1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Fauna Burung Albatros (Diomedeidae)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by wiwis6002, Sep 8, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. wiwis6002 M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 29, 2012
    Messages:
    9,242
    Trophy Points:
    203
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,554 / -2
    Burung Albatros
    Diomedeidae







    Klasifikasi ilmiah

    Kerajaan: Animalia
    Filum: Chordata
    Kelas: Aves
    Upakelas: Neornithes
    Infrakelas: Neoaves
    Ordo: Procellariiformes
    Famili: Diomedeidae
    G.R. Gray 1840[1]
    Genus

    Diomedea; Thalassarche;
    Phoebastria;Phoebetria

    [​IMG]





    Albatros, dari keluarga Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes yang merupakan satu kelompok dengan Procellariidae, Petrel badai dan Petrel penyelam. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, meskipun temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana. Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros besar (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.

    Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik terbang melayang dan terbang membumbung untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh dengan tenaga yang sedikit. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.

    Albatros merupakan burung yang tinggal dalam koloni, memiliki kebiasaan membuat sarang di pulau terpencil di tengah samudera, kadang bercampur dengan beberapa spesies. Burung ini memiliki kebiasaan monogami dengan mempertahankan pasangan seumur hidupnya. Musim berbiak dapat memakan waktu lebih dari satu tahun mulai dari bertelur, dengan satu butir telur untuk satu musim berbiak. Seekor albatros laysan yang diberinama "Wisdom" yang ditemukan di Kepulauan Midway dianggap sebagai burung liar berumur paling tua di dunia. Burung ini pertama kali ditandai pada tahun 1956 oleh Chandler Robbins.[2]

    Dari 21 spesies albatros yang diakui oleh IUCN, 19 telah dikategorikan sebagai terancam punah. Jumlah albatros telah menurun di masa lalu karena perburuan bulu, namun saat ini albatros terancam oleh spesies pendatang, seperti tikus atau kucing liar yang memangsa telur burung, anak burung; oleh polusi; dengan adanya penurunan jumlah ikan di beberapa daerah terutama karena penangkapan ikan yang berlebihan, dan kegiatan merawai. Merawai menjadi ancaman terbesar, karena burung yang mencari makan tertarik pada umpan pancing yang akhirnya terkait dan mati. Para pemangku jabatan seperti pemerintah, organisasi konservasi dan industri perikanan sedang melakukan upaya untuk mengurangi jumlah burung yang tanpa sengaja tertangkap.






    Makanan

    Makanan utama albatros adalah cephalopoda, ikan, crustacea dan jeroan, walaupun kadang-kadang mereka juga mencari bangkai dan zooplankton. Perlu dicatat bahwa untuk kebanyakan spesies, pemahaman yang mendalam tentang makanan mereka hanya diketahui saat musim berkembang biak, saat albatros secara teratur kembali ke daratan sehingga memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Pentingnya masing-masing sumber makanan tersebut berbeda-beda dari masing-masing spesies, dan bahkan dari populasi ke populasi, sebagian hanya memilih cumi-cumi saja, yang lain lebih memilih krill atau ikan. Dari kedua albatros yang ditemukan di Hawaii, satu diantaranya yakni albatros kaki-hitam lebih banyak memangsa ikan, sementara albatros laysan lebih banyak memangsa cumi-cumi.
    Albatros abu-abu seringkali menyelam untuk mencari makanan, dan mereka dapat menyelam sampai kedalaman 12 m.

    Dari catatan data diketahui bahwa albatros lebih sering makan di siang hari. Dari analisa bangkai cumi-cumi yang dimuntahkan oleh albatros menunjukkan bahwa banyak dari cumi-cumi yang dimakan terlalu besar untuk ditangkap hidup-hidup, dan termasuk spesies perairan menengah yang berada di luar jangkauan albatros, menunjukkan bahwa untuk beberapa spesies (seperti albatros wandering) bangkai cumi-cumi merupakan makanan yang penting. Sumber dari bangkai cumi-cumi tersebut masih dalam perdebatan, sebagian dipastikan dari industri penangkapan cumi-cumi, namun di alam berasal dari cumi-cumi yang mati setelah bertelur serta muntahan paus pemakan cumi-cumi (paus sperma, paus pilot serta paus hidung-botol). Makanan spesies yang lain seperti albatros alis-hitam atau albatros kepala-abu-abu kaya dengan spesies cumi-cumi yang kecil yang tenggelam setelah mati. Juga albatros bergelombang telah diamati melakukan kleptoparasitisme, mengganggu angsa-batu untuk merebut makanannya, menjadikannya satu satunya anggota ordo yang sering melakukan hal tersebut.

    Sampai sekarang albatros dianggap lebih banyak mencari makan di permukaan air, berenang di permukaan dan menangkap cumi-cumi atau ikan yang terdorong keatas oleh gelombang, perdator atau mati. Melalui alat pencatat kedalaman mini yang dipasang pada burung memberikan data kedalaman maksimum yang dapat ditempuh oleh burung, menunjukkan bahwa meskipun beberapa spesies seperti albatros wandering tidak pernah menyelam lebih dari satu meter, namun beberapa spesies seperti albatros abu-abu memiliki rata-rata kedalaman menyelam mendekati 5 meter dan mampu menyelam sedalam 12,5 meter. Albatros juga teramati mampu menukik dari udara untuk menangkap mangsa yang ada di air






    Berkembang biak dan menari

    Albatros merupakan burung yang hidup dalam koloni, biasanya bersarang di pulau-pulau terpencil, dimana koloni akan tinggal di daratan yang lebih luas, mereka ditemukan di daerah tanjung yang terbuka yang dapat menjangkau lautan dari beberapa arah, seperti koloni di Semenanjung Otago di Dunedin, Selandia Baru. Banyak albatros buller dan albatros kaki-hitam membuat sarang di bawah pohon di hutan terbuka. Kepadatan koloni mereka beragam, dari koloni yang sangat padat seperti pada koloni albatros mollymawk (albatros alis-hitam di Kepulauan Falkland yang memiliki kepadatan 70 sarang per 100 m²) sampai koloni yang lebih longgar dan membuat sarang dengan jarak yang berjauhan seperti albatros hitam dan albatros besar. Semua koloni albatros tinggal di pulau yang secara histori bebas dari mamalia daratan. Albatros merupakan burung yang sangat filopatri, artinya mereka akan kembali ke tempat dimana mereka menetas untuk berkembang biak. Kecenderungan ini begitu kuat, penelitian yang dilakukan terhadap albatros laysan menunjukkan bahwa rata-rata jarak dari mulai mereka menetas sampai mereka menentukan daerah kekuasaannya adalah 22 meter.

    Albatros dapat hidup lebih lama dari burung lainnya. Kebanyakan spesies dapat bertahan sampai 50 tahun, rekor yang tercatat berasal dari albatros raja-utara dimana burung ini diberi tanda saat ia sudah dewasa, dan masih bertahan 51 tahun sejak ia diberi tanda, sehingga perkiraan umur burung tersebut adalah 61 tahun.

    Albatros membutuhkan waktu yang lama sebelum mencapai kematangan seksual, setelah berumur sekitar lima tahun, namun meskipun mereka sudah matang secara seksual, mereka tidak langsung berkembang biak selama beberapa tahun (beberapa spesies sampai 10 tahun). Burung dewasa yang belum pernah berbiak akan mengikuti koloni yang akan berbiak, menghabiskan beberapa tahun mempelajari ritual dan tarian berbiak yang rumit. Saat burung kembali ke koloni untuk pertama kalinya, mereka sudah bisa memiliki tingkah laku stereotipe yang menciptakan "bahasa" albatros, namun mereka belum bisa "membaca" perilaku yang diperagakan oleh burung lain atau untuk merespon dengan tepat. Setelah periode "trial and error" burung-burung muda tersebut belajar sintaksis tersebut dan menyempurnakan tariannya. Burung-burung muda tersebut akan makin cepat menguasai bahasa ini jika mereka berada dekat dengan burung dewasa. Repertoar tingkah laku albatros melibatkan sinkronisasi kinerja berbagai aksi seperti bersolek, menunjuk, memanggil, mengatup ngatupkan paruh, menatap, serta kombinasi dari perilaku-perilaku tersebut. Saat burung kembali ke koloni, ia akan menari dengan banyak pasangan, namun setelah beberapa tahun ia akan memilih satu sebagai pasangan yang akan bertahan seumur hidup.

    Albatros melakukan ritual yang rumit dan melelahkan untuk memastikan bahwa mereka memilih pasangan yang tepat dan untuk mengenal pasangan dengan sempurna, karena bertelur dan membesarkan anak merupakan hal yang besar. Bahkan untuk spesies yang dapat menyelesaikan siklus bertelur dalam kurun satu tahun, jarang bertelur setiap tahun berturut-turut. Albatros besar seperti albatros wandering membutuhkan waktu lebih dari satu tahun dari mulai telur diletakkan sampai bulu-bulu anak burung tersebut tumbuh sempurna. Albatros hanya bertelur satu biji dengan warna putih bintik-bintik cokelat kemerahan, sepanjang musim berbiak, jika telur tersebut hilang atau pecah, mereka tidak akan bertelur lagi sepanjang tahun tersebut. Telur terbesar memiliki berat 200 - 510 gram. Pasangan albatros sangat jarang "bercerai", dan biasanya hanya terjadi setelah beberapa tahun gagal berkembang biak.

    Semua albatros dari selatan membuat sarang dengan ukuran yang besar, menggunakan rumput, semak-semak, tanah, lumut, dan bahkan bulu pinguin,[28] sementara tiga spesies dari pasifik utara membuat sarang yang seadanya. Di sisi lain, albatros bergelombang tidak membuat sarang bahkan menggeser telurnya di sekitar teritorial pasangannya sejauh 50 meter, sehingga kadang-kadang ia kehilangan telurnya. Untuk seluruh spesies albatros, kedua pasangan baik jantan atau betina akan mengerami telurnya secara bergantian dalam periode satu hari sampai tiga minggu. Masa mengeram 70 sampai 80 hari (semakin besar albatros semakin lama masa mengeram), yang merupakan masa mengerami paling lama untuk selurung jenis burung. Proses mengerami sangan menghabiskan energi, sehingga induk albatros bisa kehilangan 83 gram berat tubuhnya dalam sehari.

    Setelah menetas, anak albatros masih dierami dan dijaga selama tiga minggu sampai anak tersebut cukup besar untuk menjaga diri serta menghangatkan diri sendiri. Pada masa ini, induk burung akan bergantian memberi anaknya makanan saat mereka tidak sedang bertugas menjaga anak tersebut. Setelah periode ini selesai, anak burung ini akan diberi makan teratur seperti induknya. Induk burung akan menyesuaikan interval pemberian makanan sesuai dengan lamanya waktu berburu jarak pendek serta jarak jauh, menyediakan makanan kira-kira 12% dari berat tubuhnya (sekitar 600 gram). Makanannya terdiri dari cumi-cumi, ikan dan krill segar serta minyak perut, makanan yang penuh energi yang mudah dibawa dari pada makanan yang belum dicerna. Minyak ini diproduksi dalam organ di dalam perut yang bernama proventikulus dari makanan yang dicerna oleh sebagian besar Procellariiformes dan memberi mereka bau yang khas.

    Anak albatros memerlukan waktu yang lama untuk menjadi dewasa. Pada albatros besar, memakan waktu sampai 280 hari, bahkan untuk albatros yang lebih kecil masih memakan waktu antara 140 sampai 170 hari.. Seperti kebanyakan burung laut, anak albatros akan mendapatkan berat yang cukup bahkan lebih berat dari induknya, dan sebelum mereka belajar terbang mereka menggunakannya untuk membangun kondisi tubuh (terutama menumbuhkan bulu mereka untuk terbang), biasanya pada saat mereka siap terbang, berat tubuhnya akan sama dengan induknya. Antara 15% sampai 65% dari mereka akan bertahan hidup untuk berkembang biak. Pada masa ini albatros akan ditinggal oleh induknya yang akan kembali setelah mereka memiliki bulu lengkap. Induk ini tidak sadar telah meninggalkan anaknya di sarang. Penelitian pada penyebaran burung muda di laut menunjukkan bahwa burung memiliki perilaku migrasi bawaan, sebuah kode genetik navigasi, yang membantu burung muda saat mereka pertama kali keluar ke lautan.

    Sumber
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Rouann M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 3, 2012
    Messages:
    9,180
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +15,052 / -0
    Burung Yang Bisa Tidur Sambil Terbang

    Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes. Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana.

    Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.

    Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.

    Para ilmuwan telah menemukan 24 spesies albatros, yang semuanya berbadan pendek gemuk, kaki berselaput, sayap yang panjang, dan paruh bengkok.

    Burung-burung yang bermigrasi mengurangi konsumsi energi dengan "teknik-teknik terbang" yang berlainan. Burung albatros pun demikian. Burung yang menghabiskan 92% masa hidupnya di laut ini memiliki bentang sayap hingga 3,5 meter. Karakteristik paling penting pada burung albatros adalah gaya terbangnya. Mereka dapat terbang berjam-jam tanpa mengepakkan sayap sama sekali. Untuk melakukan itu, sambil menjaga sayapnya tetap terentang, mereka meluncur di udara dengan memanfaatkan angin.

    Merentangkan sayap terus-menerus memerlukan banyak energi. Namun albatros dapat melakukannya berjam-jam karena sistem anatomi khusus mereka. Selama terbang, sayap-sayap albatros terkunci, karenanya tidak memerlukan tenaga sedikit pun. Sayap-sayap hanya diangkat oleh lapisan-lapisan otot. Ini sangat membantu burung tersebut selama terbang. Sistem ini juga mengurangi energi yang dikonsumsi burung selama terbang. Albatros tidak menggunakan energi karena mereka tidak mengepakkan sayap, mereka juga tidak membuang energi untuk menjaga agar sayapnya tetap terentang. Angin yang dimanfaatkan albatros menjadi sumber energi tanpa batas untuk terbang berjam-jam. Sebagai contoh, burung albatros dengan berat 10 kg hanya kehilangan 1% berat tubuhnya ketika melakukan perjalanan sejauh 1.000 km. Sungguh sedikit energi yang terbuang. Model dan gaya terbang burung albatros ini ditiru manusia dalam terbang layang.

    [​IMG]


    [​IMG]

    sumber
     
  4. wiwis6002 M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 29, 2012
    Messages:
    9,242
    Trophy Points:
    203
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,554 / -2
    Burung Albatross Jadi Inspirator Pesawat Masa Depan
    Burung albatross mampu meluncur ribuan kilometer tanpa mengepakkan sayapnya sama sekali

    View attachment 118401

    Kemampuan terbang burung albatross, sejenis burung laut, memberikan inspirasi untuk mendesain pesawat canggih yang mampu terbang efisien.

    Dengan metode terbang yang melambung tinggi dinamis, burung yang memiliki lebar sayap 3,7 meter ini mampu terbang ribuan kilometer tanpa mengepakkan sayapnya sama sekali. Maka tak mengherankan albatross dinobatkan sebagai ahlinya penerbangan efisien.

    Para peneliti coba menganalisa bagaimana albatross menaikkan tubuhnya secara signifikan. Insinyur Kedirgantaraan Jerman Johannes Traugott dan rekan-rekannya mencoba memetakan pola penerbangan ala Albatross. Burung ini pertama-tama terbang rendah di permukaan, namun tiba-tiba dia menuju ke arah angin untuk mencapai posisi yang lebih tinggi.

    Pertama setelah mencapai ketinggian 15 meter, albatross berputar di bawah angin. Lalu meluncur dengan mudahnya untuk kemudian mulai terbang tinggi lagi. Semua ini didukung oleh anatomi albatross yang memungkinkan untuk terbang jauh dan tinggi dengan energi yang efisien.

    Dia memiliki otot khusus di masing-masing bahunya. Sehingga burung tersebut bisa mengunci sayapnya di satu posisi. Kualitas anatomi ini sama dengan bagian sayap di pesawat.

    "Ada aplikasi yang cocok untuk pesawat terbang yang harus tetap berada di udara selama memungkinkan. Untuk penerbangan yang diperpanjang di mana tujuan utamanya adalah bertahan di udara selama yang Anda bisa," kata Traugott dari Technical University of Munich.

    Pengaplikasian proses evolusi ke dalam ilmu teknik disebut biomimikri atau biomimetics. Biomimikri merupakan ilmu yang menempatkan objek alam, khususnya makhluk hidup sebagai model perancangan dan proses, menirunya dan diaplikasikan dalam teknologi modern.

    Janine Benyus, Presiden dari 3,8 Biomimicry Institute mengungkapkan, albatross mampu merasakan perubahan kecil dari tekanan udara dan arah angin. "Agar dapat melakukan hal tersebut, kita membutuhkan sensor yang sangat sensitif pada pesawat masa depan kita," kata Benyus.

    Beberapa produsen pesawat terkenal dunia seperti Boeing dan Airbus juga menggunakan biomimikri untuk evolusi industri. Mereka menerapkan cara terbang burung untuk mendesain dan mengembangkan model sayap-sayap pesawat serta menghasilkan sensor yang lebih positif terhadap angin. Dengan begitu maka dapat membuat perjalanan udara di masa depan lebih hemat, bersih,dan cepat.

    (Umi Rasmi. Sumber: National Geographic News)
     
  5. Zehel M V U

    Offline

    鹿屋基地

    Joined:
    Jan 4, 2012
    Messages:
    7,864
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +13,223 / -1
    About Abatross


    Fast Facts About Albatross

    Type:
    Bird
    Diet:
    Carnivore
    Average life span in the wild:
    Up to 50 years
    Size:
    Wingspan, 6.5 to 11 ft (2 to 3.4 m)
    Weight:
    Up to 22 lbs (10 kg)
    Group name:
    Flock
    Size relative to a 6-ft (2-m) man:
    [​IMG]




    An albatross aloft can be a spectacular sight. These feathered giants have the longest wingspan of any bird—up to 11 feet (3.4 meters)! The wandering albatross is the biggest of some two dozen different species. Albatrosses use their formidable wingspans to ride the ocean winds and sometimes to glide for hours without rest or even a flap of their wings. They also float on the sea's surface, though the position makes them vulnerable to aquatic predators. Albatrosses drink salt water, as do some other sea birds.

    These long-lived birds have reached a documented 50 years of age. They are rarely seen on land and gather only to breed, at which time they form large colonies on remote islands. Mating pairs produce a single egg and take turns caring for it. Young albatrosses may fly within three to ten months, depending on the species, but then leave the land behind for some five to ten years until they themselves reach sexual maturity. Some species appear to mate for life.

    Albatrosses feed primarily on squid or schooling fish, but are familiar to mariners because they sometimes follow ships in hopes of dining on handouts or garbage. Albatrosses have a special place in maritime lore and superstition, most memorably evoked in Samuel Taylor Coleridge's The Rime of the Ancient Mariner.

    Some albatross species were heavily hunted for feathers that were used as down and in the manufacture of women's hats. The Laysan albatross was important to the indigenous hunters of the northern seas. Excavations of Aleut and Eskimo settlements reveal many albatross bones and suggest that the birds were an important part of human diet in the region.




    abis liat perbandingan ukurannya sama manusia :swt:
    ternyata gede amat ini burung :swt:





    wiwis6002wiwis6002; boleh dong di index semisal berguna :malu
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.