Dari hati yang tulus

Jimmy berusia lima tahun ketika ia dan orang tuanya mengadopsi neli. jimmy masih ingat peristiwa hari itu dipengadilan, ketika hakim menyuruhnya mendekat, sendirian, lalu hakim itu berkata "hari ini bukan hanya ibu dan ayah muyang menerima tanggung jawab untuk membesarkan seorang anak lagi. aku juga memparcayakan mu untuk ikut memikul tanggung jawab itu. sebagai seorang kakak, kau mesti memberi teladan pada bayi ini, dan dia akan bergantung pada mu. apa kamu siap menerima tugas ini?" meski baru duduk di TK, jimmy mendengarkan ucapan sang hakim dengan sangat serius.

neli bertambah besar, dan dia menganggap di adopsi adalah sesuatu yang sangat hebad. orang tuanya pasti telah membaca banyak buku di perpustakaan, tentang cara menjelaskan masalah yang rumit itu pada anak kecil. dan usaha mereka berhasil dengan sangat baik. neli bukan saja tidak merasa malu dengan statusnya, ia bahkan mereka lebih istimewa dari pada seandainya ia bukan anak adopsi. pada setiap kesempatan , entah sehari hari, atau pada pertunjukan bakat, atau bahkan pada hari libur, dengan bangga ia akan berdiri tegak dan mengatakan pada oran orang di depannya bahwa ia mempunyai "ibu kandung" dan "ibu angkat". kadang kadang jimmy sampai merasa agak di abaikan.

ketika neli duduk di kelas dua , ia bertemu seorang yang punya pendapat lain tentang arti adopsi. andy , kelas lima yang satu bus dengan neli, tidak puya banyak teman di sekolah. ia suka berlaga hebat di depan anak anak yang lebih kecil di bus sekolah itu. suatu hari tanpa alasan apapun, ia berteriak dari bagian belakang bus, "hei neli kau tahu arti sebenarnya tentang adopsi?"

neli menjadi gugup, sebab baru kali ini andy bicara langsung padanya. andy kedengaran marah, seolah olah neli telah melakukan kesalahan padanya. neli tahu, sebaiknya ia berdiam diri. maka ia tidak menjawab.

lalu andy berkata dengan sengit, "itu artinya ibu kandung mu membuang mu ke tempat sampah". seisi bus diam membisu. "ya ketempat sampah. kau beruntung ada yang datang memungutmu sebelum tru truk datang menggilas mu"

neli merasa seakan jantungnya berpindah ke tenggorokan. ia mencoba turun dari bus di halte berikutnya, meski rumahnya masih jauh, tapi sopir bus tidak mengijinkannya turun. semua murid berbicara, tapi ia tidak mendengar sepatah kata pun, begitu pintu bus membuka di depan rumahnya, ia lari keluar dan langsung masuk ke rumah.

jimmy sudah pulang dari sekolah. ia dan ibunya sedang duduk di dapur. susu dan oreo untuk neli sudah terhidang di meja.
"ada apa?" tanya ibunya dengan tajam. instingnya sebagai ibu mengatahui ada yang tidak beres.

neli melaporkan apa yang dikatakan andy padanya. ibunya terduduk lemas di kursi, tak bisa menawarkan penghiburan apa pun tentang "ibu kandung" dan "ibu angkat". ia tahu bahwa segala saran yang telah dibacanya di buku buku takkan bisa menghapuskan kekecewaan di wajah neli. ketika ia mengulurkan tangan untuk memeluk neli, anak itu menjauh. otomatis sang ibu pun mengangkat telpon untuk mencari penghiburan dari ayah mereka.

sekonyong konyong jimmy berdiri dari dudknya. ia memutari meja, menghampiri neli yang terisak isak memegangi kedua kepalanya dengan dua tangan.

"neli," katanya pelan, "coba kamu pikirkan ini, bayi diadopsi bukan karna tidak ada yang peduli pada mereka, tapi justru karna mereka di cintai. amat sangat di cintai."

sang ibu batal memencet nomor telpon ayah mereka. neli mengangkat kepalanya. kata orang, kebenaran itu menyakitkan, tapi kadang kebenaran itu bisa menyembuhkan, kalau muncul dari hati yang tulus.

THE END

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS