1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Dunia imajinasi vs dunia nyata, mana yang lebih menarik???

Discussion in 'Lifestyle' started by iisengi, Feb 15, 2010.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. iisengi Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 18, 2009
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +24 / -0
    (Ehm. ini postingan pertamaku di idws. biasanya cuma sedot anime ama manga doang. so, buat para senior yth, mohon dimaklumi klo ada salah prosedur ato sebangsanya, ya??? peace...)

    Suatu hari aku bertandang ke rumah salah seorang temanku yang punya koleksi film seabrek (dari film barat sampai anime jepun) + koleksi kaset game berbagai konsol yang kalo dikilo banyaknya bisa nyaingin rental PS sebelahnya -yang kebanyakan gak dimainin sama dia, malah aku yang sering mainin :piss: ^ ^. Nah, sambil nyoba mainin salah satu game pc di komputernya- iseng aku bertanya, “Eh, Roy, menurut kamu, mana yang lebih menarik, dunia nyata (realitas) atau dunia khayal (imajinasi)?”. “Dunia imajinasi tentu saja.” Jawab sobat kentalku itu tanpa ragu. “Alasannya?” tanyaku. “Lho, jelas bukan? Di dunia nyata itu mbosenin. Rutinitasnya itu-itu aja: bangun, berangkat kerja, pulang, tidur, bangun, kerja lagi, tidur lagi. Tapi dalam dunia imajinasi (film, anime, game, komik, manga, etc) kan semuanya menarik. Bayangin aja, klo tahu-tahu nyasar di hutan kristal ketemu elf yang imut nan moe, (sebenernya sih, dia lebih suka yang sundere -_-) atau tahu-tahu jadi tokoh utama di dunia game simulasi n dikerubungi cewek2 cantik nan sexy, atau ada di dunia mistis + berteknologi tinggi, kan asyik banget, tuh!” Terang sobatku itu.

    “Hoo..., gethu, ya?” Ujarku sambil angguk-angguk kepala. Lalu aku melanjutkan pertanyaanku, “Kalau gitu, pertanyaan kedua, kamu lebih milih mana? Hidup di dunia imajinasi atau di dunia nyata?”. “Mmm.....” Sobatku itu mikir sejenak, lalu berkata, “Meski dunia imajinasi lebih menarik, kayaknya aku lebih milih hidup di dunia nyata, deh.” “Mengapa?” Tanyaku, heran. “Katanya lebih menarik dunia imajinasi? Bukannya dunia nyata itu membosankan dan itu-itu aja tiap hari?” Ujarku, mengulang kata-katanya. “Yaahh..., kalau hidup di dunia imajinasinya yang enak-enak sih, it’s okay. Tapi kalo lahir di dunianya GTA, God of War, ato bareng Killy nyasar di Megastructure dan ketemu makhluk-makhluk absurd nan sadis, sih....” Aku hanya tertawa saja mendengar jawaban sobatku ketika itu. Lalu sehabis becanda sebentar diapun pergi berangkat ke kantor, meninggalkan aku yang masih asyik memegang stick analog Xbox di depan monitor flat screen komputernya, bersandingkan segelas Energen rasa coklat hangat yang kuembat dari lantai satu.

    DUNIA NYATA, DUNIA YANG MEMBOSANKAN???

    Pernah berpikir bahwa kehidupan ini hambar, itu-itu saja, tanpa riak, membosankan, dan bahkan menyebalkan? Saya pernah. Dan saya yakin, hampir kebanyakan orang –terutama remaja muda- pada zaman sekarang ini berpikir seperti itu. Hampir sebagian besar remaja muda –dan bahkan orang dewasa- pernah (atau sedang?) mengalami masa boring state dan cenderung berusaha untuk keluar dari belitannya dengan cara menghadapkan wajahnya ke dunia khayal, dunia imajinasi; musik, game, anime, komik, film, manga, etc. Kenapa? Karena dunia imajinasi/khayal selalu menjanjikan sesuatu yang new, dreamy, unordinary, limitless. Bayangkan saja, mana ada gadis cantik nan sexy bersayap putih seperti bidadari yang bisa terbang ke sana-kemari di dunia nyata? Atau robot-robot canggih ala Transformer, atau pulau-pulau terapung dengan binatang dan tumbuhannya yang eksotis seperti di Pandora-nya Avatar di dunia nyata ini?

    Nah, berbanding terbalik dengan dunia imaji yang penuh dengan petualangan dan kemungkinan-kemungkinan tak terbatas, dimana kita bisa bebas sebebas-bebasnya mengekspresikan keinginan kita, hatta imajinasi paling liar sekalipun, dunia nyata penuh dengan aturan-aturan, batasan-batasan, norma-norma yang kadang-kadang terasa sangat memenjara kebebasan jiwa.

    Karena itulah, tak heran jika kemudian kita melihat sebagian besar kelompok manusia menjadikan dunia khayal/imajinasi sebagai sarana balancing, ‘menyeimbangkan diri’ (untuk tidak menyebut ‘melarikan diri’ dari kenyataan). Dari para remaja yang menenggelamkan diri dalam dunia khayali berupa musik, game, komik, atau film percintaan, atau para ibu-ibu yang menganggap bahwa sinetron-sinetron murahan, acara-acara gosip, idol-idol dadakan dan beragam tontonan reality show tidak bermutu lainnya sebagai lahan subur tempat melarikan diri dari realita yang dihadapinya. Menipu diri bahwa tontonan yang ada di hadapannya ini adalah sebuah realita yang harus dipercaya dan bahwa disanalah kehidupan ideal berada, lalu memalingkan muka begitu saja pada realita keseharian yang terpampang di depan mata.

    Well..., itu semua sedikit dari banyak sekali alasan mengapa orang-orang lebih tertarik menghabiskan waktu dan tenaganya dalam dunia khayal, dalam dunia pencitraan dan pelenaan diri seperti itu. Tak heran jika kemudian orang-orang seperti ini menjadi seperti para fetishish yang tak segan-segan melakukan apapun untuk memuaskan hasrat khayali/imajinasinya.

    DUNIA IMAJINASI, DUNIA PELARIAN DIRI????

    Jadi, apa ini artinya bahwa, dunia imajinasi tak lebih dari sekedar tempat tempat melarikan diri dari realita? Tak lebih dari sekedar tempat sampah dan penumpahan stress semata? Apakah ini artinya bahwa dunia-dunia imaji seperti cerita dalam komik, game, novel, atau film itu tak lebih dari sekedar Tempat pembuang Sampah Akhir kestressan manusia??? Sebuah refleksi dari tingkat kegelisahan dan kegalauan akut yang tak tersalurkan yang ada pada sisi terdalam manusia? Jawabannya bisa ya, dan bisa juga tidak.

    Namun sebelum kita membahas pertanyaan di atas, agar tidak salah mencapai kesimpulan, mari kita mulai dari langkah awal logika; definisi. Apa itu yang dimaksud dengan realitas? Apa pula itu dunia nyata yang sedang kita bicarakan ini? Lalu apa pula yang dimaksud dengan dunia imaji/khayali sebenarnya. Dengan begitu kita tidak akan terjebak dalam premis-premis yang salah yang pada akhirnya akan menghasilkan kesimpulan yang menjebak dan keliru.

    Yup! Mari kita mulai dari realitas. Secara umum, yang dimaksud dengan realitas adalah sebuah kenyataan objektif yang ada di sekeliling kita. Baik kita menyadarinya ataupun tidak, baik kita memahaminya ataupun tidak, realitas tetaplah realitas. Sebagai sebuah kenyataan objektif, realitas sama sekali tidak bersandar pada pengakuan atau pendapat seseorang semata. Ia berdiri dengan dirinya sendiri dan sama sekali tak membutuhkan asumsi-asumsi untuk mempertahankan eksistensinya. Sebagai contoh, seseorang yang berilmu tetaplah berilmu walaupun orang-orang di sekelilingnya tidak menyadari keilmuan dan kecerdasannya. Sadar tidaknya orang-orang di sekelilingnya tak akan mempengaruhi kenyataan bahwa orang tersebut berilmu. Atau ada atau tidaknya suatu tempat yang dipenuhi harta karun emas-permata, sama sekali tidak bergantung pada tahu-tidaknya orang-orang di sekelilingnya.

    Akan tetapi, paham materialisme tidak berpikir seperti ini. Dengan sangat ceroboh, para penganut paham materialisme membatasi dan mereduksi realitas hanya hanya sebagai sesuatu yang ‘bisa mereka lihat, dengar, dan cerap’ dengan indera mereka saja. Kalau tidak bersifat empiris dan bisa dieksperimenkan mereka tolak keberadaannya, mereka anggap tidak nyata, not real. Segala sesuatu yang tidak berwujud materi, bagi mereka sama sekali tidak ada dan mereka tak ambil pusing dengannya. “It’s not a matter. So, it’s doesn’t matter”, itu kata mereka:hot:. Tak heran jika kemudian para penganut paham materialisme ini kemudian menolak hal-hal yang bersifat di luar fisik (metafisika) atau non materi seperti Tuhan, misalnya. Padahal jelas, hanya karena kita tidak menginderai sesuatu, bukan berarti sesuatu itu sama sekali tidak ada (eksis). Dan sayangnya, pemikiran naif seperti inilah yang saat ini menggejala. Padahal cara berfikir egoistis yang berdasarkan pada “karena kita tidak mengetahui sesuatu, berarti bahwa sesuatu itu tidak ada” inilah sumber permasalahan yang sebenarnya. Pola pemikiran kekanak-kanakan seperti inilah yang telah mereduksi realitas yang begitu luas hanya pada apa yang bisa dicerap indera semata.:panda:

    Di sisi lain, kita juga memahami bahwa “hanya sesuatu yang mempunyai realitas (eksistensi) sajalah yang bisa kita cerap dan pahami.” Sesuatu yang tidak eksis (tidak ada) maka ia kosong, tak mempunyai wujud, dan karena itu ia tak mungkin dipahami. Hanya sesuatu yang ada (eksis) dan real sajalah yang bisa dipahami dan dimengerti.

    Nah, bagaimana dengan imajinasi? Karena tanpa sadar teracuni oleh pola pemikiran materialisme, bagi sementara orang, dunia imajinasi (khayal) diartikan sebagai lawan dari dunia realitas. Mereka biasanya mengasosiasikan secara negatif imajinasi (khayalan) sebagai bentuk yang kontradiktif dengan realitas. Karena itu, meskipun sebenarnya imajinasi tak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia, kebanyakan orang memandang bahwa bentuk-bentuk imajinasi yang lahir dari daya cipta otak kanan semacam komik, anime, film, game (dengan segala asosiasi negatifnya-postitifnya) sebenarnya tak lebih dari sebuah ‘pelarian’ dari dunia nyata. Dan memang, kenyataannya, banyak sekali orang yang menjadikan dunia imajinasi sebagai tempat pelarian masalah yang dihadapinya di dunia nyata dan tenggelam di dalamnya. Ini kita lihat dengan jelas misalnya pada beberapa orang yang tenggelam dalam game yang dimainkannya, atau dalam cerita film yang ditontonnya hingga melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Seperti contoh kisah seorang pemuda yang bunuh diri karena percaya setelah mati akan bisa bertemu dengan hero dan heroine dalam game online yang dimainkannya, atau seorang anak kecil yang melompat dari gedung tinggi setelah menonton anime Pokemon di layar tv. Hal-hal seperti inilah yang kemudian, secara bawah sadar, membentuk stigma negatif bahwa seolah-olah dunia imajinasi (khayali) adalah musuh laten bagi realitas yang mereka diami. Padahal sejatinya tidaklah seperti itu. Imajinasi BUKANLAH lawan dari realitas, imajinasi adalah bagian tak terpisahkan dari realitas!

    Mulla Shadra, seorang filosof besar Islam yang terkenal dengan Hikmah Muta’aliyahnya menyebutkan bahwa realitas, berdasarkan wujud dan cara pencapaiannya, terbagi menjadi 3 bagian utama; 1) dunia materi, yang dicerap dengan indera; 2) dunia khayali (imajinasi), yang dicapai dengan daya khayal; dan 3) dunia akal, yang dipahami dengan fakultas berfikir. Tingkat kesempurnaan ketiga realitas ini dimulai dari tingkat materi, yang merupakan realitas terendah yang paling banyak memiliki kekurangan semacam ketidaktetapan, distorsi, transformasi, degradasi, limitasi, dkk; yang lebih tinggi dari materi adalah realitas khayali (imajinasi) karena ia tak dibatasi dengan limitasi-limitasi materi berupa ruang dan waktu, sifatnya tetap tak berubah, dan lebih murni; sedang bentuk realitas yang paling sempurna adalah bentuk akal karena sifatnya yang paling murni dan sederhana. Ketiga bentuk dunia ini adalah realitas. Ketiganya ada (eksis). Dan karena keeksisannyalah, mereka bisa dicerap dan dipahami dengan cara khasnya masing-masing, sesuai tingkat eksistensinya masing-masing.

    Dan satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa, bagi manusia ketiga tingkat realitas ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Dan karena itu mustahil bagi manusia untuk menghindari dan lepas darinya. Manusia adalah makhluk materi (tumbuh, berkembang, mempunyai emosi), makhluk khayali (berimajinasi, berkhayal), dan sekaligus juga makhluk aqli (berfikir, memahami). Ketiganya inheren pada diri manusia.:ehem:

    Lalu, mana yang lebih menarik? Realitas materi, khayali (imajinasi), atau aqli? Jawabannya adalah, semuanya sama-sama menarik. Sama-sama seductive. Coz, kesemuanya ini adalah realitas. Dan realitas itu menarik. Sangat menarik. Lihatlah para ilmuwan dan fisikawan yang dengan penuh antusias dan gairah rela menghabiskan waktu dan umurnya hanya untuk meneliti kehidupan seekor cacing misalnya; atau para seniman, novelis, sineas film, atau para mangaka yang begitu asyik dan tenggelam menciptakan karya terbaiknya; lalu tentu saja para cendekiawan, ulama dan filosof-filosof besar yang begitu terserap dalam lembah pemikirannya. Ketiganya merupakan ‘Trinitas’ yang tak terpisahkan. Satu dengan yang lainnya adalah satu kesatuan yang saling melengkapi dan menyempurnakan lainnya. Pengetahuan tentang materi menjadi awal langkah, imajinasi memperluas dan memperkayanya, lalu intelegensi merangkum dan menetapkan wadah baginya. Mengarahkan langkah menuju tujuan terakhirnya. Pengagungan dan penyembahan terhadap Tuhan semesta alam. Allah azza wa jalla.

    Yup, realitas, dengan segala macam tingkatannya itu menarik. Sangat menarik. Akan tetapi, tentu saja kemenarikan dan pesona realitas ini akan kita sadari kalau kita mau membuka mata kita. Membuka cakrawala pandang kita. Karena meskipun mungkin keadaan kita saat ini seperti Haruhi Suzumiya-sama yang terperangkap dalam acut boredom-nya, dan ingin menjadikan dunia imajinasinya sebagai tempat pelarian, tapi tepat seperti yang dikatakan oleh Mr. Kyon, bahwa meski kita mungkin tidak menyadarinya, tapi dunia di sekeliling kita sejatinya selalu berubah dengan pergerakan yang dinamis dan menarik. Penuh dengan berbagai kemungkinan dan tantangan yang menggairahkan.

    Jadi mana yang lebih menarik, dunia materi, dunia imajinasi, atau dunia akal? Menurutku sih, semuanya sama-sama menarik, menggairahkan dan menantang untuk digali dan dieksplorasi. Menurut Anda?

    (tulisan ini aku hadiahkan buat temenku yg barusan ulang tahun tapi pura2 lupa ngasih tahu dan gak ngajak2 aq makan di hanamasa.... ^ ^ coz gak ngajak makan2 hadiah ultahnya tulisan aja, ya, roy? nyahahaha....!!! met olang tahun, deh pokoke. biar telat.... smoga rejekimu tambah lancar biar bisa kurampok dengan sukses tiap harinya...wkeke...)
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. zz11 Veteran

    Offline

    Rockstar

    Joined:
    Mar 11, 2009
    Messages:
    40,084
    Trophy Points:
    252
    Ratings:
    +33,311 / -0
    akan sangat menarik jika kedua dunia ini saling memperkaya dan memperkuat satu sama lain :top:
     
  4. zevenpeaz M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 21, 2009
    Messages:
    408
    Trophy Points:
    141
    Ratings:
    +2,024 / -0
    zona mabuk teknologi, tuh....
    mengutip dari buku naissbit..

    Gejala mabuk teknologi adalah

    1. kita lebih menyukai penyelesaian masalah yang kilat, dari masalah agama sampai masalah gizi.
    2. Kita takut sekaligus memuja teknologi.
    3. kita mengaburkan mana yang nyata dan mana yang semu.
    4. Kita menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
    5. Kita mencintai teknologi dalam wujud mainan.
    6. Kita menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.

    Emang sulit, hidup dijaman serba cepat dengan teknologi maju..banyak Godaannya :lol:
    ane aja masuk kok dalam kategori itu..:lol:
     
    Last edited: Feb 23, 2010
  5. kiwids M V U

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 4, 2009
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +20 / -0
    klo ane sendiri sih pengennya bisa saling menutupi antara 2 dunia itu....

    biar ada keseimbangan....setuju dah ama pendapat bro zz11
     
  6. dejivrur M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 31, 2009
    Messages:
    3,877
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +1,105 / -2
    mengutip dari karikaturis Benny&Mice
    dalam buku lagak jakarta

    "dunia nyata lebih fantasi dari dunia imajinasi"
     
  7. Teeliff M V U

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 12, 2010
    Messages:
    198
    Trophy Points:
    72
    Ratings:
    +3 / -0
    dunia imajinasi sbg pelampiasan dr dunia nyata..
    kadang suatu hal ga bs tercapai didunia nyata akhirnya bs tercapai didunia imajinasi
    imajinasi jg diperlukan buat ningkatin kreatifitas kita..so ga ad salahnya berimajinasi ria^^
     
  8. Cress M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jun 18, 2008
    Messages:
    4,908
    Trophy Points:
    212
    Ratings:
    +16,740 / -1
    tapi kenyataannya real life ya cuman gitu2 doank :lol:

    tapi ya jalanin aja, idup lu ya cuman ini :rokok:
     
  9. xinhope M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 14, 2009
    Messages:
    266
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +143 / -0
    wah.. g si gmana ya. dunia maya ya maya, semenarik apapun pada akhirnya ya tetep aja palsu.

    menurut g juga dunia nyata bukannya basi kok. ud pernah nonton yes man? bukankah hidupnya sangat menarik dan penuh warna?? coba d kita tiru dia, ga musti sampe seekstrim dia juga sih.

    bergembira boleh di dunia maya, tapi nikmati juga dunia nyata supaya hidup jadi benar2 berasa ada artinya. :piss:
     
  10. KenDoank M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 16, 2008
    Messages:
    239
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +7 / -0
    lebih asik dunia nyata sih kalo menurut gw...
    karena kalo di dunia nyata kita merasakan sendiri secara langsung... :piss:
     
  11. masuakal M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 29, 2009
    Messages:
    4,506
    Trophy Points:
    161
    Ratings:
    +1,653 / -0
    panjang broo
    saran spasi di lebarin ama di kasi space lebih
    pusing yang baca
    coba di selipkan gambar gambar tertentu yg menarik dan mendukung
    agar tidak boring ^^
    yg anda ceritakan pun sangat menarik tapi lebih baik klo keduanya bisa berjalan bersama
    karena yg membuat relaita maju adalah imajinasi itu sendiri:piss:
     
  12. Chopsuey03 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 11, 2009
    Messages:
    707
    Trophy Points:
    66
    Ratings:
    +134 / -0
    kadang juga berpikir dunia imajinasi lebih menarik dari dunia nyata karena disitu kita bisa menjadi tokoh yang kita inginkan .... seperti ketika main game atau lihat film mungkin juga bisa ketika bermimpi soalnya aku sering mengalami kalo ketika tidur dan bermimpi adalah duniaku yang nyata dan bangun dari mimpi adalah mimpi burukku ..... tapi manusia hidup punya peranannya sendiri2 ... memang harus dijalani mengeluhpun gak merubah seseorang menjadi apapun ... kalau mau berusaha udah pasti bisa menjadi lebih baik ... itu menurut pendapatku yang masih newbie :piss:
     
  13. Xera M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jun 11, 2009
    Messages:
    361
    Trophy Points:
    71
    Ratings:
    +25 / -0
    pengen hidup lu gak bosenin??
    bunuh aja tetangga lo,,trus lu lari,,sembunyi di hutan ampe jadi buronan paling dicari,,
    seru kan hidup lo??
     
    • Like Like x 1
  14. Rushpatee Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 30, 2009
    Messages:
    2,707
    Trophy Points:
    251
    Ratings:
    +7,448 / -0
    Wah panjang banget gan..Ijin simak dulu d...:piss:
     
  15. sirik M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Aug 18, 2008
    Messages:
    293
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,253 / -0
    mending di lampiaskan di dunia imajenasi aj ...

    klo di real life, repot tuh ... jadi buronan abis ntr :panik:
     
  16. Sulpher M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Feb 8, 2010
    Messages:
    1,272
    Trophy Points:
    87
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +115 / -0
    dunia nyata banyak stress nya.

    lagi pula kalo mo refresing di dunia nyata kan mahal dan jauh

    mending ke dunia imajinasi murah stress mungkin bisa ilank
     
  17. Sky_RusH M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Feb 5, 2010
    Messages:
    200
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +734 / -0
    Yang jelas harus balance diantara keduanya bozz...:piss:
     
  18. gue_james Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jun 21, 2009
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    62
    Ratings:
    +0 / -3
    for me, dunia nyata dunia pelarian diri
     
  19. dejivrur M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 31, 2009
    Messages:
    3,877
    Trophy Points:
    131
    Ratings:
    +1,105 / -2
    komen of the day...
    speechless gw, gak bisa berkata apa apa

    pasti seru karena dikejar kejar terus
    :hahai::hahai::hahai::hahai:
     
  20. roy_zobo M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 6, 2008
    Messages:
    229
    Trophy Points:
    56
    Ratings:
    +90 / -0
    weh, gak nyangka trit pertama dipertamax ama senior berijo-ijo sebelas! maturnuwun, arigatou, syukron, tengkyu, gan. :piss:
     
  21. jHony Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jan 14, 2009
    Messages:
    3,641
    Trophy Points:
    267
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +13,318 / -0
    dunia maya ato imanijasi emank lebih oke tapi jika tidak ada dunia nyata juga tidakan ada dunia maya:hahai:
     
    • Like Like x 6
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.