1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other Dibalik Penemuan Kacamata

Discussion in 'History and Culture' started by zacktheripperz, Feb 22, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. zacktheripperz M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 17, 2010
    Messages:
    202
    Trophy Points:
    102
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,156 / -0
    [​IMG]
    Kacamata merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah kehidupan umat manusia. Setiap peradaban mengklaim sebagai penemu kacamata. Akibatnya, asal-usul kacamata pun cenderung tak jelas dari mana dan kapan ditemukan.

    Lutfallah Gari
    , seorang peneliti sejarah sains dan teknologi Islam dari Arab Saudi mencoba menelusuri rahasia penemuan kacamata secara mendalam. Ia mencoba membedah sejumlah sumber asli dan meneliti literatur tambahan. Investigasi yang dilakukannya itu membuahkan sebuah titik terang. Ia menemukan fakta bahwa peradaban Muslim di era keemasan memiliki peran penting dalam menemukan ********** baca dan lihat itu.

    Lewat tulisannya bertajuk The Invention of Spectacles between the East and the West, Lutfallah mengungkapkan, peradaban Barat kerap mengklaim sebegai penemu kacamata. Padahal, jauh sebelum masyarakat Barat mengenal kacamata, peradaban Islam telah menemukannya. Menurut dia, dunia Barat telah membuat sejarah penemuan kacamata yang kenyataannya hanyalah sebuah mitos dan kebohongan belaka.

    ''Mereka sengaja membuat sejarah bahwa kacamata itu muncul saat Etnosentrisme,'' papar Lutfallah. Menurut dia, sebelum peradaban manusia mengenal kacamata, para ilmuwan dari berbagai peradaban telah menemukan lensa. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kaca.

    [​IMG]

    Lensa juga dikenal pada beberapa peradaban seperti Romawi, Yunani, Hellenistik dan Islam. Berdasarkan bukti yang ada, lensa-lensa pada saat itu tidak digunakan untuk magnification (perbesaran), tapi untuk pembakaran. Caranya dengan memusatkan cahaya matahari pada fokus lensa/titik api lensa.

    Oleh karena itu, mereka menyebutnya dengan nama umum "pembakaran kaca/burning mirrors". ''Hal ini juga tercantum dalam beberapa literatur yang dikarang sarjana Muslim pada era peradaban Islam,'' tutur Lutfallah. Menurut dia, fisikawan Muslim legendaris, Ibnu al-Haitham (965 M-1039 M), dalam karyanya bertajuk Kitab al-Manazir (tentang optik) telah mempelajarai masalah perbesaran benda dan pembiasan cahaya.

    Ibnu al-Haitam mempelajari pembiasan cahaya melewati sebuah permukaan tanpa warna seperti kaca, udara dan air. "Bentuk-bentuk benda yang terlihat tampak menyimpang ketika terus melihat benda tanpa warna". Ini merupakan bentuk permukaan seharusnya benda tanpa warna," tutur al-Haitham seperti dikutip Lutfallah.

    [​IMG]

    Inilah salah satu fakta yang menunjukkan betapa ilmuwan Muslim Arab pada abad ke-11 itu telah mengenali kekayaan perbesaran gambar melalui permukaan tanpa warna. Namun, al-Haitham belum mengetahui aplikasi yang penting dalam fenomena ini. Buah pikir yang dicetuskan Ibnu al-Haitham itu merupakan hal yang paling pertama dalam bidang lensa.

    Paling tidak, peradaban Islam telah mengenal dan menemukan lensa lebih awal tiga ratus tahun dibandingkan Masyarakat Eropa. Menurut Lutfallah, penemuan kacamata dalam peradaban Islam terungkap dalam puisi-puisi karya Ibnu al-Hamdis (1055 M- 1133 M). Dia menulis sebuah syair yang menggambarkan tentang kacamata. Syair itu ditulis sekitar 200 tahun, sebelum masyarakat Barat menemukan kacamata. Ibnu al-Hamdis menggambarkan kacamata lewat syairnya antara lain sebagai berikut:

    ''Benda bening menunjukkan tulisan dalam sebuah buku untuk mata, benda bening seperti air, tapi benda ini merupakan batu. Benda itu meninggalkan bekas kebasahan di pipi, basah seperti sebuah gambar sungai yang terbentuk dari keringatnya,'' tutur al-Hamdis.

    Al-Hamdis melanjutkan, ''Ini seperti seorang yang manusia yang pintar, yang menerjemahkan sebuah sandi-sandi kamera yang sulit diterjemahkan. Ini juga sebuah pengobatan yang baik bagi orang tua yang lemah penglihatannya, dan orang tua menulis kecil dalam mata mereka.''

    Syair al-Hamids itu telah mematahkan klaim peradaban Barat sebagai penemu kacamata pertama. Pada puisi ketiga, penyair Muslim legendaris itu mengatakan, "Benda ini tembus cahaya (kaca) untuk mata dan menunjukkan tulisan dalam buku, tapi ini batang tubuhnya terbuat dari batu (rock)".

    Selanjutnya dalam dua puisi, al-Hamids menyebutkan bahwa kacamata merupakan alat pengobatan yang terbaik bagi orang tua yang menderita cacat/memiliki penglihatan yang lemah. Dengan menggunakan kacamata, papar al-Hamdis, seseorang akan melihat garis pembesaran.

    Dalam puisi keempatnya, al-Hamdis mencoba menjelaskan dan menggambarkan kacamata sebagai berikut: "Ini akan meninggalkan tanda di pipi, seperti sebuah sungai". Menurut penelitian Lutfallah, penggunaan kacamata mulai meluas di dunia Islam pada abad ke-13 M. Fakta itu terungkap dalam lukisan, buku sejarah, kaligrafi dan syair.

    Dalam salah satu syairnya, Ahmad al-Attar al-Masri telah menyebutkan kacamata. "Usia tua datang setelah muda, saya pernah mempunyai penglihatan yang kuat, dan sekarang mata saya terbuat dari kaca." Sementara itu,sSejarawan al-Sakhawi, mengungkapkan, tentang seorang kaligrafer Sharaf Ibnu Amir al-Mardini (wafat tahun 1447 M). "Dia meninggal pada usia melewati 100 tahun; dia pernah memiliki pikiran sehat dan dia melanjutkan menulis tanpa cermin/kaca. "Sebuah cermin disini rupanya seperti lensa,'' papar al-Sakhawi.

    Fakta lain yang mampu membuktikan bahwa peradaban Islam telah lebih dulu menemukan kacamata adalah pencapaian dokter Muslim dalam ophtalmologi, ilmu tentang mata. Dalam karanya tentang ophtalmologi, Julius Hirschberg , menyebutkan, dokter spesialis mata Muslim tak menyebutkan kacamata. ''Namun itu tak berarti bahwa peradaban Islam tak mengenal kacamata,'' tegas Lutfallah.


    Eropa dan Penemuan Kacamata

    Pada abad ke-13 M, sarjana Inggris, Roger Bacon (1214 M - 1294 M), menulis tentang kaca pembesar dan menjelaskan bagaimana membesarkan benda menggunakan sepotong kaca. "Untuk alasan ini, alat-alat ini sangat bermanfaat untuk orang-orang tua dan orang-orang yang memiliki kelamahan pada penglihatan, alat ini disediakan untuk mereka agar bisa melihat benda yang kecil, jika itu cukup diperbesar," jelas Roger Bacon.

    [​IMG]

    Beberapa sejarawan ilmu pengetahuan menyebutkan Bacon telah mengadopsi ilmu pengetahuannya dari ilmuwan Muslim, Ibnu al-Haitam. Bacon terpengaruh dengan kitab yang ditulis al-Haitham berjudul Ktab al-Manazir Kitab tentang Optik. Kitab karya al-Haitham itu ternyata telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.

    Ide pembesaran dengan bentuk kaca telah dicetuskan jauh sebelumnya oleh al-Haitham. Namun, sayangnya dari beberapa bukti yang ada, penggunaan kaca pembesar untuk membaca pertama disebutkan dalam bukunya Bacon.

    Julius Hirschberg, sejarawan ophthalmologi (ilmu pengobatan mata), menyebutkan dalam bukunya, bahwa perbesaran batu diawali dengan penemuan kaca pembesar dan barulah kacamata tahun 1300 atau abad ke-13 M. "Ibnu al-Haitham hanya melakukan penelitian mengenai pembesaran pada abad ke - 11 M," cetusnya Hirschberg.

    Kacamata pertama disebutkan dalam buku pengobatan di Eropa pada abad ke-14 M. Bernard Gordon, Profesor pengobatan di Universitas Montpellier di selatan Perancis, mengatakan di tahun 1305 M tentang tetes mata (obat mata) sebagai alternatif bagi orang-orang tua yang tidak menggunakan kacamata.

    Tahun 1353 M, Guy de Chauliac menyebutkan jenis obat mata lain untuk menyembuhkan mata, dia mengatakan lebih baik menggunakan kacamata jika obat mata tidak berfungsi.

    [​IMG]

    Selain para ilmuwan di atas, adapula tiga cerita yang berbeda disebutkan oleh sarjana Italia, Redi (wafat tahun 1697). Cerita pertama, disebutkan dalam manuskrip Redi tahun 1299 M. Disebutkan dalam pembukaan bahwa pengarang adalah orang yang sudah tua dan tidak bisa membaca tanpa kacamata, yang ditemukan pada zamannya.

    Cerita kedua, juga diceritakan oleh Redi, menunjukkan bahwa kacamata disebutkan dalam sebuah pidato yang jelas tahun 1305 M, dimana pembicara mengatakan bahwa perlatan ini ditemukan tidak lebih cepat dari 20 tahun sebelum pidato tersebut diungkapkan.

    Cerita ketiga, menyebutkan bahwa biarawan (the monk) Alexander dari Spina (sebelah timur Itali) belajar bagaimana menggunakan kacamata. Dia wafat tahun 1313 M.

    Akhirnya tiga versi cerita berbeda tersebut menyebarluas, karena banyak buku lain yang mengadopsi cerita-cerita yang disebutkan Redi setelah dia wafat. Namun, beberapa sejarahwan ilmu pengetahuan mengatakan bahwa Redi telah membuat cerita bohong dan mereka tidak percaya.

    Bahkan, dalam buku Julius Hirschberg, juga disebutkan tentang cerita Redi itu, ditulis antara tahun 1899 dan 1918 di Jerman dan banyak informasi yang sudah tua dan banyak yang diperbaharui. Buku tersebut kemudian diterjemahkan (tanpa revisi) ke dalam bahasa Inggris dan dipublikasikan tahun 1985. Hasilnya, cerita Redi menyebar di Inggris, artikel penelitian itu ditolak kebenaran ceritanya dan ini ditolak Julius Hirschberg.

    Beberapa cerita bohong lain juga ditulis oleh seorang jurnalis di pertengahan abad ke 19 M. Dia mengklaim Roger Bacon merupakan penemu kacamata seperti. Bahkan ia juga menyebutkan bahwa biarawan (the Monk) Alexander juga telah diajarkan Roger Bacon bagaimana menggunakan kacamata. Kabar ini tentu saja dengan cepat menyebar.

    Kebohongan lain juga terlihat pada sebuah nisan. Seorang pengarang menunjukkan bahwa sebuah nisan di kuburan Nasrani yang berada di gereja, tertulis sebuah kalimat, "disini beristirahat Florence, penemu kacamata, Tuhan mengampuni dosanya, tahun 1317". Masih banyak cerita atau mitos lainnya tentang penemu dan pembuatan kacamata di Eropa. Semua mengklaim sebagai penemu pertama ********** baca dan melihat itu.


    SOURCE
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 2
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. suangga2003 Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 20, 2009
    Messages:
    291
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +64 / -0
    nice info gan
    sebenarnya banyak kok temuan2 pada masa kejayaan kekhalifahan islam yang hilang bahkan diklaim sebagai temuan orang2 barat ato dikaburkan asal-usul penemu aslinya
     
  4. hidey-holey M V U

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Nov 7, 2008
    Messages:
    12,331
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +23,757 / -0
    pengen liat gambar gagang kacamata generasi awal:hehe:
    seperti apa ya bentuknya, apsti polos banget dan berat.
     
  5. AngelOfAvalon Members

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 29, 2010
    Messages:
    349
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +67 / -0
    nice info gan. memang masa kejayaan Islam itu menghasilkan kebudayaan yang luar biasa. bahkan Rumah sakit itu sebenarnya berawal dari Islam. ane liat di Metr* TV, acara yang mengulas tentang kebesaran Islam. ternyata dulu orang2 yang sakit ditempatkan di rumah tertentu, yang sekarang dinamai rumah sakit
     
  6. djackdani M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 28, 2009
    Messages:
    386
    Trophy Points:
    57
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +45 / -0
    Wah ...ternyata begitu.:shock1:


    Gw pake kacamata dah lama br tw sejarah penemuan kacamata,info yg sangat bagus kaka.............
     
  7. OgoeZ M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 15, 2010
    Messages:
    467
    Trophy Points:
    57
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +51 / -0
    Penemu Islam jaman dulu emang maju dan pinter" sih ..

    tapi ko mereka ga mematenkan temuan mereka ya ? :???:
     
  8. rohmatsw Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 2, 2010
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    ^_^ trus kalo lensa kontak??
     
  9. H4R12t Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 12, 2009
    Messages:
    52
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +5 / -0
    aku pengen jadi penemu juga suatu saat nanti....
     
  10. menja Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 20, 2009
    Messages:
    131
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +5 / -0
    Sekarang cari kebenaran susah juga ya.. banyak yang dirubah
     
  11. bulb Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 25, 2010
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +49 / -0
    yoa dulu peradaban timurtengah paling top
     
  12. away1986 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 20, 2010
    Messages:
    44
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +22 / -0
    Ternyata ilmuan eropa hanya sebagai garis penyambung dari garis terputus-putus penemu Islam sebelum merak.
     
  13. mamanmonkey Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 16, 2010
    Messages:
    50
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +0 / -0
    gak bisa bayangin gimana bentuk kacamata ratusan tahun yang lalu????
     
  14. gegege M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 6, 2009
    Messages:
    729
    Trophy Points:
    91
    Ratings:
    +420 / -0
    Dalam ajaran Islam memang ga dikenal istilah hak paten, hak cipta, royalti dan sebagainya, makanya ilmu pengetahuan dalam pemerintahan Islam berkembang sangat pesat. Contohnya kertas, sebelum diproduksi besar-besar oleh peradaban Islam, produksi kertas awalnya hanya dimonopoli oleh Cina, yang harganya mahal dan cara pembuatannya dirahasiakan. Setelah para ilmuwan muslim mendapatkan cara memproduksi kertas (asal kata kertas dari bahasa arab: qirtosh), maka dimulailah "industrialisasi" kertas, sehingga kertas jadi komoditas yang mudah diperoleh dan murah.
    dengan demikian hasil penemuan para polymath (orang yang menguasai banyak cabang ilmu sekaligus) muslim juga bisa tersebar luas, sehingga meningkatkan kemajuan peradaban Islam saat itu.

    Walaupun tidak ada "copyright", pembajakan tidak menjadi masalah yang serius, karena para penulis buku (termasuk juga penerjemah buku) sangat diperhatikan oleh negara. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Makmun (813-833 M) dari dinasti Abbasiyah, seorang penulis buku dihadiahi emas seberat buku yang ditulisnya. Kemudian buku-buku itu diproduksi massal dan dijual dengan harga sangat murah bahkan gratis. Buku-buku yang sudah beredar luas itupun boleh disalin dan digandakan dengan bebas. Tidak pernah ditemukan cekcok soal izin penerbitan, pembajakan, dan sebagainya. Walaupun begitu, mengaku-ngaku karya orang lain tetap merupakan hal yang tidak bisa dibenarkan. (Nyalin boleh, ngaku-ngaku nggak boleh)

    kalo tertarik silakan baca lebih lanjut di sini
     
  15. rangix Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 9, 2010
    Messages:
    17
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    kalau kacamata tidak ditemukan . . .
    sekarang banyak bangsa muda (yang kerjaannya online) nggak bisa lihat dengan benar . . .

    termasuk saya . . .
     
  16. cq510 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Apr 6, 2010
    Messages:
    204
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +9 / -0
    wah, ga ada gambar kacamata dari versi pertama kali di buat yah? hehe.
    tapi keren juga penemuannya bisa ngebantu orang yang uda susah pengelihatannya.

    nice thread bro
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.