1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Honor , Glory and Troops

Discussion in 'Fiction' started by babysunny, Feb 3, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    Malem agan",gw member baru nih di forum ini.Kali ini gw mau nulis orific bikinan gw sendiri,mohon kritik nya.Enjoy....

    Story so far :
    -Chapter 0 part I
    -Chapter 0 part II
    -Chapter 1 part I

    ---------------------------------------------------------------------------------------------------
    Honor , Glory and Troops


    Chapter 0 Part I


    The Shadowmoore


    “TENG TENG TENG”

    Bunyi lonceng yang memecah kesunyian malam menandakan bahwa Shadowmoore menyerang Tinyshore,sebuah kota kecil di utara Emeraldust yang berbatasan langsung dengan Deep Blue Sea, laut yang menghubungkan 3 benua besar yaitu Emeraldust,Trucido,dan Nix.

    “Akhirnya mereka datang juga” kata ku sambil beranjak dari kursi kayu ku. Tanpa menunggu sedikit pun, aku langsung berlari menuju ke pusat kota, tempat para Shadowmoore mencari tikus percobaannya. Yaa sebenarnya,Shadowmoore merupakan desa di sebelah Tinyshore,desa itu berisi para penyihir yang biasa kami sebut Shadowmoore juga. Mereka bermimpi menguasai sihir terlarang. Karena itu mereka sering menyerang Tinyshore yang merupakan kota tetangga untuk mencari tikus percobaan,seperti malam ini.

    *step*

    Aku langsung bersembunyi di balik suatu rumah. Tidak salah lagi,itu merupakan langkah kaki Shadowmoore. Tidak ada orang yang cukup bodoh di Tinyshore untuk keluar rumah saat Shadowmoore menyerang kecuali diriku, Aaron Ironchest.Kebanyakan memilih untuk tinggal di rumah nya masing-masing sambil berdoa agar Shadowmoore tidak mendobrak pintu rumah mereka dan menculik anggota keluarga mereka.

    Benar saja, di balik kabut tebal yang menyelimuti Tinyshore, tampak seseorang berjubah hitam sedang berusaha mendobrak pintu suatu rumah.

    Tanpa berpikir panjang, Aku pun langsung mengeluarkan pedangku dan berlari menyerbu lelaki itu.
    “Well, ternyata masih ada tikus bodoh yang ingin menyerahkan dirinya. “Kata sang Shadowmoore ketika melihatku menyerbu ke arahnya. Shadowmoore itu pun lalu mengangkat tangannya dan tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang menabrakku. Sihir sang Shadowmoore mementalkanku sejauh 2 meter sebelum akhirnya membuatku tersungkur.

    “Aaarrggghhhhhhh” teriakku sambil berusaha berdiri. Nyeri yang disebabkan oleh sihir sang Shadowmoore sangat luar biasa. Saat ini,aku menyesali diriku karena tidak bersembunyi didalam rumahku yang hangat sambil menunggu Shadowmoore itu pergi. Tapi aku tidak bisa membiarkan kesempatan untuk membalaskan dendam orang tua ku ini hilang begitu saja.

    “Rupanya kau masih sadar bocah.” Kata Shadowmoore sambil mengangkat tangan nya lagi. “Tapi kali ini kau akan kubuat tidur”.

    Muncul kabut yang berwarna ungu pekat disekitar diriku. Butuh beberapa saat agar aku sadar bahwa kabut ini mencegahku menghirup oksigen. Dan aku menyadari hanya butuh beberapa detik sebelum aku kehabisan nafas dan mati. Tamatlah riwayatku.

    Saat aku hampir pingsan,aku melihat sesosok pria lain yang bertubuh tegap dan membawa palu menghantam sang Shadowmoore. Setelah itu pandanganku hilang.

    ***
    Honor , Glory and Troops


    Chapter 0 Part II


    The Beginning


    “TENG TENG TENG”

    Bunyi lonceng yang berat itu langsung membuatku terjaga dari tidur lelapku. “Shadowmoore ! ” pikirku sambil berusaha mengambil pedang yang ada di pinggangku. Yap, di kota kelahiranku Tinyshore,bunyi lonceng merupakan tanda bahwa musuh bebuyutan kami Shadowmoore sedang menyerang kami. Tapi aneh, suara lonceng kali ini terdengar lebih berat daripada biasanya. Dan tidak ada senjata yang menempel di pinggangku. Panik menguasai pikiranku untuk beberapa saat sampai aku melihat sekelilingku.

    Ruangan ini merupakan sebuah kamar tidur yang mewah. Sinar matahari pagi menyinari ranjang tidurku yang ditopang oleh kayu basil, kayu terbaik di Emerladust sebagai kakinya.Dan aku sadar, aku tidak lagi berada di Tinyshore, tempat kelahiranku. Lalu sebuah pertanyaan terlintas di pikiranku, “Dimana aku ?”. Aku berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin malam agar mendapatkan jawaban untuk pertanyaan tersebut.

    “Dia sudah bangun rupanya.”

    Terdengar suara dari arah pintu. Saat aku menoleh untuk melihat asal suara itu,aku melihat dua orang pria sedang berdiri di depan pintu. Pria pertama berbadan tinggi tegap dan membawa palu di punggungnya. Sedangkan pria kedua lebih pendek dari pria pertama dan hanya memakai baju biasa yang terbuat dari kain, tidak seperti pria pertama yang memakai armor. Setelah melihat pria yang membawa palu tersebut, ingatan ku seakan kembali. Yap, pria itu merupakan pria yang menyelamatkan ku kemarin malam saat aku hendak pingsan karena dikalahkan secara telak oleh salah seorang Shadowmoore.

    “Ka…ka….kau yang menyelamatkanku kemarin malam bukan ??” tanyaku kepada si pria yang membawa palu. “Aku tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikanmu tuan hmmmmm”

    “Edward, Captain Edward Maxxstiel.” jawab si pria tegap itu, lalu menunjuk ke arah pria di sebelah nya. “Dan ini Stephen Icebreaker, seorang mage dan juga healer. Dia lah yang merawatmu saat kau pingsan.”

    “Ah terima kasih Mr. Stephen” kataku. Sang mage pun hanya membalas ucapan terima kasihku dengan senyumnya.“Jadi dimana ini ??”

    “Windbreed Castle. Tepatnya di ruang perawatan” jawab Edward. Aku merasa tenang setelah mendengar kata Windbreed Castle. Windbreed Castle merupakan kastil terbesar dan termegah yang ada di Emeraldust ini. Kastil ini terletak di Capitol, kota besar yang dipilih sebagai pusat pemerintahan ras manusia yang mendominasi jumlah populasi di Emeraldust ini karena memiliki angkatan tempur terkuat. Setidaknya aku tidak perlu mengkhawatirkan serangan Shadowmoore disini, tidak seperti di Tinyshore dimana aku harus selalu waspada.

    Tinyshore….

    “Bagaimana dengan penduduk Tinyshore yang lain ? Bagaimana jika Shadowmoore me..”

    “Shadowmoore sudah dimusnahkan” kali ini sang mage yang menjawab pertanyaan yang belum sempat kuselesaikan. “2 hari yang lalu, raja memberikan titah kepada para tentara terbaik di Capitol untuk menutup sejarah desa Shadowmoore selama-lamanya”

    Jawaban sang mage menenangkan pikiranku sepenuhnya. Tidak ada hal yang lebih baik dari mendengar bahwa para Shadowmoore yang sudah membunuh kedua orangtua ku sudah musnah untuk selama-lamanya.

    “Nah anak muda, sekarang giliranmu untuk memperkenalkan diri kepada kami” lanjut sang mage.

    “Namaku Aaron Ironchest dari kota TinyShore.”

    “Aaron, nama seorang pemberani. Kau tahu, tindakanmu untuk menyerang Shadowmoore kemarin sangatlah berani !” puji Edward. Aku tidak bisa menahan pipiku agar tidak memerah saat mendengar pujian itu. “Tapi kadang berani dan bodoh sulit dibedakan.”

    Pipiku yang merah langsung berubah pucat saat mendengar kata-kata itu. Menyerang Shadowmoore memang merupakan tindakan yang berani, tapi menyerangnya tanpa keahlian bertarung sama saja dengan bunuh diri. Dan itulah yang kulakukan kemarin malam.
    Melihat mukaku yang pucat, kedua pria itu berniat meninggalkanku sendiri untuk merenungkan perbuatanku kemarin.

    “Tunggu !”

    Kedua pria itu menoleh dan melihat diriku bersujud dihadapan mereka.

    “Izinkan aku bergabung dengan tentara kerajaan. Segala bentuk latihan siap kujalani asalkan aku dapat menjadi kuat, cukup kuat untuk melindungi Tinyshore beserta penduduknya dari segala bentuk serangan.”

    Suasana kamar berubah menjadi hening sesaat setelah aku mengucapkan permintaanku. Lalu aku merasakan tangan yang besar memegang pundakku.

    “Berdirilah anak muda. Ksatria hebat lahir dari mahluk yang berani.”

    Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat mata sang ksatria. Dan aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak tersenyum saat mendengarnya berkata

    “Latihan dimulai besok pagi,jangan terlambat.”
    Honor , Glory and Troops


    Chapter 1 Part I


    Invasion


    Suara ketukan pintu menginterupsi diskusiku dengan Edward Maxxstiel. Saat pintu terbuka, aku melihat Joe stygians, letnanku sedang berdiri di depan pintu. Kekhawatiran terpancar dengan jelas di wajahnya.

    "Lapor, terlihat pergerakan lagi." kata Joe sambil memberikan hormat kepadaku dan Edward. "Kali ini sekitar 100 Orc melintasi hutan kita."

    "Sudah kuduga kapal nelayan waktu itu merupakan mata-mata." kata Edward. Raut mukanya langsung berubah setelah
    mendengar laporan sang letnan. Terdengar kemarahan di dalam suaranya. "Apa kau tahu kemana tujuan mereka?"

    "Sa sa saya cukup yakin mereka sedang menuju Draglas." Jawab Joe dengan gugup. Ini pertama kali ny ia melihat sang commander marah. Yap, sudah 5 tahun berlalu sejak aku di selamatkan oleh Edward. Sekarang dia sudah menjadi commander, sedangkan aku telah menjadi captain dan juga tangan kanan dari sang commander.

    "Draglas katamu? Kau yakin?" tanya Edward. Joe hanya bisa mengangguk dan Edward pun terlihat bingung."Hmmmm, baiklah. Aaron pergilah ke Draglas. Libas para Orc itu"

    Aku mengangguk kepada Edward. "Joe, siapkan para pasukan untuk pergi ke Draglas. Aku akan segera menyusulmu." perintahku

    "Siap, pasukan akan siap dalam waktu 5 menit" kata Joe sambil meninggalkan ruangan.

    "Draglas. Sebuah kota yang terlantar." gumam Edward. "Aku tidak mengerti kenapa para Orc itu menuju kesana."

    "Begitu pula denganku. Setahuku Draglas tidak memiliki sumber daya alam. Draglas juga tidak memiliki banyak penduduk jika tujuan mereka adalah membunuh"

    "Itu benar, tapi biarlah. Mungkin mereka hanya terlalu bodoh." kata Edward. "Bergeraklah sekarang Aaron, jangan biarkan mengambil gerakan terlebih dahulu"

    "Aye aye commander" kataku seraya meninggalkan Edward. Lalu aku segera bergegas menyusul letnanku.
    Butuh 5 menit untuk keluar dari kastil. Disana aku melihat Joe dan sekitar 200 kavaleri di belakangnya.
    "Pasukan siap bergerak kapan pun captain !" kata Joe.

    "Bagus, kita berangkat sekarang. Kita harus mendahului para Orc itu !" kataku sambil menaiki kudaku. Joe mengangguk lalu memberi aba-aba pada kavaleri di belakangnya agar maju.

    Perjalanan menuju Draglas memakan waktu 3 jam. Begitu kami sampai, aku segera memberi aba-aba kepada pasukanku untuk segera turun dari kuda dan mencari tempat bersembunyi. Reruntuhan kota Draglas memberikan kami keuntungan dalam penyergapan ini.

    Ini pertama kalinya aku melihat Orc secara langsung. Selama ini, aku hanya membaca cerita tentang mereka. Para Orc ini terlihat seperti babi hutan yang dapat berdiri dengan kulit hijau muda dan tubuh yang berotot. Tampaknya mereka sedang sibuk mendirikan basecamp mereka sehingga tidak menyadari keberadaan kami. Aku tidak menyia-nyiakan kelalaian mereka. Aku segera menyuruh Joe untuk memimpin setengah dari pasukan kami untuk menyergap dari sebelah timur, sedangkan aku menyergap dari sebelah barat.

    Tanpa menunggu, Joe segera memberikan aba-aba kepada regunya untuk menyusuri bagian timur. Sebelum ia menghilang dari penglihatanku, aku memanggilnya tanpa suara dan memberikan kode agar ia tidak membiarkan satu Orc pun hidup. Ia hanya mengangguk lalu kembali mengikuti regunya. Setelah melihat semangat letnanku itu, aku pun langsung menyuruh reguku untuk menyusuri bagian barat.

    Tidak sulit untuk menge pung para Orc yang sedang sibuk itu tanpa ketahuan. Setelah reguku dan regu Joe siap pada posisi, aku langsung mengangkat pedangku.

    "Capitol !" pekiku sambil menyerbu ke arah para Orc yang kaget melihat kedatangan tamu yang tidak diundang. Seorang Orc sedang sibuk mendirikan tenda ketika pedangku menebas lehernya. Para Orc itu hanya bisa terdiam melihat saudara mereka terbunuh. Aku pun tidak menunggu lagi dan langsung menghantam Orc kedua dengan perisai di tangan kiriku membuat ia terjatuh lalu pingsan.

    "Raaaaagghhhhh"

    Teriak seorang Orc dengan tubuh bertato yang tampaknya merupakan pemimpin mereka. Tangannya menggenggam sebuah kapak setinggi 1 meter. Para Orc yang tadinya sibuk membangun base camp mereka seketika berubah menjadi pasukan perang yang haus darah mendengar teriakan perang pemimpin mereka. Dalam sekejap seluruh Orc itu sudah memegang kapak di tangan mereka. Tatapan mereka terfokus pada kami. Perlahan tapi pasti mereka berjalan memunggungi bagian timur Draglas.

    Memunggungi Joe

    Itulah saat yang ditunggu-tunggu oleh Joe. Dengan seketika Joe dan regunya menyerbu dan berhasil menghasilkan beberapa Orc terjatuh dengan punggung terluka. Melihat jumlah penyerang yang dua kali lebih banyak dan menyerang dari 2 arah yang berbeda, sang pemimpin pasukan Orc itu pun mengisyaratkan pasukannya agar menyerang ke segala arah. Strategi yang bagus untuk keadaan seperti ini, keadaan dimana tidak ada kemungkinan lagi bagi mereka untuk menang. Para Orc itu berteriak secara liar lalu berlari menyerbu kami layaknya hewan.

    ***

    Pedangku yang berlumuran darah kali ini menembus perut Orc itu. Ini merupakan Orc ke-9 yang kubunuh. Kulihat sekeliling, kemenangan kami sudah di depan mata, tinggal segelintir Orc yang masih bertahan hidup dan bertarung. Semua sesuai rencanaku, kecuali sang pemimpin Orc sedang berlari menyerbu ke arahku. Kecepatannya luar biasa untuk badan sebesar itu. Melihat itu aku langsung mengangkat perisaiku. Edward pernah mengajariku cara melawan lawan yang menyerbu dengan kecepatan tinggi dan badan besar. Caranya mudah, hanya mengangkat perisai kita dan menunggu lawanmu menabrak perisai kita. Mudah dan efektif. Selama pertarungan persahabatan di kastil, cara ini selalu berhasil membuat lawanku pingsan tanpa berhasil menggeserku 1cm.

    Orc itu tidak mengurangi kecepatan saat melihat perisaku menghadang lajunya. Ia menabrak perisaiku dengan keras sebelum mengakibatkan kami ber2 terpental cukup jauh. Sungguh kekuatan yang luar biasa, aku tidak bisa membayangkan hasil perang ini jika para Orc ini sejumlah dengan pasukan kami.

    Aku sedang berusaha terbangun dengan perlahan saat kusadari seorang Orc berdiri di sampingku. Ia mengangkat kapaknya dengan tinggi dan hendak memotongku. Aku tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengelak dari serangannya.
    Sepertinya ajalku sudah dekat.

    Orc itu langsung mengayunkan kapaknya dan darah segar membasahi tubuhku.

    Monggo di comment sama di rate
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Feb 17, 2013
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. ivan245 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 20, 2009
    Messages:
    296
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +14,656 / -0
    Masih kependekan untuk dikomentari. Tapi aku mau point out sedikit. 'kata ku' 'kayu ku' dan 'tangan nya' <-- salah penulisan. mestinya disambung.

    Ditunggu lanjutannya :jempol:
     
  4. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    makasi kak,nanti di chapter berikutnya gw perbaikin kata" yg kek gitu. smoga besok ud bs gw post (y)
     
  5. LuciferScream Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 15, 2011
    Messages:
    137
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +865 / -0
    aye aye sir, masi pendek untuk dikomentari, tapi sebagian besar penulisan kesalahannya ada pada Typo nya sih, setelah koma itu ada spasi dulu, ok.
     
    Last edited: Feb 5, 2013
  6. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    image penyihir e terkesan gaul ga ada seram2 e

    kenapa? Karena dari dialog shadowmoore e pake istilah "well..." kesan seram dan dark e langsung ilang IMHO
     
  7. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    makasi bro masukannya,smoga kali ini ga ad typo :D
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------
     
    Last edited: Feb 17, 2013
  8. temtembubu M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2010
    Messages:
    598
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +1,934 / -3
    ikut komen ya :hmm:

    saya suka dengan semangat juang tokoh utamanya :terharu: meskipun bodoh, tetapi setiap hal memang selalu awali dengan berbagai kesalahan. dan sejauh ini penjelasan mengenai dunia Emeraldust juga lumayan jelas.

    ada beberapa poin yang mau dikomen:
    1. tanda bacanya sebagai penutup kalimat suka menghilang :hehe: dan letak spasinya sering kurang tepat
    seperti kalimat '“Well, ternyata masih ada tikus bodoh yang ingin menyerahkan dirinya. “Kata sang Shadowmoore'
    seharusnya ditulis “Well, ternyata masih ada tikus bodoh yang ingin menyerahkan dirinya,“ kata sang Shadowmoore

    2. untuk letak tanda baca sebagai penutup kalimat tidak menggunakan spasi
    contoh untuk kalimat '“Shadowmoore ! ” pikirku' seharusnya “Shadowmoore!” pikirku

    3. untuk kalimat tanya, tanda tanyanya satu aja :hehe:
    contoh pada kalimat '“Jadi dimana ini ??”' seharusnya “Jadi, di mana ini?”

    mungkin untuk referensi mengenai poin 1-3 bisa dilihat di sini: http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan

    4. mungkin perlu ditambahkan deskripsi dari lingkungan sekitarnya dan gambaran mengenai suasana yang mencekam ketika Shadowmoore datang ke desa supaya pembaca (setidaknya saya pribadi :hehe:) bisa ikut hanyut dalam suasana yang dimaksud.

    5. untuk kalimat Pipiku yang merah langsung berubah pucat saat mendengar kata-kata itu.
    itu sudut pandang orang pertama, kan? :bingung: tau dari mana klo pipinya merah trus berubah warna jd pucat :hehe: kan ga bisa liat muka sendiri


    segitu dulu, semoga membantu :peace:
    ditunggu kelanjutannya
     
    Last edited: Feb 5, 2013
  9. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    thanks kak buat link ny, hehe. Buat yang nomor 4, saya juga bngung mau gambarin ny gmn. haha
     
  10. Fairyfly MODERATOR

    Offline

    Senpai

    Joined:
    Oct 9, 2011
    Messages:
    6,818
    Trophy Points:
    272
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +2,475 / -133
    idem ama yang udah2 dulu nih, mengenai tanda baca yang masi kurang pas. trus mengenai plotnya, mungkin karena baru awal2 jadi blum bisa ketauan, meskipun bisa sedikit nebak-nebak.

    kalo dibikin semodel high conspiracy keknya menarik nih gan :ogblink:
     
  11. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    usulny boleh di pertimbangkan tuh gan (y), thanks gan
     
  12. babysunny Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Feb 3, 2013
    Messages:
    10
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +4 / -0
    Update for chapter 1 part 1. Mohon comment dan rate nya :)
     
    Last edited: Feb 17, 2013
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.