1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Prosa Seorang Pinggiran :: [FdC-JU]

Discussion in 'Fiction' started by high_time, Feb 16, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    Author's Note : singkat kata, gw bener2 ga ngerti sih gimana ceritanya bisa tiba2 nulis sesuatu kayak gini. kisah ini gak punya arti khusus sih, silahkan kasih interpretasi sendiri sesuka hatimu aja lah :XD:

    satu lagi, mohon maaf kalo ceritanya ancur yah, gw masih nubi nih soal nulis :maaf:

    Prosa Seorang Pinggiran

    Angin similir yang berhembus diantara gelap gulitanya malam, diterangi oleh lampu sorot di jalanan yang kotor nan berdebu, juga bermacam kendaraan yang lalu lalang mengepulkan asap knalpotnya ke arahku. Begitulah pemandangan yang setiap hari kulihat sewaktu menyusuri Jakarta pada waktu itu, suatu perjalanan tanpa arah guna mencari sesuap nasi; dari sisa-sisa makanan di beberapa restoran pinggir kota, apabila aku beruntung, dan juga hasil dari memulung berbagai macam barang bekas untuk dijual kembali pada pusat pengumpulan sampah. Bersenjatakan sebuah karung plastik besar, beginilah keseharianku di suatu kota besar yang mereka sebut 'Jakarta'.

    Kata mereka, Jakarta adalah tempat bagi banyak orang untuk mendapatkan suatu penghidupan yang layak. Dari berbagai macam fasilitas yang tersedia di seantero kota, bergelimang kemewahan tiada tara, suatu fantasi yang begitu bersinar di mata kami para pendatang dari kampung. Kami yang tersingkirkan karena tidak mempunyai pendidikan cukup, kami yang terpinggirkan lantaran penampilan yang lusuh dan dekil, juga muka memelas yang seperti meminta belas kasihan setiap waktu, mengumbar rasa jijik pada para kaum borjuis yang seringkali lewat di pusat perbelanjaan besar.

    Diantara malam temaram nan gelap gulita ini, tampaklah suatu pemandangan yang begitu kontras sewaktu aku bergegas menuju tempat itu sambil menenteng karung plastik besar berwarna putih, yang sekarang setengah penuh berisi berbagai bermacam-macam benda yang dipulung dari berbagai tempat. Dengan bertelanjang kaki tertatih-tatih membawa beban yang cukup berat untukku, aku terus melangkah menyusuri jalanan macet yang dipenuhi bus, truk, berbagai kendaraan angkutan umum, motor, dan juga mobil-mobil yang diperuntukkan sebagai kendaraan pribadi. Pada akhirnya aku pun berada cukup dekat pada pusat berbelanjaan itu hingga aku dapat melihat suatu pemandangan yang lumayan menarik hatiku di depan pintu masuk.

    Kumpulan anak muda tersebut berjalan dengan santainya, mengenakan pakaian yang terkesan mewah, tanpa sedikitpun menoleh kearahku yang kemudian melintas ke tempat pembuangan sampah di pusat pertokoan itu. Mereka pasti bahagia karena dapat menikmati berbagai macam kemewahan sejak lahir; sesuatu yang tidak pernah bisa kurasakan semenjak dulu. Saat dimana listrik sangatlah terbatas, dan makanan sehari-hari masih dimasak dengan minyak tanah, ditambah lagi minimnya persediaan air bersih di rumahku yang reyot ini.

    Apakah hal ini adil bagiku, karena telah dilahirkan di suatu keluarga yang sungguh miskin dan serba kekurangan, ketimbang mereka yang sejak kecil telah diselubungi berbagai macam kemewahan? Aku tidak tahu karena tak pernah sekalipun aku merasakan gelimang kemewahan dalam perjalanan hidupku sampai detik ini, apakah aku harus bersyukur? Ataukah ku harus menyumpah kepada langit, dan serta merta mengeluarkan segala amarahku ke atas sana lantaran kondisi yang serba kekurangan ini?

    Tanda tanya, kepalaku dipenuhi oleh beragam pertanyaan yang sungguh teramat sulit untuk dijawab.

    Aku kembali mengingat senyuman ibuku di kampung pada saat itu, senyuman manis yang selalu menyemangatiku untuk melalui hari demi hari, bulan demi bulan, hingga satu tahun berlalu di kota besar ini. Begitu tulusnya ia memberikan kehangatan padaku dan juga banyak orang lainnya dengan bekerja keras membuat kue-kue untuk dijual pada warga sekampung. Meskipun hanya menggunakan peralatan sederhana, masakan ibuku sungguh enak dan setiap harinya aku tidak sabar untuk menyantap masakan tersebut.

    Setelah dipikir-pikir kembali, mengapa aku mengambil keputusan yang bodoh sekali? Meninggalkan kampung dimana aku setiap hari bisa bertemu ibuku, setiap hari bisa menyantap masakan yang enak, dan meskipun fasilitas di kampung ini ala kadarnya saja, orang-orang di kampungku ini sungguh ramah dan baik hati, tidak seperti orang-orang di Jakarta ini yang kerapkali menganggapku seperti binatang najis saja.

    Meskipun demikian, aku tahu betul bahwa ibu telah menjadi semakin tua hari demi hari, ditambah lagi ia benar-benar merasa kesepian sejak ayah meninggal sekitar sepuluh tahun lalu. Ditambah lagi aku ini adalah anak tunggal, jadi bisa dibilang tindakanku ini benar-benar sangat bodoh lantaran kepergianku hanya akan membuat ibu semakin kesepian.

    Akan tetapi, aku mempunyai cita-cita besar yaitu membuka usaha yang sukses di kota besar ini, yang pada akhirnya dapat memberikan penghidupan yang layak bagi aku dan ibuku. Selama aku masih bisa bertemu dengan ibuku, aku ingin sekali melakukan sesuatu untuknya, meskipun jalan yang ditempu ini sangatlah terjal dan berbatu.

    "Mas, depot pembuangan ada di sebelah sana, ini arahnya ke pintu masuk."

    Aku seketika tersentak oleh kata-kata seorang satpam yang barusan melewati diriku ini. Dengan rasa penuh malu akupun bergegas menuju depot pembuangan sambil menenteng karung plastik besar setengah penuh, ditemani sorot lampu dan pemandangan indah terang benderang yang ada pada kumpulan gedung pencakar langit di sekitar area pusat perbelanjaan.

    Sepertinya aku kembali tenggelam dalam lamunan setiap kali melihat sesuatu yang terkesan mewah dihadapanku ini. Segala hal dihadapanku ini seperti berasal dari alam khayalan, suatu wilayah yang tidak mampu kuraih biar bagaimanapun juga. Satu tahun ini berlalu sia-sia tanpa adanya perubahan yang berarti; semenjak awal aku menghabiskan hidup berada di jalanan, dan sampai sekarang aku masih tertatih-tatih berjuang keras untuk bertahan hidup saja.

    Kemudian pertanyaan terbesar dalam hidupku ini pun tiba-tiba muncul dalam benakku.

    "Apakah kemewahan adalah segalanya dalam hidup? Bukankah kita semua, baik kaya dan miskin, memiliki sesuatu yang begitu berharga melebihi segala harta, namun sering kali kita abaikan?"

    Penyesalan hanya akan datang terlambat, begitulah perkataan yang terakhir kali kudengar dari dalam hati sebelum pikiranku akhirnya mulai terfokus pada aktivitas memulung sampah yang biasa kulakukan setiap harinya.

    Apakah gerangan arti kata-kata tersebut apabila melihat kondisi hidupku untuk sekarang ini? Entahlah, tetapi hari ini aku harus melakukan tugasku semaksimal mungkin agar aku bisa mendapat cukup uang guna menghidupi hari esok.

    Xxx​

    Karung ini terasa semakin berat dengan tambahan beban yang harus kupikul dari pusat perbelanjaan, menuju tempat dimana aku akan menumpuk semua hasil jerih payah ini guna mendapatkan imbalan yang tak seberapa. Tempat pemungutan barang terdekat kira-kira letaknya tinggal beberapa kilometer dari posisiku saat ini, namun saat-saat terakhir perjalanan terasa begitu berat lantaran rasa pegal dan nyeri di sekujur tubuhku ini. Derasnya aliran keringat yang membuat baju lusuh ini basah juga menyebabkan diriku merasa sangat tidak nyaman, terlebih lagi mataku menjadi perih karena keringat tersebut juga mengalir deras dari kening menuju mataku.

    Begitu banyaknya hal-hal yang tidak bisa kudeskripsikan dengan baik di kala kesadaranku pada hari ini mulai menurun drastis, segala sesuatu yang ada di pandanganku menjadi kabur, dan aku tidak bisa mendengar jelas apa yang orang-orang itu katakan. Nada bicara mereka menandakan bahwa mereka marah terhadapku. Tetapi apakah salahku? Aku hanya berjalan terhuyung-huyung sambil membawa karung besar ini, sebuah karung yang berisi harapanku untuk hari esok ini.

    Tidak biasanya kesadaranku menjadi lemah pada saat ini. Aku sedikit demi sedikit mulai menjadi tidak peduli akan segala hal yang terjadi di lingkungan sekitarku ini, mungkin aku telah menabrak seseorang hingga jatuh tanpa menyadarinya, dan mungkin saja diriku dihantam oleh pukulan keras sehingga aku jatuh tertelungkup, namun tidak ada rasa sakit sama sekali. Hati ini begitu bergejolak, seperti mencoba untuk berontak melepaskan diri dari segala hal yang membelenggunya di dunia ini.

    "Aku kangen ibu....."

    Mungkin beginilah kata-kata terakhir yang kuucapkan sebelum diriku mendengar suara klakson yang begitu keras dan juga sepasang lampu besar berwarna kuning yang semakin lama semakin dekat menuju tempatku berada.

    Tidak lama kemudian, aku merasakan rasa sakit yang begitu menusuk di sekujur tubuhku. Begitu sakitnya sehingga aku tidak bisa merasakan bagian tubuh mana yang benar-benar terasa nyeri sampai aku ingin berteriak sekencang mungkin. Apakah diriku melayang dalam waktu sejenak? Mengapa pandanganku dipenuhi oleh warna merah yang terlihat sangat menjijikan?

    Aku tidak bisa melihat apapun, aku tidak bisa mendengar apapun. Segala yang merah kini berubah menjadi hitam.

    Penyesalan Hanya Akan Datang Terlambat

    Xxx​

    "Tidaaaaaaaaak!"

    Sepertinya aku telah terbangun dari mimpi buruk yang sepertinya berlangsung selama satu tahun.

    Desiran angin segar pada pagi hari di pegunungan yang bebas polusi, dan juga sebuah rumah sederhana yang kebersihannya terjamin, belum lagi aku kini mencium suatu aroma masakan yang sangat lezat. Ya, aku telah kembali lagi ke kampungku yang tercinta ini....

    "Eit, ada apa kamu kok tiba-tiba teriak-teriak gini toh?"

    Suara ibuku terdengar dengan lantang dari arah dapur.

    "Tak ada apa-apa kok bu, aku hanya habis mimpi buruk."

    Mendengar kata-kataku tadi, ibuku hanya tertawa kecil.

    "Kau ini makin lama makin mirip aja sama bapakmu. Udah bangkotan aja masih suka teriak-teriak kayak anak kecil pas lagi tidur."

    "B-bapak? Tapi 'kan bapak..."

    "Iya, sekarang dia lagi di sawah. Makanya pas habis makan kau langsung susul dia kesana yah, sekalian pamitan dulu sama dia. Kamu ntar mau berangkat ke Jakarta 'kan? Abang-abang mu aja udah pada pergi ke sana dan lumayan bisa adaptasi, hayo jadi anak bungsu juga harus berani. Kamu katanya mau jadi orang sukses buka usaha sendiri..."

    Aku tidak pernah merasa lebih terkejut dari saat ini. Jadi segala fakta yang kuketahui dalam mimpi tadi hanyalah mimpi belaka? Tak dapat kubendung isak tangis bahagia ketika aku mendengar suara cangkulan di luar sana yang seperti tak pernah terdengar sejak masa kecilku. Disana berdirilah bapak, masih tegap nan kekar seperti dulu, dengan senyum di wajahnya bekerja tanpa kenal lelah. Diriku sampai berlari keluar untuk memastikan hal itu.

    Di meja ini, aku menemukan beberapa amplop surat yang sepertinya dikirim oleh abang-abangku di Jakarta sana. Anehnya, aku serasa tidak pernah mendengar nama mereka sama sekali.

    "Nak?" ibuku langsung kebingungan karena sikapku yang dikiranya aneh.

    "Ah, jangan terlalu dipikirkan bu. Ngomong-ngomong, aku ingin makan, apakah sarapanku sudah siap?"

    "Iya, makanan mu lagi dimasak. Sambil menunggu, ayo kamu ngobrol bentar ama bapakmu sana."

    Ibu, sebenarnya aku tidak ingin pergi ke Jakarta. Aku lebih baik bersama dirimu dan bapak saja, ketimbang mengalami hal yang terjadi dalam mimpi tadi.

    Entahlah, aku menjadi bingung mengenai sisi mana yang berupa mimpi dan mana yang adalah kenyataan. Tetapi walaupun mungkin aku berada kembali di kampungku sekarang ini adalah mimpi, aku ingin agar mimpi ini dapat berlangsung selamanya.

    .....

    Aku mencoba memukul pipiku dengan sekuat tenaga dan rasanya benar-benar sakit seperti di dalam kenyataan saja.

    "Yah, sepertinya ini bukan mimpi."

    Dengan riang gembira aku bergegas menuju bapak yang sedang mencangkul di sawah, pertemuan kembali yang serasa seperti nostalgia. Mungkin inikah suatu kekuatan ajaib dari sebuah mimpi yang mengubah secara total caraku memandang dunia?

    Sekali lagi, aku mungkin tak akan tahu jawaban yang pasti akan pertanyaan itu, dan juga banyak pertanyaan lain yang kerapkali muncul di dalam benakku.

    Biarlah pertanyaan itu tetap menjadi sebuah pertanyaan hingga akhir hayatku tiba.

    Tamat​
     
    • Like Like x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ngg... akhirnya ngebingungin:puyeng:. Ceritanya bagus sih. Agak menohok. Penulisan juga udah lumayan. Cuma ada beberapa yang bikin kurang sreg.

    Soalnya entah kenapa si "aku" nyeritainnya datar banget ya. Kayak udah pasrah. Tapi masih belum(?). Saya berharapnya ada nada naik-turun pas bacanya. jadi intonasinya ga datar. Ada penekanan di kalimat-kalimat tertentu biar lebih beragam feel yang didapet. Kalau ini beneran saya bacanya datar banget. jadi berasa nanggung. Trus.. kayaknya saya agak keganggu sama banyaknya kata "ini", sama beberapa kata yang diulang terlalu cepet. Contohnya ini:

    Interprestasi cerita... dia nginget kehidupan dia sebelumnya:bloon::ngacir:

    score: ntar...:puyeng:

    Edited

    Score: 6/10
     
    Last edited: Mar 13, 2013
  4. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    endingnya memang secara tidak sengaja dibikin jimak :ngacir:

    datar yah, mungkin lantaran ga ada dialog kali ya. kalo soal nada naik turun juga gw rada kurang ngerti hehehe soalnya masih nubi :peace:

    kosa kata bahasa Indo gw memang bisa dibilang rada dikit sih makanya secara tidak disadari banyak bagian yang diulang :XD:

    well soal interpretasi bisa jadi begitulah :beer:
     
  5. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    errrrrrrrrrrrrrrrrrr

    err yang panjang ... abis klimaks tau2 mimpi lagi :voodoo: ....

    review :
    apakah sesuai tema ? Agak susah menjawabnya, bisa jadi ini sebuah undercover bagui sosok2 borjois dijakarta atau sosok2 yang hidup menengah keatas... tapi diteliti lagi... kisah ini lebih condong kek filsafat kehidupan dari pada sebuah kisah yang menggambarkan jakarta undercover.

    Bagaimana dengan plotnya? Simple mudah ditebak tapi endingnya lagi2 :voodoo: kenapa kenapa???? kenapa MIMPI LAGI :voodoo:

    Terus Penceritaannya? Sudah tidak bisa disangkal dalam penulisan kamu lebih baik dariku :top:pemilihan kata sederhana dan metafora dirajut jadi satu tidak terkesan bertele -tele juga tidak terkesan sederhana intinya CUCOK dengan saleroku dah :ngacir:

    Hmm apa lagi? Penokohan? CUkup tersampaikan dengan baik walaupun sangat sedikit sekali karakter yang bisa ditangkap... mungkin karena keterbatasan halaman :oghoho:

    Kesimpulan dan overal : WHY WHY kenapa harus mimpi maneeee :voodoo: gw mencium ada misteri yang masih disimpen karena kasus : nama2 abangnya dan dia awalnya mengaku adalah anak tunggal :tampan: ayo ngaku apa yang kamu simpan :voodoo:

    score : ntar wae monggo ladies first :ngacir: #lirik atas
     
  6. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    kayak di endingnya ada yang keliatan nyembul dari tanah gitu ya :hehe:

    sebenernya apa yang tersimpan di akhir2 lebih diserahkan ke pembaca aja, tapi ditambahin sesuatu yang beneran ngegelitik jadinya kalo interpretasinya terlalu gila mungkin bisa langsung kena mindfuk :oghoho:

    kalo interpretasi gw sendiri, mungkin ada sesuatu yang bener2 disturbing pas dia mau ngobrol ama bapak'e lagi, yang katanya ud meninggal sepuluh taon lalu, tapi bagaimana yang bener nya itu tergantung masing2 pembaca juga sih :haha:

    /hehehehehe

    ===

    anyway iya nih feel Jak Undercover nya kurang dapet ya :XD:
     
    Last edited: Feb 16, 2013
  7. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    hell ooo... gw ga pinter untuk komen teknis bro, cuma sebagai penikmat cerita, gw belum bisa menikmati alurnya dengan maksimal. pemetaan kata2 yang belum sempurna mungkin yah?
    untuk ide cerita gw rasa lumayan menarik, sedikit bumbu dibelakangnya ngebuat pembaca jadi bertanya2. kalo di fikiran gw si si MC dapet 2nd chance buat hidup lebi bersyukur.
    ato jangan2 dia masuk ke sebuah vortex worm hole dan terlempar ke kehidupan lain di belahan galaksi lain dengan identitas yang berbeda? :hahai: nilainya 7
    btw gw rasa inti ceritanya belom nyangkut ama tema nya. cuma suasana kota nya doang. ehheee
     
  8. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    kalo soal pemilihan kata bisa dibilang karena gw blom gitu banyak pengalaman bikin cerita yang kayak gini sih :haha:

    yah bisa juga kayak gitu juga, jadi mirip ama interpretasinya merpati kalo kek gitu :haha:

    kalo soal nyangkut ama undercover ato nggak gw juga kurang ngerti sih buat bikin yang beneran serasa undercover, cuman ya gitu deh :XD:
     
  9. ivan245 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 20, 2009
    Messages:
    296
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +14,657 / -0
    Isu yang dibawa oke banget. Jakarta banget. Excellent choice.

    Penceritaannya oke banget. Diksinya rapi. Aku cuma terganggu 'diantara' yang mestinya dipisah.
    Ceritanya... err.... Aku berharap kamu membawa isu urbanisasi lebih jauh untuk ditutup dengan manis, tapi malah banting setir. Jujur, meskipun misterius aku rada turned off (Sekarang aku ngerti perasaan orang yg baca cerita berending mimpi. :swt:)

    Skor akhir: 7,5
     
  10. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    ah thanks buat reviewnya :xiexie:

    ending mimpinya bikin turn off yah, tadinya sih mau bikin suatu skenario yang rada misterius untuk membuat pembaca spekulasi tapi ternyata masih perlu banyak belajar lagi ya gw ini :XD:
     
  11. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    Teng nong neng nong...

    Komentar singkat saja, sungguh saya kurang bisa menikmati prosa awalnya... Membaca itu rasanya hambar dan melelahkan. Dan saat si tokoh utama ketabrak mobil pun, ya udah... So what? Tahu sih pesan moralnya, tapi rasanya saya kurang tersentuh.

    Tapi yang saya suka cuma di bagian akhirnya aja pas si prota bangun dari mimpi. Masalahnya, di situ penulis sendiri tahu apa yang ia tulis atau cuma sekedar mengawang-awang untuk membuat twist yang dipaksakan, dan berakhir dengan 'kuserahkan sisanya pada pembaca'?

    Klo dari sisi undercovernya sih kurasa dapet2 aja, mengingat emang di balik kehidupan Jakarta banyak susah sebagai pemulung. :hahai:

    Skor 6 !
     
  12. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    hmmm si merpati juga nyebutin sih penceritaan nya yang rada datar, jadi masalahnya ada di sini juga ya :bloon:

    artinya mesti banyak latian lagi bikin sesuatu yang terkesan lebih natural :ngacir:
     
  13. ivan245 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 20, 2009
    Messages:
    296
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +14,657 / -0
    Oh iya. Tebakanku untuk twistnya: precognition.
     
  14. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    yah bisa dibilang begitu juga :beer:
     
  15. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    untuk penceritaan nya idem dengan merpati-senpai dan samael-senpai. :hehe:

    tapi ada bagian tertentu yang mengena banget untuk saya, terutama bagian di mana ia teringat akan ibunya :nangis: ibuuuuu....
    bagian ini pas banget untuk saya yang jauh dari keluarga dan memiliki cita-cita yang sama dengan si 'aku' :nangis:

    lalu ada bagian di mana hal yang sama terus diulang meskipun memiliki arti yang hampir sama (tapi ini menurutku lho) :hmm:. contohnya:
    paragraf
    Begitu banyaknya hal-hal yang tidak bisa kudeskripsikan dengan baik di kala kesadaranku pada hari ini mulai menurun drastis, segala sesuatu yang ada di pandanganku menjadi kabur, dan aku tidak bisa mendengar jelas apa yang orang-orang itu katakan. Nada bicara mereka menandakan bahwa mereka marah terhadapku. Tetapi apakah salahku? Aku hanya berjalan terhuyung-huyung sambil membawa karung besar ini, sebuah karung yang berisi harapanku untuk hari esok ini.

    dengan paragraf di bawahnya
    Tidak biasanya kesadaranku menjadi lemah pada saat ini. Aku sedikit demi sedikit mulai menjadi tidak peduli akan segala hal yang terjadi di lingkungan sekitarku ini, mungkin aku telah menabrak seseorang hingga jatuh tanpa menyadarinya, dan mungkin saja diriku dihantam oleh pukulan keras sehingga aku jatuh tertelungkup, namun tidak ada rasa sakit sama sekali. Hati ini begitu bergejolak, seperti mencoba untuk berontak melepaskan diri dari segala hal yang membelenggunya di dunia ini.

    yang saya tangkap dalam dua paragraf itu intinya hampir sama. di mana kesadarannya mulai hilang dan ia tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya lagi. jadinya sedikit menimbulkan rasa bosan ketika harus membaca hal yang diulang-ulang. :)madesu: saya juga selalu melakukan kesalahan itu soalnya)

    :peace: segitu saja, semoga membantu.

    nilai: 7.5 :hihi:
     
  16. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    ah tengkyu buat masukannya, moga2 ke depan na bisa dibikin lebih enak lagi dalam penceritaan :maaf:
     
  17. ayanokouji M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Sep 17, 2009
    Messages:
    239
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +51 / -0
    Sedikit bingung untuk mendapat kesan Undercovernya...

    Setelah baca tiga kali, baru merasakan letak undercovernya... Undercover awalnya saya kira adalah sesuatu yang tak tampak, atau sengaja disembunyikan agar tak tampak..
    Saya terlalu terpaku pada definisi ini, hingga tidak bisa mendapatkan esensi cerita pada awalnya.

    Penceritaan yang datar memang sedikit disayangkan, tapi itulah prosa, bukan sebuah cerita penuh dengan adegan laga, cerita ini bersinar dengan caranya sendiri (betul begitu kan istilah dalam bahasa Indonesianya?)

    Nilai : 7/10
     
  18. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,820
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    waduh, akhirannya ternyata mimpi ya? Rada2 twist juga mungkin ya? soalnya ane bingung sebenernya yang jadi mimpinya dia tu yang mana. Hmm, ane baca endingnya serasa nonton film2 drama kolosal barat :)

    sekilas ceritanya emang cukup datar dan mengalir aja sih, tapi ane salut dari segi pendeskripsian lingkungan n karakternya (meski sedikit banyak emang ada yang diulang-ulang sih, idem ama agan temtembubu)

    oya, yang ane tangkep tu klimaksnya kan pas adegan tabrakan n setelahnya ya? sebetulnya udah bagus kak, cuma serasa kurang greget gitu :)

    Nilai : 7/10
     
  19. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    iya, klimaks nya itu ada pas habis tabrakan :haha:
     
  20. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    *gelindingan :nongol:

    :ehem:

    Cerpen slice-of-life + angst~! :top:

    Saia lihat kamu memaknai Undercover dari kacamata sosial, bagus! Cuma mungkin sama dengan akang Giande...kenapa berakhir dengan twist semua-ini-cuma-mimpi?! :voodoo: padahal ada banyak cara mengakhiri cerpen kayak begini tanpa bergantung pada twist klise kayak begitu! Misalnya di akhir2 cerita (waktu penulis mo membunuh si MC), bikin si MC melakukan hal baik trus dia mati. Trus jasanya dikenang atau semacamnya, atau dia merasa hidupnya yg penuh kesulitan itu ga buruk2 amat krn udah melakukan hal baik. Atao dia melakukan hal jahat trus mati. Trus di akhir ada semacam narasi dari narator (penulis) mengenai masalah sosial di Jakarta... (lol...kok pokoknya MC harus mati :lol: )

    Yah, kayak yang sudah disebutkan beberapa member lain, rasanya datar. Jalan pemikiran si MC rasanya terlalu pasrah dan (menurut saia) dia malah seperti baik2 saja menerima hidupnya yang kacau begitu. Sepertinya akan lebih baik kalau ada lebih banyak luapan emosi lain selain pasrah dan kesedihan bwat membangkitkan emosi pembacanya. Bisa juga disisipkan kalimat2 kebencian terhadap orang2 borjuis yang dilihat si MC atau pikiran2 gelapnya.

    Alur yang lambat...yah...memang kadang ciri cerita slice-of-life itu begini sih. Tapi disini rasanya agak tidak imbang karena 2 part pertama irama alurnya memang lambat, tapi di bagian akhir tahu2 seperti dipercepat untuk segera diakhiri. Padahal di part 3 itu bisa dimuat lebih banyak pemikiran2 filosofis si MC atau detail2 deskripsi lainnya (seperti yg ada di part 1-2), biar imbang dan cerpen ga serasa dipotong utk ending begitu saja :peace:

    Anyway...good one and keep on writing :elegan:

    :ehem:

    Poin dari saia: 6.5
     
  21. high_time Veteran

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Feb 27, 2010
    Messages:
    6,038
    Trophy Points:
    237
    Ratings:
    +6,024 / -1
    ah I see, ternyata rata2 masalah nya selain datar ada di ending yah. thanks banget buat komen dan reviewnya, moga2 buat kedepan bisa dibikin sesuatu yang lebih baik lagi :maaf:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.