1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Ningen ha

Discussion in 'Fiction' started by syaondri, Jun 21, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. syaondri Members

    Offline

    Joined:
    Apr 9, 2010
    Messages:
    9
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +22 / -0
    ah salah hapus .-.;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;


    Ningen wa, itsumo siawasejya arimasen…
    (Manusia selalu tidak bahagia…)

    “… dan saya tidak mau dengar alasan apapun juga dari kalian kali ini! Mengerti prajurit!?” seorang pria dengan baju tentara lengkap dengan atribut yang menandakan dia berpangkat tinggi meneriaki tiga lelaki lainnya dengan pangkat yang lebih rendah. Para prajurit itu mendengar suara sang kapten dengan jelasnya seolah mereka berada di sebuah kelas dan sedang dimarahi guru BP bukannya di sebuah helikopter angkut yang bising.

    “Ya Pak!” semua prajurit di dalam helicopter itu menjawab dengan lantang dan serempak.

    Ningen wa, itsumo manzokujya arimasen…
    (Manusia selalu tidak puas)

    “Tapi pak, kita sudah mencoba untuk memasuki beberapa desa dan sejauh ini kami belum menemukan apapun tentang senjata ini pak… apakah intel kita memang bisa dipe….” Sebelum sang prajurit dengan bandana di kepalanya menyelesaikan kalimatnya, sang kapten menyalak kembali.

    “Keparat! Saya bilang tidak ada alasan lagi! Pokoknya kali ini tidak ada yang boleh tersisa, dan kalau kalian gagal melakukannya lagi, kalian sudah tahu akibatnya.” Sang kapten melihat ke arah jendela, tepat saat dua buah pesawat jet tipe penyergap melintas dari horizon malam yang gelap tepat ke sebelah helikopter tersebut, dan setelah itu, hanya suara rotor helikopter yang terdengar di sana.

    Ningen wa, itsumo…
    (Manusia selalu…)

    “Pak, kita sudah sampai di lokasi” ujar sang pilot.

    Sang kapten pun membukakan pintu helikopter lalu tali pun dijatuhkan darinya, “Ayo! Jangan hanya duduk seperti bebek tak berguna!!” sang kapten mendorong bawahannya bagai seekor induk burung yang mengajari anaknya cara terbang, ia mendorong prajurit berbandana lebih keras dibandingkan yang lainnya.

    Saat mendarat mereka bisa melihat beberapa penduduk bersenjatakan senapan serbu. Sang penembak jitu langsung mengambil posisi saat sang pemimpin lapangan memainkan tangannya yang hanya bisa dimengerti pasukannya. Ctar! Suara peluru 7.60 menggelegar di tengah gelap malam, timah panas itu membuyarkan isi kepala salah seorang penduduk yang berjaga.

    “ALI! ALI!” pria di sebelahnya berteriak dan memaki dalam bahasa asing, ia pun menembakkan senapan serbunya ke arah sang penembak jitu yang kini telah bersembunyi sendiri di balik gundukan pasir. Dari jarak yang lebih dekat, sang pemimpin lapangan menembakkan senapan berpeluru 5.565.56×45mm-nya dan tepat mengenai kepala sang lelaki yang berteriak.


    Jibunni tatakai….
    (menyerang sesamanya)

    “Pak… ada satu lagi di balik bayangan…” saat salah satu prajurit yang mengenakan night vision mengatakan kalimat tersebut, sang pemimpin lapangan langsung mengambil night vision tersbut, “pak, itu hanya seorang gadis…” ujar sang prajurit.

    “Tapi, kita tidak punya pilihan lain..” ujar sang pemimpin lapangan sambil mengarahkan senapan serbunya.

    “komandan tolong pertimbangkan!” ujar sang prajurit dengan bandana.

    “pertimbangkan apalagi!? Kita sudah diujung tanduk! Sekarang ini antara kita membunuh gadis itu atau kita yang dibunuh!”

    “T-tapi….”

    “kamu masih belum mengerti ya!? Kita itu hanya mesin pembunuh yang bisa digantikan kapan saja! Kalau kita tidak melakukan ini…”

    “Komandan, tolong pikirkan kembali!” sang prajurit berbandana langsung melompat tepat di ujung laras senapan sang pemimpin lapangan.

    “Kamu… kalau kau tidak segera menyingkir dari sana aku akan menembak!”

    Demo…
    (tapi…)

    “Tiga!”

    Tokidoki…
    (terkadang)

    “Dua!”

    Ningen wa,…
    (Manusia,…)

    “SATU!” sang komandan menarik pelatuk senapannya

    Yasashi koto wo….
    (Melakukan sesuatu…)

    Ctar! Senapan itu menggelegar kembali

    Shimasu…
    (yang baik… )

    Sang kapten terkejut mengetahui senapannya didorong oleh prajurit prajurit lainnya…

    Okashii desuga,
    (Hal itu aneh tapi,)

    Tiba-tiba deru mesin turbofan ganda kedua pesawat jet bisa terdengar dan semakin keras. Tidak lama sosok kedua pesawat tersebut menukik dari langit dan melakukan prosedur dive bomb. Mereka tahu itu adalah detik akhir mereka, sebagian dari mereka menutup mata, namun sang prajurit berbandana melihat ke langit…

    Sore desukara… Ningen ga suki….
    (Karena itulah aku menyukai manusia)

    Bhaom! Ledakan dari bom tandan yang bersahutan mewarnai padang pasir itu menjadi merah membara. Pilot dari salah satu pesawat itu membawa burung besinya terbang lebih cepat sambil meneteskan air mata dan keduanya pun menghilang di horizon biru tua yang mulai dihiasi terbitnya matahari.

    “K-komandan, anda mungkin tidak akan percaya ini, sang gadis… dia… dia menyebarkan sepasang sayap dan… dan…”
     
    • Like Like x 3
    Last edited: Sep 24, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,819
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    :hi: selamat datang di SF fiction kk, wah makin banyak aja nih penghuni kamar :hmm:

    untuk cerita ini, hmm mungkin bisa dikasi penjelas tipe ceritanya apa kk, kalo masi bersambung, keknya ini tipe orific :hmm:

    oh, ya, ijinkan ane komen yaa :peace:

    pertama, kalimat penjelasnya "terlalu jelas" sehingga bikin bingung. ngerti sih maksudnya mau nambahin detail, tapi kurang terangkai dengan baik. contoh :
    kenapa ga tulis gini aja :

    gitu aja sih, simpel.

    kedua, ini premisnya bagus keknya, dari ceritanya ane suka :top: sayangnya, penulisannya aja sih yang perlu diperbaiki.

    oh, btw, itu yang bahasa jepang n artinya kan lamunan, ya? saran ane dimiringin aja tulisannya biar jelas kalo yang dimaksud itu lamunan.

    also,

    mereka disini, siapa ya :iii:

    overall, dari isi cerita seru banget keknya, personally ane nunggu chapter berikutnya :blink:

    tapi penulisannya juga dibenerin ya gan :peace:
     
  4. syaondri Members

    Offline

    Joined:
    Apr 9, 2010
    Messages:
    9
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +22 / -0
    Ihh Kk ga boleh dikomen gitu dong bilang bagus aja~

    eheh gak gak, canda itu XD

    boleh aja kok Kk, makasih malah :D

    hmnn.. lebay gitu tya kak? ^^;;; iya juga sih, setelah dibaca lagi malah kayak yang ngejar banyak kata ^^;; jadi inget tugas makalah D:

    jadi nggak nyambung...

    tapi iya, lain kali saya perhatikan~ 'v'b

     
  5. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    wow...wow...wow

    oh, halo, gan.. :hi:

    cerita nya nggak terlalu panjang, jadi akirnya ane memberanikan diri ngebaca. :ngacir:

    hmm agan bisa bahasa Jepang? ane cukup belajar banyak kosakata Jepang di cerita ini :ninja:
    meskipun cerita laen juga banyak yang modelnya ada dialog(?) diluar cerita begini sih, tapi bahasanya begitu jadi berasa nonton anime.

    ane cuman baca cerita ini sekilas. jadi nggak terganggu sama detil2 gitu.
    bagus. apa ya, ide nya keren. sampe tengah cerita yang bagian si gadis itu muncul gak ketebak siapa yang lagi ngomong bahasa Jepang itu.
    keseluruhan sih ceritanya cukup...dramatis, ya.. cuman kurang isi nya aja imo. cerita nya kurang panjang jadi cuman berasa gitu aja abis.
    eh, tapi emang cuman sedikit sih adegannya...

    kesampingin panjang ceritanya, 1 hal yang agak ngeganjal sih endingnya. nggak jelas. ane nangkepnya si gadis itu adalah makhluk bukan dari bumi alias divine being ato sejenisnya, tapi nggak ada penjelasan jadi rancu.
    nggak jelas juga itu sebenernya ngapain ada dia di medan perang. eh, ini berarti yang nggak jelas adalah si gadis nya.
    berhubung ini bukan komik ato film yang bisa ngejelasin sesuatu bukan dengan kata-kata, jadi ya jelaskanlah...

    *ditampol

    ah, sekian komen banyak mau nya dari ane, ya. semangat, gan! :semangat:
     
  6. syaondri Members

    Offline

    Joined:
    Apr 9, 2010
    Messages:
    9
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +22 / -0
    Eheh, makasih Kk, oia, ini baru pembukaan soalnya, makanya masih banyak yang "disembunyikan" ehehehe : 3

    dan yak, sedikit spoiler, walau kayaknya udah jelas juga sih...

    "gadis" ini tuh emang bukan manusia
     
  7. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    Ooh, sori2... ane pikir ini cerpen jadi tamat sampe situ tok :keringat:
    gak baca di spoiler nya ada tulisan prologue :ngacir:

    oke dah, semangat lanjut terus minum mizon gan! :semangat:
     
  8. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    woh.. seru nih. :top:
    oh ya, boleh tanya... dari bahasa jepang ke indonesia? boleh request nggak, bahasa asalnya juga dipost (atau kalau cuma dikirim lewat PM, juga boleh.) soalnya aku pengen tau esensi dari cerita ini itu seperti apa dalam bahasa yang pertama kali ditulis. :peace:

    bener2 bikin doki-doki suru.. :top:
     
  9. syaondri Members

    Offline

    Joined:
    Apr 9, 2010
    Messages:
    9
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +22 / -0
    wah, maaf lama banget jedanya .-.;;;

    ini episode berikutnya

    Ningen wa...

    Ningen wa, itsumo uso no koto wo suki
    (manusia, mereka selalu menyukai kebohongan)

    “Ketua dari pasukan gabungan tersebut menyatakan bahwa pemboman yang terjadi dilakukan sebagai langkah pembalasan atas penyerangan yang dilakukan oleh para terroris yang dipercaya berada di lokasi desa tersebut. Namun hingga laporan ini diberitakan, pihak penengah hingga kini hanya menemukan dua mayat bersenjata yang diduga sebagai teroris tersebut dan beberapa penduduk sipil.” Ujar sang pembawa berita

    “Hhh….” Sang penjaga penginapan menggumam saat ia melihat televisi di depannya “Kau tahu gadis kecil…. Kadang dunia bisa menjadi suatu tempat yang sangat kejam…” ujarnya sambil membersihkan meja di depannya dengan malas tanpa melihat sang gadis pirang di seberangnya yang baru saja memesan salah satu kamar penginapannya.

    “…berikut adalah penjelasan dari Jendral Atkinshof mengenai pemboman tersebut …” lanjut sang pembawa berita.

    Tiba-tiba TV tersebut menayangkan sebuah tirai biru yang cerah ditengahnya berdiri podium yang dijejali mikrofon. Setelah beberapa kali disorot oleh sinar kamera, barulah seseorang berpakaian jas biru dengan ornamen-ornamen militer di sekitarnya muncul ke atas podium tersebut. Lelaki tersebut membenarkan beberapa mikrofon yang ada di depannya dan lalu… terbatuk.

    “Kami menduga salah satu battalion kami meminta bantuan saat terdesak… beberapa pesawat pengawal mereka pun sempat ditembaki oleh peluru kendali, sehingga pilot kami terpaksa membalas serangan mereka….”

    Sorewa ooki no uso desune….. maa…. Sorewa ningen desu yo….
    (Itu adalah ucapan yang sangat bohong… yah… itulah manusia…)

    Tiba-tiba, pintu penginapan terbuka dan seorang gadis lainnya muncul dari balik pintu kayu tersebut. Ia berusaha mengucapkan sesuatu namun seluruh badannya bergemetar sehingga suara yang berhasil ia keluarkan hanyalah suara giginya yang saling beradu… terlihat beberapa salju memasuki penginapan dari luar, salju yang sama dengan yang menggunduk di pundak sang gadis yang ditutupi jaket berwarna abu dan kepalanya yang berrambut hitam. Dinginnya dunia di luar penginapan itu tidak terasa oleh sang penjaga penginapan dan gadis berambut pirang karena hari jendela yang tertutupi tirai biru seolah menyatakan keadaan di luar baik-baik saja

    Sang gadis berjaket menggigil, berusaha mengeluarkan kalimat dari mulutnya yang sudah membeku… “B-bo-bb-boleh s-saya t-t-tinggal di-sini be-beberapp…a saat…?” suara sang gadis berjaket seringkali terpotong oleh hentakan kedua giginya yang masih terus berlanjut.

    Ningenwa itsumo jibunno koto o kangaeru…
    (Manusia selalu memikirkan dirinya sendiri)

    “Semalam 200 Keping.” Ujar sang penjaga penginapan dengan malasnya.

    “S-s-saya h-hanya d-diberi rrruang tengaaah ini jug-a t-tidak apa-apa k-kok b-bu… t-tolong…” sang gadis berjaket kembali memelas

    “Kalo ga punya uang ayo keluar sana!” itu adalah pertama kalinya sang gadis pirang melihat sang penjaga penginapan berdiri dari tempat duduknya yang empuk dan hangat. Ia bahkan menghampiri pintu, melewati gadis pirang dan menggiring gadis berjaket kembali ke luar penginapan. Bak gorilla yang marah karena wilayah kekuasaannya dimasuki makhluk asing, ia membantingkan pintu itu sebelum kembali ke tempat duduknya.
    Tidak lama kemudian, terlihat sebuah bayangan, nampaknya itu gadis berjaket yang berusaha menghangatkan dirinya dengan mendekatkan tangannya pada lampu di dekat jendela penginapan itu, sang penjaga penginapan pun terlihat marah melihatnya. Ia kembali menerjang dinginnya udara luar dan mendorong gadis berjaket yang menaiki bingkai jendela penginapannya. Sang gadis terjatuh di empuknya salju yang mulai menggunduk. Melihat itu, sang gadis pirang menghentakkan kakinya sebelum melangkah ke luar dan menatap sang penjaga penginapan dengan tatapan muak yang tajam langsung ke mata sang penjaga penginapan.

    “Kenapa!?” jawab sang penjaga penginapan “Kenapa kau melihatku seperti itu hah? Ada masalah?” ujarnya, matanya mulai menyipit marah dan mukanya meledak merah, “ di zaman seperti ini ga ada yang gratis anak muda! Bahkan penginapan ini pun tidak aku dapatkan secara cuma-cum….a“ sang penginapan tiba-tiba teringat sesuatu, ia melihat ke langit hitam di atasnya dengan salju yang semakin lebat.

    Demo, tokidoki…
    (tapi, terkadang…)

    “Menurut perkiraan cuaca, akan terjadi badai salju pada hari pertama musim dingin ini, kami sarankan bagi para pemirsa untuk tidak keluar dari rumah…” tiba-tiba terdengar suara pembawa berita dari dalam penginapan…

    Ningen wa…
    (manusia…)

    Sang penjaga penginapan melangkahkan kakinya ke belakang…

    Taninno koto …
    (juga memikirkan…)

    Ia berusaha mencari sang gadis berjaket yang sudah hilang entah kemana. Untunglah ia menemukan sang gadis yang mulai kelelahan dan terbaring di dekat sebuah rumah. Sang penjaga penginapan pun membawanya…

    Mo kangaeru
    (orang lain…)

    Sang penjaga penginapan pun berlari ke arah penginapan dan membaringkan sang gadis berjaket di dekat penghangat ruangan

    Soredesukara ningen ga suki…
    (karena itulah aku menyukai manusia…)

    “Hey, nak,” sang penjaga penginapan melihat ke belakang “hey!” ia mulai berteriak dan berjalan menuju pintu yang masih terbuka. Ia menemukan sang gadis pirang yang ia cari di tengah salju yang sudah sangat lebat, “Hey nak!” namun sang gadis hanya menatap ke langit hitam di atas mereka.

    Pada awalnya sang penjaga penginapan tidak menyadarinya, “Nak, ayo cepat masuk, kau tidak dengar tadi?! Akan ada ba…” namun setelah beberapa saat sayap sang gadis yang putih mulai menyala, membedakannya dari salju yang berjatuhan, “H-hei… kamu…”saat sang penjaga penginapan akan mengucapkan satu kata, sang gadis menengok ke arahnya dan tersenyum membuatnya terpaku, sang gadis pun menghilang dan meninggalkan sepucuk bulu yang terbang ke arah sang penjaga penginapan. Sang penjaga penginapan menangkap bulu itu dan tanpa sadar ia tersenyum ke arah langit.

    oia kalau mau yang Inggrisnya...

    Ningen wa, itsumo siawasejya arimasen…
    (Human, never have happiness)

    “…and I don’t want any excuse from any of you this time! Do you copy that soldier!?” says a man in a captain suits. His voice are even bigger then the voice of the Black Hawk they’re riding on…

    “Yes sir!” every soldier aboard the chopper said at almost the same time.

    Ningen wa, itsumo manzokujya arimasen…
    (Human, have never been satisfied)

    “But sir, we’ve already raided about three city and have no further clue about this weapon.” say one of the soldier with a low voice.

    “I said, whatever happened, we need and must to find and destroy this weapon without being known and I don’t want to hear any excuse from any of you anymore!!! Don’t you understand English language soldier!”
    … then there are no more sound except the black hawk’s rotor’s…

    Ningen wa, itsumo…
    (Human, they always…)

    “Sir we have arrived at the landing coordinate… should we land, or…” say the pilot but was cut by the captain…

    “No, we’ll jump… come on guys! Don’t just sit like ducks here… Move it! Move it!” he say while pushing his subordinates down like a bird’s mother that teaching her son how to fly, he did pushes harder to the guy who complained to him…

    Once they are floating in the air they could hear the roaring of F-151 that carries Fuel Explosion bombs on their wings… They knew that if they were taking too much time, this will be their last duty…

    Then they finally landed at a small hill near the village. They finally saw someone with guns. The sniper took his AWP and aim at a guy with AK-47, and it hit right at the head.

    “ALI! ALI!” the guy beside him scream and then mock in a foreign language. This guy who had another AK-47 tries to shoot randomly to the hill.

    Quickly the captain shot his silenced Maverick right to the head of the guy.

    Jibunni tatakai….
    (fighting their own…)

    “Sir… there is another one over the shadow…” say one of the captain’s subordinate, hearing that the captain duck and telling his subordinate to hand over his night vision. Quickly he gives it, but he said “sir… it was only a child…” before the captain suddenly took the goggle….

    “Hmph… no matter if it was a child or adult we can’t have any eyewitness, we have to kill her immediately…” say the Captain without even any hesitance in his words… so he aim with his maverick…

    “Captain please… reconsider!” say the soldier at his shoulder…

    “Consider what soldier!? You do know what’s the consequences if we took too long” he says with a rather stressed tone.

    “But sir… it was only a kid…” say the soldier while standing in front of the silencer…

    “Why you! If you not move from there I’ll shot you!”

    Demo…
    (But…)

    “Three!”

    Tokidoki…
    (sometimes)

    “Two!”

    Ningen wa,…
    (Humans,…)

    “ONE!” the captain say while pulling the trigger…

    Yasashi koto wo….
    (Doing something…)

    Blar! The Maverick without a silencer roars…

    Shimasu…
    (good…)

    The captain was surprised to know that his maverick fell to the ground by his own subordinate, it was broken….

    Okashii desuga,
    (it is strange but,)

    Suddenly they hear the F-151’s engine above the sky… and then a whistle like sounds could be heard…. They know this is their last moment… some of them closes eye… but one of them gaze at the sky….

    Sore desukara… Ningen ga suki….
    (that’s the reason I like human)

    Bhaom! The Fuel bomb blast with a blazing red cloud… the pilot of the F-151 move their aircraft faster and shed some tears…

    “sir… you won’t believe what I’ve just saw… the girl…. It spreads wings… and… and…”

    Ningen wa, itsumo uso no koto wo suki
    (Human, always like something false)

    “The chief says… that the bombing of the city was because of an attack of a terrorist from inside the city, but UN authorized only found the corpse of two people with weaponry and some villagers ….” Said the narrator of the news on the TV…

    “Hhh….” Mumbled the innkeeper who watches the TV “You know little girl… world could be such a cruel place…” she says without seeing the blonde girl who had rent a room on her inn. Instead she say it while cleaning up dust from her desk then sit down again at her chair behind the receptionist’s desk…

    “…Here is the statement of General Atkinshof about the bombing…” continue the newsreader…

    Suddenly the wallpaper of the room on the TV changes into a bright blue curtain and then there is a big podium with some microphone on it, several times blitz of camera lighting the screen… then a fat man in a military suits come… he has many medals on his clothes as if he prefer to use medals then any ordinary clothes…

    Then, the guy fixes some microphone in front of him and coughing a bit…. he looks as if he will starts to speak, but he was then just see left and right then cough again and then see the notes that he bring…

    “We were believed that there were a battalion of our forces that was stuck out there and requesting for assistance… so we send out our fighter to help… but unfortunately, the terrorist seemed to be inpatient and willing to shot down our aircraft, so as a defensive action they throw out some chaff flares and we have the proof of the handheld missiles on the dessert…. Then they are trying to shoot at our aircraft again so our pilots took initiative to bombard the place….”

    Sorewa ooki no uso desune….. maa…. Sorewa ningen desu yo….
    (Such a big lie statement… but well… those are humans for you….)

    Suddenly, a door opened and a girl with a bit worn out clothes came in and tries to say something with her body all trembling…. it is snowing already outside…. The girl has some snows on her black hair and grey jacket that keep some warm for her…. The inn’s blue sky curtain blocking the outside’s view as if saying the outside was… fine…….

    “M-m-m-may I t-t-took s-s-s-some… time h-here….” She’s wavering out of cold… her hands already starts to become blue…

    Ningenwa itsumo jibunno koto o kangaeru…
    (humans always think about themselves)

    “Hey… what are you doing!! Get out of there!” it is quite strange to see the innkeeper suddenly stands up because the only time she stand up today is when she cleaned her desk just now.

    The innkeeper then drives away the poor girl by pushing her toward the door, leaving the poor girl with her begs out of her sight…. When they are close enough to the door, the innkeeper holds the girls’ hand tightly until the jacket’s twisted… she then opens the door and pushes the girl like a Gorilla that tries to defending their territory from her enemies… she sits again at the chairs as soon after she closes the door reaches the seat…

    No longer the innkeeper sees a shadow at the windows… it was the shadow of the poor girl that tries to warm herself by a lamp near the inn… once again the innkeeper was so mad. She takes herself out from the inn and pushes the girl again until she fell off from the height of the lamp’s pillar…. The girl who sat on the bench inside stands up, took steps toward the door and stares the innkeeper deeply.

    “What little girl!?” she say, toward the girl “Why are you looking at me? You got problem with that?” she says with a sharp brown pair of eyes… “In this kind of era you couldn’t think you could have something free… even I got this job with no free… it is from my very own hardworks…” she tries to look at the black skies with snows that dropping down faster… she went silent afterward while the poor girl starts moving her frozen legs again trying to find any luck with the other houses which all of them had already been shut tight.

    Demo, tokidoki…
    (but, sometimes…)

    “There were believed to be a big snow storm in this first day of snow season… so… we suggested you not to get out from your house for this whole night…” suddenly the voice of the newsreader could be heard…

    Ningen wa…
    (humans…)

    Then the innkeeper takes a step backwards…

    Taninno koto …
    (also think about…)

    She turns back and run towards the fainted girl that tries walk on the thick snow…

    Mo kangaeru
    (others…)

    And then, she runs towards the inn and take the poor girl at the first floor’s empty room and let her sleep at the soft bed….

    Soredesukara ningen ga suki…
    (because of that… I like humans…)

    “Hey little girl…” she shout… “hey!” she shout louder as she tries to reach the lobby again… but she didn’t find the girl that she meant… she then tried to see outside the inn and starts to yell another word, “Hey little girl!”

    Outside, she found the girl gazing at the snowing sky, at first the innkeeper didn’t realized it, “Little girl…. Hey get inside… it’s going to be a storm out there don’t you….” But after a while, the white wing of the little girl starts shining, differs its color from the falling snows “Hey… you are spreading wings…. Are you…!” the moment she’s going to say the word “angel” the girl had already been gone without any trace but a feather and the falling snow. The innkeeper took the feather and gazed at the sky with a smile that she did subconsciously.

    oia sebetulnya itu ada di Facebook saya juga sih kalau mau lihat, udah ada lebih dari yang saya kirim di sini, tapi masih pake bahasa Inggris ^^;
    https://www.facebook.com/Sandritresna/notes
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.