1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic I'm Invicible

Discussion in 'Fiction' started by dobod, Jul 3, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. dobod M V U

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Dec 12, 2009
    Messages:
    7,401
    Trophy Points:
    227
    Ratings:
    +19,480 / -1
    uda lama banget ga nulis nulis..
    niatnya sih ini ga bakal panjang, jadi mungkin 2-3 kali post udah selesai cerita...

    Pertarungan ini akan segera berakhir.

    Manusia raksasa itu mulai terlihat kelelahan, berbeda denganku yang masih segar karena efek healing potion.

    Dua jam pertarungan tampaknya telah benar-benar menguras habis tenaga monster itu, apalagi melawan Warrior level 90 sepertiku.

    Namun sepertinya monster ini memang tidak mudah menyerah, sebuah pukulan besar diarahkan kepadaku tapi dengan mudah aku menghindarinya dan menaiki tangannya.

    Dash! , Aku menyusuri lengannya dan dalam sekejap aku sudah berada di samping kepalanya....

    Extreme Bash!

    Dengan sekali tebas, monster itu berteriak kesakitan sebelum akhirnya terjatuh... tewas.

    CONGRATULATION!

    Sebuah pesan muncul di layar yang menandakan bahwa aku sudah menamatkan game Titan Destroyer ini. Namaku Kai , sudah 3 hari penuh aku memainkan game ini, tanpa tidur sekalipun. Aku memang seorang hardcore gamer yang tidak akan berhenti sebelum berhasil menamatkan game yang aku mainkan.

    Tapi jangan salah, aku bukanlah seorang yang anti-sosial ataupun yang kesulitan di sekolah. Nilaiku bukanlah yang terbaik, tapi juga bukan yang terburuk. Semua kehidupanku normal-normal saja, ya beberapa orang mungkin mengatakan jika mukaku selalu terlihat mengantuk, tapi semua itu tidak terlalu mengganggu.

    Kira-kira seperti itulah diriku, sebagian besar waktuku kuhabiskan untuk bermain game, namun tanpa melupakan hal-hal lain, walaupun hal-hal lain ini kulakukan seminimal mungkin hanya agar aku tidak terkena masalah ke depannya. Sekolah tidak akan protes selama aku memenuhi kriteria tersebut. Begitu pun juga dengan orang tua ku, mereka jarang berada di rumah karena mereka sibuk dengan urusan bisnisnya, dan mereka cukup puas dengan nilai laporan belajar yang kuserahkan pada mereka.

    Ketika bermain game, sebuah pikiran terlintas di otakku. Apa yang terjadi jika kekuatan super itu benar-benar ada di kehidupan nyata? Apakah pemiliknya akan menggunakannya untuk berbuat
    kebaikan? Bukankah jika kita benar-benar memiliki kekuatan seperti itu lebih baik menggunakannya untuk kepentingan sendiri? Aku yakin akan melakukan hal seperti itu jika benar-benar memiliki kekuatan super, seperti superman misalnya atau mungkin spiderman, untuk apa pusing memikirkan orang lain, bukan? Tapi hal itu sepertinya tidak terlalu penting, toh kekuatan super itu hanya ada di dalam imajinasi pembuatnya.

    ~ X ~​

    Satu minggu tersisa sebelum liburan sekolah berakhir, semua pekerjaan rumah sudah kuselesaikan dari jauh-jauh hari agar aku bisa menikmati liburan ini dengan lebih maksimal, dan untuk minggu terakhir ini aku sudah memesan 3 game untuk dimainkan. “Game of Zones”, “Calls of Nature” dan “First Fantasy XX” , ketiganya merupakan game yang katanya memiliki durasi permainan yang panjang, tapi aku yakin bisa menamatkan ketiganya dalam satu minggu ini.

    Beep Beep, Bel rumah berbunyi dan aku pun segera bergegas membukanya, dan ternyata benar itu adalah kurir yang membawakan game pesananku. Walaupun tampaknya orang yang bertugas mengirimkan ini tidak seperti yang biasanya, namun siapa yang peduli selama aku mendapatkan gameku dalam keadaan sempurna.

    Segera kubawa kardus yang kuterima ke dalam kamarku dan membukanya. Isinya terdiri dari 4 buah dvd dan 1 lembar surat. Eh, 4? Bukankah aku hanya memesan 3 ?

    “Game of Zones”, “Calls of Nature” , “First Fantasy XX” dan ”Sleeping Nemesis”.

    “Sleeping Nemesis”? Game apa itu? Aku belum pernah sekalipun mendengarnya, dan bahkan studio pembuatnya pun sama sekali tidak terkenal.

    Namun karena penasaran, game itulah yang pertama kali kumainkan.

    ~ X ~​

    Sungguh tak terduga, tingkat kesulitan dan tingkat keasyikan game ini benar benar luar biasa. “Sleeping Nemesis”. Tak terasa aku telah memainkan game ini selama seminggu, tanpa berhenti sekalipun dan hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan.

    Setelah melakukan saving, aku segera beranjak dari depan TV dan bersiap untuk pergi ke sekolah hari itu.

    Sekolahku hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumah walaupun harus melewati jalan setapak, sehingga berangkat dengan berjalan kaki adalah cara yang paling efisien.

    Dengan langkah lemas karena kekurangan tidur , aku berjalan menyusuri jalan di antara pepohonan sebelum memasuki area kuil.

    Duk! Seseorang berdiri di hadapanku tanpa kusadari. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat seseorang yang mengenakan seragam yang sama denganku, badannya besar dan tampaknya aku mengenalinya sebagai salah seorang pembuat onar di sekolah.

    “Maaf~”, aku mencoba berkata sambil mencoba untuk melanjutkan perjalanan, menghindari masalah adalah salah satu motto hidupku.

    “Oi.. Oi.. Oi.. Jangan seenaknya main kabur. Sini bayar pake duit kalo mau lewat!” , teriaknya sambil menahan pundakku.

    Dengan refleks aku menangkis tangannya yang dengan mudah terlepas dari pundakku.

    Ah.. Sial, sepertinya aku melakukan kesalahan. Kenapa harus terjadi di saat saat seperti ini.

    “Oh, rupanya kau mau menantang kelahi ya?” , ia mulai mengepalkan dan mengangkat tangannya.

    Ah, mungkin inilah akhir dari kehidupan sekolahku yang tenang dan damai , Aku memejamkan mata sambil membayangkan rasa sakit yang akan kuterima setelah menerima pukulan si kekar yang ada di hadapanku ini.

    ...........

    Sampai beberapa detik kemudian, sama sekali tak terasa apapun, tidak ada pukulan. Aku pun memberanikan diri untuk membuka mataku dan anak itu masih ada di sana, tampak kebingungan melihat tinjunya sendiri.

    Kemudian dia kembali mengarahkan tinjunya ke arahku tapi entah kenapa aku dapat mengikuti gerakan tangannya dengan jelas dan dengan gerakan reflek aku berusaha menahannya dengan tanganku. Sungguh aku pun terkejut, karena aku dapat dengan mudah menahan pukulannya.

    .......

    Kekuatan apa ini!!! Sejak kapan aku punya kekuatan seperti ini?

    Untuk memastikan apakah ini kekuatan super atau bukan aku memberanikan diri untuk mendorong si kekar ini, dan sungguh mengejutkan , dengan sebuah dorongan kecil , dia terlempar cukup jauh.

    Entah kenapa, semua ini membuat sebuah senyuman muncul di wajahku, sambil terus menerka apa yang sebenarnya terjadi, aku berlari meninggalkan tempat itu , meninggalkan si kekar yang masih terjatuh kebingungan.
    ~X~​


    Berulangkali aku mengeceknya dan ternyata kekuatan ini benar-benar nyata. Sepanjang perjalanan ke sekolah aku mencoba menghancurkan batu dengan pukulan dan itu benar-benar berhasil.
    Mungkin ini adalah kesempatanku untuk bersinar

    Pikiran itu langsung merasuk ke dalam pikiranku dan aku langsung memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa kulakukan dengan kekuatan baruku ini.

    ~X~​

    Alex, Martin, Ken, Dai.... Empat nama pertama yang kumasukkan ke dalam list orang orang yang akan kuhajar menggunakan kekuatan baruku. Mereka adalah para preman dan tukang bully yang mengganggu ketenangan sekolah ini. Mungkin setelah aku menaklukkan sekolah ini, aku akan membereskan kota ini. Sebuah senyuman muncul di wajahku ketika aku membenarkan posisi kacamataku.

    Mulai muncul dalam bayanganku bagaimana aku menghajar mereka satu persatu tanpa kesulitan , bagaimana aku kemudian muncul sebagai pahlawan bagi murid-murid, dielu-elukan dan ...

    “Kai~”, sebuah suara menyadarkanku dari semua imajinasiku.

    “Apa yang kau pikirkan? Jangan-jangan kau sedang berpikir yang tidak-tidak?”, seorang gadis berambut pendek berjongkok di samping mejaku sambil menatapku.

    “Ti.. Tidak mungkin aku memikirkan hal-hal kotor seperti itu. Lihat saja nanti, aku akan menjadi pahlawan pembasmi kejahatan di sekolah ini.”

    Gadis itu menyipitkan matanya ke arahku, tatapan tidak percaya, sebelum kemudian ia menyentuh dahiku dan membandingkannya dengan dahinya.

    “Sepertinya kau kekurangan tidur, Kai... Pasti bermain game sampai larut malam lagi ya?” , gadis itu melanjutkan penjelasannya.

    Dia adalah Mai, temanku sejak SD, keluarga kami berdua memang dekat sehingga dia lah yang paling mengetahui tentang diriku, selain orang tua ku tentunya. Mai adalah seorang gadis pemalu, rambutnya berwarna hitam dan selalu dipotong pendek. Dia adalah salah satu primadona di sekolah ini, tapi entah kenapa dia lebih memilih dekat denganku, mungkin karena kita sudah kenal sejak lama.

    “Ah, sudahlah, Mai. Mungkin akhirnya game itu mulai merasuki akal sehatnya dan dia mulai kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dan gamenya.”

    Seorang murid lain tiba-tiba ikut dalam pembicaraan kami, dia adalah Sarge, salah seorang teman baikku, sifatnya menjengkelkan tapi dia teman yang baik.

    “Ah, sudahalah, percuma aku menceritakannya pada kalian. Nanti kalian akan lihat sendiri.” , ujarku percaya diri.

    “Ssstt... Guru datang.” , dan semua murid kembali ke mejanya masing-masing.

    Ketika pelajaran dimulai, seperti biasa aku langsung tertidur di atas mejaku. Sebagian besar guru membiarkanku demikian, karena aku selalu bisa menjawab pertanyaan yang ditanyakan kepadaku.

    ~X~

    Alarm tidur ku pun menyala, maksudku... Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan itu memang tandanya aku pulang dan...

    Tunggu, aku tidak boleh pulang dulu, ada beberapa hal yang harus kulakukan dan aku tau di mana aku bisa menemukan apa yang kucari. Aku segera mengepak tasku, dan bergegas berjalan keluar kelas.

    “Kai, mau ke mana kau? Tidak langsung pulang hari ini?” , Mai menghentikanku.

    “Tidak, ada sesuatu yang harus kulakukan sebagai pahlawan. Kalau kau mau, kau boleh melihatku beraksi untuk pertamakalinya.” , aku pun segera lanjut menuju ke atap sekolah.

    Atap sekolah adalah markas dari Spider Gang yang dipimpin oleh Alex, salah seorang targetku, dan aku tau dia pasti ada di atas sana.

    “Hei, apa yang akan kau lakukan? Hentikanlah, sebaiknya kau menghindari mereka.”, Mai mencoba mengingatkanku sebelum aku membuka pintu menuju ke atas sekolah.

    “Tenang, kau tunggu saja di sini, dan jangan melakukan apapun.” , kataku sambil membenarkan posisi kacamata dan memegang pundak Mai.

    Baiklah, aku merasa keren di situ.

    “Alex, waktumu berkuasa sudah habis. Kini saatnya aku yang berkuasa.”

    Tatapan mata yang tajam, tangan kiri di dalam saku , tangan kanan membenarkan kacamata, angin berhembus, membuatku semakin percaya diri dan merasa keren.

    Dua belas pasang mata yang ada di situ segera tertuju padaku, mereka langsung bangkit dari tempatnya masing-masing bersiap untuk berkelahi. Namun, segera dihentikan oleh sebuah suara.

    “Hee~ Masih ada yang berani menantangku ternyata ya. Kalian semua tenang saja, ini akan kuselesaikan dengan satu pukulan.” , Ia adalah Alex, sang pemimpin. Dia adalah salah satu preman yang suka memeras uang dari para murid lain.

    Alex dengan cepat berlari ke arahku dengan kepalan tangan yang sudah siap untuk memukul. Aku pun segera memosisikan diri untuk menangkis pukulannya dan...

    Buakk!!
    Sebuah pukulan keras mendarat di tanganku. Aku tidak mampu menahannya dan terlempar. Tanganku gemetaran, masih terasa efek pukulannya, badanku sama sekali tidak bisa bergerak lagi.

    Apa ini?? Kenapa aku kembali jadi lemah??

    “Oh, hanya segitu? Cuma omong saja ternyata. Kalian, habisi dia.”, Ia memerintah anak buahnya yang langsung mengerubutiku dan menghajarku.

    Ah~ Mungkin memang benar aku sudah tidak bisa lagi membedakan antara kenyataan dan dunia game lagi, mungkin semua kekuatanku itu memang hanya ilusi.

    Kemudian semuanya menjadi gelap...

    ~X~​

    “Kai... Kai...”

    Perlahan aku mulai membuka mataku, dan melihat Mai ada di samping tempat tidurku.

    “Ah... Syukurlah akhirnya kau sadar juga..”, Mai tampak tersenyum lega.

    Badanku masih terasa sakit di sana sini akibat pukulan dan tendangan dari Alex dan anak buahnya. Di sinilah aku sekarang di atas ranjang rumah sakit.

    “Sudah kubilang kan, mungkin game game itu mulai meracuni otaknya, sehingga ia sekarang merasa memiliki kekuatan super.” , Sarge yang ada di sana juga ikut menyahut.

    “Diam kau.. .uh...”, rasa sakit kembali menyerang tubuhku ketika aku ingin bergerak.

    “Kau sebaiknya tidak banyak bergerak dan istirahatlah dulu di sini. Jangan bermain game dulu. Aku akan menjengukmu besok sepulang sekolah.” , Mai memberikan nasihat.

    Kemudian, Mai dan Sarge pun pulang karena memang waktu sudah mulai larut.

    Jangan bermain game dulu? Konyol... , Aku pun langsung mengeluarkan PSP yang selalu kubawa di dalam tasku dan memainkannya. “Soul Caliber”, sebuah game fighting dengan sentuhan karakter dan cerita yang menarik. Sepertinya ini cukup untuk menghabiskan waktu luangku di sini.

    Begitulah, aku menghabiskan waktuku sepanjang berada di sana untuk bermain game itu. ..

    ~X~​

    Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan sudah sore hari. Aku merasa tubuhku sudah benar-benar sembuh total, walaupun sejak kemarin belum tidur. Aku mencoba bangkit dari tempat tidur dan aku merasa kondisiku sudah 100%, semua bekas memar juga sudah hilang.

    Namun masih ada satu hal yang terus mengganjal pikiranku. Kenapa kekuatan itu hilang? Padahal aku sangat yakin aku memiliki kekuatan itu bahkan berhasil menghajar seseorang.

    “AAAHH!!” , aku memukul lemari besi yang berada di sana untuk melampiaskan kekesalanku. Seperti yang kuduga tanganku sedikit terasa nyeri, namun sepertinya kekuatanku sedikit kembali, melihat lemari besi itu sedikit penyok.

    Kekuatanku... masih ada... Ini semua bukan hanya ilusi ... ini benar benar nyata...

    “K...Kai... Apa yang kau lakukan? Seharusnya kau istarahat.” , Mai tiba-tiba muncul dan kaget melihatku berdiri di situ.

    “Aku sudah sembuh, kok. Seratus persen , aku akan kembali sekolah besok.”, aku mencoba meyakinkan.

    “Benarkah? Syukurlah... Jangan terlalu memaksakan diri, dan jangan bertindak sembarangan lagi, kau membuatku khawatir.” , Kali ini Mai sedikit mengalihkan pandangannya.

    Apakah aku harus memberitahukan tentang kekuatanku ini? Tapi sepertinya dia juga tidak akan percaya.

    “Kalau begitu sebaiknya kau kembali saja dan beristirahat, aku juga akan keluar dari sini malam ini. Kau tidak perlu khawatir.”

    Mai pun mengangguk sambil menunjukkan senyumnya, dan segera keluar dari ruangan itu.

    Aku harus tau bagaimana cara mengontrol kekuatanku ini, pasti ada sesuatu.Jika aku bisa mengontrol kekuatanku ini, aku bisa mengalahkan siapapun.

    Aku pun memutuskan menghabiskan malam itu untuk mengetahui lebih dalam mengenai kekuatanku ini.

    ~X~​

    kritik saran dipersilahkan, tapi jangan kejam-kejam ya.... :takut:
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. noprirf M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 14, 2014
    Messages:
    1,337
    Trophy Points:
    142
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +427 / -0
    :matabelo:
    woh campuran antara perkelahian dengan game online :matabelo:

    kalau dibagian menariknya sih di dunia onlinenya, si Main Character kek nya penggemar game addict ya :hmm:, kalau dibagian cerita aku sih suka pas munculnya kekuatan baru gitu :hmm:, untuk sebagian besar bagus, :matabelo:
     
  4. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Numpang komeng ya...

    Ok. Awal yg cukup berhasil memikat saya, karena berkaitan dengan game hahaha.
    So far enjoyable.

    Tapi mau ga mau, I feel these elements are too common.
    • Antisocial mediocre guy. Bolehlah, walaupun gak terlalu menarik.
    • Childhood friend, a girl, primadona. Meh. Just meh. Mungkin akan lebih menarik kalau diganti dengan karakter jenis lain. Temen SMA (BUKAN teman kecil), dan bukan primadona. Rambut keriting. Atau mohawk. Atau gundul. Rambut pendek itu sooo mainstream.
    • Super physical power??? Please, don't. Sudah terlalu banyak cerita yg protagonisnya punya kekuatan fisik super. Kecuali ada penjelasan lain soal ini, misal si Kai bisa memanipulasi struktur otot atau partikel udara di sekitar tubuhnya, atau atom2 yg ada di target pukulannya, atau apalah. Be more tricky. Jangan sekedar raw power macam naruto, luffy, atau ichigo.

    Setting, ini model jepang2an gitu? Ada kuil segala. Mungkin perlu penjelasan lagi biar lebih enak.

    But anyway, ini termasuk genre favorit saya. Game, fantasy. Jadi saya cukup antusias membacanya. Semoga jadi cerita yg bagus.
     
  5. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    Entah kenapa kurang halus perpindahan adegannya.dan reaksi dri tokoh utama agak datar mengenai kekuatanny hmmm ya bisa dibilang dia punya Karakter "mudah percaya" atau "punya mimpi besaridup di dunia game"

    :haha:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.