1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Boneka Kelinci

Discussion in 'Fiction' started by Aden_onthell, Sep 28, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Aden_onthell Members

    Offline

    Joined:
    Sep 28, 2013
    Messages:
    4
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +5 / -0
    Hallo, teman-teman^^ hehehe...

    Sekarang saya mau nge-share cerpen karangan saya yang bergenre horror...
    Saya sadar masih banyak kesalahan dan kekurangan disana-sini. Karena itu, mohon saran dan kritiknya :ogmatabelo:

    so...enjoy ^^

    BONEKA
    KELINCI

    Tangisan seorang Ibu meledak. Bagaimana tidak? Seorang Ibu menemukan anaknya tewas dengan keadaan yang mengenaskan. Bola matanya menggelinding dilantai seperti bola pimpong. “Bola pimpong” tersebut meninggalkan lubang besar di wajahnya. Mulutnya terukir senyum lebar sehingga merobek daging pipinya. Darah segar ada dimana-mana. Adik kembar korban pun bertingkah aneh. Ketika ditanya mereka hanya terdiam. Mereka ada disini, tapi pikiran mereka entah ada dimana. Di lantai kamar ditemukan jejak kaki yang aneh.
    Apa yang terjadi?
    ***********
    Dua hari yang lalu….
    Walaupun masih pagi, sang surya sudah memancarkan cahayanya dengan semangat. Bara berfikir hari ini akan penuh dengan hal-hal yang asing. Bara dan keluarganya baru saja pindah rumah dari ibu kota ke kota sumpek yang bernama Bekasi. Sekolah baru, teman baru, lingkungan baru maupun udara baru pun harus ditelan olehnya. Rasa gugup pun mekar di hatinya.
    “Abang!! Kok melamun melulu sih!”, kata Ibu dengan nada agak tinggi.
    “Gak kenapa-kenapa kok,bu. Abang lagi mikir aja” ,jawab Bara dengan lemas.
    “Masih muda kok banyak mikir! Sudah cepat habiskan sarapanmu. Habis itu kamu berangkat sekolah. Ingat ya! Belajar yang rajin, jangan tengil”,kata Ibu dengan sedikit meledek.
    “Terus klo nanti kamu naksir ama cewek, lihat dulu baik-baik…jangan gampang nempel!”,kata Ibu. Bara hanya mengangguk. Setelah menghabiskan sarapannya. Bara pun berangkat. Masih dengan rasa gugup yang mekar di hatinya.

    *******
    “Upacara telah selesai. Peserta upacara dibubarkan”,ucap protokol upacara. Semua orang berdesakan kembali ke kelasnya masing-masing. Ada juga yang iseng ke kantin. Tapi hanya Bara yang masih berdiri. Bara dihukum karena lupa membawa topi sekolah. Alasan karena belum membeli topi sekolah ditepis mentah-mentah oleh pak Ibis. Alasan karena masih berstatus murid baru tak dipedulukan olehnya. Guru bertubuh kecil tapi cabe rawit dengan tatapan yang agak sayu itu memberinya hukuman dengan menyapu lapangan sekolah. Tentu saja sepulang sekolah, Karena jam pertama akan dimulai.
    Pada jam istirahat Bara sedang asik melahap nasi goreng yang ia pesan. Sendirian. Lalu entak darimana, gadis cantik yang bernama Najwa duduk disebelahnya dan mengajaknya berkenalan. Bara tertegun. Ternyata hari pertamanya di sekolah ini tidak terlalu buruk. Najwa tersenyum. Bara apalagi.
    “Heh..lu mau tau urban legend di sekolah ini gak? Lu kan anak baru hehe”, cetusnya dengan memasang tawa yang berseri.
    “Emang kalo gua anak baru terus kenapa?”,jawab Bara
    “Buat aman aja sih..takutnya lu kenapa-kenapa hehehe”,kata Najwa sambil tangan menunjuk ke hidung Bara yang tumbuh kedalam alias pesek.
    “oh…”,respon Bara.
    Najwa mulai bercerita tentang sebuah gudang tepat di sebelah kelas Bara yang menghadap kearah lapangan sekolah.
    “Dulu ruangan itu adalah ruangan klub pencinta boneka. Klub itu tidak memiliki anggota yang banyak dan kelihatannya tidak didukung oleh sekolah kita”,kata Najwa.
    “Kok gak didukung sih?”, Tanya Bara
    “Soalnya klub pencinta boneka itu selalu membutuhkan dana yang cukup mahal. Dulu anggota mereka banyak, tapi selalu berkurang. Mengingat anggota mereka yang tinggal satu dan minim prestasi, klub itu tenggelam”
    Bara mengerutkan dahinya. Separah itukah sampai mereka hanya mempunyai satu anggota? Ditambah lagi apa itu klub pencinta boneka? Apakah dia seorang jomblo sejati atau susah move on sehingga mereka mencintai boneka. Aneh bin kasian.
    Kkkkkkrrrrrriiiiinggggg~
    Tanda waktu istirahat telah selesai. Padahal cerita Najwa belum selesai. Kita berpisah. Siswa siswi masuk ke dalam kelas. Saat ada didalam kelas, Bara menyadari ada yang aneh. Kenapa semua orang melihat Bara dengan tatapan aneh? Ada yang berbisik-bisik. Sepertinya Bara menjadi tema bisikin mereka. Tapi kenapa? Entahlah. Terdengar kalimat entah darimana.
    “Sepertinya dia yang selanjutnya”.Bara tak mempedulikannya.
    Sekarang masuk mata pelajaran kimia. Guru yang mengajar adalah……Pak Ibis. Bara terdiam. Begitu juga dengan seisi kelas.
    ********
    Detik membawa menit. Menit membawa jam. Tak terasa sekolah telah berakhir.
    “Bara, kamu ingat hukuman kamu?”, kata Pak Ibis yang entah darimana datangnya.
    “Eh anu pak..saya…eng..saya”,respon Bara. Bara lupa dengan hukuman yang diberikan Pak Ibis. Padalah Bara sudah siap lepas landas pulang ke rumahnya.
    “Cepat bersihkan lapangan itu!!! SEKARANG..”
    PPRAAAAAKKK….
    Pak Ibis memukul meja dengan keras. Hidungnya kembang kempis, matanya melotot. Sekejap Bara langsung keluar kelas. Mengambil sapu dan membersihkan lapangan sekolah. Pak Ibis yang ditinggal sendiri didalam kelas diam-diam tersenyum. Hampir tertawa malah. Anak-anak yang lain membisu seperti patung.
    Bara tak menyadari betapa luasnya lapangan sekolah ini. Saat Sedang asik menyapu, sebuah bola melesat kencang kearah gudang sekolah. Gudang yang dimaksud Najwa.
    PPPPRAAAANGGG~
    Kaca jendela pecah. Terlihat kakak kelas yang menendang bola tersebut berdiri tertegun. Keringat mengucur dari dahi ke pipinya.
    “Wanjir!!! Lu tong…kalo nendang kira-kira dong!!!”,
    “Mampus lo...itu bola kan minjem..lu mau gantiin”
    Satu persatu teman-temannya memakinya. Ada juga yang menjadikannya bahan candaan. Apa respon kakak kelas yang dipanggil “tong” itu? Dia hanya diam. Pucat.
    Bara hanya mendengarkan. Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Bara. Oh,itu Najwa.
    “Lagi ada apaan sih rame begini?”
    “Itu tuh...Dia nendang bola kekencengan..terus bolanya masuk ke gudang itu”, Jawab Bara sambil menunjuk ke gudang.
    “Terus gak ada yang ngambil tuh bola?”
    “Daritadi gak ada tuh”, jawab Bara
    “Lo ambil dong…cowok bukan?”
    Bara tertegun. Tanpa berfikir, Bara langsung berjalan menuju gudang dan masuk kedalam. Bara ingin menunjukan kepada doi(Najwa) bahwa dia adalah pemberani. Didalam hatinya pun agar dapat dikenal oleh para kakak kelas. Dalam hati dia tersenyum.
    Saat pintu terbuka, angin panas berhembus bercampur dengan debu menerpa wajah Bara. Keadaan didalam gudang sangat kotor. Banyak kardus yang berisi boneka-boneka lusuh. Setelah menemukan apa yang dia cari,Bara langsung melempar bola tersebut keluar jendela. Saat berniat ingin keluar gudang, Bara menemukan sebuah boneka kelinci. Otak TENGIL-nya bergerak. Bara pun mengambilnya dan berniat memberinya kepada Najwa.
    “Klo Najwa gak suka kan bisa dikasih ke si kembar hehehe…mereka pasti suka”, bisik Bara dalam hati.
    Saat keluar, Bara langsung mencari Najwa. Saat ditunjukannya kepada Najwa. Najwa tersenyum.

    “bagus nih kalo kamu kasih ke adek kamu yang kembar itu”,kata Najwa.
    Bara mengangguk dengan satu perasaan dihatinya. Kecewa. Padahal belum apa-apa udah digituin. Ya sudahlah.
    Hukuman Bara telah tuntas. Tanpa perlu lapor kepada Pak Ibis, Bara langsung pulang dengan boneka kelinci didalam tasnya.
    “Hore abang pulang!!...”, teriak Sinka, si kembar yang paling tua. Shinta, si kembar yang lebih muda ada dibelakangnya.
    “Wah kebetulan kalian ada disini…abang punya hadiah lho buat kalian!”, sambil mengubrek tasnya. Si kembar penasaran sambil menahan kegirangan.
    “Wah lucunya”, Respon Shinta yang melihat boneka kelinci.
    “Tunggu dulu”
    “Ada yang aneh”
    “Ukuran boneka itu semakin besar atau memang perasaanku saja?”, bisik Bara dalam hati. Tapi seperti biasa, Bara tidak memperdulikannya.
    Saat Bara asik dengan bisikan hatinya. Si kembar asik dengan boneka kelinci itu.
    “Boneka darimana itu?”,Tanya Ibu penasaran.
    “Nemu,bu… digudang sekolah…Abang bawa pulang aja ehehehe”, jawab Bara.
    “LHO? Gak apa-apa itu”, Tanya Ibu penasaran.
    “Gak apa-apa kok, gak ada yang komplen tuh…kalo emang ada ya cuekin aja hehehe”,jawab Bara.
    “Jadi orang itu jangan terlalu cuek. Atau kamu akan celaka”, Kata Ibu sambil meninggalkan mereka bertiga. Bara hanya mengangguk. Seperti biasa, Bara tidak memperdulikannya.

    KEMARIN….
    “Selamat pagi”, kata suara entah darimana. Saat Bara mengetahui sumber suara. Oh itu Najwa. Bara hanya tersenyum, sambil berusaha untuk menahan luapan di dada. Dalam hati Bara berkata “Najwa terlihat lebih cantik daripada kemarin”.
    Mereka berjalanan berduaan. Orang-orang sekitar mereka melirik dengan aneh, takut, jijik, dan ada juga yang tertawa. Tapi sekali lagi Bara tak mempedulikannya. Bara seperti orang kesurupan. Mungkinkah?
    *******
    Jam istirahat datang. Dalam waktu yang cepat kantin sekolah sudah penuh. Lalu Bara? Sudah bisa ditebak bukan? Bara nempel dengan Najwa.
    “Najwa, ngomong-ngomong klub boneka kemana ya”, ucap Bara
    “DIA sudah tidak ada. DIA mati bunuh diri..dia bersumpah untuk mengutuk sekolah ini. …”, ucap Najwa dengan wajah penuh kebencian.
    Bara memberanikan dirinya.
    “Kenapa dia bunuh diri?”
    “Karena kutukan membutuhkan tumbal. Dia menyerahkan nyawanya. Nyawanya tertanam dalam boneka kesayangannya”, Ucap Najwa.
    Aura Najwa berubah drastis. Bara merasakan bahaya. Apa ini?
    “Siapa pun yang menemukan boneka itu..mereka harus mati!!”, ucap Najwa.
    Bara meninggalkan Najwa dengan perasaan takut dan panik. Boneka kelinci itu. Mungkinkah?
    Saat bel tanda sekolah berbunyi, Bara langsung pulang. Sesampainya dirumah, Bara menjadi kaget. Boneka kelinci yang ia pungut membesar. Dari kulitnya tercium darah yang sangat amis. Tatapannya menjadi menyeramkan. Anehnya tak ada yang menyadarinya. Apa memang hanya Bara yang menyadarinya. Melihat kedua adiknya bermain dengan benda itu membuat Bara was-was.
    Detik membawa menit. Menit membawa jam. Malam telah tiba. Dalam hati, Bara muak diteror oleh pikirannya sendiri. Bara pun tidur lebih awal. Bara tidak menyadari atau mungkin tidak mempedulikan bahaya yang perlahan merangkak .
    *******
    Bau amis menyengat hidungnya. Rasa perih terasa di pergelangan tangan dan kaki Bara. Ada apa ini??!!! Bara terbangun dari tidurnya. Terlihat Shinta dan Sinka masing-masing berdiri di dua sisi tempat tidurnya. Tatapan mereka. . . hampa.. Bara berusaha memanggilnya, tapi tak ada respon. Bara panik.
    Tali ini siapa yang mengikatnya? Kuat sekali!! Mungkinkah si kembar yang mengikat Bara di tempat tidurnya.
    Bara mendengar sesuatu bergerak. Benda itu berrwarna putih. Itu…itu..KELINCI!!!...
    “KENAPA BONEKA ITU BISA BERGERAK…APAKAH ITU PISAU?!….MENJAUH!!…MENJAUH KATAKU!!!….MENJAUH DARIKU!!….”,teriak Bara. Tak ada yang mendengar. Kedua orangtua Bara tak ada dirumah.
    Secara perlahan boneka kelinci itu mendekati Bara. Mendekati kaki. Lalu lutut. Perut. Hingga berakhir di dada. Boneka itu menusuk dada Bara secara perlahan…..pelan….pelan…dan...AHHHHHHHHH…..perih sekali. Dibalik semunya cahaya kamar Bara, seseorang menampakan dirinya. NAJWA! Bukannya panik. Bukannya meminta bantuan. Dia tersenyum. Terkikik tertawa.
    Bara menangis. Bukan karena perih. Tapi karena merasa menyesal tidak mendengarkan nasihat Ibunya. Seandainya ia tidak terlalu cuek, tidak mudah menempel, dan tengil, senua ini tak akan terjadi. Ia berteriak. Bukan meminta bantuan. Ia memanggil IBU…IBU..IBU…
    “Bara, jangan menangis hihihihi aku akan melukiskan senyum di wajahmu”, ucap Najwa. Boneka itu mengukir lengkungan dari pipi kanan ke pipi kiri dengan pisau dan jadilah senyuman. Bara meninggal dengan tragis. Tapi setidaknya ia mati dengan senyuman. Senyuman yang mengerikan.
    *******
    Saat pihak polisi bertanya kepada teman sekelas sang korban (Bara). Mereka menyatakan bahwa Bara selalu berbicara sendiri. Seakan ia punya teman imajinasi. Bara pernah menyebutkan nama Najwa. Padahal Najwa sudah meninggal karena bunuh diri di gudang sekolah. Mereka juga menyampaikan bahwa Bara sempat masuk kedalam gudang sekolah. Saat para polisi masuk kedalam gudang untuk menyelidiki kasus. Salah satu dari mereka membawa pulang boneka kelinci yang ditemukannya. Untuk anak katanya. Dia tidak menyadari. Dia adalah yang selanjutnya.

    Tamat
     
    • Like Like x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.