1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

News Cabut Kebijakan Zero COVID, 1 Juta Rakyat China Dilaporkan Berpotensi Meninggal Karena COVID-19

Discussion in 'Tengah Komunitas' started by IDWS.News, Dec 20, 2022.

  1. IDWS.News Gatotkaca

    Offline

    ▁ ▂ ▄ ρεηүεвαя ιηғσ ▄ ▂ ▁

    Joined:
    Feb 18, 2010
    Messages:
    3,404
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +105 / -0
    Keputusan China mengakhiri kebijakan zero-COVID secara tiba-tiba pada awal bulan Desember ini telah mulai memakan korban jiwa, di mana hasil studi terbaru menyebutkan bahwa hampir satu juta rakyat China berpotensi meninggal dunia karena kekurangan imunitas alami.

    Selama hampir tiga tahun lamanya, pemerintah China menerapkan kebijakan zero-COVID untuk menekan penyebaran pandemi COVID-19 di negara melalui karantina tegas, pengetesan, hingga tracing kontak kepada rakyatnya. Kebijakan yang memakan biaya besar dan berdampak negatif bagi perekonomian itu kemudian mendadak ditinggalkan oleh pemerintah China pada 7 Desember 2022. Dan kini, gelombang baru COVID-19 mulai menyapu kembali China Daratan hingga ke daerah-daerah pinggiran.

    Melansir laporan The Jakarta Post, otoritas kesehatan China pada Selasa (20/12/2022) melaporkan lima kematian terkait COVID-19 di ibu kota Beijing. Sebelumnya pada Senin (19/12/2022), telah ada dua korban jiwa juga terkait virus yang sama di kota yang sama pula. Selain itu, fasilitas-fasilitas kesehatan di berbagai kota di China mulai kembali dipenuhi pasien COVID-19, membuat rumah sakit kelabakan untuk menambah tempat tidur dan klinik-klinik tambahan untuk merawat pasien COVID-19 di gelombang baru kali ini.

    Namun ada indikasi bahwa jumlah korban jiwa akibat COVID-19 melebihi angka yang disebutkan pemerintah. Melansir pemberitaan CNN, warganet China ramai-ramai membahas fenomena membanjirnya order bagi rumah duka di sekitar mereka tinggal.

    Seorang pegawai di sebuah rumah duka di pinggiran China mengaku kepada CNN bahwa tempat kerjanya dipenuhi oleh antrean panjang untuk layanan kremasi, dan pelanggan terpaksa menunggu hingga keesokan harinya sebelum anggota keluarga mereka yang meninggal bisa dikremasi.


    [​IMG]
    Tempat tidur berjejeran di sebuah arena olahraga di Beijing, China, 20 Desember 2022. Tempat-tempat tidur tersebut disiapkan untuk menghadapi gelombang infeksi COVID-19 yang baru di China usai dicabutnya kebijakan zero-COVID secara mendadak oleh pemerintah Chna pada 7 Desember lalu. (The Jakarta Post/Reuters/Thomas Peter).

    Beijing tak sendirian. Kota-kota besar China lainnya juga menghadapi lonjakan infeksi COVID-19. Pada Senin (19/12/2022), sekolah-sekolah di Shanghai kembali menerapkan sekolah online. Hal yang sama juga terjadi di Guangzhou.

    Menariknya di kota besar Chongqing, pemerintah setempat mengumumkan pada Senin kemarin bahwa para pekerja yang positif COVID-19 dapat bekerja "seperti biasa", padahal sebelumnya mereka yang positif COVID-19 langsung dikarantina bak pesakitan dan lokasi kerja dan tempat tinggalnya akan diterapkan lockdown. Sungguh kontras sekali.

    Sebuah studi yang didanai oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) dan pemerintah Hong Kong menyebutkan bahwa gelombang COVID-19 yang melanda China kali ini berpotensi dapat menyebabkan 684 kematian di setiap satu juta penduduk China. Dengan populasi Negeri Tirai Bambu yang mencapai 1,4 miliar penduduk, maka artinya jumlah korban jiwa bisa berpotensi mencapai angka 964.400 orang.

    Wu Zunyou, kepala epidemiologist di CDC, pada Sabtu (16/12/2022) dalam sebuah konferensi pers di Beijing menyatakan bahwa pihaknya memperkirakan gelombang infeksi COVId-19 pada Desember 2022 ini hanyalah gelombang pertama. Menurutnya, masih akan ada dua gelombang infeksi lainnya yang akan menerjang China di sepanjang musim dingin.

    Wu menuturkan bahwa lonjakan kasus COVID-19 di China akan semakin meningkat karena rakyat China juga akan merayakan tahun baru China yang jatuh pada 21 Januari 2023, di mana para pekerja yang mencari nafkah di kota-kota besar akan pulang ke rumah mereka masing-masing di daerah-daerah pinggiran, memperbesar risiko penularan COVID-19.

    Akankah gelombang infeksi COVID-19 baru di China ini akan berdampak bagi Indonesia? Semoga saja tidak. Namun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi.


    Sumber: Portal IDWS
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.