1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Reason -Remake-

Discussion in 'Fiction' started by venysilvia, May 19, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    Tremble mortal and despailelele. Doom has come to this world :obngalong:

    Hmm ane memutuskan untuk mengganti ceritanya.. soalnya lagi bosan, penyakit ngetik kembali kambuh :haha:

    Untuk yang lama, ane dekem dulu deh. ane rekomen juga yang lama lebih baik jangan dibaca. semoga penulisan cerita yang baru ini, moga-moga lebih sesuai dengan eyd :maaf:

    No Limit series buku ke 0

    Judul: "Reason" << tak ganti.. jadi "Are you crazy enough to see me" << mungkin bisa berubah lagi, btw gimana cara ganti judul thread yah ? :bloon:

    Teaser: kagak ada, baca aja deh ndiri. pokokne tentang humandroid, meteor, dan ini nih yang baru, magic. tapi akhir-akhir baru keluar :haha:

    Genre: SCI-FI, ROMANCE, Thriller, WAR, dan Komedi. Ceritanya sih masih sama, cuman jalannya yang beda. ntah lah.. :ngacir:

    “Mama, kenapa semua orang dewasa seperti itu, aku tidak mengerti, bukankah mama mencintai ayah?” tanya Nico kesal karena Mama dan Papanya akan bercerai.

    “Cinta bukanlah alasan yang bisa dipakai dalam masalah ini, Nico.”

    “Saat ini, aku bahkan lebih dewasa dari mama.”

    Sylvia tertegun dengan perkataan anaknya, dan melihat anaknya dengan penuh kasih sayang, “Menjadi dewasa bukanlah bisa bertanggung jawab, dan menghakimi dunia atas pengetahuanmu. Menjadi dewasa adalah siap berhenti berimajinasi, dan meninggalkan memori masa kecilmu.”

    Nico terdiam, lalu berkata setelah menyeruput es krimnya, “Aku tak ingin dewasa kalau begitu.”

    “…” Sylvia tersenyum dan memeluk anaknya yang cemberut, “Aku sendiri belum dewasa Nico.”

    “Karena itu, aku memilih hidup dalam dunia imajinasi, yang indah dan penuh dengan petualangan.”



    =-----------=​


    ~2018 Masehi~4 tahun di masa depan~

    Dino Dinoza, kepalanya mendadak pening dan matanya rabun ketika disuruh menghitung lautan pasukan yang berbaris sejauh puluhan kilometer memasuki teluk Florida. Barisan kapal induk, suara ribuan pesawat jet, dan dentuman-dentuman meriam perang yang menggema, hanyalah terdengar sebagai sarapan pagi baginya.

    Dino mulai terbiasa melihat lautan kendaraan perang dan tentara yang mengisi pantai hingga cakrawala. Entah ada berapa tenda tentara, ia tidak dapat menghitungnya lagi. Dino saat ini tidak heran lagi, jika melihat teknologi perang baru, seperti tas jet punggung, ataupun permen karet berdaya ledak C-4.

    “Dua juta Vyra, kurasa Cina baru saja mengirimkan dua juta tentara,” kata Dino, ia berusaha mengira-ngira jumlahnya dengan cara membandingkan lautan manusia yang ada di depannya dengan buku statistik yang ada di tangannya.

    “Masih kurang, kiriman dari Rusia belum datang?” suara pertanyaan terdengar dari headset yang terkait di telinganya.

    “Sora sedang menegoisasikannya saat ini, seberapa banyak rudal nuklir boleh dibawa. Sabarlah Vyra, kita disini sosialisasi, bukan memaksa atau memerintah,” jelas Dino.

    “Katakan sabar setelah kau melihat Evan disini,” suara telepon itu terhenti.

    “Ah..” gumam Dino sambil mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal begitu melihat barisan kapal induk yang kembali bermunculan mengisi cakrawala. Dino bingung, mau ditaruh mana lagi kapal-kapal itu, mereka tidak dapat merapat jika seluruh garis pantai telah dipenuhi oleh kapal induk raksasa yang membawa pesawat, tank, kendaraan tempur berbagai bentuk, dan tentara yang jumlahnya tidak dapat dihitung lagi oleh naluri.

    “Tobat.. aku tidak berani..” kata Dudu, ia menuruni meriam kapal sebesar gajah untuk sampai pada anjungan kapal agar bisa berdiri di sebelah Dino, “jelas-jelas agen-agen Amerika itu lebih pintar dan berkuasa daripada aku, kenapa aku yang disuruh mengemban tugas ini? Aku bahkan tidak bisa salto di udara seperti mereka.”

    “Karena Vyra hanya percaya dengan kita, wajar di dunia dengan massa sebesar ini, mata-mata dan pengkhianat selalu menjadi satu..” gumam Dino meremang.


    [​IMG]

    [​IMG]


    Hiprocrates, bapak dari kedokteran dalam sejarah pernah berkata, bahwa ia menemukan bahasa dalam tubuh manusia, disembunyikan dalam bentuk ikatan protein bernama DNA.

    Sinbad dalam dongeng penguasa tujuh samudra, ingin mempunyai harta karun terbesar dalam sejarah. Harta itu bukanlah suatu harta karun, senjata, ataupun emas. Dia mengatakan, harta yang diinginkannya adalah suatu skripsi tersembunyi yang menjelaskan tentang encode yang dapat membaca rahasia DNA.

    Pada abad ke-19, rahasia keberadaan encode bocor dan diketahui oleh pemimpin negara-negara besar dunia, yaitu Jerman, Rusia, Sekutu, dan Jepang. Mereka akhirnya mencoba mencari encode dengan mengirim berpuluh-puluh ribu tentara, penjelajah, dan pedagang ke dunia baru. Sayangnya, mereka mendapatkan kendala ketika melakukan penjelajahan yaitu dana negara tidak mencukupi, sehingga penjajahan pun tidak terelakkan, dan perang dunia pertama serta kedua pun pecah untuk menutupi penjarahan makam dan kebudayaan yang terjadi di seluruh dunia.

    Ternyata Marcopolo.. seorang pengembara muda tidak terkenal saat itu, telah berhasil menemukan harta itu di masa lalu, dan Einstein tanpa sengaja menemukan buku rahasia milik Marcopolo di salah satu perpustakaan besar keilmuan di eropa. Einstein sadar encode sangat berbahaya, sehingga menyembunyikannya dengan bantuan pemerintah agar kerahasiaan encode tersebut tetap terjaga dari generasi demi generasi.

    Celakanya, kerahasiaan yang terlalu dijaga inilah yang menyebabkan bahkan keturunannya sendiri tidak tahu lagi isi.. dan bahaya.. yang ada dalam encode, sehingga beberapa keturunan terakhir pun tidak peduli, dan menjualnya di pasar loak.

    Encode pada akhirnya, pindah dari tangan ke tangan. Walaupun telah dibaca oleh banyak pihak, tetapi mereka tetap tidak tahu, apakah isi dan maksud dari encode, sehingga buku harta itu akhirnya terlupakan.

    Walaupun begitu, berpuluh-puluh tahun kemudian di masa depan, pada akhir abad ke 19, Sylvia salah satu keturunan murni keluarga Bina, berhasil menemukan teknologi synthesis DNA setelah berhasil meneliti isi encode.

    Teknologi inilah yang akan merubah seluruh dunia yang telah dikenalnya.

    Teknologi terlarang yang seharusnya, hanya dipunyai oleh Tuhan.

    List:

    bab 1 : First time part 1 | part 2
    bab 2 : Looks like part 1 | part 2 | part 3
    bab 3 : Life stream part 1 | part 2
    bab 4 : Corrupted Mind part 1 | part 2 | part 3

    Recently posted :

    Di pagi hari yang indah, Dion mencium dengan sayang kening istrinya yang masih tertidur, dan ia menutup pintu kamar tidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan istrinya. Hari ini, tubuh dan pikirannya telah kembali segar, dan dia akan masuk ke kantor membawa semangat baru untuk menegakkan keadilan.

    Saat Dion menutup pintu rumah dengan santainya, tiba-tiba ia kaget karena mendadak ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan menodongkan senjata api di punggungnya.

    “Kami dari departemen pertahanan nasional, anda harus ikut bersama kami, pak Dion..” kata tiga orang yang berada di sampingnya, total ada tujuh orang berjas hitam yang mengelilinginya.

    “O.. ok..” kata Dion tertegun, kakinya gemetar dan tangannya telah terangkat duluan karena ketakutan.

    Dion kemudian dibawa masuk ke dalam sebuah mobil limusin berwarna hitam dan pergi ke kawasan sepi, ujung kota Bekasi. Dia menunggu di dalam gedung bekas pabrik kaleng minuman, duduk terdiam sendiri di sebuah kursi kayu tua. Dion sangat takut, memikirkan saat ini ia akan dibunuh dan istrinya akan menjadi janda tua seumur hidup, membuat perutnya terasa sangat melilit.

    Setelah Satu jam ketakutan karena agen-agen berjas hitam yang mengelilinginya unjuk gigi dengan pistol otomatis di pinggangnya, matanya kemudian tertegun ketika ia melihat seseorang yang tidak begitu dikenalnya muncul dari salah satu pintu memasuki ruangannya.

    “Jadi.. kau detektif.. Dion dari KPK?”

    “Ya.. dan kau..?” tanya Dion tidak yakin.

    “Aku sekretaris utama presiden, namaku Dusan dirgantoro,” Dusan melihat tubuh Dion dari ujung kepala hingga ke kaki.

    Dion kaget, dugaannya ternyata benar, pria separuh baya yang berada di depannya ini memang sekretaris presiden. Mereka adalah pemegang jabatan tertinggi di Negara ini, tentu bukan masalah bagi mereka untuk mengusir nyawa seorang penyidik detektif yang hanya bekerja di sebuah lembaga KPK.

    “Aku seharusnya berada di kantorku jam delapan, dan aku percaya aku harus secepatnya berada disana,” kata Dion berusaha mendiplomasikan nyawanya.

    “Tentu..” kata Dusan tersenyum sinis, ia kemudian memberi isyarat kepada anak buahnya dan mereka membawa Dion dengan paksa mengikutinya.

    Dion akhirnya sampai ke sebuah lorong gelap, memikirkan lorong ini adalah tempat kematiannya membuat jantungnya berdegup kencang. Sebentar lagi sebuah selongsong akan di tujukan padanya.

    Tetapi ternyata mereka hanya menunggu dan menunggu, setelah lima menit menunggu akhirnya dari ujung lorong muncul seseorang yang sangat Dion kenal, ia melihat bapak Susilo, presiden Indonesia memasuki ruangan dengan tiga pengawal berbadan besar mengiringinya.

    Dion tidak percaya, Presiden saat ini berdiri di depannya?

    “Detektif Dion, saya Susilo, kami mendapatkan laporan bahwa anda yang ingin membahayakan keamanan negara..?” tanya Susilo, suaranya yang sangat berwibawa membuat kaki Dion gemetar ketakutan. Dion tidak percaya saat ini, ia yang hanya seorang rakyat jelata dapat bertemu langsung dengan presiden. Ketika Presiden mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya, Dion malah mengedip-ngedipkan matanya dan berulang kali melihat belakang mengira ada orang lain yang sedang diajak bicara oleh Presiden.

    Dion kemudian sadar bahwa ini semua nyata, ia terperangah menjabat tangan dengan Presiden dan berkata, “Maaf.. pak presiden, tanpa maksud lain, kurasa saya hanya ingin mengabdi untuk negeri ini, dimana kejujuran terhadap Negara itu penting,”

    Pak presiden menatap Dion, ia kemudian menjawab, “Kejujuran memang sangat penting.. sangat penting, tetapi keselamatan masyarakat adalah prioritas saya yang tertinggi, tidakkah kau mengerti?”

    Dion terdiam tidak mengerti, keselamatan masyarakat? Bukankah kasus korupsi justru merugikan masyarakat?

    “Apa yang kau tahu selama ini tentang Extinct?” tanya Presiden.

    “Em.. itulah yang membuat anda naik menjadi Presiden,” kata Dion tidak yakin

    Presiden kemudian melihat sekretarisnya dengan wajah heran,

    “Darimana kau tahu semua ini?” tanya presiden heran, ia kembali menatap Dion.

    Dion tidak mengerti cara menjawabnya, semua kejadian ini terjadi begitu saja, sehingga dengan spontanitas ia berkata, “Dengan segala hormat, bapak presiden. Saya adalah detektif.”

    “Lihat.. benarkan? Dia cocok untuk dijadikan asset untuk membantu kita,” kata Dusan, “aku tidak pernah tahu ada seseorang yang bisa mengetahui segala sesuatu.. secepat ini,”

    Presiden melihat sekretarisnya lalu kembali melihat Dion, hati Dion bergetar di pandangi oleh pandangan mata seorang presiden yang tajam.

    “Ya, sesuai katamu, aku dipilih mereka bukan karena aku mau. Aku terpaksa.. karena menurut pikiran mereka, tidak ada yang dapat memimpin selain aku ketika semua ini terjadi.

    Selama dua minggu ini, aku terus berpikir bagaimana cara untuk memecahkan masalah ini, dan kau, seseorang dari KPK tiba-tiba tahu semua ini.
    Aku tidak tahu bagaimana kau tahu, tapi aku ingin kau merahasiakan masalah ini,” katanya sambil menatap mata Dion.

    “Tapi pak Presiden?” tanya Dion tidak mengerti.

    “Ini mandat langsung dari Presiden, tidakkah kau sadar tentang hal itu?” tanya Dusan.

    Dion kembali terdiam mendengar perkataannya.

    “Kau tidak akan bekerja untuk KPK lagi, dan akan masuk ke dalam tim profesional kami, yang akan mengadakan pertemuan langsung di Florida, sabtu depan. Apapun yang kau minta akan kami penuhi, dan kau akan bergabung dengan..”

    “Aku ingin..” kata Dion.

    “Aku rasa belum saatnya, bagimu untuk dapat meminta sesuatu..” kata Dusan kesal memperhatikan Dion yang terus menyela perkataan Presiden.

    “Maksudku bisakah paling tidak, aku memberitahu istriku?” tanya Dion.

    Presiden Susilo hanya terdiam mendengar perkataannya, matanya menatap mata Dion tidak berkata. Jawaban Dion terkesan bahwa ia telah tahu semuanya dan setuju dengan kondisi apapun yang diberikan padanya.

    “Sampai jumpa,” kata presiden.

    Presiden kemudian langsung berjalan meninggalkan ruangan, membuat Dion kebingungan, menyisakan rasa penasaran yang mendalam.

    Dion kemudian kembali bekerja ke kantor KPK, tetapi ia sama sekali tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya. Pikirannya terus tertuju dengan pembicaraan bersama presiden.

    Malamnya, Dion kembali terdiam di depan meja computer mencari informasi apa saja dalam dunia jelajah internet, tetapi semakin ia cari, semakin ia menemukan penjelasan extinction event dimana-mana.

    “Tidak.. bukan ini.. Oh.. C’mon, harus ada yang lain..” Dion terus mencari istilah lain, tetapi ia kembali berulang-ulang hanya mendapatkan gambar meteor, gunung berapi, dan kehancuran total.

    Dion terdiam sambil mengetuk-ngetuk jari di meja komputernya. Mukanya tampak pucat. Dia kemudian dengan lesu berdiri, dan berjalan perlahan menuju kamar tidurnya.

    Dion kemudian melihat Istrinya yang tertidurnya nyenyak, wajah Istrinya yang cantik dan manis, yang selama ini ia lindungi dari apapun, yang selama ini menjadi bintang di hatinya.

    Perlahan-lahan, air matanya keluar.

    “Untuk sekali saja dalam hidupku. Aku berharap diriku salah.. kali ini.”

    btw..

    kok sepi banget ya thread ane :sepi:

    padahal ceritanya dah bukan reason lagi..
    berubah jadi "are you crazy enough to see me" <<mungkin karena gak ada yang gila disini makanya gak ada yang mo liat :ngacir:

    apa cerita ane terlalu jelek ya kali ini :iii:

    ane padahal butuh cabe yang membangun :hiks:


    :dugem::garing::centil::mesum::genit::onion-07::hehe::muntah::tidur::tolong::tangkis::ngambek::watta::hihi::muntah1::basah::lempar::minum::jah::hipno::mimisan::rokok:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Nov 16, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    -Premium-


    :boong::awas::hulk::hero::hahai::panda::panik::peace::pupi::sebel::semangat::sembah::tkp1::wuek::takut::ngupil2::ngeselin::merah::listen::kuning::angel::cihuy::ehem::tkp2::tkp3::ohno::onion-102::cambuk3::gigits::sedih1:cekek::gatling::omgatot::peluk::toa::hoho::onion-86::dandy::game::onion-10:
     
    Last edited: Oct 23, 2013
  4. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    Komen masih ditahan. Biar nggak perlu ada yang ditarik-tarik lagi:ngacir:

    Cuma mau ngasih tau aja. Soal penulisan dialog. Ni contoh-contohnya(variasi lebih lanjut, terserah masing-masing pengarang:ngacir:) dengan tanda baca yang--kurang lebih--benar,

    1. "Haha," kata A.
    2. "Apa?" tanya A.
    3. "Ya."
    4. A berkata, "apa maumu?"
    5. "Blablabla," kata A. "Blablabla."

    Gitu aja deh.
    Karena saya males jelasin:ngacir:

    Edit:

    Lupa. 'Di' itu ada dua jenis. Kata depan di, sama imbuhan di-. Atau simpelnya, ada yang dipisah, ada yang digabung. 'Di' buat tempat biasanya dipisah. Sementara 'di' buat kata kerja digabung. Atau gampangnya lagi, kalau bisa digabung sama imbuhan mem-, me-, berarti digabung.

    'kay,
    Good luck buat remakenya.
     
    Last edited: May 19, 2013
  5. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    masi lom dapat feeling ngetiknya buat kata di.. Makasih dah ngajarin dan tuh langsung tak ubah :haha: baru tau kalo di itu maknanya dalam banget. Selain itu ada lagi ga?

    Untuk dialog, ini masi first pov yang memang tak berdialog. makasih uda ngajarin cara penulisan dialog soalnya dari dulu aku taunya cuman nomor 1 2 dan 5 saja :XD: dan no 4 ku ternyata salah

    dimohon bimbingannya lagi dari para sesepuh sambil jalan :maaf:
     
  6. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    ikut komen ya :nongol: berhubung saya lagi iseng, jari gatel pengen ngetik2 :lalala:
    ini remake dari reason yang waktu itu ya?? :kaget: prolog dll nya beda banget sama yang waktu itu. ato ini sequelnya?? saya belum sempat baca yang waktu itu sih, uda keburu di delete2 buat di remake. well, karena jalan ceritanya belum tahu akan menjadi apa dan seperti apa jadi saya nda bisa komen tentang plot dan cerita dulu sepertinya ya :ngacir:
    klo masalah penulisan ngg.. saya coba komen sebatas yang saya tahu dan mengerti saja ya :hehe:
    1. ada 2 kalimat yang menurut saya artinya sedikit bertentangan
    kalimat pertama si 'Aku' menanyakan "apakah ini cinta" seolah-oleh ia tidak tahu sama sekali tentang cinta. tapi kemudian di kalimat kedua ada kata2 "tidak seperti cinta yang kukenal" berarti si 'Aku' sebenarnya sudah tahu apa itu cinta, kan? lantas kenapa dia bertanya sebelumnya?

    2. untuk kalimat
    di situ ada kata "seluruh" kemudian "guru-guru" lagi. seluruh sudah berarti jamak (banyak) lalu ada "guru-guru" juga berarti jamak. mungkin lebih baik dipilih salah satu saja ya, entah kata "seluruh" dihilangkan atau "guru-guru"-nya yang dibuat bukan kata ulang.

    3. yang ini untuk sedikit contoh buat membedakan "di" kata depan dengan "di-" imbuhan aja de :ngacir: (padahal saya sendiri juga sering banget typo masalah ginian :lol:)
    4. untuk penggalan kalimat:
    menurut saya artinya rada2 gimana yah.... pokoknya gt de :swt: sulit diungkapkan dalam kata-kata. karena gelak sendiri sudah merupakan kata benda, dijadikan kata ulang berarti bisa berarti kata sifat atau kata benda yang bentuknya jamak + akhiran -an (jadi sudah pasti akan terbentuk kata benda). padahal sebelumnya ada kata kerja "tertawa" yang menurut saya seharusnya diikuti dengan kata sifat. nggg... intinya artinya jadi aneh aja de :lol: susah jelasin bla bla bla nya
    untuk refrensi bisa dilihat di sini aja:
    http://kamusbahasaindonesia.org/gelak
    dan ini
    http://kamusbahasaindonesia.org/tergelak

    untuk seluruhnya mungkin bisa lihat di situs tentang EYD (rasanya saya pernah kasi link-nya :ngacir:)

    well, di akhir kata :maaf: maafkan saya yang sepertinya rada sotoy koreksi2 ginian :)nangis: padahal sendirinya juga nda expert masalah ginian, malah sering typo klo ngetik)
    segitu dulu de :peace: semoga membantu
     
  7. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    ~2014 Masehi~

    Nico duduk di kursi bewarna merah, kursinya yang seempuk spring bed, dengan punggung yang dapat ditarik ke belakang, serta jendela pesawat lebar memperlihatkan awan yang rimbun, membuat ia menjadi sangat mengantuk. Nico saat ini menaiki boeing 737, pesawat besar yang memiliki 6 kursi sejajar dan 1 lorong tempat orang lewat. Nico hari ini akan kembali dari Pontianak ke Denpasar, tiga hari lamanya ia telah melakukan perjalanan bisnis ke Malaysia dan sekaranglah saatnya untuk pulang kembali ke rumahnya yang manis.

    Sebelum Nico sempat merebahkan tengkuknya dan menutup matanya untuk tidur, ia tiba-tiba heran mendengar suara tas beradu pintu dari arah belakangnya.

    “Maaf, madam.. ini penerbangan pribadi.. anda salah masuk,” kata pramugari sambil mencegah masuknya seorang perempuan untuk naik ke dalam pesawat.

    “He..? Tapi.. ini..?” perempuan itu tampak kaget melihat pesawat sebesar ini adalah pesawat pribadi. Perempuan itu tubuhnya kecil, ia memasuki pintu dengan susah payah karena membawa tas besar di atas kepalanya, sehingga begitu ia berusaha mengambil tiket pesawat yang ada di kantung saku bajunya, tanpa sengaja dia menjatuhkan tasnya hingga membuat suara bass yang menghancurkan kantuk Nico yang duduk tidak jauh dari sana.

    Pramugari lalu mendatangi tempat duduk Nico dan menunjukkan tiket yang ia dapatkan dari perempuan yang saat ini menunggu di pintu masuk pesawat.

    “Maafkan kami Sir, sepertinya ada kesalahan dari administrasi, saya akan..”

    “Tidak usah, tidak apa-apa.. persilahkan saja dia masuk, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi,” kata Nico memotong perkataannya.

    Pramugari di depannya lalu tersenyum dan kemudian membungkuk.

    “Sesuai permintaan anda, Sir.”

    Pramugari kembali berjalan ke pintu, bercakap-cakap sebentar dan mempersilahkan perempuan itu untuk memasuki koridor pesawat. Sesaat, perempuan itu tampak bingung melihat semua tempat duduk di sekitarnya kosong, lalu memutuskan untuk duduk di seberang kiri tempat duduk Nico.

    Nico lalu memperhatikannya, perempuan itu tampak berumur sangat muda, baju yang dipakainya tampak sederhana. Dia terlihat kelelahan dengan rambut acak-acakan yang menutupi wajahnya karena telah berusaha dengan keras menaikkan tas besar pada rak di atas kepalanya, padahal rak itu hanya setinggi pundak Nico.

    “What ever..” pikir Nico tidak urus dengannya. Nico lalu memakai kacamata tidurnya, dan menurunkan punggung kursinya ke belakang. Nico telah mengantuk, bahkan ia tidak terbangun ketika pesawat tinggal landas beberapa menit kemudian.

    Lima belas menit kemudian, Nico terbangun karena badan pesawat bergetar.

    “Uaah..” Nico menguap dan melepaskan kacamata tidurnya. Nico mengejap-ngejapkan matanya, ia melihat perempuan di sebelah kirinya tidak lagi berada di kursinya.

    Nico terbangun karena tiba-tiba ia mendengar suara pengumuman.

    “Pengumuman kepada para penumpang. Karena cuaca buruk, kemungkinan beberapa menit ke depan akan terjadi beberapa goncangan karena turbulensi udara, diharapkan para penumpang tidak meninggalkan kursi duduk dan mengeratkan safety belt untuk keamanan anda. Mohon maaf atas gangguannya dan terima kasih.”

    Dua pramugari tampak keluar dari kokpit lalu duduk di deretan kursi paling depan dan mengikatkan safety beltnya. Nico heran, kenapa wajah mereka tampak khawatir?

    Nico kembali melihat sebelah kirinya, perempuan kecil tadi kemana? Nico lalu mendengar suara kloset dari kamar mandi belakang. Hati Nico merasa tidak enak, Nico kemudian berdiri dan berjalan cepat ke kamar mandi belakang untuk memberi tahu penumpang perempuan itu.

    “Permisi bu, tadi kapten pesawat memberitahu ada gangguan cuaca, kita sebaiknya secepatnya kembali ke tempat duduk masing-masing,” kata Nico.

    “Ah ya.. terima kasih.. sebentar lagi..” katanya.

    Dahi Nico menjengit, suara perempuan yang didengarnya dari dalam kamar mandi itu terdengar melengking. Nico berpikir, suaranya melengking tentu disebabkan karena gema dinding dari kamar mandinya yang tertutup.

    Hati Nico terasa lebih tenang dari sebelumnya setelah memberi tahu perempuan itu, ia lalu berjalan kembali ke tempat duduknya, tetapi baru saja dia melangkahkan kakinya.. Nico terkaget atas sesuatu yang dilihatnya dari kaca jendela pesawat.

    “Hei.. hei?” Nico tiba-tiba menunduk, matanya menyipit mengikuti siluet besar bola kuning keemasan dengan asap yang menyelubungi sekitarnya, bola itu berasal dari depan pesawat, terbang dengan kecepatan sangat luar biasa, tidak menentu, yang beberapa detik kemudian menabrak sayap pesawat, sehingga membelahnya dan menggoncang badan pesawat dengan sangat keras.

    Dua pramugari yang duduk di kursi paling depan berteriak sangat keras karena goncangan, dan sedetik kemudian, kakinya Nico telah melayang sejajar dengan tubuhnya.

    Nico kaget, tangan kanannya reflex menggengam kursi terdekat. Tubuhnya tertarik ke arah depan pesawat, hingga ia merasa seperti terjun bebas dari ketinggian jatuh menuju perut Bumi. Seisi pesawat tampak kacau balau, pintu bagasi terbuka dan barang-barang keluar teraduk goncangan, beberapa alat bantuan nafas darurat keluar dari langit-langit pesawat dengan tidak menentu.

    Nico bingung kalang kabut, walau tidak jelas mana yang di atas dan mana yang di bawah karena badan pesawat terus berputar dan bergoncang-goncang tidak menentu, tetapi ia masih sempat dengan segera menarik tubuhnya ke kursi. Nico berusaha dengan fokus mengikatkan safety belt di pinggangnya.
    “Ma.. mati aku.. mati aku.. mati aku..” perkataan itu terus menerus terngiang-ngiang di dalam kubu batinnya.

    Akhirnya dengan sebuah hentakan, ia berhasil mengikatkan safety beltnya, dan selamat dari goncangan terbesar yang belum pernah dirasakan dalam hidupnya.
    Di depannya, mendadak badan pesawat seakan-akan terbelah menjadi dua, semua lampu pesawat mati, dan air laut memasuki sela-sela pesawat dengan kecepatan yang menabjubkan, menerpa seluruh tubuhnya dengan rasa dingin mencekam.

    Nico teringat, ia langsung menarik pelampung darurat dari bawah kursinya, dan memakai secepatnya. Walau tangannya gemetar, ia tetap bisa menarik tali sehingga melembungkan pelampungnya, hanya itu yang bisa terpikirkan olehnya untuk selamat.

    Nico telah berusaha, tetapi air saat ini telah menerpa wajahnya dan memenuhi seluruh badan pesawat, ia akan mati tentunya karena tidak bisa bernafas, sekitarnya pun kemudian menjadi gelap karena pesawat telah masuk ke dalam kedalaman air laut. 19 tahun hidupnya, belum cukup rasanya bagi Nico, tetapi ia harus merelakan hidupnya berakhir saat ini, meninggalkan ayahnya yang masih hidup di dunia dan mengikuti ibunya yang telah meninggal di alam baka.

    Dalam keputus-asaan, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, dari sela-sela rambutnya yang melayang dalam air, mata Nico melihat perempuan kecil itu berenang ke arahnya. Perempuan itu melepaskan safety belt Nico dan menarik tubuhnya ke arah pintu darurat.

    Tangan perempuan itu menyentak tuas pintu, yang diikuti dengan terbukanya pintu darurat. Nico tidak tahan lagi, nafasnya telah habis.. semua udara telah keluar dari hidungnya, dan mukanya memerah karena menahan nafas.

    Nico hendak menarik nafasnya, sebagai bentuk reflek manusia mencari nafas, tetapi ketika ia hampir saja menelan air, menutup mata, dan tenggelam, tiba-tiba saja bibirnya telah di cium erat oleh perempuan itu.

    Mata Nico mendelik sejadi-jadinya. Walau air laut pedih terasa di matanya, tetapi ia tidak mampu menahan rasa penasarannya untuk melihat siapa yang menciumnya. Gelembung udara baru mengisi mulut, lalu paru-parunya, membuatnya kaget luar biasa, ia tertegun ada yang memberikan udara kehidupan padanya.

    Nico mencium perempuan itu serasa selamanya.

    Nico belum pernah ciuman seumur hidupnya, ia tidak tahu apa arti “ciuman” itu, sehingga ia menganggap ciuman hanyalah tindakan yang percuma dalam percintaan.
    Nyatanya saat ini ia terlena. Ciuman di bibir mungilnya itu terasa begitu hangat, jantungnya berdebar keras, dan kedua tangannya tidak terasa memeluk tubuhnya yang kecil. Nico serasa.. telah bertemu malaikat.

    Begitu Nico tersadar, ia telah berada di permukaan air laut.


    Dan mereka..


    Masih ciuman.
     
    Last edited: Oct 30, 2013
  8. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    buat temtembubu.. dulu jelek banget penulisan ama pemetaan deskripsinya. makanya disuru remake <<< ane nurut. :haha: kasian yang baca ampe matanya rabun.

    mmm.. buat nomor 1.. nda ngerti deh.. no komen. itu dalam maknanya gak tau caraku untuk mendeskripsikannya. beberapa orang mungkin nemu maksudku.

    nomor 2. :lol: sudah dibetulkan. semoga kedepannya ga lupa.

    nomor 3. iya ribet banget.. kenapa harus gitu ya..? gak disimpelkan saja nih EYD disambung aja semua :haha: ane uda betulin sebisanya sesuai yang dikasih tau.

    nomor 4. ini enaknya gimana ya? pengennya tertawa terbahak-bahak kek ini >> :lol: kalo ditulis tergelak saja rasanya kurang impact. apa tertawa tergelak - gelak? atau tertawa guling-guling dilantai.. atoo gimana ya? tulis tertawa terbahak-bahak aja apa ya?

    ia perna dikasi linknya tetapi begitu dibaca mata mendadak jadi buram gak ngerti.. :nangis: soalnya gak ada contoh langsung dalam pengetikan.

    Ga papa ane seneng dapat cabe. ga urus sotoy atau nda tetapi ane yakin pasti yang ngasi tau memang ada kebenaran yang ingin diberi tahunya dan kita harus ambil positifnya. jadi dimohon bimbingannya :maaf:
     
  9. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    ah ic, yah memang biasa hal2 semacam remake itu (<-- saya juga selalu begitu soalnya :hiks:) ga ada remake ga seru :lol:
    nomor 1 hmm.. yo wes, anggap saja itu gaya bahasa ya :lol: dan memang mungkin daya tangkap saya yang rada2

    nomor 3 karena "di" dengan "di-" itu berbeda kk :hihi: fungsinya saja juga sudah berbeda. (ini kah yang dinamakan serupa tapi tak sama??????? :lol:)

    nomor 4 hmm.. klo menurut saya untuk pemilihan kata sih sebernarnya terserah penulisnya ya :lol: asal artinya nda aneh aja. klo "tertawa tergelak-gelak" saya rasa kurang cocok. karena tergelak sendiri sudah berarti tertawa.
    ter.ge.lak <=> [v] tertawa: sambil ~ terbahak-bahak <-- ini dari link kemarin yang saya kasih
    ok, saya coba bantu yang terlintas di pikiran saja ya.
    a. tertawa terbahak-bahak
    b. tertawa terpingkal-pingkal
    c. tergelak
    yah itu yang terpikir di otak saya sih :maaf: pastinya masih ada beberapa pilihan yang lain.

    :peace: semoga membantu
     
  10. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    iya nih.. ada yang bilang bahasa indonesia itu lebih canggih dari bahasa inggris, baru kerasa sekarang :lol:

    no 4 ane pilih a saja. lebih netral :peace:

    makasih bang :maaf: telah membantu.

    sekarang ane stress.. mau tidur juga gak bisa.. malah mikirin cerita. aah.. kenapa susah amat memetakan plot. nyari waham selaen di toilet enaknya dimana ya? :haha:
     
  11. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    Nico malu, sangat malu sehingga wajahnya tetap memerah ketika mereka berdua selamat berenang sampai ke pantai. Seorang gadis baru saja menyelamatkan diri Nico serta berciuman dengannya, gadis itu benar-benar telah mencuri hatinya.

    Nico berusaha berdiri di pasir pantai, matanya terasa perih, dan begitu ia bisa melihat dengan jelas siapa yang menolongnya.. Nico tidak percaya lagi dengan nalarnya, ia kembali terjatuh ke pasir karena shock melihatnya, dan merasa dirinya sedang berada di surga.

    Gadis itu sedang memeras air dari baju yang dipakainya. Wajahnya sangat cantik, matanya sangat bening berwarna biru emerald, pandangan matanya berkesan dalam, lekukan matanya besar dan indah, bibirnya merona merah muda seperti buah cheri, dan lengkungan dagunya sempurna dikelilingi rambut sehitam kayu ebony.

    Walau Nico telah biasa berada di antara puluhan wanita yang bahkan lebih cantik dari aktris karena pertemuan bisnisnya, tetapi ia belum pernah melihat gadis berparas secantik ini, mata Nico pun seakan-akan melihat kabut-kabut cinta yang mengambang mengelilinginya.

    Nico masih terpaku melihat wajahnya, ia sendiri tidak begitu suka dengan wanita yang terlalu cantik, karena mereka terkesan terlalu tinggi dan sombong seperti putri raja, tetapi mengapa gadis di depannya ini selain cantik, pandangan matanya sangat dalam tidak terterka, wajahnya tampak sangat imut, dan tidak ada kesan kesombongan setitik pun, sehingga hati Nico serasa melayang terbang kemana-mana.

    “…” Saat ini gadis itu menatap Nico dengan tatapan bingung. Ia melihat Nico tersandung-sandung dengan sengaja ketika berdiri.

    Nico lalu duduk di pasir yang lebih tinggi, walau tubuhnya mengigil kedinginan setelah berenang sangat lama, tetapi hatinya terasa hangat karena ia baru saja ciuman dengan seorang bidadari.

    Gadis itu berjalan, lalu duduk di sebelah Nico hingga membuat hatinya semakin gundah kepanasan. Kenapa dia duduk sangat dekat? Nico tidak dapat berkata apapun, dan gadis itu pun juga terdiam.

    Mereka berdua untuk beberapa saat bengong melihat matahari terbenam yang turun begitu indah di ufuk barat, dengan pemandangan semarak burung pantai di kejauhan yang mulai terbang kembali ke sarangnya.

    “Na.. namaku.. Nico.. namamu?” Nico memberanikan diri bertanya sambil melihat wajahnya sehingga perasaan gundahnya kembali membludak membuat perkataannya gemetar.

    “Archi..” kata gadis itu yang bernama Archia.

    Archia tampaknya mengerti mengapa muka Nico memerah, dan akhirnya menutupi matanya yang berbinar-binar terterpa sinar matahari yang terbenam dengan kaca matanya.

    Mendadak, perasaan gundah dari dalam hatinya Nico, hilang begitu saja saat Archia memakai kacamatanya. Kacamata itu sangat jelek dan tidak cocok berada di wajahnya.

    “Kak.. kak Nico??” kata Archia heran.

    “Kak? Kau kenal aku?”

    “Ia.. kak Nico bener kan? Kakak kelas di SMP Binava?” tanya Archia.

    Nico tersedak, alisnya menjengit, bukan karena suara yang keluar dari mulut Archia jelek, serak, ataupun melengking, tetapi ternyata suaranya sangat indah, bahkan Nico mau menikahi seekor kakak tua jika kakak tua itu mampu meniru suaranya.

    Saking herannya, Nico melihat belakang gadis itu, karena merasa suara itu tidak benar-benar keluar dari dalam mulutnya.

    “Ia.. aku dulu sekolah di Binava, maaf aku tidak mengingatmu,” kata Nico berdeham, ia tersadar terlalu lama memandanginya.

    “Owh,” katanya terkesan kecewa.

    “Sebenarnya..” kata Nico, ia kembali teringat, “kita berada dimana?”

    Mereka melihat sekitar, pantai itu kecil, mereka tampaknya terdampar di sebuah pulau terpencil dilihat dari lengkungan garis pulau yang terlihat di kejauhan.

    “Kelihatannya bukan Kalimantan atau Bali,” kata Nico, ia menerka berdasarkan rute pesawatnya.

    “Apa.. kita.. tersesat?” tanya Archia.

    “Jangan sampai,” gumam Nico.

    Sore telah berganti malam, dan Nico tertegun ketika melihat Archia melakukan segalanya sendirian. Archia tahu terdapat ransum makanan dari kargo pesawat yang terbawa ombak ke tepi pantai, sehingga ia berjalan menyusuri pantai untuk mencarinya. Archia tahu tumbuhan apa yang bisa dimakan dan apa yang tidak bisa dimakan. Bahkan, Archia tahu bagaimana cara membuat api dari ranting dan dahan kayu.

    “Sarang burung.. benar-benar brilian,” Nico memuji Archia karena kayu yang terus menerus diputar olehnya hingga ujungnya berasap, menjadi api karena membakar sarang burung yang sangat mudah terbakar.

    Archia kemudian menumpuk-numpukkan ranting kayu kering hingga api menjadi besar sehingga mengeluarkan asap. Archia ternyata sengaja menyalakan api untuk mengirimkan pesan SOS bagi pesawat atau apapun yang dapat melihat asapnya dari udara.

    Archia kemudian memberikan ransum makanan yang ia dapatkan dari tepi pantai pada Nico, dan mereka berdua duduk bersebelahan di sebelah api unggun, terdiam menyaksikan api hasil buatan tangan Archia.

    Nico kecewa, karena ia yang laki-laki, malah tidak bisa berbuat apa-apa. Pelajaran yang ia dapatkan dari SD hingga SMA sama sekali tidak menolong dalam dunia nyata seperti ini. Saat ini saja, dia malu menerima uluran buah kelapa muda yang tempurungnya telah dibuka sehingga bisa langsung diminum airnya. Tanpanya, tentu dia termasuk salah seorang yang mati tenggelam di dasar laut, atau menjadi pria kelaparan walaupun ia berhasil selamat dari tenggelamnya pesawat.

    Archia sama sekali tidak banyak bicara. Dia terdiam sambil memakan ransum makanannya. Nico sendiri akhirnya menghabiskan dua ransum makanan dan meminum dua buah kelapa muda karena sangat kelaparan. Suasana terasa sangat sunyi, dan Nico merasa tidak enak dengan suasana seperti ini.

    Nico mencoba membuka pembicaraan, “Archia, kau juga lihat benda yang menabrak pesawat kita? Bentuknya sangat aneh, seperti bola keemasan.”

    Archia hanya menggelengkan kepalanya, dan kemudian terdiam. Suasana kembali sunyi sehingga membuat Nico merasa sangat canggung hanya berduaan dengan wanita secantik ia.

    “Apa yang kau lakukan di Kalimantan, Archia?” Tanya Nico penasaran.

    Archia melihat Nico lalu berkata, “Bekerja, kalau kak Nico?”

    “Oh.. sama.. aku perjalanan bisnis. Orang tuaku punya perusahaan.. yang bekerja di export-import.. dan mereka mempercayakan beberapa tugas padaku,” kata Nico. Nico kemudian menceritakan, ia mempunyai seorang ayah bernama Kokohan dan seorang kakak perempuan bernama Vyra. Ibunya telah meninggal, dan saat ini ia masih bingung untuk memilih jurusan kuliah, karena bisnis keluarganya tidak ada sangkut pautnya dalam satu jenis profesi apapun.

    “Kau sendiri Archia, bagaimana dengan orang tuamu?” tanya Nico ingin tahu, ia sengaja bercerita untuk melunakkan suasana agar Archia mau berbicara.

    “Archi.. gak punya orang tua,” kata Archia sambil merebahkan dirinya di atas pasir untuk melihat bintang di langit malam.

    “Ma.. maaf,” kata Nico, ia merasa tidak enak mendengarnya, “kalau begitu, saat ini tinggal dengan siapa? Dengan keluarga jauh?”

    “Archi juga tidak punya keluarga, tidak tahu apakah aku masih punya.. saat masih kecil Archi ditinggalkan sendiri di jalanan. Sejak saat itu aku berusaha sendiri.. mencari makan, kira-kira dua tahun sampai ada seseorang yang mau menampungku,” kata Archia.

    Nico tertegun, untuk gadis secantik wajahnya.. ia malah hidup seperti itu.

    Archia berhasil masuk SD dan SMP karena gratisan. Dia terpaksa putus sekolah saat SMA karena tidak mampu membayar uang gedung yang sangat mahal, padahal beli seragam saja ia tak mampu. Akhirnya dia merantau, mencari uang berkeliling Indonesia, bahkan, ia pernah terpaksa berdiam di lembaga permasyarakatan karena membuat masalah dengan penduduk sekitar. Dia sesekali masih mengirimkan uang pada orang yang telah mau menampungnya semasa kecil di Bali, yaitu pamannya.
    Mata Nico berkaca-kaca mendengar kisah hidupnya yang penuh perjuangan, itulah sebabnya saat ini, dia bisa menyalakan api hingga membuat perut Nico kenyang.

    “Archi.. saat ini ingin pulang, kerja di Bali saja bersama paman.. tetapi malah bertemu kak Nico,” katanya sambil melihat Nico dan mendadak tertegun melihat wajah Nico yang tersendu-sendu melihatnya.

    “Ma.. maaf. Aku heran saja mendengar latar belakangmu yang berbeda jauh denganku,” kata Nico sambil ikut merebahkan diri di sebelah tubuhnya untuk melihat bintang yang bertabur di angkasa.

    “Jadi kau menghabiskan tabunganmu untuk beli tiket pesawat ke Bali?” tanya Nico tidak percaya.

    “Ya.. padahal Archi mau ikut audisi Bina, rabu pagi deadlinenya,” katanya termenung.

    “Hidup ini kalau dipikirkan.. memang gila, keinginan kita tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan..” kata Nico.

    Mereka berdua lalu terdiam, suara api unggun dan deburan ombak di pasir pantai terasa begitu menenangkan hati, dengan ditemani jutaan bintang yang berkerlap-kerlip indah di atasnya, Nico lalu menutup matanya, mengantuk.

    Tak lama setelah Nico menutup matanya, ia tertegun karena tangan kirinya di pegang oleh tangannya Archia, pegangan tangannya terasa hangat.. seperti memegang sebuah bulu hangat yang tidak dipegang selama ribuan tahun lamanya.

    Nico terlena, ia merasa darah dari seluruh tubuh pindah ke tangan kirinya. Dia lalu membuka matanya dan melihat Archia di sebelahnya ternyata telah menutup matanya tertidur.


    “Selamat tidur Archia..” kata Nico lembut. Nico juga menutup matanya, dan mereka berdua tidur sambil berpegangan tangan, terdiam menyaksikan hidup.. terdampar di suatu daerah yang belum di kenalnya.
     
    Last edited: Oct 30, 2013
  12. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    Cerita lama

    ~2014 Masehi~

    Musim hujan kali ini terasa muram dan basah. Sudah 5 hari hujan terus menerus turun, membuat hati setiap orang yang menghirupnya ikutan basah. Nico menonton rintik hujan dari jendela Safe house, terdiam, tak berkata dalam gedung klub basketnya yang sudah tua. Nico menghirup udara seperti menghirup uap air, untunglah Nico diberikan alat yang bernama hidung sehingga dapat menyaring projectile apapun sebelum terlontar kedalam ruang paru-parunya. Karena kalau tidak punya, tentu dirinya sekarang akan sakit pneumonia, paru-paru basah, ataupun beribu-ribu penyakit lainnya. Hal itu disebabkan oleh terlalu banyak mahluk jahat imut bernama bakteri yang memperbanyak diri di udara disebabkan melimpahnya sumber makanan yang tersedia dalam tiap molekul air di udara pada hari yang basah ini.

    Suara membal bola basket terkumandang nyaring di telinga Nico. Gedung itu memang sunyi seperti kebanyakan gedung lapangan basket indoor lainnya. Untungnya Nico memiliki 5 teman yang saling bercanda, ketawa-ketiwi tidak jelas karena melihat kelakuan aneh temannya sendiri.

    “Masih kesel lu nic?” tanya Sora melemparkan bolanya. Sora adalah temennya yang berkarakter licik, tapi baik. Sora suka menolong, seperti menyeberangkan nenek tua di jalanan dan dirinya mendapatkan uang sangu lima puluh ribu rupiah setelahnya.

    “Abreb berembembem,” Nico menggerutu dalam diam. Bagaimana tidak kesal? 15 menit yang lalu hari mulai cerah, dan Nico akhirnya bisa berjemur di pinggiran jalan, dengan damai memejamkan mata menyongsong cahaya sang surya agar dapat mensintesiskan vitamin D dalam dirinya layaknya tumbuhan cabe atau rumput di pinggiran jalan. Tanpa diundang, tiba-tiba dari tempat antah berantah muncul mahluk hitam kecil yang menubruknya dari depan. Nico harus terpental sejauh 3 meter memasuki kubangan becek yang berserakan di jalanan.

    Mukanya yang ganteng, jas putihnya yang necis dipakai oleh tubuh tinggi yang dapat membuat jatuh cinta seluruh wanita waras di dunia ini harus rela berenang di dalam danau kubangan yang dimimpi-mimpikan oleh para mikroorganisme. Otot perut six packnya, ataupun otot di tangan dan kakinya yang kuat, tak mampu melakukan apapun ketika terlontar setinggi itu keudara. Seperti sebuah burung yang terbang terkena angin taifun.

    Nico berpikir, mahluk hitam itu pasti menguasai tapak peremuk tulangnya -Chinmi-. Nico lalu melihat yang mendorongnya, dengan songak dan penuh percaya diri, dirinya mulai berteriak sumpah serapah seperti lagu rap yang dapat membuat dirinya dikeluarkan dari pengadilan oleh hakim agung jika berani menyebutnya, bahkan dengan suara berbisik-bisik sekalipun. Mahluk yang mendorongnya tidak peduli dengan nyanyiannya dan kabur meninggalkan dirinya seakan-akan menganggap dirinya sudah sewajarnya mandi cuci kakus dan keramas di kubangan becek depan Safe housenya.

    “Sudahlah Nic.. kata ibuku kalo kesal, ya makan,” kata Dino longor gak nyambung. Dino adalah teman baik yang berbadan subur seperti tanaman yang diberikan kebanyakan pupuk. Heran adalah pikiran yang selalu muncul bagi kedua orang tuanya karena diri mereka sangat kurus, tidak berlemak. Jika ada pepatah yang mengatakan “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya” itu jelas adalah suatu kebohongan dalam kasus Dino.

    Nico menggerutu lagi dalam diam, hingga teman-temannya yakin kalau sebenarnya Nico sudah memasuki tahap halusinasi dalam pikiran orang gila. Tahap dimana seseorang akan berbicara dengan imajinasinya sendiri, dan melakukan apa yang disuruh oleh imajinasinya.

    “Ya sudahlah.. lu nyetir Sora,” kata Nico berdiri dari tempat duduk kayu yang sudah lama tak terplitur itu.

    “Aku disini aja latihan bareng Charles, aku titip ya,” kata Dudu. Dudu adalah teman baik Nico yang paling polos. Mereka penghuni Safe house semuanya polos, tapi tak ada yang mengalahkan kepolosannya Dudu. Itulah mengapa Dudu belajar karate untuk melindungi dirinya yang polos tersebut. Pernah suatu ketika guru mereka bertanya dengan sangat marah dalam kelas karena tidak ada yang membawa tugas rumah yang telah diberikan olehnya. “1 plus 1 sama dengan berapa??” teriak gurunya marah dan berharap tidak ada yang berani menjawabnya. Dudu dengan polosnya berkata “Dua pak.”

    “Yang mana..?” Tanya Nimron si pembohong bingung melihat kunci mobil Nico yang berjejer di atas meja kaca itu. Tak bisa dibilang kunci sebenarnya, karena kunci notabene dengan logam perak yang berliku-liku dan dimasukkan kedalam lobang. Kunci Nico yang berjejer adalah lempengan plastik, besi, atau kaca berwarna hitam dengan dipenuhi tombol-tombol untuk dipencet. Hal ini membuktikan manusia sudah berubah, manusia lebih suka memencet dibandingkan memasukkan sesuatu kedalam lobang.

    Hammer aja kalo becek-becek gini,” kata Nico tak urus berjalan keluar dari safe house meninggalkan mereka yang akan mengikutinya sebentar lagi.

    “Sora!” Nimron melempar kunci kaca yang gampang pecah itu kepada Sora yang ditangkapnya dengan santai. Kalau mereka bukan pemain basket, tentu yang dilakukan oleh Nimron adalah menyerahkan kunci itu pelan-pelan seperti penganten yang membawakan cincin pernikahan untuk pasangannya.

    -----------------------------------------di kantin Bina-----------------------------------------

    “Archiaaa, buang sampahnya mumpung gak hujan!” teriak salah satu pelayan di kantin itu.

    “Gak uruuuus,” teriak Dina kesal menimpali suara tersebut.

    “Gak papa Din.., bentar yah..” kata Archia menaruh roti isinya di kotak makanannya yang berbentuk hati dan berwarna merah muda itu. Bukan karena Archia suka dengan barang yang berbau cinta, tetapi kotak makanan ini didapatkannya gratis setelah memenangkan undian tidak jelas dari toko buku Mega Mall. Dina lalu berpikir, untuk apa sebuah toko buku besar menyelenggarakan hadiah yang keseringan tidak diinginkan oleh customernya? Itulah Negara kita yang tercinta ini. Indah, bukan?

    “...” Dina terdiam melihat Archia pergi ke arah bak sampah kantin. Sebenarnya membuang sampah bukanlah tugasnya, tetapi karena hati Archia terlalu baik, seperti anjing kecil yang selalu mengikuti tuannya, sering dirinya dimanfaatkan oleh orang lain. Tak terkecuali Dina, Dina sendiri sering memanfaatkan Archia untuk membuatkan makanan paginya. Dina melihat Archia yang belum memakan makanannya sendiri.. membuat nafsu makannya menjadi hilang. Dina menghela nafasnya, menaruh roti yang telah dibuatkan oleh Archia di sampingnya, dan terdiam menunggu temannya untuk kembali duduk di sebelahnya.

    Archia berjalan keluar kantin membawa 3 tas sampah hitam besar yang harus dibuang di seberang jalan. Archia tidaklah seperti perempuan kebanyakan. Dari jauh penampilannya seperti laki-laki karena selalu memakai baju jaket hoodie yang menutupi rambut panjangnya. Dirinya tidak pernah berhias, rambutnya yang berwarna hitam itu selalu acak-acakan menutupi sebagian matanya yang biru. Sehingga membuat dia, yang semestinya cantik terlihat seperti hantu suster lari,-maaf ngesot. Pernah dirinya muncul dari tempat gelap dan seluruh anak kecil yang sedang bermain disebuah TK dekat rumahnya lari terbirit-birit seakan-akan melihat malaikat-pencabut-gigi. Satu-satunya hal yang bisa dibanggakan dari dirinya adalah bekas luka mirip tulisan V-5173 yang terukir di sebelah kiri atas dadanya. Bekas luka itu dapat membuat perempuan manapun jatuh hati padanya karena terlihat “jantan” atau “beringas”. Sialnya, Archia perempuan..

    “Ho,” gumam Archia heran melihat paku di ujung jalan. Paku tersebut adalah paku payung nungging teranum yang pernah dilihatnya. Bentuknya yang aerodinamis, modern, jitu, mengkilat bercahaya, dapat menusuk ban mobil apa pun jika berani melindasnya. Archia berjalan ketempat paku tersebut dan memperhatikan bentuknya yang sempurna seakan-akan seorang pengrajin paku.

    “Bahaya nih,” pikirnya. Paku itu berada di depan jalan keluar parkiran mobil. Archia melihat sekitar dan curiga mungkin ada tukang tambal ban yang dengan sengaja menaruh paku tersebut di sekitaran sana. Karena jika benar, maka Archia merasa dosa mengambil paku tersebut karena dapat mengurangi penghasilan rakyat miskin lain yang sedang mencari nafkah untuk mempertahankan hidup keluarganya. Karena tak ada apa pun di sekitarnya, Archia lalu meletakkan tas sampahnya dan mengambil paku tersebut. Saat Archia mengambilnya.. sampahnya yang kebanyakan adalah kaleng-kaleng kosong tiba-tiba diseruduk mobil hammer yang keluar dari parkiran hingga isinya berhamburan kemana-mana mengeluarkan suara seperti tong besi yang dipentung dengan pemukul kasti berulang-ulang.

    “Aah..” rintih Archia. Pinggulnya sendiri juga ikut terserempet oleh bemper mobil tersebut yang sangat besar hingga dirinya terpental. Mobil yang keluar dari parkiran tersebut adalah mobilnya Nico.

    “Siapa yang naruh sampah sembarangan hah?” teriak Nico kesel luar biasa. Dirinya keluar dari mobil dan melihat atap mobilnya jadi truk pengangkut sampah. Sampah yang ditubruknya tercerai berai kemana-mana.

    “Ini hammer brong.. hammer!” teriak Nico meloncat-loncat di tempatnya melihat sampah yang bergelantungan di atas mobilnya membuat mobilnya tidak lagi suci dan perjaka. Sora yang ada di dalam mobil pun keheranan melihat Nico loncat-loncat dan berkata, “Tuh Nico kenapa? nyari palu?”

    “Ka.. KAMU LAGI??” teriak Nico heran. Orang yang sedang nungging di depannya adalah mahluk hitam yang memberikan tapak suci legendaris yang ditemuinya pagi ini. Sekarang kelihatannya mahluk hitam ini sedang khusyuk melakukan sesembahan dengan cara mencium aspal.

    Nico dengan kesal berkata, “Kamu sengaja ya? Tadi sudah bikin aku keramas, sekarang bikin aku telat. Dasar rakyat miskin, kalian tak akan mengerti bagaimana kehidupanku yang berat. Aku harus selalu bekerja keras, setiap hari mengatur orang-orang seperti kalian. Kalian yang miskin kerjanya malas-malasan aja. Sampe aspal juga dipake malas-malasan.”

    Archia berusaha berdiri, tapi dirinya kembali terjatuh.. pinggulnya terlalu sakit. Ini kali kedua Archia ditubruk mobil karena Nico. Sebelum pergi kerja kekantin pagi ini, di jalan Archia sempat menyelamatkan hidup orang tak tahu diri yang bernama Nico di depannya ini. Archia loncat mendorong Nico sehingga dirinya sendiri harus tertabrak mobil. Bahunya pun terasa hampir patah dan memerah. Untungnya tubuh Archia “tahan banting” sehingga tidak apa-apa, dan karena yang nabrak itu “tubruk lari” Nico yang ditolongnya tidak melihat mobil yang akan menubruknya, sehingga menyalahkan cewek jelek yang ada di depan dirinya karena telah mendorong dirinya tanpa sebab.

    Archia ingin menjelaskan, sebenarnya kasusnya kali ini.. pun sama.. karena.. “Maaf.. Archi.. Hmmp..” gumam Archia tak jadi berkata melihat paku payung tak berdosa yang berada di atas tangannya. Archia tak jadi menjelaskan karena tentu paku sekecil itu tidak bisa dijadikan alasan. “Yang jelas Archi nda malas-malasan, huh orang kaya selalu sombong,” Gumamnya.

    “Sudah minggir, kami mau lewat,” kata Nico, dirinya sebagai orang kaya memang selalu dicap sebagai orang sombong, padahal dirinya sudah membayar pajak tepat waktu dan tidak pernah mengganggu seorang pun seumur hidupnya.

    “…” Archia terdiam melihat Nico yang berada di depannya. Orang baik semacam Archia kesal juga, tak satu pun kata terima kasih terucap dari mulutnya. Manusia memang hanya percaya dengan apa yang dilihat oleh mata mereka sendiri dan membuat spekulasi ataupun menghakimi seseorang dari penampakannya saja.

    “Ya sudahlah..” pikir Archia. Archia berusaha untuk berdiri, tapi tangannya tak mampu menopang tubuhnya karena bahunya masih terluka tabrak paginya, dan pinggulnya masih sakit karena baru saja habis terserempet sehingga badannya kembali terjatuh di aspal.

    “Aduh, masih mau leha-leha..?? Sana.. minggir..” gumam Nico mendorong kepalanya Archia. Tapi begitu kepala Archia tersentuh, mendadak dirinya Archia tak bisa mengontrol tubuhnya yang berputar untuk.. melakukan uppercut.

    “Flash” mendadak tubuh Nico mengudara terbang. “Tapakh sakhti..” pikir Nico tak berdaya, dagunya sempak bonyok terkena tapakan Archia. Sungguh gerakan yang sangat indah telah dilakukan Archia, dari berbaring tiba-tiba sudah meloncat layaknya pemain kungfu. Gerakannya yang cepat, lugas, tegas membuat Nimron yang melihatnya terpana.

    “He..?” gumam Archia bingung melihat Nico didepannya telah terpental sejauh 3 meter. Wajahnya telah rusak memerah terpukul oleh Archia. Archia heran, dirinya merasa berkepribadian ganda. Jika ada yang menyentuh kepalanya, Archia akan membuat siapa pun terpental sejauh itu. Tidak peduli apakah yang di depannya itu gorila, semuanya terlempar. Itulah mengapa dirinya selalu memakai baju jaket hoodie agar kepalanya tertutup pakaian sehingga kulit kepalanya tidak sadar jika ada seseorang yang kebetulan menyentuh kepalanya dengan tidak sengaja.

    “…” Nimron, Dino, dan Sora keluar dari mobilnya, mereka melihat dengan diam ke Nico yang sedang terkapar tak berdaya di atas aspal. Mulutnya berbusa seperti habis menenggak pesta minum portas semalaman.

    “Buik.. Lu ngapain tidur disini..?” kata Sora heran.

    “Hmm.. keknya ada donat jatuh di sekitar sini..” pikir Dino penasaran melihat sekitar.

    “Bawa masuk Nico..” gumam Nimron takut. Nimron melihat Archia yang berada tak jauh di depannya. Seseorang yang bisa menjatuhkan Nico dengan sekali pukul tentu bukan orang biasa. Mereka bertiga pun tentu tak akan kuat melawan orang semacam ini.

    “Tumben-tumbennya ada orang yang berani ama Nico,” gumam Sora membawa masuk Nico kedalam mobil seperti membawa korban perang. Sora kaget karena sebelum ini tidak ada seorang pun yang berani mengganggu bahkan menatap mata Nico. Mereka pun berpikir, Siapa yang berani dengan orang terkaya di pulau ini? Berani macam-macam pasti berakhir di sangkar burung kepolisian.

    “Kita belum tahu siapa dia, lebih baik kita cari aman,” gumam Nimron ikut memasuki mobil. Sora kelihatannya tidak tahu dengan siapa dirinya berhadapan. Seseorang yang bisa memukul mementalkan Nico yang kuat sejauh itu hanya dengan sekali dorongan tentu adalah monster. Monster berkerudung di dalam tubuhnya yang mungil itu. Apalagi Nico sepertinya telah mengenal orang yang memukulnya, dilihat dari pembicaraan mereka yang sudah saling nyambung.

    “…” Archia tak berkata melihat mobilnya Nico yang dengan cepat menghilang di balik tikungan. Archia saat ini harus mengumpulkan sampah-sampah tersebut kembali kedalam plastik yang telah ditubruk oleh Nico.

    “…” Archia melihat paku payung yang dipegangnya.

    “Hmmp.. Mendingan kubiarin ajah..” gumam Archia melihat paku payung yang sekarang tampak sangat ingin menjebloskan ban mobil seseorang.

    “Dasar orang itu tak tahu diri.. padahal Archi sudah susah payah menyelamatkan ban mobilnya.. eh diriku malah ditabrak.”

    “He..” gumam Archia tersenyum nakal memandang paku tersebut. Dirinya kembali menaruh paku itu di tempat semula, dengan posisi yang pas yang dapat meledakkan ban tank sekalipun. Dirinya berharap agar kalau orang itu kembali.. ban mobilnya akan meledak, dan berguling-guling karena tergelincir paku. Archia bersenandung senang sambil mengambil-ngambil sampah-sampah berserakan kembali ke dalam plastik sampah miliknya. Setelah Archia selesai mengambil sampah-sampah tersebut..

    “…” Archia melirik kembali paku tersebut.

    Archia mengambilnya dan menaruh paku tersebut ke dalam plastik sampahnya.

    ---------------------------------Pentagon - Virginia---------------------------------

    Pembunuh itu diam-diam membidik pintu menunggu sasarannya. Dirinya memakai kostum berwarna hitam berkamuflase dengan langit-langit ruangan agar tidak terlihat oleh siapa pun. Senjatanya adalah senapan laras panjang berperedam. Dirinya sudah lama menyiapkan diri menunggu di pojokan langit-langit ruangan yang berwarna hitam, tersembunyi untuk membidik seseorang yang akan memasuki ruangan dimana para pemimpin dunia sedang berkumpul untuk berdiskusi tentang masa depan.

    Suara pintu terbuka terdengar dengan keras. Vyra memasuki ruangan. Ruangan itu besar dengan meja bundar berada di tengah ruangan, sofa mewah yang sedang di duduki oleh para pemimpin bangsa mengelilingi meja bundar, dan terdapat kaca cermin yang mengisi seluruh dinding ruangan.

    Mata pembunuh itu pun berkedip. Apakah dirinya tidak salah lihat? Dia belum pernah melihat manusia tampak sebesar itu di matanya. Padahal sasarannya hanyalah wanita, tetapi aura kharismanya tampak begitu besar menusuk matanya.

    Pembunuh itu pun gemetar memegang senapannya. Pembunuh itu berpikir, jadi karena inikah Vyra tidak dapat dibunuh oleh ninja dari jepang, U.S. sendiri telah mencairkan dana sebesar 100 juta USD tapi tidak dapat menyentuh kulitnya, Rusia telah mengirim agen sniper rahasia terbaiknya, dan Indonesia telah mencobanya dengan tentara KOPASUS baret merahnya.

    Walau dirinya tidak yakin dapat membunuhnya, dirinya berpikir, “Aku, punya tugas untuk melindungi bangsaku, nyawa pemimpin negara berada di tanganku.. aku harus bisa menjalankan tugas ini.”

    Jadi dirinya mulai membidik.. dan ketika senapannya berhasil membidik sasarannya.

    Suara dentuman pistol terdengar, bukan dari senapan miliknya tapi dari tempat lain. Pembunuh itu jatuh dari langit-langit tempat persembunyiannya ke lantai terkapar tak bernyawa. Lehernya telah tertembak dan berdarah. Dirinya tidak bergerak merelakan malaikat mencabut nyawanya.

    “Sepertinya ada pengganggu,” kata Vyra melihat pembunuh yang jatuh dari langit-langit. Mata pembunuh itu masih terbuka, melihat Vyra. Vyra adalah wanita berambut dan bermata hitam seperti layaknya orang Indonesia. Yang membuat aura kharismanya membara adalah pakaian yang didesain khusus untuknya, mencolok berwarna merah tidak terbuat dari kain besi ataupun plastik, serta pandangan matanya, yang dapat membuat beruang pun tunduk berjalan mundur jika beradu tatap dengannya. Jika tahu siapa Vyra, tentu pembidik ini tidak akan berani membidiknya.

    “Itu adalah PENJAGAKU,” teriak Head of FBI berdiri dari tempat duduknya tidak terima. Tugasnya adalah membidik Vyra. Jika Vyra melakukan tindakan yang mengancam nyawa, maka pembunuh itu akan menembak Vyra sehingga menyelamatkan para pemimpin dunia yang sekarang sedang berkumpul di ruangan ini. Tetapi tindakan penjagaan seperti ini kelihatannya percuma, karena semua orang tidak yakin bahwa Vyra dapat dilukai hanya dengan tembakan dari sebutir peluru.

    “Itu salahmu, aku tak ada niat untuk membunuhnya. Akukan sudah beritahu, tidak ada seorang pun yang boleh membidikku,” jelas Vyra kesal.

    “Jadi kamu berkata tentara pelindungmu boleh dengan seenaknya menembaki siapa pun yang..” kata Head of CIA tetapi terpotong oleh perkataan Vyra “Aku rasa kamu sudah tahu, kalau sebagian dari kalian akan sangat senang membunuh orang sepertiku dimasa lalu. Ya kan, Peniru..?” kata Vyra tersenyum sinis dan dalam.

    Vyra kesal, dia membalikkan tubuhnya tidak ingin lagi mendengar perkataan-perkataan orang-orang bodoh di depannya yang hanya berpikir untuk menjatuhkan perusahaan besar miliknya.

    “Kalian berdua.., stop kegilaan ini!” teriak Sekjen PBB membanting tangannya di mejanya sendiri. Sekjen PBB Koff annan merelaikan mereka.

    Vyra tidak mengindahkannya, dirinya masih kesal dan tetap berjalan menuju pintu keluar. Dinding kaca di sebelah Sekjen PBB terbuka dan salah satu pria berpakaian petugas berjalan menuju mayat yang telah tertembak tersebut, mengangkatnya dan membawanya pergi. Meninggalkan sebuah bekas cairan berwarna merah yang akan dihapus oleh cleaning service yang akan dipanggil beberapa saat kemudian.

    “Maafkan kami Vyra, sekarang kami membutuhkanmu..” kata Sekjen PBB, “takkah kau berpikir untuk ingin tahu sedikit saja, mengapa kami sudi dan berani untuk mengundangmu kemari.”

    Vyra akhirnya terhenti di pintu keluar dan membalikkan mukanya untuk melihat Sekjen PBB dan berkata, “Ok.., kamu menarik perhatianku.”
    Vyra tertarik begitu mendengar kata “Sudi dan Berani”. Tak ada yang berani mengundang Vyra, lalu kenapa dirinya sekarang diundang?

    Vyra berjalan kembali mendekati meja bundar tersebut dan memutuskan untuk tetap berdiri, tak duduk dikursi sofa mewah yang telah disiapkan untuknya. Vyra tak ingin mengambil resiko kalau saja sofa tersebut adalah sofa listrik yang ditujukan padanya.

    Sekjen PBB mengangkat tangannya, dan di tengah-tengah meja bundar tiba-tiba muncul hologram yang dapat dilihat oleh seluruh orang di meja bundar.

    “Pada akhir tahun 1915, kita menemukan sebuah bintang yang berada paling dekat dengan tata surya kita, yang dinamakan Alpha centauri,” jelas Sekjen menunjuk bintang yang terpetakan di hologram tersebut.

    “Ya semua orang tahu..” kata Vyra nyeletuk tidak ingin mendengar penjelasan yang bertele-tele.

    “Ya, Tetapi pada akhir tahun 1945 setelah kemerdekaan negaramu Vyra, kami menemukan bintang Barnard yang seharusnya berjarak 6 tahun menjadi berjarak 3.5 tahun cahaya, lebih dekat jaraknya bahkan untuk Alpha Centauri,” jelas Sekjen memutar hologram tersebut menampilkan Barnard yang bergerak.

    Vyra menjengitkan alisnya, menerka arah pembicaraan.

    “Kau ingin menjelaskan.. kalau aku harus mendanai penelitian kalian, begitu?” tanya Vyra.

    Sekjen PBB.. hanya memandang kosong melihat Vyra.

    “Demi Tuhan, berhenti berpikir seperti itu Vyra..” kata sekjen PBB.

    “Kau tahu komet yang kau lihat setiap pagi? Itu bukan komet! Itu adalah planet terluar dari tata surya Barnard. Kau juga tahu orbit Bulan telah berubah.. bagaimana kau bisa tidak melihatnya Vyra?” tanya Sekjen menggebrak meja dan hologram membesarkan bentuk komet. Komet itu adalah suatu planet bercincin terbesar yang pernah dilihat oleh Vyra sebelumnya.

    “Apa..?? Apa..?” Suara beberapa pemimpin dunia kelihatan kebingungan mendengar pernyataan dari Sekjen PBB. Mereka saling berbicara dengan pemimpin di sebelah mereka tapi tak ada satu pun dari mereka yang tahu kabar terbaru ini.

    Vyra sendiri kaget. Hal ini tidak mungkin, tahun 1915 Barnard terlihat 6 tahun cahaya jauhnya, dan tahun 1945 Barnard terlihat 3,5 tahun cahaya jauhnya. Jika dihitung dengan sederhana, dilihat dari kecepatannya berarti Barnard menuju Bumi dengan kecepatan 2,5 tahun cahaya per 30 tahun (6 - 3,5 dan 1945 - 1915). Itu artinya hanya membutuhkan waktu 42 tahun bagi tata surya Barnard untuk bertabrakan dengan tata surya Matahari yang akan jatuh pada tahun 1987 masehi.

    Cahaya untuk sampai ke Bumi harus menempuh tahunan karena jarak yang sangat jauh. Jadi ketika terfoto tahun 1945 bahwa Barnard berjarak 3,5 tahun yang lalu, itu artinya memang Barnard berada ditempat itu 3,5 tahun yang lalu. Jadi, bukan pada tahun 1987 kita bertabrakan tetapi pada 1987-3.5 tahun yaitu 1983 masehi. Kita sekarang berada di tahun 2014 masehi.. halooo.. mengapa kita masih disini dan tidak bertabrakan dengan tata surya bintang Barnard?

    “Maksudmu? Apa kau tidak salah menghitung sudut longitudinal bintang-bintang dan menyimpulkan terlalu cepat?” tanya Vyra kebingungan dengan matematika yang sedang berputar di kepalanya. Bahkan dirinya sendiri bingung dan tidak yakin matematika di kepalanya berjalan dengan benar. Dirinya memutuskan untuk tidak berpikir lagi dan mendengar penjelasan Sekjen PBB itu bulat-bulat, biarkanlah ilmuan perbintangan yang bekerja di bidangnya yang berpikir menghitung hal-hal semacam ini.

    “Awalnya para ilmuan juga berpikir bahwa semestinya tata surya kita memang telah bertabrakan. Tetapi kemunculan komet di angkasa kita berbicara berbeda, teleskop hubble telah meneliti komet yang kau lihat sekarang berada di angkasa. Komet itu adalah planet terluar dari tata surya Barnard. Selain itu bintang Barnard juga sudah ditemukan, jaraknya hanya tinggal 15 jam cahaya,” jelas Sekjen.

    “15 Jam cahaya!!” teriak semua orang yang ada di hall tersebut.

    “Itu berarti..” gumam Vyra berpikir.

    “Ya.. itu berarti kita memang tidak bertabrakan, tata surya Barnard melambat ketika mendekati tata surya kita. Karena jaraknya yang dekat, hubble berhasil melihat planet-planet yang ada di tata surya Barnard. Barnard dijelaskan NASA memiliki 5 planet, dengan planet yang terbesar dan terjauh adalah Komet yang kita lihat di angkasa sekarang,” jelas Sekjen.

    “Lalu dimana masalahnya? Kalau memang tak bertabrakan ya, bagus kan?” tanya Vyra bingung dengan maksud pembicaraan ini.

    “Teleskop hubble menemukan satu dari 5 planet tersebut adalah mesoplanet.” jelas Sekjen tersebut terdiam ingin melihat reaksi Vyra. Matanya menatap tajam Vyra berharap Vyra mengerti dan Sekjen tidak harus membeberkan semua rahasia ini pada seluruh pemimpin dunia yang ada di ruangan tersebut.

    Vyra mendelik mendengarkan perkataan Sekjen tersebut. Akhirnya dirinya mengerti kemana arah pembicaraan Sekjen PBB tersebut. Tapi kelihatannya hanya Vyra yang kaget. Para pemimpin dunia tidak mengerti sesuatu yang berbau Astrologi. Mesoplanet adalah planet yang bersuhu atmosfer antara 0-50 derajat celcius, media yang bagus sebagai tempat hidupnya mahluk bersel jamak seperti kita.

    “Komposisinya?” tanya Vyra kaget.

    “Warnanya biru, bukan planet gas, planet itu berair seperti Bumi, dan punya bulan yang mengatur iklim planetnya,” kata Sekjen menggerak-gerakkan tangannya tidak ingin menjelaskan lebih jauh lagi.

    Vyra berpikir, selain harus memenuhi syarat yaitu suatu planet bukanlah planet dengan gas yang beracun, planet itu harus mempunyai air sebagai sumber kehidupan, dan memiliki bulan untuk mengatur iklim planet agar dapat ditinggali seperti halnya planet Bumi. Bulan adalah suatu stabilizer dari rotasi suatu planet. Jika sebagai contohnya Bumi tidak mempunyai bulan, maka Bumi seperti gasing tanpa poros. Bumi tetap akan berotasi, tetapi sumbu rotasinya tidak akan stabil dan dapat berpindah-pindah dengan cepat. Yang menjejakkan kaki di atas Bumi, tentu tidak akan merasakannya. Tetapi, atmosfer udara yang menyelimuti Bumi dan iklim laut akan bergerak tidak karuan. Hal tersebut akan menghancurkan iklim hangat-dingin yang dimiliki oleh Bumi kita tercinta ini, menjadikan planet gersang tak beriklim, dengan angin kencang taifun yang melanda permukaan bumi setiap hari.

    Vyra tentunya kaget mendengar mesoplanet yang beriklim seperti Bumi. Jika perkataan Sekjen PBB itu benar, maka Bumi bukan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan. Planet itu akan menjadi penanggung jawab kemunculan beberapa benda terbang tak teridentifikasi yang selama ini muncul di langit Bumi selama beberapa dekade terakhir.

    “Jika memang tata surya Barnard melambat menuju Bumi, kapan titik terdekat mereka dengan Bumi?” tanya Vyra.

    “Paling cepat, tahun 2015,” kata Sekjen tak yakin.

    Vyra menarik nafas. kalaupun benar, itu setahun lagi. Pemimpin-pemimpin dunia pun mulai gerah dengan percakapan Vyra dan Sekjen yang terkesan ngawur dan berbicara sendiri. Mereka tidak mengerti.

    “Jadi tahun 2015, kau ingin berkata AKAN ada krisis kekacauan global yang terjadi?” tanya Vyra.

    “Ya, entah apa yang akan datang. Kami tak mampu menganalisisnya. Semua ilmuan Astrologi saat ini gempar dibuatnya. Kami butuh bantuanmu Vyra, untuk menganalisis apakah yang akan terjadi pada Bumi jika mesoplanet tersebut mendekati Bumi,” jelas Sekjen.

    Pertama kalinya Vyra merasa getir, Vyra pernah menangani kasus Bandar Tengkulak Wall Street, penjahat internasional, kasus-kasus paranatural, tapi dirinya tidak pernah menangani kasus Extraterrestrial seperti ini.

    Vyra tak yakin, jadi dia membalikkan dirinya.. dan berjalan meninggalkan hall pentagon tersebut.. tanpa memberikan sepatah kata apa pun yang dapat membuat orang-orang diruangan tersebut salah mengerti dengan pikirannya.

    Nico terbangun, dirinya mengejap-ngejapkan mata serta menghela nafasnya. Lampu sorot yang ada di atasnya menyilaukan matanya sehingga membuatnya tersadar kalau dirinya sedang berada di bangsal rumah sakit. Nico memegang wajahnya, Rasanya baru saja habis tertabrak truk.

    “Dia sudah sadar, mari kita makan.. “ kata Dino senang.

    “Hus, dia ini masih mati. Yang kamu lihat ini hantunya. Janganlah kamu mengganggunya agar dirinya bisa pulang ketempatnya..” gumam Sora mengangkat kedua tangannya keatas memeragakan sebuah hantu yang tidak bisa pulang ke dunianya.

    “Be.. benarkah..?” kata Dino kaget tampak percaya.

    “Kata dokter, cedera kepalamu berat. Kau mati besok Nico..” kata Nimron bermuka aneh, mata dan lobang hidungnya terlihat sangat melebar melihat Nico. Tipikal kalau dirinya sedang berbohong

    “Kesel gua ama orang itu, udah dihajar dua kali ama dia..” Nico memegang dagunya yang sakit.

    “Mmm.. sebenarnya aku yang salah Nic. Aku yang nubruk dia.. aku tidak melihat jalan dengan baik. Aku tak pernah naik mobil setinggi hammer.. sih,” jelas Sora yang tingginya paling pendek dibandingkan teman lainnya. Sora sendiri harus duduk dengan tegak agar dapat melihat jalan. (Mobil hammer Nico sangat besar dibandingkan mobil jip biasa. Hammer miliknya itu memiliki ban berwarna kuning segede truk)

    “Heh..?” tanya Nico heran mendengar perkataan Sora.

    “Apalagi aku lihat dia saat itu sedang memegang paku payung.” kata Nimron seakan-akan ingin membuktikan yang ditubruknya itu tidak bersalah.

    “…” Nico terdiam menatap Nimron, tapi kali ini mukanya tidak aneh dan besar lobang hidungnya Nimron hanya sepanjang 1 cm, mengindikasikan dirinya sedang tidak berbohong.

    “Jadi kalian mau bilang kalo orang tadi mau nyelamatin ban mobil, terus gak sengaja malah ditubruk sama Sora? telenovela banget..” tanya Nico.

    Semua menjawabnya dengan anggukan.

    “Kalau begitu ngapain kalian biarin aku loncat-loncat sama dia..? Terlihat gak jelas seperti itu..” Kata Nico kebingungan malu.

    “…” semuanya terdiam, mata mereka berkaca-kaca melihat Nico. Layaknya sebuah kucing yang sedang memasang tampang imutnya untuk dimaafkan oleh pemiliknya.

    “Mulai.. Mulai lebaynya.. sudahlah aku juga gak kenal dia,” kata Nico.

    “Jiah Kukira kenal, kalau gitu ngapain dibahas.. pulang, semua.. pulaaang..” kata Sora kecewa dan ngusir semua orang.

    “Kalian ke Safe house aja duluan. Udah jam segini batal kerestoran, ntar order Ayam-Lambat-Saji saja di Safe house. Aku mau selesein administrasi dulu,” jelas Nico melihat jam tangannya.

    “Terus kita naik apa ke Safe house kalau kamu make hammernya?” tanya Sora heran. Mereka kan tidak bisa berteleportase, atau punya baling-baling bambu.

    “Pake ambulan,” gumam Nico.

    “Bzz,” kata Sora kecewa bertanya dengan Nico. Tapi jawaban itu tidak salah karena orang yang punya rumah sakit dan seisinya adalah ayahnya Nico.

    Teman Nico pergi dan Nico menyelesaikan administrasinya yang berbelit-belit pembayarannya. Nico merasa heran, kenapa birokrasi aja panjang banget, mau bayar administrasi harus nunggu sampai sore. Saking lamanya Nico sempat tidur siang di tempat duduk menunggu giliran. Nico tak lupa menyempatkan dirinya untuk menyapa ayahnya di kantornya. Ayahnya yang memiliki wajah hampir mirip dengannya terlihat sedang sibuk dengan komputernya. Ayahnya memiliki kantor sendiri di rumah sakit itu, dengan sekretaris yang dapat dibilang cantik terjaga di depan kantornya. Sekretaris itu adalah pelayan pribadinya, sudah budaya keluarga Bina untuk memiliki pelayan pribadi yang cekatan untuk membantu segala urusan bosnya. Setelah itu, Nico pergi menaiki hammernya untuk kembali ke Safe house dan memarkirnya dengan rapi di parkiran lalu berjalan menuju gedung Safe house.

    Begitu Nico setengah jalan mau memasuki Safe house miliknya, dirinya terhenti di depan sebuah jalan dan hatinya merasa aneh melihat sesuatu di atas kubangan. Nico teringat kejadian basah yang disesalkannya tadi pagi, jalan inilah yang menyebabkan dirinya mandi besar dalam kubangan air. Benda yang membuatnya merasa aneh sehingga dirinya terdiam di sana adalah sebuah pecahan kaca. Pecahan kaca itu mengambang mengikuti angin sepoi-sepoi yang menerpa permukaan kubangan air. Sinar Matahari sore yang sudah menguning pun terpantul di kaca itu hingga menyilaukan matanya.

    “…, Kaca?” pikir Nico. Nico menunduk melihat pecahan kaca bening itu, lalu melihat belakangnya tempat dimana dirinya telah di dorong oleh mahluk hitam tadi pagi. Nico tertarik, Kenapa bisa terdapat pecahan kaca yang tak lazim di temukan disini? Nico kembali berjalan ke tempat dirinya berjemur tadi pagi. Mudah mengenali tempatnya berdiri saat itu karena tampak jelas sebuah bekas jejakan sepatunya sendiri, berwarna cokelat karena tercampur tanah di atas aspal.

    Jalan tersebut sangat sepi sehingga bekas-bekas kejadian tadi pagi tetap ada di jalan itu. Jalan itu sudah lama tidak dilewati oleh orang umum karena ada jalan raya yang lebih besar dan mewah tak jauh dari sana. Mata nico heran, karena bekas sepatunya nico berdiri tadi pagi, bertepatan di sebelah bekas ban mobil berwarna hitam pekat. Sangat kontras jika dibandingkan dengan aspal yang berwarna abu-abu. Bekas ban menandakan ada mobil yang mengerem secara mendadak di sana.

    “Ini.. aku hampir ditabrak saat itu?” pikir Nico tertegun melihat bekas ban mobil yang mengerem pas berada di sebelah bekas sepatunya sendiri.

    Nico juga melihat ada bekas jejakan sepatu yang berbeda, yang tak sesuai dengan bentuk jejak sepatunya. Tentunya itu adalah bekas sepatu mahluk hitam yang telah mendorongnya tadi pagi.

    “Astaga.” Nico akhirnya tertegun dan mengerti apa yang sedang terjadi, dirinya hampir tertabrak mobil saat itu. Kelihatannya dirinya telah ditolong oleh seseorang dengan cara mendorong tubuhnya dengan tapak sakti agar menjauh.

    “Aku didorong.. jatuh di sini..” pikir Nico melihat bekas badannya masih terdapat di kubangan. Bahkan Nico melihat bekas wajahnya masih terdapat di lumpur kubangan yang berwarna cokelat basah.

    “Terus bagaimana nasib yang mendorongku..?” pikir Nico bingung mencari jejak. Lalu mendadak, Nico melihat 2 meter dari tempat dirinya terdorong, terdapat banyak pecahan kaca yang telah menjadi bubuk kecil.

    “Astaga.. ini ada yang tertabrak.. yang menolongku tertabrak?” gumam nico kaget melihat pecahan kaca. Pecahan kaca adalah bukti paling sederhana dalam sebuah tabrakan. Nico mengingat kejadian tadi pagi, ketika dirinya mensumpah serapahi orang tersebut, orang itu terlihat kesakitan dan memegang tangan kanannya.

    “Dan,” kata nico tersentak tidak melanjutkan perkataannya. Tak dapat terpungkiri lagi, mata Nico tertegun melihat beberapa noda hitam yang jumlahnya lumayan banyak berada di atas aspal. Jari telunjuk nico dipakainya untuk menghapus noda hitam. Terdapat bau besi teroksidasi dari noda hitam itu.

    “Darah,” pikir Nico.

    Nico lalu memejamkan matanya, menkonstruksi ulang kejadian tadi pagi dengan pelan dalam pikirannya. Bagaimana dirinya bisa hampir tertabrak, dan seseorang menolongnya hingga dirinya sendiri yang harus tertabrak mobil.

    Lalu begitu Nico membuka mata, Nico melihat bayangan dirinya sendiri bangkit dari kubangan tersebut dan berteriak sumpah serapah kepada penolongnya. Tindakan yang sungguh tak tahu diri dan sangat egois.

    “…” Nico terdiam mengetahui kenyataan itu. Setelah beberapa menit Nico berpikir sendirian dan sadar tidak ada yang dapat dilakukannya untuk mencegah hal yang sudah terjadi, dirinya pun kembali berjalan memasuki Safe house.

    --------------------------------Gedung apartemen Nico, 4 jam kemudian--------------------------------

    “Hah..” Nico menghela nafasnya. Dirinya kecapekan setelah seharian bermain di luar. Nico mematikan mesin mobilnya yang memiliki 8 silinder tersebut, membuka daun pintu, dan keluar dari mobilnya. Nico berada dalam garasi super besar miliknya. Garasi itu sebesar hangar pesawat dan terdapat 5 mobil mewah dan 2 motor balap milik Nico. Nico memencet remote yang ada di tangannya untuk mematikan lampu garasinya lalu memasuki lift yang menuju kamar apartemennya.

    “Loh..” gumam nico kaget begitu membuka kamar apartemennya ternyata ada kepala pelayan yang berkumis, botak, dengan kulit kepala yang bertato gambar naga. Jika Nico tak mengenalnya dari kecil, tentu dirinya akan mengira kepala pelayan itu adalah teroris yang akan mengbom kamarnya.

    “Ada apa?” Tanya Nico heran.

    “Pelayan barumu, Sir,” gumamnya menunduk hormat dan ingin mengambil jaket dari Nico.

    “Oh.. ya..” Nico teringat dengan Nimron temannya. Nimron temannya telah pensiun dari pekerjaannya sebagai pelayan pribadi kamar apartemen Nico. Nimron di minta untuk pulang ke desanya oleh ibunya karena ayahnya telah meninggal.

    “Jadi laki, kan?” tanya Nico. Nico membuka jaket hitamnya dan menggantungkannya sendiri di atas tiang yang ada di kamar mandi.

    “Perempuan, Sir,” jelas kepala pelayannya, “dirinya lulus ujian pelayan dengan nilai tertinggi, Sir.”

    “Sudah kubilang aku tidak suka perempuan, bawa masuk..” Nico tak pernah setuju pelayannya perempuan karena dia trauma dengan semua perempuan. Hal itu disebabkan oleh masa lalunya yang buruk.

    Nico membasuh mukanya di wastafel, lalu mengambil handuk putih empuk yang ada di sebelah wastafel dan mengusapnya di wajahnya. Begitu dirinya melihat refleksi dari kaca yang ada di atas wastafel, dirinya melihat sesosok mahluk hitam, rambutnya yang hitam menutupi wajahnya, kulitnya yang seputih salju, dan tingginya yang pendek tersebut benar-benar membuatnya terlihat sangat mengerikan.

    “WAAA.. HWA.. HWA..!” teriak Nico dengan mulut menganga melihat penampakan yang muncul dikaca wastafelnya. Hantu itu kembali menemuinya, bahkan kealam bawah sadarnya. Tidak cukupkah mahluk hitam itu mendorongnya dan memukulnya hingga mampus tadi siang? Hantu, bukan.. ini suster-lari.

    “Hwaa..!” teriak Nico memakai handuk yang dipegangnya untuk melindungi tangannya agar dapat memukul kaca di depannya hingga pecah.

    Suara kaca pecah retak terdengar di telinga kepala pelayannya.

    “Ada apa Sir?” tanya kepala pelayan bingung melihat Nico memukul pecah kaca yang ada di depannya.

    “Hituh.. ada hantu..” gumam nico ketakutan menunjuk kaca yang pecah di depannya, tetapi begitu dirinya melihat belakang..

    “Loh.. asli..” Nico heran melihat mahluk hitam yang mendadak muncul dalam kaca ternyata memang sedang berada di belakangnya.

    “Namanya Archia, dia pelayan baru..” kata kepala pelayan kebingungan.

    “Ka.. kamu Nico?” tanya Archia bingung melihat seseorang yang tak tahu terima kasih yang ditemuinya tadi pagi dan tadi siang.

    “Ya gua Nico, jadi kamu datang mau berkela.., tu..tunggu.. dia pelayanku yang baru?” tanya Nico kaget melihat kepala pelayannya yang dengan cepat mengangguk.

    Baik Archia maupun Nico mukanya sama-sama rusak mengetahui keadaan yang terjadi . Mulut Nico berkedut-kedut, dan Kelopak mata Archia menjengit-jengit tidak percaya.

    “Kau tak menyukainya, Sir?” tanya kepala pelayan.

    “Bu.. bukan.. hanya saja.. dia,” Nico bingung melihat rambutnya yang panjang tergurai, pinggul dan dadanya archia yang lebih gembung dari kemarin. Archia terlihat memakai sepatu, rok, dan daster perempuan. “Kamu sedang cosplay, atau kamu ikan yang bisa melembung atau..”

    “Hee..?? kamu cewek?” kata Nico kaget, ubun-ubunnya serasa habis disambar petir mengetahui mahluk hitam di depannya ternyata adalah seorang perempuan.

    “Kamu yakin dia mampu melindungiku..?” tanya Nico melihat Archia yang hanyalah perempuan setinggi 150 cm. Tapi begitu Nico mengingat tapak-saktinya..

    “Yakin-yakin.. yakin..” kata Nico menganggukan kepalanya.

    “Ada masalah Sir?” tanya kepala pelayannya bingung melihat Nico.

    “Mmm..” gumam Nico bingung melihat mahluk hitam kecil yang ada di depannya.

    “Tidak ada..” kata Nico tak yakin.

    ---------------------------------------Esok Paginya---------------------------------------

    Nico membuka matanya, dan menguap. Dirinya berada diatas kasur tempat tidur kebesarannya. Tempat tidur itu sangat besar, dengan renda berwarna merah, mewah yang bergelantungan di sekitarnya. Jika diberikan ijin, gajah pun mampu untuk tidur di sana.

    “Nimron.. bangun..” gumam Nico menguap keluar dari kamar tidurnya. Nico biasa membangunkan Nimron saat baru bangun di pagi hari.

    “Ini minumnya pak..” mata Archia muncul dari bagian gelap kamarnya. Seperti ninja atau serigala yang dapat menerkamnya dari kegelapan.

    “HWAA!” teriak Nico kaget, lidahnya menari-nari di tempatnya. Mendadak muncul seseorang yang tak dikenalnya memegang gelas bening, basah, menetes dan terlihat berbahaya di matanya.

    “Siapa kamu? Mana Nimron.. kamu membunuhnya?” teriak Nico kaget meloncat dari tempatnya.

    “Archi..” gumam Archia polos menyebutkan namanya sendiri sambil memberikan segelas air dingin kepada Nico.

    “Em..” setelah bangun tidur, Nico lupa dengan kejadian kemarin. Butuh waktu 15 detik bagi otaknya untuk loading kejadian kemarin.

    “O.. iya.. lo hantu jeruk purut yang kemarin,” gumam Nico setelah kepalanya selesai loading. Archia masih terlihat mengangkat gelas yang ditujukan padanya. Gelas bening, basah, terlihat sangat berbahaya di mata Nico. Nico lalu mengambil gelas Archia dan dengan cepat menelitinya.

    “Menurut gue.. ini cairan beracun, harus dites dulu.. dan Jangan panggil aku pak,” kata Nico mengambil kertas asam-basa yang ada di lemari dan mengetesnya di gelas tersebut.

    “ASAAAM!” Teriak Nico kaget rambutnya mendadak jering membaca hasilnya.

    “Hasilnya netral kak,” Kata Archia heran melihat kertas yang dipegang Nico.

    “Ehm..” Nico berdeham tak bisa membaca kertas yang dimasukkannya ke gelas tersebut dan melihat Archia. Heran juga dirinya dipanggil kak, tapi tidak apa-apa sih daripada dipanggil pak.

    Nico memperhatikan perempuan tersebut yang hanya setinggi pohon cabe di depannya, tubuhnya terlihat baik-baik saja. Tidak ada kesan terluka dari dirinya yang diharapkan sesuai dengan bayangannya.

    “Ini,” gumam Nico memberikan gelas yang telah diminum olehnya.

    Archia terlihat menjengit begitu mengambil gelas milik Nico dengan tangan kanannya.

    “Kenapa.. kau tak apa-apa?” tanya Nico.

    “Mmh.. tak apa-apa.. hee..” Archia hanya nyengir dan berjalan ingin masuk kedalam dapur.

    “...” gumam Nico termenung tak berkata melihatnya.

    “Arciha,” panggil Nico.

    Badan Archia pun terhenti. Dirinya tertegun karena pertama kali namanya dipanggil oleh Nico, dengan malu dan tak berkata, tubuhnya perlahan-lahan kembali berputar melihat Nico.

    Nico lalu dengan cepat menarik seragam yang menutupi lengan kanannya Archia dan melihatnya. Seperti yang dikiranya, lengannya yang putih kecil itu terluka. Ada goresan luka yang lumayan dalam, masih belum kering dan sekitarnya terlihat membiru. Ketika Nico memegang tangan kanannya, tak ada perlawanan sama sekali dari tangan kanannya seakan-akan tangan kanannya Archia tak bisa digerakkan.

    “Aah..” rintih Archia kesakitan. Tangannya gemetar dipegang oleh Nico.

    “Kenapa ini?” Tanya Nico tak percaya walau dirinya sudah tahu siapa dan apa penyebabnya.

    “Mmh.. Tak apa-apa kak.. Archi terjatuh kemarin, lenganku jadi terkilir.. masi belum sembuh..” katanya menutup lengannya dari pandangan Nico.

    “…” Nico tak berkata melihat wajah Archia yang ada di depannya itu terlihat sedih dan malu.

    “Maaf..” Nico terdiam, matanya yang tajam itu melihat Archia.

    “…” Archia tertegun ketika mendengar perkataan maaf yang sungguh-sungguh dari Nico.

    “Maafkan aku.. Arciha,” kata Nico masih salah menyebutkan namanya. Nico lalu membungkuk meminta maaf layaknya orang jepang yang sedang memberikan hormat.

    “…” Archia termenung melihat Nico yang hebat itu mau membungkuk di depannya. Awalnya Archia mengira Nico di depannya ini hanyalah seorang anak dari perusahaan kaya yang tidak pernah menghargai sesama. Berkeliling Bali dengan mobil mewahnya dan berlaku semena-mena, sambil berteriak-teriak bersama teman-temannya.

    Archia pun tersenyum sangat manis. Rambut hitamnya yang biasanya menutupi wajahnya pun tersingkap sedikit.

    Lalu mendadak, rasa hangat merasuki dada Nico begitu melihat wajahnya, mendadak Nico merasa melihat wanita tercantik di muka Bumi ini.

    ---------------------------------------Segitiga Bermuda---------------------------------------

    Lautan tersebut berwarna biru muda, terbentang luas sejauh mata memandang dengan beratapkan langit biru. Sesekali, ombak-ombak kecil terbawa dengan gemulai menerpa pantai berkristal putih yang mengkilat terterpa cahaya sang surya. Dikejauhan, terdapat burung laut yang sedang terbang mengitari pantai, berharap menemukan makanan yang terlihat oleh matanya yang sangat tajam. Dibandingkan mata manusia, mata manusia kalah dalam penglihatan jarak jauh dibandingkan mata burung. Bukan karena struktur matanya berbeda jauh, tetapi mata manusia telah terbiasa untuk melihat hanya sebatas yang diperlukannya. Seperti membaca dari jarak setengah meter, atau melihat wajah dari jarak 2 meter. Alhasil mata manusia yang terlalu dimanja, tidak dapat melihat makanan jika makanan itu terletak 500 meter jauhnya.

    Burung itu melihat ulat, ya ulat.. jadi dirinya menukik tajam dan menyambar ulat yang ada di daun pepohonan. Tidak ada yang salah dengan pemandangan pantai itu, kecuali letaknya. Pantai itu adalah pantai Florida, salah satu titik dalam kawasan tiga Bermuda.

    Segitiga Bermuda adalah suatu kawasan segitiga yang membentang seluas 1,2 juta kilometer persegi antara kepulauan Bermuda, Puerto rico, dan tanjung Miami Florida. Daerah ini terkenal karena tak bisa dipungkiri lagi telah menelan ratusan hingga ribuan korban, dari kapal laut hingga pesawat terbang. Baik kendaraan sipil maupun militer, sendirian ataupun berbanyak akan tetap hilang jika segitiga ini telah menginginkannya.

    Ciri-ciri menghilangnya selalu sama, ketika mereka pergi dalam keadaan cuaca cerah, kendaraan-kendaraan tersebut akan kehilangan navigasi mereka, kompas mereka tak menunjuk arah utara maupun selatan dan beberapa detik kemudian mereka akan menghilang dari dunia ini secara misterius. Tak ada kiriman SOS, tak ada perlawanan, dalam waktu yang singkat semua menghilang ditelan oleh segitiga ini.

    Hingga sekarang banyak teori yang beredar berusaha menjelaskan segitiga Bermuda. Ada yang mengatakan menghilangnya kapal disebabkan oleh rogue waves. Rogue waves adalah suatu ombak raksasa yang terbentuk karena menyatunya ombak-ombak kecil hingga menjadi besar. Sayangnya teori ini tidak hanya berlaku hanya di segitiga Bermuda, tetapi berlaku di seluruh lautan yang ada di muka Bumi ini. Selain itu, tidak hanya kapal saja yang hilang, ratusan pesawat terbang telah jatuh secara misterius di daerah segitiga setan ini. Beberapa ilmuan pun mengatakan hilangnya kapal disebabkan oleh gulf stream, suatu arus deras di bawah laut seperti yang ada dalam film “Finding Nemo”. Tetapi, lagi-lagi teori ini hanya berlaku untuk kapal.

    Ada ilmuan lain lagi yang mengatakan mereka menghilang karena human error atau kesalahan manusia itu sendiri. Teori ini paling tidak masuk akal karena seperti contohnya, Flight 19. Sebuah skuadron pesawat yang menghilang pada tanggal 5 desember 1945. Mereka terdiri dari 5 pilot militer yang sangat ahli dan berpengalaman dibidangnya. Mengapa kelima-limanya bisa menghilang dan tidak ada yang selamat? Flight 19 adalah cerita yang paling terkenal karena pilot pesawat masih dapat melakukan kontak dengan lapangan terbang terdekat. Lapangan terbang terdekat melaporkan, ke 5 pilot ini mengalami gangguan di kompas pesawat mereka. Kompas mereka kesannya menunjuk ke utara, lalu mendadak berubah arah menunjuk kesuatu arah yang tak dapat diketahui. Jika kompasnya rusak, mengapa kelima kompas pesawat serentak rusak dan menunjukkan arah salah yang sama?

    Sampai suatu hari, Ada yang mengclaim atau menjelaskan bahwa terjadi distorsi ruang dan waktu yang terjadi di segitiga Bermuda yang sering dikenal dengan nama electronic fog. Electronig fog, adalah suatu teori dimana muncul sebuah awan bermuatan listrik karena disebabkan oleh bocornya angin matahari yang menembus atmosfer bumi. Normalnya angin matahari tidak sampai menembus bagian bawah atmosfer bumi karena telah terpencar oleh medan magnet bumi. Tapi, kelihatannya hal itu tidak terjadi di segitiga Bermuda ini. Beberapa ilmuwan menclaim telah membuktikan teori ini, mereka terbang di atas segitiga Bermuda membawa peralatan yang dapat mendeteksi listrik dan menemukan kenyataan bahwa banyak awan bermuatan listrik tinggi berada di daerah segitiga Bermuda.

    Bruce Gernon adalah saksi mata pertama yang berhasil selamat, dan bahkan terbang menembus electronig fog. Perkataannya yang menjelaskan penerbangannya sesuai dengan misteri segitiga Bermuda selama ini. Dikatakan, kompas akan berputar tidak beraturan ketika melewati electronic fog dan ketika memasuki awan electronic fog, anda akan berada di dimensi yang berbeda. Bahkan Bruce Gernon menjelaskan terperinci bagaimana awan electronig fog ini berputar sangat cepat mengelilinginya.

    Mendengar teori ini, Berzer diutus oleh area 88 untuk meneliti anomali yang terjadi di kawasan tersebut. Sekarang dirinya melintasi segitiga Bermuda memakai pesawat terbang. Dengan peralatan canggih area 88, Berzer membenarkan anomaly yang terjadi. Berzer bingung ketika melihat peralatannya menunjukkan muatan listrik tinggi, sekitar 100 ribu volt yang setara dengan daya pada pabrik pembangkit listrik. Kenyataannya pembangkit listrik tidak ada diatas udara, dimana bawahnya adalah lautan.

    Tidak hanya itu yang membuat Berzer bingung, peralatannya Berzer juga menunjukkan terdapat medan magnet yang kuat sering terjadi di sekitarnya, hal ini tidak masuk akal karena hal ini hanya terjadi pada kutub bumi yaitu kutub utara dan kutub selatan. Berzer pun bertanya-tanya dalam hati, Apakah pesawat dan kapal menghilang disebabkan oleh electronig fog? Karena jika electronig fog ini nyata, mereka yang menemuinya akan tersedot medan magnet luar biasa kuat yang dibuat oleh electronic fog. Berzer tidak dapat berkilah kalau teori ini benar karena dapat menjelaskan bagaimana mereka yang hilang tidak bisa mengirimkan pesan SOS karena pesan SOS sendiri adalah suatu pesan gelombang yang dapat terganggu oleh distorsi elektro magnetik.

    Berzer meneruskan penelitiannya, setiap hari dirinya bersama pilot pesawat jet milik area 88 mengarungi segitiga Bermuda di cuaca cerah untuk meneliti anomaly-anomaly listrik dan medan magnet yang terjadi di kawasan segitiga Bermuda. Hari-hari berlalu, sampai akhirnya suatu hari, hal yang tak diinginkannya terjadi di atas kawasan segitiga Bermuda.

    “Pilot, putar balik! Cepat ganti haluan.. 180 derajat, sekarang JUGA!” teriak Berzer yang selalu bersama Pilot temannya itu di kokpit. Pilot itu kebetulan namanya juga Pilot, tampaknya keluarganya terobsesi dengan pekerjaan penerbangan.

    “Ke.. Kenapa?” tanya Pilot yang sedang asyiknya mengupil-maaf, memancing hidungnya. Pilot tersebut pun melihat keadaan sekitar. Cuaca sangat cerah, bening seperti biasanya. Hanya ada sedikit awan yang terlihat di kejauhan menunjukkan tak ada indikasi bahaya setitik pun dari udara sekitar. Apakah Berzer melihat UFO? (Unidentified Flying Object)

    “Cepat!” teriak Berzer. Berzer melihat keanehan yang ada di peralatannya. Peralatan listriknya yang berbentuk kotak dan terdapat jarum-jarum meteran beraneka ragam dan macam tersebut, bergerak-gerak tidak stabil. Hal ini tidak wajar karena sudah berbulan-bulan, Berzer yang telah hapal pola gerakan peralatannya miliknya itu tidak pernah menemukan jarum-jarum bergerak dengan tidak stabil seperti ini.

    Pilot mematuhi perkataan Berzer dan berputar haluan 180 derajat ke arah belakang. Lalu, begitu pesawat berputar haluan dan sudah berbalik arah, tiba-tiba kompas pesawat menunjukkan arah sebaliknya.

    “Loh.., aku yakin kita sudah berbalik arah.. tapi kok kompas menunjukkan kita masih lurus di arah kita sebelumnya..?” kata Pilot bingung. Pilot lalu ingin membalikkan kembali arah pesawatnya sekali lagi dan mengulangi kesalahan yang sama seperti Flight 19, tetapi untungnya mendadak Berzer di sebelahnya setengah berteriak,

    “Biarkan..” kata Berzer kaget, “Terus lurus, kita memang sudah berbalik arah. Sekarang kompas kita sedang mengarah menunjuk electronic fog.”

    “Apa..?” tanya Pilot kaget tidak percaya, “berarti..” Pilot dengan cepat melihat belakang pesawatnya, ke arah dimana kompas tersebut menunjuk electronig fog.

    “Tak salah lagi..” kata Berzer keringat di dahinya berjatuhan.

    Electronic fog ini.. nyata..” Berzer melihat jarum-jarum di peralatannya meronta-ronta tak beraturan. Jarum tersebut menunjukkan angka maksimum yaitu 1 juta kilo volt yang sebelumnya hanya pernah mendeteksi 100 ribu volt.

    Pilot yang sedang melihat belakangnya pun kaget, dari cuaca cerah tak berawan, tiba-tiba muncul sebuah kilatan listrik. Lalu, dari kilatan listrik berwarna perak itu, di sekitarnya mendadak berubah menjadi gelap, lalu muncul kabut yang semakin lama semakin besar berubah menjadi awan, dan awan tersebut semakin meluas berpola seperti awan cumulonimbus yang tinggi seperti awan badai.

    Mata Berzer ikut melihatnya. Itu bukan awan biasa yang bergejolak pelan alami. Awan tersebut bergejolak sangat cepat seperti ada yang mengaduknya dengan mixer roti dan melepaskannya di angkasa.

    Mendadak terdengar suara keras dari kokpit. Kokpit pesawat itu bergetar keras seperti terantuk dengan benda. Benda tersebut ternyata adalah burung laut. Burung laut tersebut tak kuasa terbang tersedot kearah awan electronic itu.

    “Hey.. Hey..” gumam Berzer tersadar melihat kanan kirinya dan pemandangannya ternyata tetap tak berubah. Mereka tidak beranjak dari tempat mereka semula.

    “Kita tidak maju Berzer.. awan itu menyedot kita!” kata Pilot kaget. Awan gelap berpetir yang berada di belakangnya tersebut pun semakin meluas, menyambar-nyambarkan petirnya seakan-akan ingin menangkap pesawat Berzer dan sekitarnya.

    “Kecepatan penuh.. KECEPATAN PENUH!” teriak Berzer ketakutan meninggikan throttle mesin pesawat. Berzer dengan sigap menekan tombol pelepas muatan, pelepas amunisi, pelepas bensin cadangan, dan apa saja yang bisa dilepaskan untuk membuat pesawat ini menjadi lebih ringan. Sayap pesawat bergetar sangat keras, membengkok.. memberitahu bahwa tekanan atmosfir sangat besar tertarik ke arah awan itu.

    Beberapa menit kemudian, pesawat tersebut mendarat di lapangan terbang terdekat. Mereka berdua sempat kebingungan arah, untungnya mata Berzer tajam seperti elang hingga dapat melihat daratan yang berkilo-kilo meter jauhnya.

    Berzer melempar helm pesawat jetnya dari kepalanya begitu turun dari pesawat miliknya.

    “Sialan!” teriaknya. Dirinya jongkok di lapangan pesawat terbang tersebut menggigil ketakutan.

    Pilot lalu mendekati Berzer, kakinya gemetar. Dirinya melihat langit telah berubah kembali seperti semula. Cuaca di kejauhan terlihat kembali cerah, tidak ada sedikit pun bahaya cuaca terlihat dari lapangan terbang ini. Pengalaman beberapa menit sebelumnya benar-benar membuat semua adrenalinnya keluar. Jantungnya terpacu, dan keringat keluar walau hari ini tidak panas.

    “Aku rasa, aku tidak berani menjadi pilotmu lagi Berzer,” gumamnya gemetar.

    Berzer melihat pilotnya yang bermuka rusak, dirinya terdiam.

    “Tidak perlu, kita sudahi penelitian ini,” kata Berzer

    “…” pilot tampak kaget mendengar perkataan serius Berzer yang menyudahi penelitiannya.

    “Aku rasa.. perkataan Evan memang benar, walau aku tak mau mengakuinya.. gerbang antar dimensi, memang akan terbuka,” kata Berzer menjejakkan kakinya ke aspal dan berdiri.

    Berzer melihat komet di langit yang cerah itu. Komet yang merupakan planet terbesar di tata surya Barnard itu adalah planet yang terjauh juga dari tata suryanya. Karena terlalu besarnya, planet tersebut dapat terlihat bahkan di siang hari.

    “Aku kira, ini tidak terjadi pada generasi kita.” kata Berzer termenung menghela nafasnya.

    “Aku harap, kita masih punya waktu.. untuk membenahi diri kita,”

    untuk penjelasan segitiga bermuda kalo masih belum jelas bisa disearch di mbah google. :maaf:

    Suara hentakan bola basket terdengar menghantam lantai lapangan basket berulang-ulang di telinga Sora. Gedung lapangan basket yang tua itu bernama Safe house. Diberi nama Safe house karena mereka yang mendiami gedung itu merasa aman, bahkan lebih aman dibandingkan rumah mereka sendiri. Rasa aman ini diberikan oleh persahabatan mereka, yang sudah bersama di sana selama belasan tahun sejak diri mereka masih kecil. Itulah mengapa gedung itu menjadi tua. Nico sendiri tidak pernah memplitur tempat duduk kayu yang ada di sana. Semua tidak pernah dibuat untuk kembali menjadi baru, karena mereka nyaman dengan keadaan “tua” seperti itu.

    Safe house adalah rumah kedua bagi “mereka” yang tidak nyaman berada di rumah mereka sendiri karena orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan mereka, ataupun karena “sepi” disebabkan tidak mempunyai orang tua lagi di dunia ini yang menunggu kepulangan mereka.

    “Astaga, kenapa mahluk hitam itu di sini,” kata Sora kaget melihat Archia memasuki Safe house. Bukankah mahluk itu yang kemaren membuat Nico asyik tertidur di rumah sakit?

    Nico tampak memasuki pintu Safe house bersama Archia. Nico berniat ingin memperkenalkan Archia pada semua temannya.

    “Lu jangan berani-berani ganggu pacar gue lagi ya.. dia satu-satunya sumber makananku,” kata Dino mukanya tak rela melihat ada orang lain yang menjadi benalu di rumah tangga mereka.

    “Dia pelayan pribadiku..” gumam Nico bermuka datar melihat mereka.

    “…” Sora dan Dino mulutnya menganga, mata mereka terbelalak heran kenapa hantu ngesot bisa menang hadiah nobel untuk menjadi pelayan pribadinya Nico.

    “Loh.. ada Archia..?” tanya Charles heran menurunkan korannya untuk dapat melihat wajahnya.

    “Ah.. haii..” kata Archia mengangkat tangannya tersenyum.

    “Hah.., kamu mengenalnya??” tanya Nico heran.

    “Ya iyalah.. aku kan kenal semua cewek cantik dikawasan ini..” kata Charles yang ganteng dan playboy.

    “Terus cewek kek hantu ini kenapa kamu bisa kenal??” Tanya Sora.

    “Em..” gumam Charles bingung, heran juga kenapa dia bisa mengenalnya. Charles yakin semestinya wajahnya Archia tidak sejelek ini.

    “Aku juga kenal kok.. kemarin aku ketemu pas ikut kejuaran bela diri tingkat nasional di GOR Ngurah Rai,” jelas Dudu.

    “Archia jadi juara..??” tanya Nico mengebu-gebu ingin tahu mengingat Archia memiliki jurus tapak sakti.

    “Nda.. cuman jadi tukang pel lapangannya..” kata Dudu polos. Nico terlihat menepuk wajahnya sendiri.

    “Sebenarnya kak Nico melakukan apa di sini?” tanya Archia bingung melihat mereka yang mendrible-drible bola basket secara tidak jelas.

    “Kak??” teriak teman-temannya. Bulu betisnya Dino berdiri semua seperti telah direbonding karena mendengar perkataan tersebut.

    “Kami sih.. lebih sering main basket saja di sini, tetapi sebenarnya Safe house ini kudirikan adalah untuk membuat sebuah klub,” jelas Nico.

    “Klub?” tanya Archia.

    “Ya, klub pemecah misteri aneh,” kata Sora.

    “Ya, klub pemecah biji semangka..” kata Dino menggerak-gerakkan tangannya mengacaukan suasana.

    “Itu si awalnya. Kemarin saja.. pas terjadi bom Bali, kami tuh yang memecahkan siapa pelakunya. Tapi itu dulu, sekarang kami gak ada kerjaan soalnya gak ada hal aneh lagi yang terjadi di sekitar kita,” gumam Nico bosan.

    Klub Safe house dibangun sejak 12 tahun yang lalu. Saat Nico masih SD, Nico berpikir untuk membuat sebuah klub detektif yang dapat memecahkan misteri. Hal itu terjadi karena mereka kebanyakan nonton detektif Conan, serial detektif cilik yang terkenal pada zamannya. Ke lima temannya yang setia pun mengikutinya dan hingga sekarang klub ini tetap bertahan hanya dengan enam anggota. Awalnya tak ada yang percaya anak kecil seperti mereka dapat memecahkan misteri. Tetapi begitu misteri demi misteri dipecahkan oleh mereka, seperti misteri dukun tak beranak dan misteri gunung yang-rapi, mereka akhirnya dapat pengakuan dari kepolisian hingga sukses membongkar sindikat teroris yang membom Bali pada tahun 2002. Tetapi sejak 2002, sayangnya tak ada misteri lagi yang muncul. Hingga mereka datang ke Safe house hanya sekedar untuk bermain basket atau bercanda tawa seperti saat ini.

    “Kau tahu..? Dunia nyata tanpa imajinasi sangat membosankan,” kata Dudu termenung.

    “Ya.. lihat tuh..” kata Sora melihat telepon tua yang berada di atas meja yang pliturnya terlihat sangat kusam. Telepon itu adalah telepon mode tahun 2000-an. Bentuk teleponnya masih kotak-kotak dan terlihat sangat kuno. Telepon itu berdebu dan banyak sarang laba-laba yang mengitarinya gagang teleponnya menandakan tidak pernah terpakai.

    “Kami merasa telepon itu diguna-guna oleh seseorang, bayangkan.. sudah 10 tahun kami tidak mendengar telepon itu berbunyi, untuk memberi tahu kami misteri aneh baru buat dipecahkan,” kata Sora menunjuk telepon tak berdosa itu. Memang manusia adalah mahluk yang tak tahu terima kasih. Telepon itu padahal telah setia mengabdi 10 tahun tidak dibayar malah dimaki-maki dituduh telah diguna-guna.

    “Bodoh.. alasan utama kita gak make telepon itu lagi, karena kita udah pada punya telepon genggam,” kata Nico.

    “Tululut.. tululut” suara telepon itu mendadak berbunyi, memecahkan kesunyian hari itu.

    Mereka semua saling pandang. Sudah 10 tahun telepon itu tak berbunyi. Kekuatan supranatural apa yang dapat membuat telepon itu berbunyi?

    “Ah.. hanya salah dengar..” gumam Sora menenangkan dirinya.

    “Tululut.. tululut” suara telepon itu kembali terdengar.

    Dudu dan Charles saling pandang. Keringat mulai bercucuran di dahi mereka. Kaki mereka gemetar tak terkontrol, dan rasanya.. ingin terkencing di dalam celana.

    “Tululut..,” “teleponnya ngamuk.. NGAMUK” teriak Sora takut lari tak karuan, ketakutan.

    “Jangan diangkat, bisa kena santet.. tobatlah,” kata Dudu polos ketakutan sambil mengoyang-goyangkan sapu lidi dengan terbalik seakan-akan dirinya sedang memegang dupa untuk mengusir iblis.

    Archia pun tersenyum melihat mereka semua yang lari tidak karuan ketakutan. Sekarang dirinya jadi mengerti kenapa gedung ini diberi nama “Safe house”. Archia pun berjalan ke telepon yang berbunyi tersebut dan dengan perlahan mengangkatnya.

    Semua menahan nafas melihat detik-detik Archia mengangkat telepon. Mereka berharap Archia kena kutuk, atau kena sambar petirlah karena berani mendekatinya.

    “Buat kak Nico,” gumam Archia polos memberikan gagang teleponnya.

    “…” Nico tak berkata dan mengambil telepon tersebut. Lalu, setelah beberapa detik Nico berbicara dengan telepon tersebut, Nico menutupnya.

    “Siap-siap teman-teman.. kita dapat kasus baru,” kata Nico tersenyum tak percaya apa yang didengarnya.

    “Heh..?” tanya Sora heran.

    --------------------------GOR Ngurah Rai, Lapangan Sepak Bola-----------------------------

    Seperti biasa, mereka berenam menaiki mobil mewah Nico untuk pergi keGOR. GOR adalah tempat pusat olahraga di Bali. Dari lapangan basket hingga dojo karateka, semuanya terdapat di sana. Mereka pun turun di depan lapangan sepak bola seluas 1 hektar. Lapangan sepak bola itu adalah lapangan terluas di Bali, dengan rumput terhijau dengan kualitas terbaik, pemerintah Indonesia mencanangkan lapangan ini sebagai gelanggang tempat diselenggarakan Asean ke-52 tahun depan.

    “Ada apa Nico memangnya?” tanya Dudu heran melihat sekitar.

    “Tak ada misteri apapun di sini..” kata Sora melihat sekitar. Lapangan sepak bola GOR terlihat biasa seperti hari-hari sebelumnya, herannya polisi mengamankan tempat tersebut dengan pita garis polisi yang dibentangkan sekeliling lapangan sehingga tidak ada orang yang dapat bermain sepak bola di sana saat ini.

    “Santai saja dulu, aku sudah memanggil helicopter,” kata Nico.

    Beberapa saat kemudian, helicopter dengan empat baling-baling utama berwarna hitam loreng putih, datang dan turun tak jauh di depannya Nico. Suara baling-baling helicopter begitu keras memekakkan telinga. Angin dari helicopter itu mendorong mereka, yang dimanfaatkan Sora untuk mengoyang-goyangkan bibirnya. Beberapa saat kemudian helicopter mendarat dengan mulus di depan mereka. Pilot helicopter pun keluar dari kokpit dan memberikan Nico semacam foto untuk dibaca.

    “Kita mau naik helicopter?” tanya Dudu bingung.

    “Tidak.. lihat ini..” kata Nico memperlihatkan sebuah foto yang terlihat dari udara. Charles pun mengambil foto tersebut ke tangannya. Foto itu memperlihatkan diri mereka yang terfoto vertikal dari atas oleh kamera helicopter. Teman-teman pun melihat foto itu, dan mata mereka terbelalak. Bukan karena foto mereka jelek atau indah karena Sora sedang mengoyang-goyangkan bibirnya menghadap langit yang membuat mereka kaget, atau karena lapangan sepak bola tersebut miring bentuknya, tetapi karena bentuk pola rumput di lapangan tersebut.

    “Ya.. dari tadi, kita sudah berdiri di atas misteri,” jelas Nico tersenyum melihat teman-temannya kaget menatap foto crop circle terbesar yang pernah dilihat oleh mereka, “misteri crop circle

    Nico tahu crop circle adalah suatu misteri terbesar abad ini. Banyak yang mengclaim bahwa crop circle adalah buatan manusia, dan hal itu dibenarkan oleh beberapa ilmuwan dari seluruh dunia yang telah meneliti crop circle. Tetapi walau kata mereka kebanyakan crop circle adalah buatan manusia, para ilmuwan juga menemukan bahwa 10 persen diantara crop circle yang terjadi, adalah asli bukan buatan manusia. Crop circle adalah fenomena yang sangat lazim, hampir semua orang tahu crop cirlcle itu apa sehingga membuat misteri ini adalah suatu hal yang biasa di kalangan khalayak masyarakat luas. Nico pun berpikir satu hal yang tidak boleh dilupakan, kalau crop circle bukanlah hal alami yang dapat di buat oleh alam. Jika dilihat dari pola dan corak, crop circle pasti adalah buatan.

    Nico melihat dengan baik, foto Crop circle yang terjadi di lapangan ini berbentuk ratusan lingkaran, terbagi dalam lingkaran-lingkaran kecil yang dikelilingi oleh lingkaran besar. Lingkaran-lingkaran kecil itu jumlahnya begitu banyak, bentuk mereka simetris satu sama lain, dengan pinggiran yang rata dan sempurna bulat membuat mereka yang melihatnya tidak yakin manusia adalah pembuatnya. Bahkan lingkaran-lingkaran tersebut dihubungkan dengan suatu garis yang melengkung sempurna membentuk sebuah pola, pola kunci raksasa terumit dan terkompleks yang belum pernah dibuat oleh manusia sebelumnya. Lingkaran-lingkaran itu dengan sukses dan indah membentuk pola seluas 1 hektar.

    “Tidak mungkin.. Kita sedang berdiri di atasnya??” Kata Sora kaget melihat sekitar. Dirinya tidak sadar kalau dari tadi kakinya telah menginjak sebuah misteri.

    “Waa..” teriak Archia berlari keliling melihat sekitar. “Keren-keren,” katanya dari kejauhan.

    “Besar sekali..” kata Dudu melongo dongo menggaruk-garuk belakang kepalanya sambil berputar melihat sekitar.

    “Apa ini..? Kenapa rumput mau seperti ini?” tanya Charles heran menarik-narik rumput yang membentuk pola crop circle. Beberapa rumput terlihat menunduk dibandingkan rumput lainnya sehingga dapat membuat pola yang indah dipandang mata.

    “Aku juga belum pernah melihat kasus seperti ini. Biasanya crop circle terjadi di Eropa, dibentuk dari tanaman hasil panen seperti gandum ataupun jagung..” kata Nico.

    “Ini.. benar-benar. Baru pertama kali aku melihat crop circle..” kata Charles memperhatikannya. Di beberapa daerah yang membentuk pola, tampak rumput dengan kompak menunduk ke satu arah berputar yang membentuk lingkaran. Jika dilihat dari dekat, jelas sekali terlihat buku rumput tersebut tampak bengkok, melengkung secara alami dan tidak patah. (Buku tanaman adalah tempat pertemuan dua ruas atau persendian pada tamanan.)

    “Jadi apa permintaan kali ini dari Bina?” tanya Sora.

    “Kita menyelidiki, ini memang crop circle asli.. atau crop buatan manusia. Jika buatan manusia kita disuruh mencari tahu siapa yang membuatnya,” jelas Nico.

    “Bagaimana cara membedakannya ini asli atau kagak? Gak ada ide nih kali ini..” kata Sora garuk-garuk kepala.

    “Kalau di Eropa sih.. cara membedakannya dengan melihat batang tanamannya patah atau tidak. Kalo yang buat manusia, mereka terpaksa mematahkan batang agar dapat membuat tamanan menunduk. Crop circle yang asli dikatakan batangnya tidak patah, buku tanamannya meledak sehingga tanaman rubuh ke satu sisi,” Jelas Nico.

    “Aku lihat.. ini bukan dipatahkan, rumput tidak bisa dipatahkan tentunya.. ini pasti dipanaskan oleh sesuatu sehingga batang rumput memuai. Karena memuai di satu sisi batang, batang pun terpaksa membengkok mengisi ruang yang tersisa, sehingga tampak melengkung seperti ini..” kata Charles memperhatikan rumput yang bengkok di tanah dan memutar-mutarnya tetapi tetap kembali kebentuk semula.

    “Ya.. Ini kelihatannya asli.. tak ada yang dapat mematahkan rumput,” kata Dino yakin.
    Mereka semua pun memandang Dino. Tumben-tumbennya Dino berbicara.

    “Hmm.. memang ini sepertinya asli sih, tapi mengapa kau seyakin itu Dino?” tanya Nico heran. Nico jarang melihat temannya bernama Dino ini dapat berbicara sesuatu yang membutuhkan otak. Karena Nico yakin jaringan otak Dino sudah digantikan dengan jaringan lemak.

    “Anggaplah yang buat manusia. Karena aku sering membuat makanan dari tumbuh-tumbuhan, menurut pengalamanku, jika kita memanaskan sesuatu maka daun yang paling atas keburu hangus terbakar sebelum terkena batang yang ada di bawahnya. Tak mungkinkan ada manusia yang bisa membakar rumput dari bawah tanah..” jelas Dino mencabut rumput hingga keakarnya dan memperhatikannya.

    “Aku tahu.. ada satu cara untuk tidak membuat hangus. Pakai gelembang microwave. Aku sering memasak popcorn memakai microwave,” kata Dudu polos.

    “Jadi kau berpikir ada orang yang membawa microwave kemana-mana, lalu membuat crop circle seluas 1 hektar?” Tanya Sora kesusahan untuk membayangkan hal tersebut di kepalanya.

    “Tidak. Butuh lebih dari sekedar microwave. Kalo popcorn memang bisa memuai, tetapi ini batang rumput yang berstruktur jauh lebih keras dan kompleks, bagaimana cara membuat memuainya? Soalnya aku pernah memasak kangkung pakai microwave, daunnya sudah matang, tetapi batangnya malah masih sangat keras,” jelas Dino memperhatikan tidak ada daun rumput yang melunak atau matang.

    “Ciee.. Dino kalo masalah makanan tok jagonya.. itu mah, namanya kurang kerjaan masak kangkung pake microwave,” tawa Sora.

    “Aku setuju dengan perkataan Dino, beberapa ilmuwan di Eropa juga penasaran. Mereka pun sudah mencoba hal tersebut, memasak batang jagung dengan microwace. Mereka berharap buku-bukunya memuai dan meledak,” jelas Nico

    “Lalu hasilnya memasak dengan microwave?” tanya Sora heran. Sampai sebegitukah niatnya para ilmuan?

    “Gagal, tidak ada microwave dipasaran yang bisa membuat batang jagung memuai hingga meledak. Selain itu, biji jagung yang ikut dimasukkan microwave ternyata duluan meledak menjadi popcorn, padahal di lapangan sama sekali tak ada biji jagung yang menjadi popcorn. Itulah mengapa hingga sekarang cara membedakan yang asli dan tidak adalah dari buku tanaman, jika batang patah berarti kerjaan manusia, jika buku meledak berarti itu crop circle asli,” kata Nico.

    “Hm.. berarti ini jelas crop circle asli, karena tidak ada yang dapat mematahkan rumput bukan? Selain itu, lihat.. untuk membuat pola sekompleks ini, bahkan pelukis professional pun membutuhkan garis-garis kerangka gambar sebelum dapat membuat gambar aslinya. Kalo kalian lihat pola yang ada di foto ini, mustahil yang membuatnya adalah manusia. Karena yang buat, harus dapat membuat kerangka gambar ratusan lingkaran simetris berdiameter sama, sempurna bulat, dengan dihubungkan dengan lengkungan garis seluas 1 hektar. Diatas kertas saja sudah susah karena membutuhkan ratusan kerangka garis simetris, apalagi di atas lapangan seluas 1 hektar ini?” kata Charles memutar-mutar foto tersebut ditangannya. “Setahuku, mustahil. Tak ada tangan manusia yang dapat membuat pola setajam, serinci dan seakurat ini..”

    Mereka semua berpikir tentang pernyataan yang disebutkan oleh Dino dan Charles. Mereka pun sepakat kalau crop circle ini asli bukan buatan manusia. Tapi kalo yang membuatnya bukan manusia lalu siapa? Fenomena alam medan magnet bumi tampaknya tidak mungkin. Ikatan antar tanaman bahwa tanaman itu dapat hidup dan berpikir? Atau yang terakhir, UFO?

    Archia pun kembali setelah berlari-lari di sekitar memperhatikan crop circle yang begitu luas, dan mukanya terlihat bingung seakan-akan habis menemukan sesuatu.

    “Ini crop circle terluas yang pernah Archi lihat.. dan kok polanya rada aneh ya..?” tanya Archia.

    “Kenapa?” tanya Nico.

    Archia berjalan mendekati Charles dan menunjukkan sesuatu di foto mereka berenam yang terlihat dari udara. Archia menunjukkan sesuatu yang tak dapat dilihat oleh mereka jika tidak mengelilingi lapangan.

    “Tadi Archi keliling mengikuti garis rumput, hampir semua garis yang menghubungi antar lingkaran semuanya membentuk sudut, dan sudut itu mengarah ke..” kata Archia mengira-ngira. “Sana.” Tunjukknya kearah barat.

    Nico menyipitkan matanya memperhatikan arah yang ditunjuk Archia, Arah tersebut mengarah.. ke kota Yogyakarta dan memang pernah terjadi crop circle juga di sana pada tanggal 21 januari 2011, tetapi skalanya tidak sebesar ini dan tidak terjadi di tengah-tengah gedung olahraga. Itulah mengapa crop circle yang ada di Yogyakarta tidak diberikan garis polisi. Apalagi setelah di teliti ilmuan ternyata crop circle itu hanyalah palsu buatan manusia.

    “Hm..” Nico semakin bingung.

    “Sebenarnya ini lingkaran kedua, ada lingkaran pertama terjadi di sekitaran kota Negara.. dan kota Negara memang berada di sebelah barat posisi kita,” jelas Nico heran.

    “Hah.. kapan? bersamaan?” tanya Sora kaget.

    “Di kota Negara terjadinya kemarin lusa, lingkarannya tak begitu besar, dan begitu merembet hingga ke Denpasar ini, kita pun akhirnya dipanggil karena mereka serius ingin tahu apa yang sedang terjadi..” kata Nico.

    “Awalnya Yogyakarta, terus Negara, dan akhirnya Denpasar, berarti dalam waktu dekat akan ditemukan crop circle lagi di sebelah timur kita. Tapi tunggu dulu.. sudutnya kan mengarah kebarat? Gue gak ngerti dah,” kata Sora.

    Nico pun tersenyum mendengar perkataan Sora, sudah sejak dahulu temannya pintar-pintar sehingga itulah penyebab mereka dapat memecahkan berbagai kasus misteri. Nico sendiri adalah sarjana lulusan kepimpinan Bina, dimana sarjana kepimpinan hampir menguasai seluruh bidang ilmu. Sora tidak perlu ditanya lagi, kelicikannya yang membuat dirinya paling pintar dibandingkan semuanya. Dino adalah mahluk yang paling tahu jika berhubungan dengan makanan dan Charles adalah mahluk ganteng, yang mengerti banget tentang seni dan semacamnya untuk dipakainya menggaet dunia perempuanan. Dudu paling jarang menggunakan otak, tetapi dia sangat kuat karena sudah ban hitam karateka, dan kepolosannya sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang mereka semua untuk mencari jawaban.

    “Aku penasaran Nic.. keknya kita coba terbang aja, cari crop circle. Hatiku mengatakan akan ada crop circle baru lagi,” kata Sora.

    “Makan dolo lapar nih,” Kata Dino melihat perutnya yang seperti gentong itu berbunyi.

    “Maaf, Archi gak ikut kak.. Archi masih harus kerja..” jelas Archia malu meminta ijin.

    “Lu kerja dimana lagi..? Kan, gaji jadi pelayanku dah lumayan gede..” kata Nico heran. Gaji jadi pelayan pribadinya yang selalu dibayar dimuka untuk membersihkan kamar apartemennya saja sudah cukup untuk membuat seseorang beli mobil kapsul setiap bulannya.

    “Kerja di kantin ama rumah sakit.. Archi juga masih harus lapor ke ayahnya kak nico, tentang kerjaanku,” jelas Archia.

    “Gak salah..? lu kerja ama ayahku juga?” tanya Nico kaget.

    “Lu pengen ikut pemilihan gubernur?” tanya Sora heran.

    “Nda..” Archia hanya terdiam dan tersenyum.

    “Ya sudahlah.. kali ini tidak apa-apa. Lain kali ikut ya? biar kompak. Sekarang ayo kita naik helicopter,” ajak Dudu polos melihat helicopter besar dengan empat baling-baling berwarna hitam loreng putih yang ada di depannya.

    “Makan dulu..” rengek Dino.

    Nico pun termenung melihat Archia yang berjalan menjauh meninggalkan mereka. Nico pun terpikir, mengapa Archia sangat keras bekerja, untuk apa dirinya mencari uang?

    Mereka pun memasuki helicopter. Awalnya begitu mereka memasuki helicopter itu, mereka mengira akan menemukan isi helicopter militer pada umumnya. Besi dimana-mana dengan kursi sekeras baja yang terlihat sedikit berkarat. Tetapi yang ada di dalamnya ternyata adalah helicopter mewah berlantai karpet empuk berwarna cokelat, dengan tempat duduk dari sofa yang dihiasi beludru berwarna hitam. Jendela-jendala helikopter pun terlihat lebih besar dengan kaca bening dihiasi korden berwarna merah.

    “Jangan bilang lu nyolong helicopter kakak lo Vyra.. gak berani gua naik ini,” kata Sora bergidik melihat korden berwarna merah yang notabene dengan nuansa Vyra.

    “Sante.. aku tanggung jawab.. lagian dia masih punya banyak helicopter lain,” Nico tersenyum melihat temannya.

    kalau bingung untuk bentuk crop circle, bisa disearch di google bentuk-bentuknya
     
    Last edited: Oct 24, 2013
  13. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    Pertama-tama mau ngomentarin komposisi genrenya

    Science35%-fiction35% (naik persentase dari versi sebelumnya), romance 1%, love35%, thriller 10%, strategy 10%, humor 1%, beginning of war 10%, other 1%.

    Klo ditotal semuanya jadi 103%. Apa-apaan itu, bagaimana bisa 103%???
     
  14. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    wah ternyata ada yang ngecek pake kalkulator :swt: korupsi dikit 3 % :lol:

    biarkan ini jadi rahasia diantara kita.. :cerutu: tak kasi uang rokok deh biar nda ngasi tau ke pusat :dandy:
     
    Last edited: May 25, 2013
  15. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    -------------------------------------- di sebuah restoran Fast food ----------------------------------

    Hari itu adalah hari yang sangat indah, beberapa pelayan mengantarkankan makanan ke meja para pelanggan. Restoran dengan atap seperti paha ayam berwarna cokelat itu terkenal dengan rasa makanannya yang sangat mak-nyus sehingga banyak pelanggan yang mengunjunginya. Sesekali pelayan restoran ternama Ayam-Lambat-Saji yang terkenal itu membukakan pintu untuk tamu yang datang memasuki restoran tempat kerjanya. Bahkan di restoran itu ada drive thru yang menyebabkan pelanggan dapat memesan makanan dengan mudah. Tak ada yang salah dengan pelayanan drive thru sampai ada sebuah suara yang menggema dari angkasa yang terdengar semakin lama semakin mendekat. Membuat semua mobil yang mengantri di drive thru menjauh keluar dari tempatnya.

    Suara baling-baling yang terdengar seperti suara mesin cuci itu menggema begitu keras sehingga menggetarkan kaca etalase drive trhu dengan keras. Sebuah helicopter militer telah mendarat di depan drive thru yang membuat beberapa orang menjerit melihatnya. Dari helicopter tersebut keluar seseorang babon-gendut yang membawa uang di tangannya. Pelayan yang bertugas jaga di drive thru terlihat ketakutan dan melapor kebosnya bahwa sebentar lagi restorannya akan dibajak oleh penjahat berhelikopter. Sampai akhirnya babon itu mendekat.. dan berkata..

    “Ayam crispy, dada lima, paha tiga mas,” kata Dino memberikan uang dari kaca etalase.

    Bos yang telah memegang gagang telepon untuk menelepon polisi pun bengong melihat Dino dengan santainya mengambil pesanannya. Tetapi baru saja Dino mengambil pesanannya dengan tangan gemuknya, tiba-tiba orang-orang diluar restoran menjerit kembali melihat udara. Nico dan kawan-kawan pun keluar dari helicopter untuk melihat sesuatu yang tidak biasa muncul diudara.

    Mereka melihat suatu bola perak mengkilat berbentuk oval bersinar muncul di udara mengalahkan teriknya matahari. Bola itu mengeluarkan sinar berwarna putih dan mengambang di udara tidak jauh dari atap restoran. Nico memperkirakan panjang bola oval itu sekitar 3 meter, dengan lebar 1,5 meter. Gerakan bola tersebut sangat aneh, sangat cepat dan tak sesuai dengan angin yang berhembus disekitarnya.

    “Sehabis helicopter.. UFO mau beli ayamku..?” Gagang telepon yang dipegang oleh bos restoran terlepas karena kaget melihat benda melayang yang terlihat dari kaca etalase tokonya.

    Bola tersebut melayang sekitar 10 detik di udara mengambang. Mendadak, di bagian bawah bola berputar mengeluarkan sinar berwarna merah, dan bola itu pun menghilang dari udara.

    “Hilang. Nico.. apakah aku berhalusinasi. Kamu melihatnya.. juga?” tanya Sora mengangkat tangannya ke udara karena silau oleh sinar surya dihari yang terik ini.

    “Gak salah.. UFO..? Hare gene..?” kata Dudu heran menarik-narik pipinya sendiri untuk memastikan dirinya tidak bermimpi.

    “Tadi terbang menghilangnya kemana? Kearah timur ya?” kata Nico terperangah.

    “Aku tak percaya, seumur-umur baru sekarang aku melihat benda seperti itu..” Kata Dudu.

    Hanya ada 1 mahluk yang tak peduli dengan penampakan benda oval itu. Dino dengan paha ayamnya.

    Nico berpikir bahwa benda yang baru dilihatnya adalah UFO (Unidentified Flying Object). UFO adalah objek terbang tidak dikenal yang tidak dapat dipungkiri lagi telah muncul di seluruh dunia dan telah ditonton oleh banyak orang. Ciri-ciri UFO selalu sama, entah mereka terbang sendiri atau dalam kesatuan, semuanya terkesan memiliki teknologi yang tak dimiliki oleh manusia saat ini. Kecepatan terbang mereka yang melebihi apa pun yang pernah dilihat, tidak memberikan suara sedikit pun walau ada seseorang yang terbang di dekatnya. Padahal, terbang dengan kecepatan lebih dari seribu km/jam berhubungan dengan suara yang memekakkan telinga. Pesawat yang terbang dengan kecepatan suara (1126 km/jam) saja menyebabkan seluruh orang di dekatnya harus menutup telinganya karena suara sangat besar yang dihasilkannya. Kata para ilmuan yang selama ini Nico dengar, rata-rata UFO terbang dengan kecepatan 3 kali kecepatan suara, tetapi mengapa tidak terdengar sedikit pun suara terbangnya? Hal itulah yang mematahkan pikiran Nico kalau UFO hanyalah hasil akal-akalan militer dari negeri barat. Bahkan, banyak pekerjaan pemerintah yang menyembunyikan kejadian-kejadian UFO untuk tidak di sebar luaskan dengan penjelasan bahwa mereka, para saksi mata melihat hal yang alami walau kita tahu justru penjelasan dari pemerintahlah yang tidak alami. Tindakan menyembunyikan itu tidak salah, karena Nico sadar UFO yang tidak berasal dari bumi, berteknologi tinggi, hanya akan meresahkan hati masyarakat luas. Mengganggu sendi perekonomian, kehidupan, pemikiran tentang dunia ini.. jika diketahui dengan hati masyarakat yang tidak siap.

    Selang 5 menit setelah shock melihat kemunculan bola aneh, mereka kembali memasuki helicopter untuk mengudara terbang menuju ke arah timur. Harapan mereka adalah menemukan bola oval bersinar yang tak dapat di jelaskan secara ilmu pengetahuan saat ini. Tetapi, ternyata yang mereka temukan adalah sesuatu yang lebih mengerikan.

    “Stop!” kata Sora tidak yakin dengan apa yang dilihatnya. Pilot helicopter mendengar perkataan Sora dan memberhentikan helicopter yang dikendarainya di udara.

    “Kenapa?” tanya Nico dengan antusias melihat udara, tapi tak melihat satu pun bola oval UFO tampak muncul di udara.

    “Benarkan apa yang kukira.. kita berada di sebelah timur lapangan sepak bola, dan lihat apa yang ada di bawah kita,” jelas Sora melihat bawah.

    Mereka semua pun menjulurkan kepala mereka untuk melihat bawah. Mereka terkesima, karena melihat crop circle berbentuk kotak dengan pola tampak seperti ledakan dari luar angkasa, crop circle kali ini jauh lebih kecil dan berada di bawah naungan pohon mangga sehingga tidak terlalu terlihat dari udara.

    “Nic.. aku yakin masih banyak crop circle di sebelah timur kita,” kata Sora. Nico mengangguk, dan helikopter kembali terbang kearah timur.

    “Lihat..” kata Dudu melihat kebawah lagi. Mereka baru saja melewati crop circle berpola seperti burung terbalik di atas sawah. Mereka semua pun bergidik mengetahui keanehan berskala besar yang sedang terjadi.

    Awalnya mereka hanya menemukan satu atau dua, tetapi semakin mereka terbang kearah timur, semakin mereka melihat crop circle dengan berbagai pola dan bentuk aneh yang berbeda-beda. Sampai akhirnya diri mereka mencapai laut. Ketika mereka mengira rangkaian crop circle telah habis dan tak ada lagi karena yang ada hanya air membentang seluas mata memandang, ternyata mereka masih melihat pola crop circle terdapat pada rumput laut, yang terlihat dari udara karena beningnya air laut pada pantai di Bali.

    “Aneh.. hari yang sangat aneh.. aku tak dapat menghubungkan benang merah dikejadian-kejadian ini.. buat apa? apa tujuannya mahluk Extraterestrial melakukan hal ini,” kata Nico. Nico lalu memerintahkan Helikopter kembali ke apartemennya. Sudah cukup bagi mereka mengejar crop circle untuk hari ini.

    “Aku rasa ada sedikit benang merah Nic,” kata Sora melihat arah barat, “Jika kalian memperhatikannya dari tadi, sudah ada belasan pola yang kita lewati. Dan itu semua terangkai dalam 1 garis. Benarkan.. sesuai kata Archia, mereka semua sudutnya mengarah kearah barat.”

    “Tapi mengapa kemunculannya kearah timur..?” pikir Charles melihat secara sebaliknya yaitu ke arah timur.

    “Aneh, emangnya garis yang menghubungkan crop cirle ini mengarah kemana? Crop circle yang ada di eropa tidak ada di sebelah barat atau timur kita. Itu yang aku bingungkan, kenapa kita tidak menyatu dengan crop circle yang lainnya?” tanya Nico bingung.

    “Dimana lagi terdapat crop circle? tanya Dudu heran mendengar perkataan Nico.

    “Amerika utara, Kanada, Eropa, Rusia, Meksiko, Indonesia, dan Afrika. Terkesan kemunculannya hanyalah randomisasi tetapikan, Aku baru sadar kemunculan mereka dapat ditarik sebuah garis yang menghubungkannya..” jelas Nico.

    “Buset banyak bener.. aku tahunya cuman ada di Eropa doang,” kata Dudu.

    “Eropalah yang memberitahu fenomena alam ini. Tapi, itu tak berarti crop circle hanya terjadi di sana. Di Amerika jelas-jelas beberapa ilmuwan bingung karena ternyata mereka juga kedapatan crop circle di negara mereka,” Jelas Sora.

    “Ah.. kenapa aku tidak memikirkannya dari tadi, lihat.. garis pola ini memang tidak menyatu di Eropa,” kata Nico memperlihatkan Hp touch sreen miliknya yang berwarna hitam kepada mereka. Di Hpnya terdapat gambar peta bola dunia dengan titik-titik putih di peta yang menandakan terdapat crop circle di sana. Tangan Nico menyatukan titik-titik tersebut menjadi sebuah garis dari seluruh dunia.

    “Kenapa.. ni peta jamuran?” tanya Dudu bingung melihat titik-titik di hp Nico disentuh-sentuh dengan jari.

    “Sebelumnya aku menarik garis terus kearah timur, atau kearah barat, sehingga aku tidak melihatnya. Tapi begitu aku membuat garis itu mengelilingi dunia, garis – garis crop circle yang terlihat di berbagai belahan dunia membentuk sebuah pola segitiga,” jelas Nico.

    “Segitiga?” tanya Sora.

    “Ya.. Segitiga, di kawasan segitiga Bermuda..” kata Nico tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dirinya sudah selesai menghubungkan-hubungkan garis itu dengan jarinya dan menemukan kenyataan yang sangat aneh. Garis GOR-Negara-Yokyakarta-Afrika mengarah ke barat laut menunjuk sisi bawah dari segitiga Bermuda yaitu antara Puerto rico dan tanjung Miami Florida. Garis Eropa-Rusia-Meksiko terhubung mengarah ke timur laut mengelilingi dunia dan menunjuk sisi atas dari segitiga Bermuda yaitu antara tanjung Miami Florida dengan pulau Bermuda. Yang terakhir Garis Kanada-Amerika utara mengarah ke selatan menunjuk sisi kanan dari segitiga Bermuda yaitu antara pulau Bermuda dan Puerto rico. Semua crop circle yang terjadi adalah bayangan besar berskala dunia membentuk garis di kawasan segitiga Bermuda.

    “Apakah ini hanya bayanganku.. saja?” tanya Nico melongo melihat teman-temannya. Nico tak yakin dengan apa yang disambungkan oleh jarinya sendiri di layar sentuh Hpnya.

    Tiba-tiba terdengar suara sangat keras berasal dari ekor helicopter, mendadak semua mata terbelalak. HP Nico yang dipegangnya terjatuh dari tangannya, badan helicopter itu mendadak berguncang keras, lalu beberapa detik kemudian Nico merasakan badan helicopter mulai terasa berputar. Pilot mendadak berteriak di headphone yang dikenakan di telinganya, “Mayday MAYDAY.. Kerusakan mesin code 406. Memanggil bantuan secepatnya!”

    Baling-baling belakang helikopter melambat, ekor helicopter bengkok kearah tidak semestinya, seakan-akan baru saja menabrak benda terbang tidak terlihat.

    What the.. Pegangan.. Pegangan semua!!” teriak Nico tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dirinya melihat pemandangan dari jendela di sekitarnya yang sebelumnya stabil, mendadak berputar sangat keras, dan sepersekian detik berikutnya, dirinya melihat bola berwarna kuning terang melewati mereka dengan sangat cepat dan mengeluarkan percikan api. 1 hal yang dipikirkan Nico, Mereka tertabrak benda tersebut?

    Kepala Nico dengan cepat berpikir sangat keras, dan memutuskan untuk langsung meloncat dari kabin helicopter memasuki kokpit yang hanya dibatasi oleh sebuah korden berwarna merah. Mata Nico dengan cepat melihat sekitar begitu dirinya memasuki kokpit. Sesuai yang diinginkan Nico, kokpit helicopter yang dipenuhi panel tombol-tombol memiliki pandangan yang jauh lebih luas dibandingkan kabin yang kaca jendelanya hanya dapat melihat 1 sisi. Mata Nico dengan cepat melihat panel penunjuk ketinggian helicopter yang ternyata menunjukkan angka 300 meter dari permukaan tanah. Mereka memang terbang rendah agar dapat melihat crop circle dengan jelas dari udara.

    “Mayday.. Mayday.. aku ulang.. Mayday.. Ahh.. prepare for the crash landing” Kata Pilot itu gelagapan melihat pemandangan sekitar yang berputar sangat cepat.

    “Buat apa kau terus melapor, tak ada gunanya. Aku butuh skillmu, nyawa kami berada di tanganmu!” Kata Nico menarik headphone yang ada di kepala pilot, bersamaan dengan matanya yang dengan cepat melihat pemandangan sekitar. Mata Nico berusaha mencari tempat yang pantas untuk mendarat darurat. Walau susah karena pemandangan sekitar terus berputar, tetapi matanya akhirnya menangkap juga tempat yang diinginkannya..

    “ITU..,” teriak Nico menggerakkan tangannya berputar menunjuk sawah dengan air terbanyak yang dapat dilihatnya. “Kita mendarat di sana!”

    “Si.. Siap Sir,” kata Pilot tersebut gagap ketakutan, tetapi dikumpulkannya keberaniannya yang tersisa dan berusaha mengarahkan laju helicopter dengan badan heli yang terus berputar. Memang mustahil untuk mengendalikan helicopter jika ekornya telah hancur dan susah untuk berfungsi, tetapi tampaknya pilot heli ini sangat professional dilihat dari dirinya yang cekatan memegang stik kemudi dan tangan lainnya memencet-mencet tombol di panel helicopter dengan sangat cepat. Berkat pilot itu, badan helicopter yang terus berputar tersebut dapat terbang mengarah ke sawah.

    “SIAAAAP!” teriak Nico ke teman-temannya. Seluruh temannya cepat-cepat memakai sabuk pengaman dengan susah payah, walau medan di sekitarnya terus berputar dan diri mereka semua mulai mabuk kebingungan, mereka semua berhasil mengikat sabuk pengaman mereka.

    Nico kembali meloncat ke kokpit, mengikat sabuk pengaman di kursi co-pilot dan begitu badan pesawat hanya berjarak beberapa meter dari tanah, dirinya memberitahu perintah terakhir untuk pilot itu, “Matikan semua mesin, dan seluruh sistem.”

    Pilot itu mengerti dan dengan cepat menarik beberapa tuas, mesin helicopter yang memutar baling-baling pun berhenti.

    Suara antara besi dan tanah pun terdengar beradu di telinga mereka, mereka mendarat dengan kecepatan 90 km/jam dari ketinggian 300 meter membuat badan helicopter itu terhempas di atas tanah berlumpur dengan 4 bilah baling helicopter yang patah terantuk tanah. Nico yang sudah memasang sabuk pengamannya di kursi co-pilot terguncang keras dan harus menutup matanya karena menerima ribuan pecahan kaca kokpit yang tertuju kebadannya.

    Setelah tergeret sejauh 10 meter, badan heli yang besar itu pun berhenti tak bergerak. Tidak mengeluarkan asap, tidak mengeluarkan bunyi sedikit pun. Hanya kesunyian yang menonton mereka.

    Nico yang telah lama menahan nafasnya akhirnya dapat menghela nafasnya. Nico melihat pilot yang berada di sebelahnya.

    “Anda pernah jatuh sebelumnya, Sir?” tanya pilot tersebut heran melihat Nico yang memberikan perintah sehingga hatinya menjadi tenang. Hanya membutuhkan beberapa detik mengkandaskan heli, dari ekor helikopter yang mendadak rusak sampai diri helikopter akhirnya jatuh ke atas sawah. Dalan waktu sesingkat itu, bahkan Nico masih sempat memerintah untuk mematikan mesin sehingga mencegah ledakan mesin yang biasa terjadi ketika mesin tergoncang saat bertabrakan dengan tanah.

    “Aku tak tahu.. belum pernah. Hanya efek adrenalin rush. Sekarang ada baiknya, kita keluar dahulu.. secepatnya,” kata Nico sayu tak bernyawa. Dirinya melihat belakang dan teman-teman yang berada di kabin belakangnya terlihat masih sehat walafiat. Korden yang membatasi kokpit dan kabin helicopter yang berwarna merah tampak terkoyak.

    Mereka keluar perlahan dari sisi sebelah kiri helicopter yang terangkat karena sisi kanan heli telah masuk kedalam tanah. Seperti biasa, Dino keluar paling akhir memakai tali karena tak ada yang mampu untuk mendorongnya dari bawah.

    Setelah mereka jauh dari badan helicopter itu mereka pun melihat pemandangan aneh. Ekor helicopter tidak ada bekas ledakan atapun tembakan yang sering meninggalkan jelaga hitam. Mereka hanya melihat ekor heli yang bengkok kearah tidak semestinya, menandakan mereka baru saja menabrak sebuah benda keras di langit biru tak berpenghuni.

    “Kita.. baru.. nabrak rajawali..?” kata Dudu sayu duduk di pematang sawah untuk melihat ekor heli.

    “Ini aneh.. aku tidak melihat secara visual maupun di radar ada benda terbang di dekat kita, langit sebelumnya bersih tak ada apa pun.” Kata pilot keheranan.

    “Aku melihatnya..,” Kata Nico, “Tak salah lagi.” Semua mata heran melihat Nico yang sangat yakin.

    “Ada UFO yang masuk jalur penerbangan kita,” kata Nico terdiam tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

    Mendadak Nico merasa aneh, dirinya mabuk, paru-parunya semakin lama semakin susah mengembang. Nico merasa semakin sesak nafas dan tak tahu apa sebabnya. Nico langsung berdiri dari pematang sawah tempat dirinya duduk sebelumnya dan melihat teman-temannya.

    “Sora, tolong lihat yang cepat.. ada darah, bekas luka, atau cedera di kepalaku?” tanya Nico menundukkan kepalanya. Kali ini rasanya dirinya mual dan ingin muntah.

    “Gak ada Nic.. ada sih sedikit luka tapi gak papa kelihatannya, ada apa emangnya?” tanya Sora heran melihat kelakuan Nico yang aneh.

    Nico berpikir tidak ada cedera di kepalanya lalu apa yang membuat dirinya sesak nafas? Dibutuhkan cedera kepala yang besar untuk dapat membuat dirinya merasa seperti ini. Nico lalu membuka jasnya, membuang dasinya, lalu menarik ke atas kemejanya untuk melihat dadanya. Nico melihat ada jejas geretan luka yang lumayan besar di rusuk ke enam sebelah kanannya.

    “Kapan..? Aku tidak pernah. Ooh..” gumam Nico, badannya limbung jatuh di pematang sawah jantungnya terasa berdebar keras, dan kesadarannya mulai menurun.

    “NIC!!” teriak teman-temannya kaget melihat Nico.

    “Aku kayaknya ter.. ke.. na.. Pneumo.. tho..(rax),” gumam Nico tidak menyelesaikan perkataannya. Sekitarnya terasa gelap, dan sayup perkataan teman-temannya yang memanggil namanya terasa semakin jauh terdengar di telinganya.
     
    Last edited: Aug 1, 2013
  16. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    Aku melihat di layar kaca TV, seluruh saluran menyiarkan breaking news. Mataku tertegun melihat kepala berita yang bertuliskan, UFO vs Helikopter. Aku pun mengatakan pada diriku sendiri, “Apakah musuh sudah mulai bergerak?”

    Sekarang, Tak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa menunggu rencanaku dijalankan di waktu yang tepat. Rencanaku untuk menyelamatkan dunia, dan semua yang kau kenal di dalamnya.

    Aku pun melihat kaca, ya.. aku Evan. Aku melihat rambut wigku. Untunglah wajahku mirip dengan kakakku, sehingga rencana ini belum dicurigai hingga sekarang. Karena kalau ya, aku pun takut melawan orang terkuat di Bumi ini, Vyra The Iromightylad.

    Aku tidak urus lagi dengan semuanya. Sekarang, aku hanya ingin membuka lembar-lembar foto dari album tua yang ada di mejaku. Aku melihat wajah sayunya. Wajah sayu ilmuan terpintar yang pernah kulihat. Namanya Sylvia, Rambutnya berwarna hitam dengan kulit seputih salju. Aku sangat menyukainya, tapi dia semestinya adalah istri kakakku. Seharusnya aku tak merebutnya dan harus menanggung luka yang dalam ini.

    Aku pun terduduk, mengimajinasikan dirinya saat masih bersama diriku, mengelilingiku, dan bercanda tawa. Aku rasa hal itu mustahil kan? Tapi aku tetap saja ingin mengimajinasikannya, karena hanya itulah yang dapat membuatku tetap mau menjalankan rencana kami yang menyedihkan ini.

    Tapi omong-omong soal imajinasi, aku pun tertawa lagi. Aku tak menyangka dunia ternyata penuh dengan imajinasi. Jadi, aku pun duduk disofa kesayanganku, menutup mataku.. dan meremang masa laluku.

    Masa lalu 10 tahun yang lalu.

    ~1998 Masehi~

    Ini adalah area 88. Area ini kubangun diatas rangkaian gedung seluas 10 hektar, setinggi 3 tingkat, disebuah pedalaman desa pulau Bali. Gedung-gedung ini berwarna hitam, dengan atap gedung yang dipenuhi panel-panel tenaga surya canggih yang berfungsi juga untuk menghindari global visual system(sistem pengindraan jarak jauh yang dimiliki oleh berbagai satelit militer dari seluruh dunia) agar kami tidak dapat dilihat oleh satelit siapa pun. Area 88 ini adalah area yang kubangun untuk rakayasa genetic, atau sintesis biologi sebagai bentuk usahaku untuk menguasai dunia.

    Disanalah aku hidup dengannya. Seorang wanita berumur 25 tahun, berambut seperti benang sutra, hitam seperti kayu ebony yang selalu bercahaya terterpa sinar sang surya. Wajahnya sangat cantik di hatiku, membuat jantungku berdebar setiap kali aku bertemu dengannya.

    Walaupun aku tak setuju dengan pemikirannya, yaitu menceraikan kakakku, suami sebelumnya. Aku setuju saja ketika dia memberitahuku kalau dia sangat ingin jadi pasangan hidupku. Bukannya aku mendukung dirinya yang mendua, tapi dia tidak tahan lagi dengan kehidupan bersama kakakku yang sombong, keras hati, dan pemarah itu.

    Awalnya aku tidak mau, karena aku sendiri sudah mempunyai seseorang dalam hidupku. Walau dirinya telah meninggalkanku dari dunia fana ini, aku berpikir untuk tetap setia padanya. Namanya Hitomi, dia istri pertamaku yang telah meninggal dalam kejadian penyerangan amerika terhadap pihak jepang dalam bom Hiroshima. Tapi setelah lama berpikir, aku pun sadar, anakku Tomoyo membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Jadi aku menuruti keinginannya, menikahinya, dan membahagiakannya.

    Setelah aku menikah dengannya, hidupku serasa berubah, keinginanku untuk menguasai dunia tidaklah sebesar dulu lagi. Dia membuatku tertawa dengan keceriaannya, wajahnya yang selalu memasang tampang imut ketika aku sedih, dan kebahagiaannya yang membawa hatiku ikut bahagia. Aku tahu itu hanya akal-akalannya saja untuk menyenangkan hatiku.. siapa yang tidak akan tertipu dengan Sylvia, sang manusia terpintar di dunia?

    Kenyataannya Sylvia adalah saudara sangat jauhku, memiliki darah asli pewaris Bina yang memiliki tingkat DNA repair tertinggi. Sedangkan aku? Aku hanyalah anak, bukan.. anak pungut tepatnya. Yang masuk dalam keluarga besar Bina Corporation. Tanpa memiliki garis turunan darah Bina yang suci itu.

    Jadi sekarang kalian sudah mengerti kan? Mengapa ketika ayah kami mati, semua kekayaan dan kekuasaan jatuh ke tangan kakakku. Aku yang tak ada hubungan darah dengan Bina menjadi sampah. Aku adalah orang yang selalu menjadi orang dinomor keduakan di keluargaku.

    Hal ini tak adil, karena walau kekayaan dan kekuasaan jatuh semuanya di tangan kakakku, aku tetap harus menjalankan kewajiban sebagai pewaris Bina. Sebagai contohnya, aku tetap menjadi incaran pembunuh tangan perusahaan lain, ataupun jadi pekerja paksa keliling yang harus membenarkan sistemasi perusahaan yang salah.

    Sekarang, berkat usahaku dan keluargaku sebelumnya, aku berhasil menjadi kepala keuangan Bina dan membagun Area 88. Agar aku dapat menguasai dunia dan membenarkan dunia dari keserakahannya. Tapi hal itu tidak penting lagi, hanya melihat senyuman dari Sylvia saja.. sekarang diriku sudah tenang dan senang. Untuk apa lagi aku harus menguasai dunia?

    Mengingat masa-masa itu membuat diriku terus tersenyum. Sayangnya Kedamaian itu tak bertahan lama. Suatu saat, aku dan Sylvia menemukan rahasia terlarang yang terjadi di dunia, dimana herannya seluruh manusia modern selama ini tidak ada yang menyadarinya. Rahasia terlarang yang membuat setiap manusia terlahir akan mempunyai dosa yang diembannya hingga mati.

    Sylvia adalah ilmuan terpintar yang kukenal, dan dia mempunyai sebuah buku rahasia catatan Einstein. Tidak seperti banyak buku Einstein lainnya yang judulnya banyak tercantum dengan simbol-simbol alogaritma buatan Einstein sendiri, buku catatan ini hanya bertuliskan “For bidden Truth

    Aku pun membuka buku itu bersamanya, menurutku buku itu bukan buatan Einstein, karena terlalu banyak informasi yang tercatat di dalamnnya. Bahkan ada tulisan-tulisan mikro yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop untuk membacanya. Setahuku, tak ada tulisan mikroskop yang bisa dibuat pada zamannya Einstein masih hidup.

    Didalam buku itu terdapat konstanta-konstanta yang tidak masuk akal, yang menjadi syarat suatu protein dapat disebut genetik. Awalnya kami tidak percaya, tapi kami tetap mencoba untuk membuatnya menurut konstanta yang tertulis. Disitulah kami terkesima, untuk pertama kalinya dalam dunia ini, lahir sebuah sel tunggal yang kami sebut Diana. Sel tunggal ini, setara seperti bakteri sel tunggal lainnya seperti plasmodium, escherechia c*li atau pun kokus-kokus lainnya. Bedanya adalah kami yang membuatnya, dan kami membuatnya tanpa bantuan protein genetik bernama DNA. Kami membuatnya sendiri dari hasil membaca buku catatan rahasia. Kami beri nama protein buatan kami dengan nama S-CAN (Seal-Containing-Analog-Nucleid).

    Setelah sukses, karena hanya kami berdua yang mengetahui buku ini, kami pun saling pandang melihat sel tunggal tersebut dan merasa ngeri. Kami tak percaya dengan pikiran kami, sehingga kami ingin membuktikannya. Jadi, kami meneruskan penelitian dengan berbagai konstanta-konstanta yang tertulis dalam buku catatan rahasia.

    Kami meneruskan hingga 10 tahun berikutnya, yaitu hari ini, kami berhasil memetakan seluruh konstanta dalam catatan tersebut sehingga dapat membuat mahluk bahkan sepintar manusia semau kami dalam bentuk protein genetik yang kami sebut SCAN.

    Tentu saja konstanta dalam buku tersebut sangat susah dan ribet, aku membaca beberapa contoh yang dibaca oleh Sylvia.

    -Konstanta massa indensity index(daftar kepadatan massa). Jika Aku membuat nilai konstanta ini terlalu besar, maka massa akan lebih keras dari besi yang dapat membuat sel itu tak dapat bergerak karena terlalu besar terganggu oleh gravitasi Bumi. Begitu juga sebaliknya, jika massa terlalu kecil dapat membuatnya rapuh jika bersentuhan dengan massa lainnya yang ada di atas Bumi.

    -Konstanta growth index(daftar pertumbuhan). Jika Aku membuat nilai konstanta ini terlalu besar, maka mahluk yang dibuat akan lebih tua, dan akan lebih besar tubuhnya. Mahluk itu, akan menempati rantai makanan teratas dan menghancurkan rantai makanan yang sudah terjadi di dunia ini. Jika rantai makanan telah hancur, maka mahluk hidup apa pun tidak akan bertahan hidup karena sumber makanannya telah habis. Sebaliknya jika mahluk yang dibuat terlalu kecil, maka akan menempati rantai makanan terbawah sehingga mahluk itu tidak dapat bertahan dari rantai makanan yang sudah terjadi, sama saja akan membuat mahluk yang dibuat akan langsung punah karena tidak mampu mempertahankan diri.

    -Konstanta neuron index(daftar neuron). Jika Aku membuat nilai konstanta ini terlalu besar, maka suatu mahluk seperti manusia contohnya akan dapat merasakan sentuhan terkecil dalam organ tubuhnya. Itu artinya, dirinya bisa merasakan seberapa banyak darah yang mengalir ketangannya, seberapa banyak makanan yang masuk ke lambungnya, atau seberapa banyak batu yang diinjak di kakinya. Hal itu dapat membuat mahluk itu tidak dapat berpikir karena terlalu asyik dengan dunia tubuhnya sendiri. Sebagai contohnya saja salah satu kasus dari autism, terdapat suatu kasus dimana individu dapat mengakses lebih banyak data memori dalam otak mereka yang dapat menyebabkan dirinya mengingat apa pun yang pernah terjadi di masa lalu mereka. jadi ketika mereka memasuki sebuah pintu, mereka dapat mengingat 10 ribu pintu yang pernah mereka lalui, sehingga mereka akan terbengong berpikir di depan pintu, mereka hanya mengingat dan mengingat karena banyak sekali data yang lewat di kepala mereka. Jadi, untuk mencegah hal tersebut, otak dengan pintar telah membatasi neuron syaraf kita sehingga tidak melebihi neuron index. Agar kesadaran manusia dapat memikirkan hal lain yaitu keinginan mereka sendiri untuk melakukan sesuatu atau bertahan hidup di atas Bumi ini. Barulah aku mengerti saat ini mengapa manusia hanya diberikan kemampuan 5 persen dari neuron otak yang justru membuatnya menjadi lebih pintar dan tidak autis.

    Aku tak percaya, 3 hal diatas hanyalah salah satu contoh konstanta dari beribu-ribu konstanta yang ada dalam catatan rahasia. kami terkesima membacanya. Itulah mengapa kami terus membuat pemetaan selama bertahun-tahun dari apa yang tertulis dalam buku catatan rahasia yang sebelumnya adalah milik Einstein.

    Pada tanggal 10 Desember 1988 akhirnya lahirlah manusia buatan kami, yaitu humandroid (human=manusia, droid=buatan) dengan kode project ELIS-A. Tentu kami tidak mempunyai kemampuan teknologi untuk membuat protein yang stabil yang dapat dijadikan media pertumbuhan SCAN. Jadi, kami memakai media embrio manusia yang kami injeksikan dengan protein SCAN. Protein SCAN tersebut akan menggantikan seluruh protein DNA yang ada dalam embrio itu layaknya virus. Embrio yang telah diinjeksi akan menjadi mahluk yang kami sebut humandroid.

    Setelah bayi itu lahir, kami berdua bukannya puas. Kami berdua malah ngeri bergidik dengan kenyataan yang terjadi. Kami dapat membuat manusia dengan protein SCAN, bukan dengan protein DNA! Semestinya hal ini mustahil yaitu manusia dapat manusia. Bukankah semestinya ini teknologi terlarang yang semestinya hanya dimiliki oleh Tuhan?

    Aku yang bodoh ini saja mengerti apa yang terjadi, apalagi Sylvia. Sylvia yang membuat semua hal ini menjadi nyata adalah orang yang paling kaget, dirinya tidak mau percaya dengan kenyataan yang telah terjadi, yang sebelumnya menganggap dan berharap bahwa project ini gagal. Karena jika project ini berhasil, apakah manusia adalah buatan juga? Kita selama ini yang mendiami Bumi selama ribuan tahun juga buatan?

    Baik aku dan Sylvia gemetar, masih ada 1 halaman lagi yang harus kami baca. Dan sebelumnya kami tak berani membacanya karena buku itu menjelaskan bahwa for bidden truth berada di halaman terakhir. Tanganku gemetar membuka halaman terakhir yang ada di buku itu. Keringat di dahiku berjatuhan karena jantungku memompa darah dengan cara yang tidak semestinya. Disebabkan oleh meningkatnya saraf simpatisku karena bereaksi terhadap stress besar dan akut yang terjadi dipikiranku. Sylvia disebelahku telah siap membawa mikroskop untuk membaca tulisan mikro yang mungkin ada di halaman terakhir.

    Lalu kami membuka halaman akhir dalam buku catatan rahasia itu.

    Tulisan itu dibuat 1 halaman full dengan tulisan bernada marah seperti cakar ayam berwarna merah, bernoda seakan-akan ditulis dengan darah. Kami membaca tulisan , “so, read your own FUC-KING DNA. NOW!”

    Kami berdua tanpa berkata langsung berlari dari ruangan kerja Sylvia yang berada di lantai tingkat 3, menuju ruang mikroskop cahaya yang berada di blok B kompleks A, di lantai tingkat 2 gedung area 88. aku menorehkan tanganku dan menaruh darahku diatas preparat kaca. Sementara mata Sylvia siap berada diatas mikroskop yang akan kutaruh kaca preparat di bawahnya.

    Kami sadar, kami tahu akan kenyataan yang menyakitkan dan membuat kita semua menjauh dan tidak mau mengakuinya. Menutup mata kita, berpikir tentang sesuatu hal yang dapat menyanggahnya.

    Bukanlah suatu evolusi tak bertujuan, primitive tak berkode, ataupun suatu protein pendek yang kenyataannya memiliki panjang 70 kali perjalanan bolak balik antara Bumi dan Matahari.

    Setelah aku menaruhnya dibawah kaca lensa mikroskop cahaya. Aku melihat wajah Sylvia yang merana. Air matanya tergurai di pipinya. Tubuhku bergetar, hatiku bergetar. Tak perlu lagi aku melihat hasilnya, tak perlu lagi rasanya diriku untuk menguasai dunia.

    Kami merasa terkutuk.

    DNA adalah Buatan.

    DNA juga memiliki konstanta yang sama.

    Don’t you remember about statement “Ancient Alien”?
     
    Last edited: Aug 1, 2013
  17. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :nongol: mampir lagi yah... :peace: jangan bosan2 klo saya komen nya rada panjang lagi ya, lagi pingin iseng ketik2 soal nya (dan jangan bilang saya bawel :nangis:)
    baru baca sampai Bab 1 Extraterrestrial Meso Planet Part 1, jadi komennya berkisar part yang itu saja yah.
    1. penulisan partikel "pun" sepertinya masih butuh perhatian nih. contoh di kalimat:
    untuk referensi saya kutip dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
    2. penulisan kalimat langsungnya sepertinya masih kurang tepat yah, coba lihat contoh yang sudah diberikan cc merpati di atas :hehe:
    btw, artinya kata "Abreb berembembem" itu apa ya??
    3. kalimat ini artinya apa ya?? :???:
    sudah baca 5 kali tapi masih nda nangkep artinya :madesu:

    okeh, segitu dulu ajah. mao balik mojok :peace: semoga membantu
     
  18. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    no 1. wuih.. capek juga :keringat: sudah kubenerkan semua tulisanku. :iii: ternyata imbuhan pun bisa gitu. apa lagi nih? yang salah :hoho: ane benerin.

    no 2. ." G itu salahnya dimana? rasanye uda bener. nda tau ane :malu:

    no 3 ini salah ku :madesu: kalo ini bener gak ada maknanya. ane uda rubah ganti deskripsi. lagian itu perkataan gak penting jangan dipikirin :haha: lebih penting percakapan vyra ama sekjen PBB dipart 3 :hihi:

    Mau nanya nih. bawel keknya dah sering diberitakan. mending kita ganti dengan perkataan berisik..? :hihi:

    ane mah seneng ada yang berisik. secara ane lagi belajar. ane masih buduh. bukannya tempat semakin berisik semakin asyik :lalala:
     
  19. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    no. 2 :hihi: coba perhatikan benar2 tanda baca dan huruf kapital nya antara
    dengan
    :hihi: pake nya koma (,) bukan titik, setelah kutip juga bukan huruf kapital kk

    no. 3 meskipun nda penting tapi itu juga bagian dari tulisanmu toh :unyil: semua kata2 terangkai dalam tulisanmu dan menjadi satu kesatuan, klo ada bagian yang rusak maka juga akan merusak seluruhnya :hehe: jadi jangan remehkan bagian yang dianggap tidak penting itu. mereka semua sama-sama bagian dari tulisanmu.

    :iii: klo saya kurang suka tempat yang berisik sih, jadi kata berisik terkesan negatif klo untuk saya. :nangis: bawel juga sih terkesan negatif
     
  20. venysilvia M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 28, 2012
    Messages:
    268
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +333 / -0
    no.2 oh gitu ya? :maaf: ntar da ane benerin..

    btw cuman nanya aja nih.. itu harus make koma kah? soalnya ane ngecontoh karya bebebrapa orang yang disini dan mereka memakai tulisan seperti itu.(soalnya ane emang gak tau jadi caranya belajar dengan mencontoh orang lain :hihi:) dan ane bingung.. koma kan menandakan bahwa dia masih ingin bicara terus. sedangkan maksud perkataan itu sudah berhenti jadi aku memakai titik. nah kalau emang itu EYD yang baku ya :maaf: ane ganti.. ntar lagi ane ganti mau mandi dolo bau abis bangun :hihi:

    no 3. tulisannya sih penting makanya ane bilang salah ane dan ane dah ganti. maksudnya yang gak penting itu makna plotnya. part 1 dan dua hanya sebagai perkenalan karakter aja plot gak penting. plot pentingnya baru ditaruh dipart 3.

    hmm.. kuburan gak berisik :haha:
    ane juga gak suka kok tempat berisik. tetapi disini emang ane harus belajar soalnya thread ane sebelumnya matanya pada rabun semua :nangis: baca tulisan ane.

    btw ane panggil tante bubu? tante tebu? tante tentem? atau apa yah? minta ijin dolo apa yang punya nama :hihi:
     
  21. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :hehe: itu nda harus pake koma sih setahu saya, bisa pakai tanda tanya (?) atau tanda seru/pentung (!) tergantung kalimatnya. yah memang banyak yang menulis dengan titik juga, bahkan bukan hanya di sini lho. dalam beberapa buku yang sudah dicetak pun juga banyak yang masih menggunakan titik. tapi klo mau cek di EYD nya sih pake koma (,). untuk lebih jelasnya coba buka di situs EYD lagi saja

    atau klo mau coba lihat contohnya di sini: http://menuliskalimat.com/2012/10/kalimat-langsung.html
    itu ada contoh2 nya kok

    panggilnya "temtembubu" jangan yang lain :oii:
    saya belum jadi tante2 :madesu:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.