1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Hello

Discussion in 'Fiction' started by om3gakais3r, Mar 12, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    :lalala: galau

    Dalam gelap malam, cahaya lampu dua puluh watt menerangi ruangan ini. Studio, mungkin orang menyebutnya. Tapi untukku, ini hanyalah sekedar tempat mengurung diri, melenyapkan rasa lelah akan hidup. Seakan memanggil kematian untuk menjemputku sambil menghibur diri dengan goresan-goresan cat di atas kanvas.


    "Haah." Sekali lagi helaan napasku mengganggu ketenangan ruangan.


    Di dalam ruangan ini, tergeletak banyak lukisan dengan model yang sama. Sepuluh, atau mungkin seratus? Aku berhenti menghitung ketika aku menyelesaikan lukisan yang pertama.


    ”Berapa kali aku mencoba dan tak satupun berhasil?” Tanyaku pada benakku sendiri.


    Seakan akal sehatku menjawab "tentu saja tidak akan berhasil, bodoh!", aku menghela napas dan melupakan angan-angan kecil itu.


    Apa yang aku kejar? Hanya mimpi bodoh yang tidak mungkin bisa tercapai.


    Apa mimpi itu?


    Aku menatap lukisan berdebu di sudut ruangan, mengingat kembali perasaan yang aku tuangkan saat menyelesaikan lukisan itu. Lukisan seorang perempuan, orang yang sama yang ada di setiap lukisan dalam kamar ini.


    "Ah, iya... " Memoriku memutar kembali ingatan yang membuatku melukis lukisan pertamaku itu. Lukisan seorang perempuan yang duduk di bangku taman menghadap ke arah kirinya sambil tersenyum.


    Sore hari di bulan April, ketika musim semi menjajah perasaan sepi dan merubahnya menjadi kegembiraan menyambut matahari. Saat itu, cinta tumbuh di perasaan setiap orang. Aku, juga perempuan itu.



    Tersenyum manis padaku yang duduk di samping kirinya, menyeruput kopi yang aku beli dari kedai tidak jauh dari bangku taman tempat aku duduk. Dia berkata... "------------"



    Lamunanku buyar, ingatan itu terputus begitu saja, meninggalkan rasa pilu dalam diriku. Perasaan jauh dari tempat yang seharusnya aku berada. Tapi, bukankah aku sudah ada di "rumah"?


    Bukan, melihat sekelilingku, ini bukanlah rumah. Ini bukan tempat yang bisa aku jadikan sebagai tempat dimana aku pulang. Aku tidak bisa begitu saja merebahkan tubuhku di tempat ini sambil berkata "Aku pulang".


    Pandanganku seakan didekap oleh lukisan di samping kamar, lukisan seorang perempuan menyambut seseorang sambil membuka pintu rumah.


    Juli, musim panas adalah musim liburan. Aku datang ke rumahnya, membawa peralatan renang yang sengaja aku cantolkan di tubuhku.



    Bel berbunyi setelah aku tekan dengan tenaga sikutku, lalu dia keluar. Tertawa dengan manisnya, dia berkata "-------------"



    Tenaga di tanganku mulai terkikis, memaksaku melepas kuas yang selama tujuh jam terakhir aku genggam kuat.


    Aku coba rebahkan tubuhku di atas kasur. Namun selelah apapun, aku tidak bisa menyeberang ke alam mimpi. Oleh karena itu, aku mengambil buku gambar dan mulai membuat sketsa.


    Sebelum goresan pertama, aku melihat ke arah lukisan yang baru saja hampir aku selesaikan. Lukisan seorang perempuan yang sedang berusaha mengenakan gaun pengantin, dibantu oleh seorang wanita lain.


    Desember, satu tahun setelah aku mengenalnya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk melamarnya. Dia menangis terharu ketika mengenakan cincin yang aku berikan.



    Hanya butuh waktu satu bulan, hari pernikahanku dan dia pun datang. Ketika aku menjemputnya yang sedang mengenakan gaun pengantin, aku disambut oleh betapa cantiknya ia di hari upacara suci. Dia tersenyum padaku dan berkata "------------"



    Goresan demi goresan, aku lampiaskan pada kertas ini. Puluhan kesalahan aku lakukan, namun terus aku lanjutkan tanpa memperhitungkannya.


    Perasaan yang menghantuiku selama lima tahun terakhir kembali memuncak.


    Perasaan yang terus membuatku tak bisa tenang, tak bisa tersenyum dan tak bisa memiliki gairah dalam bernapas sekalipun.


    Penyesalan? Kesedihan? Kesendirian? Entah.


    Dalam lelah menorehkan karbon di atas kertas, aku melihat ke arah sampingku. Lukisan yang selalu membuat jantungku berhenti berdegup ketika mengingat wajah itu.


    Dua tahun, hanya itu waktu yang aku miliki bersamanya. Penyakit yang dia sembunyikan dariku akhirnya memberontak dan mulai ganas dalam dirinya. Tumor otak, itu kata para dokter.



    Selama satu minggu, dia tidak sadarkan diri. Terdiam tanpa suara dan gerakan dalam ruang yang terisolasi.



    Suatu hari, aku diperbolehkan untuk menjenguknya, dia yang membuka mata untuk terakhir kalinya tersenyum dan berkata padaku "------------"



    Pada akhirnya, sketsa itu selesai. Bukan karena sudah sempurna, namun aku tak lagi kuat untuk menorehkan satu mikrogram pun pensil.


    "A...ah, aku ingat... ke-kenapa aku mulai melukis tentangmu... ngghh.. fffhh.." Menahan tangis, aku kembali menatap wajah orang yang aku lukis itu.


    Dia tersenyum begitu cantik, seorang yang benar-benar aku cinta. Seorang yang tidak ingin aku lepas dari kehidupanku.


    "Hggrk.. suatu hari, aku bisa menembus dimensi kertas ini.. mghhffh.. lalu menggapai kau yang ada di sana..." Menyedot ingus yang keluar dari hidungku, mengusap air mata yang terus mengucur dari mataku, aku mengusap wajahnya yang ada di dalam sketsa.


    "Lalu kau menyambutku, seperti biasa..." Dalam kalimat-kalimat itu, aku terhanyut dalam kelelahan. Terombang-ambing dalam kesedihan dan dibawanya langsung ke dunia angan-angan.


    "Kau akan berkata... " Bisikku.

    [​IMG]


    "Hello"
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. serafim M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2012
    Messages:
    1,244
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +874 / -1
    :hiks: baca ini dan lagu yg lagi ane dengerin 'Cinta yang tak mungkin' cocok banget dah... :sedih:

    btw diksinya bagus gan :top:
     
  4. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    wogh:terharu: feelnya dapet banget:terharu:
    satu-satunya bagian yang saya agak kecewa pas ngegambarin si "aku"-nya nangis. Kurang detail deskripsinya. Kalau lebih detail pasti bakalan kerasa deep banget:terharu:

    tapi ini juga udah bagus banget kok:top:
     
  5. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    hello

    :nangis: kenapa doyannya buat cerita menyedihkan :nangis:
     
  6. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    waaaw! :matabelo:
    ceritanya benar2 nyentuh, karakter si aku berkesan melankolis, tapi aq terpesona dengan kesetiaannya, n kedalaman feeling bahasa ceritanya :terharu:

    nice story :top:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.