1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Parenting 5 Jenis Gangguan Pencernaan pada Bayi Beserta Gejalanya

Discussion in 'Parenting and Pregnancy' started by iqbalf0606, Jan 3, 2022.

  1. iqbalf0606 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 21, 2021
    Messages:
    15
    Trophy Points:
    1
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +0 / -0
    [​IMG]
    Gangguan pencernaan pada bayi dapat mengganggu tumbuh kembangnya. Tetapi pada usia balita, masalah gangguan pencernaan rentan terjadi. Bahkan pada kasus tertentu, penyakit yang disebabkan oleh gangguan pencernaan pada bayi dapat menjadi penyebab terbesar kematian anak di Indonesia.

    Meski seringkali terjadi, namun tanda adanya masalah pencernaan pada bayi sulit sekali diketahui. Sebab, bayi yang belum bisa berbicara atau kesulitan berbicara tentunya tidak dapat memberi tahu dengan jelas apa yang sedang dirasakannya. Mereka hanya bisa rewel, menangis atau bahkan terlihat lemah.

    5 Jenis Gangguan Pencernaan pada Bayi
    Sangat penting bagi orang tua mengetahui apa saja gangguan pencernaan yang sedang dialami si kecil berdasarkan gejala yang muncul. Dengan tahu masalah yang sedang dialami si kecil, orang tua dapat memberikan perawatan yang tepat.

    Bayi biasanya mengalami gangguan pencernaan berupa:

    Diare
    Umumnya saat Si Kecil masih mengkonsumsi ASI, susu formula, atau makanan semi padat (MPASI), bayi cenderung mengeluarkan feses yang lunak. Namun kondisi usus bayi yang masih begitu lemah terkadang membuat makanan yang dikonsumsi tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus sehingga mengganggu gerakan usus dan menyebabkan diare. Selain itu, infeksi rotavirus juga dapat menyebabkan diare pada bayi. Beberapa hal yang memicu terjadinya diare pada bayi, yaitu :

    • Kurang menjaga kebersihan tubuh
    • Alergi makanan
    • Keracunan makanan
    • Efek samping obat-obatan tertentu
    • Riwayat kondisi kesehatan tertentu, seperti celiac, irritable bowel syndrome.
    Sedangkan beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai ketika Si Kecil mengalami diare, yaitu:

    • Buang air kecil lebih jarang
    • Bayi jadi rewel dan nangis terus menerus, tetapi tidak mengeluarkan air mata ketika menangis
    • Mulut bayi menjadi kering
    • Bayi sering mengantuk dan lesu
    • Kulit bayi tidak lagi Kenyal atau elastis seperti biasanya

    Muntah
    Pada dasarnya, muntah atau gumoh pada bayi dapat diartikan sebagai tanda adanya masalah kesehatan dan bisa juga tidak. Masalah pencernaan yang paling sering dialami bayi adalah refluks gastroesofagus sehingga mengakibatkan isi lambung kembali ke kerongkongan dan dapat keluar melalui mulut.

    Kondisi ini dapat dikatakan normal apabila bayi masih mau minum susu dan berat badannya tetap naik dengan stabil hingga bayi berusia 1 tahun. Namun sebaliknya, jika Si Kecil mulai menunjukan penurunan berat badan dan menolak minum susu segeralah lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu muntah pada bayi, yaitu:

    • Bayi terlalu lama berbaring
    • Makanan yang dikonsumsi hampir seluruhnya cair
    • Bayi yang lahir prematur
    Sahabat Sehat perlu mewaspadai apabila Si Kecil muntah disertai keluhan berikut, yaitu :

    • Pertumbuhan bayi yang buruk, seperti sulit menambah berat badan
    • Adanya gangguan pada pernapasan
    • Muntah dengan paksa yang terjadi secara konsisten
    • Cairan muntah berwarna hijau atau kuning
    • Muntah darah atau isi muntah terlihat seperti bubuk kopi
    • Adanya darah dalam tinja
    • Iritasi setelah makan
    Jika muncul keluhan diatas, Sahabat Sehat perlu segera memeriksakan Si Kecil ke dokter.


    Sembelit
    Sembelit pada bayi paling sering terjadi akibat kurangnya asupan serat dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari, kurang cairan, dan masa transisi ASI ke MPASI. Pada kasus tertentu, sembelit pada bayi juga dapat disebabkan oleh adanya kondisi medis yang mempengaruhi kinerja usus atau akibat penggunaan obat-obatan tertentu.

    Berbeda dengan orang dewasa, tanda sembelit pada bayi sangat sulit dikenali karena mereka belum dapat mengkomunikasikan apa yang sedang mereka rasakan. Oleh sebab itu, Sahabat Sehat perlu mengenali beberapa gejala sembelit yang umumnya terjadi pada bayi, yaitu:

    • Kesakitan saat buang air
    • Ada darah pada tinja bayi
    • Rewel
    • Tinja bayi terlihat sangat kering dan padat.
    Biasanya bayi baru lahir yang diberikan ASI akan memiliki frekuensi buang air besar sekitar 3 kali sehari hingga memasuki usia 6 bulan. Setelah mulai dikenalkan makanan padat, bayi akan lebih sering buang air besar. Namun seiring pertumbuhannya, frekuensi buang air besar bayi akan semakin berkurang. Sedangkan pada bayi yang diberi asupan susu formula, frekuensi buang air besar sekitar 1 hingga 4 kali sehari.

    Jika Si Kecil sudah mengkonsumsi makanan padat, frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang yakni hanya 1 atau 2 kali sehari. Apabila bayi mengalami buang air besar yang lebih jarang dari frekuensi normal, kemungkinan hal tersebut menjadi pertanda gejala sembelit.


    Intoleransi Makanan

    Pada bayi yang terlahir secara prematur, mereka cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah atau memiliki cacat bawaan pada ususnya, sehingga mereka akan mengalami intoleransi terhadap makanan tertentu. Usus akan menganggap sejumlah kandungan yang ada di makanan sebagai ancaman sehingga akan menimbulkan berbagai reaksi, seperti muntah atau diare setelah mengkonsumsi makanan tersebut.

    Oleh karenanya, orang tua perlu benar-benar memperhatikan segala asupan yang dimakan oleh si Kecil. Selain itu, Sahabat Sehat juga perlu melakukan konsultasi guna mendapatkan pengobatan lebih lanjut dari dokter.


    Perut Kembung
    Tak hanya pada orang dewasa, perut kembung juga merupakan gangguan pencernaan yang sering dialami Si Kecil. Bayi yang menderita perut kembung biasanya akan mengalami sejumlah gejala gangguan pencernaan lain seperti diare, muntah, sakit perut, kolik, hingga sembelit atau konstipasi. Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perut kembung pada bayi, di antaranya:

    • Bayi yang sedang diare
    • Bayi yang terus menangis sehingga ada banyak udara yang tertelan
    • Bayi yang meminum susu dari botol yang memiliki lubang dot terlalu besar
    Kembung pada perut bayi diakibatkan karena banyaknya angin yang terperangkap di dalam perut Si Kecil, sehingga bayi menjadi rewel karena menahan rasa tidak nyaman pada perutnya. Untuk mengatasi hal ini, Sahabat Sehat dapat melakukan beberapa hal berikut yakni:

    • Menyendawakan bayi untuk mengurangi kembung di perutnya
    • Istirahat yang cukup
    • Berikan minum yang cukup agar tidak dehidrasi
    • Beri makanan yang memiliki serat tinggi

    Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan Pada Bayi
    Gangguan pencernaan pada bayi cukup umum terjadi. Namun masalah gangguan pencernaan ini harus segera diatasi. Beberapa hal yang dapat Sahabat Sehat lakukan untuk mengatasi hal ini antara lain yaitu:

    Perhatikan posisi menyusui atau makan yang benar. Biasakan menyusui atau memberi anak makan dalam keadaan tegak dan pertahankan posisi tersebut sekitar 20 menit setelah selesai menyusui atau menyuapinya makan. Ini bertujuan untuk mencegah air susu dan makanan kembali naik ke kerongkongan. Pastikan pula untuk tidak memberi susu atau makanan terlalu cepat.

    Berikan makanan yang berserat. Makanan tinggi serat sangat bagus untuk mengatasi sembelit pada bayi. Terutama asupan serat yang terdapat di buah-buahan atau jus buah, seperti papaya, apel atau pir. Selain itu, roti gandung juga dapat dijadikan asupan serat selingan selain buah-buahan.

    Hindari konsumsi makanan tertentu. Saat menderita diare, hindari memberi makan bayi yang dapat membuat gejala diarenya semakin memburuk, seperti makanan berminyak, makanan pedas dan asam, produk olahan susu, makanan tinggi serat, serta makanan makanan manis. Hal ini berlaku juga bagi Sahabat Sehat yang masih menyusui Si Kecil, karena makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kualitas ASI yang diminum Si Kecil.

    Nah Sahabat Sehat, itulah informasi mengenai berbagai penyebab gangguan pencernaan yang kerap dialami Si Kecil. Untuk mencegah infeksi rotavirus penyebab diare, Sahabat Sehat dapat memberikan imunisasi rotavirus untuk Si Kecil.

    sumber : gangguan pencernaan pada bayi
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. vilar34l M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 20, 2011
    Messages:
    402
    Trophy Points:
    67
    Ratings:
    +342 / -0
    Anak saya dulunya waktu masih bayi umur 8 bulan sempat alergi susu sapi, sehingga solusinya diberikan susu kedelai sampe umurnya 2,5 tahun oleh dokter anak
     
  4. orkay Top Contributor
    Junker Lord

    Offline

    Gold Carpet

    Joined:
    Jan 14, 2011
    Messages:
    72,710
    Trophy Points:
    257
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +99,608 / -7
    alhamdulillah 2 anak saya gak ada yang mengalami gangguan pencernaan :nikmat:
     
  5. Zacgoez M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 23, 2010
    Messages:
    518
    Trophy Points:
    41
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +44 / -1
    Orang tua harus selalu waspada akan setiap perubahan perilaku yang merupakan tanda dini sakit
     

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.