1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Kambing dan Bandot

Discussion in 'Fiction' started by bedeviere, Oct 26, 2017.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. bedeviere Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 6, 2012
    Messages:
    17
    Trophy Points:
    2
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +9 / -0
    Kambing dan Bandot

    Author : Bimata Prathama a.k.a. Bedeviere
    Genre(s) : Slice of Life
    Copyright ©2017 - Bimata's Storywork




    “Jadi, awal Apple berawal dari garasi rumah orang tua Steve Jobs yang luasnya cuma seperempat dari kelas ini. Dengan jumlah orang yang bisa dihitung jari, mereka...”

    Gue lihat dosen di depan berbicara tentang topik yang gue anggap membosankan. Seputar sejarah komputer pas jaman Bill Gates dan Steve Jobs masih muda. Untungnya sehabis ini nggak ada kelas lagi dan gue bisa santai sepuasnya.

    Lagi asik-asiknya melamun, tiba-tiba handphone gue berbunyi.

    Oki has added you as a friend by LINE ID”, oh rupanya ada notifikasi dari Line. Oki? Terasa familiar. Ah, nanti saja gue urus sehabis kelas membosankan ini.

    Tung! Handphone gue berbunyi lagi.

    Woi Badi! Apa kabar lo?”, itulah tulisan notifikasi yang keluar dari handphone gue. Ternyata chat dari si Oki yang add friend barusan. Profile picture-nya kambing, aneh banget.

    “Errr alhamdulillah baik. Maaf ini siapa ya?”, spontan saja gue balas seperti itu.

    Yaelah, ni anak udah sok sopan pake ga inget segala. Ini gue! Oki!

    “Semua orang juga tau kali nama lu Oki kalo liat di Line.”

    Bahaha! Memang si Badi ini, becandaannya masih sama ternyata.

    “Pakek ketawa pulak, buru ini Oki siapa.”

    Hahahaha iye iye. Ini gue Oki, yang dulu pas SD kelas 1 sering main di Komplek Perbanas bareng lu.

    Sebentar. Pas SD kelas 1? Sering main bareng di Komplek Perbanas? Dulu gue memang tinggal di komplek itu dan kayaknya temen main gue cuma... ASTAGA.

    “OKI!! ASTAGA NAGA BARU INGET GUA.”

    Akhirnya si Bandot inget juga. Apa kabar lo? Dah kuliah?

    “Yee si Kambing! Gue baru inget temen main gue dulu cuma lo doang! Hehehe. Alhamdulillah baik Ki. Sekarang gue kuliah di Bandung. Lo gimana kabar? Dah kuliah juga?”

    Baik juga alhamdulillah Di. Wah lo bandung? Kebetulan banget! Gue baru aja dapet kampus di Bandung! Terus gue rencananya mau cari kos di sana besok. Ketemuan yuk!

    “Dih, baru add friend langsung ngajak ketemuan. Bisa kangen juga si Kambing.”

    Hahaha bisa aja lu Bandot! Yaudah ketemu di Taman Dago ya besok jam 10 pagi! Gue penasaran pengen liat air mancur di situ. Terus sekalian bantuin gue cari kosan yak abis itu

    “Ehhh tunggu lah Kambing. Kan gue ada kuliah.”

    Lah emang lu sabtu ada kelas?

    Eh? Iya ya bener juga, hari ini kan jum’at. Hari terakhir gue kuliah minggu ini.

    “Eh iya ya besok sabtu hehehe. Yaudah ketemu di Taman Dago yak besok.”

    Hahaha Bandot pikun lo! Awas lu ampe gak dateng, pala lu gw sleding ntar.

    “Heh Kambing guling! Yang ada pala lu gw sleding! Hahaha!”, dan sehabis itu cuma di-read.

    Oki. Gue enggak akan pernah lupa dengan penampilan bocah yang tiap hari berkaos merah kebesaran dan bercelana pendek hitam itu.

    Dulu, tiap hari minggu, dia selalu datang ke rumah gue pagi-pagi buat nonton bareng Dragon Ball. Terus abis itu keluyuran gak jelas di sekitaran komplek sambil sepedaan. Kadang pernah juga coba-coba ambil buah mangga tetangga tanpa ijin yang pohonnya tumbuh sampai ke jalan, teriak-teriak depan rumah yang orang sama anjing peliharaannya sama-sama galak, gangguin monyet tetangga yang lagi enak bertenger di pager, pokoknya bandel banget lah. Sampai akhirnya kami berdua dapat julukan Kambing dan Bandot dari orang sekomplek.

    Kenapa kita berdua cuma bisa main bareng di hari minggu? Karena gue sekolah dan dia homeschooling. Dan jaman itu gue sekolah sampai sabtu. Kadang gue berharap dia ikut sekolah juga biar bisa main bareng terus. Tapi sepertinya tante Christine, ibunya si Oki, yang lulusan luar negeri bersikeras kalo pendidikan di sekolah biasa waktu itu masih kurang. Jadilah Oki homeschooling. Untungnya bukan tipe ibu-ibu yang strict sih, jadinya si Oki bisa main sepuasnya setelah diajarin tante Christine seharian. Malah kadang-kadang gue sama Oki suka ditanyain sama tante Christine abis gangguin siapa aja. Ternyata si tante bangga anaknya bandel hahaha.

    Ahh gue mulai inget. Pas gue kelas 2 SD, tante Christine dan Oki pindah rumah ke Yogyakarta. Di saat itulah gue melihat Oki yang terakhir kali. Gataunya sekarang si Kambing mulai kuliah juga di Bandung sama kayak gue.

    Si Kambing. Sekarang penampilannya kayak gimana ya? Gue liat profile picture di Line dia sekali lagi dan dia masih pasang foto kambing beneran. Dasar kambing emang.


    . . .

    Nah sampai juga akhirnya di Taman Dago. Ini baru pertama kalinya gue nongkrong di sini. Di taman ini terdapat sebuah amphitheater yang menghadap ke sebuah air mancur melingkar. Air mancur ini tidak punya pembatas sehingga orang iseng bisa lari melewati air mancur buat basah-basahan. Terus di dalamnya terdapat delapan bola batu besar yang diposisikan di bagian dalam tepi air mancur dan sesuai arah delapan mata angin.

    Gue melihat jam yang melingkar di pergelangan kanan gue menunjukkan pukul setengah 11 pagi. Janjinya jam 10, tapi belum nongol juga si Kambing. Sebaiknya gue duduk saja di amphitheater taman ini sambil melihat-lihat orang sekitar. Kali aja ada cewek bening cakep lewat.

    Dan benar saja. Tau-tau beneran nongol seorang cewek cakep bening di kejauhan.

    Serius cantik banget. Tingginya sekitar 160 senti. Rambutnya ikal sepundak berwarna hitam kecoklatan. Alisnya tebal sempurna. Matanya dihiasi kacamata berbingkai lebar yang membuatnya terlihat lucu. Dia mengenakan kaos merah berlengan cukup pendek dipadu dengan rok berwarna hitam sampai kira-kira 2 senti di bawah lutut.

    Tuh cewek datang sendirian saja sepertinya. Mondar-mandir celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang. Nyari pacarnya mungkin. Pokoknya si Kambing mesti gue ceritain ini pas ketemu.

    “Ah! Badi~~!”, tiba-tiba tuh cewek teriak manggil gue dengan suaranya yang imut.

    Hah? Gue kenal yak ama cewek secantik ini? Duh kenal pas kapan? Siapa ya namanya?

    “Hei Badi~”, posisi tuh cewek tau-tau dah di depan gue lagi yang lagi duduk. Melihat ke arah gue sambil senyum dan menaruh tangan di punggung. Duh imut banget.

    “Eh.. ya halo..”, gue yang daritadi coba inget-inget siapa nih cewek langsung ga fokus dan mencoba bangkit dari duduk.

    “Duh si Badi ini, gue samperin malah cuma eh ya halo eh ya halo.”, ketusnya dengan nada imut.

    “...”, gue gatau mau ngomong apa lagi.

    “Ehh~~ Bandot! Jangan diem aja dong! Ntar gue sleding lu punya pala nih~!”, suaranya makin keras, bahasanya mulai agak kasar, tapi kok malah terdengar dan terlihat makin imut.

    Sebentar, Bandot? Sleding pala?

    “EEEHH!!??”




    Inspired from an illustration: HERO_IN
     
    Last edited: Dec 24, 2018
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.