1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Uncertainly Principles

Discussion in 'Fiction' started by sherlock1524, Nov 6, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Yep. Saia akhirnya memutuskan untuk nekat iseng memajang cerita ini, karena desakan dan dorongan dari kk merp.




    Uncertainly Principles
    Genre: Adventure, Action, Magic, Harem, Mystery, Fantasy, kyknya.





    seperti biasa, minta cabenya kk, jiplakku dari kalimatnya kk red.
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Nov 6, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Prolog A

    Prolog A: Remaja itu mati dan ...

    Druss....

    Suara ombak menerjang putih pasirnya pantai pulau itu.

    Suara burung camar memekik keras sambil melayang-layang di pulau itu.

    Burung itu kemudian mendarat di sebuah benda berwarna hitam di pantai putih itu.

    Benda itu sangat aneh jika dibandingkan dengan suasana pantai itu.

    Bentuknya seperti peti mati yang sering digunakan untuk mengubur mayat seseorang.

    Atau mungkin kelihatan seperti peti mati yang digunakan oleh vampir zaman pertengahan untuk tidur di siang hari.

    Singkatnya, benda itu adalah peti mati.

    Burung itu terlihat nyaman berdiri disitu, namun sebuah getaran membangkitkan instingnya dan kembali terbang ke langit biru lagi.

    Peti tersebut terbuka dan didalamnya terbaring seorang anak manusia berumur 17 tahun, berseragam sekolah, berjenis kelamin laki-laki memasang wajah kurang nyaman.

    Remaja itu kemudian berdiri dari peti matinya, melangkahi peti mati tersebut dan berdiri di pantai itu sendirian. Dia menghirup udara dalam-dalam, kemudian memejamkan matanya dan membukanya lagi.

    “Ini bukan mimpi kan,” remaja itu berkata sambil menyeret peti matinya ke sebuah pohon kelapa yang berbaris di sekitar pantai.

    Remaja itu tidak mempunyai nama.

    Namun, dulunya remaja itu mempunyai nama.

    Dulunya, dia mempunyai nama, orangtua, dan teman.

    Ya, dulunya dia adalah seorang remaja normal yang hidup dalam keluarga normal, di kota normal, dan berpengetahuan normal.

    Singkatnya, dia adalah remaja normal.

    Hanya saja, matinya yang tidak normal.

    Dia mati dibunuh.

    Kejadiannya kebetulan. Kebetulan saja dia bertemu dengan seorang cewek.

    Kebetulan cewek itu hendak dibunuh.

    Dia menyelamatkan cewek itu, dan gantinya dia yang terbunuh.

    Ya, karena dia mati secara kebetulan dan tidak ingin mati,

    Arwahnya pun tidak tenang.

    Dia mati penasaran dan bisa dikatakan dia menjadi hantu.

    2 hari dia lalui dengan berkenala seperti arwah penasaran, dan dihari ketiga remaja itu bertemu dengan seorang, tidak, seekor kucing hitam manis.

    Anehnya, kucing tersebut bisa berbicara kepada manusia.

    “Aku tidak bisa berbicara pada manusia. Aku hanya bisa bicara pada hantu,” dia menjawab pertanyaanku. “Namaku adalah Neku. Singkat kata, apakah kamu ingin hidup lagi?” tanya kucing tersebut.

    “Ya, apapun harganya,” remaja normal itu menjawab dengan tegas.

    “Jawaban yang bagus. Baiklah. Kukabulkan permintaanmu. Tapi, aku tidak memberikan secara gratis. Tentu saja, ada beberapa trial yang harus kamu selesaikan.”

    Trial?”

    Ghoost. Singkatnya, ini adalah sebuah game yang digelar tiap musim olehku. Kamu tahu, tiap tahun, pasti ada saja makhluk gentayangan sepertimu. Tugasku sebenarnya adalah membuatmu menjadi arwah yang tenang dan kembali ke alam baka. Biasanya aku memakan, melahap, dan menguyahmu hingga aku kenyang, namun cara itu menjadi membosankan. Sehingga, aku membuat game ini untuk kalian.”

    “Kalian?”

    “Yup, kalian disini adalah peserta dari Ghoost. Pesertanya sebanyak 7 orang, maaf, 7 hantu sepertimu yang merupakan arwah penasaran juga. Rule nya sederhana, kalian akan dihidupkan kembali selama 14 hari, dan hanya harus membunuh 6 orang lainnya. Tapi ingat, hanya satu saja yang tersisa, jika batas waktu telah habis dan lebih dari satu orang yang tersisa, maka tidak ada yang akan aku hidupkan lagi.”

    “Jadi, hadiah dari game itu adalah nyawa alias kehidupan ya. Kalau gitu, bagaimana dengan orang yang kalah?” tanyanya pada kucing itu.

    “Bukan orang, tapi hantu. Hantu-hantu itu akan naik ke atas langit dan menjadi damai. Bagaimana? Fair bukan? Selain kamu mendapatkan satu nyawa lagi, kamu bisa berbuat baik dengan menenangkan orang mati,” senyumnya.

    Remaja itu merasakan bahwa dia seperti dipermainkan, namun dia menjawab,

    “Baiklah. Aku akan ikut game ini. Tapi, ada satu hal penting yang ingin kutanyakan.”

    “Apa?”

    “....Eeee, kesulitan dari game ini apa ya?”

    “Eeh?”

    “....Ee, ini game kan, berarti seperti game MMORPG gitu kan. Iya kan? Aku pernah main sekali game sejenis itu, dan saat aku mau masuk ke dungeon kan, sering diminta, apakah kamu ingin seberapa sulit dungeon itu. Itu, kayak level Easy, Normal, Hard, Master, dan Abyss. Jujur aja, karena aku masih newbiee, aku nggak ingin ikut game yang berlevel Abyss.”

    Remaja itu mencoba menjelaskan maksud pertanyaannya, sambil menunjuk kearah langit, bintang dan mobil yang berjalan melewati badannya.

    “.....Normal!” jawab Neku sambil memalingkan kepalanya ke kiri yang kelihatannya sangat tidak bisa dipercaya.

    “Hoh, Normal. Berarti aku bakalan baik-baik saja kan. Iya kan? Haha, thanks banget. Dari tadi aku penasaran, kamu ini sebenarnya apa sih. Kok baik banget?” tanya remaja normal itu lagi.

    “...Namaku adalah Neku, dan aku mungkin, hmm, kamu bisa anggap aku adalah dewa kematian,” jawabnya.

    =_=​

    Dewa kematiankah, pikir remaja itu sambil mengingat kembali pembicaraan dia dengan kucing itu dulu.

    “Sekarang, aku tahu dia tidak berbohong. Aku hidup lagi, dan kelihatannya aku memang cuman bisa hidup selama 14 hari saja,” kata remaja normal itu sambil melihat tangan kirinya.

    Di punggung tangan kirinya terdapat sebuah tato berwarna merah yang berwujud angka 14. Sedangkan di tangan kanannya terdapat angka 7 yang menunjukkan ketujuh peserta game ini.

    Remaja normal itu kemudian memperhatikan peti mati itu. Di atas peti mati itu terukir sebuah kata yang berwarna emas.

    [Asset]

    Dia menutup matanya.

    Jadi, sekarang namaku adalah Asset ya, pikirnya.

    Tanpa berlama lagi, Asset mengambil semua peralatan yang ada dalam peti matinya. Dan segera bergegas menuju kota.

    Ghoost telah dimulai, dan remaja normal itu harus mengamankan tiket kehidupannya.
     
    Last edited: Nov 6, 2013
  4. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,171 / -58
    Wah, akhirnya di post juga :kaget:

    Saya komen dikit deh :hihi: Bukan cabe :peace:

    Settingnya dimana sih ini? :iii: Kirain dipulau terpencil, tapi dari kalimat ini...

    Ah, satu lagi. Neku memperkenalkan diri dua kali :ngacir:

    Mau cabe? :fufufu:

    Summon merpati98merpati98 :fufufu:

    :lalala:
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  5. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    makasih kk ririn :maaf:

    settingannya emang dipantai, tapi pantainya bukan pantai pulau terpencil.
    tapi, pantai yg berada di perkotaan kyk gitu.

    tapi, emang aku yg kurang pendeskripsian dari settingan diatas, jadi :maaf:

    aku kan cuman basa basi aja itu :voodoo:
     
    Last edited by a moderator: Apr 25, 2015
  6. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Prolog B

    Prolog B: Relic bertemu dengan Myth, dan ...

    Sudah dua hari sejak laki-laki itu keluar dari peti matinya dan membuangnya ke tong sampah terdekat. Di depan peti matinya itu terukir sebuah tulisan berwarna emas.

    [Relic].

    Relic dulunya adalah pembunuh berantai.

    Namun, laki-laki 19 tahun ini bukan seorang psikopat atau orang gila.

    Dia hanya murni dan ditakdirkan hidup dan mati sebagai pembunuh.

    =_=​

    Relic berjalan menyusuri jalanan kota yang padat. Malam itu dia melanjutkan rencananya untuk memenangkan Ghoost ini.

    Dua hari dia lalui untuk menemukan informasi kota ini dan kekuatan supernatural yang dimilikinya.

    “Yah, meskipun disebut pertarungan, kalau kalian tidak punya kekuatan yang aneh maka game akan menjadi membosankan, karena itu aku akan memberikan satu spesial skill pada kalian.”

    Dia mengingat kembali pernyataan Neku saat dia bertemu kucing itu.

    “Namun, jangan salah sangka. Aku tidak akan memberikan kekuatan yang superpower kepada kalian. Hmm, yah, bisa dikatakan skill ini tidak akan bisa digunakan untuk membunuh siapapun.”

    Spesial skill yang dimilikinya mungkin sangat menarik. Anehnya, dia sudah tahu cara pemakaian, efek serta kondisi yang harus dicapai untuk mengaktifkan skill ini. Mungkin, informasi itu sudah ditanamkan oleh kucing itu sebelum dia dihidupkan, pikirnya.

    Setelah mengingat segala informasi yang ada, dia akhirnya tiba di sebuah taman kota. Jam yang dipasang diperempatan menunjukkan jam 9 malam. Dia mengobservasi seberapa banyak makhluk yang berada di taman itu sambil bersembunyi dibalik kegelapan.

    Hanya terdapat dua orang sejoli yang sedang bercumbu di taman itu.

    Relic berjalan perlahan-lahan mendekati kedua sejoli yang duduk di sebuah bangku taman itu. Setelah memasuki pada daerah paparan sinar lampu taman, barulah kedua orang itu sadar bahwa ada orang lain selain mereka di taman tersebut.

    Namun, semuanya telah terlambat.

    Saat mereka akan beranjak dari bangku tersebut, dua buah pisau melayang, membelah angin malam, menembus daging tangan kanan mereka masing-masing.

    Duet jeritan cowok dan cewek itu mengalun saat kesakitan menjalar dari punggung tangan kanan mereka. Mereka mencoba mencabut pisau tersebut dari tangan kanan mereka, namun pisau itu menancap terlalu dalam di bangku taman itu.

    “Halo, namaku Relic. Salam kenal,” seorang pemuda memakai topeng kucing menyapa mereka.

    Kedua sejoli itu terperangah melihat kelakuan sopan dari orang yang melemparkan pisau itu.

    “Oh, btw, itu namanya Balisong. Aku mendapatkannya saat berkunjung ke Filipina. Orang-orang disana menggunakannya sebagai alat untuk mempertahankan diri loh,” Relic menunjuk pada pisau yang bernama Balisong di tangan kanan mereka.

    Kedua sejoli itu terperangah, hingga lupa untuk berteriak sama sekali.

    Relic melihat kearah mereka, kemudian mencabut satu lagi pisau yang kelihatan seperti pisau belati dari rompinya.

    “Dan ini namanya Fairbairn. Tipe pisau belati yang ditemukan oleh William dan Eric di Shanghai. Tajam loooh. Eh, tidak percaya? pengen nyoba? Silahkan,” saat Relic mengatakan itu dia mengiriskan pisau belati itu ke pipi cowok itu hingga berdarah. Cewek disebelahnya kelihatan cemas sedangkan laki-laki itu meringis kesakitan.

    “Oh, maaf. Aku jadi bermain-main seperti ini. Btw, apakah kalian menyukai satu sama lain?”

    Cowok disamping cewek itu kelihatannya sudah sadar akan kenyataan, dan mencoba menjawab dengan berani. “Iya, kami mencintai satu sama lain. Kamu mau apa, ha?” tanyanya.

    “....ooo. Gentlemen sekali. Sekarang, kalau aku bunuh dia, apakah kamu bakalan menyelamatkannya?” tanya Relic sambil mengacungkan pisau belati nya di depan hidung cewek yang kelihatannya ketakutan setengah mati itu.

    “.....aku.........,” cowok itu menjawab dengan lambat.

    “Aaa, Aaaaah. Lambat. Aku sederhanakan aja deh, kamu punya dua pilihan. Dia mati atau kamu mati. Saa-, pilih yang mana?” tanyanya lagi dengan cowok itu sambil menunjuk ke cewek yang satu nya lagi.

    Cowok itu melihat ke arah ceweknya. Cewek itu membalas dengan terlihat memelas sambil kelihatan memohon kepada cowok itu, seperti mengharapkan pertolongannya.

    “.....Bunuh dia,” cowok itu menjawab.

    “Roger!!” Relic menjawab sambil tersenyum sinis dan mencabut Balisong dari punggung tangan kanan cowok itu.

    Cowok itu melihat kesempatan kabur dan segera mengambil langkah seribu tanpa melihat kebelakang, kearah cewek yang dibilang disukainya. Cewek yang ditinggalkan oleh cowok itu terdiam seribu kata, dan malah menangis, dan kemudian memohon kepada Relic untuk melepaskannya juga.

    “Gahaha, pengecut itu cepet juga larinya. Eh, nona nggak salah apa-apa kok. Hanya saja nona bernasib buruk malam ini.”

    Saat Relic mengakhiri kalimatnya, dia mencabut Balisong dari tangan kanan cewek itu juga. Namun, saat cewek itu hendak berdiri, dia segera menancapkan pisau belati Fairbairn tersebut di depan dada cewek tersebut.

    Jbleek.

    Darah mengalir dari bekas tusukan pisau Relic meninggalkan luka besar yang tidak mungkin bisa diobati lagi. Namun, cewek itu belum mati. Dia tergeletak di kaki Relic, mulutnya masih mencoba menggapai udara, namun yang keluar hanyalah muntahan darah.

    Relic kemudian membersihkan darah yang terdapat pada Balisong dan pisau belatinya. Dan kemudian menyimpannya di rompinya lagi. Disaat itulah dia melihat lagi kearah cewek yang terbaring dibawahnya, namun disana tidak ada apa-apa lagi. Dia mencoba melihat kesekelilingnya, dan

    2 meter di depannya tampaklah cewek itu lagi, masih hidup tanpa bekas luka sama sekali dan dibelakangnya tampak seorang perempuan berpakaian hitam dan berkerudung yang memakai topeng kucing juga.

    “Pergilah,” perempuan berkerudung itu berkata kepada gadis itu. “Balaslah apa yang telah dilakukan oleh pria itu,” katanya lagi.

    Cewek yang dibunuh Relic itu membuka matanya dan menyeringai. Matanya berubah warna menjadi merah darah dan gigi taringnya sangat panjang. Relic terkejut dan sadar bahwa gadis itu telah berubah menjadi,

    “Vampir,” sahut perempuan berkerudung itu. Disaat itulah, gadis yang berubah menjadi vampir itu melesat seperti peluru, melewati Relic yang keheranan, mengejar laki-laki yang telah menelantarkannya, tidak, yang telah membunuhnya.

    “...He!. Kamu ghooster juga ya? Keren juga punya skill vampir seperti itu?” Relic mencoba membuka percakapan sambil mengeluarkan lima buah pisau yang tersembunyi dari rompinya.

    “Tenang saja. Aku tidak ingin bikin konflik sama kamu. Namaku adalah Myth. Salam kenal. Singkat saja, apakah kamu mau party bersamaku?” suara yang keluar dari topeng kucing itu sangat halus sekali seakan-akan suara itu adalah suara bidadari.

    Party?”

    =_=​
     
    Last edited: Nov 6, 2013
  7. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    Prolog C

    Prolog C: Festival and AI join the game and ...

    “Master, kenapa kamu pake topeng kucing itu terus sih?”

    “Aku bakalan mati kalo topeng ini hancur.”

    “Kenapa?”

    “Singkatnya, topeng ini adalah nyawa. Jadi, jika dalam 15 detik kalian tidak memakai topeng ini, maka kalian akan mati, begitu kata kucing itu,” Festival meniru perkataan Neku yang diingatnya.

    “He! Jadi, untuk membunuh ghooster lainnya, maka Master hanya perlu menghancurkan topeng ini dari wajah mereka yah?”

    “Yap, jadi kita nggak perlu membawa senjata berat atau apasih sebenarnya.”

    “Ho?”

    “Dan juga, luka diseluruh tubuh kita akan segera sembuh. Dengan kata lain, segala serangan apapun tidak akan berefek, kecuali jika kamu merusak topeng ini.”

    “Artinya, meskipun tangan kaki Master patah, jantung Master hilang, namun jika topeng itu tetap di wajah Master, maka Master akan tetap hidup, dan luka Master bisa sembuh lagi ya?”

    “Yap. Simple kan?”

    “He! Jadi, Master mau apa sekarang? Membunuh peserta lainnya?”

    “Yup. Ini game kan. Lagipula gamer sejati sepertiku tidak akan lari dari tantangan walaupun game itu adalah kusoge.”

    Malam menyembulkan bulan purnama yang besar, dan dijalan-jalan banyak terdapat hiasan lampu-lampu. Festival berjalan di jalanan yang penuh dengan orang-orang yang pulang dari kerja dan sekolah. Jaket merah yang dipakainya berkibar-kibar ditiup angin.

    Dia berbicara sambil menunduk melihat smartphonenya yang tersambung dengan headphone di telinganya. Di layar smartphonenya terdapat seorang cewek kecil berbaju biru yang berbicara dan tersenyum kepadanya.

    Cewek kecil itu merupakan AI yang bisa berkenala menjelajahi dunia cyber. Suatu hari, Festival menerima sebuah program aneh dari anynomous, dan saat dia menginstal program itu, cewek itu muncul di layar komputernya.

    “Itulah yang saya khawatirkan. Aku tanya ya, Master pernah menang PvP ngelawan player lain di game MMORPG gak?”

    “Nggak. Nggak sekalipun. Kenapa?”

    “Ah, terus Title apa yang hanya Master punya dan tidak ada player lain dapatkan?”

    “<Loser>,--”

    “<Eternal Loser>. <Immortal Loser>. <Elusive Loser>. <Spider Hate Loser>. Itu, itu masalahnya. Master di game apapun bakalan kalah. Udah ditakdirkan kalah. Ingat apa yang ibu Master jampi-jampi?”

    “Aku lupa.”

    “Loser, no matter what, is Loser.”

    “Eeeeh? Tapi, aku pernah menang melawan Minotaur, Boss Minotaur loh.”

    “Itu saat Master party dengan anggota guild Master kan. Dan ingat, bukan Master yang membunuh tuh Minotaur, tapi player lain. Master mati di setengah jalan dungeon tahu.”

    Plak. Sebuah tamparan keras diterima oleh Festival.

    “Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang? Masak aku udah kalah sebelum game dimulai? Nggak seru nih!?” tanyanya kepada AI itu.

    “Special skill Master apa?”

    “Nggg... coba kuingat. Oh ya--”

    “Master, berhenti,” AI itu berkata tiba-tiba.

    “Ada apa?”

    “Jam 11.”

    “Oh!!”

    “Lucky!!. Master, ikuti ghooster itu.”

    Arah jam 11, Festival melihat seorang cowok bertopeng kucing berjalan diantara kerumunan. Dia tidak memperlihatkan kewaspadaannya dan berjalan dengan santai. Saat dia menyeberang jalanan, Festival segera mengikutinya dengan diam-diam dan membuntutinya.

    Cowok itu kemudian masuk ke sebuah toko tas. Penjaga toko itu mencoba mencegahnya masuk karena mencurigakan. Pembeli didalam toko itu juga kelihatan ketakutan, karena dia memakai topeng kucing yang meskipun kelihatan lucu tapi mencurigakan. Namun, kelihatannya dia berhasil meyakinkan penjaga toko itu dan segera memilih tas sangkung yang ada di toko itu.

    Sementara Festival menunggunya keluar dari toko itu, dia kembali berbicara kepada AI.

    “Anyway, bisa kamu searching tentang kota ini? apakah benar ini dunia nyata?”

    “...”

    “Maksudku, bisa saja ini dunia baka, dunia di dalam game, dunia di atas langit, dunia dalam mimpi, dunia dalam cerita, New World, dunia shinobi, dunia shinigami, dunia fantasy, dll,” jelas Festival dengan imajinasi berlebihannya.

    “Hm. 12111 results. Mau baca referensi yang mana, Master?”

    “Langsung kesimpulannya saja.”

    “YES. Dunia ini sepertinya benaran dunia nyata. Kota ini dinamakan Record City.”

    “Nama kota yang aneh. Trus tahunnya sama nggak? Mana tahu aku terdampar dimasa depan?”

    “Tahunnya juga sama. 2013.”

    “Dari kesimpulan itu, bisa ditarik kesimpulan lagi, bahwa kucing itu beneran menghidupkanku ya? Kamu percaya?”

    “YES. Di dunia ini banyak misteri yang tidak bisa dipecahkan dengan logika. Contoh sederhananya aja adalah ability LOSER Master.”

    AI itu menyindir Festival.

    “Aku mengerti. Kamu beneran marah kepadaku ya? Maaf.”

    “Eh?”

    “Kamu mati karena cemburu kepadaku kan?”

    AI itu memerah mukanya.

    “Karena aku party dengan cewek itu kan?”

    “YES. Dia sudah keluar, Master. Pembicaraannya dihentikan dulu.”

    Huff, Festival mengeluh sambil mengikuti lagi cowok yang bertopeng kucing yang sekarang membawa tas sangkung di bahunya.

    “Master, berhenti. Gedung jam 2. Ada satu lagi ghooster. Dia--,” AI itu berbunyi dari headphone yang terpasang di telinganya.

    BAAAM. Suara tembakan bergema.

    Tubuh cowok yang diikutinya jatuh ke trotoar. Kerumunan disekelilingnya menjerit ketakutan. Dari dadanya keluar cairan merah yang terus merembes. Kerumunan orang dijalan sadar akan keanehan cowok itu dan mengerumungi cowok itu. Seseorang bahkan mencoba menelpon ambulans.

    “Master. Kenapa terpaku? Cepat ambil topengnya.”

    Festival kembali sadar akan kenyataan, dan berlari menerobos rapatnya kerumunan orang-orang yang melihat cowok yang terbaring di trotoar itu. Dia berhasil menyelip dan sampai di depan cowok itu. Topeng kucing cowok itu tidak lagi berada di wajahnya lagi, tapi jatuh di sekitar tangan cowok itu.

    Festival melihat kesempatan emas itu segera menerobos dan mengambil topeng itu. Dan dia segera mengambil langkah seribu dari kerumunan yang menoleh kearahnya.

    “Master, ghooster itu mengejar kita.”

    “Ghooster yang mana?”

    “Yang menembak ghooster cowok lemah itu.”

    “Oh. Command: Scanning skill.” Festival berkata sambil tetap berlari

    “YES. Kemungkinan tipe ghooster ini adalah shooter. Special skill adalah <100% Precision>.”

    “Oh. Aku ingin melawannya satu lawan satu. Command: Win Probability?”

    “0%. You’re dead, Master.”

    “Kenapa?”

    “Master adalah tipe detection. Melawan musuh seperti itu sama saja dengan bunuh diri. Mengerti?”

    “Ah. Jadi aku harus bagaimana? Dia udah jauh nggak?”

    “15 meter lagi. Dalam 3 menit dia akan kontak dengan Master.”

    “Ah. Game over kah?”

    “Master, berhenti.”

    “Eh?” Festival menghentikan larinya, dan melihat kebelakangnya.

    “Jam 7. Jika Master kesana, kemungkinan 100% Master akan menang.”

    Festival tersenyum sinis. Disana ya?

    Dia segera mempercepat langkahnya, dan memasuki taman kota yang hanya diterangi oleh lampu taman itu.

    “Dua orang ghooster lagi kah?”

    Festival segera menyembunyikan dirinya diantara bayangan pohon-pohon taman itu. Dari arah itu, dia bisa melihat seorang ghooster mengeluarkan lima buah pisau dari rompinya berhadapan dengan seorang cewek berkerudung hitam.

    Sementara shooter yang mengejarnya baru tiba di taman itu.

    “Saa--, it’s showtime,” bisik Festival kepada AI-nya.

    >.<​
     
    Last edited: Nov 6, 2013
  8. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    perasaan ane aja atau emang pembukaan banyak sekali kata itu.

    ah perasaan ane aja itu :ngacir:

    bahasanya ngetrolol banget. :cerutu:

    terbaring seorang anak manusia? emangnya ada anak gajah terbaring di peti mati?

    berjenis kelamin laki-laki :hahai:

    bukan jelek.. tapi super sekali :top:

    lanjutkan ane suka :lol:

    btw temanya kek Btoom ato.. apa ya.. lupa ane yang terperangkap di pulau, terus untuk keluar harus bunuh orang? :bloon:
     
  9. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,171 / -58
    La-lanjut kk :matabelo/

    Jadi kebayang Fate juga :matabelo/

    :ngacir:
     
    Last edited: Nov 6, 2013
  10. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    makasih kk :matabelo:

    emang aneh gtu ya kalimatnya?
     
  11. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    hem... sebetulnya bukan idenya yang mainstream. Tapi banyak unsur yang mirip/sama dengan cerita yang biasa dibaca, tontonan yang suka dilihat, atau lagu yang sering didengar. Selain juga ada yang kerasa dipengaruhi tapi tetep beda. Secara cerita emang... biasa sih. Game. Orang mati. Saling bunuh. Sayang penjelasan risk di sini keliatan terlalu rendah. Soalnya awal mulanya lebih ke arah... 'nothing to lose'. ya kan..? kalau kalah ya mati, tapi kenyataannya mereka emang udah mati. trus?

    Well... tipe cerita begini kalau mau jadi bagus banget harus punya karakter yang menarik. Unique. dengan background yang jelas untuk masing-masingnya. Pastinya... alasan 'karena memang begitu' ga bisa dijadiin alasan buat semuanya. dan kalaupun ada yang pakai alasan begitu, mungkin harus ada trigger lainnya. Gw ngomong apa sih sebenernya...

    Eksekusinya sendiri... masih kurang kalau buatku. Prolognya bukannya bikin jelas malah ngebingungin. Yah. Kalau kepengaruh gaya nulis Narita Ryohgo sih wajar aja kali ya. Cuma rasanya... agak halfbaked gitu. >_<

    terakhir, keep writing. \o/
     
  12. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    makasih kk :takut:

    sebenarnya, emang lack di bagian motif ya.
    jadi ingat kalimat org yg bilang, klo perasaan itu emg harus ditonjolin di cerita.

    iya, kan. half-baked bgt.
    terpengaruh pas baca buku itulah pokoknya :voodoo:
    ini keren, itu keren, aku jadi mikir dan nulis yg keren2 aja, sehingga gak jadi keren. :madesu:


    entahkenapa, aku jadi dejavu gini.
     
  13. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    tenang aja. kalau half-baked, tinggal masukin lagi ke dalem oven trus panggang.:ngacir:

    well... emang susah sih kalau masih kepengaruh banyak. Biarpun kepengaruh ga ada salahnya.:malu2:

    ntar kalau udah bisa ngontrol tu impulse juga biasa. ga usah nulis yang keren, tapi nulis yang keliatannya bakalan jadi amazing.:lol::ngacir:
     
  14. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    I see, I came, I eat comment :elegan:

    Oke. Ini kesan saia setelah baca semua.

    One liner!
    Tidak jelek sih, tapi menurut saia ini bikin flow awal cerita terasa tersendat-sendat.

    Kemudian saia lihat ini tema utamanya adalah survival game. Well...generic sih, tapi bukan berarti tidak bagus. Hanya masalahnya (bagi saia), part pembuka yang kamu sajikan ini datar, kurang menarik, kurang greget :cambuk:

    Coba perhatikan lagi scene2 awal.

    Ada burung mendarat di peti, ada remaja bangun, katanya dia udah mati, dan sebelum mati dia ketemu kucing, kucing itu nawarin ikutan game yang hadiahnya hidup lagi. Oke. Sampai di scene itu, serius, saia belum nemu part yang menggugah emosi. Akan lebih baik kalau di awal, kamu menggali sedikit detail soal pikiran, pendapat, atau perasaan si [Aset]. Kemudian di scene ketemu kucing, lebih bagus kalau ada lebih banyak emosi disana (ga harus emosi negatif, bisa emosi positif, kayak si MC kegirangan bs hidup lagi, atau semacamnya).

    Scene part dua. Oke. Pengenalan karakter lain, kali ini psychotic killer. Oke, tapi tidak banyak yang saia ketahui dari karakter ini, kecuali dia suka bunuh. Titik. Tidak digali lagi soal kegilaannya (terutama dari pikiran2 dan perilakunya). Padahal ini karakter yang berpotensi jadi antagonis, atau bahkan jadi evil-protagonis :piso:

    Scene part tiga, ini yang saia ga paham. Oke. Ada satu karakter lagi. Trus dijelaskan soal beberapa aturan game. Tapi...well...lagi-lagi, saia belum paham kenapa karakter ini muncul. Oke ini prolog, tapi harusnya tidak perlu perkenalan satu-satu karakter seperti ini.

    Menurut saia pribadi, langsung saja di awal fokus ke scene yang terjadi pada Main Character (aka MC), galilah sifatnya2. Soalnya menurut saia sifat karakter itu lebih menclok (halah!) di benak pembaca ketimbang deskripsi fisik. Baru setelah pembaca diajak mengenal MC dan situasinya saat ini, pelan-pelan bisa beralih ke karakter lainnya.

    Rule penting (menurut saia) untuk cerita multi-karakter: Jangan pernah memunculkan karakter, yang peranannya atau persinggungan aksinya dengan MC masih jauuuuuuuuuuuuh dibelakang sana. Munculkan karakter baru, tepat saat perannya bersinggungan dengan MC atau segera akan bertemu MC, atau mungkin akan berpengaruh besar pada plot (dan si MC). <--- oke, berhubung saia kebiasaan nulis tipe karakter-sentris (dengan POV3 limited), saia lebih memusatkan cerita pada apapun yang berdekatan dengan MC (note: MC ini ga harus cuma 1, bisa 2 atau 3).

    Sekian cabe dari red :elegan:

    Sisanya saia setuju ama komentar mbak naga merpati :elegan:
     
  15. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    hmm :hmm:

    ceritanya 3rd PoV kan? kok ada aku :iii:

    and :
    imo, bagusnya mungkin deskripsi cemas itu diganti aja, soalnya kesannya kek si ceweknya adem ayem gitu. gimana kalo :

    imo, sih :iii:

    anyway, keknya komenku udah diembat ama mbak merp :swt: ini mirip banget ama salah satu cerita anime yang aku tau :XD:
    eksekusinya di awal aja sih yang kurang, masuk prolog 3 malah udah lebih baik. aku suka bagian lucu antara si AI ama Festival itu lo, kocak banget :XD: meski dari inti cerita memang, well, seperti kata kk red, kurang ngegigit sih :hmm:

    imo, penulisannya ini terlalu mulus, saking mulusnya sampai saia kurang nangkep feel n emosi yang lagi dialami tiap karakter :iii:

    tapi keknya kalo plotnya mulus bakal jadi cerita bagus sih :lalala:
     
    Last edited: Nov 6, 2013
  16. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150


    Hmm, makasih kk red :tolong:

    bener bgt kyknya klo soal 'datar' bgt itu. kelihatannya memang kurang dibagian pendeskripsian perasaannya :maaf:

    klo masalah pengenalan tokohnya itu, - mungkin kk merp paham kenapa aku bikin kyk gini - sebenarnya, apa yg bakalan terjadi itu akan melibatkan semua karakternya, kyk sebuah kejadian dll itu, jadi langsung aku kenalin semuanya. tapi, akhirnya, mungkin jadi gak jelas gini..... :madesu:

    makasih kk atas sarannya.
     
  17. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    makasih bgt kk lalat-san :lalala:


    aku nulis one liner ini sebenarnya pengen supaya simple aja sih ceritanya.

    tapi, mungkin seprti yg kk bilang, emosi dan feelnya bener2 jadi gak dapet. sebenarnya, aku jg masih gak ngerti nulis feel itu kyk mana :kecewa:

    dan bagian2 yg kk edit itu, bener2 top :top:

    aku gak kepikiran sampai situ. entah kenapa penggambarannya emg gk jelas bgt.


    dan itu kyknya emg salahku 3rd pov itu. makasih kk~ :lalala:
     
  18. ryrien MODERATOR

    Offline

    The Dark Lady

    Joined:
    Oct 4, 2011
    Messages:
    6,529
    Trophy Points:
    212
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +3,171 / -58
    Lanjut aja dulu :hammer:
     
  19. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    Ternyata aku sudah pernah baca ini di kekom, lupa komen gaje apa yang kulontarkan waktu itu... >_<

    Aduh baru sadar premis cerita kita sama... :hahai:
     
  20. sherlock1524 MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Jan 26, 2012
    Messages:
    7,159
    Trophy Points:
    242
    Ratings:
    +22,538 / -150
    yg penting kan eksekusinya kk *jawabku ngeles* :lol:

    semangat kk :cheers:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.