - 5.5 Can My Sin be Forgiven? part 1


    Elenna menangis. Suara isak tangisnya yg pelan dapat terdengar oleh Shade. Pemuda berbola mata merah itu melihatnya dengan tatapan yg sayu. Semua pertikaian besar yg sebelumnya terjadi antara Shade dan orang - orang berjubah hitam terhenti sesaat. Baik Shade ataupun para Anggota the Sect tengah terdiam sejenak memandangi Elenna dimana mereka melihat tiga sosok hitam rubuh dilantai dengan darah menggenang dan juga 12 pedang cryistal bening yg berada dibelakang Elenna melayang menghunus kearah mereka semua.

    Melihat apa yg terjadi, anggota The Sect tidak berani mendekati Elenna yg sedang berlutut dan menangis. Shade yg juga tengah terdiam memandangnya, menyadari bahwa gadis yg tidak bersalah itu akhirnya mau tidak mau melakukan apa yg sebenarnya sangat ia benci.


    “Wuuuuuusssshhh!!!”


    Shade berhasil mengelak kesamping karena menyadari ada sosok dibelakang dirinya yg mengarahkan kampak besar miliknya untuk melukainya dengan tiba - tiba. Namun untungnya, mata tajam kampak besar itu hanya mengenai lantai perpustakaan dan memberikan retakan yg cukup besar.


    “Craannnkkkkk!!!!”

    Shade melirik kearah sosok hitam dengan toperng putih yg menyerangnya itu. Ia melihat tubuh sosok hitam yg besar itu mengangkat kembali kapak besar miliknya dan segera melakukan tebasan kesamping kanan mencoba membelah tubuh Shade.


    “Wussshhhhh!!”


    “TEEEEEENGGGGG!!!!!!” Suara Kampak Besar dengan dua mata tajam dan pedang hitam yg Shade pegang saling beradu.

    Shade menahan serangan itu dengan memegang pedang hitam dengan kedua tangannya. Ia menahan dorongan musuhnya itu dengan sekuat tenaga hingga terlihat tubuhnya sedikit bergetar karena bertahan menahan. Shade yg sedang terlihat bersusah payah, melihat beberapa anggota The Sect yg tadi terdiam kini telah kembali mengarahkan pandangannya pada dirinya seraya dengan segera bergerak mencoba menyerangnya dari belakang juga dari samping kiri kanannya.

    Pedang, club beduri, Flail, serta Haldberd yg orang – orang itu pegang terlihat diacungkan kelangit dan bersiap dengan membabi buta untuk mengoyak – ngoyak tubuh Shade.

    “HIIIAAAAAAAAAAAA!!!” Shade berteriak dan dengan sekuat tenaga mendorong kampak besar itu keatas hingga pemiliknya terdorong kebelakang sampai kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh.


    “Wusssshhhhhhhh” Suara pedang dari belakang Shade dilepaskan.


    “Zleeeeeeebsssssss” Shade menusukan pedang hitam yg ia pegang dengan sebelumnya membalikan gagangnya kearah bawah dan menusukannya kebelakang tanpa ia melihat kearah lawannya. Sosok dibelakang Shade mengerang karena pedang hitam itu menusuk lambungnya hingga menembus kebelakang punggungnya. Tanpa pikir panjang ia mencabut pedangnya dan membuat darah sosok berjubah hitam itu keluar deras hingga mengotori lantai.

    Shade kemudian bergerak kesamping kiri sembari membalikan badannya lalu ia memegang pundak sosok yg sudah sekarat itu dengan lengan kirinya lalu mendorongnya kebawah dan membuat dirinya melayang dengan kaki yg tidak menyentuh lantai tapi tetap bertumpu pada pundak itu dan dengan cepat ia menebaskan pedang hitam yg ia pegang dengan lengan kanannya dengan arah melingkar disekelilingnya.


    “CRAAAAAAAAAAAAAAAASSSSSSHHHHHHHHHH!!!!!!”


    Sabetan Pedang hitam itu berhasil memutuskan 4/5 leher anggota the Sect yg tadi berusaha melakukan sergapan langsung bersamaan kearah dirinya. Sosok – sosok yg itu kemudian rubuh kelantai hampir bersamaan. Shade yg telah melakukan gerakan akrobatik itu belum selesai bertindak. Ia yg sebelumnya memutar dengan bertumpu pada pundak sosok yg terluka lambungnya itu, kemudian menghentikan putarannya dengan menginjakan kaki kanannya pada sosok itu dan kemudian ia melepaskan pegangannya lalu menembakan Senjata api ditangan kirinya keberbagai arah mengincar dahi para musuhnya


    “Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!!”


    Peluru dilepaskan dan terlihat pijaran api dari moncong senjata api Mauser C96 berpijar menyala – nyala disertai lepasnya selongsong – selongsong peluru berwarna kuning kemana - mana.


    ****
     
  21. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update again part2 :nikmat:

    Act - 5.6 Can My Sin be Forgiven? part 2


    Topeng – topeng dengan raut muka manusia yg berwarna putih itu retak mengeluarkan darah karena berlubang didahinya. Shade berhasil merubuhkan anggota – anggota the Sect yg tadi bergerombol mencoba mengerubunginya. Sadar ketika pelurunya telah habis dan melihat sosok hitam bertopeng yg tadi memegang kampak besar dengan dua mata tajam telah kembali pada posisinya, Shade kemudian melemparkan pedang hitam ditangannya itu kearah kepala msuuhnya itu hingga menusuk menembus wajahnya.


    “Zleeeeeebbsssssshhhh!!!”


    Ia kemudian mendorong kaki kanannya yg bertumpu pada punggung sosok hitam yg terluka dilambung itu dan melompat tinggi kearah sosok hitam dengan kapak yg tertusuk pedang hitam miliknya yg sedang berada didepannya sembari mereload Senjata Apinya ditengah dirinya yg sedang melayang terbang. “Ckreekk!!”


    “Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!! Dorr!!!!””


    Shade menghujani sosok – sosok The Sect yg masih berdiri tegap memegang senjata tajam dengan tembakan – tembakan ke berbagai arah disekelilingnya. Tembakan – tembakan itu ada yg mengenai tepat kejantung dan juga ada yg mengenai tepat didahi hingga topeng mereka retak pecah berlubang.

    Darah – darah kotor para pemuja setan itu bercipratan kemana – mana. Tidak sampai beberapa detik kejadian itu terjadi dan sekarang para Anggota The Sect telah tewas dan rubuh kelantai hampir secara bersamaan. “BRAAAAKK!!!” Suara tubuh – tubuh yg telah kehilangan nyawa itu terjatuh kelantai beserta pula suara Shade menginjakan kakinya keperut sosok hitam yg memegang kampak besar hingga terjatuh kelantai pula.

    “Hahh.. Hahh.. Hahh..” Shade yg setengah berlutut kemudian mengangkat pedang hitam yg menusuk wajah orang yg sedang ia injak itu dengan tangan kanannya. “Srinnnkkkk!!”

    Ia berdiri dengan perlahan sembari menatap ke langit – langit ruangan. Terlihat tepat disekeliling pemuda itu, sosok – sosok berjubah hitam telah terbaring tidak bergerak dengan tubuh berlumuran darah mengotori lantai perpustakaan yg terbuat dari marmer putih dengan genangan darah mereka membuat lantai nya berubah warna menjadi berwarna merah gelap.

    Shade merasakan sesuatu didalam hatinya.. ia merasakan rasa lega dan senang karena telah berhasil membunuh mereka semua. Ia tidak mengerti kenapa ia merasakan perasaan itu padahal ia baru saja membunuh banyak orang dengan tangannya sendiri. rasa penyesalan yg dulu ia rasakan menjadi hilang. ia merasakan rasa senang.. ya rasa senang yg teramat sangat dari dalam hatinya.

    Shade kemudian memandang pedang hitam yg telah ia pegang tepat didepan matanya. Ia melihatnya, pedang yg dibuat oleh Nicholas Flamel dengan nama The First Killer terlihat menjadi mengkilap dan sisi mata pedangnya menjadi semakin tajam setelah ia membunuh banyak orang. Shade merasa aneh, sebab sebelumnya pedang ini adalah pedang kuno tua yg tersimpan didalam sebuah kotak kaca, namun sekarang berubah menjadi sebuah pedang hitam yg terlihat masih seperti baru saja dibuat.

    Shade menurunkan pedangnya kebawah. Ia lalu melirik kearah Elenna dan ternyata ia melihat gadis itu masih menangis terisak – isak dengan 12 pedang Cryistal bening tajam masih melayang menghunus kearah depan. Terlihat oleh Shade, tepat didepan Elenna ternyata masih ada satu orang anggota the Sect yg memegang club berduri sedang melihat kearah dirinya dengan tubuhnya yg terlihat bergetar ketakutan.

    Shade melangkah pelan mendekati anggota The Sect yg masih berdiri ketakutan itu. Ia berjalan pelan melewati musuhnya dan tidak menyerangnya. Anggota The Sect yg bergetar ketakutan itu menundukan kepalanya. “Ckrek!!”

    Ia kemudian mendengar suara senjata dari arah belakang dirinya. Terlihat Shade menghentikan langkahnya dibelakang sosok berjubah hitam itu sembari menodongkan Senjata apinya menggunakan lengan kiri kearah belakang dan dirinya tetap menghadap Elenna yg sedang menangis.

    Shade dan anggota the Sect itu saling membelakangi. Anggota The Sect menyadari dirinya sedang ditodong oleh senapan tepat dibelakang kepalanya. Ia bergetar ketakutan sembari menggerakan kepalanya untuk menghadap kelangit – langit perpustakaan.

    “Berdoalah pada Setan yg kau puja..”







    “DORRR!!!!”




    Shade tanpa melihat kearah musuhnya itu melepaskan tembakan dan akhirnya sosok berjubah hitam itu rubuh. Terlihat disekeliling dirinya tidak ada lagi anggota The Sect yg masih berdiri. Mereka semua telah terbaring tewas mengenaskan seperti apa yg telah mereka lakukan pada tubuh Librarian tidak berdosa yg mereka bunuh dengan kejam.

    Shade kemudian berjalan mendekati Elenna dengan pelan. Gadis itu masih menangis dan tidak membuka matanya. Pemuda yg telah membunuh banyak orang ditempat ini kemudian sampai tepat didepan Elenna dan ikut pula berlutut memandang wajah gadis itu yg masih menunduk dengan sedih.

    “Buka matamu Elenna..” Shade berkata.

    Elenna kemudian perlahan membuka matanya dan memandang kearah wajah Shade yg berada dihadapannya. Terlihat dari raut wajah gadis itu ia begitu shock, takut, dan sedih. Air mata penyesalan deras mengalir dipipi manis Elenna, selain itu juga terlihat tubuh gadis itu bergetar karena menahan tangis sebab Shade sedang memandang langsung wajahnya.

    “Aku pembunuh.. Aku seorang pembunuh…” Elenna menjawab

    Shade hanya diam tanpa menjawab... ia masih memandang dengan wajah sedih dan sayu pada Elenna.

    “Aku.. hikss.. Aku… hiks..” Elenna berkata terbata – bata sambil menahan isak tangisnya dan lalu ia menundukan kepalanya karena tidak berani memandang wajah Shade.

    Shade yg melihat Elenna begitu sangat sedih, lalu memeluk tubuh gadis manis dihadapannya itu dengan tidak berkata apapun. 12 pedang kristal yg melayang disekeliling Elenna kemduian perlahan - lahan lenyap tanpa bekas. wajah Elenna yg sekarang berada dipundak Shade, terlihat ia memejamkan matanya lalu menangis dengan sangat kencang hingga memecahkan keheningan Perpustakaan yg sunyi itu.

    “Aku mengerti bagaimana perasaanmu Elenna.. Aku tahu bagaimana rasa penyesalan yg mendalam ketika melakukan pembunuhan pertama..”

    “Aku telah berdosa Shade.. hiks.. aku sekarang adalah pendosa..hiks.. hikss.. Aku telah melanggar salah satu perintah Tuhan. Aku membunuh.. aku telah membunuh!!!”

    “Sudah cukup.. jangan salahkan dirimu lagi.. Kamu telah melakukan hal yg terbaik untuk menyelamatkan nyawamu sendiri tadi..”

    Elenna tidak menjawab. Ia terus menagis terisak – isak dan terasa oleh Shade pakaiannya basah oleh air mata suci gadis itu. Ia mengerti, ia sangat mengerti bagaimana penyesalan yg mendalam yg menusuk lubuk hati sebab ia pernah merasakan hal yg sama ketika membunuh orang - orang tidak berdosa ketika Insiden yg Melanda Dunia belum terjadi. Shade kemudian memeluk tubuh Elenna dengan cukup erat berupaya untuk menenangkan diri gadis itu. ia kemudian berkata dengan pelan yg terdengar oleh telinga Elenna yg masih menyesal menangis dengan terisak - isak.

    “Seandainya saja dosa dapat ditanggung oleh orang lain.. Aku bersedia memikul dosa yg baru saja kau lakukan tadi Elenna.”


    ********​
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.