SongFic Cinta Tak Akan Bisa Pergi [Peri Cintaku-Marcell]

pertama kali bikin songfic

dimohon komentarnya dari para pembaca sekalian

Spoiler: lagunya

di dalam hati ini hanya satu namayang
ada di tulus hati ku ingini
kesetiaan yang indah takkan tertandingi
hanyalah dirimu satu peri cintaku

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu

aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)

tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi

Spoiler: ceritanya

“Gimana sesuai keinginan kamu kan?” pertanyaan Dimas membuyarkan lamunan Riska yang saat itu menatap takjub pada pelaminan yang besok akan dia gunakan untuk bersanding dengan Dimas. “Bener-bener nggak meleset sedikit pun dari yang aku pengen.” Riska tersenyum senang.

“Ya udah pulang yuk! Kamu besok kan harus bangun pagi-pagi buat di make-up, jadi nanti setelah nyampe rumah kamu harus langsung tidur biar besok bisa fresh.”

“Tidur? Kayaknya nggak bisa deh hehehe.” Riska tertawa.

“Kenapa emangnya? Mikirin acara besok?”

“Ya iyalah. Eh tunggu bentar, ruangan ini juga ada yang makai?” Riska menunjuk ke ballroom yang berada tepat di depan ballroom yang akan dia gunakan untuk resepsi esok hari.

“Iya kayaknya, tu udah ada nama calon pengantinnya…Vito dan Ella,” Dimas membacakan nama pasangan yang akan menggunakan ruangan itu.

Vito? Riska merasa seperti tersambar petir mendengar nama itu. Nama yang sama persis dengan nama lelaki yang begitu dia cintai. Bahkan sampai saat ini rasa cinta itu tidak pernah bisa pergi dari hatinya. Meskipun besok adalah hari pernikahanya dengan Dimas tapi yang mengisi ruang hatinya bukanlah calon suaminya, melainkan Vito. Karena Vito adalah cinta pertama sekaligus cinta terakhir buat Riska.

Malam itu Riska benar-benar tidak bisa tidur. Dia tidak bisa membayangkan apa jadinya jika Vito yang menikah besok adalah mantan kekasihnya yang sangat ia cintai. Jelas Riska tidak sanggup melihat lelaki yang begitu berarti buat dia harus bersanding di pelaminan dengan perempuan lain. Di tengah kegalauan yang memenuhi hatinya tiba-tiba telepon selulernya bergetar. “Halo!”

“Tu kan belum tidur.” Terdengar suara Dimas sebal.

“Kamu sendiri juga belum tidur.”

“Kan beda neng! Besok pemberkatan jam 8, aku bisa aja bangun jam 7 langsung mandi, siap-siap berangkat deh…lha kamu harus di make-up dulu dan kata mama kamu mulai dimake-up jam 4 subuh, apa kamu mau tidur cuma 4 jam?”

“Iya iya sayang habis ini aku tidur deh.”

“Ya udah good night.”

“Good night.”

***

Pukul 01.00 namun Vito masih terjaga. Dirinya sibuk membongkar album foto pre-wedding Riska di Facebook. Tanpa terasa air matanya menetes, sekalipun dia laki-laki dia bukan batu yang tidak punya perasaan. Toh saat ini tidak ada seorang pun yang melihatnya , jadi dia bisa leluasa mencucurkan air mata akibat kesedihan yang begitu mendalam. Sampai saat ini cintanya hanya untuk Riska namun iman yang berbeda memaksa mereka berdua untuk mengakhiri kisah kasih yang telah mereka rajut selama 5 tahun.

“Saya terima nikahnya….” Vito tak mampu melanjutkan kalimat Ijab Kabul karena tiba-tiba yang terlintas di otaknya adalah nama Riska Ariliana. Grogi ya mas?” Tanya penghulu. Setelah prosesi itu diulang dan Vito berhasil mengucapkan Ijab Kabul dengan benar akhirnya dirinya dan Ella sah menjadi pasangan suami istri. Semua yang hadir dalam acara akad nikah itu merasa bahagia kecuali mempelai laki-laki.

***

Acara resepsi telah selesai. Ketika akan meninggalkan gedung langkah kaki Riska yang awalnya terburu-buru seketika terhenti, jantungnya terasa seperti melompat keluar waktu bertatap muka dengan sesosok pria. Pria tersebut juga tak kalah kaget melihat gadis yang sangat dia cintai berdiri dihadapanya dengan mengenakan gaun pengantin. Saat itu hal yang paling diinginkan Vito adalah langsung memeluk Riska, karena dia sangat merindukan gadis bertubuh mungil ini.

“Oppa!!” Riska tersenyum cerah ketika menyapa Vito dengan panggilan sayangnya. “Ternyata nikah hari ini juga? Selamat ya,” Riska berjabat tangan dengan Vito. Vito merasa shock berat sampai-sampai mengucapkan terima kasih pun dia tak sanggup. “Eh kenalin aku Riska, temennya mas Vito waktu kuliah.” Riska memperkenalkan dirinya pada istri Vito.

“Kok manggilnya oppa? Pasti kalian dulu akrab banget?”

“Ya gitu deh. Well…selamat menempuh hidup baru, semoga bahagia selalu.”

“Kamu juga smoga bahagia selalu.” Ucap Vito, berusaha ikhlas melepas kekasihnya.

Cinta pertama tak akan bisa pergi begitu saja. Semoga bahagia meski tak lagi bersama. Saatnya menciptakan kebahagiaan masing-masing dan belajar mencintai seseorang yang telah menjadi pelabuhan terakhir.

makasih buat yang mau baca

--------

keterangan:
Oppa yang dimaksud di sini bukan kakek tapi sebutan buat laki-laki yang lebih tua/kakak atau panggilan untuk pacar (dlm bahasa Korea)

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS