1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

80% Revenue Operator Jaringan 4G Didapat dari Data

Discussion in 'Free Talk Zone' started by bangjur, Sep 20, 2017.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. bangjur Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 27, 2015
    Messages:
    11
    Trophy Points:
    1
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2 / -0
    INILAH, Bandung - Saat ini, pemerintah menginginkan akselerasi proses migrasi pengguna jaringan 2G ke jaringan 4G. Meski demikian, realisasi harapan tersebut diperkirakan menempuh jalan yang relatif panjang.

    Pengamat telekomunikasi Nonot Harsono mengatakan, padahal sejauh ini operator telekomunikasi mendapatkan revenue lebih besar dari jaringan 4G. Tren digital diakuinya lama kelamaan membuat orang semakin banyak yang beralih dari jaringan 2G ke 3G atau 4G. Namun, kenyataannya saat ini sekitar 60-70% pengguna itu masih menggunakan layanan 2G.

    "Kini sebagian besar operator mendapatkan revenue lebih besar dari data. Smartfren dan Three sebagai operator jaringan 4G mendapatkan revenue sekitar 80% dari data. Sedangkan, operator Telkomsel, XL, dan Indosat Ooredo masih 50-50 antara data dan voice/SMS," kata Nonot saat Obrolan Telko bertema 'Memaksimalkan Utilitas 4G Melalui Keterjangkauan Perangkat' di Bandung, Selasa (19/9).

    Menurutnya, kesulitan shifting jaringan ini dilematis bagi operator. Pasalnya, pengguna ponsel di Tanah Air mayoritas masih menggunakan jaringan 2G. Angkanya sekitar 60-70% masyarakat menggunakan utilitas ponsel hanya untuk layanan voice dan SMS saja. Masih tingginya angka ini membuat operator enggan beralih ke jaringan 4G.

    Pengajar Mastel Institute ini menyebutkan, kalau angka 60-70% pengguna 2G itu ternyata belum beralih ke 4G maka kemungkinan ada dua penyebab. Pertama, dikarenakan supply layanan 4G penetrasinya masih kecil. Ini terjadi karena coverage maupun kepemilikan handset 4G pada pengguna yang memiliki daya beli masih kurang. Kedua, kebutuhan masyarakat akan layanan 4G memang belum tumbuh.

    "Jangan-jangan orang Indonesia sebagian besar belum butuh itu (4G). Yang penting bisa komunikasi verbal. Belum lagi ada yang merasa gaptek dan enggan untuk mencoba hal yang baru," sebut pria yang pernah menjabat sebagai komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu.

    Nonot menjelaskan, perangkat 4G dengan harga terjangkau memang sangat dibutuhkan untuk memuluskan rencana migrasi pengguna 2G ke 4G. Idealnya, range harga ponsel 4G agar bisa diterima pasar menengah bawah berkisar US$250. Karena daya beli rata-rata pengguna 2G yang kebanyakan dari kelas menengah bawah hanya maksimal mampu membeli handset seharga US$125.

    Ponsel 4G murah di Indonesia bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Sebab, saat ini beberapa vendor dan pabrikan ponsel telah mulai memproduksi ponsel 4G murah dengan kisaran harga Rp500 ribu. Saat ponsel 4G sudah menjadi sangat terjangkau, maka akan bisa mengatasi keengganan pengguna 2G bermigrasi ke 4G karena alasan handset yang mahal.

    "Adanya bonus demografi di Indonesia ini seharusnya menjadi peluang. Jangan nantinya jadi tsunami demografi," tambahnya.

    Senada dengan itu, Head of Telecommunication Engineering Bachelor Prgram Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Josef Matheus Edward menjelaskan agar migrasi dari 2G ke 4G bisa berlangsung cepat maka harus dilakukan edukasi bagi para pengguna 2G mengenai kelebihan perangkat dengan teknologi 4G.

    Tentu, ini akan dijalankan dengan bantuan dari para operator. Namun, proses ini pun tidak musah dilakukan khususnya untuk pengguna dari pedesaan. Diperkirakan, pasar layanan 2G akan migrasi ke 3G atau 4G membutuhkan waktu hingga lima tahun. Untuk memuluskan proses migrasi pengguna 2G menuju 4G, maka perlu diperhatikan ketersediaan handset 4G yang murah.

    Khusus coverage, ketersediaan industri ini paling tinggi jaringan 2G yang disusul 3G dan 4G. Operator Smartfren diakuinya mengeluarkan investasi yang tidak sedikit. Untuk membangun gadget khusus 4G ini Smartfren menanamkan modal hingga Rp7 triliun.

    "Dan anehnya, untuk gadget ini kalau diimpor full barang jadi itu tidak ada beban. Tapi, kalau device itu dibuat lokal maka ada beban pajak," sebutnya.
     
  2. joewono Top Contributor
    AMVC CONTRIBUTOR

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Dec 28, 2010
    Messages:
    41,491
    Trophy Points:
    292
    Ratings:
    +1,109,240 / -6
    mengingat sekarang ada telpon via aplikasi chatting yang apabila dirupiahkan akan jauh lebih murah

    30 menit telpon aja cuma menghabiskan 5 MB

    harga kuota rata2 Rp. 10.000 = 1000 MB
    Dengan Rp. 10.000 bisa telpon 6000 menit alias 10 jam

    mana ada paket telpon 10 ribu dapet 10 jam :lol:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.