Chocolate Bar, Baik atau Buruk untuk Kesehatan?

Chocolate bar atau cokelat batangan merupakan cemilan yang populer karena kandungan cokelat yang lezat dan berbagai macam isian yang menarik. Bahan dasar cokelat dikenal sebagai salah satu makanan yang mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.


Namun, apakah hal tersebut serta-merta membuat chocolate bar menjadi sehat juga untuk dikonsumsi? Bagaimana faktanya?


Kandungan Chocolate Bar


Chocolate bar memiliki satu bahan dasar yakni kokoa. Sejak dahulu kala, cokelat sudah dianggap sebagai "makanan para dewa" karena rasanya yang sangat lezat dan nikmat.


Kini kita sudah bisa menemui berbagai macam jenis cokelat, ada cokelat hitam, cokelat putih, cokelat susu, dan bahkan cokelat yang dicampur dengan berbagai rasa seperti buah-buahan atau teh hijau.


Semua cokelat batangan yang dijual secara komersial tentu melalui proses tertentu. Dan dalam prosesnya, bisa jadi dicampurkan oleh beberapa bahan lainnya.


Contoh, untuk membuat cokelat susu perlu mencampurkan beberapa persen kakao yang dicampur dengan susu dan gula. Sehingga cokelat jenis ini cocok untuk penikmat cokelat yang ingin rasa manis, bukan pahit.


Penentu seberapa pahit rasa cokelat ditentukan oleh tingginya persentase kokoa di dalamnya. Semakin tinggi jumlah kokoa, maka semakin pahit rasanya.


Cokelat hitam atau dark chocolate merupakan jenis cokelat dengan persentase kokoa terbanyak dan sedikit campuran. Jenis cokelat inilah yang menawarkan lebih banyak manfaat kesehatan.


Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa cokelat hitam dapat menyehatkan jantung karena tingginya kandungan antioksidan, mengendalikan glukosa, dan bahkan meningkatkan fungsi seksual karena memiliki kandungan afrodisiak.


Bahkan para ahli juga menyebut cokelat dapat membantu mood menjadi lebih baik, dan tentunya sangat berdampak bagi kesehatan mental Anda. Mineral lainnya yang terkandung di dalam cokelat hitam seperti zat besi, magnesium, tembaga, dan mangan juga sangat baik.


Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa tidak semua cokelat hitam itu sama. Setidaknya, cokelat hitam dengan manfaat sehat yang optimal dimulai dari kandungan 60 persen kakao ke atas.


Sementara, cokelat batangan atau chocolate bar dengan beberapa tambahan justru harus dihindari karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya menambah berat badan kita.


Sebagai contoh, chocolate bar dengan merek Hershey's berjenis cokelat susu 43 gram mengandung 13 gram lemak, 24 gram gula, dan 210 kalori. Mengonsumsinya dalam jumlah banyak tentu akan menambah berat timbangan Anda, dan juga meningkatkan risiko terkena penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.


Tingginya kandungan gula juga meningkatkan risiko masalah gigi dan mulut, misalnya masalah gusi dan gigi berlubang, jika dikonsumsi terlalu sering.


Ditambah lagi, kalori yang tinggi melebih jumlah asupan rekomendasi harian dan langsung dikonsumsi dalam beberapa menit saja. Sebagai perbandingan, untuk dapat menghilangkan energi yang kita dapat dari chocolate bar, orang berusia 50 tahun harus berjalan kaki selama 45-55 menit.


Kesimpulannya adalah tidak masalah jika Anda ingin mengonsumsi chocolate bar atau cokelat batangan manapun. Namun apabila Anda memilih cokelat dengan kandungan kokoa yang rendah dan beberapa bahan tambahan, sebaiknya konsumsi sesekali saja untuk menghindari risiko timbulnya penyakit.


Mitos-mitos tentang Cokelat


Kokoa sebagai bahan dasar chocolate bar merupakan bahan makanan kaya nutrisi dan mineral, rendah gula dan kalori. Akan tetapi pada chocolate bar yang dijual secara komersial, banyak bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan yang mengurangi manfaat tersebut.


Selain itu, ada juga beberapa mitos kesehatan yang sering kita dengar tentang cokelat. Simak beberapa di antaranya agar tidak salah kaprah saat mengonsumsinya.


1. Cokelat baik untuk tubuh


Bahan dasar cokelat, kokoa, secara alamiah mengandung polifenol yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memberikan antioksidan. Akan tetapi, tidak semua cokelat direkomendasikan untuk dikonsumsi karena alasan kesehatan.


Hampir semua cokelat yang dijual secara komersial mengandung banyak gula dan tambahan lainnya, sehingga tinggi kalori dan berisiko menimbulkan penyakit. Sebaiknya jika Anda memang ingin mendapatkan manfaat polifenol, bisa mengonsumsi sumber lainnya seperti kacang-kacangan, buah, dan sayur.


2. Cokelat memberikan energi


Cokelat mengandung sejumlah kecil kafein yang bisa membuat kita berenergi, sehingga banyak yang memilih cokelat sebagai cemilan ketika sedang lapar. Sayangnya, energi ini tidak bertahan lama.


Akan tetapi, sangat disarankan untuk memilih cemilan lain yang memberikan asupan energi yang bertahan lama. Pilih makanan rendah gula, rendah lemak, dan tinggi serat, misalnya buah apel, ada roti lapis gandum.


Jika ingin tetap makan cokelat, Anda bisa memilih cokelat batangan dengan kandungan kokoa di atas 70 persen. Tetap perhatikan bagian bahan dari cokelat tersebut untuk memastikan bebas dari bahan tambahan yang membahayakan.


3. Cokelat hitam lebih baik


Secara teknis, cokelat hitam memang lebih baik dan memiliki kandungan nutrisi lebih banyak ketimbang jenis cokelat lainnya. Namun perlu dicatat, bahwa nutrisi yang kita dapatkan tergantung dari bagaimana cokelat ini diproses atau dibuat.


Berbagai macam proses pembuatan dan penambahan bahan ekstra ke dalam kokoa (pengembang atau gula) bisa menyingkirkan polifenol dari cokelat hitam. Perhatikan baik-baik cokelat hitam yang Anda pilih, sebaiknya pilih yang diproses secara alami tanpa bahan tambahan lain.


4. Cokelat bikin ketagihan


Berbeda dengan yang dipercaya banyak orang, cokelat sebenarnya tidak membuat kita ketagihan. Rasa ketagihan atau butuh tersebut bisa muncul karena adanya efek di mana mengonsumsi cokelat membuat kita lebih baik atau digunakan sebagai penghargaan dan perayaan.


Memang tidak dilarang untuk mengonsumsi cokelat, namun bila dibiasakan hal ini bisa menyulitkan kita untuk mengendalikan porsi yang kita makan. Sebagai gantinya, temukan rasa menyenangkan lewat cara lain, seperti berjalan kaki di lingkungan yang indah, mengobrol dengan teman, atau menjalani hobi yang Anda suka.


5. Cokelat bubuk tidak sehat


Cokelat bubuk yang biasa dipakai untuk campuran minuman atau makanan justru lebih menyehatkan karena mengandung lebih sedikit lemak. Sebab lemak cokelat dan lemak lainnya yang ada di dalam chocolate bar tidak ditemukan di dalamnya.


Anda bisa meminum cokelat panas dari cokelat bubuk, namun sebaiknya tidak dicampur dengan apapun. Contohnya seperti gula, susu tinggi lemak, meises, marshmallow, dan krim kocok.


Secara umum, chocolate bar sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering untuk mengurangi risiko buruk pada kesehatan yang diakibatkan oleh kandungan bahan tambahan pada bahan dasar kokoa. Lebih baik lagi pilihlah chocolate bar dengan kandungan kokoa yang tinggi, diproses secara alami dan tidak menggunakan bahan tambahan apapun.