1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Casus Custodis

Discussion in 'Fiction' started by chain94, Jan 20, 2014.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. chain94 Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 14, 2011
    Messages:
    3,130
    Trophy Points:
    236
    Ratings:
    +5,007 / -0
    Cerita pendek ini terinspirasi dari berbagai cerita fantasi dan game yang pernah saya baca dan mainkan.
    Karena cuma pendek, semoga enggak membingungkan ya.
    Enjoy!

    “Aaahh! Nikmatnya.”

    Sudah empat gelas bir aku minum, tapi tetap saja belum merasa puas. Sejenak di pikiranku aku merasa tidak ada beban sama sekali. Tugas sebagai komandan di Outpost Arland ini benar-benar menguras tenaga sebab akulah penjaga jalur perdagangan dari dan menuju ke Kerajaan Chabatos yang berada di pulau Kratao tak jauh dari sini. Ketika aku ingin meneguk gelas kelima, aku merasakan guncangan yang sangat kuat dan seketika itu juga aku terjatuh.

    Aku pun tersadar bahwa aku sebenarnya hanya sedang bermimpi. Namun, guncangan itu benar terjadi karena beberapa benda di sekitar meja kecil di kamarku terjatuh berhamburan. Pintu kamarku pun diketuk dan terbuka dengan segera. Prajurit kepercayaanku terkaget melihatku berbaring di lantai. Ia pun bergerak ke arahku, berniat membantu. Aku yang masih agak terbingung karena berada di dua alam yaitu alam bawah sadar dan alam sadar dengan cepat dibangunkan dan duduk di atas kursiku.

    “Komandan, kau tak apa-apa?”

    “Yah, aku baik-baik saja. Kenapa dengan guncangan ini? Ada yang menyerang kita?” tanyaku sambil memegang kepalaku yang sakit.

    “Tidak komandan. Baru saja sebuah meteor yang tidak begitu besar menabrak gunung Blocs di pulau Kratao.”

    Aku mengerinyitkan dahiku karena tidak percaya dengan apa yang dikatakannya dan bergegas keluar. Setibanya di menara pengawas, aku benar-benar terkejut melihat apa yang dikatakannya adalah benar.

    Kobaran api sedang melahap hutan yang menutupi kerusakan yang diakibatkan oleh hantaman meteor. Batu-batu berjatuhan dari gunung berapi. Asap putih pun perlahan menutupi keseluruhan pulau dan laut di sekitarnya. Terdengar suara gemuruh yang menggelora karena gunung Blocs telah menyemburkan lava pijarnya. Kapal-kapal dagang yang hendak berlabuh di sana mulai berlayar meninggalkan pulau itu. Sedangkan kapal-kapal dagang yang sudah berlabuh di pasar sedang membuang barang dagangannya untuk menampung para penduduk kota Solaya yang ingin mengungsi.

    “Apa yang sedang dilakukan oleh Decemviri (dewan beranggotakan 10 orang)? Kenapa mereka tidak menghentikan meteor itu?” tanyaku. Dia kembali menjelaskannya padaku.

    “Mereka sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan meteor itu. Mungkin kekuatan alam memang tidak bisa dilawan oleh kekuatan magis.”

    “Sudah kau beritahu Raja Irie di Descargard?”

    “Sudah, Komandan.”

    “Apa katanya?”

    “Misi penyelamatan dari berbagai Kerajaan sudah dalam perjalanan ke sini. Kapal Kerajaan Salazar akan berlabuh di sini dan menjemput Komandan.”

    “Baik. Kamu jaga Outpost ini.”

    Dia mengangguk dan meninggalkanku.

    Aku tak habis pikir. Kenapa bisa Decemviri kalah dengan meteor itu? Bukankah mereka adalah penguasa magis yang paling kuat hingga setiap Kerajaan di Landeart tunduk kepada Kerajaan Chabatos? Yah, meski memang ada satu Kerajaan makhluk Nephis bernama Soltice di Laut Selatan selalu membandel dan tak mau tunduk padanya. Bencana sebesar ini aku ragu akan memusnahkan atau paling tidak melemahkan Kerajaan Chabatos. Tapi kalau itu terjadi, aku hanya bisa berharap bahwa kedamaian dunia tetap terjaga meski sang penjaga kedamaian telah tiada.

    Sebuah gema dari kerang terompet terdengar tak jauh dari tempatku berdiri. Dengan bergegas, aku berjalan menuruni menara pengawas ini dan menuju ke tempat kapal berlabuh. Aku bisa melihat banyak orang di dalamnya. Di laut sana juga aku melihat banyak kapal menuju ke arah pulau Kratao. Mereka terdiri dari berbagai kerajaan Men, Elves, Dragonos (manusia yang dapat berubah menjadi naga), Gigans dan Minions.

    Di dalam perjalanan, aku bisa melihat bahwa asap putih itu semakin tebal. Semakin gawat pikirku. Karena lokasi tabrakan tidak jauh dari ibukota Kaos, apabila api dengan cepat membakar hutan, maka ibukota Kaos berada dalam bahaya kebakaran. Akan banyak jatuh korban jiwa kalau hal itu sampai terjadi. Apalagi lava pijar sedang mengalir perlahan ke kota ini. Kapal-kapal pedagang yang mengangkut para penduduk juga sudah tinggal beberapa saja karena hampir semua sudah berlayar. Bisa dibilang sebenarnya kapal-kapal dagang itu hanya berhasil mengungsikan sepersepuluh penduduk Kerajaan Chabatos karena total penduduknya sangat banyak dan tersebar di berbagai kota. Keadaan semakin buruk karena untuk mempermudah perdagangan, seluruh kapal dagang hanya boleh berlabuh di kota Solaya sehingga mempersulit penyelamatan.

    Sesaat aku bisa melihat ada sesuatu yang aneh ketika sudah mendekati kota Solaya. Kapal-kapal penyelamat dari Kerajaan lainnya hanya tergolek begitu saja. Begitu juga dengan kapal-kapal dagang yang tersisa. Komandan misi ini, Laeno, juga menyadari hal ini. Aku ingin mendengar apa yang akan dikatakannya, tapi ia hanya diam saja.

    Sepertinya yang lain juga sudah sadar, mereka pun menjadi ribut dan berspekulasi dengan apa yang sedang terjadi.

    “Ini pasti kutukan dari Creator Namu karena Kerajaan Chabatos sudah terlampau kuat.”

    “Ulah Nephis ini sepertinya.”

    Dan keributan ini semakin menjadi-jadi.

    “Hentikan!” teriak Laeno. Suasana pun menjadi tenang.

    “Fokus dengan misi penyelamatan ini. Berspekulasi seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah,” jelas Laeno.

    Aku mengangguk setuju dengan perkataan Laeno. Memperkirakan apa yang tidak kita tahu tidak akan membantu kita.

    Setiba di pelabuhan, banyak orang sedang tergeletak di tanah dan banyak juga yang sedang terbatuk-batuk. Kulihat Minions, Dragonos, Elves, Men, Gigans juga mengalami hal yang sama. Sedangkan kru penyelamat dari kerajaanku tidak mengalami kejadian tersebut.

    “Ada apa ini?” kata Laeno kebingungan melihat kejadian ini.

    “Cepat kalian bantu mereka. Gunakan kekuatan magis kalian untuk menyembuhkan mereka,” perintahnya sambil membantu seorang Men di dekatnya.

    Aku melihat seorang Elf perempuan seperti sedang sesak napas dan mendekatinya. Dengan kekuatan magisku yang bisa dibilang pas-pasan, aku mencoba menyelamatkannya. Dengan satu tangan merangkul dia yang sudah kehilangan kekuatan dan tangan lain menyalurkan kekuatan magis ke dadanya.

    “Aaahh..” ucapnya yang menggambarkan bahwa ia sedang merasakan sakit yang luar biasa.

    “Bertahanlah,” kataku sambil mengeluarkan kekuatan magisku dengan sepenuhnya.

    “Duukkk!”

    Aku terkejut dan segera mencari asal suara jatuh tersebut. Aku semakin terkejut melihat para kolegaku mulai berjatuhan, mengalami sesak napas, terbatuk-batuk dan kejang-kejang.

    Aku pun mulai merasakan sakit di jantungku dan bisa kubilang ini rasa tersakit yang pernah kualami. Bersama si Elf perempuan, aku pun juga tersungkur ke tanah. Dadaku kupegang erat-erat seolah-olah itu dapat mengurangi sakit ini.

    Kemudian, aku merasa ditarik oleh seseorang yang adalah Laeno. Dia membantuku berdiri dan membawaku meninggalkan kota Solaya menuju ke kota Kaos yang tidak begitu jauh.

    “Jangan hirup asap putih ini. Nampaknya ini adalah hasil dari kekuatan magis,” tegasnya meski aku tidak bisa mencegah diriku untuk tidak bernapas.

    Kota Solaya memang indah karena arsitekturnya yang megah, namun hal itu malah membuatku mual. Di gerbang kota Solaya aku pun akhirnya muntah setelah berlari meninggalkan Laeno menuju ke kaki gerbang. Di pundakku terasa ada energi magis yang masuk ke tubuhku yang tentu saja berasal dari Laeno.

    “Agak baikkan?” tanyanya.

    “Iya. Terima kasih, Komandan.”

    “Ayo kita bergegas ke kota Kaos. Decemviri pasti bisa membantu kita dan menjelaskan apa yang sedang terjadi.”

    “Baik.”

    Setelah merasa baikkan, aku bisa berjalan sendiri tanpa dibantu Laeno. Aku bisa melihat banyak orang, entah Men, Dragonos, Elves, Gigans, dan Minions tergeletak di tanah. Karena letak kota Kaos yang berada di kaki gunung, asap putih itu tidak setebal seperti di kota Solaya. Tapi, semakin aku mendekati kota Kaos, semakin aku merasa ada kekuatan magis yang sangat besar.

    “Kau merasakan kekuatan magis ini?” tanyaku.

    “Iya. Sepertinya ada kekuatan misterius yang menyebabkan insiden ini,” katanya.

    Tak jauh dari depan gerbang kota, kami melihat orang-orang mulai bangkit dan berdiri tapi tidak normal. Mereka seperti tidak punya tenaga dan wajahnya menunduk. Ketika kami mendekati mereka, mereka semua berbalik menatap kami. Laeno pun menghentikan aku.

    “Kenapa? Ada apa dengan mereka?” ucapku.

    “Entahlah. Nampaknya ada yang salah dengan mereka.”

    Mendengar percakapan kami, mereka berjalan perlahan ke arah kami sambil mengeluarkan suara aneh. Laeno pun mulai melihat ke arah sekeliling kami.

    “Ada jalan lain selain dari sini untuk masuk ke kota Kaos?” tanyanya.

    “Ada. Kalau kita melewati taman di sebelah kiri kita, kita bisa masuk ke kota dari gerbang satunya.”

    Laeno pun berlari ke arah taman dan aku segera mengikutinya. Aku sempat melihat ke bawah di jalan yang menuju ke kota lain dari kota Solaya di mana orang-orang mulai bangkit seperti yang kami liat di gerbang tadi. Tiba di gerbang satunya, aku melihat ada sekelompok Elves sedang melempari bom kecil ke arah mereka. Mereka yang terkena ledakan itu tersungkur dan berdiri kembali. Aku dan Laeno bergegas mendekati mereka, tapi kami mulai terbatuk-batuk lagi.

    “Cepat kemari. Kita harus segera kembali menemui Decemviri untuk menyembuhkan kalian agar tidak berubah seperti mereka,” jelas salah seorang dari mereka.

    “Maksud kalian?” tanyaku karena tidak mengerti.

    “Tidak ada waktu menjelaskan.”

    Aku melihat semakin banyak orang-orang mendekati kami baik dari taman, maupun jalan yang menuju gerbang ini. Kami memaksakan diri dan segera mengikuti mereka, menerobos penjuru kota menuju istana. Bila ada penghalang (orang-orang aneh ini), para Elves akan melemparkan bom dan membuat mereka tersungkur ke tanah.

    Setiba di istana, salah seorang dari Elves merapalkan sesuatu dalam bahasa yang aku tidak mengerti dan pintu itu terbuka dengan sendirinya. Dengan cepat, kami bergegas masuk dan pintu itu tertutup kembali.

    Di dalam, kami dibawa oleh mereka ke ruang aula lantai dua di mana Decemviri sedang berdiskusi. Baru kali ini aku melihat mereka secara langsung. Tak lupa banyak para penduduk kota Kaos yang mengungsi di sini. Seorang Elf segera mendekati Decemviri dan menjelaskan sesuatu. Mereka sebagai kepala pemerintahan di Kerajaan Chabatos langsung mendekati kami dan menyalurkan energi magis kepada kami. Aku merasa lebih baikkan.

    Laeno pun bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi di luar sana?”

    Praser, seorang Men dari anggota Decemviri mendekati kami.

    “Sejujurnya, kami sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi. Para penduduk menjadi seperti itu setelah asap putih menyelimuti kota ini. Kami awalnya menduga itu adalah asap dari hasil kebakaran di hutan tempat jatuhnya meteor, tapi itu adalah kekuatan magis. Setelah mereka jatuh tersungkur, mereka akan bangkit kembali, namun dengan hawa nafsu membunuh. Kami melihat ketika seseorang digigit oleh mereka, maka ia akan berubah menjadi seperti mereka.”

    “Astaga. Berarti kawan-kawan yang datang untuk menyelamatkan semuanya berubah menjadi seperti itu?” ucapku.

    “Benar sekali.”

    “Lalu, apa kalian tidak bisa menyembuhkan mereka kembali?” tanya Laeno.

    “Kami sudah mencobanya dan kami tidak dapat menyembuhkan mereka. Jiwa mereka seolah-olah sudah lenyap dan hanya insting saja yang menggerakan mereka, yaitu insting untuk hidup dengan makan.”

    “Tidak mungkin. Kalian adalah penguasa magis yang paling kuat. Tidak mungkin kalian tidak bisa menyembuhkan mereka,” kataku tidak percaya.

    “Kekuatan magis yang menyebabkan mereka seperti ini jauh berada di atas kami.”

    “Duakk!”

    Pintu gerbang istana terbuka dengan lebar, dan suara teriakan penduduk terdengar sangat jelas dan menyedihkan. Para Decemviri dan Elves bergegas menuju ke sana. Aku dan Laeno masih terdiam di tempat.

    “Ayo kita ke sana,” kata Laeno. Aku hanya mengangguk dan mengikuti mereka. Belum saja kami bergerak, para Decemviri dan Elves yang berada di dekat pintu terlempar ke dalam, menabrak kami. Pintu ruangan ini telah jebol oleh sebuah serangan api.

    “Aaarrghh!”

    Aku berusaha berdiri, namun melihat para Elves sudah dalam keadaan tidak bernyawa membuatku terdiam. Aku bisa mendengar suara tawa yang sangat jahat. Aku pun dibantu oleh Laeno dan ditarik ke arah Decemviri. Para Decemviri sedang terdesak oleh tiga makhluk yang memiliki rupa Men, yaitu Eos menurut legenda jaman dahulu.

    “Tidak mungkin kalian bebas dari segel kalian,” teriak Eldor, Elves perempuan dari Decemviri.

    “Kau pikir bisa mengalahkan kami, Eos, sang pencipta dan penguasa magis? Segel seperti itu memang bukan hal yang mudah, tapi bukan tidak mungkin. Kami memang kalah waktu itu. Tapi sekarang kami tidak akan kalah untuk kedua kalinya,” kata Amburedor dengan amarahnya yang menggelora.

    Para Decemviri bersama-sama mengeluarkan kekuatan magis listrik dan menghantam tubuh Amburedor, tapi ia tidak bergeming sedikit pun. Kedua Eos lainnya menyerang balik Decemviri dengan serangan api. Mereka pun tercerai berai. Aku juga berusaha menghindar dari serangan api tersebut. Tapi kami kalah cepat dengan Amburedor. Ia pun membalikkan kekuatan magis listrik yang baru saja ia terima kepada kami. Aku merasa sangat kesakitan, jauh lebih sakit saat menghirup asap putih.

    “Inikah kekuatan Decemviri?” kataku perlahan sebelum akhirnya jatuh ke lantai. Secara samar-samar aku melihat Laeno juga tersungkur. Sedangkan Decemviri masih dapat berdiri meski sudah terluka. Amburedor kembali mengeluarkan kekuatan magis kombinasi api dan air yang menghantam Decemviri. Dibantu dua Eos lainnya yang mengeluarkan kekuatan listrik, Decemviri jatuh tersungkur satu per satu. Amburedor pun tertawa dengan keras. Sambil duduk di salah satu kursi Decemviri, ia pun bercerita.

    “Kalian tahu tidak, kami sangat berterima kasih kepada kalian atas tindakan kalian waktu itu. Karena kalian akan mati, akan kuceritakan alasannya sebagai lagu pengantar kematian kalian. Selama kami disegel, kami introspeksi diri dan memahami bahwa energi alam bukanlah sumber energi magis yang terkuat. Sumber itu adalah jiwa-jiwa. Kalian lebih kuat dari kami karena ada dukungan moral dari para Kerajaan.

    Oleh karena itu, kami mencari tahu di mana kami bisa mendapatkan jiwa-jiwa. Seharusnya kalian menggeledah dulu sebelum menyegel kami. Tapi karena pada dasarnya kalian memang bodoh, ya itu bisa dimaklumi. Buku Pengetahuan yang dicuri oleh Nirae memang jawaban atas segala pertanyaan.”

    Amburedor pun berdiri dan berjalan di antara para Decemviri. Praser secara tiba-tiba berdiri dan menyerang Amburedor dengan pedangnya, tapi dapat dengan mudah dihalau dengan kekuatan magis. Sebaliknya, pedang itu digerakan oleh Amburedor dan menusuk tubuh Praser. Ia pun kembali tersungkur.

    “Percuma saja kalian mencoba melawan. Kekuatanku jauh lebih besar dari kalian,” kata Amburedor sambil menendang tubuh Praser. Aku secara samar-samar bisa mendengar suara Praser yang kesakitan. Amburedor kembali bercerita.

    “Ketika ada makhluk yang lahir, maka sedikit dari kekuatan Creator Namu akan memasuki tubuh makhluk itu dan menjadi jiwa yang baru. Kemudian, bila makhluk itu mati, jiwa itu akan kembali ke Creator Namu. Semua jiwa akan melalui sebuah tempat yang kalian tidak akan menyangkanya, yaitu Gunung Blocs.”

    Aku terkejut mendengar hal tersebut. Jadi kalau aku mati, maka aku akan kembali ke Creator Namu.

    “Tentu saja kami tidak bisa menangkapi jiwa-jiwa itu begitu saja. Butuh sebuah wadah, yaitu tubuh yang tidak punya jiwa.”

    Begitu mendengar hal tersebut, aku teringat akan orang-orang aneh yang berkeliaran dan mengejar kami itu.

    “Asap putih itu memang adalah kekuatan magis kami. Ia didesain untuk mengeluarkan jiwa dari tubuhnya. Jadi setiap jiwa yang mati akan terperangkap di dalam tubuh ini ketika akan kembali ke Creator Namu. Saat itulah kami dapat menyerap jiwa-jiwa tersebut. Dengan begini, rencana kami untuk memusnahkan Creator Namu yang kalian gagalkan akan terlaksana dan sebagai tambahannya kekuatan kami akan bertambah. Sebuah rencana yang bagus kan? Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    Amburedor pun tertawa.

    Para Decemviri pun berusaha berdiri.

    “Kami tidak akan biarkan hal itu terjadi,” teriak Praser.

    “Percuma saja. Ohya, daripada kalian mati, akan lebih baik bila kalian menjadi pion kami.”

    “Tidak akan jiwaku kujual kepada kejahatan,” kata Kross, seorang Dragonos.

    “Buktikanlah.”

    Para Decemviri mengeluarkan kekuatan listrik lagi, tapi semua kekuatan itu diserap oleh kedua Eos yang melindungi Amburedor. Amburedor pun segera merapalkan mantra dan kedua tangannya dia angkat ke atas. Hawa kegelapan pun keluar dari tangannya dan menyelimuti para Decemviri.

    “Wahai Decemviri, datanglah pada kegelapan.”

    Aku bisa mendengar teriakan para Decemviri. Tubuh mereka seperti dialiri listrik dan perlahan berubah menjadi besar. Mata mereka berubah menjadi gelap seperti arang. Ruangan ini pun mulai diselimuti asap putih. Rasa sakit itu pun kembali mendera tubuhku. Bisa kudengar ada langkah kaki yang mendekatiku.

    “Kau akan menjadi anak buahku,” ucapnya yang kuyakin adalah Praser.

    Aku merasa ada energi yang memasuki tubuhku dari punggungku. Setelah itu, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.
     
  2. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    sepuh turun gunung :sembah:

    :XD:

    meskipun dibilang pendek, buat aku ini lumayan panjang loo :keringat:

    well, aku udah baca, dan yang menarik dari sini adalah setting dunianya, kalo dikembangin lebih panjang lagi keknya bisa jadi cerita yang epic :top:

    ijinkan saia komen ya kk sepuh :matabelo:

    setting dan konsep yang bagus, sayangnya eksekusinya berantakan :maaf:

    penjelasan karakter, ras, dll, semuanya terkesan tiba2 (makanya saia bilang ini bakal bagus kalo jadi karya panjang, kalo bisa jadi novel yang jadi empat ato lima seri :keringat: )

    perkenalan ke setting dunia fantasi masih bisa aku terima n masih masuk akal, tapi ketika masuk penjelasan karakter, bikin bingung imo :keringat:

    coba salah satu aja deh aku kasi contoh :

    Amburedor itu siapa yaa :keringat: aku ga ngerti, pertama Eos (yang entah darimana hint munculnya makhluk ini), dan tiba2 muncul Amburedor. duh, aku kan ga tau amburedor itu yang mana, dan ga dikasih penjelasan pula di awalnya :keringat:

    dan masih banyak sih plothole bagian karakter, aku males nyebutin satu2 maaf yaa :maaf:

    ceritanya mungkin pas, dunia yang damai tiba2 berubah saat negara api menyerang saat ada gempa bumi aneh, dan diakhiri dengan main character yang jadi zombie. well, kalo buat prolog cerita lebih jauh, ini pas :hmm: sayangnya hanya cerpen, tapi yaahh, sudah cukup memuaskan kok sebagai cerpen dengan bad ending :lalala:

    tentang penulisan, mungkin aku kasi satu juga :iii: agak banyak kalo disebutin semua :keringat:

    imo pemborosan kata :iii: mungkin bisa jadi :

    ah, sudahlah, segitu dulu :lalala:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.