1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Cinta Seumur Kura-Kura

Discussion in 'Fiction' started by galenixs, Jun 18, 2015.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. galenixs Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 31, 2011
    Messages:
    30
    Trophy Points:
    21
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +18 / -1
    Halo gan, ane dateng lagi dengan cerita baru.. kali ini ber genre.. umh entah lah genre apa.. silahkan dibaca dan semoga anda tidak menyesal hhe..

    BIP - Bandung, Juni 2014

    Sore itu langit terlihat cerah dengan semburat warna jingga yang sedikit menyilaukan mata. Jalan satu arah di depan Mall Bandung Indah Permai atau BIP mulai dipadati oleh berbagai jenis kendaraan, baik kendaraan umum, mobil pribadi maupun kendaraan roda dua. Dipinggir jalannya pun tak kalah padat oleh para pedagang kali lima yang menjual berbagai barang dagangan dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga jual di dalam Mall untuk jenis yang sama. Akan tetapi uniknya barang dagangan pedagang kaki lima yang jauh lebih murah itu tetap ditawar sedangkan jangankan untuk menawar, menanyakan harganya pun seringkali segan jika tidak berniat membeli barang yang ada di mall. Perilaku manusia yang mungkin oleh beberapa ahli psikologi akan menarik untuk dibahas lebih dalam. Tapi sayangnya saya bukan seorang ahli psikologi sehingga saya hanya akan menuturkan kisah yang jauh lebih ringan, kisah sepasang kekasih bernama Reza dan Lili, yang baru saja keluar dari bioskop 21 di lantai teratas BIP.

    Reza bisa dibilang adalah pemuda yang biasa saja. Rambutnya sedikit ikal, meski saat ini terlihat bahwa sang pemuda telah melakukan usaha terbaiknya agar rambutnya itu terlihat sedikit lebih rapi. Wajahnya biasa saja, tidak jelek dan bisa dibilang masuk kategori tampan meski tidak sampai membuat para gadis jatuh hati dengan hanya sekali melihatnya. Ada kesan sedikit liar padanya yang berasal dari anting yang bertengger di telinga kanannya. Kesan yang bertolak belakang dengan sifat aslinya yang pendiam dan hemat berbicara, dan karena sifatnya itulah ia sedikit kebingungan dengan situasi yang tengah ia hadapi saat ini.

    "Kamu suka dengan film tadi?" tanya Reza pada Lili sambil membukakan pintu kaca 21.

    Lili, gadis manis berkaca mata dengan kulit putih itu tidak langsung menjawab karena ia sekilas terlihat asik dengan dunianya sendiri, melihat pemandangan disekitarnya. Menyadari ia tengah ditanyai oleh kekasihnya ia pun menjawab : "Lumanyan romantis filmnya."

    Reza sedikit berharap gadisnya itu menjawab lebih banyak dari sekedar lumanyan, misal alasan mengapa ia menganggap film itu romantis. Ia terbiasa menjadi seorang pendengar sehingga mencari topik pembicaraan memerlukan usaha ekstra. Ia berharap kekakuan ini dikarenakan mereka baru saja jadian, dan akan mencair seiring waktu.

    "Kalau aku suka dengan simbolisasi yang digunakan film itu, misal menaruh rokok di mulut tanpa menyalakannya," ujar Reza. Mereka kini tengah berada di eksalator menuju lantai dasar.

    "Kamu seharusnya membaca novelnya, disana lebih banyak simbolisasi unik yang digunakan," ujar Lili sambil mengikat rambut panjangnya menjadi kuncir kuda dan memperlihatkan leher jenjangnya yang indah. Tanpa sadar Reza terpaku dengan kegiatan yang baru saja dilakukan Lili hingga kesadarannya kembali saat mata Lili bertemu dengan matanya.

    "Oh iya, kapan-kapan aku cari novelnya," ujar Reza sambil memasukan tangannya kedalam saku jaket abu-abu yang tengah ia pakai, gerakan yang seringkali ia pakai saat merasa kikuk.

    "Tidak usah, aku punya kalau kamu benar-benar mau membacanya," timpal Lili.

    "Boleh juga, nanti aku pinjam," ujar Reza sedikit bersemangat.

    "Ok," ujar Lili. Ah, sial jawaban pendek lagi, pikir Reza.

    "Kamu sendiri suka dengan simbolisasi seperti itu tidak?" tanya Reza.

    "Lumanyan suka, terutama yang berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan hewan, mungkin lebih tepat dibilang perumpamaan ya," jawab Lili dengan sedikit terkekeh malu.

    "Oh, seperti Dolphin yang menjadi lambang cinta?" tanya Reza.

    "Yupz kurang lebih seperti itu," jawab Lili. Saat itu terpandang oleh Reza melewati pundak Lili sebuah boneka lumba-lumba berwarna biru muda disalah satu toko. Sempat ia berpikir untuk membelinya sebagai hadiah bagi Lili, tapi ia teringat Lili telah memiliki boneka semacam itu maka ia mengurungkan niatnya.

    "Kenapa ya lumba-lumba dijadikan lambang cinta sejati?" tanya Reza sekilas.

    "Lah kirain tahu," dan kemudian Lili menjelaskan asal mula simbolisasi tersebut. Reza dengan senang hati mendengarkan meskipun sebenarnya ia sendiri tahu alasannya, bukannya ia tadi yang mengungkit masalah ini?

    "..kadang aku pengen bisa melihara lumba-lumba," ujar Lili mengakhiri ceritanya.

    "Ya mana bisa," ujar Reza sambil menjawil hidung Lili dengan gemas. "Tapi bagaimana kalau pelihara kura-kura saja," ujar Reza yang saat itu tanpa sengaja melihat penjual kura-kura di depan pintu keluar BIP sebelah kanan.

    "Kenapa jadi kura-kura?" tanya Lili sambil menggosok hidungnya yang agak kemerahan.

    "Kamu tahu kalau kura-kura itu berumur panjang? Bahkan bisa sampai ratusan tahun," tanya Reza bersemangat sambil menarik tangan Lili kearah penjual.

    "Ya, tentu saja," jawab Lili.

    "Dengan kita masing-masing memelihara kura-kura, itu bisa menjadi simbolisasi harapan bahwa cinta kita akan terus terpelihara sampai melewati masa hidup kita," ujar Reza tanpa terlalu banyak berpikir.

    "Emmm.. boleh juga," ujar Lili. Lagi pula sepertinya tidak akan terlalu merepotkan memelihara seekor kura-kura, pikir Lili.

    "Kamu mau yang mana?" tanya Reza sesampainya di tempat pedagang kura-kura.

    "Yang mana ya?" tanya Lili lebih kepada dirinya sendiri. Ia tentu saja tidak tahu harus memilih kura-kura yang mana, dan ia pun tahu Reza sama awamnya. Maka ia pun memutuskan untuk menyerahkan masalah ini kepada penjualnya, "Mang, tolong pilihin sepasang kura-kura yang sehat ya."

    "Oke siap neng," ujar si pedagang yang senang karena ada yang berniat membeli barang dagangannya. "Yang ini nih neng," ujar si pedagang sambil menyiduk dua ekor kura-kura berukuran kecil dari tempatnya dan memasukannya kedalam wadah kecil.

    "Oh dipisah dua aja mang," ujar Reza. "Yang jantan buat pacar saya, yang betina buat saya."

    "Oh.. oh.. siap..," ujar si pedagang. Kemudian dia memisahkan kedua kura-kura itu dan menyodorkannya masing-masing kepada Reza dan Lili sambil menyebutkan harganya.

    "Oh iya, ini mang uangnya," ujar Reza sambil menyerahkan sejumlah uang. Sejujurnya dia ingin menawar karena ia tahu bahwa harga tadi pasti untuk ditawar, tapi ia merasa gengsi di depan Lili, apalagi ini dimaksudkan untuk menjadi simbolisasi harapan mereka.

    "Makasih jang, moga awet ya hubungan kalian kayak umur kura-kura," ujar si pedagang yang rupanya mendengar pembicaraan sepasang kekasih itu tadi. Merasa malu, Reza pun segera menarik tangan Lili untuk pergi.

    "Kenapa tidak ditawar dulu?" bisik Lili ketelinga Reza, yang berhasil membuat muka Reza semakin memerah.

    .

    .

    .

    Kampus - Bandung, November 2013

    Tampak Reza yang memakai baju toga dan membawa map berwarna hitam sebagai simbolisasi kelulusannya menghampiri Lili yang memakai baju manis berwarna biru muda. Kebahagiaan dengan jelas terpancar di kedua wajah sejoli itu.

    "Selamat ya," ujar Lili sambil menyerahkan karangan bunga mawar dan mengambil map hitam dari tangan Reza.

    "Iya," ujar Reza dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

    "Ehemz,, yang seneng udah wisuda," goda Lili yang hanya ditimpali kekehan oleh Reza. "Do'a in aku tahun depan juga bisa secepatnya nyusul ya," lanjut Lili.

    "Iya tentu saja," jawab Reza bersemangat. "Plus pasti aku bantuin juga."

    "Oh itu wajib hukumnya," ujar Lili dan mereka pun tertawa bersama.

    "Tapi apa kamu tidak apa-apa terpisah dari aku untuk sementara waktu?" tanya Reza mengutarakan kekhawatirannya. Ia memang berniat untuk mencari pekerjaan di kampung halamannya, Ciamis sedangkan Lili masih harus menyelesaikan study-nya sekitar satu tahun lagi di Bandung.

    "Tentu saja tidak apa-apa," ujar Lili. "Lagipula satu tahun ini aku akan sibuk menyusun skripsi," lanjutnya.

    "Semangat ya," ujar Reza.

    "Iya, aku juga di sini bakal terus do'ain kamu biar bisa cepat dapat pekerjaan yang baik," ujar Lili sambil menatap mata Reza dan mengembangkan senyum manisnya.

    "Iya, semoga.. dan.." tapi Reza tidak meneruskan ucapannya, yang membuat Lili penasaran.

    "Dan apa?" tanya Lili.

    'dan tolong do'akan aku juga agar bisa segera menjadi imam di hidup kamu,' batin Reza. Akan tetapi hal itu tidak ia utarakan dan alih-alih ia hanya berucap. "Bukan apa-apa."

    "Dasar aneh," ujar Lili. "Oh ya foto dulu sama kura-kura kita yu," ujar Lili sambil berlari kearah mobil untuk mengambil kura-kura peliharaan mereka.

    Masih ada waktu satu tahun, jangan terburu-buru. Untuk saat ini ucapan itu hanya menjadi janji tanpa kepastian, batin Reza sambil melihat punggung Lili yang menjauh. Lagi pula ia sudah berkata tidak apa-apa. Ia pasti akan selalu ingat harapan kami yang disimbolkan oleh kura-kura peliharaan mereka itu.

    .

    .

    .

    Ciamis, Januari 2014

    Handphone Reza berdering beberapa kali menandakan pesan baru masuk. Reza yang tengah tertidur mengambil gadgetnya yang ia taruh di bawah bantalnya, dan langsung melihat layar dengan mata yang masih sipit.

    Saat itu terhitung sudah dua bulan ia berpisah dengan Lili. Ia belum bertemu dengan kekasih hatinya kembali karena ia bertekad untuk berjumpa setelah ia mempunyai pekerjaan yang jelas, sehingga ia tidak perlu merasa malu. Meski begitu ia selalu berbalas pesan dengan Lili untuk memastikan bahwa ia ada, walau ia terkadang takut justru itu mengganggu Lili yang tengah sibuk menyusun skripsi.

    Akan tetapi rasanya kekhawatiran itu sangatlah tidak perlu karena Lili tidak pernah berkata apa pun. Mereka bahkan tidak pernah bertengkar sekali pun semenjak memutuskan untuk berpacaran, sehingga Reza merasa disambar petir ketika membaca pesan Lili yang barusan masuk.

    Ia meminta untuk putus, dengan beberapa alasan yang entah kenapa tidak bisa dicerna oleh Reza. Pikirannya terasa berkabut, dan dadanya terasa sesak. Sebuah lubang mulai tercipta di hatinya. Tidak ada perasaan kecewa atau pun marah. Hanya kebingungan yang ia rasakan.

    Ia mencoba membaca pesan itu sekali lagi tapi tetap pikirannya saat ini terhalang kabut. Ia tahu ia takkan sanggup membaca pesan itu untuk ketiga kalinya maka ia pun langsung menghapusnya dari memory handphone.

    Ia berusaha menenangkan diri dan merunut beberapa kejadian yang telah berlalu. Ah tentu saja, tidak ada alasan lain selain bahwa memang ia seorang pecundang, pikir Reza. Ada banyak alasan untuk mendukung pikirannya itu, lanjutnya. Maka ia pun tidak dapat membantah keputusan Lili tersebut.

    "Oke," itulah jawaban Reza pada Lili.

    Mungkin ini memang seperti simbolisasi yang ia buat. Sesuatu yang seharusnya dapat berlangsung lama bahkan bisa berakhir begitu saja jika tangan yang merawatnya tidak terampil. Hubungannya sama seperti kura-kura yang ia pelihara, mati karena penyakit yang tidak disadari oleh Reza. Ia menganggap kura-kuranya itu sehat, padahal faktanya kura-kura itu tengah sekarat. Reza baru menyadarinya saat kura-kura itu telah mati. Dan bahkan ia tidak tahu sama sekali kapan kura-kuranya itu terinfeksi. Apakah karena lingkungan di rumahnya, saat masih berkuliah, atau sebelum ia membelinya, atau mungkin memang spesies kura-kura yang ia beli tidak dapat hidup terlalu lama sedari awal? Sama seperti ia tidak mengetahui kapan masalah hubungannya ini bermula, yang dengan naif nya ia percayai dapat berlangsung lama selama tidak ada permasalahan.

    Akan tetapi ini berbeda dengan si kura-kura yang telah mati. Simbolisasi tetaplah simbolisasi, hanya upaya mencari kemiripan sebagai pengingat. Ia masih bisa bertanya pada Lili mengenai alasan sebenarnya, jika alasan yang ia berikan belum semuanya. Ia bisa meminta Lili untuk berpikir ulang, mengatakan kekurangan atau harapan apa saja yang oleh seorang Reza tidak ketahui. Dan yang terpenting, apakah masih ada kesempatan untuknya kembali berusaha menjadi pendamping seorang Lili? Hatinya telah tertambat dan lebih mudah baginya untuk berjuang meskipun harus berdarah-darah daripada melepaskan tambatan itu.

    Tapi semua kesempatan untuk bertanya itu telah ia buang dengan jawaban singkatnya tadi, sebuah penerimaan tanpa argumen. Berakhir dengan alasan yang tidak bisa ia jawab sendiri, sama seperti dengan alasan mengapa ia mulai mencintai Lili.

    Dan begitulah cerita yang saya paparkan. Singkat dan antiklimaks. Mengalir dengan ringan, seperti yang saya janjikan di awal. Seperti banyak kisah lainnya dalam kehidupan nyata yang berakhir begitu saja, begitu pula kisah ini. Ada pertanyaan yang belum terjawab, ada masalah yang belum terpecahkan, seakan penulis masih berhutang beberapa lembar halaman untuk menguraikannya, tapi ia malah meletakan pena nya begitu saja. Mungkin memang seharusnya sedari awal anda membaca buku tentang prilaku konsumtif manusia yang ditulis oleh seorang ahli psikologi.


    Tamat?

    Terimakasih sudah bersedia membaca cerpen tidak jelas yg berasal dari kegalauan hati beberapa bulan ini hahaha..
    Jika masih berkenan untuk membaca cerpen saya yang lainnya agan bisa baca di tautan berikut ini :

    Krisyan.com (Blog Pribadi saya, no ads, murni kumpulan cerpen dan puisi saya)
    [Fanfic] Naruto : SEE!
    [Orific] The Chronicles of Shapeshifter : Hiren si Licik
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    halloowww :nongol:

    apakah saia boleh komentar :nongol:

    di awal, pembawaannya cukup asik. entah kenapa begitu sampe ke percakapan reza dan lili di eskalator turun, tiba2 dialognya kerasa janggal. maksudku, ada beberapa bagian yang baku banget, dan ada yang lancar a'la teenlit di beberapa bagian.

    ceritanya simpel (seperti kta penulisnya lol), dan saking simpelnya, saya hampir2 gak ngerti bagian klimaksnya dimana. cerita baru jadian, wisuda, pisah, putus, terus? well, ini memang sebuah kisah yang biasa ditemukan di kehidupan nyata, tapi entah kenapa saya rasa cerita ini sebetulnya bisa digali lebih dalam lagi.

    okelah, keep writing kk :peace:
     
  4. galenixs Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 31, 2011
    Messages:
    30
    Trophy Points:
    21
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +18 / -1
    thanks buat komennya.. di cerita selanjutnya ane coba perbaiki lagi penggunaan bahasanya hehehe.. karena itulah ane share beberapa tulisan ane disini biar dapet masukan seperti ini.. ceritanya gak ane gali lebih dalam karena ini diambil dari kehidupan nyata (gak usah ditanya punya siapa!:oglol:) hahaha..tapi karena terlalu ringan ane coba masukin beberapa trivia di cerpen ini (salah satu nya film yg ditonton oleh kedua tokoh, bisa ditebak dari bulan dan perumpamaannya) biar sedikit berisi hahaha :peace:

    ohya silahkan baca cerpen saya yang lainnya dari tautan diatas (kalau masih berkenan:oghormat:)
     
  5. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ada typo parah tuh... keterangan waktu di awal nulisnya Juni 2014, tapi adegan kedua jadi November 2013, sementara adegan ketiga Januari 2014. Padahal kalau liat isinya alurnya mah ngurut sesuai waktu, tanpa ada flashback. Buktinya si kura-kura selalu ada. lol.

    Ceritanya sendiri sih... IMO standar... ke bawah. Karena cerita cinta itu biasa, dengan konflik yang bahkan nggak bisa dibilang ada. Narasinya sih lumayan enak. Ngalir. Tapi kalau plotnya boring kan jadi kayak makan kacang pas lagi nggak nonton bola, sendirian pula (perumpamaan macam apa ini).
    Dan pesan sponsor: di- itu ada dua jenis. Imbuhan di-... yang digabung. Dan di- kata depan buat tempat, yang dipisah.
     
  6. noprirf M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2014
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +427 / -0
    Cerita dikomen dulu ah :lalala:

    Simple, tapi memang sih saya rasa cerita ini memang agak ngegantung, mungkin beberapa pembaca juga berpendapat sama. masih menghibur juga sih :peace:

    Rasanya cerita bisa dikembangin lagi, tapi mungkin agan sendiri yang sengaja mbuat cerita rada ngegantung :bloon:
     
  7. kebbrass Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 28, 2012
    Messages:
    138
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +34 / -0
    comment gan :D
    keren gan, inspirasi nih hehe.. tapi ceweknya sadis juga ya, ga ada ujan ga ada angin, tiba2 ngasih alesan-alesan gajelas minta putus haha.. ini pengalaman asli apa gimana gan? hehe
     
    • Like Like x 1
  8. gelgoogcannon M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    222
    Trophy Points:
    31
    Ratings:
    +20 / -0
    Menurut ane bagus gan, soalnya...
    ane jadi pengen komen he he he...
    tapi ada satu yang ane gak demen dari cerita ente:awas:
    paragraf pertama terlalu panjang. ane down kalo liat paragraf panjang.:onion-102:

    sorry banget kalo kritik ane terlalu egois he he he:peace:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.