1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Fauna Buaya Muara (Crocodylus Porosus)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by wiwis6002, May 5, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. wiwis6002 M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 29, 2012
    Messages:
    9,242
    Trophy Points:
    203
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,554 / -2



    Buaya Muara (Crocodylus Porosus)








    [TH="background-color: #ccffff"]Buaya Muara

    Kingdom: Animalia
    Phylum: Chordata
    Class: Reptilia
    Order: Crocodylia
    Family: Crocodylidae
    Genus: Crocodylus
    Species: C. porosus[/TH]





    [TH="background-color: #ccffff"]SUMBER[/TH]


    [​IMG]
    [​IMG]
    Saltwater crocodile
    The saltwater crocodile (Crocodylus porosus), also known as saltie, estuarine or Indo-Pacific crocodile, is the largest of all living reptiles, as well as the largest terrestrial and riparian predator in the world. The males of this species can reach sizes of up to 6.7 m (22 ft[2] and weigh as much as 2,000 kg (4,400 lb)[3] However, an adult male saltwater crocodile is generally between 4.3 and 5.2 m (14 and 17 ft) in length and weighs 400–1,000 kg (880–2,200 lb), rarely growing larger Females are much smaller and often do not surpass 3 m (9.8 ft). As its name implies, this crocodile can live in salt water, but usually resides in mangrove swamps, estuaries, deltas, lagoons, and lower stretches of rivers. They have the broadest distribution of any modern crocodile, ranging from the eastern coast of India, throughout most of Southeast Asia, stretching south to northern Australia, and historically ranging as far west as just beyond the eastern coast of Africa and as far east as waters off the coast of Japan.
    The saltwater crocodile is a formidable and opportunistic hypercarnivorous "apex" ambush predator capable of taking almost any animal that enters its territory, including fish, crustaceans, reptiles, birds and mammals, including other predators. Due to their size and distribution, saltwater crocodiles are the most dangerous extant crocodilian to humans


    Buaya muara
    Buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah sejenis buaya yang terutama hidup di sungai-sungai dan di laut dekat muara. Daerah penyebarannya dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Moncong spesies ini cukup lebar dan tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur.
    Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Penyebarannya pun juga "terluas" di dunia; buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu). Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia.
    Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.

     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Rouann M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 3, 2012
    Messages:
    9,180
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +15,052 / -0
    gi iseng jadi kasi tambahan artikel :lalala:

    Buaya Muara (Crocodylus porosus) tergolong hewan karnivora, yakni pemakan daging. Sesuai dengan ukuran tubuhnya yang besar, buaya muara memerlukan banyak makanan. Makin besar ukuran seekor buaya muara, makin banyak pula kebutuhan makannya. Mulai dari ikan-ikanan hingga hewan mamalia seperti kancil, kambing, rusa, sapi bahkan manusia bisa masuk ke dalam perutnya. Buaya muara (Crocodylus porosus) juga terdapat di pulau Natuna (Chasen, 1935), beberapa sungai di pulau Natuna bagi komunitas ini merupakan sarang yang aman. Salah satunya di Sungai Segeram yang beberapa kali sukses memangsa manusia.

    Buaya muara berburu mangsa dengan cara yang unik, yaitu cukup dengan mengambil posisi diam bagai patung yang tak berdaya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi kamuflase untuk memperoleh mangsanya. Biasanya mangsa akan terpedaya dan sama sekali tidak menyadari bahwa ia-lah yang justru mendekati mulut buaya. Kemudian tanpa disangka-sangka ia mampu bergerak secepat kedipan mata menyambar mangsanya. Yang paling berbahaya dari Buaya Muara (Crocodylus porosus) adalah gigitannya yang sangat kokoh, sehingga dapat meremukkan tulang dari mangsanya. Gigi-gigi Buaya Muara (Crocodylus porosus) umumnya adalah gigi taring yang menyebar merata di seluruh permukaan dalam mulutnya. Sehingga dengan rahang yang sangat kuat ditunjang dengan deretan gigi yang menyerupai gergaji, maka jarang ada mangsa yang dapat lolos dari gigitannya. Rata-rata di habitat aslinya, hewan reptilia penyendiri ini juga hidup secara tetitori dengan membagi-bagi daerahnya. Jika salah satu buaya melanggar batas teritorialnya maka akan terjadi penyerangan. Buaya yang tadinya hanya berdiam, bisa berubah ganas ketika mengadakan perlawanan. Hewan ini dengan cepat menjadi lincah bergerak dan selalu siap menerjang.

    Perkembangbiakan Buaya Muara (Crocodylus porosus) sangat sering terjadi pada musim hujan. Pada musim bertelur dibulan November sampai dengan bulan April seekor induk betina mampu menghasilkan 30-60 butir telur dan akan menetas dalam tempo tiga bulan. Suhu yang optimum bagi telur untuk menetas adalah sebesar 31,6 derajat celcius. Disaat-saat seperti ini induk betina akan berubah menjadi sangat buas. Induk betina biasanya menyimpan telur-telurnya dengan membenamkannya di tanah atau di bawah seresah daun. Dan kemudian induk tersebut menunggu dari jarak beberapa meter.

    Walaupun Buaya Buaya Muara (Crocodylus porosus) cukup mudah bertelur, namun tidak mudah bagi telur-telur tersebut untuk menetas. Penyebabnya selain karena faktor tanah yang tidak sesuai, perubahan suhu dan iklim, juga karena dimakan predator lain dan diburu manusia. Curah hujan yang tinggi akan mendukung kondisi Buaya Muara (Crocodylus porosus) untuk dapat berkembang biak lebih cepat. Sehingga upaya-upaya untuk mempertahankan habitat buaya yang mendukung bagi siklus hidupnya mulak diperlukan.

    Saat menetas, anak Buaya Muara (Crocodylus porosus) hanya berukuran 20-30 cm saja. Buaya Muara (Crocodylus porosus) mencapai ukuran lebih dari satu meter selama lebih kurang dua tahun. Masa dewasa dari satwa tersebut adalah setelah ia berumur lebih dari 12 tahun.

    sumber: http://natuna.org/buaya-muara.html
     
  4. justkaen MODERATOR

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 25, 2011
    Messages:
    2,099
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +27,565 / -0
    nyumbang artikel boleh kan :malu

    Buaya Muara : Menyelam Hampir Tanpa Denyut Jantung

    [​IMG]

    Buaya muara bisa bertahan di bawah permukaan air hingga satu jam dan bertahan hidup tanpa makan selama satu tahun. Mereka mampu memperlambat metabolismenya, sehingga jantung pun hampir tak berdenyut lagi.


    Reptilia paling besar dan mungkin paling berbahaya bagi manusia adalah buaya muara atau buaya air asin. Hewan ini panjangnya bisa mencapai enam meter dan bobotnya satu ton. Buaya ini tidak hanya bisa hidup di air asin, tapi juga di danau dan sungai. Sementara makanan buaya muda cukup dengan ikan dan reptilia, buaya dewasa juga memangsa mamalia di pantai.

    Buaya muara banyak ditemukan di Indonesia, Australia dan Papua Nugini. Namun, ruang hidupnya lebih besar lagi. Mulai dari pesisir timur India dan Srilanka hingga Mikronesia, di tengah-tengah Pasifik.

    Hewan ini juga bisa berenang jarak jauh. Metabolisme buaya muara memainkan peranan besar. Selain bisa memanfaatkan cadangan lemak tubuh, buaya juga mampu mengatur kebutuhan tubuhnya secara optimal.

    Refleks Selam Akibatkan Denyut Rendah

    Buaya muara punya refleks selam, mekanisme perlindungan yang dimiliki semua makhluk hidup yang bernapas melalui paru-paru. Refleks ini mengakibatkan saraf tenang (parasympaticus). Reseptor saraf terdapat di hidung, bibir atas, rahang dan lidah.

    Saat manusia menyelam, pernapasan sesaat terhenti. Ini agar air tidak bisa masuk ke dalam paru-paru. Di waktu bersamaan, denyut jantung berkurang. Manusia sehat biasa, detak jantungnya akan turun beberapa denyut per menit. Misalnya dari 80 menjadi 75 atau 70.

    Atlet selam bebas tanpa bantuan alat pernapasan bisa menahan napas dua hingga tiga menit. Rekor seorang atlet selam bebas yang telah berlatih bertahun-tahun dan mengkombinasinya dengan teknik yoga dan meditasi bisa mengurangi frekuensi jantungnya hingga 24 per menit. Atlet seperti itu bisa menahan napas hingga lebih dari 10 menit.

    Rangsangan yang berbeda memperkuat refleks selam. Upaya menahan napas, air dingin, tekanan air, serta kandungan oksigen dan karbondioksida yang berubah di dalam darah mempengaruhi banyak reseptor saraf. Otak kemudian akan diberi sinyal untuk tidak bernapas dan mengurangi kegiatan peredaran darah.

    Buaya Sang Atlet Selam Bebas

    Tapi atlet selam bebas sehebat apa pun tidak akan mampu menyamai buaya muara. Jantung hewan tersebut hampir berhenti berdetak. Saat buaya berada di dalam air dan dalam kondisi rileks, jantung hanya berdetak setiap 40 detik. Sehingga buaya muara bisa menyelam selama satu jam tanpa masalah.
    Dalam kondisi tersebut, buaya juga tidak membakar energi. Buaya menyimpan banyak lemak cadangan di ekornya, sehingga bisa bertahan tanpa makanan untuk perjalanan berbulan-bulan melintasi samudera. Buaya air asin bisa bertahan satu tahun tanpa makan.

    Jika buaya di musim hujan sampai terlalu dekat ke daratan dan setelah itu sungai atau danau mengering, hewan ini dengan metabolisme yang diperlambat bisa bertahan hidup berbulan-bulan hingga hujan turun kembali. Buaya biasanya menggali lubang air di lumpur atau berlindung di gua yang dingin. Tidak heran, hewan ini punya masa hidup yang panjang. Kadang buaya bisa mencapai umur 70 tahun.

    Source
     
  5. ffda M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Apr 26, 2013
    Messages:
    4,694
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +12,472 / -0










    Buaya Muara
    (Crocodylus porosus Schneider)

    [​IMG]

    Buaya muara merupakan salah satu 25 jenis buaya yang ada di dunia. Dari keseluruhan jenis tersebut, 6 diantaranya ditemukan di Indonesia. Buaya Muara dalam bahasa latin disebut: Crocodylus porosus Schneider, 1801, Inggris disebut Saltwater crocodile, Estuarine crocodile, Indo-Pacific crocodile, Prancis: Crocodile marin, Jerman: Leistenkrokodil; Spanyol: Cocodrilo poroso. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.

    Berdasarkan taksonominya, klasifikasi Buaya Muara adalah :
    Kingdom : Animalia
    Filum : Chordata
    Subfilum : Vertebrata
    Superkelas : Tetrapoda
    Kelas : Reptilia
    Subkelas : Diapsida
    Ordo : Crocodylia
    Famili : Crocodylidae
    Genus : Crocodylus
    Spesies : Crocodylus porosus

    [​IMG]

    Karakteristik Fisik
    Merupakan jenis buaya yang terbesar di dunia, pertumbuhannya mencapai lebih dari 6,1 meter. Panjang dan berat sampai 1 ton. Panjang untuk jantan dewasa 4 – 5 meter, dan yang betina dewasa mencapai 3 – 3,5 meter. Buaya Muara bisa berwarna hitam, coklat gelap, atau kekuning-kuningan pada bagian dorsal. Di sisi bagian bawah berwarna putih atau kekuningan.
    Ciri khasnya adalah bahwa sisik belakang kepalanya tidak ada atau berukuran sangat kecil. Pada moncongnya, antara mata dengan hidung terdapat sepasang lunas. Panjang moncong sekitar satu setengah sampai dua kali lebarnya atau lebih. Giginya berjumlah sekitar 17 – 19 buah, yang keempat, kedelapan dan Sembilan umumnya jauh lebih besar; empat gigi pertama terpisah dari gigi-gigi di sebelah belakangnya. Sisik punggung berlunas pendek, berjumlah 16 – 17 baris dari depan ke belakang, biasanya dalam 6 – 8 baris. Umumnya sisik berlunas tidak mempunyai tulang yang tebal, sehingga lebih disukai penyamak kulit. Pewarnaan: Tubuhnya berwarna abu-abu hijau tua, terutama pada individu dewasa, sedangkan individu muda berwarna lebih abu-abu muda kehijauan dengan bercak-bercak hitam. Pada ekornya terdapat bercak berwarna hitam membentuk belang yang utuh.

    Habitat dan Penyebaran
    Buaya Muara terutama hidup di daerah muara sungai. Hampir semua buaya dikabarkan suka berjemur di pagi hari, dan menyelam atau menyeburkan dirinya dalam air dan menyelam apabila ada suara yang tidak bersahabat. Ada beberapa catatan yang menyatakan bahwa jenis ini kadang-kadang dijumpai di laut lepas. Di Sungai Sangatta buaya dapat ditemukan pada jarak
    Secara global populasi tersebar dari pantai timur Indonesia sampai Australia. Di Taman Nasional Kutai tersebar pada beberapa sungai yaitu: Sungai Guntung, Sungai Teluk Pandan, Sungai Sangkima, Sungai Sangatta, Sungai Kandolo. Selain itu terdapat beberapa habitat buaya yang terdapat di sekitar Taman Nasional Kutai yaitu Muara Sungai Bontang dan Sungai Santan.
    [​IMG]

    Perilaku
    Pada jantan dewasa hidup menyendiri (soliter), memiliki wilayah teritori yang luas. Betina biasanya memiliki wilayah teritori yang kecil, sedangkan jantan dewasa memiliki territorial mulai dari 260 km2.
    Buaya sering merendam hampir seluruh badannya dalam air, tanpa mengganggu pernapasan dan penglihatannya sebab lubang hidung dan mata terletak pada sisi atas kepala. Selama hidupnya gigi baru terus tumbuh dan menyingkirkan gigi yang lama dari rongganya. Kekuatan tubuhnya bisa maksimal apabila badanya terendam di air.

    Makanan
    Buaya Muara muda makanan utamanya adalah kepiting dan ikan kecil. Pada Buaya Muara yang dewasa makanannya jenis mamalia besar, baik yang dipelihara maupun yang liar, bahkan kadang-kadang juga memakan manusia.

    Biologi Reproduksi
    Wilayah perkembangbiakan biasanya di sepanjang pasang surut sungai, creeks dan area air tawar. Betina mencapai kematangan seksual pada panjang 2,2 ke 2,5 m (10 sampai 12 tahun). Jantan dewasa lebih lambat (3,2 m, pada sekitar 16 tahun).
    Musim berkembang biak terjadi pada bulan April hingga Mei di India, dan Januari hingga Februari di Australia. Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya (40 – 70 telur) dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan selama + 70 – 80 hari. Gundukan tersebut membantu mengisolasi telur dari suhu ekstrim, menyembunyikan mereka dari predator, menghentikan dehidrasi, dan juga berfungsi untuk menaikkan telur di atas tanah sehingga meminimalkan risiko banjir. Banyak sarang -sarang yang terkena banjir setiap tahun dan membunuh semua embryo. Penyebab utama kematian janin buaya muara adalah karena kebanjiran (genangan air) dan bukan karena predator. Walaupun betina tetap berada di dekat sarang, telur kadang-kadang dimakan predator (misalnya monitor lizards, babi hutan liar di Australia) dan manusia telur kolektor.
    Telur biasanya menetas setelah 80 hingga 90 hari tapi bervariasi pada berbagai suhu (80 hari pada suhu tetap 32 celsius, lebih lama jika dingin). Betina mengeluarkan mereka dari sarang ketika mendengar suara mereka, membantu mereka ke air dengan hati-hati membawa mereka di dalam mulut. Banyak penelitian telah dilakukan dalam TSD (Penetapan *** bergantung Temperature) dalam spesies ini, yang merupakan nilai untuk captive breeding program untuk mempengaruhi rasio jenis kelamin, dan untuk jantan memproduksi lebih cepat berkembang untuk keperluan penangkaran. Persentase produksi jantan tertinggi pada suhu sekitar 31,6 ° C, dan betina pada suhu beberapa derajat di atas dan di bawah ini. Diperkirakan kurang dari 1% dari anak buaya yang akan hidup sampai dewasa, karena banjir, predator (misalnya kura-kura, goannas, C. johnstoni), kompetisi untuk sumber daya, dan tekanan sosial (jantan pemilik wilayah akan makan bayi buaya dan remaja).

    [​IMG]

    Status Konservasi
    Perlunya melakukan penegakan hukum dan melakukan pendidikan konservasi dengan masyarakat agar bisa “hidup berdampingan” dengan buaya. Jenis ini sudah tidak tercantum pada IUCN Red List, tetapi masuk dalam CITES Apendiks I. Diperkirakan populasi yang hidup liar di alam sekitar 200.000 – 300.000 ekor.
    Meskipun penyebarannya cukup luas, Buaya Muara telah banyak dibunuh karena rasa takut manusia dan juga karena kulit mereka yang berharga. Untuk mengurangi tekanan terhadap populasi buaya di alam, berbagai upaya penangkaran telah dikembangkan. Buaya muara dan buaya Nil adalah jenis-jenis yang paling banyak ditangkarkan. Penangkaran buaya muara cenderung meningkat, terutama di Australia. Di Indonesia pun telah banyak dilakukan upaya penangkaran buaya ini, meskipun masih setengah bergantung ke alam, mengingat stok buaya yang dipelihara masih mengandalkan pemungutan telurnya dari alam, untuk kemudian ditetaskan dan dibesarkan di penangkaran

    Pemanfaatan
    Kulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas, topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor cukup banyak kulit buaya, sekitar 15.228 potong di tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di antaranya ke Singapura, Jepang, Korea, Italia, dan beberapa negara lainnya. Empat perlimanya adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 90% di antaranya dihasilkan dari penangkaran buaya. Di beberapa Negara seperti di Australia, Etiopia, Thailand, Afrika Selatan, Kuba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan Amerika Serikat daging buaya juga dimakan. Di Kalimantan Timur daging buaya dimanfaatkan orang selain untuk kerajinan juga sebagai makanan yang di percaya masyarakat dapat mengobati penyakit kulit dan untuk vitalitas.
    Sumber
     
  6. wiwis6002 M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Mar 29, 2012
    Messages:
    9,242
    Trophy Points:
    203
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,554 / -2
    How to Tell a Freshwater Crocodile from a Saltwater Crocodile



    Normally when people think of Australian crocodiles, they usually think of the huge saltwater crocodile, "salty" for short. However, this beast shares its home with a close, but much smaller relative. It is the freshwater crocodile, "freshie" for short. But just how do you tell the two apart?








    [​IMG]
    [​IMG]
    saltwater croc
    freshwater croc

    Steps:
    1. Look at the size. Freshies are much smaller than their man eating cousins. Normally, males only grow to about 2-3 meters. Salties can grow to 20 feet long!
    2. Check the color. Freshies are generally a much lighter color, being a light brown as opposed to the darker colors of the saltie.
    3. Observe the snout. Freshies have thinner snouts than salties due to their fish eating diet.
    4. Look at the teeth. Freshwater crocodiles have much smaller teeth, and their teeth are generally sharper due to their almost fish exclusive diet. Saltwater crocodiles can eat bigger prey items, and have a much more powerful bite force, thus making their teeth blunt over time.

    sumber
     
  7. sim1 M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Feb 26, 2014
    Messages:
    10,222
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +6,563 / -0
    Buaya Muara Buaya Terganas


    [​IMG]

    Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari buaya nil (Crocodylus Niloticus) dan aligator Amerika (Alligator Mississipiensis).
    Penyebarannya pun juga terluas di dunia.
    Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu).
    Sedangkan habitat favorit untuk mereka adalah perairan Indonesia dan Australia.
    [​IMG]
    Hewan ini biasanya hidup berkelompok dan menunggu mangsa di muara-muara atau pertemuan satu sungai dengan sungai lainnya.
    Buaya akan mendekati bibir sungai ketika air mulai pasang.
    Indera penciumannya cukup tajam, apalagi kalau yang berbau anyir darah.

    Buaya ini biasa keluar dari sarang pada sore hingga malam hari untuk mencari mangsa.
    Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya.
    Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya.

    Buaya muara menyukai air payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile (buaya air asin).
    Selain terbesar dan terpanjang, buaya muara terkenal juga sebagai jenis buaya terganas di dunia.

    Legenda Buaya
    [​IMG]
    Daerah Pemulutan, selama ini dikenal sebagai daerah yang dipenuhi legenda buaya. Lambang kecamatan ini pun, buaya.
    Mereka sangat percaya dengan legenda-legenda mengenai buaya.
    Sebagian besar warga Pemulutan percaya, nenek moyang mereka adalah buaya.
    Sebab ilmu buaya, misalnya menjadi pawang buaya, banyak dikuasai masyarakat Pemulutan,
    Banyak warga Pemulutan yang dapat berubah menjadi buaya jika masuk ke dalam sungai atau rawa.

    Di masyarakat Palembang juga ada kisah menarik dari abad ke-16.
    Saat itu raja Palembang bingung bagaimana mengatasi buaya-buaya yang berada di Sungai Musi.
    Buaya-buaya itu ganas dan dapat membuat warga terancam nyawanya.
    Lalu, sang raja mendatangkan seorang pawang buaya dari India.
    Dengan janji akan memberikan banyak hadiah, sang raja meminta si pawang menjinakkan buaya-buaya di sungai Musi.
    Buaya-buaya itu pun jinak.
    Si pawang pun menerima banyak hadiah.
    Kemudian raja mengajak sang pawang ke daerah pedalaman yang banyak buayanya.
    Kembali pawang itu menaklukkan buaya-buaya menjadi jinak.
    "Coba kau buat buaya-buaya itu kembali menjadi ganas. Aku mau tahu bagaimana kehebatan ilmumu?" kata sang raja.
    Pawang yang sudah mabuk pujian itu kemudian membuat buaya-buaya itu menjadi ganas.
    Ayam dan ternak yang dilempar ke sungai dengan cepat dimakan buaya.
    Dan, ketika si pawang lengah, seorang prajurit kerajaan Palembang mendorong pawang ke gerombolan buaya.
    Tak ayal si pawang itu mati dimakan buaya.
    Lokasi terbunuhnya pawang itu diperkirakan di pesisir timur Sumatera Selatan, seperti Pulaurimau, atau di kawasan Pemulutan.
    Belum jelas, ada kaitan atau tidak antara warga Pemulutan yang sering menjadi korban dimangsa buaya di wilayah Pulaurimau.

    Korban Keganasan Buaya
    [​IMG]
    Buaya memangsa manusia memang bukan baru kali ini.
    Untuk peristiwa di Pulaurimau, Banyuasin, berdasarkan catatan media lokal ternyata sudah terjadi berkali-kali.
    Sejak tahun 2008 lalu saja, sudah lebih dari lima kali dan korbannya pun cukup banyak.
    Korban buaya yang diketahui, Trisnawati (25) yang sedang mandi pada Rabu (5/3/2008).
    Korban selamat berkat perjuangan ibunya yang berada di dekat tempat kejadian.
    Ketika itu, Rohima (40) yang melihat putrinya diterkam buaya di Sungai Batanghari, Desa Mukut, Kecamatan Pulaurimau, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, langsung menolong terjun ke sungai.
    Rohima pun turut terseret dan bergelut dengan buaya ke tengah sungai.
    Usahanya membuahkan hasil.
    Kaki trisnawati yang terkoyak berhasil dilepaskan.Trisnawati akhirnya selamat, namun kedua kakinya terluka cukup parah.
    Wanita muda ini pun harus menjalani 50 jahitan di Rumah Sakit Umum Banyuasin.


    sumber : jalanikhlas
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.