OriFic 98's Not-really-Stories Collection

Challenge 3 Words!
Toilet, Sabun, Sikat Kloset

Spoiler: ?

Kalau ada yang bertanya apa fungsi dari sebuah toilet, mungkin semua orang yang mendengar pertanyaan itu akan menjawab dengan hal yang sama persis. Toilet berfungsi untuk membuang kotoran. Tidak kurang dan tidak lebih.

Sementara itu, jika ada yang bertanya apa fungsi dari sebuah sabun, semua orang juga akan menjawab hal yang relatif tidak berbeda. Sabung berfungsi untuk membersihkan kotoran.

Terakhir, seandainya ada yang bertanya apa fungsi dari sebuah sikat, semua orang juga mungkin akan menjawab dengan mirip antar satu sama lain. Sikat berfungsi untuk menyikat kotoran.

Betul?

Salah. Karena pada tahun 2345 ini, toilet bukan hanya benda sesimpel itu. Toilet mendapatkan kenaikan derajat bersama dengan meningkatnya fungsi yang dia miliki. Dari yang sekedar menjadi penyalur kotoran sampai menjadi sebuah benda duduk paling diminati di seluruh dunia.

Kalau ada yang pernah menonton sebuah acara untuk anak kecil berjudul Blue's Clues pasti pernah mendengar istilah 'Kursi Berpikir' kan? yang sering diduduki oleh Steve ketika dia sudah berhasil mengumpulkan semua clue yang disebar oleh anjingnya, Blue. Dan salah satu fungsi paling populer yang dipunyai oleh toilet adalah menjadi sebuah kursi berpikir.

Fenomena toilet = kursi berpikir bahkan menginspirasi seorang artist untuk membuat suatu patung replika Rodin tapi dengan dia duduk di atas toilet!

Patung itu sekarang menjadi sebuah karya seni yang terkenal dan disimpan di sebuah museum besar, di ruangan tersendiri yang mempunyai dekor kamar mandi.

Tapi cerita ini masih belum berakhir. Dengan meningkatnya derajat toilet, kebutuhan pasar untuk sebuah sikat dan sabun pun semakin meningkat. Semua orang yang biasanya hanya punya satu sikat di setiap kamar mandi rumahnya sekarang mempunyai minimal sepuluh sikat untuk membersihkan toilet dan kamar mandi tiap bulannya. Mereka juga menggunakan sabun khusus kamar mandi sebungkus habis tiap kali membersihkan kamar mandi.

Dunia sudah menjadi gila. WC Umum yang dulu cukup bayar seribu perak untuk jasa pemakaian satu kalinya sekarang bersistem seperti sebuah rental komputer atau warnet. Diberi batas waktu dengan biaya tertentu.

Dan di suatu negara adidaya, di sebuah kota metropolitan, terdapat sebuah rahasia besar mengenai toilet berpikir. Tempat itu adalah tempat awal kepopuleran toilet berada. Tempat itu adalah tempat lahirnya toilet berpikir. Dan di tempat itu juga disimpan satu prototype toilet berpikir yang memiliki kekuatan misterius. Yang dikatakan bisa membuat orang yang mendudukinya menjadi genius dan selalu mendapat ide cemerlang.

Beberapa orang yang dirumorkan pernah mendudukinya mendapatkan kesuksesan yang melimpah. Salah satu contohnya adalah presiden negara itu yang sejak boomingnya toilet menjadikan negara tersebut sebagai suatu negara yang powerful. Contoh kedua adalah artist yang membuat patung Rodin Berpikir Toiler ver yang sejak menyelesaikan karya tersebut tidak perlu lagi bekerja. Contoh ketiga adalah direktur perusaahaan TooToo, yang sampai sekarang masih memonopoli perdagangan toilet di dunia.

Dan masih ada beberapa orang sukses lain yang disebut-sebut pernah menduduki toilet ajaib itu.

Sekarang, seorang pemuda dengan rambut berantakan seperti sikat kloset sedang duduk di salah satu atap gedung pencakar langit yang ada di kota tadi. Tangan kirinya memegang sabun, sementara tangan kanannya memegang sebuah sikat modern yang tampak canggih. Matanya yang ditutupi kacamata hitam terlihat memandang ke sekitarnya secara buas. Seakan akan sedang mencari sesuatu.

Pemuda tersebut lalu berbisik pelan.

"Tidak ada masa depan untuk dunia ini."

The End of Toilet's World.

A/N: Credit buat high_time yang udah ngasih tiga kata itu. -w-

 

First Love

Spoiler: ?

Dia adalah cinta pertamaku. Dan aku adalah cinta terakhirnya. Aku tidak akan bisa menjadi cinta pertamanya, karena cinta pertamanya telah direbut oleh gadis lain yang pernah singgah di hatinya.

Meskipun begitu, rasa cintanya padaku lebih besar daripada rasa cintaku untuknya. Karena itulah aku jatuh cinta padanya. Cinta pertamaku.

A/N: yang ini cuma sepotong ide buat cerita romance. Tapi karena saya terlalu lazy buat bikin plotnya, ni tulisan dibiarin aja mengendap nyampe berjamur di dalam hdd tanpa ada pengembangan.

 

Forbidden?

Spoiler: ?

Awalnya.. mungkin cuma bercanda.

Awalnya.. mungkin bukan sesuatu yang benar-benar dimaksudkan.

Awalnya.. mungkin bisa dibilang hanya ejekan kecil sepele sesama teman.

Awalnya.. mungkin tidak ada yang mengira akan berakhir jadi seperti ini.

Karena awalnya adalah awalnya. Bukan sesuatu yang bisa diputar kembali, bukan juga sesuatu yang bisa diubah kembali. Dan karena semua awal tidak diketahui bagaimana akhirnya lah ada pepatah yang berbunyi:

Penyesalan selalu datang belakangan.

Meskipun yang disesali adalah… awalnya.

***

Aku mencintainya.

Benar-benar sangat mencintainya.

Cintaku padanya bukanlah cinta sekejap yang muncul dari saat aku pertama kali memandangnya. Bukan juga cinta yang hadir karena sebuah tatapan mata halus nan lembut yang nantinya akan turun ke hati.

Cintaku padanya sama sekali bukan cinta yang datang begitu saja.

Melainkan cinta yang bersemi akibat dari buah interaksi antara aku dan dia sehari-hari.

Tapi tahukah kamu?

Cintaku ini menyakitkan. Cintaku ini adalah derita. Cinta yang kurasakan ini… adalah sesuatu yang tidak semua orang bisa merasakannya. Mungkin banyak orang yang bilang cinta itu manis… menyakitkan, tapi tetap terasa manis.

Sayangnya, cintaku ini sama sekali tidak termasuk dalam kategori itu.

Cintaku ini…

Apa?

Aku sendiri tidak ingin mengakuinya. Namun bagaimana pun aku mencoba… aku tetap tidak bisa tidak menolaknya.
Aku mencintainya.

Ini adalah fakta tersembunyi yang tidak akan pernah bisa kuucapkan langsung padanya. Sebuah fakta yang kuharap bukanlah fakta. Melainkan hanya sebuah ilusi yang sedang menerpa otak dan hatiku yang sedang kebingungan. Tapi mau bagaimana pun juga…

Aku mencintainya.

Gadis manis dengan rambut sebahu itu. Aku mencintainya.

Sahabatku sendiri. Aku mencintainya.

…ya, aku akan secara terang-terangan mengatakan: aku mencintainya.

Tapi hal itu hanya akan terjadi kalau saja…

Aku bukan perempuan.

***

Tidak akan ada yang tahu.

Semua orang yang melihat pasti tidak ada yang tahu. Semua orang yang melihat juga pasti tidak akan ada yang mempermasalahkannya. Karena semuanya tidak tahu.

Ya, tidak perlu malu. Tidak ada yang tahu. Semuanya.

***

Baju yang dijual di toko itu selalu membuatku ingin mencobanya.

Warnanya cerah, penuh renda, dan kelihatannya pasti manis sekali kalau dipakai. Aku ingin mencobanya. Sekali saja.
Aku ingin mencoba memakai baju itu.

***

Aku tidak peduli lagi apa kata orang lain.

Aku tidak peduli lagi apa yang orang lain mau katakan mengenai diriku.

Aku tidak mau berbohong pada hatiku sendiri.

Besok, aku akan mengatakannya. Padanya. Tanpa perlu basa-basi lagi.


***

Aku normal.

Aku laki-laki. Aku sama sekali bukan seseorang yang akan melanggar apa yang telah diciptakan untukku.

Aku adalah laki-laki.

Aku menyukai perempuan.

Aku, sama sekali, tidak peduli dengan baju itu.

***

Aku… sudah terlanjur melakukannya. Aku tidak akan bisa lepas dari belenggu ini. Aku tidak ingin membohongi diriku sendiri.

Aku mencintainya. Dan memang hanya itulah adanya.

A/N: Bener-bener cuma potongan adegan

 

Bukan Jam Pasir
(kek nama acara tv)

Spoiler: ?

Tempat ini aneh. Oke, semua orang tahu kalau itu bukan deskripsi yang baik untuk membuat orang lain mengerti apa yang dia bicarakan. Tapi gadis itu tidak bisa memikirkan kata yang lebih tepat untuk menjelaskan perasaan yang ia dapatkan di tempat... aneh tersebut. Hha.. yang bener aja.

“Hhh.”

Tarik napas dalam-dalam. Keluarkan. Tenangkan diri, dan perhatikan sekitarmu baik-baik. Baru setelah itu boleh bertanya, “Kenapa sejauh mata memandang yang keliatan cuma kabut putih pekat?! Ini bukan adegan di film horror Indonesia yang suka make asep nggak jelas itu kan!” dengan nada panik.

Yep, ini bukan film horror. Cerita ini juga nggak ada hubungannya sama hantu jeruk purut bersama teman-temannya, karena kontrak mereka udah penuh sama urusan lain di dunia mainstream.

“Kalau gitu, jelasin kenapa tempat sialan ini penuh sama kabut mencurigakan kayak begitu!”

Kalem, mbak. Jangan ngerusak dimensi cerita dengan nyoba ngomong ke narator.

“Berisik! Nggak butuh pendapatmu! Hmph!”

...minta dihajar

Gadis itu lalu mencoba berjalan merintasi kabut putih yang menghalangi. Kedua tangannya diulurkan ke depan, berusaha meraba-raba benda yang—mungkin—ada di depannya. Namun sayang, setelah tiga puluh jam—

“Oi!”

Hh.. ribut banget sih—setelah tiga puluh menit berputar-putar di tempat yang rasanya sama, dengan kabut yang masih menyelimuti sekelilingnya, gadis itu tetap tidak menemukan apapun di sekitarnya kecuali udara. Hha... yang bener aja... eh, ini udah dipake tadi.

“#plak!”

Sfx maksa tidak berpengaruh pada keadaan di luar dan dalam cerita.

“Grr—“

Gadis itu sudah hampir menyerah, merasa ajalnya akan tiba di tempat aneh yang tidak bisa menembus logika otaknya. Tersuruk jatuh dengan lutut menekuk, dia menengadah, mengulurkan tangan, berusaha memasang pose “Help” seadanya. Namun kemudian, tangannya yang terulur ke depan tiba-tiba menyentuh suatu benda yang terasa dingin dan mulus seperti piring baru dicuci oleh Papa Melon.

“Ap-pa ini?”

Benda itu adalah kaca.

“Kecepetan woi! Masa langsung ngasih jawaban gitu!”

Ehhh.... tarsok nih. Ya udahlah. Gadis tersebut menyipitkan matanya, berusaha melihat benda di depannya. Kedua tangannya meraba-raba, mencoba mengenali tekstur dan bentuknya. Datar, dingin, dan licin. Setelah mengambil kesimpulan tersebut, gadis itu langsung mengerti. Benda itu adalah kaca.

“Atau cermin?”

Mirror mirror on the wall, who is the fairest of them all? Mengucapkan mantra tidak berpengaruh, gadis itu memandang refleksi dirinya di kaca. Merapikan rambutnya yang terasa lembab karena kabut, dan membereskan make-upnya yang luntur. Pemuda yang terlihat berdiri di balik kaca sama sekali tidak ia pedulikan.

“Ahh~ memang aku adalah gadis yang paling cantik di dunia~”

Tamat. Yang bener aja.

A/N: Yang ini versi ngaco dari cerita Jam Pasir :v

 

ngacung* gw gak ngerti ama ini = Sekarang, seorang pemuda dengan rambut berantakan seperti sikat kloset sedang duduk di salah satu atap gedung pencakar langit yang ada di kota tadi. Tangan kirinya memegang sabun, sementara tangan kanannya memegang sebuah sikat modern yang tampak canggih. Matanya yang ditutupi kacamata hitam terlihat memandang ke sekitarnya secara buas. Seakan akan sedang mencari sesuatu.

Pemuda tersebut lalu berbisik pelan.

"Tidak ada masa depan untuk dunia ini."

itu sapa ama maksud dia ngomong gtu apaan yah

 

anggap aja kek opening film, dimana ada tokoh--sok--misterius yang lagi ngomong sendiri.

makasih udah mau baca

 

ahhh i see. gw kira ada lanjutan ato ada konsep tertentu pas bikin ni cerita, kaya superhero bersenjatakan sikat kloset gitu..

 

Itu kan cuma tulisan iseng. Pas nulis emang kepikiran tokohnya punya senjata sikat kloset+sabun. Tapi selain itu, ga ada konsep lebih detail lagi sih -w-

 

Fortune Telling

Spoiler: ?

"Kamu akan mati hari ini."

Itu adalah kalimat pertama yang kudengar pagi ini.

Aku meminum teh hangat yang baru saja kubuat sambil menikmati sarapan pagi yang terhidang di meja. Menyalakan televisi, aku menonton berita pagi yang tengah membahas isu politik dan lonjakan harga cabai.

Beberapa menit berlalu, aku kemudian beranjak bangkit, mematikan televisi, dan mencuci piring yang kupakai. Setelah selesai, aku lalu mengambil kunci mobil yang telah kutaruh di atas meja makan berdampingan dengan handphone berwarna silverku.

Sambil berjalan keluar rumah, aku menutup browser yang baru saja membuka situs fortune telling di handphoneku. Untuk kemudian menaruhnya dengan aman di kantung depan kemeja polos biru muda yang kukenakan.

Aku lalu menaiki mobil hijauku dan melajukannya dengan kecepatan sedang menuju kantor.

---

Mobil hijau itu melaju dengan kecepatan rata-rata melewati lampu lalu lintas yang baru berubah menjadi hijau di sebuah perempatan jalan raya. Sementara sebuah truk dari arah kanan melaju dengan kecepatan tinggi tepat ketika lampu berubah menjadi merah.

Suara benturan yang terdengar menandakan bertemunya mobil tersebut dengan truk yang baru saja melanggar lalu lintas. Orang-orang yang melihat kecelakaan itu bergegas mendatangi tempat kejadian untuk melihat keadaan. Salah satu orang dari mereka dengan sigap memanggil ambulans dan petugas yang berwenang.

Namun, nyawa pria yang mengenakan kemeja polos biru muda dan merupakan pengendara mobil hijau itu sudah tidak tertolong lagi.

"Karena dia telah mati hari ini."

A/N: Potongan adegan yang nggak dipake. -w-

 

jadi itu suara dari handphonenya pas buka situs fortune telling? ih wow

 

sebenernya pengen munculin suara dari radio, dunno why

 

WB

Spoiler: ?

Tengah malam, dan aku masih terjaga bersama dengan laptop yang sejak beberapa jam lalu menyala. Bersama dengan secangkir kopi yang sudah dingin. Bersama dengan tikus di dapur yang sedang mencari harta dalam tempat sampah. Waktu-waktu seperti ini, adalah saat biasanya aku terperangkap dalam renungan panjang, jaring-jaring pikiran tanpa akhir, dan berbagai opini lintas-lalu.

Topiknya beragam. Aku bisa berpikir mengenai pendidikan, ekonomi, pergaulan bebas, yang kemudian disambung dengan pemikiran mengenai politik, masa depan bangsa, dan tetek bengek tidak penting lainnya. Ya. Politik itu tidak penting. Masa depan bangsa juga tidak lebih penting dibandingkan masa depanku sendiri.
Karena itu, akan lebih baik kalau otakku mau bekerja sama dan fokus pada skripsi yang harusnya sudah mulai kukerjakan daripada mengolah pengetahuan yang tidak berguna. Sayangnya, malam ini, lagi-lagi aku gagal melakukannya.

Sekarang jam setengah satu lewat. Aku sudah menatap layar laptop sejak jam tujuh. Berhenti membuka facebook dari jam sembilan. Berhenti mengecek twitter tepat jam sepuluh. Melempar BB ke tempat tidur, dan menimbunnya dengan bantal agar aku tidak tergoda untuk melihat BBM orang-orang. Ditambah mematikan modem, yang terpaksa aku nyalakan kembali karena aku tidak bisa berhenti paranoid untuk mengecek e-mail.

Entah kenapa. Oke, aku bohong. Aku tahu apa sebabnya. Tapi bukan itu yang ingin aku bicarakan. Malam ini, seperti juga malam-malam sebelumnya, aku terjaga, memandang layar laptopku dengan mata merah-karena-iritasi-ringan, sambil sesekali meminum kopi hitam pahit yang tersedia di atas meja, ditemani alunan lagu yang dimainkan secara acak dari playlist-yang-aku-sendiri-tidak-tau-apa-isinya.

Kali ini, aku berterima kasih pada lagu Because You Live, yang entah bagaimana bisa menyusup dalam daftar lagu yang kusetel, dan membuatku hilang fokus pada apa yang seharusnya aku lakukan. Ahh.. cinta memang sesuatu yang aneh.

Tidak bisa definisikan dengan kata-kata. Tapi juga tidak serumit yang orang biasa pikirkan. Atau paling tidak, menurutku begitu. Karena cinta adalah perasaan yang jauh lebih sederhana daripada yang otak biasa artikan. Lagi-lagi, itu menurutku.

Meskipun pendapatku sama sekali tidak bisa dibilang valid. Karena terakhir kali aku jatuh cinta, adalah waktu SMP kelas tiga. Sementara sekarang, aku sudah berada di tingkat empat semester akhir masa perkuliahan. Tujuh-delapan tahun bukan waktu yang sedikit. Kalau aku bilang aku masih ingat rasanya jatuh cinta, aku bohong. Kalau aku bilang aku masih ingat rasanya patah hati, aku juga bohong.

Aku mungkin masih bisa merasakan samar-samar bagaimana rasanya cinta. Bisa mengerti sakitnya patah hati, meskipun cuma sedikit. Tapi di saat bersamaan, aku juga skeptis pada orang-orang yang dengan masochistic-nya memilih untuk mempertahankan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Mungkin aku orang yang terlalu mengandalkan logika dan rasionalitas? Aku tidak mengerti kenapa banyak orang bisa terjatuh dalam perangkap bodoh yang bernama cinta buta. Aku juga heran kenapa banyak orang menjadi korban dalam cinta. Atau memang benar kalau cinta adalah perang?

Dan pada saat itu, lagu Love is War yang dinyanyikan Hatsune Miku berputar. Nice timing.

A/N: scribble maksa buat ngilangin WB =w=

 

err... emang. kek curhat banget. makanya nggak saya lanjutin.

makasih komennya... biarpun yang dispoiler itu salah. karena saya setia sama 2D

 

LOL kalo detil beberapa ceritanya diganti ('laptop' dengan 'kompie', 'kopi' dengan 'air putih', 'Because You Live' dengan 'Shion'-nya Chouchou, ...) ceritanya bakal jadi mirip cerita gw sekarang

 

what is the last sentence?

cerita situ? maksudnya... situ tarsok ngerjain skripsi?

 

Kan masih ada detil yang harus diubah (makanya pake ", ..."), tapi kurang lebih begitu lah

Kalimat terakhir? Kalimat yang kayaknya bikin Luci si spesialis cerita sadis ngasi thanks

 

kurang lebih itu intinya kan

iya, apaan? ;w; bikin penasaran aja kerjanya uuu... >.<

 

Sometimes it's better not to know.
Tapi beneran gak menarik kok

Karena takut dikira nyampah gw komentari semuanya skalian:
Toilet: nice idea, nice setting. Ceritanya berasa seperti gak ada klimaks. Tapi kalo ceritanya sebenarnya gak berdiri sendiri, gak masalah.
Forbidden: bagus. Fokus ceritanya yang menguliti perasaan karakter tanpa make identitas bikin menarik. Jadi ingat Tricycle View. Hmm.
Bukan Jam Pasir: harusnya disatuin dengan Jam Pasir.
Fortune Telling: terlalu pendek untuk dikomentari... jadi segitu aja komentarnya. Eh tapi kalimat terakhir (di Fortune Telling) terasa janggal.
First Love: Ini beda dengan first love yang kemaren? Karena blum dibikin plotnya, ceritanya boleh dipake gak?