1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic World In Chaos

Discussion in 'Fiction' started by RobbyAng, Feb 4, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    Well, ini pertama kali nya gw menulis OriFic. sekalian gw pengen latian menulis cerita.
    Hope you enjoy. rate and comment :D




    Chapter 1. The New Drottinn
    Untuk Permulaan, Bibi Helga dengan mata yang terlihat berkaca-kaca ingin mengatakan sesuatu kepada kami bahwa Alfgord telah mati. Kematian Alfgord merupakan pukulan besar bagi beberapa dari kami, karena Alfgord merupakan drottinn – Lord dari desa Varafoss yang bijaksana. Alfgord yang mati di makamkan dengan cara pemakaman adat Norse, dengan pelayaran longship terbakar yang di dalamnya terdapat Alfgord serta makanan, perhiasan, dan senjata seorang Norse.

    Sejak kematian ayahku Alfgord, kini aku menjadi drottinn baru bagi Varafoss. Banyak penduduk Varrafoss yang tidak menganggapku sebagai drottinn, karena usiaku yang muda ini. Walaupun begitu bibi Helga teman dekat ayahku tidak seperti penduduk yang lain, dia percaya bahwa aku dapat menjadi drottinn yang bijaksana seperti Alfgord. Bibi Helga membantu ku membangun Varrafoss, yang merupakan daerah yang bisa di bilang kaya akan sumber dalam daerah Kaldrland – daerah yang sangat dingin di bagian utara di benua Calgiary.

    Sudah satu bulan semenjak kematian ayahku, semangat ku untuk membangun Varrafoss pun sudah mulai menurun akibat dari kurang percaya diri.

    “Bibi Helga… sepertinya saya tidak dapat melakukan tugas drottinn seperti yang ayah lakukan.” ujarku kepada Bibi Helga dengan suara yang lemas.

    “Tenang… semua pekerjaan pasti akan terasa sulit pada awalnya. Nanti kamu juga pasti akan terbiasa dengan pekerjaan mu sebagai drottinn.”

    “Ta..ta…tapi, aku ini kan bukan seorang petarung yang handal dan pintar seperti ayah. Aku seorang pengecut seperti yang banyak orang bicarakan.” Ujarku.

    “Apa yang kamu katakan barusan! Kamu ini Alfgeir Son of Alfgord. Darah ayahmu mengalir didalam dirimu. Kamu bukan seorang pengecut. Cepat minta maaf kepada ayahmu yang terdapat di dunia sana.” Nada tinggi dan keras Bibi Helga dengan kerut di dahinya membantah perkataanku.

    Aku terdiam dengan jantung ku yang berdetak keras akibat bantahan Bibi Helga. Mulutku kaku seperti seolah ada lilin menempel di bibirku, membuat tidak dapat melontarkan kata-kata ke Bibi Helga. Setelah beberapa saat pun Bibi Helga berkata,” Maafkan bibi Alfgeir.” Aku hanya dapat terdiam mendengar kata maaf dari bibi. “Alfgeir… semua orang dapat menjadi drottinn bijaksana asalkan mereka melakukan kejujuran dan keadilan bagi penduduk mereka.” Aku mendengarkan perkataan bibi dengan serius “Ah.. Jangan lupa Alfgeir belajar lah dari kesalahan kesalahan mu” ujar Bibi Helga. Itulah perkataan terakhir dari Bibi Helga sebelum ia keluar dari rumahku.

    Semenjak Hari itu, pikiranku selalu terbawa oleh perkataan Bibi Helga.
    Chapter 2. Preparation
    Sudah setahun semenjak aku menjadi baru bagi drottinnVarafoss. Menurutku, kehidupan sebagai drottinn berbeda 180° dari yang aku bayangkan sebelumnya. Sebelum aku menjadi drottinn, aku berpikir bahwa kehidupan menjadi seorang drottinn itu sangat menyenangkan. Kehidupan berfoya-foya, tidak perlu bekerja, makan daging setiap hari dan memakai pakaian penuh dengan perhiasan. Ternyata jauh sangat berbeda yang seperti kubayangkan. Sangat membosankan. Kegiatanku sehari hari hanya belajar, belajar, dan belajar. Makanan dan pakaian juga seperti kehidupan orang orang. Tak ada bedanya. Yang menyenangkan menjadi drottinn hanya saat bertugas untuk pergi ke desa tetangga, menjalin hubungan dengan drottinn dari desa lain pada setiap awal musim.

    Aku baru pernah menemui tiga orang drottin, Sigurd, Gudmund, dan Gunnar. Aku sudah mengenal Sigurd beberapa tahun ini. Ayahku dan ayahnya merupakan teman baik, mereka pun datang ke Varafoss saat kematian ayahku. Sigurd baru baru ini menjadi drottinn dari Blartugleskin karena ayahnya meninggal akibat penyakit yang misterius. Gudmund the brave, drottinn Desa Stallangskip, banyak orang memanggilnya begitu. Tidak heran jika dia dipangil dengan nama panggilan the brave. Gudmund sering memenangkan peperangan yang dipimpinya melawan kaum Khegur Obug – Kaum yang tinggal di daerah Fenadr yang terdapat di daerah timur laut Calgiary yang bersebelahan dengan Kaldrland. Pakaiannya pun sangat menyeramkan tidak biasa dengan drottinn yang lain. ia selalu memakai topi yang terbuat dari kulit kepala beruang dengan kulit badan beruangnya yang membentuk seperti mantel. Walaupun Gudmund kelihatan menyeramkan dengan pakiannya serta badanya yang besar, ia orangnya sangat ramah. Dan yang terakhir ada Gunnar drottinn dari Desa Holdrheim, orang yang sangat menjengkelkan. Orangnya sombong dan tidak mengerti adat.Konon Gunnar membunuh ayahnya untuk mendapatkan gelar drottinn nya sekarang. Helga pun menyarankanku agar tidak terlalu dekat denganya.

    Air sungai mulai membeku serta di ikuti dengan turunnya kristal kristal es di Kaldrland menandakan bahwa musim haust – musim gugur, telah bergantian dengan musim vetr – musim dingin. Dengan awal musim vetr, Bibi Helga telah merencakan aku untuk menemui drottinn Odyr dari Desa Austrburg – desa yang terdapat di antara perbatasan Kaldrland dengan Fenadr. Bukan desa yang dekat dengan desaku, tetapi desa yang terjauh dari desa Varafoss. Perjalanan kali ini akan menjadikan perjalanan terpanjang dan berbahaya yang akan kulakukan. Sekitar 1400 kyl – sekitar 700-an kilometer.

    “Alfgeir…Alfgeir… Kamu sudah siap untuk memulai perjalanan ke Austburg?” ujar Bibi Helga dengan suaranya yang Khas di telingaku.

    “Itu sudah pasti Bibi Helga. Aku sudah tak sabar ingin pergi ke Austburg, Mungkin ini akan menjadikan perjalananku yang tak terlupakan.” Ujarku dengan semangat yang membara di hatiku.

    “Wah! semangat yang bagus Alfgeir untuk memulai perjalanan besok pagi.” Balas Bibi Helga dengan matanya yang dipenuhi dengan kecerian. “Ehm… Kamu sudah makan malam Alfgeir?” ujar Bibi Helga dengan senyuman besar.

    “Ah… Bibi tau saja aku belom makan malam. Dari tadi aku sibuk merapikan barang untung perjalanan besok, aku tidak menyadari sudah malam.” Balasku kepada Bibi Helga dengan senyum lebar di bibirku.

    Bibi Helga membawaku kerumahnya yang besar terbuat dari batu batu bersinar yang indah. “Wah..Rumah Bibi masih seindah dan megah seperti dulu.” Ujarku dengan kekagumanku kepada Bibi Helga. “Menurutku juga sama rumah ini selalu indah dan besar di pandanganku. Walaupun indah dan besar, rumah ini sama sekali tidak memiliki kehangatan. Rumah besar dan indah tapi tidak ada penghuni sama saja bohong.” Balas Bibi Helga dengan matanya penuh kesedihan. “Terima kasih Alfgeir sudah mau makan bersamaku” balas Bibi Helga kembali tetapi kali ini dengan pipinya yang merah padam. Ini mungkin pertama kalinya aku melihat pipi Bibi Helga memerah selama 21 tahun aku hidup di dunia ini.

    “Loh? Kok bibi belum menyiapkan persiapan untuk perjalanan besok?” tanyaku dengan penasaran.

    “Bibi belum memberi tahu kamu ya? Bibi tidak mungkin ikut ke Austburg. Bibi sudah tua, bisa bisa bibi akan memperlambat dan dapat membahayakan kamu untuk pergi ke Austburg.” Balas Bibi Helga dengan suara lemah.

    “Tapi kan aku tidak tau jalan ke Aus….”

    “Ya.. maka dari itu sekarang aku akan memberitahumu rute perjalananmu ke Austburg” Balas Bibi Helga sebelum aku dapat menghabiskan kalimatku.

    Fyrstr – pertama, kamu akan pergi ke Gunung Salfjall – Gunung tertingi di Kaldrland. Annarr – kedua, Abis dari sana kamu pergi ke Valdyr – ibu kota kaldrland. Priddi – ketiga, kamu akan melewati Hutan Holr dan kamu akan menemukan Austburg.” Aku mendengarkan perkataan Bibi Helga dengan pandangan serius di mataku. Bibi Helga mulai tertawa melihatku memandangnya dengan serius. “Tenang saja Alfgeir. Kamu tidak perlu seserius itu , aku sudah menyiapkanmu seseorang untuk memandumu pergi ke Austburr dan beberapa Ulf – Warrior dari Norse.” Ujar Bibi Helga dengan senyumanya. Aku pun hanya bisa mebalasnya dengan sebuah senyuman yang lebar.

    Malam itu aku mengalami insomnia. Mungkin ini akibat dari rasa kecewaku akibat Bibi Helga tidak ikut denganku atau rasa penasaranku yang tinggi serta semangatku yang membara ini. Aku sudah tidak sabar menunggu datangnya hari esok.
    Chapter 3. Journey I
    Terbitnya matahari dari timur, serta kicauan snowbird menandakan bahwa malam telah berganti dengan pagi yang cerah. Hmm… pagi yang cerah, mungkin ini pertanda baik untuk perjalananku ke Austburg. Aku segera mulai mengenakan surcoat dan pedang milik warisan keluargaku. Segera kubuka pintu rumahku seletah memakai surcoat, kulihat Bibi Helga sedang berdiri bersama beberapa orang yang tidak dikenal di pinggiran rumahku serta beberapa kuda. Bisa kutebak beberapa dari pakaian mereka. Memakai mail shirt, spangenhelm – Helm terbuat dari iron yang hanya metutupi bagian atas kepala, dan roundshield yang menutupi punggung mereka. Ya, tidak salah lagi mereka adalah Ulf yang akan menemani perjalananku nanti. Ada seseorang lagi yang sangat asing di mataku mungkin seusia denganku. Berambut hitam pekat, bermata sipit, dan mengenakan pakaian seperti pakaian wanita. Sudah pasti bukan seorang norse.

    “Ah… Alfgeir selamat pagi. Tidurmu nyenyak kemarin malam?” ujar Bibi Helga saat melihatku keluar dari pintu rumahku.

    “Tentu saja Bibi, makanan kemarin malam yang bibi masak dapat membuatku tidur nyenyak.” balasku yang merupakan sebuah kebohongan besar.

    “Mari…kuperkenalkan pemandu yang akan membawamu ke Austburg.” Bibi Helga menarik orang asing tersebut. “ Yak… namanya Sa…”

    “Bibi Helga. Tolong persilahkan aku memperkenalkan diriku sendiri” balas pria tersebut sebelum bibi sempat memperkenalkan dirinya dengan logat yang sangat tidak khas di kupingku. “Perkenalkan, nama saya Sanou.” Memperkenalkan dirinya dengan semangat yang besar.

    Aku pun mulai memperkenalkan diri saya, “ Saya Algeir son of Algord drottinn Varafoss. Terima kasih atas jasamu Sanou.”

    “Ahh tidak sire. Ini merupakan suatu kehormatan bagiku untuk dapat berpergian bersamamu sire.” Ujarnya dengan suaranya yang nyaring itu.

    Aku menyampiri Bibi Helga hingga kupingnya sangat dekat denganku. “Bibi… Bibi mengenal dirinya?” Bisikku kepada Bibi Helga.

    “Ya… tentu bibi mengenalnya. Dia anak dari temanku. Dulu bibi sering berpergian bersamanya serta ayahnya. Tenang saja Algeir, dia dapat kamu percayai.” Ujar Bibi Helga dengan keras sambil menepuk punggungku.

    Pipiku mulai memerah akibat perkataan Bibi Helga. Perkataan Bibi Helga sangat kencang itu sudah pasti terdengar oleh Sanou. “Maafkan aku Sanou” ujarku dengan pipiku yang berwarna merah.

    “Tidak sire. Itu hal yang bagus untuk mencurigai seseorang yang baru di kenalnya.” Ujarnya dengan senyum lebar.
    Pipi merah ku mulai padam. Aku memikirkan perkataan Sanou dengan seksama. Pandangan ku terhadapap Sanou telah berubah. kukira sebelumnya dia seorang penipu, tetapi melain seseorang yang bijaksana. Perjalanan kami ke Austburg akan dimulai dari sekarang.

    Rute pertama kami menuju Gunung Salfjall yang berjarak sekitar 400 kyl. Dengan cuaca cerah hari ini mungkin kami akan mencapai Gunung Salfjall sebelum malam tiba, karena malam di Kaldrland sangat berbahaya apalagi dengan musim dingin sekarang. Freki – Binatang buas yang bebentuk seperti serigala yang memiliki badan besar, bersisik hitam, dan mata merah yang tajam, akan mulai bermunculan dari balik gelapnya malam yang di sinari sinar bulan.

    Lapangan serta bukit bersalju dengan pantulan cahaya matahari yang memukau. Sudah kira kira sekitar 5 jam kami berjalan dari varafoss, dengan 5 jam pasti aku sudah sampai di Blartugleskin. Kali ini berbeda, setengah perjalanan kami ke Gunung Salfjall saja belum tercapai.

    “ehmm… Sanou boleh ku bertanya sesuatu?” ujarku karena rasa kebosananku dalam perjalanan ini.

    “silakan sire.”

    “kau ini sudah pasti bukan seorang Norse betul?”

    “itu sudah pasti sire. Aku seorang Kyounin – Kaum yang tinggal di kepulauan Kyoushin.”.

    Ini pertama kalinya aku bertemu dengan seorang Kyounin. Pantas menurutku dia aneh sekali dengan pakaian serta logatnya itu. Bukan seperti orang orang yang tinggal di Calgiary. mengapa dia berada di Kaldrland? Menurutku ini sangat aneh. Aku pernah membaca dibuku bahwa Kepulauan Kyoushin berada jauh di luar benua Calgiary dan merupakan kepulauan yang makmur.

    “Sanou… kenapa kau berada di Kaldrland. Setauku Kyoushin merupakan Negara yang makmur?” tanyaku dengan penasaran.

    “ya sire. Kyoushin merupakan Negara yang makmur, tetapi aku tidak cocok dengan kehidupan disana. Menjadi peternak, petani, dan nelayan? Kehidupan yang membosankan.” Ujarnya dengan tampang serius yang terlihat dimukanya.

    “Wah… seperti peribahasa ya. Rumput tetangga lebih hijau.” Ujarku dengan tawaku yang kecil. “kalau seorang Norse pasti ingin sekali hidup di negaramu. Tidak perlu mencari binatang buruan untuk dimakan.”.

    “Itu sudah pasti” balasnya sambil tertawanya yang nyaring itu.

    Tidak terasa akibat obrolan kami, Gunung Salfjall sudah di depan mata kami. Ini merupakan hal baik. Mungkin kami akan sampai di lembah Gunung Salfjall, dan membuat kemah malam ini. Tetapi sejauh perjalanan kami dari Varafoss sampai kesini sangat sepi. Kami sama sekali tidak melihat satu orang pun yang melewati jalan kami.

    “Hoi… Sanou apa menurutmu perjalanan kita ini terasa aneh?” tanyaku.

    “Kau menyadarinya juga ya. Ada sesuatu yang janggal, tidak ada satu pun orang yang kita lewati dalam perjalanan ini.” Jawabnya kepadaku. “Mungkin ada sesuatu di depan sana. Mungkin, tetapi ini hanya instingku setelah menjadi pemandu di Kaldrland setelah beberapa tahun ini.”

    Setelah perbincangan sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Lembah Gunung Salfjall.
    Chapter 4. Mysterious Monster
    Sesampai di lembah Gunung Salfjall, dengan gelapnya malam yang hanya disinari oleh bulan. Kami melihat beberapa Freki yang tergeletak di tengah putih salju dengan luka sayatan yang besar di bagian badan, membuat salju tersebut berwarna merah. Ya… semua Freki tersebut sudah tidak menghembuskan nafasnya. Ini merupakan hal yang sangat janggal, kulit freki yang bersisik itu sangat keras lebih keras dari pada iron dan sangat tebal. Bagaimana pun juga ini sangat tidak logis, setauku cara satu-satunya membunuh freki itu dengan sebuah tusukan kekepalanya.

    menn å forberede deg selv – Semua siapkan diri kalian. Mungkin ini sebuah jebakan.” Teriak Sanou dengan suara kencang yang bergema.

    Kami mulai mengeluarkan pedang, kapak, tombak, dan roundshield yang dikenakan oleh beberapa Ulf. Sedikitnya jarak pandangan akibat malam serta keheningan yang terjadi ini membuat suasana semakin tegang.

    sire, mungkin malam ini kita tidak akan berkemah. Kita akan langsung menuju ke Valdyr.” Ujar Sanou yang memecahkan keheningan.

    “Ta…. Tapi bagaimana dengan para Ulf. Mereka telah terlihat sangat letih dengan perjalanan hari ini.” Balasku dengan ragu-ragu.

    “keadaan malam ini sangat berbahaya sire. seperti yang sire lihat Freki yang mati dengan cara yang tidak lazim ini” balasnya dengan tatapan yang serius.

    “Tidak.” Balasku dengan tegas. “tapi sire” “Aku sudah bilang tidak Sanou. Mereka sudah sangat letih biarkan mereka beristirahat malam ini.”

    “Baiklah sire, tapi kita akan berkemah setelah menempuh sekitar 4 kyl dari sini. Mungkin ada sesuatu yang sangat berbahaya di sekitar sini” balasnya dengan tatapannya serius yang tidak berganti dari tadi.

    Setelah menempuh 4 kyl dari sana, kami bergegas mulai membuat kemah serta menyalakan kayu bakar yang kami bawa dari Varafoss dengan flint – batu api berguna untuk menyalakan api.

    “sire, sebaiknya kami berjaga bergilir berseling 2 jam.” Ujar Sanou.

    “Ide yang bagus. Mungkin aku dan beberapa Ulf akan berjaga terlebih dahulu.” Balasku.

    “Ah… Tidak sire. maksudku kami yang berjaga saja. sire istirahat saja.”

    “Tidak Sanou, Kita semua mengalami perjalanan yang sama. Aku juga harus berjaga malam ini.” Balasku dengan senyum.

    “Anda sangat baik sekali sire.” balasnya dengan senyum yang lebar. “Baru kali ini aku menemukan drottinn yang seperti anda sire.”

    “Hah? Mengapa sanou?” tanyaku kebingungan.

    “Kebanyakan drottinn tidak akan melakukan berjaga pada malam hari sire, anda sangat berbeda. Sangat bijaksana” Balasnya diikuti dengan tawanya yang nyaring.

    “Bisa bisa saja kau sanou.” Balasku dengan pipiku yang merah padam serta tawa kecil.

    sire, bagaimana jika aku yang berjaga terlebih dahulu? Sire dapat istirahat terlebih dahulu” Tanya sanou kepadaku.

    “tidak perlu Sanou biarkan aku yang berjaga terlebih dahulu. Kamu istirahat dahulu saja.”

    “Baiklah.... Terima kasih sire. selamat malam.” Ujar sanou dengan suara yang pelan.

    Aku dan beberapa ulf mulai duduk melingkari api unggun. Malam itu sangat indah. Tanah yang ditutupi putih salju, serta langit yang di terangi cahaya bulan serta dihiasi oleh aurelia borealis. Beberapa ulf mulai bercerita tentang kehidupan mereka sendiri. Keluarga dan petualangan mereka. Ada yang bercerita tentang pedihnya kehidupan mereka, penuh dengan ketegangan, dan ada juga yang bercerita tentang kebahagiaan. Ini pertama kalinya aku mendengarkan cerita cerita seperti ini pada saat berkemah, bisa dibilang sangat menyenangkan dapat berbagi cerita kepada siapapun.Tak terasa bahwa waktu sangat cepat berlalu akibat bercerita. Awalnya aku tak sadar, sebelum seorang ulf memberitahuku sudah 2 jam kita berbagi cerita.

    “Sanou. Sanou. “ ujarku sambil menyengol Sanou yang sedang tertidur.

    “ah…. Ya sire” balasnya pelan dengan mata yang kelihatan sangat letih itu.

    “sekarang giliranmu untuk berjaga, 2 jam sudah berlalu Sanou.” Ujarku.

    “Baik sire.” balasnya sambil bergegas keluar dengan cepat, tanpa banyak mengeluarkan kata-kata.

    Sebagian Ulf yang belum berjaga malam ini pun, ikut keluar dari kemah untuk bergantian berjaga tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari mulut mereka. Kami pun mulai masuk ke kemah dan mulai berbaring diatas kulit binatang yang akan memberikan hangat di saat tidur nanti. Kami pun mulai tertidur satu persatu yang diikuti oleh suara dengkuran keras.




    TENG… TENG… TENG…

    Bunyi lonceng yang nyaring dari luar, menandakan telah terjadi penyerangan di luar kemah kami. Kami semua terbangun akibat bunyi tersebut dan segera berlari keluar dari kemah. Aku dapat melihat mayat – mayat ulf yang berbaring di atas salju yang putih, serta Sanou yang sedang melawan 2 mahluk misterius yang berbentuk humanoid. Bertubuh besar, berkulit Putih pucat kehitaman, tatapan mata merah yang tajam, dan armor serta senjata yang pasti bukan terbuat dari iron.

    “Apa kau terluka Sanou?” Tanyaku sambil berlari untuk membantu Sanou, serta para ulf yang mengikutiku.

    “Ya, sire. hati-hati. Mereka sangat kuat.” Teriak sanou.

    “Mahluk apa mereka? Sepertinya bukan manusia.” Balasku dengan suara yang kencang.

    “aku juga tidak pernah bertemu mahluk seperti mereka. Mereka membantai sebagian dari pasukan kami. Sepertinya mereka yang membantai Freki.” Balasnya.

    “Sepertinya begitu.” Balasku dengan singkat.

    “Kalian ini siapa?” teriaku kepada mahluk itu. Mahluk itu hanya terdiam sepertinya mereka tidak mengerti bahasa kami. “sire, sepertinya mereka bukan berasal dari sini.” Jawab Sanou.

    Tiba-tiba mahluk itu pun mulai mengayunkan pedangnya kearah kami. Hantamanya sangat keras sampai-sampai batu bersalju yang keras hancur berkeping-keping. Hampir saja aku mati jika tidak menghindar dari hantaman itu. Kami pun membalas serangan mereka, mengenai armor mereka. Tetapi armor mereka sangat keras seolah-olah, pedang kami seperti pedang kayu yang melawan amor dari iron. Sudah kelihatan jelas bahwa kami mengalami kekalahan yang berat dan tidak mungkin menang melawan 2 mahluk ini.

    sire, sepertinya kita tidak dapat melawan mereka. Mereka seperti monster saja.” Teriak sanou kepadaku dengan ketakutan yang dashyat.

    ikke angripe henne kjolen – jangan serang badan mereka. Fokus kan kepada kepala mereka.” Teriakku sehingga suara bergema di lembah Gunung Salfjall.

    tetapi sesuatu yang mustahil pun terjadi. Aku berhasil menusuk leher mahluk itu. Celah armor mereka sangat sempit, tetapi aku dapat menusuk leher mereka? Hokiku sangat besar dapat menusuknya. Mahluk itu pun mulai berlutut dan terjatuh kesalju yang putih itu. Semua orang di sana kaget saat melihat mahluk itu terjatuh. Tanpa melewatkan manfaat untuk menaikan morale para ulf pun aku berteriak,” Vi kan beseire monsteret! – kita dapat mengalahkan monster ini.” Kami pun mulai mengepung 1 mahluk itu dan melingkarinya. Tapi situasi kali ini berbeda dengan sebelumnya. Kami hanya dapat melukainya sedikit, berbeda dengan kami yang kehilangan 3 Ulf untuk hanya melukainya.

    “Auuuuuuuuuuuuuuu” Lolongan Freki terdengar saat itu.

    Tiba-tiba saja mahluk itu berlari kedalam kegelapan di malam hari setelah beberapa saat terdengarnya lolongan freki. Kami tidak mengejarnya karena mungkin itu merupakaan siasat mereka. Kami mengalami kekalahan yang besar, kurang lebih ½ orang dari konvoi ini mengalami hal yang tragis.

    “Bagaimana mungkin hal ini terjadi?” tanyaku kepada Sanou dengan amarah ku yang besar. “mahluk apa mereka ini?” tanyaku kembali. Sanou tidak membalas pertanyaanku, aku dapat melihat dari mukanya yang kaget itu. Sepertinya Sanou juga tidak mengetahui mahluk apa itu.

    “Kalau saja aku mendengarkan perkataanmu untuk melanjuti perjalanan ini tanpa berkemah, mungkin hal ini tak akan terjadi.” Ujarku kembali kepada Sanou.

    Sanou hanya menganguk tidak membalas perkataanku. Penglihatannya hanya dapat tertuju kepada 1 mahluk misterius yang tergeletak itu. Tiba-tiba ia berkata,” sebaiknya kita cepat-cepat menuju ke Valdyr.” Aku juga setuju dengan ucapanya itu. Tetapi seorang Norse memiliki adat untuk mebakar mayat-mayat seorang Norse yang meninggal di pertempuran untuk masuk ke Valhala¬. Kami mulai membakar mayat-mayat ulf agar jiwanya tenang dan bergegas membawa Mahluk tersebut ke Valdyr untuk di pelajari.

    Perjalanan kami pada saat itu diselimuti oleh keheningan. Aku dapat melihat muka dari beberapa Ulf yang histeris melihat mahluk itu. Kami hanya berjalan terus tanpa ada pembicaraan yang dimulai. Matahari pun mulai terbit di balik Gunung Salfjall. Tidak lama berjalan, kami mulai melihat Tembok Valdyr yang terbentang panjang diselimuti oleh salju putih serta cahaya matahari yang terang menyinari mata kami. Hatiku mulai merasakan adanya ketenangan saat melihat Valdyr sudah didepan mata.

    svært vakker – Sangat Indah.”

    ucapan pertamaku yang kulontarkan saat kulihat tembok Valdyr didepan mataku.
    Chapter 5. Valdyr
    Saat kami melewati tembok Valdyr, banyak sekali pedagang berlalu lalang serta menawarkan barang kepada kami. Ya Valdyr merupakan salah satu kota yang ramai di Calgiary akibat lokasinya yang strategis untuk melakukan perdagangan. kota yang diapit oleh sebuah sungai dan Queber Sea – laut yang sangat ramai karena jalur lalu lintas perdagangan. Keindahan kota Valdyr pun tidak kalah oleh keramaian kota tersebut. Tembok batu yang yang besar, pelabuhan yang diisi oleh kapal kapal perdagangan serta longship, Istana Valdyr, dan pohon besar Yggdrasil – Pohon kehidupan, yang merupakan mitos awal dari Kehidupan Norse. Kota yang sangat indah.

    Secepatnya kami menuju Istana Valdyr dengan membawa sebuah mayat mahluk misterius yang terdapat di dalam gerobak yang di tutupi oleh jerami.

    “Berhenti!” teriak seseorang penjaga istana saat kami memasuki wilayah istana. “Siapa kalian dan ada kepentingan apa di istana.” balas kembali penjaga istana tersebut dengan cepat.

    “Saya Alfgeir Drottinn of Varafoss” Balasku ke penjaga tersebut.

    Pintu kayu Istana yang tingginya kira – kira 5 kali dari kami pun mulai terbuka dengan perlahan – lahan. Karena sebuah gerobak tidak boleh masuk ke istana maka Ulf – Ulf akan berada diluar istana serta menjaga gerobak.sedangkan Aku dan Sanou mulai memasuki istana tersebut. Sangat mengagumkan istana ini besarnya bukan main. Setelah melewati beberapa ruangan, akhirnya kami sampai ke ruangan besar. Disana terdapat 1 Kursi serta beberapa orang berdiri di samping 1 orang yang berdiri di kursi tersebut. Ya… Dia adalah Svein. King Svein Kingdom of Norse. Seluruh manusia pasti mengenal dia.

    “kalian siapa? Aku tidak pernah melihat kalian di istana” ujar Svein dengan suaranya yang sangat bijaksana.

    “Aku Alfgeir Son of Alfgord Drottinn dari Varafoss. Dia adalah Sanou orang menjadi pemanduku di Kaldrland tuanku.” Balasku sambil berlutut terhadapnya.

    “Ah…. Ternyata kau Alfgeir ya. Pantas sekali kau mirip sekali dengan teman lamaku.” Balasnya dengan suara yang halus.

    “Tuan mengenal ayahku?” Tanyaku dengan kaki yang masih berlutut.

    “Berdiri Alfgeir. Mau sampai kapan kau berlutut terus.” Ujarnya dengan tawa kecil. “Tentu saja aku mengenal ayahmu. Ayahmu seorang pahlawan Norse.”

    “betulkah begitu?”

    “ya… buat apa kamu tidak mempercayaiku.”

    Hatiku serasa puas mendengar perkataan itu. Aku merasa sangat bangga terhadap ayahku.

    “Tuanku. Saya ingin melaporkan kepada anda tentang sesuatu.”

    “Silakan Alfgeir. Katakanlah.”

    “kami menemukan mahluk misterius saat kami melewati Lembah Gunung Salfjall. Kami membawa mayat tersebut”

    Kami pun mulai bergegas keluar dan membawa mayat tersebut dan memperlihatkan kepada Svein dan orang – orang yang terdapat di istana tersebut. Sepertinya mereka juga tidak mengetahui Mahluk ini pun. Suasana hening pun terjadi akibat kaget atau yang lainya.

    “tuanku, apa anda mengetahui mahluk apa ini?” tanyaku

    “Aku juga tidak mengetahui. Ini baru pertama kalinya aku melihat manusia berkulit hitam, rambut putih, serta mata merah.”

    Tiba tiba saja Lelaki yang memakai turban serta jengot yang tebal berkata, “Sepertinya aku pernah melihat ini mahluk ini di buku.”

    “Ah… maafkan aku. Aku belum meperkenalkan diriku kepada tamu kita tuanku.” Balas pria tersebut, “Namaku Mehmet Ilmuwan yang bekerja Kepada King Svein”

    Jika dilihat dari tampang pasti dia seorang Kushan – orang yang tinggal di bagian Selatan Calgiary di daerah Shara – Daerah yang diliputi dengan gurun.

    “Mehmet, silakan bawa mahluk ini ke ruanganmu dan pelajari” ujar Svein kepada Mehmet.

    “Ya… Tuanku akan saya laksanakan sekarang.” Ujar mehmet sambil menyuruh orang mengangkat mahluk itu dan membawanya ke suatu ruangan.

    “Alfgeir silakan menginap di istanaku.” Ujar Svein dengan senyuman lebar.

    “Terimah kasih tuanku. Tapi sepertinya aku tidak bisa aku harus pergi ke Austburg.”

    “Sudahlah turuti saja perkataanku Alfgeir. Istirahat saja hari ini.”

    “Baiklah tuanku. Aku permisi terlebih dahulu tuanku aku ingin berjalan di kota terlebih dahulu dan terima kasih” Balasku sambil membungkukan badan terhadap Svein.

    aku bersama sanou pun mulai keluar dari pintu istana dan memanggil Ulf – Ulf dan menuju ke pusat kota. Saat perjalanan kami yang singkat aku berkata kepada sanou, “Bagaimana menurutmu King Svein, Sanou?”

    “hmmm… bisa dilihat dia orang yang ramah, bijaksana” balasnya.

    Aku tidak menjawab kembali perkataannya dan melanjutkan perjalanan kami kembali. Sesampai di sebuah penginapan, aku memesan tempat untuk para Ulf dan kami mulai berpencar untuk melakukan sesuatu yang diinginkan saat itu. Aku mulai berputar – putar di kota itu melihat barang barang yang di jual oleh pedagang. Tidak terasa waktu itu seolah sangat cepat saat melihat sesuatu barang dagangan. Matahari sudah tenggelam. Aku mulai berjalan ke istana untuk beritirahat tanpa membeli apapun.

    Sesampai di kamar istana akupun mulai melepaskan pakaian serta pedangku, kutaruh barangku di atas meja yang letaknya agak jauh dari ranjangku. Matakupun mulai letih segera aku bergeletak di ranjang dan menutup mata hingga tertidur.

    Malam itu aku terbangun dari mimpi burukku tentang mahluk misterius itu akibat dari sebuah guncangan yang keras di istana tersebut.
    Makasih banget buat komen-komen masukan nya sama kritiknya ya bro (Y). kalo masi banyak yang salah di kritik lagi ya :D
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Mar 13, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ivan245 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 20, 2009
    Messages:
    296
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +14,656 / -0
    Masih kependekan. Jagadnya sih lumayan unik ya... Cuma karakter utamanya masih kurang ngena.
    Selain itu, EYDnya juga boleh diperhatikan.

    Ditunggu full versionnya :jempol:
     
  4. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    tanggung broo ceritanyaa, panjangin dikiit :D
     
  5. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    prolog doank ?
    :minta: lanjutannya jarang2 ada yang pake background norse... cerita tentang VIking neh?
     
  6. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    Update For Part 2 Hope you enjoy :D
     
  7. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    :hmm: ikut komen ya.

    mantap nih background-nya :top: saya suka dengan yang tidak biasa seperti ini, bangsa norse. penjelasan mengenai dunianya juga lumayan jelas, dan beberapa istilah asing yang kemudian dijelaskan dengan cukup lumayan.

    ada beberapa poin yang ingin saya komen:
    1. untuk kalimat 'aku sudah menyiapkanmu seseorang untuk memandumu pergi ke Austburr' agak terkesan aneh. :hehe:
    mungkin lebih baik bila susunannya diperbaiki ya, menjadi aku sudah menyiapkan seseorang untuk memandumu pergi ke Austburr 'mu' yang pertama dihilangkan saja

    2. deskripsi mengenai lingkungan sekitarnya masih kurang sih. mungkin bisa dijelaskan lebih mendetail keadaan di sekitar tokoh utamanya, agar yang baca (setidaknya saya pribadi sih :hehe:) juga bisa terbawa oleh suasana yang dimaksud.

    :hmm: segitu dulu, semoga membantu
    ditunggu kelanjutannya
     
  8. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    Update for part 3
    Thx kak tetembubu buat masukannya :D
     
  9. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    setuju dengan komen2 di atas, background yang diangkat unik, saya rasanya hampir ga pernah deh liat penulis fantasi lokal yang make background nordik.

    yang saya ingin tanyakan tentang ini : apakah memang style tulisanmu seperti ini atau gimana ya, coz saya membaca ini mendapat kesan kalimat-kalimatnya berasa kaku.

    sama satu lagi, itu yang mengawal kepala desa nya cuma satu orang pemandu aja? klo terjadi apa-apa sama kepala desa kan bisa repot toh?
     
  10. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    wa jg mrasa kaku jg si malkum first time.
    ceritanya si dia bareng pemandu sama ad prajurit" gitu. prajuritnya kurang di ceritain si :D

    btw THX buat komennya n gmn si caranya buat tulisan ga kaku gitu ?
     
  11. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    hmm.. ini hanya dari apa yang saya ingat dari sensei saya dulu :hehe:
    beliau bilang supaya dalam penyampaian dalam tulisan tidak terlihat kaku, salah satunya dengan menggunakan gaya bahasa (kalo dalam pelajaran bahasa indonesia di sekolah disebut majas)

    :peace: semoga membantu
     
  12. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,818
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    Ikut komen gan :peace:

    sebenernya ane rada2 ngerasa ga sreg ama part 1 nya, mengutip kata-kata om Grande Samael, mungkin itu nggak perlu diadain, n part 2 nya lebih bagus dijadiin part 1, ato mungkin cerita part 1 bisa dijadiin flashback di part 2.

    overall story menarik, meski ada beberapa bahasa yang masih kaku dan EYD yang masih salah-salah dikit.

    btw, judulnya kan world in chaos ya? awalnya kenapa di daerah nordic gan? hmm, bikin penasaran nih :ogblink:

    ditunggu lanjutannya gan :semangat:
     
  13. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    Update for part 4
     
  14. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    gwe baca" ulang lagi kok kayanya tulisan ane sendiri ga sreg gitu part 1 ama 2 nya =,="
    n thx buat kritikannya bro Fairyfly.

    harap menunggu lanjutanya ya (Y) THX BRO
     
  15. red_rackham M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jan 12, 2009
    Messages:
    757
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +355 / -0
    :nongol:

    :ehem:

    Oke...ini...gimana ya ngomongnya...unik tapi nanggung.
    Unik karena saia melihat kamu berusaha menggunakan beberapa istilah2 dunia buatanmu dalam cerita, itu bagus untuk menegaskan kalau sepertinya ini bukan di bumi tapi di dunia lain. Conlang yang dipakai udah enak dibaca, ga ribet dengan apostrop2 (yg kadang bikin saia eneg) dan diucapkan juga ga susah. World buildingnya udah cukup kerasa, tapi tanggung karena tidak banyak narasi deskripsi yang menjelaskan tentang dunianya itu. Padahal sepertinya ini akan jadi cerita adventure fantasy, yang harus cukup berat di deskripsi setting dan dunianya, jadi pembaca ga cuma menikmati plot tapi juga dunia-nya.

    Trus ada beberapa hal yang saia tanyakan...apa keputusanmu menggunakan iron alih2 besi, roundshield alih2 perisai bundar, mailshirt alih2 rompi cincin logam, dst...itu sengaja atau karena bingung nulis namanya dlm bahasa indonesia. Saran saia, untuk istilah2 yang biasa2 saja, jangan pakai bahasa asing. Rasanya janggal, kecuali itu adalah conlang buatanmu. Trus untuk conlang, ga usah berkali2 dibikin italic, karena itu mengganggu (menurut saia), cukup ditulis italic pas pertama kali nama/istilah itu muncul, setelah itu biasa saja.

    Btw...saia mencium aroma2 pertempuran besar sebagai bagian dari klimaks di orific ini. Moga2 saja ga terlalu klise perkembangan ceritanya.

    Anyway...ini menarik. Jadi terusgan~! :top:
     
  16. RobbyAng Members

    Offline

    Joined:
    Feb 4, 2013
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    Update for part 5

    Thx Buat saran nya :D kalo ada salah ato ga jelas di kasi sarannya lagi ya kak
     
  17. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    untuk chap yang ini sepertinya sudah mulai ditulis dengan lebih baik daripada chapter2 sebelumnya. meskipun masih butuh banyak koreksi sih. pada paragraf pertama sudah mulai ada deskripsi mengenai lingkungannya, meskipun masih terasa minim, tapi good job :top: setidaknya sudah selangkah lebih maju, dan perlu ditingkatkan lagi

    :keringat: rasanya cukup banyak yg ingin saya komentari.
    1. ada beberapa penggunaan kata yang kurang tepat, contoh:
    untuk kalimat '“Berhenti!” teriak seseorang penjaga istana saat kami memasuki wilayah istana. “Siapa kalian dan ada kepentingan apa di istana.” balas kembali penjaga istana tersebut dengan cepat.'
    disitu ditulis 'balas kembali penjaga istana tersebut' saya sempat bingung, si penjaga membalas kata2nya sapa ya :bingung: masa dia membalas kata2nya sendiri?

    2. penulisan tanda baca yang sepertinya kurang untuk ditambahkan. contoh:
    '“Saya Alfgeir Drottinn of Varafoss” Balasku ke penjaga tersebut.' kalau membaca kalimat itu maka berarti: 'nama saya adalah Alfgeir Drottinn of Varafoss' namanya panjang juga :hehe: padahal yang dimaksud adalah 'Alfgeir sang Drottinn dari Varafoss'. mungkin lebih baik kalo ditulis 'Saya Alfgeir, Drottinn of Varafoss' (jangan remehkan kekuatan tanda koma (,) lho)

    3. :bloon: itu alfgeir dkk kok bisa diijinkan masuk istana begitu saja, padahal hanya mengatakan namanya saja, bukannya setiap orang bisa mengaku seperti itu?

    4. untuk kalimat 'Sepertinya mereka juga tidak mengetahui Mahluk ini pun. Suasana hening pun terjadi akibat kaget atau yang lainya.' dan dua kalimat di bawahnya. di situ sudah dikatakan bahwa mereka tidak tahu makhluk apa yang dibawa oleh alfgeir dkk, tapi dua kalimat berikutnya mengatakan hal yang sama lagi :hehe: mungkin lebih baik bila informasi itu diberitahu kepada pembaca sekali saja, karena dapat menimbulkan rasa bosan bila sesuatu yang sama diulang-ulang dalam jarak yang dekat.

    segitu dulu, :hmm: sebenarnya masih sangat banyak yang ingin dikomentari sih, mungkin di lain waktu bisa dilanjut

    semoga membantu :peace:
     
  18. kirih Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 6, 2010
    Messages:
    93
    Trophy Points:
    62
    Ratings:
    +39 / -0
    sekedar tambahan.. untuk jenis" momon (monster) tolong donk gan di kejelaskan bentuk rupanya keak gmn... jadi orang bisa membayangkan bagaimana mayat atau dari monster yang anda buat...
    contohnya
    Freki (freki merupakan monster dengan 6 kaki dan bermata 4); jadi orang tau bentuknya tuh keak gmn

    ras yang kamu pake itu ras apa?
    terus bentuk tubuh ulf, Algeir, sanou, tuh gmn?
    logat orang Kyounin tuh gmn kok bisa beda? bedanya keak gmn? contoh: logatnya tidak seperti kebayakan orang Algord yang berbicara dengan nada yang lebut, suaranya cukup nyaring tapi kedengaran begitu tegas.

    di chapter 4, ada kata amor dari iron? maksudnya iron armor?

    itu aja dari ku... sry klu banyak kritikannya...
    semoga membangun

    keep going TS..
    still waiting for next chapter...
     
  19. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    ngakak saya waktu tiba-tiba muncul kata 'hoki' di chapter 4. nuansa nordiknya mendadak ilang berganti dengan nuansa oriental. :hahai:

    semua komen uda diembat ma para sepuh di atas, saya ikut menyimak dan menyemangati saja. lanjutkan!
     
  20. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    terlalu banyak bahasa nordic, terlalu banyak istilah :iii: apa ada alasan khusus lebih seneng menggunakan roundshield, iron dll? padahal di indonesiakan kan bisa.

    Ini tokoh utamanya kesannya terlalu easy going dari dialognya. TIdak ada aura pemimpinnya sama sekali. Gaya ngomong e itu... kurang ada aura. dialog dengan bibi helganya, atau ke sanao

    seperti
    atau

    entah kenapa malah merusak image norse.....apalagi ini kan kisahnya cenderung serius :hehe:. Kesan dialognya seperti obrolan casual jaman sekarang.

    kecuali kamu membuat kisah seperti how to train your dragon series > yang novel >>> isinya konyol2 sih :oghoho:
    ---

    mengenai plot sendiri... masih belum bisa komen banyak karena masih di bangun

    ----

    Sedikit saran : tambah beberapa deskripsi situasi tempat dan keadaan. KOndisi mental dan semangat saat bertarung. Itu bakal memoles cerita ini jadi lebih menarik IMO
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.