1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Sweet Hot Milk (Harvest Moon: The Tale of Two Town)

Discussion in 'Fiction' started by merpati98, Jun 12, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    Disclaimer: Not Mine
    Character: Philip(Hero), Georgia

    Kalau ditanya kapan awalnya, gadis itu juga tidak bisa memberikan jawaban pastinya. Kalau ditanya kapan akan berakhir, dia hanya bisa berharap tidak akan ada yang pernah berubah diantara mereka. Ketika perasaan yang dimilikinya tumbuh menjadi sesuatu yang tidak terduga, dia hanya bisa mengenggam perasaan gelisahnya dengan tangan terbuka. Karena semua ada konsekuensi, karena semua ada reaksi.

    Pemuda itu mungkin tidak merasakan apa yang dia rasa. Tapi berharap merupakan suatu hal yang normal dilakukan oleh manusia. Apalagi jika orang yang ada dalam pikirannya selalu datang tiap sore jam tiga. Membawa secangkir gelas susu hangat kesukaannya, dengan senyum khas, dan kuda pony putih di balik pagar.

    Gadis itu bisa merasakan pipinya memerah, sementara dia sibuk mengelus surai rambut kuda kesayangannya.

    .
    .
    .

    Mungkin, kalau ditelusuri lebih jauh, awalnya pasti bermula ketika pemuda itu datang ke desa mereka, Bluebell. Menempati pertanian kosong di ujung jalan, dekat gerbang, pemuda itu, bisa dibilang, dengan mudah menarik perhatian warga sekitar. Ya, orangnya memang sangat ramah. Tidak terlalu banyak omong, dan perhatian.

    Gadis itu ingat, ketika pertama kali mereka bertemu, pemuda tersebut memberinya bunga berwarna biru yang sangat cantik. Magic Blue Flower. Dia menyukainya. Bukan, dia menghargainya. Sangat. Karena kebanyakan pemuda akan memilih memberikan bunga pada Laney, sahabatnya, dibanding dia. Menurut mereka, gadis itu tidak menyukai bunga.

    Prasangka tidak berdasar yang muncul hanya karena sifatnya yang tidak terlalu feminim.

    Tapi pemuda itu memberikannya bunga. Dan menyadari kalau dia menyukai bunga jenis tersebut, lebih dari sahabatnya. Lalu, entah bagaimana... rutinitas tiap jam tiga sore itu muncul.

    Gadis itu yakin, dia tidak pernah memberitahukan pemuda itu soal benda.. ataupun makanan yang disukainya.

    .
    .
    .

    “Gimana rasanya kerja di pertanian?”

    Pertama kali mereka jalan berdua, gadis itu belum merasakan perasaan apa-apa pada pemuda itu. Mungkin hanya sedikit kagum. Sedikit simpati. Dan sedikit... penasaran. Tidak lebih dari itu. Hanya sebatas perasaan antar teman yang biasa.

    “Banyak yang harus dilakukan ya.”

    ...dan dia ingat betapa senangnya ia ketika pemuda tersebut memilih menjawab secara jujur dibanding berpura-pura di hadapannya. Mereka lalu melanjutkan obrolan dengan saling bertukar cerita mengenai pekerjaan masing-masing.

    Setelahnya, pemuda itu memberikannya hadiah segelas susu hangat dari pertanian miliknya. Sambil berkata, “Hadiah untukmu setelah bekerja keras seharian.”

    .
    .
    .

    Kali kedua, mungkin juga lebih. Gadis itu pernah bercerita mengenai kompetisinya dengan pemuda dari desa sebelah yang bernama, Kanna, sambil menunjukkan pemuda itu Dakota, kuda kesayangannya. Jawaban yang dia terima mungkin tidak mengherankan. Sesuai dengan apa yang dia inginkan. Tapi cara pemuda itu mengatakannya...

    “Hem... tentu saja, dia memang sangat manis.”

    ...membuat gadis itu merasa kalau pemuda itu benar-benar mengatakan yang sesungguhnya.

    Setelahnya, pemuda itu memberikan dia segelas royal milk tea sambil memamerkan kupu-kupu cantik yang baru ia tangkap. Dalam sekejap, gadis tersebut langsung melupakan kekesalannya terhadap Kanna-atau-siapapun-itu.

    .
    .
    .

    “Kamu... kalau menurutmu...”

    Seperti perempuan pada umumnya, dia mempunyai banyak kekhawatiran yang—dia akui—kadang tidak perlu dikhawatirkan. Entah itu rambutnya yang menurut dia, terlalu keriting, tidak seindah rambut lurus pirang milik Laney. Atau tingkahnya yang kurang feminim dan terkesan tidak peduli. Atau bisa juga aksen miliknya yang terdengar berbeda dari warga kebanyakan.

    “Ya?”

    “Cara bicaraku.. kedengarannya aneh atau nggak?”

    Pemuda itu berkedip satu kali, dua. Seperti heran. Sebelum akhirnya menjawab, masih dengan ekspresi bingung yang sama.

    “I think it’s cute.”

    Gadis itu bisa merasakan kupingnya memerah saat mendengarnya.

    .
    .
    .

    Masak bukan keahliannya. Dan dia mengaku tidak punya cukup ketertarikan pada bidang tersebut sampai pemuda itu datang dengan sepiring nasi goreng yang mengundang selera. Bagaimanapun juga, harga dirinya sebagai wanitanya menolak dikalahkan laki-laki yang dengan lihainya bisa memasak lebih baik daripada dia.

    Kalau saja gadis itu ingat, ayahnya Laney adalah laki-laki. Dan dia sama sekali tidak peduli soal kekalahannya dalam urusan masak-memasak dengan pria itu sebelumnya.
    Gadis itu lalu mengajak pemuda tersebut ke atas gunung untuk piknik berdua. Dia menyiapkan bekal nasi kepal, masakan yang—seharusnya—telah dia kuasai untuk makan mereka di sana.

    “Rasanya gimana?”

    Pemuda itu tidak langsung menjawab. Memilih melahap habis nasi kepal yang gadis itu bawa, tanpa menyisakannya sebutirpun.

    “Enak.”

    Ah. Dia bahkan tidak kebagian karena pemuda itu telah memakan semuanya.

    Setelah gadis itu pulang ke rumah. Dia melihat sisa nasi kepal yang dibuatnya, di dapur, karena sebelumnya tidak cukup dimasukkan ke dalam keranjang. Mengambil satu, gadis itu menggigitnya perlahan, sebelum mengernyit.

    Terlalu hambar.

    Tidak enak seperti rasa kopi susu yang diberikan pemuda itu padanya saat mereka piknik tadi.

    .
    .
    .

    Hubungan mereka itu biasa. Terlalu biasa. Pemuda itu memang bersikap sangat baik padanya. Perhatian. Selalu tahu apa yang dia suka dan apa yang dia tidak suka. Tidak pernah lupa hari ulang tahunnya. Dan tidak pernah alpa mendatanginya tiap jam tiga sore dengan membawa variasi minuman yang mengandung susu di dalamnya.

    Namun, gadis itu bukan satu-satunya yang dia berikan perhatian seperti itu kan? Laney juga selalu diberi hadiah macam-macam tumbuhan yang pemuda itu temukan di gunung. Dan kalau dia tidak salah memerhatikan, pemuda itu juga dekat dengan dua gadis dari desa sebelah, Reina dan Nori. Mereka selalu terlihat akrab tiap kali festival memasak mingguan dilaksanakan.

    Sudah bukan rahasia juga, kalau setiap hari pemuda itu melintas gunung hanya untuk bolak-balik pergi ke Konohana. Mungkin saja kan? Gadis spesial yang disukainya ada di sana. Sementara dia hanya teman biasa yang mungkin enak untuk diajak berdiskusi mengenai binatang dan sejenisnya.

    Karena bagaimanapun juga, dia bukan tipe gadis ideal yang feminim.

    Tapi apa begini saja jadinya? Hubungan mereka?

    Gadis itu, Georgia, tidak pernah merasa segelisah ini sebelumnya.

    .
    .
    .

    “Hei, Georgia.”

    Gadis itu menoleh ke sumber suara. Melihat pemuda dengan rambut seleher berdiri di balik pagar, sambil melambaikan tangan ke arahnya.

    “Philip?”

    Dia berjalan mendekat. Memandang pemuda itu melompati pagar rumahnya, lincah, seperti biasa. Matanya menatap dengan perasaan tidak menentu ekspresi berbeda yang tampak di wajah laki-laki itu. Dan jantungnya, seakan tidak mau berhenti, berdetak lebih kencang seiring dengan langkahnya, langkah mereka yang berjalan mendekati satu sama lain.

    “Ap—“

    Gadis itu tergeragap. Mukanya memerah, merasakan tatapan aneh yang diberikan pemuda itu padanya.

    “Georgia.”

    Pemuda itu tersenyum lebar ketika jarak diantara mereka hanya tinggal satu meter.

    “Apa kamu mau menikah denganku?”

    ...bersamaan dengan kalimat tersebut, pemuda itu memberikan Blue Feather padanya.

    my brain...:dead: berusaha bikin cerita romance yang happy ending ternyata...:dead: kurang sweet:dead:

    kritik, saran, cabe, komen, dll sangat diharapkan:xiexie:
     
    Last edited: Jun 12, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,818
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    komen ah :hmm:

    sasuga dah mbak merp, kalo gaya penulisan ane kalah telak :swt:

    kadang pengen belajar dari mbak merp juga gimana sih bisa nulis yang simpel tapi maknanya dalem gitu :hiks:

    tapi, btw, imo ini kisahnya kurang konflik mbak. ato mungkin, konfliknya kurang dalem. kalo misalkan naek gunung, mungkin gunungnya terlalu landai jadi pas sampe di puncak rasanya kurang puas.

    mungkin bisa lebih dipertajam lagi di beberap bagian mbak, seperti rasa cemburu ato gelisahnya georgia sama kebiasaan phill nganter2 sayur ke temen2nya, ato feeling yang pertama kali dirasa georgia, yang penasaran ma phillip, or else. detailnya juga ane rasa (sedikit) terlalu banyak (misal nama kuda dll) jadinya yaa, intinya sedikit belok2 gitu :hmm:

    hmm, my opinion aja sih :malu

    menunggu karya mbak merp selanjutnya deh :lalala:
     
  4. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    itu bukan detail yang disengaja, saya kan cuma dengan--malasnya--ngikutin event di gamenya aja. terlalu plain sih emang. usaha bikin vanilla rasa manis, keknya malah jadi terlalu tawar#plak
    dan saya emang sengaja ga detailin bagian angstnya soalnya kan niatnya bikin fic sweet, warm...:hiks: tapi kayaknya failed:hiks:

    thanks komennya:haha:
     
  5. frick M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 1, 2008
    Messages:
    3,641
    Trophy Points:
    177
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2,734 / -0
    Ceritanya udah manis kok.
    :malu2:

    Tapi kalo manisnya mo ditambah lagi, bisa2 aja sih sebenarnya :ngacir:
     
  6. moonlitenite2 Members

    Offline

    Joined:
    Jun 25, 2013
    Messages:
    1
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    suka deh dengan jalan ceritanya. so sweet. Apalagi kamu mengambil tokoh harvest moon kesukaanku :)
     
  7. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    inget heart event di back to nature jadinya :malu2:

    ugh... maniiiis...
    baca nya cukup bikin senyum2...
    nuansa harvest moon nya lumayan berasa, jadi nostalgia...padahal belom pernah maen versi ini :ngacir:

    bener juga kata Lalat-san, konflik(?) nya sih kurang nancep
    manisnya... ane sih suka yang begini, gak overly exposed... anget2 nyep nyes gitu :nikmat:

    okelah :semangat:
     
  8. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    gimana? gimana? gimana?\:matabelo/

    eh? siapa? Philip?:matabelo

    makasih komennya :3

    hee... di back to nature...? event siapa yang ngingetin bagian itu?:???:

    main dong \:matabelo/ biar bisa bikin pertanian Melon lagi\:matabelo/

    ahaha. iya. konfliknya apa ya sebenernya...:malu2:

    sip. makasih komennya:xiexie:
     
  9. frick M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    May 1, 2008
    Messages:
    3,641
    Trophy Points:
    177
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +2,734 / -0
    Eh? Cuma bilang bisa dipermanis. Caranya gimana juga kurang tau, bikin satu aja blum pernah :malu
    Saya emang gak pinter ngasih saran, maap kalo kurang banyak membantu.
    :maaf:

    Tapi masa sih penulisnya gak bisa bikin yang lebih manis? Saya kurang percaya kalo dibilang gak :ngacir:
     
  10. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    waktu itu ane ngejar si Elli
    ntar kalo hati nya udah biru apa ijo gitu dia suka dateng sore2 bawa apaan gitu :malu2:
    tapi gak tiap hari, sih... :ngacir:

    nds ku gak ada mmc adapter nya :sedih:
     
  11. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ah... yaudah deh. thanks aja. >_<

    loh? saya ngejar elli juga. Tapi kok nggak inget ya:lol:

    yahh...:iii:
     
  12. Melonn M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Oct 17, 2011
    Messages:
    510
    Trophy Points:
    37
    Ratings:
    +437 / -0
    trigger event nya kalo gak salah pada jam tertentu itu kudu masuk peternakan kita... eh, kalo keluar dari rumah juga muncul event nya sih...
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.