1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Other The Juggler of Fiestaville

Discussion in 'Fiction' started by 4eva, May 30, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Tertarik dengan SF ini, pengen ikutan ngepost juga, kebetulan barusan bersih2 gudang & nemu arsip lama.

    Kenapa other? Karena saya sendiri gak tau tulisan ini masuk kategori yang mana :oghoho:
    Bisa dibilang semacam perpaduan antara songfic dan orific, hanya saja lagunya pun fiktif. Bingung kan? heuheuheu

    Begini. :ehem:
    Pernah dengar istilah concept album? Concept album adalah album yang menceritakan sebuah kisah yang runut dan utuh. Setiap lagu dari album itu menceritakan sebagian kecil dari keseluruhan kisah. Contoh gampangnya adalah album The Black Parade nya My Chemical Romance.

    Sekarang, mari kita bayangkan seandainya saya punya band dengan album semacam itu. Nama "album"-nya adalah The Juggler of Fiestaville. Nah, yang saya posting ini adalah isi dari "album" itu, baik "lirik" setiap lagunya maupun cerita di balik lirik itu. Tapi sebenernya bukan cerita juga sih, lebih mirip plot, karena pendek banget. hehehe...

    Anyway, mohon komennya, dan... semoga menghibur :malu:

    Genre: Fantasy, Fairy Tale
    Sinopsis: Cerita tentang seorang gadis kecil yang bertemu dengan seorang pesulap dari kota Fiestaville, kota kebahagiaan.

    Part 1
    Part 2
    Part 3
    Part 4
    Part 5
    Part 6
    Part 7
    Part 8
    Part 9
    Part 10
     
    • Like Like x 2
    Last edited: May 30, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    A Silent Night

    Malam kelima belas bulan November. Kota kecil ini sekali lagi mendapatkan berkah dari Sang Pencipta. Langit malam yang bening tanpa awan, bintang-bintang yang bertebaran di angkasa dan membentuk rasi-rasi, dan purnama emas yang bulat sempurna. Angin malam yang sejuk berlarian kesana kemari, sesekali sambil ditemani helai-helai daun pohon buviera yang berwarna hijau zamrud. Di beberapa pohon tampak kilauan mata burung hantu yang bernyanyi merdu memanjakan telinga orang-orang yang sedang terkantuk-kantuk, siap untuk tidur dan memeluk mimpi indah masing-masing.

    Jalan-jalan di seluruh kota telah lengang ketika sesosok tubuh tampak bergerak gelisah di suatu sudut. Erina, gadis berumur 11 tahun pemilik sosok itu, tampak amat kurus dan menyedihkan. Rambutnya kotor dan berantakan tidak terurus. Baju lusuhnya menjadi satu bukti ironi yang terjadi. Ia kelaparan dan mengantuk tetapi tidak mau memejamkan matanya karena takut tertidur selamanya tanpa bisa melihat sinar matahari besok pagi. Tidak seperti kelusuhannya yang menjadi ironi, kesepian yang dirasakannya justru selaras dengan sepinya suasana kota. Ia tak punya orang tua ataupun tempat untuk pulang, maka sambil menengadah dan menitikkan air mata ia berkata, ”Pastilah aku tak boleh melewatkan indahnya langit malam ini”.

    A SILENT NIGHT

    In this fifteenth night the friendly breeze whispers
    A song of peace along with the owls
    This town where she belongs has so many sleepers
    No single wolf has its miserable howls

    Above her are the brilliant, bright, diamond-like stars
    A high, black, crystal clear sky as their frame
    Moonlight drops are just the Moon Goddess’ vicars
    Buviera leaves dance around her, without a shame

    The corner over the empty streets accompanies
    A stargazing and crying little girl named Erina
    She is just a lonely girl that never feels the sweeties
    Has no home, has no mama, has no papa

    In this silent night
    She’s enfolding her frail body alone
    In this silent night
    She’s stargazing, she’s crying
    In this silent night
    She’s not going to sleep alone
    In this silent night
    She’s forbidden to miss the sky she’s staring at

    As the second keeps passing by
    And the time is ticking out
    The cold loneliness won’t say good bye
    Why can’t the warm sun just come out

    This pallid girl could has no more irony
    Sweet emptiness inside her leading to agony

    “Oh November, am I forbidden to miss these bright stars?
    Or could I sleep and watch the morning sun?”
     
  4. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    When The Juggler Comes

    Tak perlu undangan agar sosok itu muncul di depan Erina. Ia datang dengan tiba-tiba, tanpa pertanda, dan entah dari mana. Mengenakan celana longgar berwarna biru cerah dengan garis-garis ungu yang membungkus kakinya hingga betis, pada ujung sepatunya yang lancip terdapat bulatan bola beludru berwarna kuning ceria. Pinggangnya dililiti kain biru gelap yang menjuntai hingga lutut. Rompinya yang berwarna ungu tampak serasi dengan syal biru cerah yang membungkus lehernya dan bajunya yang berwarna hitam. Ia adalah Sang Pesulap dari Fiestaville. Topeng badutnya yang bergambar hati menguatkan pengakuannya.

    Akan tetapi, Erina sudah cukup dewasa untuk dapat memisahkan cerita dongeng dan kenyataan hidup, maka ia melemparkan kerikil di dekatnya kepada sang pesulap. “Ini tak mungkin benar,” kata Erina, “Aku tahu kau ada. Tapi hanya dalam buku dongeng yang dahulu selalu dibacakan ibuku menjelang tidurku, setelah ayahku pergi.” Apa tanggapan sang pesulap? Ia hanya tersenyum, menjentikkan jari, dan sekuntum bunga lunaris yang indah pun muncul di tangannya. Bunga itu diselipkannya di telinga Erina, membuat gadis itu mendongak. Mata gadis kecil itu berkaca-kaca. Erina amat senang. Tokoh yang selalu diimpikannya sejak dulu kini mendatanginya, dan kota yang amat didambakannya akan segera ia datangi. Ia memeluk sang pesulap dengan erat sambil menangis, yakin bahwa sosok di depannya itu benar-benar Sang Pesulap dari Fiestaville yang selalu menghibur anak-anak yang bersedih.

    WHEN THE JUGGLER COMES

    One for a yearning girl, two for her eleven years
    Three for a black solitude, when nobody’s there no one hears

    It was a lucent morning sky upon her
    When a mother seemed to be lovely to tell her
    A precious fairy tale of a fancy juggler
    Created a sparkling dream to remember

    Four for a mysterious man, five for his blue outfit
    Six for a friendly clown mask, when The Juggler of Fiestaville visits

    It was a perfect lonesome heart inside her
    When a little girl hugged herself and sent a prayer
    A fancy juggler became more than real than ever
    Created a warm lovely moment to cover

    Erina meets The Juggler of Fiestaville
    Going to have her shiny dreams fulfilled
    The dark silent nights are just fading away
    As her vivid morning sun will just forever stay

    Seven for the flipped fingers, eight for a happy virgin
    Nine for a beautiful lunaris, when The Juggler shows his magic margin

    A perfect black inside
    To a perfect rainbow tide
    When The Juggler comes

    A heavy acid water
    To a light lucid river
    When The Juggler comes

    Away…
     
  5. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Swimming In The Milky Way

    Gadis itu melayang di angkasa, menyambut bintang, menuju matahari, seperti cahaya abadi. Di sekelilingnya tidak ada kesuraman, hanya ada kerlip genit para bintang yang ceria. Planet Venus di kejauhan tampak merona seperti perawan yang bersemu malu. Planet Mars yang merah berpijar hangat di belakangnya, memberikan semangat untuk menggapai sang mentari. ”Ahahahaha, aku berenang di Bimasakti!” teriaknya gembira, bersamaan dengan sebuah komet yang meluncur anggun, membentuk busur yang indah.

    Ia, Erina, sungguh bahagia dapat merasakan pengalaman ini. Senyumnya melebar, tawanya menggema. Ia merasa seperti daun buviera yang diayun-ayun oleh angin karena demikian ringannya. Ditemani sang pesulap, Erina menyelami lautan bintang itu tanpa rasa takut. Kerinduannya akan rasa gembira melenyapkan segala ketakutan yang selama ini menyekapnya. Gerbang Dimensi telah dilaluinya, dan dari parasnya tampak jelas bahwa ia sudah tak sabar untuk segera sampai di Fiestaville, kota kebahagiaan yang selalu didambakannya.

    SWIMMING IN THE MILKY WAY

    Like an innocent pretty virgin
    The Venus calls me to come in
    Blushing, my sweet orange
    You’re in a wonderful range

    We’re swimming in the Milkyway
    To see a tailed comet in its sway

    Like a great canon behind the laws
    The Mars pushes me to the solar jaws
    Burning, my gallant red
    A solitude to shred

    We’re swimming in the Milkyway
    To dance with the comets in their sway

    The children of silver star
    In the vast ocean called galaxy
    Make a wish to cease my every scar
    To the very origin of century

    Sincerest gratitude for my juggler…

    “My virgin lunaris, as we passed the Gate of Dimensions
    You’re a buviera leaf, the one to fly
    To the town of Fiestaville”

    Like a scrap of the emerald tree
    The whole of me and the great estuary
    Floating away with the wind of destiny
    Dreaming, I’ve never been
    Diamond stars I’ve never seen

    We’re swimming in the Milkyway
    To recall where the fallen angel stays
    To see the golden arcs of rays
    To fulfill what the maiden prays for
     
  6. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    At The Town of Fiestaville

    Di ujung langit sebelah timur tampak sebentuk bulan sabit yang berkilau perak penuh kemewahan. Sinarnya yang menawan memberikan keteduhan untuk orang-orang yang berlalu-lalang di jalan ini, seolah-olah merupakan payung tak terlihat. Beberapa bintang turut menghiasi langit hitam bagaikan manik-manik perak pada tirai sutra hitam yang lembut. Desau angin selatan menyapu ruas-ruas jalan dan gang-gang kecil di antara beberapa bangunan. Dentang lonceng dari menara jam di balai kota melengkapi kedamaian malam itu.

    Erina kini berada di sebuah jalan yang ramai. Ia dapat melihat orang-orang yang berjalan ke arah di sebelah kirinya, demikian juga orang-orang yang berlarian ke arah sebaliknya, dan ekspresi-ekspresi kebahagiaan yang ada di wajah mereka. Ia tidak tahu tujuan mereka, dan merasa tidak perlu tahu. Ia hanya perlu tahu bahwa inilah kota Fiestaville yang kecil dan damai, dan bahwa sebentar lagi pertunjukan sirkus Sang Pesulap akan segera dimulai di alun-alun kota.

    AT THE TOWN OF FIESTAVILLE

    The smiling faces are passing before me
    Some to the left some to the right
    Being born in a small town and happy
    Under a majestic silver moon light

    The amplified sparks from random stars
    Beads which crawl on the sky
    Constellations, configurations in the far
    A sanctuary where angels lie

    And the silky sky
    And the glowing moon
    And the twinkling stars say

    We welcome you to Fiestaville, my dear
    Welcome to the whitest fear
    A spot of joy, there won’t be tear
    Welcome to Fiestaville, my dear

    We welcome you to Fiestaville, my friend
    Welcome to the most gentle land
    A splash of fun, an aeon, without end
    Welcome to Fiestaville, my friend

    The southern wind, the Goddess’ love
    Without sin, like an innocent dove
    Blows to the streets

    To feel the warmth of the cloak of peace
    This town’s bell rings to give you kiss
    My maiden of the streets

    We welcome you to Fiestaville…

    Just you now have to know
    The Juggler will have a show
    At this town of Fiestaville…….
     
  7. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    If You Ever Seen (The Blue Hawk Circus)

    “Mereka pasti tidak akan percaya ini,” seru Erina pada dirinya sendiri penuh semangat, “Bahwa aku ada di sini, di depan panggung sirkus terhebat!”

    Erina, yang duduk di sebuah bangku di tribun Timur, dapat menyaksikan apa-apa yang terjadi di bawah tenda ini dengan jelas, termasuk kerumunan penonton di seberang. Di bawah sana, pemimpin sirkus berteriak, “Selamat datang di pertunjukan Sirkus Elang Biru! Selamat datang untuk kalian semua yang ada di tribun Timur, Barat, Utara, dan Selatan! Tak lama lagi kalian akan terpukau menyaksikan aksi-aksi dari Bernie si Labu Ajaib yang tak bertubuh, Lucy si Wanita Serigala yang menguasai hutan, Stein si Raksasa Kecil yang akan mengisi kantongmu, dan...” Ia sengaja menghentikan kata-katanya sejenak.

    ”Niccho sang Pesulap dari Fiestaville!!!!” Teriakan dari para penonton membuatnya terkejut, lalu tertawa,”Hahahahahaha, kalian pintar sekali! Baiklah, kita panggil Bernie dulu. Bernie! Bernie! Ah, itu dia!” Tangan kirinya menunjuk ke pojok atas tenda di Tenggara, sebelah kiri atas Erina. Semua mata yang memandang ke sana dapat melihat sesosok manusia berkepala labu dan bermantel cokelat tua. ”Bernie!!! Turunlah!” kata pemimpin sirkus. Ia kemudian kembali menghadap penonton. ”Nah, selamat...”

    BUFF! Belum selesai kata-katanya, seisi tenda dipenuhi kegelapan yang disusul kepulan asap pekat berwarna kuning kemerahan dan berbau harum. Orang-orang secara spontan menutup matanya dan berteriak kebingungan, meskipun hal itu tidak berlangsung lama. Ketika mereka membuka mata, di bawah sana, tepat di tempat pemimpin sirkus tadi berdiri, sudah berdiri sosok yang tak lain adalah Bernie si Labu Ajaib. Ia menyeringai, lalu menyibakkan mantelnya, mengangkat kedua tangannya, dan membuat para penonton terpukau karena tidak ada sepotong tubuh pun di balik mantel itu. Mantel itu, demikian juga celana, sepatu, dan sarung tangannya, hanya membungkus kekosongan, seperti melayang. Setelah puas menyeringai dan memukau penonton, Bernie melanjutkan kalimat pemimpin sirkus yang tadi terpotong, ”...menyaksikan.”

    IF YOU EVER SEEN (THE BLUE HAWK CIRCUS)

    Prelude : The Leader
    Come, come away with me
    As you are the one to see
    My dear, my little princess of loneliness
    I just have a little joy to confess

    In the name of The Blue Hawk Circus

    Part 1 : The Magic Pumpkin
    If you ever seen a magic smoke like this
    You would envy her for the feast
    Ohohohoho I am the Magic Pumpkin
    I am your cloudless kin

    Thanks to the magic, a mystery, a cover of curiosity
    Folks, people, races, where is my body?

    Unlimited dimension under my cloak
    Tick tick tick tick tick, see the clock
    Through the eternity, the vacant of me
    Give me your secret, keep it away no one could see

    And I say

    The lord created a Magic Pumpkin once upon a time
    Another echo of mysterious chime
    An ordinary man granted a name of Bernie
    The Magic Pumpkin is me
    Undress my cloak, pull my head of pumpkin mask
    Take my gloves but please don’t ask
    If you ever seen just a piece of my body
    Then The Magic Pumpkin is not me

    Part 2 : The Jungle Lady
    What a green earth we have lived on
    Up to this spot of time we’ve carried on
    Human beings, mankind, grantee of the forests
    Where the eagles make their nests

    Some of dusty books have written a tale
    Silly rune, not about a queen of clement dale
    About a lady leading wild realms
    Beast lady who have never meet the calms

    Hu,huhuhu,huhu….
    Song of her owls, watchers of the trees
    Hu,huhuhu,huhu….
    Watch the eldest wolf flees

    So here she is, wild flower of the woods
    Wild iris, owner of the furry hoods
    To make the wolves howl
    To play the tune of brown owls
    To have the black panthers growl
    To present the song of wild fowls

    To make them dance
    Be a Tower of Wildlife
    Under the call of Lucy, The Jungle Lady

    Part 3 : The Little Giant
    “Hohohoho, once again hohohoho
    Look down below, you all to bow

    Once known as The Untamed
    Fiery beast who wouldn’t be blamed
    Cruel monster of no shame
    Grey Hills’ owner of champion name”

    Brother Stein with hefty muscle
    He had been a disciple
    Oh some couples of years ago

    Brother Stein standing in the stage
    Should be considered in different age
    Not some couples of year ago

    Brother Stein with folded hands
    Have a tiny little bag, unknown brand
    Rollin’ down and some more to go

    Brother Stein came into the pocket
    Like a ball of cricket
    What a wonderful show

    “And if you ever asked, he would be in your sack”
     
  8. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Master of The Space

    Seorang wanita yang mengenakan gaun sederhana di sebelah Erina tampak terkejut ketika ia ditanya oleh seseorang bertopeng badut yang tiba-tiba muncul di hadapannya. “Apa bunga kesukaan Anda, Nyonya Andria?” tanya badut itu. “I-iris. Bunga iris,” jawab wanita itu. “Baiklah, bunga iris.” Badut itu melangkah mundur sambil memberikan isyarat untuk menunggu sejenak, lalu berdiri kembali di pusat panggung pertunjukan di bawah sana dalam waktu kurang dari sekedipan mata. Blink!

    Ia berkata keras, “Hadirin sekalian, barangkali Anda belum tahu keindahan bunga iris. Bagaimana kalau saya mewakili Nyonya Andria dan menunjukkan keindahannya pada Anda?” Kontan para penonton sirkus berteriak menjawabnya, “YA!!!!”

    Tiba-tiba, membuat semua mata memandang ke arahnya, Nyonya Andria berteriak, “Astaga! Kau melakukannya lagi!”

    Betapa mengejutkan! Di pangkuan wanita itu kini telah ada sekuntum bunga iris dengan Niccho tampak membungkuk sopan di depan sang nyonya. “Persembahan untukmu, Nyonya...” katanya.

    “Dia di sini!”, teriak spontan seorang pria di tribun Barat, memotong kalimat dari si badut, dan orang-orang pun berpaling ke sana. Akan tetapi, belum sepenuhnya mereka berpaling, teriakan lain dari tribun Timur menyusul, “Dia juga di sini!”, yang disusul teriakan-teriakan lain yang senada : “Juga di sini!!”

    Semuanya berlangsung begitu cepat dan berulang-ulang, nyaris bersamaan : bunyi “pop” pelan, reaksi terkejut dari seorang penonton, lalu sosok Sang Pesulap yang berdiri tepat di depan mereka. Kemudian... Seluruh tenda telah penuh dengan sosok Sang Pesulap!! Di sudut atas tribun Barat terlihat sosok Sang Pesulap yang berdiri tegap menggenggam sekuntum bunga iris; demikian pula di ujung barisan bangku Erina, di deret terdepan tribun Utara, di tengah-tengah penonton tribun Selatan, dan di setiap tempat penonton berada. Setiap sosok itu kemudian membungkuk bersamaan, memberikan sekuntum bunga iris kepada penonton di hadapannya. “Indah, bukan?”

    Erina masih tidak percaya. Ia berulang kali menggosok matanya. “Bagaimana bisa kau ada di sini, di situ, dan di sana secara bersamaan? Dan lihat bunga-bunga ini! Semuanya asli! Semuanya hanya tumbuh di padang bunga di luar perbatasan kota! Bagaimana kau melakukannya?” Maka jawab pesulap di depannya, “Ingatlah gadis kecil, akulah Niccho, Sang Pesulap dari Fiestaville, Sang Penguasa Ruang.”

    MASTER OF THE SPACE

    There once a real homely lady made a visit
    No luxury yet her apparel was quite a suit
    Belonged to a magnificent magic desire
    For her will of an iris was on a blazing fire

    “Oh, irises of moonlight sonatas
    Diamonds of the meadows of heaven
    A wish for you, silver umbrellas
    Inside a fist of mine before the ravens”

    So what if a faceless one under the juggler epithet
    Made her a song of quintet?
    Sign of joy, had her have the little starlet
    Since the iris then came into a present, revealed from the secret

    Say a number of two,
    And the treasure far there is for you…

    Master Of The Space,
    We call him Master Of The Space
    A blink of an eye to cross the space
    To the end of the rainbow, take the secret grace

    Master Of The Space,
    We call him Master Of The Space
    A mystical juggler with unknown face
    Take the magic path over the hills, not leaving any trace

    And the master left once again
    And the master returned once more
    Again and again, more and more

    Over the borders of countries
    Beyond the tales of fairies
    The Master Of The Space brings happiness
    Along with the treasures, for mother earth is borderless

    One! The master is beyond the lands
    Two! Here the master with presents at his hands

    Master Of The Space
    The Juggler Of Fiestaville…

    “Won’t you remember it, my child?”
     
  9. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    A Little Piece of Joy (At The Moonlight Festival)

    Sebuah bingkai foto yang dipajang oleh seorang pedagang jalanan diamati Erina dengan cermat. “Sederhana sekali,” gumam Erina, “Tapi menarik.” Ia melirik label harga yang ditempelkan di bingkai itu. Dua keping piurtz. Harga yang amat murah, tapi tetap saja ia tak mempu membelinya. “Ambillah, anggap saja hadiah selamat datang buatmu.” kata Niccho sambil menyerahkan dua keping piurtz kepada si penjual, “Jangan sampai foto ayah ibumu rusak.”

    Tentu saja Erina keheranan, meskipun ia senang juga. Dari mana badut ini tahu aku menyimpan foto ayah ibuku? Badut itu seolah membaca pikiran si gadis. ”Anak-anak sepertimu selalu melakukan hal itu. Ayo, biar kutunjukkan sedikit kesenangan di Festival Cahaya Bulan,” katanya. Mereka berdua pun berlalu dari tempat itu.

    Di bawah langit hitam yang dipercantik pernak-pernik bintang kemilau berbagai ukuran, Erina melewatkan malam itu dengan bahagia. Ia mendapatkan apa-apa yang belum pernah ia rasakan : kue pelangi yang kaya rasa, aneka gula-gula yang dapat berubah bentuk menjadi 7 macam, minuman sari buah hutan, sup buviera yang bertabur bubuk harum, dan banyak lagi. Sesekali ia memandang bulan sabit di atasnya yang bersinar seterang purnama, lalu tersenyum bahagia sambil mendekap foto orang tuanya dalam bingkai berhias ukiran bunga lunaris.

    Dan festival pun masih berlanjut...

    A LITTLE PIECE OF JOY (AT THE MOONLIGHT FESTIVAL)

    She, the maiden who holds a figure of family
    In the deepest heart as the most secret of secret
    If only the two of them knew or could see
    How the maiden really miss the love in scarlet

    She, the maiden who holds a wooden frame
    As worth as her unowned two pieces of piurtz
    If only she had the gold, not just to say the name
    How the maiden really will forget the hurts

    But it’s just a little piece of joy
    As her welcome present
    At The Moonlight Festival

    Come, see,and dance under the glorious light
    Jumping here, jumping there, feel the purest joy
    At The Moonlight Festival
    A slightest pain will never come, just will never
    Let the shiny stars be the witness
    The silver light of undersky crescent moon
    At The Moonlight Festival

    A little crowded here
    Yet she come to the perfect place

    “Little lady, have a taste at this Rainbow Cake,”
    “Oh no, just a bite, my love.
    A bite of this magical sweet of seven shapes..”

    A little crowded there
    Yet it is an interesting place

    “Juice of Jungle Fruit, sweetie?”
    “Ever feel awful of this buviera soup, honey?
    Bet you’ve never and will never..”

    The maiden hold it tight
    A lovely frame with lunaris carved at
    Through a little piece of joy
    At The Moonlight Festival

    And the festival is still going on…
     
  10. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Song for The Princess

    Tiba-tiba Sang Pesulap berada di panggung utama yang ada di tengah festival, dan setelah ia mengucapkan ”Untuk putri kecilku, Erina”, seiring jentikan jarinya, semua alat musik yang ada di sana mengalunkan sebuah lagu dengan harmonis, tanpa ada yang memainkannya.

    SONG FOR THE PRINCESS

    And The Juggler says, “For my little princess, Erina”
    And the music plays...
     
  11. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Deepest Silent Dream

    “Kami berada di atap sebuah menara tua, menikmati sisa malam ini di bawah naungan Dewi Malam. Ya, Dewi Malam adalah nama yang kuberikan untuk bulan sabit di atas sana...”

    Erina sedang memikirkan kalimat-kalimat yang akan ia tulis seandainya ia punya sebuah buku harian ketika seekor burung walet hinggap di pangkuannya dan menghentikan lamunannya. Seakan teringat sesuatu, seketika ia bertanya pada Niccho Sang Pesulap yang sedang berbaring di sisinya. ”Berapa lama Festival Cahaya Bulan berlangsung?” tanya gadis itu. Sang Pesulap diam sejenak sebelum menjawab, ”Selama engkau berada di sini.”

    Selama aku berada di sini? Sang gadis tentu kebingungan, namun ia tak peduli. Dipandangnya lagi Dewi Malam. Kali ini dengan lebih seksama, seolah tak ingin melewatkan kecantikannya sekejap mata pun. Ia dapat mencium aroma wangi bunga evelady yang dibawa oleh angin malam dan mendengar dengkuran lembut burung walet di pangkuannya. Segalanya amat khidmat dan sempurna. Begitu khidmat, begitu sempurna sehingga gadis kecil itu pun terlelap, larut dalam mimpi yang terdalam.

    DEEPEST SILENT DREAM

    “My dear Goddess of The Night,
    Here I give you a name
    Hence people can hear your beauty
    Oh silver crescent moon...”

    A romance in the night,
    A million stars in my sight.

    Sweet little bird, come closer with a hymn
    Choruses from mother nature for silent dreamer
    Deepest imagination never to dim
    Sails to the farthest horizons, forever

    A moonlight festival,
    A little joy, eternal

    Slowly a breeze makes a little whisper
    Some lullaby is here, it’s your little friend
    To remind you, honey, pretty sleeper
    That the festival of silver light will always stand

    As long as you are here…

    So now just close your eyes,
    Rest all your mind, weave your dream nicely
    Close your eyes
    Cease your loneliness, for this night can’t be created twice

    Deepest dream, silent sleep
    Sweet evelady, wonderful trip
    Tonight…
     
  12. 4eva Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 18, 2010
    Messages:
    68
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +115 / -0
    Still a Silent Night (A Little Too Late, and You Leave Me Forever)

    Malam ini masih malam kelima belas bulan November. Langit kota masih tetap bening tanpa awan, bintang-bintang masih bertebaran di angkasa dan membentuk rasi-rasi; purnama emas masih bulat sempurna, dan angin malam yang sejuk tetap berlarian kesana kemari, sesekali sambil ditemani helai-helai daun pohon buviera yang berwarna hijau zamrud. Akan tetapi, tak ada lagi burung hantu yang tadi bernyanyi merdu. Entah di mana mereka sekarang. Jalan-jalan di seluruh kota semakin lengang. Orang-orang sudah terhanyut dalam mimpi masing-masing, ketika sesosok bayangan berjalan mendekat ke sebuah sudut.

    Di sudut itu, seorang gadis kecil, kurus dan tampak menyedihkan, duduk terpejam sambil mendekap kedua kakinya.. Rambutnya kotor dan tidak terurus, sebagaimana dituliskan di awal kisah ini. Akan tetapi, sekarang ia tak lagi merasakan kantuk, kelaparan, ataupun kedinginan. Ia terhanyut dalam tidurnya yang damai, dengan semua mimpi tentang Sang Pesulap dari Fiestaville, kota Fiestaville itu sendiri, sirkusnya yang menakjubkan, Festival Cahaya Bulan, dan segala kebahagiaan yang bisa didapatnya di sana.

    Untuk beberapa saat, sosok tadi terdiam melihat sang gadis. Ia kemudian merendah, mengamati gadis itu lebih seksama untuk memastikan sesuatu. Gadis itu masih tersenyum dan tidur dengan tenang. Sangat tenang.

    Terlalu tenang.

    Menyadari hal itu, sosok tadi mengulurkan tangannya lalu memeluk tubuh sang gadis dengan erat. ”Aku hanya sedikit terlambat, tapi kenapa kau meninggalkanku selamanya?” Tubuhnya bergetar keras, pun suaranya. Ia merasa begitu kehilangan. Air matanya yang tak terbendung mengalir deras di balik topeng badutnya ─topeng yang menyembunyikan wajah hangat dan ramah seorang lelaki setengah baya; topeng yang menyembunyikan wajah lelaki yang ada di foto keluarga milik Erina, gadis kecil di dekapannya yang selalu memimpikan Kota Kebahagiaan Fiestaville.

    Di tengah keheningan, sebuah mimpi kembali tak tergapai. Sebuah jantung berhenti berdetak, menjadikan malam ini makin sunyi...

    STILL A SILENT NIGHT (A LITTLE TOO LATE, AND YOU LEAVE ME FOREVER)

    ”November 15th
    There the bookwriter puts an end into it
    A tale he’s been writing
    A scenery that’s only seen once
    To the very last of the moonlit”

    Windmistress blowing them,
    wandering-nameless buviera leaves
    Along the empty roads,
    knock every window of dreamweavers

    With just a few of shadow trails

    Just once for a while, sightless eyes would see
    the perfect vacancy
    There used to be owls’ beautiful songs of grace,
    and now they’re near of nowhere

    Gone with every whisper in the town

    Under the silver light of celestial pole
    She’s dancing happily with her only soul
    Weaving eternal dreams
    Swimming in miracle streams

    In this silent night
    Still the leaves are flying around
    In this silent night
    Still wolves howls cannot be found

    Some steps closer to the girl
    The Juggler crosses those empty roads
    ”Good night Townfolks.. Good night Windmistress...”
    Gentle greetings to mother nature

    But then falling down is the tears of his eyes

    The maiden keeps being silent
    Painting her unreached world flawlessly
    A dream of Fiestaville

    And the soul say good bye to Princess Erina

    In this silent night
    No more cries from a little princess
    In this silent night
    A bitter farewell to moonlight goddess

    And as Mr. Enigma reveal the riddle,
    A father says,
    ”I’m just a little too late and you leave me forever...”

    A silent night, a silent heart, a silent cry....
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.