1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Prosopagnosia

Discussion in 'Fiction' started by om3gakais3r, Mar 24, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    Berdasarkan puisi yang berjudul "Khilaf"

    Dalam langkahku yang lelah, aku berjalan dari kantor yang jauhnya sepuluh menit dari apartemen. Seberapa burukkah hari ini? Aku tidak lagi tahu. Bekerja di tempat yang sama, mengerjakan sesuatu yang hampir tidak mungkin namun dibayar dengan harga yang murah, terlebih lagi aku terikat kontrak hingga dua tahun lagi.

    Mengeluh, berdesah, merintih juga tidak ada gunanya. Aku hanya bisa menyimpan itu semua dalam hatiku sedalam-dalamnya.

    Seberapa burukkah hari ini? Aku tidak lagi tahu. Hanya langkah cepatku dari apartemen tempatku dan istriku tinggal ke arah sebuah bar lah yang tahu seberapa buruk hari ini.

    Langkah itu berasal dari reaksi atas mataku yang melihat istriku yang tak lagi bisa berjalan sedang mencium foto seorang pria berwajah biasa saja, berambut biasa saja dan bertubuh biasa saja.

    Siapa dia? Kekasihnya di masa lalu? Atau seseorang yang selalu menemuinya ketika aku tidak ada di rumah?

    Aku lampiaskan setiap kebingunganku dengan seteguk minuman alkohol yang sebenarnya tidak pernah menyentuh tenggorokanku.

    Khayal hitam tersusun, niat dosa terbangun.
    Ooh, siapa yang berdiri di dalam sana?
    Siapa yang menangis di dalam sana?
    Akulah kegelapan, terisak tanpa cahaya.

    Dengan marahku, aku mengingat kembali betapa sulitnya perjuangan hidupku. Betapa sulitnya perjuangan untuk bisa bersamanya, menjalin cinta yang kami rajut dari helaian-helaian benang yang kami dapat dengan susah payah.

    Dimana engkau, cahaya? Dimana engkau?

    Dalam mabukku, aku kembali ke dalam apartemen itu, memecahkan kaca yang terletak di samping pintu masuk. Mengambil sepotong pecahan kaca itu, menggenggamnya di tangan kananku hingga benda itu tertutup darahku.

    “Elena, Elena… Bangun sayangku, ini saatmu untuk bersamaku.” Kataku sambil berdiri di samping ranjang, menunggu Elena untuk bangun.

    “John, kau sudah pu… ya ampun! Lihatlah tanganmu! Kau berdarah!” Elena merangkak ke arahku dengan susah payah,mengingat tubuhnya tak lagi bisa bergerak dengan sempurna.

    Saat ia dekat dengaku, saat itulah aku menghunuskan pecahan kaca yang aku pegang ke arah lehernya.

    Bulir darah tertetes, mengerak menjadi satu dengan bumi.
    Ooh, engkaukah kejahatan?
    Engkaukah kemunkaran?
    Akulah kegelapan, hanya diam menutup indra.

    Elena terlihat tidak dalam kesakitan, dia hanya berusaha bernapas lalu terdiam dalam kubangan darah yang mengucur dari lehernya. Wajahnya tersenyum begitu damai.

    “T-e-r-i-m-a k-a-s-i-h”

    Gerakan terakhir di bibirnya itu menyadarkanku dari mabuk yang menelanku.

    APA YANG TELAH AKU PERBUAT! APA YANG TELAH AKU PERBUAT

    Teriakku dalam hati.

    Dimana engkau, cahaya? Dimana engkau?

    Aku peluk tubuh Elena yang semakin mendingin. Malam itu terasa begitu lama, seakan aku tak lagi bisa menghirup udara pagi. Waktu aku hentikan begitu saja. Waktuku, berhenti begitu saja.

    Dalam tangisan yang tak kunjung kering, aku cabut potongan kaca yang tertancap di leher Elena. Gemetar tangan ini tidak bisa berhenti, aku arahkan potongan kaca itu ke leherku, letak yang sama dengan tempat aku tancapkan di leher Elena.

    APA YANG TELAH AKU LAKUKAN! APA YANG TELAH AKU LAKUKAN!

    Teriakku dalam isakan tangis penuh sesal.

    Tetes tangis terhenti napas.
    Gelombang getar gemuruh jantung.
    Hilang dalam hitam, hilang dalam hitam.

    Apakah cemburu yang memakanku?

    Akulah yang selalu bersama Elena, dalam susah dan senang. Membopongnya ketika dia tak lagi dapat melangkah, menggandengnya ketika dia tak lagi dapat berjalan.

    Lalu siapa pria yang Elena begitu cinta hingga dapat membuatnya tersenyum seindah itu ketika ia mencium potretnya?

    Elena milikku, dia tak boleh hilang bersama orang lain!

    Dimana engkau, cahaya? Dimana engkau?

    Aku tusukkan potongan kaca itu ke leherku lalu aku cabut dengan keras, berharap rasa sakit yang aku rasakan lebih besar dari yang Elena rasakan.

    Berharap dosaku sedikit hilang, berharap rasa bersalahku sedikit lenyap.

    Ketika aku cabut, aku seketika jatuh. Sesak, sakit, dingin.

    Namun satu hal yang membuat darahku memompa lebih kencang, wajah pria di potret itu terlihat dalam refleksi pecahan kaca yang aku cabut.

    Dalam napas terakhirku, aku akhirnya ingat wajah itu. Wajah itu adalah…

    Aku di sini, pendosa!
    Tertutup tangan kananmu yang mengepal.
    Tangan yang tak sadar membungkamku.
    Selama kau memanggilku.

    Wajahku sendiri.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. serafim M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2012
    Messages:
    1,244
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +874 / -1
    arti dari judulnya tu apa gan??

    terus ane bingung, kan ada kalimat ini
    berarti suami harusnya udah tau yang di foto tu siapa, tapi kok di kalimat terakhir sang suami baru tau klo itu foto dia sendiri? :bingung:
     
  4. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    face blind, penyakit orang yang nggak bisa bedain wajah siapapun.
    bahkan wajahnya sendiri
     
  5. soraciel Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 27, 2011
    Messages:
    82
    Trophy Points:
    6
    Ratings:
    +30 / -0
    waaw ceritanya berbobot gan ,

    ane pengen bisa mbuat story kayak gini, konflik pendek tapi kaya akan keindahan bahasa, beda banget sama story ane yang ini, hehe. kalo ada waktu silakan dikomen ya gan

    ehmm, ane baru tau kalo ada penyakit face blind
     
  6. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    wihh bisa ya puisinya dijabarin gini, bagus, gw suka twistnya. walopun gw kaga ngerti kalo belom baca komen diatas. :D
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.