1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Antara Cinta, Agama, dan Kesukuan

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Feb 23, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Oneshot/Cerpen - Antara Cinta, Agama, dan Kesukuan

    yah ini adalah cerita dengan tema yang sedikit... umum bagi penulis.
    cerita pendek yang sekali tamat. sedikit upaya penulis untuk berlatih dan menggali cara penulisan genre romance.

    cukup lama penulis gak share tulisan di fiction.
    silahkan dibaca dan dikomentari jika berkenan :malu:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Feb 23, 2014
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Antara Cinta, Agama, dan Kesukuan

    Telah berlalu cukup lama akhirnya aku memilih menuliskan lagi catatan hidupku pada buku ini. Meluapkan rasa hati bercumbu dengan secarik kertas putih, menuangkan segala resah yang kutahu tidak akan ada yang membantu, baik itu Tuhan maupun 'Tuhannya'. Pria bodoh yang hidup untuk merasakan bahagia sesaat lalu perih, pria yang terjebak dalam angan cinta yang lenyap karena perbedaan. Siapakah yang membuat perbedaan? Manusia dengan egonya? Atau Tuhan dengan kuasanya?

    Dimulai dari enam tahun yang lalu, saat pertama kali akhirnya aku menginjakkan kaki di kehidupan yang baru, mereka menyebutnya perkuliahan. Aku masuk ke PTN meninggalkan segala kenangan yang kumiliki bersama dengan gadis yang dahulu begitu kupuja. Bukan berarti aku adalah pria yang jahat karena pergi begitu saja dari dia yang masih berarti. Pujaan hatiku memilih pria lain, sekalipun selama dua tahun di masa SMA aku telah melakukan berbagai hal, mencoba menaklukan hatinya dan mendapatkan cintanya. Tapi pada akhirnya berkas cinta yang lain tetap membekas dan kusadari salah satu di antara kita harus mengambil keputusan.

    Aku pergi ke PTN sebagai pelampiasan sedangkan dia pergi untuk memulai dunia kerja.

    Aku tidak mengerti apa arti dari cinta. Kusadari jika kutanya pada pasangan kekasih, mereka tidak benar-benar tahu apa arti dari cinta itu sendiri. Tiap cinta yang dialami pasangan kekasih memiliki arti yang berbeda. Dari rasa hangat ketika berdua, rasa memiliki, obsesi berlebih, hingga sekedar teman untuk tidur. Aku tidak pernah tahu apakah yang kurasakan selama ini adalah cinta atau hanya rasa kasih berlebih. Selalu menjadi tempat curhatan, sebagai penenang, bahkan sebagai pria yang membuatnya tertawa untuk melepaskan kesedihan.

    Lalu pada akhirnya cinta yang memisahkan kami. Rasa cinta lain yang masih tersisa dan rasa cintaku yang berusaha mengikhlaskannya.

    Air mata jatuh. Kehangatan itu membeku. Kukatakan aku mencintainya dan memaafkan apa yang telah dia perbuat di belakangku. Dia memelukku malam itu, malam yang dingin di pelataran Jalan Pahlawan.

    Segala kenangan yang tercipta menjadi basis dari kepercayaanku akan cinta. Sekalipun kutahu perselingkuhan adalah salah, tapi aku sadar bahwa setiap insan manusia memiliki rasa ketertarikan pada orang lain, walaupun mereka telah mememiliki kekasih. Banyak yang mengatakan bahwa cinta itu buta. Ya, begitu butanya sehingga tiap dari pasangan yang berselingkuh membenarkan tindakan mereka dengan mencari kesalahan-kesalahan dari pasangannya sendiri.

    Tahun pertama perkuliahan, aku mengenal seorang wanita. Wanita yang baik menurutku, dia manis, dan tegas di satu sisi. Sejak ospek maba (mahasiswa baru) kami berdua telah melakukan kontak mata. Aku merasakan sesuatu ada dalam dirinya dan kuyakini dia juga merasakan hal yang sama. Walaupun grogi dan ragu-ragu akhirnya aku memulai berbincang dengannya. Kami mulai dekat karena waktu. Mulai memahami diri kami masing-masing walaupun sebagian dari rahasia tetap kami simpan sendiri. Aku inisialkan nama wanita ini sebagai “Maria”.

    Dia adalah seorang remaja gereja yang taat. Selalu yang dibicarakan olehnya mengenai kasih Tuhan, ya sosok deity yang berbeda yang kuyakini dalam kepercayaanku. Itu tidak masalah bagiku ketika akhirnya rasa kasih itu muncul pada wanita yang berbeda agama denganku. Maria juga tidak masalah dengan itu walaupun terkadang teman satu gerejanya selalu membisikkan sedikit kata-kata gusar atas pilihannya.

    Aku tidak selalu mengatakan padanya aku mencintainya. Karena bagiku kata cinta bukanlah sekedar gombalan seorang lelaki untuk membuat seorang wanita terhanyut malu dan merasa bangga karena dicintai. Dia juga tidak mengatakan yang serupa. Walaupun begitu, kami sering berjalan berdua dan terlihat sebagai pasangan kekasih.

    Kami saling mengasihi itu benar. Semakin lama rasa kasih itu tumbuh seperti layaknya bunga yang mekar. Dia yang di posisi sulit akhirnya terjebak dalam banyak ucapan cinta dari pria-pria gereja. Aku sendiri yang tetap bersamanya kembali mengalami kontak dengan mantanku sejak SMA. Maria memutuskan untuk tidak mengekang atau memaksa, biarkan Tuhan berkehendak jika memang DIA menghendaki kami berdua untuk bersama. Kami memiliki perasaan yang kami jaga dan kami memiliki perasaan lain yang harus kami kelola.

    Cinta yang lalu bersemi kembali. Aku dan mantanku makan berdua di lembang, bercerita tentang apa yang terjadi setelah 3 tahun terlewati sejak terakhir bertemu. Aku mengatakan tidak ada yang banyak berubah dari diriku, berbeda dengannya yang sekarang telah menjelma menjadi seorang sekretaris cantik yang menjadi lirikan para pria jomblo yang ngumpul di restoran yang sama tempat kami makan.

    Lalu dia mengatakan dia benar-benar menyesal dan meminta maaf. Kata maaf yang selalu terlambat dan hanya muncul keluar setelah semuanya telah terlewati. Pilihan yang diambil yang ternyata salah dan kembali menginginkan opsi yang lain. Cinta yang ditinggalkan yang kini dia inginkan lagi dariku.

    Aku tidak mengatakan padanya aku masih mencintainya. Bagiku kata cinta itu terlalu abstrak ketika mempercayai bahwa rasa cinta hanya untuk satu orang yang paling berarti dan kini itu tidak terjadi di posisiku. Aku mengatakan aku peduli padanya, aku masih menyayanginya seperti dulu namun aku tidak bisa dengan mudahnya bergerak dan membangun apa yang dahulu pernah berdiri. Janji mengenai bahtera yang pernah kujanjikan akan kubuat untuknya melewati lautan bersama.

    Dia sering menelepon ketika rehat kuliah di siang hari. Menelepon untuk sekedar bertanya kabar atau hanya menggangguku yang saat itu sedang bersama Maria. Aku tidak berbohong seperti kebanyakan pria, karena aku juga menyadari kejujuran Maria padaku mengenai laki-laki yang mendekatinya. Walaupun tatapan Maria terkadang agak sinis ketika aku mengangkat telepon saat bersamanya, tapi dia tidak pergi dari sampingku. Sepertinya dia mengerti akan sesuatu hal dan sesuatu itu menahannya untuk marah merebut handphone-ku ataupun untuk pergi seenaknya meninggalkanku sendiri.

    Kondisi ini terjadi sangat lama, hingga akhirnya terungkaplah bawa Maria menerima kata cinta dari seorang pria. Kata cinta dari teman satu gereja karena mereka sering bertemu saat perkumpulan terjadi atau ketika hari sabtu tiba. Aku marah mendengarnya, emosiku naik tinggi setinggi kemarahan yang belum pernah kukeluarkan. Aku memaki-makinya ketika pada sadarnya kami tahu tidak ada sesuatu yang mengikat. Bahkan jika ikatan nyata itu terjadi, apakah kami bisa melanjutkannya ke jenjang yang lebih atau tidak. Itu yang menjadi kekhawatiran Maria padaku.

    Ketika apa yang kulakukan telah cukup baginya untuk melihatku sebagai kekasih yang baik di matanya seperti selalu ada untuknya, menemaninya dalam mengikuti acara keluarga, atau sekedar ritual ababil seperti makan dan nonton yang menjadi kebiasaan, tetapi dia tidak pernah memberitahukan kondisi keluarganya padaku walaupun aku mengenal tantenya. Aku tahu aku juga belum bisa mengenalkannya pada keluargaku sekalipun aku sering cerita pada mereka.

    Pada awalnya Ayah mengeriyitkan dahi ketika tahu kekasihku berbeda agama. Itikad baik dari ibuku juga terlihat setengah-setengah yang kutahu pada akhirnya adik perempuanku yang mengerti perasaanku dibandingkan orang tua yang kujunjung tinggi dan kupatuhi sebagai anak yang berbakti.

    Semua orang mengatakan hubungan seperti itu tidak akan berhasil. Banyak hal yang akan dikorbankan jika akhirnya aku memaksakan perasaanku untuk bersamanya. Apakah cinta yang tulus itu begitu bernilai ketika harus mengorbankan kasih sayang dari orang tua atau mungkin lebih parah nantinya mereka tidak menganggapmu sebagai anak lagi. Terlebih prinsip akan Ketuhanan adalah sesuatu yang lebih sulit lagi. Persis seperti apa yang Maria ucapkan padaku. Kegelisahan yang sama yang membuatnya mulai ragu hubungan ini akan dibawa ke mana.

    Dalam adatnya di suku batak, dia harus menikahi orang yang satu suku. Bahkan untuk yang satu agama dan beda suku saja itu sudah dilarang. Keluarganya sangat taat dengan adat, dan karena adat itu jugalah yang akhirnya dia memutuskan hubungan ini. Walaupun sepihak ini adalah terbaik katanya sebelum semuanya lebih dalam dan lebih menyakitkan.

    Tahun-tahun terakhir perkuliahan menjadi neraka bagiku. Apakah cinta itu melampaui segalanya? bukankah cinta itu sendiri yang melampaui perbedaan? Ketika cinta itu ada rasa kasih akan diberikan tanpa memandang golongan darah, ras, suku, bahkan agama sekalipun. Aku kira Tuhan mengajarkan rasa cinta kasih pada setiap manusia tanpa mengambil tindakan fasis. Itu yang kupahami, itu yang kuyakini, dan itu yang kukatakan padanya.

    Itu tidak mengubah apapun. Sekalipun kami berdua mencintai satu sama lain.

    Aku dihadapkan pada satu pilihan dan hanya satu-satunya pilihan yaitu ikhlas. Ikhlas yang bagiku adalah bullshit, se-bullshit kata cinta tak harus memiliki.

    Aku berlari pada pelarianku, kembali pada pelukan hangat yang memang menungguku. Sekalipun hati ini telah berubah karena waktu dan orang lain yang ada di sana untuk mengisi jiwa dan pikiranku. Sayangnya, saat itu aku benar-benar membutuh seseorang yang menopangku bukan sekedar berceramah seperti mereka paling mengerti dan tahu kondisiku seperti apa. Mereka bisa bicara apapun karena mereka tidak berada di posisiku. Aku hanya ingin berbicara dan didengarkan kala itu.

    Kami melakukan sesuatu yang tidak akan pernah bisa kami lupakan. Sesuatu yang membuatku tenang, membuatnya nyaman, dan sebagai bentuk amarahku sendiri pada konsep perbedaan yang diucapkan manusia dan dibakar orasinya atas nama Tuhan. Maria tidak pernah tahu kelakuanku itu, aku tetap bungkam dan mantanku sendiri tetap diam karena baginya merebut dengan kotor itu mudah sedangkan merebut hati itu sulit.

    “Aku mencintaimu karena aku cinta DIA (Yesus).”

    Aku terdiam saat akhirnya Maria mengucapkan hal itu di depan gereja. Kutahu egoku dan semua rasa obesesiku tidak sebesar perasaan hati yang dia jaga. Apapun akan kuhadapi untuk tetap bisa bersamanya, akan tetapi ketika rasa cinta itu telah teragukan di sisi yang lain, pondasi gedung kokoh pun akan runtuh. Ego kami masing-masing menahan kami berdua untuk bersama. Di satu sisi masih percaya, di sisi lain telah ragu dan menyerah.

    Mungkin banyak orang memudahkan dengan kalimat “Kenapa tidak pindah agama saja?” itu bukanlah sebuah solusi ketika prinsip adalah sesuatu yang tidak bisa dengan mudah diubah. Apalagi aku sangat menghormatinya dengan agamanya dan dia menghargaiku dengan agamaku sendiri.

    Selalu muncul perkataan seperti ini “Kenapa Tuhan membuat perbedaan? Kenapa Tuhan memberikan rasa kasih pada dua orang yang saling mencintai dan beda agama? Apa Tuhan sengaja mempermainkan kami manusia? Atau dia memiliki rencana lain dibalik ini semua?”

    Aku tidak pernah mengatakan aku mengikhlaskannya, atau merelakannya pergi. Aku hanya diam menunggunya mengambil tindakan dan akhirnya aku berjalan berbeda arah dengannya. Karena kutahu, cinta tidak akan hanya bisa hidup dengan bertepuk sebelah tangan atau hanya satu orang yang percaya dan yang lainnya meragukan.

    Tahun-tahun berlalu. Aku yang hidup dalam rasa duka, hidup juga dalam hampa. Untuk hidupku sendiri akhirnya aku lebih memilih tidak lagi mencintai siapapun. Bahkan mantanku yang telah menunggu lama akhirnya pergi menikah dengan orang lain karena sikapku itu. Rasanya lebih baik bagiku untuk diam meratapi tembok perbedaan dan berusaha untuk mengerti hingga nanti aku akhirnya mengerti dan menyadari bahwa cinta memang dibatasi oleh agama dan juga kesukuan.

    Maria tiba-tiba meneleponku, dia ingin aku bertemu dengannya. Sebagian dari rasa kecewa terobati karena aku mendengar suaranya lagi setelah sekian lama. Kami bertemu, kami bersenang-senang. Merasakan kondisi hidup seperti seorang suami istri yang baru menikah. Makan bersama, bersenang-senang bersama, keceriaan yang tidak pernah aku sangka kudapatkan lagi darinya.

    Kami berdua tidak mengungkit lagi masa lalu. Tidak sekalipun aku bertanya kenapa dia datang menemuiku karena kutahu dia telah menjawabnya duluan dengan kata “Aku rindu padamu”.

    Di malam harinya, kami tidur bersama di sebuah villa. Villa yang tidak terlalu besar yang jauh dari keramaian kota. Aku tahu dia lelah, dan aku membiarkannya tidur di atas kasur empuk lalu menyelimutinya perlahan. Di momen itu kesedihan yang tertunda muncul. Dia mengatakan dia tidak bisa melupakanku, dia ingin bersamaku mengarungi bahtera berdua sebelum akhirnya semua terlambat dan mimpi itu hilang.

    Maria telah dijodohkan dengan pria satu suku dan akan menikah tahun depan. Aku terkejut dengan pengakuannya. Lebih terkejut lagi karena aku bingung apa yang harus kukatakan. Aku akhirnya tidur di sampingnya memeluknya dari belakang, melegakan tangisan pilunya yang menyayat hatiku juga. Pembaca tentu tahu apa yang terjadi kemudian, tidak ada perlawanan di sana seakan-akan hal itu adalah solusi bagi kami berdua untuk bersama.

    Tapi akhirnya aku sadar bahwa aku tidak bisa melakukannya.

    Entah apa ini disebut happy ending atau bukan. Entah apakah Maria kecewa atau tidak. Aku merasakan aku melakukan sesuatu yang benar. Aku menghargainya, aku mencintai kekasihku yang lugu, taat, dan begitu suci di mataku. Aku tidak ingin merenggut kesuciannya dengan cara seperti ini walaupun aku bisa dan dia rela.

    Aku mengecup keningnya tanda kasih terakhirku yang kuberikan padanya. Maria gusar, rasa enggan yang hendak dia keluarkan dari mulutnya atas pilihanku kutahan dengan ujung jariku. Aku tahu dia ingin bersamaku, aku tahu dia telah memutuskan untuk meninggalkan semuanya termasuk keluarganya demi diriku.

    “Aku mencintaimu karena aku mencintai Allah.”


    Fin

    ~ END ~
     
  4. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Izinkan newbie ini kasih sedikit komentar yah :terharu:

    Yang gw tangkap ini pada akhirnya semua berujung kepada keimanan kita bukan. Karena cinta itu juga berasal dari sang pencipta maka iman kitalah yang harus menentukan jalan yang akan kita ambil :iii:

    ---

    Sedikit OOT...I'm still madly waiting for the next RO story :swt:
     
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    wah recht komen :matabelo
    iya keimanan yang gak semudah itu berubah cuma karena cinta. walaupun cinta adalah sesuatu yang bisa melewati perbedaan itu sendiri.
    Kita cinta sama seseorang karena kita cinta pada Tuhan juga.

    - - -
    nunggu update fanfict RO die aegis schild? wah klo di kaskus udah jauh banget itu updatenya.
    gomen, ntar gw update juga di SF fiction ketinggalannya :peace:
     
  6. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Hehehe...menggelitik soalnya klise yang biasa kan selalu memenangkan cinta diatas segalanya. Tapi tulisanmu ini bisa ngambil dari sisi lain denga cara yang halus :peace:
    Two thumbs up :)

    ---

    Kalo boleh, minta link-nya yg di kaskus, tadi ngubek2 ga ketemu :swt:
     
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    yah ini cerita suatu dilema, sentimen, dan ironi wa juga.
    thx recht. kalimat "Aku mencintaimu karena aku cinta DIA (Yesus)" itu true story.
    makanya dalem banget gw tulis cerita ini. :peace:

    - - -

    ini linknya

    http://www.kaskus.co.id/thread/511f...die-aegis-schild-ragnarok-online---anthology/
    Code:
    http://www.kaskus.co.id/thread/511f28a9e974b4601d000002/fanfict-ragnarok---die-aegis-schild-ragnarok-online---anthology/
     
    Last edited: Feb 25, 2014
  8. rechtmasta M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Apr 29, 2010
    Messages:
    1,043
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +301 / -1
    Ohhh...that's why cerita ini feel "real"nya kerasa banget, bukan sesuatu yang kyk didramatisir. Nice!!!

    ---

    Thanks, buat link-nya, segera meluncurrr :lol:
     
  9. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    puh ijin komen puh :nongol:

    bahasanya :shock: level dewa, sasuga :sembah:

    jujur aku ga begitu ngerti ceritanya karena emang bahasanya terlalu artistik buatku :hiks: but somehow, aku tau ini good story :hmm:

    yang masih ga ngerti tu, yaa, awalnya si aku yang protes karena agama, tapi akhirnya maria juga...keknya ikut protes :keringat:

    jadi, cinta memang harus balik lagi ke agama, gitu ya maksud cerita ini :bloon:

    done puh :maling:
     
  10. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    puh? pupuh? :iii:

    thx. :peace:
    gaya bahasanya emang artistik sih ngambil kata-kata yang sekiranya dalem dan nempatin kalimat yang gak bertele-tele. langsung ke intinya apa.
    itu kenapa wa suka banget gaya narasi atau monolog.

    iya ini nyeritain dilema 2 orang insan yang protes dengan perbedaan agama dibalik sematan cinta.
    bagaimana awalnya salah satunya kokoh bertahan demi agama, akhirnya runtuh juga untuk tetap berkeinginan bersama.
    akan tetapi, di akhir mereka berdua (Tokoh Aku dan Maria) belajar mengenai kerelaan. "mungkin itu yang sebenernya Tuhan pengen ajarkan ke mereka berdua."
    rela bukan karena disuruh.. tapi rela karena mengerti. rela karena bersedia.

    sekali lagi, intinya kita cinta seseorang itu karena kita cinta dengan Tuhan. :malu

    thx komennya fairyfly :peace:
     
    Last edited: Feb 26, 2014
  11. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    gw mencium aroma "pengalaman pribadi" :ngacir:
     
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    begitu pekatkah aromanya? :ngacir:
     
  13. adetuciha Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 28, 2009
    Messages:
    26
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +135 / -0
    hahaha, sama saya juga.. :v
     
  14. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    weh heiel tumben mampir ke sini. :hi:

    ane pengen komen si.
    tapi mau nanya dolo.

    ini nyata apa enda?

    soalnya buat apa ane komentarin pikiran fiksi dengan nyata kalau tidak nyata.
    atau kebalikannya, seharusnya ane komentarin fiksi malah kebawa nyata.

    pemaslahan yang diulas adalah masalah sejuta umat. jadi ane rasa sih ini fiksi. bukan masalah pribadi.
    tapi bingung juga :puyeng:
     
  15. ndre85 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 4, 2009
    Messages:
    324
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +37,472 / -0
    huhuhu...sedih bacanya..knp tiba - tiba ada ceritaku disini...walau ga 100% sama...entah akan berujung kemana...
     
  16. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    :hi:
    lagi pengen share tulisan ini.

    hmm, semua dikembalikan pada pembaca. mau anggap full true story atau semi-true story. :malu:
    komentar mah komentar aja. mau itu fiksi atau kisah hidup. keduanya itu memberi contoh mengenai pengalaman hidup.

    dan lagi masalah sejuta umat bukan berarti gak boleh pake true story. realitanya emang menyukai seseorang yang beda agama itu ada.
    dan wa emang salah satu yang mengalami hal itu. klo perasaan cinta itu gak ada, wa gak akan jadi penulis sekarang.
    kok jadi malah muter2 di keingintahuan ini true story apa fiksi? :iii:

    wow cinta dengan yang beda agama juga ya? dilema yang gak akan pernah berakhir. :ohno:
    setiap kisah akan berakhir klo kita telah memutuskan mengakhiri.
     
  17. ndre85 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    May 4, 2009
    Messages:
    324
    Trophy Points:
    191
    Ratings:
    +37,472 / -0
    super banget....dan kadang susah untuk dilakukan
     
  18. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0

    sorry lama balas. abis ngepel jadi lupa :ngacir:

    jika true story:

    ane nyampaen pikiran temen ane, Jo.. :ngacir: katanya konsep yang situ sebutkan itu salah.
    cinta, suku, dan agama.
    ada konsep ketuhanan dan kemanusiaan.
    ane kembaliin lagi, jika melihat sejarah, cinta suku dan agama itu yang bikin sapa?
    Tuhan?
    nda kok. manusia semua yang bikin. jadi ini adalah konsep kemanusiaan dimana manusia suka membeda-bedakan.
    jadi diganti, kenapa manusia berpisah? ya karena manusianya itu sendiri.
    manusia pertama diciptakan sendiri, terus karena bosen diciptakan berpasangan.
    manusia dilarang membunuh, tapi karena manusia ngeyel terus "bagaimana cara kita mempertahankan diri?" dikasi ijin membunuh malah jadi teroris.

    sebenarnya temen ane Jo ini pengikut garis lembut. dia gak suka pikiran atheis. karena science justru membuktikan ada desainer di dunia ini. dan gak setuju ama pikiran agamais, karena manusia sering membatasi padahal maksud awalnya tuhan ngasi ilmu bukan buat batasan tapi kesejahteraan.

    cinta itu sendiri bullshit. Jo mengatakan ada dua peran yang berpengaruh sehingga situ berpikir seperti ini. pertama yaitu oxytoxin, dan yang kedua adalah serotonin.
    saran darinya : kawin lari :ngacir:

    dan jangan lupa, pernikahan tidak berarti bahagia loh.

    em maksud dari Jo ini, juga gak sepenuhnyaku mengerti.
    jadi jangan dipikirkan :ngacir:

    =====

    jika fiksi :

    nah ini menurut ane sih.
    situ terlalu exploitasi memakai perkataan yang seenak udel. maksudnya bukan jelek sih. tapi pembaca yang tidak sepintar situ kurang mengerti.
    ada yang bilang tulisan situ artistik. menurut ane sih tidak. karena tidak ada pemakaian narasi yang membawa tulisan menjadi seni.
    penulisan situ sangat bagus. wajar udah pro sepuh gitu loh.
    cuman gimana ya ane jelasina.
    tulisan ane di bawah ini contohnya.

    soalnya buat apa ane komentarin pikiran fiksi dengan nyata kalau tidak nyata.
    atau kebalikannya, seharusnya ane komentarin fiksi malah kebawa nyata.

    ini ane tanya pake alam pikiran author. ane tulis seenak udel. situ nangkapnya ane mempersalahkan true story ato fiksi.
    padahal maksud ane bertanya bukan masalah itu. tapi masalah bagaimana ane menulis komen untuk situ?

    nah situ bingung nda, ama tulisan ane?
    kalau bingung itu dia masalahnya. situ memakai kata-kata yang bikin bingung yang sama seperti yang ane lakukan.
    bagi yang mengerti sih ngerti. bagi yang tidak?
    ane kembalikan nge share itu tujuannya untuk pembaca.
    atau menghibur diri?

    dua duanya bener.

    tapi alangkah baiknya tulisan juga untuk pembaca.
    ini temanya bagus banget, tapi pembawaan situ yang buat isinya jadi misterius.

    ane ulangi. ane gak bilang tulisan situ salah. tulisan situ udah sesusai dengan kaidah. dan benar adanya. dan tidak perlu dibenarkan lagi.
    ane cuman nyampein saat ane bacanya, ane sadar situ kurang memakai kalimat yang bikin tulisan jadi jelas bagi pembaca aja.

    atau emm.. bisa saja ini cuman tulisan waham sesat dari ane.

    eh jangan anggap tulisan ini deh.
    jadi :malu:
     
    Last edited: Mar 2, 2014
  19. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    yakin Jo? bukan venysilvia? :ngacir:
     
  20. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    wih panjang juga. lama gak dapet komen panjang. :matabelo:

    wa gak akan approve atau disapprove soal komentarnya. semuanya dibalikin ke pembaca apa sih yang bisa dipahami dari cerita ini.
    klo emang memahami ini cerita dengan baik, memang manusia yang membuat sekat. agama dan kesukuan sebagai basis dari pemahaman tokoh 'Aku' soal itu.
    cinta itu melewati perbedaan.. tapi ketika akan berujung pada pernikahan, hal lain akan berbenturan. adat suku dan agama itu sendiri (mungkin klo atheist peduli amat).
    gak semata-mata manusia dengan pikiran simpelnya. kalo meniadakan keberadaan adat dan agama, ini mungkin fictnya akan ber-ending dengan kawin lari (happily ever after?).

    kenapa artistik? itu anggapan pembaca juga. ada beberapa reader yang cukup terkesan dengan monolog kalimat "Siapakah yang membuat perbedaan? Manusia dengan egonya? atau Tuhan dengan kuasanya?"
    pada dasarnya wa bikin fict ini juga pengen ngasih kesan misterius dan berpikir bagi reader. itu kenapa cuma ada satu nama (dan inisial) yaitu Maria di fict ini. Sisanya 'Aku' dan 'mantanku'. pernah baca cerpen sufi gitu? kurang lebih seperti itu ini cerpen. menggetarkan pemahaman agar pembaca berpikir lagi soal keadaan dan mengerti kondisi sang tokoh 'aku' dengan pandangannya dan kondisi agamais yang ada disekitarnya. bingung? tulisan-tulisan kayak gini umumnya gak bisa di skimming. padahal ini termasuk pendek ceritanya.

    wa suka ngebawa pikiran pembaca tapi wa juga suka agar pembaca mikir lagi. itu gaya penulis ini. :malu:
    yang penulis tangkep, venny pengennya suatu tulisan itu jelas agar pembaca bisa memahami dengan jelas maksud penulis itu apa dalam sebuah cerita. ini bukan cerita yang seperti itu ven. dan penulisan seenak udel itu penulis gak ngerti yang mana? penulis suka dengan gaya tulisan penulis walaupun sarcasm pada suatu hal terkadang terkandung di dalamnya.

    untuk komen...
    klo misal boleh berkomentar juga, klo wa sendiri mau itu fiksi atau true story bakal komentar apa adanya. karena komentar adalah ciri pemahaman pembaca dan apa yang dia pegang (baik itu dia setuju untuk pola pikir tertentu atau tidak). itu sudut pandang pembaca dan gak dipisah-pisah kayak venny ini, klo fiksi begini klo true story begitu. jadi klo bagi saya sebagai author, ya venny silahkan tulis apa adanya tanpa maksud flaming.

    karena fict ini bukan jadi tempat pembenaran bahwa mencintai beda agama terus kawin lari itu benar atau mencintai beda agama lalu akhirnya berpisah itu benar.
    Kita mencintai seseorang karena kita cinta pada Tuhan adalah itu maksudnya. itu yang dipahami tokoh 'Aku'.

    btw thx buat komentar bedah cerita ini :yahoo:
     
  21. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    ane mana ngerti soal beginian bang. :kabur:

    nah itu dia maksudku. cerita ini benernya bukan true story. ane nanya soalnya ane tau situ pinter banget buat nulis sebuah cerita kek true story. makanya buat apa kan ane komentarin secara true story?
    ane udah bilang ane gak ada masalah cerita ini true story ato nda, dan ane keknya semakin bikin situ salah paham deh.
    soalnya gini, kalo situ sedang mengarang. ane gak berhak merubah pikiran author.
    apalagi suatu penulis disini ane tahu ingin membuat pembaca agar berpikir ulang tentang norma-norma yang ada.

    karena itu ane pengennya komen masalah fiksi aja. tapi kalau misalkan situ tertarik membahas konsep kenyataan yang beredar, ane juga suka ngomonginnya. tapi ane malas kalo situ tidak suka apalagi cuman karangan fiksi.


    nah fix. karena fiksi. ane bahas bagian story telling atau fiksinya aja.

    bukan. ini bukan masalah konsep tulisan atau masalah kaidah tulisan. dan bukan masalah sufinya.

    kan ane uda bilang konsep tulisan situ uda bener, dan kaidahnya bener gak ada salah. bukan juga masalah gaya tulisan. itu hak otoriter author. ane juga benci ada yang suka maksa pemikiran author.
    hanya cuman satu, mentok masalah pembaca tersampaikan kah?
    ane nangkap seratus persen kok maksud situ.
    bukan ane bilang tidak tersampaikan. tapi kurang. menurut ane kurang. nda tau menurut situ. cuman kurang.
    kalo sudah tersampaikan maka pembaca pasti akan lebih mikir lagi kan? ane gak bilang situ harus buat tulisan penjelasan yang gak buat pembaca mikir. maksud ane beda.
    beberapa kalimat yang situ pakai bersifat gimana ya, ane bingung jelasinnya lewat kata-kata. membingungkan juga tidak. apa yah.. kalau ane jelasin jadi panjang keknya.

    ane belakangan ini suka nulis cerita monolog. dan ane sadari ada sebuah kekurangan dalam sebuah cerita monolog.
    hm.. broken telephone tau kan?
    kalau sebuah kalimat yang kompleks maka broken telephone akan gampang terjadi.
    mm maaf deh. ntar ane tambah ngoceh nda jelas.
    semoga maksud ane kena.

    well sante bang. ane sudah terkenal gak bisa flaming :ngacir:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.