1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Makna Sebuah Topeng [OriFic]

Discussion in 'Fiction' started by Seven_sideS, Jan 26, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    Makna Sebuah Topeng
    [​IMG]
    Penulis: Seven-sideS/Ivan Michael
    Genre: Fantasy


    INDEX:

    PROLOGUE: HERE
    PART 1: LINK
    PART 2: LINK
    ALTERNATE ENDING: LINK
    PENGENALAN CHARACTER: RESERVED

    Makna Sebuah Topeng - PROLOGUE


    Di suatu pagi hari yang cerah, terjadi kegemparan di "Pohon Besar". Semua hewan yang hidup didalamnya berlari ketakutan, beberapa mencari tempat untuk sembunyi, ketika mereka melihat seorang manusia dengan topeng hitam yang memancarkan kilau kelam ke lingkungan sekitarnya. Manusia dengan topeng hitam ini lalu duduk dibawah Pohon Besar yang rindang itu, sambil menikmati teh buatannya sendiri.

    "Aah, tiada yang lebih indah daripada bersantai sambil meminum teh" katanya...

    "HSSH..." Suatu suara aneh berdesis dalam kepalanya.

    "Hah?? Suara apa itu?" Manusia bertopeng hitam ini mulai terkejut.

    "HSSSSSHHHSSSSSSHHH..." Suara ini semakin keras.

    Manusia bertopeng hitam ini semakin terkejut dan was-was mendengar suara itu, tetapi dia tidak dapat menemukan darimana asal suara itu

    "SIAPA ITU?!" Dia merasa dipermainkan sehingga marah.

    Lalu suara itu hilang begitu saja. Sekarang dia menjadi takut sehingga menangis dalam hatinya. Suara yang berbayang tersebut, mengingatkannya akan sebuah kenangan pahit, ketika dia sedang dikendalikan oleh seorang wanita yang jahat.

    Juga sebuah kenangan pahit, ketika ayahnya menjadi haus akan kekuasaan. Ketika ayahnya berubah dan mulai menyakiti ibunya dengan menelantarkannya di pinggir sungai. Manusia bertopeng ini sesungguhnya adalah seorang anak bangsawan terkenal, pewaris tunggal keluarga Ignatio yang dikenal sebagai keluarga yang tadinya ramah meskipun kaya raya, tetapi karena seorang wanita, semua berubah.

    Arvan Ignatio lalu melanjutkan kegiatan minum tehnya meskipun ia cukup was-was sebenarnya akan suara tadi.

    "Arvan?" Seorang gadis berambut coklat memanggilnya. Gadis ini sedang membawa seekor cacing-ular berwarna kehijauan.

    Suara itu tentu ia kenal, bukan suara jahat atau suara yang tidak jelas asalnya.

    "Hmm. Lia, kamu tidak pernah keluar dari Pohon Besar ini ya?" balas Arvan

    "Tidak, karena rumahku disini Arvan, juga Magista dan hewan-hewan yang ada disini, aku sayang mereka semua dan aku merasa tidak perlu kemana-mana lagi."

    Arvan terdiam sejenak.

    "Tapi, kalau kamu tidak kemana-mana, maka kamu... tidak akan tahu dunia luar kan?"

    "Bagiku disini sudah cukup Arvan, karena kehidupan alam ini sungguh indah." balas Lia.

    "Tapi aku ingin kamu melihat dunia luar!" seru Arvan.

    "Aku tidak! Bagiku aku ingin merawat dan menjaga Pohon Besar ini!" nada suara Lia mulai meninggi.

    "Huh." keluh Arvan yang bingung ingin melanjutkan pembicaraan.

    "Ngomong-ngomong, Arvan, kenapa kamu tidak pernah membuka topeng itu?"

    "Karena, aku tidak dapat membukanya. Topeng ini adalah sebuah kutukan dan aku tidak pernah bisa melepaskannya. Dari sinilah aku mendengarkan suara wanita yang mengendalikan aku. Wanita yang sudah membuatku menjadi seperti ini."

    "Arvan, sebenarnya siapa wanita itu?" tanya Lia sedih

    "Kamu tidak akan mungkin dapat melawannya, dan aku, karena wanita itu, sudah membunuh pasukan yang menamai dirinya "Seven-sideS" itu."

    "Seven-sideS? Ooh, tujuh orang yang menamai diri mereka pelindung dunia ya?"

    "Ya, aku telah membuat mereka dalam keadaan koma karena kekuatanku ini."

    Suara itu kembali kedalam kepala Arvan.

    "CUKUP SELENA! AKU TID-- AAAAAAAARGH" Arvan merasa sakit kepala setelah mendengar suara itu.

    "Li...a... PER...GI!!!!!!!" Arvan kehilangan kesadaran dan mulai berserk.

    "Arvan!!!" Lia pergi bersembunyi, membawa Magista-magista yang mengikutinya.

    "Arvan~ kamu kita suara yang tadi itu aku ya? bukan, suara itu bukan suaraku. Kamu sesungguhnya tahu kan suara lembutku?" Selena mengejek Arvan didalam kepalanya.

    "RRRR--RRRARGH!"

    Bagaimanakah nasib Pohon Besar selanjutnya? Apakah yang akan terjadi dengan Arvan si manusia topeng hitam? Saksikan kelanjutan kisahnya...

    [​IMG]
    [​IMG]
     
    • Like Like x 2
    Last edited: Feb 28, 2014
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. orange_doughnut M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 28, 2013
    Messages:
    1,738
    Trophy Points:
    57
    Ratings:
    +427 / -0
    eh, cuman ini? :kaget:

    padahal, jdulnya lmyan menarik.
     
  4. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    (╥﹏╥) ƗƗiks ƗƗiks sementara, hahaha... Soalnya bingungnya + kalau OriFic (FanFic yg ada OC aja bingung)

    Rencananya sih ini bakal jadi Two-Shot...

    OK, Prologue jadi, i guess :D

    RESERVED FOR PENGENALAN CHARACTER
     
    Last edited: Feb 28, 2014
  5. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    Lanjut...

    Makna Sebuah Topeng - PART 1

    "RRRR--RRRARGH! ARARARARARGH!!!!!!" Raungan Arvan yang menggambarkan bahwa kepalanya seakan-akan mau meledak.

    "Hancurkan pohon keji ini!" Perintah Selena didalam kepala Arvan

    "ARGARARARGH!!" Arvan sebenarnya ingin menolak, sayang ia tidak dapat menolak perintah itu.

    Tubuh Arvan mulai bergerak melawan keinginan hatinya. Energi hitam yang menyerupai petir menyelimuti tangan Arvan dan mengalir ke tubuhnya, lalu berubah membentuk sebuah burung raksasa.

    "DEATH THUNDER!" Teriak Arvan sambil mengacungkan kedua tangannya dan menembakkan burung energi hitam raksasa itu.

    Burung energi itu menabrak Pohon Besar, tetapi energi gelap itu hilang ketika menabraknya.

    "ARVAN! Sadarlah!" jerit Lia sambil menangis.

    Para penghuni Pohon Besar itu, seperti Boun-boun, Magista dan hewan-hewan lain mulai mencoba menghentikan Arvan, mereka menyeruduk, menggigit, menyengat Arvan, tetapi semua usaha itu gagal. Arvan tetap berdiri teguh dan siap untuk membuat burung hitam raksasa lagi.

    "Arvan!! Hentikan!" Lia mencoba memegang tangan Arvan, tetapi Arvan menangkis dan mendorong Lia dalam kesadarannya karena tahu jika Lia menyentuh tangannya ketika energi itu berkumpul, maka Lia mungkin akan jatuh kedalam koma, seperti The Seven-sideS.

    Arvan kembali mulai mengumpulkan energi gelap itu, tubuhnya semakin melawan keinginannya dan jeritan hatinya. Hal itu mengakibatkan ingatannya kembali, seperti empat tahun yang lalu dimana pertama kalinya ia lepas kendali.

    "Energi ini, Energi ini! Ya! Inilah Special Thunder!" Tuan Ignatio, ayah dari Arvan merasa bahagia ketika anaknya menjadi bahan uji coba untuk mewarisi Special Thunder.

    "Teruskan Selena! Eksperimen ini berhasil! HAHAHAHA! Keturunanku akan menjadi penguasa dunia! Tidak hanya Thunder Patrons lagi yang memiliki kekuatan ini! Keturunan Ignatiopun memilikinya!"

    "ARGH! ARARARGH! UARAAAAARAAAARGH!" Teriak Arvan yang berusia 15 tahun ketika menjadi kelinci percobaan ayahnya dan Selena si wanita jahat

    Selena tersenyum, batinnya mengatakan bahwa ia akan memiliki anak buah yang bisa dipakai sebagai Thunder Patron. Manipulasinya kepada keluarga Ignatio yang sekarang ia anggap bodoh sudah berhasil, sang ayah sudah jatuh dan begitu terpukau untuk menguasai dunia, sampai tega untuk membuang istrinya dan menjadikan anaknya sendiri sebagai kelinci percobaan.

    Akan tetapi, senyum mereka hilang sekejap seiring menghitamnya tabung kaca yang mengurung Arvan, disertai dengan retak yang meluas.

    "PRETAK--PRETAK-- PRASSSSH!" Tabung kaca yang mengurung Arvan tiba-tiba pecah, mengeluarkan energi yang sangat gelap.

    Selena kurang menyukai hal ini, karena dia merasa percobaan Special Thunder tidak seperti yang ia harapkan, tetapi dia kembali tersenyum, menanti perkembangan "anak" asuhnya ini. Disisi lain, keluarga Ignatio yang menyaksikan hal ini mulai ketakutan.

    "Arvan? Apakah yang terjadi?" Tuan Ignatio pertama kalinya bernada takut.

    Arvan tidak menjawab. Arvan sudah berubah menjadi iblis pembunuh yang tidak sadar akan kemampuannya. Dengan raungannya ia mengumpulkan kekuatan hitamnya yang baru ia miliki. Kekuatan mengenai keluarganya, mengakibatkan mereka semua mati sekejap, dalam satu hari. Hanya ayahnya yang hidup, tersisa dari antara keluarganya yang sudah membujur kaku dan berhenti jantungnya. Ayahnya bersujud dan menciumi kaki Arvan.

    "Arvan! Ampuni Ayah! Ayah sudah bersalah!" Tuan Ignatio begitu ketakutan melihat seisi rumahnya mati begitu saja setelah terkena energi petir gelap ini.

    Arvan mulai kembali sadar.

    "Sayangnya, Ibu telah mati kau bunuh!" Arvan yang setengah sadar menembakkan energi petir itu ke tubuh ayahnya, beserta dendam karena ibunya telah ditelantarkan dan dia dikurung didalam Rumah Ignatio.

    Ayah Arvan mengingat segala sesuatu sebelum dia dimanipulasi oleh Selena, ketika dia dan istrinya masih tinggal dalam Rumah Ignatio, lalu dia memutuskan untuk menguasai dunia dan mengusir serta menelantarkan istrinya hingga mati karena istrinya tidak setuju.

    "Maafkan aku, Arvan" itulah kata-kata terakhir Tuan Ignatio, diiringi senyum keji dari Selena.

    "URAAARGH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!--" Arvan yang mengumpulkan energi gelap untuk menghancurkan Pohon Besar tiba-tiba diserang oleh sebuah bola petir berwarna oranye.

    "Hentikan kegilaan ini, Anak Burung!" Seorang anak 14-15 tahun dengan rambut jabrik berwarna oranye dengan ahoge* kembarnya menembaki Arvan dengan bola petir berbagai ukuran, berwarna oranye.

    "PATRONUS? SIAL!!" Selena yang melihat dari dalam kepala Arvan memaki ketika ia melihat musuh bebuyutannya berdiri teguh untuk menentangnya.

    "Anak burung! Jangan kira kami akan mati semudah itu ya!" Patronus terus menembaki Arvan dengan bola-bola petir.

    "SIAL KAU PATRONUS! BAGAIMANA KAU BISA HIDUP?!" Selena berteriak melalui kepala Arvan.

    "Ooh, jadi selama ini kau memang dikendalikan nenek sihir ini ya, Anak burung? Sudah kuduga kalau kau adalah penyebab semua ini, Selena! Sayangnya, ikatan The Seven-sideS tidak dapat semudah itu kau rusak dengan Petir Gelap bawahanmu itu ya!" Patronus membalas Selena.

    "OARRRGH!" Arvan tidak jadi menyerang Pohon Besar dan mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Patronus, tetapi semua serangan petirnya itu ditangkis oleh Patronus.

    [​IMG]

    "Kenapa? Kenapa kau tidak mati dengan serangan si BODOH ini?! MATILAH!!!!" Selena mengamuk dan mengutuk sambil tetap menggunakan tubuh Arvan untuk menyerang Patronus.

    "Sekarang sepertinya aku sedikit kebal dengan petir gelap ini, Selena!" Patronus terus menyerang walaupun berhati-hati, dan pada akhirnya mensummon seekor "Patron's Dra-ger", Makhluk yang terbentuk dari S-Thunder dan menjadi peliharaan setia dari setiap Thunder Patrons yang pernah hidup.

    "Lyodra! Bantu aku lindungi pohon ini!" Patronus memerintahkan Thunder Dra-gernya untuk ikut menembaki Arvan sekaligus melindungi Pohon Besar.

    "HENTIKAN!!! KALIAN SUDAH CUKUP MERUSAK LINGKUNGAN POHON BESAR!" Lia sambil menangis menggengam kaos yang Patronus kenakan.

    "Ta-tapi, dia harus dihentikan, non--" Patronus ditampar oleh Lia.

    "Hentikan! Aku tidak ingin Pohon Besar dicemari oleh pertarungan kalian!"

    Sebuah suara keluar bersamaan dengan sinar dari Pohon Besar. Suara wanita yang dingin dan menusuk.

    "Jika begitu, maka aku akan memberikan tempat yang baik untuk bertarung."

    "Siapa itu?" Patronus dan Lia kaget mendengar suara itu

    "SIAPA ITU?!?!" Selena ikut terkejut

    "Aku adalah malaikat yang melindungi Pohon Besar ini, aku tinggal didalam Pohon ini dan kalian sudah mengganggu ketenanganku! Lia, harapanmu kukabulkan karena keinginanmu merawat lingkungan disekitar Pohon Besar!" Pohon Besar bersinar, tampak seorang malaikat wanita bersayap enam, menyinari baik tubuh Patronus, Lyodra dan Arvan. Patronus, Lyodra dan Arvan mulai terangkat, sedikit demi sedikit menjauhi Pohon Besar.

    To Be Continued.

    [​IMG]
    [​IMG]

    *Ahoge: Rambut yang muncung keatas, bagi Patronus rambut ini juga berfungsi sebagai sensor dan teman main
     
    Last edited: Feb 22, 2014
  6. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    The Alternate Ending

    Original Fiction by Seven-sideS, "Makna Sebuah Topeng"

    "Diambil dalam Timeline Phantojia After Galizaban I" (Alternate Ending)

    Pohon Besar bersinar, tampak seorang malaikat wanita bersayap enam, menyinari baik tubuh Patronus, Lyodra dan Arvan. Mereka dibawa pergi ke suatu tempat yang berbentuk seperti papan enam kali delapan kotak.

    "Hei! Apa-apaan ini?!" Patronus berada di sisi lawan.

    "Topeng Hitam, kamu kuberikan kekuatan untuk menaruh pasukanmu." Malaikat bernama Mariam itu menaruh Arvan di sisi bertahan.

    "Dan kau, rambut orange, kamu menjadi lawannya, kamu bisa menghancurkan pasukan si Topeng Hitam~"

    Lalu Mariam pergi, dan terjadilah pertempuran antara Patronus dan Arvan, TOWER DEFENSE STYLE.

    WAVE I

    [X][P]
    [A][X][X][X][X][X][L][X]
    [X][X][X][X][X][X][X][X]
    [X][X][X][X][X][X][X][X]
    [X][X][X][X][X][X][X][X]
    [X][X][X][X][X][X][X][X]

    Legenda:
    B: Burung
    P: Patronus
    L: Lyodra
    A: Arvan
    X: Tidak ada

    Arvan mensummon enam Burung Energi Hitam untuk diluncurkan ke arah Patronus yang berdiri di salah satu baris. Tetapi Patronus dengan sigap pindah kolom (kolom 3) sehingga semua burung menerjang langit dengan sia-sia.

    Patronus mensummon Lyodra di kolom kedua, Lyodra menembakkan Bola-bola S-Thunder, tetapi Arvan melindungi dirinya dengan menangkis bola-bola itu. Lyodra berusaha maju, tetapi tertahan.

    "Cih, sangat melelahkan ya bertempur seperti ini. sangat tidak efektif!" keluh Patronus

    "Ahaha, sepertinya sang Pelindung Pohon itu cukup bodoh ya~" ejek Selena

    "Emang, susah banget ya bikin cerita wave ala tower defense" keluh Author yang sedang sibuk mengetik kata-kata untuk mendeskripsikan cerita didalam setiap kolom dan baris

    "APA? kalau begitu bagaimana kalau kurubah cara mainnya, hmm~" batin Mariam

    Tiba-tiba, Patronus dan Arvan berada dalam suasana musik dan mereka harus menari untuk memenangkan pertandingan.

    "Apa-apaan ini?!??!??!" Patronus sangat jengkel dengan kostum yang ia kenakan.

    "..." Arvan juga bingung dengan kostum yang ia kenakan.

    Mereka menggunakan setelan jas seperti seorang pria yang ingin mengajak wanita pergi dansa.

    "SELAMAT DATANG DI PERMAINAN LETS DANSA" MARI KITA MULAI~
    (^)(v)(<)(>) (/) (\) Gerakan Server
    [^][v][<][>] [/] [\] Gerakan Player

    Song: Hitomi no Kotae - NORIA

    tooi natsukashiki keshiki
    S (/)(\)(v)(^)
    P [/][\][v][^]
    A [/][\][v][^]

    Awalnya semua berjalan lancar.

    yasashii yuki no kaori
    (/)(/)(\)(\)(v)
    [/][/][\][\][v]
    [/][\][-][-][-]

    "Sial." keluh Arvan dalam hatinya.

    togiretogire no kioku o
    (^)(v)(^)(v)(\)
    [^][v][^][v][-]
    [^][v][^][v][\]

    "Aack! Kurang satu!! Grr" Patronus merasa kesal.

    tsumuide michi o sagasu
    (/)(/)(/)(/)(^)
    [-][-][-][-][-]
    [-][-][-][-][-]
    ...

    GAME OVER

    "What the heck?! Pertarungan yang sangat tidak jelas ini!" Patronus mengamuk.

    "..." Arvan kembali pada kesadaran Selena.

    "Lalu, fanfic ini tentang apa sebenarnya? Bukankah cerita tentang sebuah topeng?" Batin Author.

    Kembali kepada pertarungan-- Tiba-tiba, langit terbuka dan seluruh makanan lezat yang ada di dunia ini berjatuhan.

    "Siapapun yang bisa menahan diri selama 30 menit untuk tidak makan, dialah yang MENANG!" Mariam sudah kesal mengganti latar belakang dan pertarungan yang harus dijalankan oleh Patronus dan Arvan.

    1 Menit Pertama~ (1 menit)
    Kedua peserta tidak bergeming karena belum kelaparan.

    5 Menit kemudian~ (6 menit)
    Harum dari makanan yang lezat~ ayam goreng, soto ayam, spaghetti, sambal goreng, mulai menusuk hidung Patronus, sedangkan Arvan tetap tidak bergeming.

    10 Menit telah berlalu~ (10 menit)
    Patronus tiba-tiba kelaparan, dan yang ada dalam pikirannya hanya "resist, resist" karena dia mulai tidak bisa tahan untuk ingin makan seluruh makanan yang ada. Sedangkan Arvan sama sekali masih tidak bergeming.

    15 Menit kemudian~ (25 menit)
    Patronus mulai merasa ingin makan.

    "krucuk~ krucuk~" itulah bunyi perutnya.

    Maka Patronuspun mulai mengambil langkah untuk memakan semua makanan itu, dan dengan rakusnya memasukkan satu per satu makanan itu.

    Akhirnya.
    Patronus memakan semua makanan yang ada, dan dinyatakan gugur dalam pertarungan ini

    "Huaaaaa, koq aku yang jadi kalah sih?!?!?!" Patronus menangis berguling-guling

    "Tentu saja Arvan yang akan menang, orang dia bertopeng, makanya dia bisa menang!" Selena menjelaskan

    "Hiks, terus kenapa kalau bertopeng? Apa yang terjadi?"

    "Karena dia bertopeng, maka dia sulit untuk mencium bau-bauan... Aku tahu pertarungan ini bakal berujung ke pertarungan makanan, itulah sebabnya aku memakaikannya topeng, supaya dia tidak bisa mencium bau apapun! jadi dia tidak akan pernah bisa mencium bau makanan ataupun bau apapun! Hahahahaha" Selena menjelaskan sambil tertawa.

    "Jadi, sebenarnya dia sesak dong didalam topeng itu?" Patronus bingung.

    "Ga juga sih, intinya kamu sudah kalah Patronus! Nah, sekarang yang harus kamu lakukan adalah, mencuci piring dirumahku~ setahun penuh!"

    Setahun kemudian, Patronus sudah menjadi pria yang sangat kekar, karena dia sudah mencuci piring sebanyak 1000 piring dengan menggunakan sabun cuci piring yang jika diterjemahkan ke bahasa inggris berarti... Cahaya Matahari...

    Bersih bersinar~

    THE END...


    Jelas ini bukan TRUE endingnya... kalau ada yang komen baru posting TRUE endingnya haha :p
     
    Last edited: Feb 7, 2014
  7. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    Hiks kayaqnya garing banget deh (╥﹏╥) ƗƗiks ƗƗiks
    TRUE endingnya sih bakalan sesuai sih tapi :p

    ada yang punya komen untuk yang ini? :o
     
  8. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    True ending

    EDITED per 22-F-2014 :lalala:
    I guess i give up untuk menanti komeng-komeng, kali ini akan kutamatin cerita ini, walaupun benernya menanti komeng" sih hahaha... soalnya ini adalah bagian dari plot Seven-sideS Chronicle... Tawarikh Tiga Orang.

    Hari ini adalah hari ultahnya Patronus :p
    Makna Sebuah Topeng - PART 2/FINALE


    Di suatu siang yang cukup cerah, Pohon Besar, tempat perlindungan para hewan itu bersinar. Tampaklah seorang malaikat wanita bersayap enam, menyinari tubuh Patronus, Lyodra dan Arvan. Mereka bertiga dibawa pergi ke suatu tempat, yang terletak jauh diatas Pohon Besar, yaitu "kepala" dari Pohon Besar. "Kepala" dari Pohon Besar adalah dedaunan yang melekat pada ranting Pohon Besar yang kokoh itu. Dedaunan itu saling menutupi satu sama lain sehingga dapat dipijak oleh manusia.

    "Dimana ini?" Patronus bingung dengan keadaan sekelilingnya, karena tidak ada pemandangan selain awan dan dedaunan tempatnya menapak.

    "Ini adalah puncak tertinggi dari Pohon Besar yang kalian coba untuk rusak itu!"

    "Puncak tertinggi?!" Patronus kembali bertanya.

    "Betul sekali, anggap saja ini adalah kepala dari Pohon Besar ini!! Bertarunglah disini, karena kalian tidak akan mengganggu Pohon Besar jika kalian bertarung disini." Mariam, sang malaikat bersayap enam dengan dingin menaruh mereka lalu pergi...

    "Kita akhiri sekarang, anak burung!"

    "Arnest!" Arvan mensummon hewan peliharaannya, seekor Elang berbaju zirah yang berkepala seperti topeng Arvan itu.

    "Ooh, jadi anak burung memanggil anak burung ya?" Ledek Patronus.

    "Arnest! Jatuhkan makhluk itu!" Perintah Arvan sembari menunjuk kepada Lyodra.

    Arnest mulai melakukan ancang-ancang, tubuhnya diselimuti Death Thunder, lalu Arnest menerjang Lyodra sehingga Lyodra terdesak untuk jatuh kebawah. Lyodra mencoba menembaki Arnest dengan bola S-Thunder tetapi Arnest dengan cantiknya menghindari semua bola-bola itu. Ia kembali diterjang sehingga semakin bergeser ke pojok. Ketika situasi memburuk ia memutuskan untuk mencengkeram dedaunan dibawahnya.

    "Lyodra! Bertahanlah!" Patronus mulai menembaki Arnest tetapi Arnest bertahan dari tembakan Patronus.

    Burung itu dapat menghindari beberapa tembakan Patronus.

    "Burung sial! Jangan coba lari kamu!" Patronus masih menembakkan S-Thundernya pada Arnest, tanpa memperdulikan Arvan.


    "Kesempatan! Arvan!" Perintah Selena didalam kepala Arvan.

    Arvan merubah Death Thundernya menjadi pedang, sama seperti yang ia lakukan ketika ia membuat seluruh anggota Seven-sideS koma.

    "Jangan alihkan perhatianmu!" Arvan siap menusukkan pedangnya ke punggung Patronus, tetapi Patronus merubah S-Thundernya menjadi tameng.

    Ketika Patronus menamengi dirinya dari serangan Arvan, Lyodra kembali diserang oleh Arnest. Lyodra yang sudah mulai letih dengan serangan Arnest mulai kembali mencoba mencengkeram dedaunan sekitarnya.

    "Suatu keunggulan bahwa burung dapat mengalahkan macan!" Selena mengejek dari dalam kepala Arvan.

    "Berisik! Tidak akan kubiarkan Lyodra jatuh!" Patronus menghindar dari Arvan, membentuk pedang dari S-Thundernya dan bersiap melemparkannya pada Arnest tetapi Arnest menghindari lemparan pedang itu.

    Sementara Arnest dikejar oleh Patronus, Arvan membentuk burung raksasa dengan kekuatan Death Thundernya.

    "Sayang sekali makhluk darat, kamu akan jatuh" Arvan menembakkan burung raksasanya ke Lyodra.

    "LYODRAAAAAAA!" Teriak Patronus ketika Lyodra terjatuh dari atas kepala Pohon Besar.

    "Sayang sekali macanmu tidak bisa terbang, Patronus LUDWIG!!!" Selena mengejek Patronus.

    "KALIAN TIDAK AKAN KUBIARKAN!" Patronus membentuk suatu bola raksasa dan menembakkannya pada Arvan.

    Arvan membiarkan dirinya terkena serangan itu dan terjatuh, tetapi ditolong oleh Arnest.

    "Inilah keuntungan seekor makhluk udara. Selamat tinggal, Patronus" suara Selena bersinkronisasi dengan Arvan dan menembakkan burung-burung petir kecil.

    Patronus mencoba menghindari burung-burung itu karena ia tahu burung-burung itu berbahaya bagi tubuh makhluk hidup biasa. Sebagai akibatnya ia terjatuh dari kepala Pohon Besar itu. Patronus mulai terjatuh dari ketinggian yang sangat tinggi tersebut, melewati awan-awan yang ada, ia mulai melihat pohon dan tanaman dibawah.

    "Kurasa, mungkin ini adalah selamat tinggal, Lyodra." Batin Patronus kesal.

    "Onii-chan*, maafkan aku, karena aku kerasa kepala."Keluh Patronus, mengingat Ivan yang masih kurang fit untuk bertempur kembali.

    Ia teringat akan keputusan nekatnya untuk menghadapi Arvan. Sendirian.

    ***​

    "Onii-chan! Aku yang akan menghadapinya!" Seruku.

    "Apa? Sendiri? Kamu yakin? Dengan keberadaan kita bertujuh melawannya saja kita sempat kalah, bagaimana mungkin kamu mau melawannya sendirian?" Onii-chan sangat tidak setuju dengan ideku ini.

    "Tapi, jika kita tidak menghentikan si anak burung itu, Selena akan semakin merajalela! Aku yakin pasti Selena dibalik ini semua!" Aku tetap nekat dan yakin untuk melawannya sendirian, walaupun memang sangat beresiko besar untuk melawan anak burung itu sendirian.

    "..." Onii-chan terdiam, lalu memutuskan untuk membiarkanku.

    "Jangan karena kamu memiliki petir itu kamu menjadi sombong Patronus." Peringatan dari Onii-chan, sebelum aku pergi.

    "Aku janji akan membawa kemenangan! A--aku akan bersama Lyodra!" Aku bersikeras untuk meyakinkan Onii-chan agar melawan anak burung itu sendirian.

    ***​

    Patronus merasa menyesal mengingat perkataan Onii-channya itu, sembari terus semakin menuju kebawah, ia menitikkan air mata. Ia sudah mulai dapat melihat tanah dan bebatuan yang mungkin dapat menjadi bantalannya kapan saja.

    "Jangan menyerah, Master!" Suara yang entah darimana asalnya muncul dalam hati Patronus.

    "Suara siapa itu?" Patronus kaget mendengarnya.

    "Aku akan melindungimu, Master!!"

    Patronus yang sudah hampir mengenai tanah tergigit oleh sesuatu, dan ia kembali terbang keatas, menuju kepala Pohon Besar itu.

    "Patronus?!" Lia terkejut melihat Patronus yang mulai terbang kembali ke atas, meninggalkannya.

    "LYODRA?! Bagaimana mungkin?"

    "Aku juga tidak tahu master, keinginanku untuk melindungimu mungkin tercapai sehingga aku bisa memiliki sayap." Patronus dan Lyodra bercakap didalam hati.

    Mereka terus terbang, melewati pohon-pohon tinggi, awan, hingga mereka kembali dapat mencapai kepala Pohon Besar, hal ini mengejutkan Selena, Arvan maupun Arnest...

    "APA-APAAN ITU!!!!!!! BAGAIMANA MUNGKIN?!" Selena sangat kesal melihat Patronus dan Lyodra berhasil kembali.

    "Kepercayaanku ke Lyodra membangkitkan sayapnya! Sekarang kita seimbang, anak burung!" Patronus lepas dari gigitan Lyodra, menapakkan kakinya pada dedaunan.

    Lyodra mengumpulkan kekuatan S-Thunder di badannya, terbang dan menerjang Arnest dan Arvan yang sedang naik dipunggungnya.

    "SIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Selena mengamuk, Arvan loncat dari punggung Arnest.

    "Kita akan selesaikan, bocah oranye!" Arvan membentuk burung besar yang siap ditembakkan ke Patronus, sedang Patronuspun membentuk bola raksasa yang ia siap tembakkan ke Arvan. Terjadilah benturan antara petir hitam yang berbentuk seperti burung, dan bola petir berwarna oranye kemerahan. Benturan itu mengakibatkan sebuah ledakan besar, sementara Arnest dan Lyodra masih saling serang-menyerang. Dari ledakan itu, kedua manusia itu bertukar ingatan-ingatan yang ada, kematian ayah Patronus dan perubahan Arvan ditangan Selena.

    Pecahan kenangan Arvan ketika ia berusia 10 tahun tampil begitu saja.

    ***​

    "Ibu!!!!!!!!!" Jeritku ketika ibu ditelantarkan oleh ayah ku yang berubah menjadi kejam.

    "Diam! Kamu adalah anak tunggalku! Kamu tidak perlu bergaul dengan orang miskin seperti dia!" Ayah memukulku sambil membawaku pergi, jauh dari ibu.

    Ibu yang kami tinggalkan begitu saja, mati dalam lima hari. Beberapa lama setelah itu, burung peliharaanku, Arnest mulai sakit-sakitan.

    "Buang saja burung sial itu! Burung yang diberikan ibumu itu hanyalah sebuah kutukan!"

    "Tidak akan! Ini adalah satu-satunya hartaku!" aku melindungi Arnest walaupun dihadiahi pukulan oleh ayahku.

    Setelah ayah pergi, tiba-tiba wanita pengacau itu, datang dan pura-pura baik kepadaku.

    "Ayahmu mungkin tidak suka sama burung itu, tetapi tante bisa merubahnya sehingga ayahmu suka. Gochisou-sama**, bolehkah kalau burung ini mulai sekarang kupelihara? Burung ini mungkin kelihatannya adalah sebuah kesialan, tetapi sebenarnya burung ini akan menjadi pendamping yang baik buat anakmu. Aku akan menyembuhkannya." Selena mencoba membujuk ayah untuk menerima Arnest.

    "Apa yang kamu akan lakukan dengan burung sial itu? Ya sudahlah, kubiarkan saja." Ayah tidak peduli setelah itu.

    Beberapa lama kemudian, Arnest sembuh, sayangnya.

    "APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ARNEST?!" Aku menangis sejadi-jadinya, Arnest sekarang menjadi burung hitam tidak karuan, badan dan kepalanya terbuat dari baju zirah hitam, dengan sayap berwarna emas.

    "Aku memberikan tubuh baru pada peliharaanmu, Master muda. kan aku berjanji akan memperpanjang umurnya. sayang sekali jika sebuah burung untuk raja tidak sepanjang umur raja. Burung ini telah menjadi abadi, tubuh besinya telah kuikat dengan jiwanya. Ya, sebuah tubuh yang tidak dapat membusuk, hanya cukup keinginanmu saja yang dapat memanggilnya." Selena dengan mulut manisnya mencoba menipuku, tetapi jujur tetap aku kesal. Selena meninggalkanku setelah itu.

    "Berbahagialah Arvan, kenangan burukmu itu telah abadi, kamu bisa mengenangnya kapan saja." Ayah dengan judesnya mengatai Arnest lalu pergi.

    Aku yang sedih memeluk Arnest yang sudah tidak seperti dulu.

    ***​

    Tampil juga pecahan kenangan Patronus, pada saat ia berumur 7 tahun.

    ***​
    "Aku tidak mau sekolah lagi!"

    "Patronus!" Ibu memarahiku yang tidak ingin bersekolah pada hari keduaku bersekolah.

    "Aku tidak akan menginjakkan kakiku disana lagi!"

    "..." Ibu menghela nafas.

    "Kenapa kamu tidak ingin bersekolah?" Ibu mengelus kepalaku sembari melihat memar pada beberapa bagian tubuhku.

    "Ibu, sebenarnya kenapa aku tidak punya ayah? Aku kesal selalu menjadi bahan ejekan teman-teman sekelasku!" Tanyaku sangat kesal.

    Fron, adik kembarku yang baru pulang dan mengganti pakaiannyapun setuju denganku.

    "Aku setuju dengan bocah ini! Kenapa tidak ada ayah dirumah ini??" Fron ikut kesal.

    "Fron! Hormati kakak kembarmu!" Seru ibu.

    "Cih."

    "Kalian berdua, Ayah kalian adalah seorang yang berhati mulia, percayalah itu."

    "Tapi kami kan ingin tahu kenapa ayah tidak ada?"

    "Hentikan kalian! Ayah sudah tidak ada! Jangan membuat hati ibu pedih!" Serenity, kakak tertua kami mengomeli kami akibat pertanyaan kami itu.

    "Sudahlah Serenity." Ibu terdiam sejenak.

    "Baik, ibu memutuskan untuk menyembunyikan ketiadaan ayah awalnya, karena ibu tidak ingin kalian tahu Ayah kalian telah meninggal dalam sebuah percobaan. Setidaknya sampai kalian lebih besar." Ibu bercerita sambil menitikkan air mata.

    "A--ayah sudah meninggal?" aku dan Fron menundukkan kepala dan menitikkan air mata

    "Ayah kalian diculik oleh empat orang dan dilumpuhkan, karena seorang yang sangat jahat ingin mengambil nyawanya dan menjadikannya tubuhnya menjadi wadah bagi iblis itu. Ketika itu ibu sedang mengandung kalian berdua, jadi tentu saja kalian tidak pernah tahu itu." Ibu menangis tersedu-sedu setelah selesai bercerita.

    "Ayah." Kami menangis mendengar cerita ibu.

    "Kalian ini, sekarang ibu menjadi sangat sedih!"

    "Tidak apa-apa Serenity, lebih baik mereka tahu sekarang. Maafkan Ibu yang tidak memberitahukan ini lebih awal."

    ***​

    Juga pecahan kehidupan Selena tampil disitu. Ini adalah cerita tentang asal Selena Hades, atau bisa disebut, Selena Ludwig.

    ***​

    Aku, Selena adalah sebuah roh jahat yang berasal dari sisi negatif manusia, dahulu aku memiliki tubuh, akan tetapi aku kehilangan tubuhku itu. Ya, sekarang aku memutuskan untuk mulai mencari tubuh baru. Tubuh yang bisa memberiku kekuatan, untuk kembali memanifestasikan kejahatan kebumi! Aku merasuki seorang ilmuwan untuk mencari tubuh yang pas. Kuputuskan untuk menculik seseorang yang adalah anak dari seorang Thunder Patron.

    Anak itu adalah Tuan Ludwig, seorang pria biasa yang berhati mulia. Ya, sangat cocok untuk menjadi tubuh bagiku yang cemar ini, hatinya yang mulia itu akan kuusir keluar tubuhnya! Sehingga aku memutuskan menjerumuskannya kedalam eksperimen gelap untuk menyingkirkan rohnya itu, sehingga yang tersisa adalah tengkoraknya saja.

    "Apa permintaan terakhirmu, Tuan Ludwig?" Bisikku dalam kepalanya ketika rohnya akan hilang.

    "Kejahatan, kau tidak akan pernah bisa menguasai kekuatan yang kau inginkan itu!"

    "Kekuatan?"

    "Aku tahu, kau datang mengincarku karena kau mengira bahwa aku memiliki Special Thunder kan?"

    Benar sekali, sesungguhnya, alasanku untuk menculik Tuan Ludwig karena aku berharap bisa menguasai kekuatan Thunder Patron itu.

    "Aku tidak memilikinya, berbeda dengan leluhurku!"

    "Pembohong! Pasti kamu punya!"

    "Percuma kamu memiliki tubuhku ini. Aku sudah menyegelnya." Teriaknya sembari rohnya meninggalkan tubuhnya.

    "TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!" Pada akhirnya aku tidak bisa memiliki kekuatan itu, karena itu aku memutuskan menaruh dendamku kepada keluarga Ludwig dan berusaha untuk mendapatkan S-Thunder tersebut.

    ***​

    Pertarungan antara Arnest dan Lyodra masih berlanjut, sementara Arvan dan Patronus sedang mengambang didalam kepingan memori milik mereka dan Selena yang mengendalikan Arvan. Arnest mulai keletihan, sedangkan Lyodra masih bersemangat menyerang Arnest.

    "Lyodra!" Patronus yang sudah selesai didalam kepingan-kepingan memori itu memanggil Dra-gernya itu dan menaikinya, dan ia mempersiapkan jurus untuk menghancurkan Arnest.

    Arvanpun mulai sadar. Ketika ia sadar, ia melihat Patronus sudah mengumpulkan S-Thundernya menjadi bola raksasa yang siap ditembakkan kepada elang hitamnya itu.

    "KAMU! JANGAN HARAP AKU AKAN MEMBIARKANMU!" Arvan meluncurkan dirinya dan meloncat keatas punggung Arnest, berusaha melindunginya.

    Bola raksasa yang ditembakkan oleh Patronus menjatuhkan Arvan dari atas punggung Arnest.

    "Kita akhiri disini!" Patronus memutuskan untuk meloncat dari punggung Lyodra, mengumpulkan semua energi S-Thunder yang ia miliki ke tangan kanannya. Ia mendekati Arvan.

    "Sadarlah anak burung!" Lalu ia meninju topeng yang Arvan kenakan.

    "TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK! ******** KAU ANAK LUDWIG!!!!!!!!!!!!!!!!!" Selena memaki dari dalam kepala Arvan.

    Pukulan Patronus membuat Arvan teringat ketika ia membunuh seisi keluarganya.

    ***​

    "Selena. KAU SUDAH MERUSAK HIDUPKU!" Aku yang sadar ketika ayah dan seisi rumahku mati begitu saja murka dan menyerang Selena, tetapi sayang, aku tidak dapat melawannya.

    "Diam kau bocah!" Ia murka karena aku tidak seperti yang ia harapkan. Tangannya memegang kepalaku dan mengalirkan energi gelap kedalam diriku.

    "A--AAAARGH!!!!!!!!!" Aku tidak berdaya dihadapannya.

    "Sayang sekali, anak muda, kau MERUSAK RENCANAKU! KAU AKAN MEMBAYARNYA!"

    "Sial! Argh!!!" Aku meronta, tetapi gagal karena cengkeramannya begitu kuat.

    "RASAKAN KUTUKAN YANG AKAN KUBERIKAN KEPADAMU! TELAH KUBERIKAN TEMAN BAIKMU KEHIDUPAN ABADI, TETAPI BALASANMU ADALAH INI? MAKA SEUMUR HIDUPMU KAU AKAN MENJADI BUDAKKU! KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA MELEPAS TOPENG INI! KARENA CINTAMU PADA HEWAN BODOHMU ITU KAMU TIDAK AKAN PERNAH BISA MENGHANCURKAN TOPENG INI! SEUMUR HIDUPMU KAMU AKAN BERPIKIR KAMU TELAH MEMBUNUH HEWAN BODOHMU KETIKA KAMU MENGHANCURKAN TOPENG INI!!!" Selena menciptakan topeng, yang bentuknya sama seperti kepala Arnest, dan aku benar-benar tidak dapat melepasnya karena aku merasa takut.

    ***​

    "Hidupmu tidak untuk Selena! Tanamkan itu dihatimu!" Patronus terus memukuli topeng Arvan, topeng yang berbentuk seperti kepala Arnest itu mulai retak, sedikit demi sedikit...

    "HENTIKAN!!!!!!!!!!!!!! JANGAN! JANGAN RUSAK TOPENGNYA!" Selena dan Arvan berteriak, menyiapkan sebuah burung untuk ditembakkan ke dada Patronus.

    Topeng itu pecah begitu saja, membuat konsentrasi Arvan lenyap seketika itu juga. Burung petir yang ia siapkan lenyap, diiringi dengan teriakan murka Selena.

    "KAU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Selena tidak dapat mengendalikan Arvan lagi dari otaknya dan pergi begitu saja.

    "AWAS KAU." Peringatan Selena sebelum ia meninggalkan Arvan.

    Terlihat seorang anak laki-laki dengan rambut keemasan, menitikkan air matanya. Ia takut kehilangan peliharaan terbaiknya.

    "Arnest, jangan mati" Suaranya pelan.

    "Lyodra!" Perintah Patronus untuk mengangkutnya dan Arvan. Mereka bertiga turun, disusul oleh Arnest yang nampaknya masih hidup. Setelah mereka sampai di pohon besar, Arnest menjadi gumpalan petir hitam, lalu menghilang.

    ***​

    Ketika sampai di Pohon Besar, hari sudah malam, Patronus melakukan unsummon kepada Lyodra dan membiarkannya beristirahat. Arvan ia tinggalkan didekat Pohon itu.

    Arvan kehilangan kesadaran selama satu hari. Keesokan siang itu, Patronus memutuskan untuk menitipkan Arvan kepada Lia, penjaga Pohon Besar itu.

    "Kutukannya sudah berakhir, jaga dia baik-baik ya, anak hutan." Patronus meninggalkan Arvan yang tertidur ditangan Lia.

    "T-terimakasih." Lia tersipu.

    "Aku harus pergi. Aku akan kembali ke Seven-sideS."

    Lia mengelus rambut Arvan yang berwarna keemasan sambil menangisinya. Sebuah tangisan diantara tangisan cemas, karena takut bahwa orang yang ia cintai tidak akan pernah terbangun lagi, dan diantara tangisan bahagia karena Arvan dapat lepas dari kutukan Selena.

    "Arvan, semoga kamu bahagia lepas dari kutukan wanita itu, kamu bebas dari topeng itu." Tangisan Lia jatuh ke pipi Arvan.

    Arvan mulai membuka matanya, apa yang ia rasakan pertama kali adalah tetesan air mata yang jatuh keatas matanya.

    "Unngh, apa yang terjadi?" Arvan membuka mata dan melihat Lia sedang menangis, wajah Arvan memerah ketika melihatnya.

    "A-ada apa ini?" Arvan sangat terkejut.

    Lia yang menyadari bangunnya Arvan memeluknya.

    "Arvan! Kamu sudah sadar!" Lia terus menangisi Arvan dengan tangisan bahagia.

    "..."

    "Kenapa Arvan?"

    "Aku akan pergi, kurasa, lebih baik aku meninggalkanmu dan tempat ini. Lia, aku berharap kalian tidak akan mengalami kesulitan seperti ini lagi." Pelan-pelan, topeng hitam Arnest kembali kepada kepala Arvan.

    "Topeng itu! Arvan! Apakah kamu masih dalam kutukannya?"

    "Tidak, aku sudah lepas dari kutukannya, aku hanya sayang topengnya saja, lagipula topeng dan pakaian ini berasal dari kekuatanku sekarang." Death Thunder menyelubungi tubuh Arvan dan membentuk topeng Arnest kembali.

    "Arvan, berjanjilah kamu akan kembali!" Lia mulai menangis, ia takut terpisah dari Arvan.

    "..."

    "Aku, tidak bisa."

    "Arvan!!"

    "Arnest, kita berangkat." Arvan mensummon Arnest. Elang hitam itu terbang membawa Arvan, meninggalkan Lia serta Pohon Besar.

    "ARVAN!!!" Teriakan terakhir Lia disertai air mata perpisahan.

    Sejak hari itu, Arvan memutuskan menjadi rival dari Seven-sideS, dan musuh abadi dari Selena. Mereka terbang menuju matahari terbenam.

    THE END​


    Footnote:
    *sebutan untuk kakak dalam bahasa Jepang, karena Patronus menganggap Ivan sebagai kakaknya...
    **sebutan honorisasi untuk "Master", karena Selena sedang menganggap dirinya sebagai pengatur taktik bagi Tn Ignatio
     
    Last edited: Feb 22, 2014
  9. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :nongol: numpang tinggalin jejak ah
    kebetulan lg pingin ketik2, tapi ga tau apa yg mao diketik :swt: jd ngejang komen di sini aja ah
    waktu awal2 baca fic ini, saya langsung suka dengan gaya penceritaan nya yg ringan :top: kek bahasa untuk cerita anak2. secara keseluruhan cara penyampaiannya jg uda enak dinikmati. untuk plot saya masih blm bisa komen krn blm baca sampai kelar, klo dah kelar mungkin bisa dilanjut komennya.
    lalu sisi yang bagi saya kurang pas:
    1. saya menemukan banyak nya tanda titik (.) yg dituliskan sampai 3 kali, ini sangat mengganggu untuk saya (maklum pembaca yg 1 ini rewel :hammer:). sebenarnya klo untuk mengakhiri sebuah kalimat, titiknya cuma cukup ditulis 1 kali saja. karena klo sampai 3 kali jadi terkesan bahwa kalimat itu blm selesai tetapi sudah dipotong.

    2. saya menemukan kalimat yg agak aneh, typo kah?? :puyeng:
    itu menyakiti sapa :???:

    3. pengulangan informasi yg bagi saya sedikit mengganggu (pembaca yg ini rewel, jd suka terganggu sama hal2 kecil :hammer:)
    sebelumnya sudah ditulis klo di takut kan :unyil: jd sebaiknya nda perlu ditulis lagi dibelakang klo dia mengangis dlm hati karena takut

    segitu saja de, komen nya nda panjang kan.... :hihi: mau main dulu :lalala:
    :maaf: semoga membantu
     
  10. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    Akhirnya master kelinci komen... uhuhuhuhu~ :3 hontou ni arigatou gozaimasu * terimakasihhhh buanyak*

    Hmm, benernya kgk tw sih aku penceritaanku kayaq gimana, haha cerita itu mengalir begitu saja :p tapi sayang kadang-kadang ngaco pas dituangin dan kadang rada maksa kesannya... TT_TT

    Untuk plot yg ini, haha saya juga gatau gmn jadinya ._.

    1. Hahaha, ampun Bubu-san, ini jeleknya saya, demen banget nulis "...", kedepannya saya coba rubah ya hehehe tapi kalo orang terdiam boleh gak sih kita gitu?

    Example:
    "..." Arvan terdiam sunyi
    (eh apa tumpang tindih lagi ni, ada kata terdiam ada kata sunyi... jelek ni BIku hahahaha)

    2. oh itu ayahnya Arvan jadi haus akan kekuasaan, terus dia menyakiti ibunya (dan si Arvan) dan menelantarkan ibunya si Arvan sampai mati, tapi Arvannya mah malah kayaq jadi tahanan rumah hahaha

    3. oooh, jadi kita ga perlu menulis "menangis karena TAKUT" karena sebenarnya sudah obvious ya kalau doi itu menangis karena takut, karena awalnya ditulis takut ya?

    PS: jika anda/siapapun ngefans dengan kata" tarsok kayaqnya agak telat karena saia kayaqnya ga akan breaking the fourth wall again TT_TT

    sekali lagi kansha de arimasu ne >w< mohon bimbingannya hahaha
     
    Last edited: Feb 1, 2014
  11. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    wasem ternyata metafic, aduh ngakak :lol:

    kay aku sih jujur cukup keganggu ama pola kalimatnya :iii: contohnya diatas. dari penjelasan singkat itu aja ga jelas siapa yang ngomong, siapa yang muncul :maaf: ada seseorang manggil Arvan, terus ada seorang gadis berambut coklat, terus ada ular, ada cacing, ato ada ular mirip cacing ato ular cacing, well...

    it's good to put details, but please put the connection too :maaf:

    tapi buat komedi sudah bikin ketawa sih :lol:

    and, pengenalan chara, coba liat yang selena :iii:
    demn ga usah pake mungkin kk :lol: kalo peulisnya sendiri masih ragu ama penggambaran karakternya, gimana yang bacanya :XD: kalo emang mau memperlihatkan sisi misterius selena, mending pengenalan karakternya diilangin aja :lalala:

    kay, sisanya di skip aja deh kasi space yang lain buat komen juga :lol:

    the most hillarious part :XD:

    demn ternyata metafic, aduh ga kuat ketawa :XD:

    wtf is going on :lol: sarap ini fic :XD: aduh ga kuat ketawa :lol: ini si abang bakal jadi penerus mod high_timehigh_time;

    jrit gw kena trol :lol:

    dafuq cerita aslinya malah di akhir :lol:

    okay kalo penulisan udah cukup bagus, hmm, mungkin apanya ya? konfliknya terlalu tiba2 jadinya berasa "ah, udah beres ya?"

    tapi sisanya OK kok :hmm:
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  12. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    Etto... panjang komennya, tapi saya coba jawab satu-satu, nah gini enak banget rasanya banyak komen fufufufu... untung aja abis gue tutup ceritanya ada yang komen haha, kalau ga :ogohno: nangis bombai *kidding*

    etto... dengan gaya penulisanku gagal ya untuk mendeskripsikan kalau yang memanggil si Arvan itu adalah seorang gadis yang berambut coklat dan dia itu membawa seekor, err... Original Creatureku, Magista (seekor ular cacing, haha... susah deskripsiinnya si Magista itu, ada kan spoilernya di gambar chapter 1?)

    nanti aku cb lg gmn ya crnya memperbaiki haha, arigatou anyway :D

    Haha ampun deh kalau si Selena...
    ga lucu ya justru kalau aku tulis gitu? ngarepnya sih dengan nulis kt mungkin maksudnya spy si pembaca ikut bingung Selena itu benernya immortal kagak...

    Err, soal si Patpat, bukannya dia udah ada dari chapter 2 ya? kan dia menghentikan Arvan dari merusak si poon besar, terus malaikat itu datang dan muncul di hadapan mereka supaya mereka ga berantem disitu...

    haha metafic itu apaan sih?? aku beneran bingung :p

    sama aku juga geli bacanya, apalagi baca komen Fairy-san... soalnya kesannya lucu banget jdnya yg bagian" itu...

    iye, si Patpat maren ultah, sekarang dia 17 th haha...

    Yep, iya untung ada yang komen, benernya aku pengennya nunggu komeng dulu makanya aye taro si Alternate Ending buat menjebak kalian semua menunggu komen dari pembaca setia


    iya ni, kayaqnya aku rada ga sabaran buat nuntasin, jd endingnya kurang ngena ya? hik...

    Terimakasih telah mengunjungi tempat ini Fairy-san yang keren >w< hahahahha...
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  13. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    asik direspon :yahoo: jd bisa nabung post lebih semangat komen nya
    1.
    yg jd masalah itu sebenar nya bukan boleh atau tidak boleh (klo mau nulis gmn pun itu terserah penulisnya kok :hihi:). Yg bermasalah di sini adalah pembacanya.
    untuk selera pribadi, saya kurang suka penulisan diam dengan "..." saya lebih suka semuanya dideskripsikan dengan kata2. seperti "Si A terdiam" atau dll nya.
    sama seperti tulisan "Kyaaaa!!!" atau "Gyaaaaaa!!!". selera saya kurang masuk klo membaca yg seperti itu (tp bukan berarti penulisan nya yg salah)
    klo selera saya sih lebih suka dituliskan "Si A berteriak." :hihi:
    jd intinya suka2 penulisnya :hihi: klo kk mau menuliskan si A diam dengan "..." yah bole2 aja

    2. lho itu yg dibunuh ibunya arvan toh :shock1: krn klo saya baca kalimat itu, saya kira yg dibunuh itu ibu dr ayah nya arvan (nenek nya arvan)
    3. bukan nya nda usa atau gmn2. sekali lg itu balik ke selera pembacanya. klo untuk saya, pengulangan yg seperti itu serasa sedikit mengganggu.
    contoh:
    Budi mengambil pensil berwarna hijau lalu mulai menulis menggunakan pensil berwarna hijau itu.
    bagi org2 mungkin yg seperti itu tidak berasa mengganggu (mungkin mala sebagian besar) tp untuk saya (krn saya rewel), itu mengganggu :hihi:
    saya lebih suka kalimat itu ditulis begini:
    Budi mengambil pensil berwarna hijau lalu mulai menulis.
    tanpa ditulisankan 'menggunakan bla bla bla' pun saya yakin org2 sudah mengerti dia menulis pakai apa :hihi:
    segitu aja de, semoga membantu :maaf:
    main lagi ah :lalala:
     
  14. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    pasti dung direspon selama saia masih idup dan lagi ga sibuk (lagi ngobservasi pasien sih tepatnya... -____-) setiap 15 menit hahagz
    oh my, berarti gawat dung ada point yang itu :shock1: aaaackkk... tapi saya senang akhirnya ada respon, sedikit menghibur dikala musti observasi gantian -_______-||

    1. Oooh, jadi gitu ya haha... well tapi kalau emang kurang umum sih aku usahain menguranginya :p

    2. Iyup, Ibunya Arvan... (ini yang bikin shock, gawat dong jangan bilang semua pembaca jg mikirnya neneknya...)
    3. terutama yg point nomor 3, haha udah liad jg dr cerita Karim udah kena komen... "kalimat yang MUBAZIR" ampun kk >w< hahaha yang ini sih gw usahain banget bakal berkurang kedepannya.....
     
  15. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    Gw lebih suka baca alternate ending e dripada true ending e :ngacir:
     
  16. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    .__.
    haha, tapi setidaknya saya senang ada yang respon ke Alternate Endingnya, padahal itu decoy :D thanks for the comment

    PS: chapter 1 udah diedit lho :D :p
    yang lain nyusul karena besok i ujian :3

    da~da~

    akhirnya saya tahu juga kenapa ini dianggap metafic :D tapi unsurnya udah hilang sih di chp 1 yg diremake :p
     
    Last edited: Feb 5, 2014
  17. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    jadi nda enak :malu1:
    sepertinya saya memang pembaca yg paling rewel yah :lol:
    maafkan saya karena terlalu rewel :maaf: lain kali saya usahakan nda akan rewel gini lg de :hihi: (cuma diusahakan lho :lol: entah berhasil ato nda usahanya)
    dan setelah di-edit :top: memang jd jauh lebih enak dibaca...
    makasih banyak :matabelo: maafkan saya yg rewel dan jd repotin kk seven :XD:
     
  18. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    nu nu nu nu nu nu nu...
    saya nda merasa repot, kalau memang membuat pembaca (ya bukannya mau nyenengin semua pembaca, tetapi pembaca yang saya nilai memang konstruktif) kenapa ga? :D

    saya malah sangat bersyukur :3 :matabelo: :top:

    OOT: huhuhuhuhuhuhu besok ujian lisan malah nongkrong disini, pdhl maunya besok edit"an (tetep besok sih, hr ini visit doang -___-)

    PS: semoga kesan yang kemaren itu berubah, gawat kalau pembaca lain ngiranya hal yang sama
    -_______________________-
     
  19. Seven_sideS M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Jan 19, 2014
    Messages:
    258
    Trophy Points:
    17
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +140 / -0
    UPDATE! REMAKE FINALE!
    FINALE
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.