1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Bunga-bunga Cinta

Discussion in 'Fiction' started by saifulwebid, Aug 25, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. saifulwebid Members

    Offline

    Joined:
    Jun 25, 2010
    Messages:
    5
    Trophy Points:
    1
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3 / -0
    Matahari sudah tak terlihat, namun bulan tak kunjung nampak. Rangkaian ular besi datang dan pergi, mengangkut ratusan penumpang dan menurunkan sisanya di stasiun. Sesekali, kereta barang melintas kencang. Suara-suara para penumpang, pengumuman dari speaker, dan peraduan roda besi dengan batang rel di bumi, menyatu menjadi sebuah harmoni.

    "Aih, sudah lama tak ke stasiun, ya."

    Seorang pemuda kurus menatap gedung stasiun dari depan. Megah dan indah sekali, baginya. "Masih seperti dulu. Kau masih tetap seperti dulu, ya," katanya pelan. Ia keluarkan tiket dari saku jaketnya, lalu masuk ke dalam stasiun, melewati pemeriksaan dan kini ia berada di ruang tunggu.

    Kereta api yang ia tunggu belum nampak. Lalu ia keluarkan ponselnya. Dipandangi wallpapernya. Wajah seorang wanita terhampar di sana, tersenyum manis, seolah senyuman itu ditujukan untuknya.

    Geriapnya seperti sejuta bintang

    Pancaran matamu bening cemerlang

    Aku pun terkesima, hilanglah kata-kata

    degup jantungku menggelegak,

    gelora cinta pun deras mengalir tak terbendung

    "Aku— aku kangen kamu, Karen..." lirihnya. Air mata mulai terbentuk di ujung matanya, lalu jatuh menetes ke kacamatanya. "Masihkah kau seperti dulu? Masihkah kau anggun seperti terakhir kita bertemu? Atau jangan-jangan kau lupa denganku?"




    Setahun yang lalu.

    "Mas Hanif. Mas."

    Pemuda itu sedang duduk di kursinya. Sementara sekretarisnya, sekaligus sahabatnya sejak kecil, memanggilnya. "Hoi! Melamun ya mas?"

    Ia tersentak. "Eh? I-iya. Ada apa?"

    "Keluarkan ponselmu," katanya, lalu menghadapkan Hanif ke arahnya. Tangannya meraih ponsel di saku bajunya. Dinyalakan layarnya sehingga terlihat wallpapernya. Lalu ditunjukkannya ke arah Hanif. "Ini, gadis pujaanmu ini, sore ini akan pergi ke Surabaya dengan kereta api. Dia bakal pergi untuk belajar di sana selama setahun."

    Hanif melompat. "Apa? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"

    "Aku juga baru dapat informasi ini barusan. Cepatlah ke stasiun! Ini mungkin kesempatan terakhirmu melihatnya."

    Ia berdiri, melompati mejanya. Berlari keluar gedung kantornya, lalu menghentikan sebuah angkot yang melintas, dan duduk di dalamnya.

    Jalanan macet, dan angkot itu pun sesekali berhenti mencari penumpang. "Cepatlah! Saya buru-buru!" katanya, panik. Ujung kakinya terus beradu dengan lantai angkot.

    "Sabarlah, Pak," kata supir angkot. "Tidak hanya Anda yang buru-buru. Yang lain juga..."

    "Maka cepatlah berangkat! Sudah tahu yang lain buru-buru."

    Mendekati stasiun, terdengar suara lokomotif membunyikan belnya, panjang. Ia melompat dari dalam angkot, melempar uang Rp2.000 ke supir, lalu berlari ke stasiun. Suara bel pemberangkatan kereta mulai terdengar dan ia berlari lebih cepat lagi. Menuju loket pembelian peron, dan langsung menerobos pemeriksaan.

    Tapi terlambat. Kereta itu telah melaju di kejauhan. Meninggalkan dirinya dan memisahkannya dengan gadis pujaannya.

    ... yang sebenarnya, tak pernah berhasil ia gapai.

    Ia keluarkan ponselnya. Lalu mengirim sms pada Karen.

    "Karen, katanya kau sore ini pergi ya?"

    "Iya, Nif. Maaf ya aku nggak sempat ngasih tau kamu. Aku mendadak dapat beasiswa di Surabaya untuk belajar tentang pemrograman desktop. Aku nggak mungkin nyia-nyiain kesempatan ini, kan."

    "Wah, selamat ya! Terus, kapan pulang?"

    "Tepat hari ini setahun lagi, aku akan kembali."




    Dari timur, kereta api mulai memasuki stasiun, diiringi pengumuman dari speaker. Ia dengar pengumuman itu, itu kereta api dari Surabaya. Ia perbaiki posisi kacamatanya, lalu mencari-cari di mana gadis pujaannya. Gadis yang ia tunggu selama satu tahun. Gadis yang ia sukai dan tak berhasil ia lupakan...

    Satu per satu, pintu-pintu di gerbong terbuka. Puluhan — tidak, ratusan penumpang turun dari gerbong. Tapi tak ada lagi keluarga yang datang menyambut, memeluk haru, seperti yang ia temui dulu. Peraturan baru di stasiun sekarang hanya membolehkan orang-orang yang memiliki tiket, yang boleh masuk ke peron.

    Ia lihat lagi foto di ponselnya.

    Semburatnya seperti cipratan embun

    tergambar dalam senyumanmu teduh

    Ulurkanlah tanganmu, alirkanlah cintamu

    Aku terpana tanpa daya

    Letih berpacu mengejar impian, bunga cinta

    Kereta itu pergi. Tapi tak sedikitpun ia lihat sosoknya. Sosok yang ia rindukan untuk setahun lamanya. "Masa' aku harus menunggu lagi, Karen? Mungkinkah kau lupa hari ini?"

    Ia beranjak dari tempat duduknya, melihat papan jadwal kereta. Malam ini, akan ada dua kereta dari Surabaya yang akan tiba. Jam 11 malam dan jam 2 pagi. Ia berpikir sejenak, lalu membulatkan niatnya. "Aku tak mau kehilangan dirinya lagi."

    Jadi ia duduk. Diam di sana, memandangi kereta yang datang dan pergi. Hingga sebuah kereta datang lagi dari arah barat. Ia perhatikan baik-baik setiap penumpang yang turun. Tapi lagi-lagi hingga kereta itu pergi, tak ia lihat Karen sama sekali.

    Bulan kini tepat berada di atasnya. Tepat sekali. Sementara papan penanda tanggal sudah mengganti angkanya. Satu hari telah berlalu. Ia tak lagi pedulikan ponselnya yang bergetar ditelepon rekan kerjanya. Ia tak mau memikirkan pekerjaannya. Ia hanya mau dunia memberikannya waktu untuk menyambut gadis pujaannya. Gadis yang ingin ia bahagiakan...

    Sebuah lokomotif membunyikan belnya nyaring dan panjang, membawa rangkaian gerbong di belakangnya, rangkaian dari Surabaya yang terakhir untuk 12 jam ke depan. Tepat saat bel itu dibunyikan, angin malam berhembus, mengambil kesadaran Hanif yang sangat lemas karena belum makan siang dan makan malam pun tidak ia lakukan. Ia roboh ke samping, dan tak bergerak.

    Seorang gadis turun dari kereta. Lalu berjalan keluar stasiun, melewati ruang tunggu, hanya beberapa meter saja jaraknya dari Hanif...

    Aku memang lelaki yang tak beruntung

    Tak punya apapun yang dapat kubanggakan

    Sementara engkau terlalu sempurna

    Hampir hanya terwujud dalam bayang-bayang,

    hanya dalam bayang




    Post pertama saya di Fiction forum nih. Salam kenal. :D
    Originally published di akun Facebook saya, kemudian dioper ke http://www.fictionpress.com/s/3004907/1/Bunga-bunga-Cinta.

    Moderator, mohon koreksi kalau ada salah-salah ya :D
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Dedalu Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 5, 2011
    Messages:
    105
    Trophy Points:
    101
    Ratings:
    +581 / -0
    Cepet amat teparnya si Hanif wehehehe.
    Itu maksudnya si Hanif mati atau ketiduran gan, kalo mati kan kalo dibikin dramatis mantep gitu gan wekekeke :D
    Btw, mantep gan. Kip nulis (y)
     
  4. nangnank Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Sep 10, 2012
    Messages:
    37
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +16 / -0
    gan.. ni inti critanya gmna yak ? :D
    ane bolak balik baca gak ngerti-ngerti.. wkwk...
    mohon maaf atas ke GOBLOK an diri ane ya gan.. jangan di tabok pliss :3
     
  5. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    nge troll ini mah ficnya.

    bukan laki-laki kurang beruntung.

    laki-laki kurang berjuang.

    iya itu tidur, mana mungkin manusia mati karena kena hembusan angin. orang kurus juga masih punya cadangan energi hingga 5 hari. :ngacir:

    btw keren :top: indah pembawaan bahasanya.

    terus berkaya yah :XD:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.