1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other Nemu Penulis Handal (www.kontrafiksi.net)

Discussion in 'Fiction' started by Yonazr, Oct 23, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Yonazr Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 23, 2014
    Messages:
    100
    Trophy Points:
    17
    Ratings:
    +2 / -0
    Ini gan ane lagi ga sengaja browsing-browsing nemu tempat cerita fiksi yang enak banget dibacanya

    Coba di cek http://www.kontrafiksi.net/

    ane seneng baca tulisan penulis christian armantyo,

    nih contoh tulisannya :

    Pemulung Perlente

    [​IMG]

    Jatuh cinta itu seperti permen karet. Meskipun sudah hambar dan terbuang, bekasnya masih melekat.

    Keputusan Ayah untuk pindah ke perumahan ini kurasa cukup tepat. Perumahan yang baru dibangun ini merupakan areal raksasa yang dapat mengenyangkan hobiku; lari di sore hari.
    Hampir setiap hari betis-betisku membawaku berlari keliling komplek sambil menghafal jalan dan rumah-rumah dari blok A1 sampai blok G4. Selalu melewati rute yang berbeda, hanya dalam tiga kali berlari, aku sudah melewati seluruh jalan di komplek ini.
    Berulang pada blok E1, ini yang ke lima kalinya aku melihat seorang pria berbaju lusuh duduk-duduk di trotoar. Matanya sembunyi di balik caping anyaman, baju penuh tambalan membalut badannya yang berkulit putih, sebuah karung goni ikut duduk di sebelahnya seperti perliharaan, tersandar sebuah pengait besi bergagang, sepertinya ia pemulung.
    Hari demi hari berlalu, aku melihat pemulung itu selalu di tempat dan waktu yang sama. Kerjanya hanya duduk-duduk saja, atau mungkin saja waktu kini memanglah jam istirahatnya.
    Aku menghampirinya dengan persiapan beberapa lembar sedekah, saat kudekati pria paruh baya yang hanya diam menunduk, aku begitu terkejut, ia sedang memainkan sebuah Iphone 5 keluaran terbaru!
    Menyadari kedatanganku, pria itu langsung terkejut bukan main dan dengan panik menyisipkan kembali handphone putih itu ke dalam saku percanya. Kuamati lebih dekat lagi, pergelangan tangannya mengenakan jam Bvlgari emas! Astaga, berapa penghasilan pemulung sekarang?! Mengapa ia harus bergaya seperti ini?

    ***

    “Wah, pemulung sekarang tajir-tajir ya!” sindirku dengan berkacak pinggang di hadapannya, sambil meremas-remas uang sedekahku.
    Wajahnya gugup lalu ia diam beberapa lama hingga akhirnya ia kembali tenang, “Saya perhatikan, mengapa setiap hari Adik lewat sini?”
    “Saya yang seharusnya ngomong begitu! Kenapa setiap hari Bapak duduk-duduk aja di sini, nggak kerja!”
    “Sini, duduk kemari, Dik…” Meski ragu dan sedikit takut, aku menyusul duduk di sebelahnya. “Sepertinya kamu bisa dipercaya…” gumamnya lagi. Lalu ia berbisik, “Sebenarnya saya sedang menyamar…”
    “Apa?! Aku langsung bangkit mundur. “Oh saya tau! Jadi Bapak ini intel yang sedang mengamati rumah di seberang itu?” Aku semakin takut. “Jadi apa kejahatannya?!”
    Ia menggeleng tersenyum. “Bukan, Dik. Saya hanya seorang pengusaha. Seorang pengusaha yang dulu hanyalah anak miskin biasa.” Ucapannya tertahan oleh hela napas kalut, lalu kembali melanjutkan, “Anak biasa yang terlalu ambisius, sehingga melupakan urusan-urusan lain termasuk cinta. Hingga akhirnya berpisah dengan kekasihnya. Karena sudah usia, kekasihnya itu akhirnya menikah dengan orang lain yang lebih siap menikahinya. Sementara si pengusaha hidup sendiri hingga sekarang.”
    Aku menelan ludah, “Lalu apa hubungannya dengan jadi pemulung?”
    “Lihat rumah yang di seberang itu. Itu sang kekasih, dan itu suaminya sekarang,” telunjuknya tertuju pada sesosok wanita di balik tirai.
    Aku terkejut, “Mengapa pengusaha sempat-sempatnya seperti ini?”
    “Sesungguhnya, semua pengusaha memiliki sisa-sisa waktu setiap hari. Ada yang dupakai untuk golf, clubbing, bahkan untuk wanita simpanan. Sementara saya, waktu-waktu ini saya gunakan untuk memperhatikan dia. Dengan begini saja saya sudah bahagia.”
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Oct 23, 2014
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. noprirf M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2014
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +427 / -0
    well, masih cerita pendek :hmm:
    kelanjutannya jadi pengen tahu, sebuah cerita sang pemulung tajir :hmm:
     
  4. maximumbagus Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 19, 2011
    Messages:
    77
    Trophy Points:
    7
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +99 / -0
    ane lebih suka sama kisah nyata.. ya meskipun kadang cerita fiksi itu juga berdasarkan curahan pengalaman/ nilai hidup yang didapat si penulis ya.. tapi kondisi nyata itu bener2 "Proven".. just share my opinion. :)
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.