1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Gundam SEED Destiny -XTREME-

Discussion in 'Fiction' started by Rio_Shinn, Oct 3, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Rio_Shinn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 29, 2013
    Messages:
    502
    Trophy Points:
    107
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,393 / -0
    [​IMG]

    Fanfiction ini berdasarkan anime mecha buatan Sunrise, Gundam SEED Destiny.
    Aku membuat fanfic ini karena ingin memperbaiki cerita dan endingnya yang asli bikin illfeel tingkat tinggi. :wuek:
    Meskipun memang tidak mengubah kisah aslinya(yang kenyataannya cuma diberi versi Remastered) tapi setidaknya aku ingin memuaskan diri membuat kisah yang aku inginkan terjadi di animenya.
    Settingnya sebenarnya 1 tahun setelah ending anime GSD, tapi untuk part-part awal aku buat sebagai prolog alternate universe untuk memperbaiki ending animenya yang total s**t(meskipun mereka udah nayangin GSD Final Plus pun sia2 aja menurutku).:ngeselin:

    Di fanfic ini aku buat Shinn Asuka sebagai tokoh utama. :hero:
    btw bagi yang belum nonton endingnya, baca dengan resiko sendiri ya, habisnya sebagian scene ada yang sama dengan animenya.

    Genre : mecha, drama, science fiction
    note : beberapa gambar aku ambil dari wikia nya, karena aku sendiri jujur belum bisa menggambar mecha dengan baik. tapi untuk unit-unit original di fanfic ini aku usahakan gambar sendiri, tunggu aja ya.

    [​IMG]

    [​IMG]

    [​IMG]

    [​IMG]

    [​IMG]

    Luar angkasa diwarnai oleh kilauan laser hijau dan merah dimana-mana. Bangkai mobile suit bergelimpangan dan mengambang tanpa arah di angkasa raya yang luar biasa luasnya. Dua pihak saling bertarung untuk ideologi masing-masing, saling menguasai atau hidup bersama.

    Benteng bergerak raksasa (mobile fortress) "Messiah" terlihat mendekati bumi, memiliki unit senjata pemusnah massal "Requiem" milik pasukan ZAFT yang siap ditembakkan ke bumi. Terlihat di suatu sisinya ada dua mobile suit yang saling bertarung. Infinite Justice Gundam milik Athrun Zala dan Destiny milik Shinn Asuka.

    "Shinn! Sadarlah! Memaksakan kehendak pada orang-orang yang tidak menginginkannya adalah hal yang salah!" teriak Athrun, berusaha menyadarkan Shinn dari cengkeraman tipu daya Dullindal.
    "Diam, pengkhianat! Kamu tidak tahu perasaanku! Dengan Destiny Plan milik tuan Dullindal, manusia tidak akan saling bertarung lagi! Tidak akan ada orang-orang tak bersalah yang harus mati di hadapanku lagi! Jangan halangi rencana kami!"

    Dua mobile suit saling bertarung, semakin ganas. Destiny mengeluarkan kedua pisau laser Flash Edge dari bahunya, menyerang Infinite Justice milik Athrun dengan gaya gunting. Athrun tidak kehabisan akal, ia melepas jet Fatum-01 yang terpasang di punggung Justice. Jet itu meluncur, mengeluarkan tombak laser disertai percikan plasma.

    [​IMG]

    Shinn yang melihat bahwa serangan itu bisa saja mengakhiri aksinya di medan pertempuran, memutuskan untuk menghindar dari jet tersebut. Namun sayang, saat jet itu tak mengenai sasaran, Athrun dengan Justice-nya sudah siap di belakang Destiny milik Shinn, lalu menangkapnya.

    "Lepaskan aku, sialan! Kamu tidak mengerti! Aku... aku tidak mau melihat orang-orang seperti Mayu dan Stellar harus terlibat pertempuran! Dunia harus didamaikan!!" Shinn berusaha berontak dari cengkeraman Athrun.

    "Shinn, tenang! Tenang! Tidakkah kamu sadar kamu sudah dimanipulasi oleh si Dullindal? Tidakkah kamu tahu, bila Destiny Plan sukses, manusia tidak akan bisa menentukan takdir mereka lagi! Mereka akan hidup seakan robot yang patuh pada perintah, yaitu perintah pimpinanmu itu! Itukah perdamaian yang kamu inginkan, dimana manusia sudah tidak bisa berpikir yang mana yang baik dan jahat lagi, jiwa yang dikendalikan sejak lahirnya oleh eksperimen laboratorium??" Athrun tetap mencengkeram Shinn sekuat tenaga, sambil mengutarakan maksud ia dan pasukan Terminal untuk mencegah serangan pasukan ZAFT ke bumi. Destiny berhenti berontak. Shinn terdiam, berusaha untuk berpikir jernih. Itukah dunia yang kuinginkan? Itukah dunia yang kuhidupi nanti bila perang ini usai? pikirnya.

    Kira Yamato pun datang menghampiri mereka berdua, dengan Strike Freedom Gundam-nya. Shinn berpaling, melihat orang yang seharusnya mati, sekarang di hadapannya, bersiap untuk menghancurkan rencananya sekali lagi. "...Mau apa kamu, pilot Freedom? Tidakkah kamu puas, dengan kekuatanmu yang godlike itu, selalu menghalangi kami? Idealisme mu itu terlalu bagus untuk diaplikasikan di dunia yang kacau ini, tahu! Aku memilih untuk berpikir realis daripada berkhayal dimana dunia bersatu dan berdamai begitu saja setelah penjanjian di atas kertas tanpa menyelesaikan konflik!" tanya Shinn dengan agak berang, mengetahui bahwa ia sudah tak punya harapan lagi, bingung apa yang harus ia lakukan selanjutnya, setelah mengetahui kedua pihak tidaklah memiliki ideologi yang tepat baginya.

    "Namamu Shinn, kan? Mungkin kamu sudah tahu siapa aku. Ya, aku tak tahu apa yang dulu pernah kuperbuat padamu hingga kamu begitu membenciku, tapi bagaimanapun aku ingin kamu maafkan aku. Sekarang... aku dan kawan-kawanku berdiri disini, bertarung untuk melindungi umat manusia dari belenggu takdir itu. Aku ingin manusia bebas berpikir dan berbuat, karena itulah yang menjadikan kita manusia," jawab Kira.

    "Bebas berpikir dan berbuat? Bukankah itu yang menjerumuskan manusia pada kejahatan? Mereka bertingkah seenaknya, menyakiti orang lain, tidakkah itu menyedihkan? Itulah alasan mengapa aku mengikuti ZAFT, aku ingin melihat dunia didamaikan oleh satu kuasa yang besar, satu hukum, dimana konflik tak perlu ada lagi!" balas Shinn, masih mempertahankan apa yang ia percayai, namun dengan sedikit keraguan.

    "Shinn, di dunia yang kamu inginkan itu, hanya ada belenggu. Semua orang tidak bisa berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Maukah kamu melihat mereka bertindak layaknya robot, bila rencana kalian berhasil dan dijalankan nantinya? Itu kah kebebasan sejati? Memang betul kebebasan adalah pemicu kejahatan dan dosa, tapi kamu tahu Shinn, itulah gunanya kekuatan, bukan untuk di-abuse, tapi digunakan untuk menjaga agar kebebasan itu lebih bertanggung jawab. Karena itulah kami melindungi masa depan bumi dan segala isinya," kata Kira dengan tenang. Shinn mulai sadar. Destiny Plan bukanlah jawaban yang tepat bagi perdamaian, hanya dominasi dibawah pemerintahan absolut.

    Athrun melepaskan cengkeraman Justice dari Destiny, membuat Shinn dan Destiny-nya kembali bebas mengambang di angkasa. "Baiklah kalau begitu, kak Kira dan Athrun, tolong bimbing aku, bantu aku mewujudkan kebebasan dan perdamaian manusia." Dengan ini Shinn beralih kubu menjadi anggota pasukan Terminal.

    Lunamaria meluncur menuju ketiga gundam itu dengan Force Impulse Gundam-nya, khawatir kalau pria yang dia sayangi diapa-apakan oleh pihak lawan. "Shinn! Kamu gapapa? Eh... Strike Freedom dan Infinite Justice? Kenapa..." Lunamaria menodongkan Beam Rifle gundamnya ke arah dua sahabat itu, berjaga-jaga dengan apa yang akan mereka lakukan nantinya.
    "Athrun... kita... bertemu lagi ya." jawab Lunamaria dengan lirih. Mengetahui pria yang dulu pernah ia sukai sekarang harus ia lawan.
    "Oh, Lunamaria... Aku tidak ingin melawan kalian, kami hanya ingin menghentikan battle fortress itu saja." jawab Athrun.

    [​IMG]

    "Luna, turunkan senjatamu. Mereka memang tidak bermaksud melukai kita." tambah Shinn.
    "Tapi Shinn, bagaimanapun mereka kan..." kata Luna, masih bingung dengan semua yang terjadi.
    "Destiny Plan tampaknya tidaklah sebaik yang kita duga. Ada maksud tersembunyi untuk menguasai dunia dalam satu pemerintahan absolut, ditambah lagi... kebebasan manusia dipertaruhkan." kata Shinn menjelaskan ulang kata-kata Kira dan Athrun pada Lunamaria.

    "Hee? Destiny Plan bisa membuat manusia nggak menjadi manusia lagi? Hmmm.... Susah dimengerti, tapi kayaknya memang bukan sesuatu yang baik. Oke, apa kalian mau menghentikannya? Aku ikut," jawab Lunamaria tanpa ragu.

    "Hahaha, tampaknya dia selalu ikut kemanapun kamu pergi ya, Shinn? Jangan-jangan..." kata Athrun.

    "Ah, diamlah." potong Shinn dengan wajah yang memerah. Lanjutnya, "ayo, kita temui kru Minerva. Kita harus yakinkan mereka bahwa keputusan untuk melaksanakan Destiny Plan adalah sebuah kesalahan. Mereka semua... sudah kuanggap keluargaku sendiri."

    "Ya, semoga ini lebih mudah, ditambah lagi Yzak dan Dearka juga setuju untuk membantu," kata Athrun.

    Battleship(kapal tempur) Minerva masih menghalau pasukan Terminal. Kapten Talia Gladys memberi perintah untuk terus menyerang tanpa henti, karena pertempuran ini menentukan masa depan manusia. Ia terkejut menerima laporan bahwa kedua gundam yang menjadi unitnya, Destiny dan Impulse membawa Freedom dan Justice ke arah battleship terkuat milik ZAFT itu.
    Wakil kapten Minerva, Arthur, yang lebih dulu menyadari kedatangan mereka di radar. "A...Ahhhhhhh!!! Kenapa Destiny dan Impulse membawa dua gundam itu kesini? Tanpa perlawanan pula! Apa ini pengkhianatan? K... Kacaulah ini semua! Dua ace pilot (pilot andalan) kita sudah berpihak pada musuh!" jeritnya.

    "Arthur! Tenang! Kebingungan di medan pertempuran bisa membawa kekalahan! Buka jalur komunikasi, kita lihat apa mau mereka," perintah Talia. Panel komunikasi terbuka, terlihatlah dua wajah ace pilot ZAFT itu di layar komunikasi Minerva.
    "Apa maksudnya ini Shinn, Lunamaria? Kalian tahu pembelotan bisa membuat kalian dihukum mati??" tanya Talia dengan tegas.
    Shinn menjawab duluan, "kami memutuskan untuk... berpihak pada pasukan Terminal. Karena saya sadar bahwa Destiny Plan milik tuan Dullindal bukanlah pilihan terbaik bagi manusia. Saya tidak ingin manusia kehilangan kebebasan mereka nantinya,"

    "Ya, saya juga tidak mau melihat manusia nantinya tidak bisa berpikir dan bertindak sesuai yang mereka inginkan, itu bukan kebebasan, tapi diktatorisme yang diselubungi perdamaian. Tidak asyik, bu kapten," tambah Lunamaria. Kira dan Athrun kemudian membuka jalur komunikasi mereka juga, sembari menjelaskan sebisanya apa yang mereka tahu tentang kedok asli Destiny Plan.

    Seisi kru Minerva mulai ragu, mempertanyakan apa yang sudah mereka perjuangkan selama ini. Ini bukanlah zaman Patrick Zala lagi, dimana ZAFT mengejar absolutisme atas bumi beserta koloni luar angkasa. ZAFT seharusnya bukanlah lagi pasukan yang terdiri ras Coordinator, manusia baru yang superior yang berusaha untuk membuktikan kehebatan mereka dari manusia biasa, Natural. ZAFT yang sekarang harusnya membela perdamaian, melindungi bumi beserta isinya, bukan mengendalikannya. "Aku... Aku harus bicarakan ini pada komandan tinggi Dullindal dahulu. Aku harus tahu kepastiannya," kata Talia.

    "Itu semua tidak diperlukan," ada suara lain yang memasuki alur komunikasi tersebut, disertai hujan laser hijau kearah empat gundam yang berkumpul di depan Minerva. Itu adalah Legend Gundam, dengan pilotnya Rey Za Burrel, sang anak hasil percobaan genetik, buah hati terlarang milik Talia dan Dullindal.

    "Ayahku tidaklah salah! Dia akan mengubah dunia ini ke arah yang lebih baik! Dunia dimana... aku dan orangtuaku bisa hidup sebagai keluarga!!!!!" Legend Gundam maju, menyerang mereka berempat. Delapan buah Dragoon Pod di punggung Legend terlepas, melakukan multi tasking menyerang keempat gundam itu dengan sinar laser hijau bertubi-tubi. Freedom dan Justice berhasil menghindar, Destiny bertahan dengan perisai anti-beam Solidus Fulgor di lengan kirinya.

    [​IMG]

    Sayangnya Impulse yang hanya memiliki solid metal shield(perisai logam) tak dapat berbuat banyak dan terkena tembakan dimana-mana, kaki dan tangan kirinya rusak, syukurlah kokpitnya tak tertembak. "Luna!!!" jerit Shinn, melihat gadis berambut merah yang sudah dijanjikannya untuk dilindungi itu sekarang harus terluka lagi di hadapannya.

    "REEEEYYYYYYYYYY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Shinn menjerit. Bayangan dua orang yang disayanginya, adiknya Mayu dan cinta pertamanya Stellar menghantuinya lagi, mengacaukan pikirannya. Destiny mengeluarkan meriam energi berkekuatan tinggi M2000GX yang terlipat di punggung bagian kirinya.

    [​IMG]

    Shinn pun menembak Rey, sayangnya Rey punya taktik yang sama untuk menghalau serangan Shinn, dengan perisai anti-beam Solidus Fulgor. "Shinn! Shinn! Jangan kalap! Luna... dia masih hidup!" kata Athrun, berusaha menenangkan sang phoenix yang membara. Perhatian Shinn teralihkan oleh perkataan Athrun. Ia pun berhenti menyerang dan mundur untuk menolong Luna.
    Kira pun maju dengan gundamnya, "biar aku yang tangani dia! Kalian, tolong, sadarkanlah kru Minerva sebelum pertempuran ini memakan korban lebih banyak!"
    "Baiklah, Kira! Aku akan bantu mereka!" Justice mundur juga, meninggalkan Kira dan Rey saling berhadapan dengan gundamnya masing-masing.

    "Super Coordinator, heh? Makhluk godlike sialan sepertimu, yang bisa apa saja sejak lahirnya, mana mungkin bisa mengerti perasaanku, sang Newtype gagal yang hidupnya nggak lama lagi? Yang dikucilkan orang sekitar karena statusnya sebagai kloning gagal dari Rau Le Creuset, orang yang sudah kamu bunuh!!!!" kata Rey, sembari mengeluarkan tombak laser dari kedua lutut Legend Gundam-nya, membentuk satu pedang laser ganda "Defiant Kai" lalu menyerang Kira. Kira tak mau kalah, dia pun mencabut kedua beam sabernya juga, menangkis serangan Rey dengan pedang gaya menyilang.

    [​IMG]

    Kedua senjata laser pun berbenturan, menghasilkan percikan energi yang berkilau-kilau di sekitar mereka. "Cuma keluargaku dan teman-teman dekatku yang mau menerimaku yang tidak sempurna ini, dan sekarang kamu, mengambil teman-temanku dariku dan menggagalkan cita-cita orangtuaku, tidakkah kau puas, KIRA YAMATOOO!!??" Rey menjerit sekuat tenaga, amarah terasa dari setiap kata yang dia ucapkan.

    "Kamu... kamu bukanlah Rau! Kamu adalah dirimu sendiri, kamu bebas untuk hidup sesuai keinginanmu! Jangan pikirkan cemoohan orang lain!" jawab Kira, sembari terus menangkis serangan Rey yang brutal kearahnya.

    "Sudah kubilang, tahu apa kamu hah? Aku terus-terusan hidup dengan mengutuk diriku sendiri! Aku menderita karena penyakitku yang tak bisa sembuh ini, sementara tekanan dari luar selalu saja ada! Karena itu, aku nggak akan membiarkan kamu merusak impian orang terakhir yang masih peduli denganku!" Rey mengeluarkan Dragoon Pods dari punggung Legend lagi, siap menyerang Kira dari jarak yang cukup dekat. Kira, menyadari bahwa hidupnya dalam bahaya, mengaktifkan SEED mode-nya.

    "khiiiiiing"

    [​IMG]

    Warna mata Kira pun berubah menjadi ungu pucat. Konsentrasinya meningkat. Responsnya bertambah. Radar di hadapan kokpitnya terangkat, membuat dashboardnya lebih lebar, tentunya dengan kemampuan menangkap target dengan lebih baik. Kedelapan Dragoon Pod yang menjadi sayap Strike Freedom pun terlepas, sekarang di tempat Pod itu tadinya terpasang mengeluarkan Wings of Light yang meningkatkan performa kecepatan gundamnya. Legend Gundam terkunci sebagai targetnya, dan Kira pun siap mengeluarkan jurus pamungkasnya, "Dragoon System Full Burst Mode".

    [​IMG]

    Seluruh senjata laser yang terpasang di tubuh Strike Freedom pun ditembakkan ke arah Legend, membuat Legend tak berkutik, menyisakan bagian kokpit yang masih utuh.

    [​IMG]

    "AAAAAAAAAAARRRRRGGHHHH!!" Rey menjerit kesakitan, meskipun itu bukan serangan langsung yang mematikan, tetap saja kokpitnya menerima goncangan yang hebat. Sekarang Legend hanya menjadi tambahan onggokan logam yang mengambang di luar angkasa.

    "Uuugh..uhhh... Sial.." Rey berusaha menjaga kesadarannya. Ia tahu bahwa ia sudah tak bisa melanjutkan pertarungan lagi. Lanjutnya, "apa lagi yang kamu tunggu, Kira Yamato? Ayo, habisi aku yang gagal ini, aku sudah tidak bisa hidup lagi seperti ini!"

    Kira menjawab, "Tidak. Aku tidak ingin kamu mati. Aku tahu, kamu pasti menyayangi sahabat dan kedua orangtuamu. Dan kamu ingin melakukan segala macam hal demi menyenangkan hati mereka, dan supaya kamu bisa lebih dianggap baik oleh orang-orang sekitarmu. Tapi bukan berarti kamu harus menjadi seorang yang patuh secara buta, kamu harus tahu apa yang kamu perbuat itu baik atau tidak."

    "...Apanya lagi yang baik atau tidak? Asalkan aku bisa diterima, aku rela memusnahkan orang-orang lain yang dianggap mengganggu! Aku... aku... Aku tidak mau ditinggalkan..." kedua mata Rey mulai meneteskan air mata, rasa sedih, marah, bingung bercampur aduk di hatinya. Sebenarnya ia tahu kenyataan Destiny Plan, namun karena kesetiaannya sebagai seorang anak dan seorang prajurit, ia membuang jauh-jauh kemanusiaannya, yang sekarang tampaknya mulai kembali lagi ke hati kecilnya.

    "Kamu tadi bilang kalau kamu... anak dari Dullindal? Apa kamu tahu arti sesungguhnya dari Destiny Plan?" tanya Kira.
    Jawab Rey, "...ya, aku memang anak mereka, meski aku memang lahir bukan dari rahim ibuku. Kedua orangtuaku tetaplah sangat menyayangi aku, terlebih ayahku. Entah Gil memang menganggapku sebagai anaknya atau hanya memanfaatkan kemampuanku sebagai ace pilot. Bagaimanapun Gil memberitahukanku dengan lengkap tujuan asli Destiny Plan, yang menurutku pribadi sangatlah tidak manusiawi. Ironis ya, meskipun aku sendiri tidak merasa sebagai manusia..." kata Rey dengan lirih, sembari membuka hatinya sedikit.

    Sementara, Shinn dengan Destiny-nya membopong Impulse milik Lunamaria ke arah Minerva sekali lagi, sembari memohon di layar komunikasi, "tolong, kapten! Komandan Dullindal ingin menguasai bumi, bukan memperbaikinya! Ia ingin mengubah manusia menjadi patuh seutuhnya pada takdir yang sudah ia tentukan! Saya mohon jangan ikuti keinginannya!"

    Arthur kebingungan, "ah, apa-apaan ini, aku baru dengar soal ini! Komandan berkata di pidatonya bahwa akan mengakhiri peperangan di dunia dengan rencananya. Kapten, apa hal itu benar, kalau komandan berkeinginan seperti itu? Itu... bukan prinsip ZAFT kan? Kita semua sudah berjanji sebagai pasukan pelindung... kan?"

    Talia menjawab, dengan wajah yang resah, "aku juga tidak tahu, Arthur! Apa yang sudah direncanakan komandan tertinggi dalam Destiny Plan. Tapi.. aku sendiri tidak ingin masa depan seperti itu terjadi.."

    Panel komunikasi baru terbuka. Terlihat wajah Athrun, yang mendekati Minerva dengan Infinite Justice Gundam-nya. "Tolong, kapten Talia. Meskipun kalian tidak ingin mempercayai kami, tapi... kiranya tolong kru anda yang terluka. Dia harus segera diberi pertolongan, jika tidak nyawanya terancam. Anda tentu sangat menjaga bawahan anda, bukan?" kata Athrun membujuk sang kapten wanita.

    "Arrrgghhh, aku benar-benar bingung apa yang sudah terjadi! Destiny Plan lah, dua ace pilot yang baru saja membelot tapi ingin dibantu pihak kita lah, mana kita sedang di tengah perang dan hujan peluru pula!", teriak Arthur sambil memegang kepalanya yang mulai sakit.

    "Baiklah, biarkan mereka masuk. Kirim pesan pada pihak medis Minerva untuk memberi pertolongan segera." Destiny dan Impulse pun masuk ke dalam hangar Minerva yang terbuka, menyambut kedua pilot itu sekali lagi ke dalamnya. Lunamaria segera dikeluarkan dari kokpit oleh tim medis, ternyata kepala dan tangannya terluka karena benturan keras saat guncangan serangan dari Legend. Shinn hanya bisa menatap Luna yang dibopong tandu dengan sedih. Ia berharap Luna selamat, ia tak mau lagi orang yang disayanginya mati dengan cepat.

    "Rey... kenapa kamu melakukan itu..?" tanya Shinn dalam hatinya, tak percaya dengan apa yang sudah dilakukan Rey pada rekan sesama timnya dahulu.

    Tak disangka, Strike Freedom pun masuk ke dalam Minerva, terlihat kokpit Legend tergenggam di tangan kanannya. "Eh? Rey juga... Rey!!" teriak Shinn melihat Legend Gundam yang hanya sisa kokpitnya saja itu. Setelah pintu hangar tertutup dengan segera, Strike Freedom pun mendarat, meletakkan kokpit Legend di lantai hanggar, lalu membuka kokpit itu dengan cara mengoyaknya lebar-lebar dengan tangannya. Tampaknya pintu kokpit Legend tersangkut karena benturan hebat serangan sebelumnya. Terlihat dari dalam kokpit itu sesosok pria berpakaian pilot abu-abu putih keluar.

    "Rey! Kamu gapapa kan?" sambut Shinn, mendekati sosok itu. "Ya Shinn, aku baik-baik saja. Sebelumnya aku mohon maaf, sudah melukai Luna. Aku... harus bicara dengan ibu, maksudku kapten Talia segera," jawab Rey tanpa basa-basi. Ia pun berlari ke arah ruang kendali utama Minerva.

    "Hmh, begitulah Rey. Selalu berusaha untuk tenang," kata Shinn sambil sedikit tersenyum. Kokpit Strike Freedom terbuka dan mengeluarkan tali, lalu sesosok pria berpakaian pilot ungu putih keluar.

    Pilot itu melepaskan helmnya. "kenalkan, namaku Kira Yamato," jawabnya.

    "EEEEHHHHHHHHH?????" jerit Shinn sembari tak percaya dengan apa yang ia lihat. Pria di hadapannya, yang mengaku sebagai Kira Yamato, adalah orang yang cukup sering ia temui diluar pertempuran, tepatnya saat ia melakukan ziarah ke makam korban perang di Orb. "Oh... tampaknya aku pernah melihat wajahmu. Kamu, yang sering memberi bunga di pemakaman umum Orb itu kan?" kata Kira, menyadari juga siapa yang dihadapannya selama ini, siapa yang pernah mengalahkannya sekali, siapa yang pernah membencinya.

    Sementara Rey sampai di ruang kendali, ia pun menghampiri kapten wanita yang adalah ibunya sendiri. "kapten Talia, saya kembali. Saya harus memberi laporan darurat," katanya sambil memberi hormat.

    "Ya, silahkan," kata Talia.

    "Begini kapten, apa yang diucapkan oleh pilot Strike Freedom dan Infinite Justice itu benar. Kedok asli Destiny Plan adalah untuk menguasai bumi dibawah satu kekuasaan, ZAFT dan komandan tertinggi Dullindal sebagai penguasanya. Ia ingin membuat seluruh manusia direkayasa genetiknya sejak di kandungan, sehingga saat manusia itu dewasa, mereka tak bisa berpikir diluar program genetik mereka. Itulah yang dimaksud dengan komandan sebagai 'damai', tapi kebebasan manusia sebagai tumbalnya," kata Rey menjelaskan sebisanya apa yang ia ketahui.

    "eeehhhhh.... ah, kacau ini! Aku tidak mau anakku nanti harus bertingkah layaknya robot! Bagaimana kapten, apa yang harus kita lakukan?" sela Arthur kelabakan. Talia manggut-manggut sambil berpikir keras. Bila ia memutuskan untuk melawan, ia harus memberontak akan keluarganya sendiri. Tetapi bila ia harus patuh, penduduk tak bersalah akan jadi korban.

    "Tampaknya... setelah tahu kenyataannya, kita sudah mendapat jawabannya kan?" kata Talia menyimpulkan. Kru Minerva di ruang kendali pun mengangguk.

    Talia berkata pada petugas komunikasi kapal, "sambungkan aku ke jalur komunikasi universal."

    "Baik kapten," jawab si petugas. Beberapa tombol di panel pun ditekan, kunci jalur komunikasi pun terbuka.

    Talia pun berkata dengan tegas dan lantang, "seluruh prajurit ZAFT yang bisa mendengarku! Aku, kapten kapal Minerva, Talia Gladys. Aku menyatakan bahwa seisi kru Minerva telah berpihak pada pasukan Terminal!! Kalian harus tahu bahwa Destiny Plan adalah rencana jahat hasil rekayasa komandan Dullindal, ia ingin merusak masa depan manusia! Membelenggu manusia! Menjadikan manusia seperti mesin yang tidak bebas! Bagi kalian yang tidak setuju dengan rencana komandan, segera merespon dan bertindak! Jangan diam saja!"

    Sebagian pasukan ZAFT yang bertarung pun menghentikan perlawanan mereka. Sebagian mengeluarkan flare ke angkasa pertanda menyerah, sebagian mundur ke kapal masing-masing dan mengubah formasi. Terjadi perpecahan di pasukan ZAFT, ada yang memihak pada Terminal, ada yang masih loyal pada Dullindal.

    "Heh, lambat juga sadarnya mereka." kata Yzak Joule, sembari meluncur ke arah benteng Messiah dengan Slash Zaku Phantom Custom-nya.

    "Iya, kayak kita dong, sudah dari tadi bertarung melawan pasukan sendiri, sungguh great..." tambah Dearka Eithman, yang menyusul Yzak dengan Black Zaku Warrior-nya.

    [​IMG]

    "TALIA! KAMU SADAR APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN??" tiba-tiba panel komunikasi tambahan terbuka di layar Minerva, menunjukkan wajah sang komandan tertinggi ZAFT, biang dari Destiny Plan, Gilbert Dullindal yang kesalnya luar biasa melihat apa yang baru saja terjadi.

    "Gil.. Komandan. Saya menyadari apa yang baru saya perbuat, dan saya siap bertanggung jawab. Bagaimanapun hal itu tidak mengubah bahwa kami tidak setuju dengan rencana anda, Destiny Plan," jawab Talia.

    "Kamu.. tidakkah kamu tahu bahwa Destiny Plan adalah rencana terbaikku untuk mengubah masa depan manusia? Bila Destiny Plan berhasil, tidak akan ada lagi perpecahan, perselisihan, peperangan, pertumpahan darah! Dan sekarang kamu mengacaukannya tepat di hadapanku!" kata Gilbert dengan nada kesal. Hal yang sangat langka terjadi pada sang komandan yang luar biasa tenang dan pikirannya sulit ditebak itu.

    "Tapi kedamaian yang anda inginkan itu palsu! Itu kedamaian yang dipaksa! Kami tidak pernah menginginkan manusia kehilangan kemampuan untuk merasakan dan berpikir!" balas Talia.

    "Hmh. Jadi kamu sudah tahu rencana asliku. Entah tikus mana yang sudah menyusup ke file pribadiku, atau ada anak nakal yang mulutnya perlu diberi pelajaran..." kata Gilbert sambil melirik Rey. Rey hanya diam terpaku, ia tahu ini adalah keputusan yang luar biasa berat.
    Lanjut Gilbert, "tapi pada akhirnya rencanaku tak akan kubatalkan! Aku sudah bertindak sejauh ini! Membangun impresi baik dari dunia, memukul mundur pejabat UNION yang korup, memusnahkan Djibrill bersama kroni-kroni terorisnya, Logos! dan kalian akan aku musnahkan juga!" kata Gilbert sembari menutup jalur komunikasi. Keinginannya sudah bulat. Umat manusia harus diubah. Dengan caranya sendiri.

    Dari arah benteng Messiah terlihat sebuah kilauan kecil mengarah ke medan pertempuran. Itu adalah sebuah unit misterius raksasa, yang tak terdaftar. Di bagian bahunya ada tertulis, "ZGMF-X999GD - APSINTUS".

    Penampilan unit itu begitu mengerikan. Unit itu berwarna ungu kehitaman. Di lengannya terlihat seperti cakar yang tajam, Kakinya berbentuk seperti binatang mamalia berkaki empat, dengan tiga cakar yang mencuat dan terlihat mengancam. Di bahunya ada empat meriam partikel. Bagian dadanya juga terdapat meriam partikel berjumlah lima buah, berbentuk segitiga. Di kiri dan kanan pingganggnya ada sarung gagang pedang laser raksasa. Sayap di punggungnya berjumlah tiga pasang, seperti sayap naga atau kelelawar, mengeluarkan cahaya keemasan.

    Yzak yang melihat unit menakjubkan itu berkata, "Heh? Unit baru rupanya? Boleh juga. Ini bisa menghiburku di medan pertempuran yang sudah ga jelas ini!" sembari mengeluarkan kapak raksasa bermata dua bertenaga panas milik Zaku-nya.

    "Oi oi oi, tunggu dulu Yzak! Kayaknya berbahaya itu!" hadang Dearka.

    Yzak tidak peduli, "ah minggir! Siapa tahu dialah pimpinan pasukan di medan perang ini, kalau dia kukalahkan maka perang ini akan berakhir tanpa korban jiwa yang ga perlu!" sambil menerjang unit misterius itu.

    "HEAAAAHHHH!" jerit Yzak sambil meluncur mengayunkan kapak raksasanya. Unit misterius itu membalas dengan mengeluarkan sinar energi hijau dari telapak tangan kirinya. Kapak Zaku Phantom milik Yzak meleleh, kedua tangan Zakunya meledak. Yzak tertegun.

    Perhatiannya kembali ke unit misterius yang sekarang berada dekat di hadapannya. "Ah... Oke. Sial."
    DHUAAKKKK. Zaku milik Yzak ditendang dengan keras oleh unit misterius itu di bagian kokpitnya, membuat pria berambut abu-abu pendek itu terbentur kesana kemari di kokpitnya dan kehilangan kesadaran.

    Sekarang unit itu mengincar Dearka. "Oi Oi Oi... Oiiii.... Ini.. becanda kan... Gundam... yang satu ini..." Cakar di tangan kanan unit misterius itu mulai mengeluarkan hawa panas yang tinggi, lalu menyerang unit Dearka. beruntung ia meminimalir kerusakan dengan menutupi Zaku-nya dengan meriam laser Orthrus, yang ikut meleleh beserta separuh bagian mobile suitnya yang malang. Alhasil ia terpukul mundur jauh. "Oi oi.... Oh, great..." Dearka menerima nasibnya yang tidak bisa berbuat apa-apa, sekarang unitnya mengambang di luar angkasa tanpa arah.

    Unit itu melesat ke tengah medan pertempuran yang semakin kacau dan memanas, memusnahkan beberapa unit yang berusaha menyerangnya, kemudian berhenti. Lalu terlihatlah panel komunikasi dari unit itu, yang ditujukan pada unit-unit yang dapat menerima pesan video dari jarak yang luas.
    "Wahai semua unit yang dapat mendengarku! Aku, komandan tertinggi pasukan ZAFT, Gilbert Dullindal. Aku lah yang mencetuskan Destiny Plan. Aku, sebagai seorang ilmuwan sekaligus pejabat militer, telah melihat kebobrokan dunia ini! Semua orang saling menyakiti dan membunuh sesamanya karena hal-hal remeh semata! Orang-orang yang di atas menginjak yang di bawah! Orang yang serakah terus menipu dan mengeruk keuntungan dari orang lain! Tahukah kalian kenapa itu semua terjadi? Karena kebebasan! Di zaman yang rusak ini, manusia hanya berpikir untuk menyelamatkan diri mereka sendiri! Karena itu mereka menjatuhkan orang lain demi kepentingan mereka, dengan beragam cara yang mereka halalkan! Tidakkah kalian jijik dengan itu? Kita, para Coordinator, adalah manusia baru, yang akan membimbing manusia lama menuju perubahan! Revolusi! Karena itu... Jangan sampai pertempuran demi keberhasilan Destiny Plan ini gagal!!!"

    Semua orang terkesima, sang komandan sudah turun ke medan perang sendiri dengan mesin pribadinya. Sekarang ia meningkatkan semangat para loyalis, mempersuasi mereka untuk mengorbankan nyawa mereka demi revolusi dunia baru.

    "I...itu kan..." kata Talia terbata-bata, tak mempercayai apa yang ia lihat.

    "Gil..." sambung Rey, wajahnya mengeluarkan keringat dingin, mengetahui bahwa pada akhirnya ia memang harus melawan ayahnya sendiri.
     
    Last edited: Oct 4, 2013
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.