1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen The Untold

Discussion in 'Fiction' started by dreamanzie, Feb 3, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. dreamanzie Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 19, 2011
    Messages:
    80
    Trophy Points:
    32
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +46 / -0
    INDEX CERPENKU
    Selamat sore, kekasih.

    Kita sedang berada di sebuah Mal di barat Jakarta. Pada sebuah restoran jepang yang belum begitu ramai, kita menyudut dan menghabiskan waktu bertatap muka dengan obrolan santai yang tidak begitu penting. Tapi bagiku ini sangat penting sekaligus membahagiakan ketika melihatmu tertawa selagi aku berusaha untuk menghiburmu. Bagi sebagian orang yang sedang jatuh cinta, adalah sebuah impian untuk bisa menjadi seseorang yang selalu dibutuhkan bagi sang pujaan hati. Dan sore ini, tentu sambil menyantap makanan khas jepang dengan lahap, tawamu membuatku merasa kalau kamu membutuhkanku untuk tertawa bersama. Suhu pendingin ruangan di Gramedia tadi mungkin membuatmu lapar. Kini, biarkan lagu lawas Peterpan berjudul Semua Tentang Kita menemani makan sore orang-orang lapar lainnya di restoran ini, juga kamu dan aku.

    Apa kamu berusaha melupakan tangismu kemarin, kekasih?

    Aku masih menghunus tajam pandanganku ke bola matamu saat ini, kekasih. Kamu bercerita, aku menyimak ceritanya. Salah satunya tentang keinginanmu untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses suatu hari nanti. Menurutku itu menarik. Sebagai anak pertama, kamu memang mempunyai tanggung jawab besar bagi ketiga adik perempuanmu. Dan masa depanmu juga akan menjadi panutan bagi mereka. Jadi, entah kamu dengar atau tidak isi hatiku ini, entah mengerti atau tidak pandanganku ini, aku mengharapkan kamu menjadi perempuan yang berbahagia dan hebat suatu saat nanti. Buktikan bahwa dirimu bisa menjadi pe-bisnis yang sukses ya, aku harap buku bisnis yang tadi kamu baca di Gramedia akan bermanfaat.

    Ngomong-ngomong tentang ketiga adik perempuanmu, aku agak iri mendengar kehidupan keluargamu yang serba menyenangkan. Vicky yang tidak pandai bersosialisasi, katamu, barusan menghubungimu minta di belikan sepatu untuk sekolah. Aku lihat saja kau tertawa lepas ketika mengobrol dengan Vicky. Hehehehe . . . Aku respect tertawa karena aku senang melihatmu begitu. Setelah kamu menyudahi telepon, kamu bilang kalau Vicky meneleponmu --dengan ciri khas bicara Vicky yang terlalu cepat tapi tidak jelas-- tidak mau memakai sepatu yang ‘Super Besar’ itu. Sambil tertawa kamu bercerita tentang Ibumu yang mungkin terlalu malas untuk membandingkan ukuran tubuh Vicky dan ukuran sepatu yang pas untuk ukuran kakinya. Akhirnya terbeli sepatu yang ‘Super Besar’ itu, dan kamu tertawa lepas lagi. Hehehehe . . .

    Apalagi adik terakhirmu yang namanya kusuka, Kelasih. Kamu bercerita, suatu hari Kelasih pernah duduk di teras rumahmu. Kemudian ada dua teman sekolahnya yang hendak melewati depan rumahmu untuk pulang. Padahal kedua temannya itu lelaki, tapi mereka bilang begini, “Weh, weh, ada Kelasih tuh, kita puter jalan pulang aja yuk.” –kamu memeragakannya dengan wajah memelas memohon ampun--, dan aku tertawa melihat ekspresimu dan mendengar kejahilan Kelasih yang sampai membuat takut kedua teman lelakinya itu. Hehehehe . . . Aku pikir Kelasih dengan namanya yang indah itu adalah seorang perempuan lemah lembut. Tapi nyatanya kamu bilang, ia perempuan tomboy yang cerdas.

    Tak banyak cerita tentang Lala, adik keduamu. Yang aku ingat ia perempuan yang sangat antusias dengan pelajaran sekolah, itu saja. Tapi aku kembali menengok diriku, menyadari aku begitu sendiri ketika dirumah. Kehidupanku sangat sepi, tak seperti ketika berada di orang-orang yang ada di keluargamu. Aku kembali merasakan takut, takut yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Mmmm . . . Kekasih, kamu ingat masalah kemarin sore? Saat aku menyakiti hatimu dan kamu menangis tak percaya aku melakukan perbuatan itu? Kalau ingat itu, aku juga selalu ingat perkataanmu yang menyatakan kenyamananmu kepadaku dan kamu menyayangiku sebagaimana sahabat. Aku takut kehilangan kedua hal itu ketika aku membuatmu menangis, kekasih. Karena hidupku begitu sepi, aku membutuhkan kamu.

    Akan ada banyak masalah pada kehidupan kita selagi bernapas. Kata Mas Sukmo, Tuhan memberi kita dua kaki agar kita bisa berlari. Tetapi bukan untuk melarikan diri dari masalah. Kata-kata itu menghantuiku sepanjang malam, lebih tepatnya setelah aku membuatmu menangis kemarin. Tadi kamu bilang begini, “Untung aja kemarin lo ketemu guenya pas malem. Coba aja pas sore, mata gue udah kayak mata kodok.” dan lagi-lagi kamu relakan tawamu tersebar damai. Apa kamu pernah merasa seperti berada di sebuah persimpangan perasaan? Ketika mendengar itu, aku ingin mengikutimu tertawa, di sisi lain aku bersedih karena aku telah menyakitimu. Dan kamu selalu saja berusaha untuk ceria di depanku.

    Sebagai sahabat yang baik, kamu selalu peduli dengan pola tidurku. Terlihat ketika kamu terkesan marah jika aku begadang. Kamu pun peduli dengan pola makanku, meski pola makanmu sangat-sangat berantakkan. Atau kamu selalu menemaniku berpesan singkat sampai larut malam dan kita membicarakan hal-hal bodoh yang selalu membuat kita tertawa. Dan juga kepedulianmu tentang kuliahku yang kacau, aku menjadi bangga mempunyai sahabat sepertimu, kekasih. Tetapi, alunan lagu Christina Perri berjudul A Thousand Years mengingatkanku tentang kesalahan terbesar yang pernah kulakukan. Aku jatuh cinta kepadamu, dan aku cemburu terhadap teman lelakimu. Aku menyesal berteman dengan kecemburuan yang membuat pola pikirku sangat tidak dewasa dan pendek.

    Maaf, kekasih, karena aku telah melibatkanmu kedalam sebuah penyelesaian masalah yang sangat primitif. Yaitu melarikan diriku dari masalah perasaanku ke kamu yang tak terbalas dan aku benci menghadapinya. Harusnya aku ikut naik gunung bersama Riyan hari Jum’at ini, mungkin pada dinginnya cuaca malam hari di Alun-Alun Surya Kencana akan membantu pikiranku yang serba kalut menjadi lebih bijak dalam menghadapi masalah ini. Tidak dengan cara kuno yang melibatkanmu di dalamnya, kemudian dengan mudahnya aku mempunyai kawan baru bernama ‘Kecemburuan’, aku mengikuti nasehat-nasehatnya dengan baik, sehingga jempolku menyentuh tombol ‘block’ di Twittermu dan ‘unfriend’ di Facebookmu dengan mudah.

    Jujur saja, meskipun kita sambil tertawa membicarakan masalah itu saat ini, aku malu kepadamu, kekasih. Aku tak lebih dari seorang anak kecil yang mudah ngambek. Tapi syukurlah kalau kamu memaafkanku dan mengerti, bahwa dibalik itu semua, aku tak mempunyai maksud apapun selain cemburu. Hanya itu, tak ada maksud untuk membencimu ataupun melupakanmu hanya karena cintaku tak terbalas seperti ini. Dan kamu setuju melupakannya. Tapi aku ingin berbicara kepadamu, emmm . . . maksudnya cukup aku tulis disini saja. Aku menyayangimu lebih dari sekedar sahabat, kekasih. Meskipun aku tak berani lagi mengungkapkannya seperti kemarin, atau bersikap layaknya kekasih seperti sebelum-sebelumnya. Dan aku mohon maaf atas itu semua.

    Emmm . . . Aku mau ngomong apalagi ya?

    Oh iya, kapan-kapan kita main ke tempat kakekku di Semarang. Kamu pasti akan senang dengan panorama alamnya yang indah. Ajak teman-temanmu seperti si Ayu. Tapi tolong nasehati dia agar kesehatannya terjaga ya, aku dengar kemarin dia terkena diare. Ajak Randy juga, aku lihat twitter dia kemarin, dia ingin menelusuri goa ya? Jiwa berpetualang sekali. Dia pasti takkan menolak jika diajak ke Semarang. Wahyu mungkin mau ikut. Sudahlah, jangan pedulikan sikap dia yang cuek dan tak peduli. Don’t judge book by the cover, right? Aku yakin kalau si Wahyu diajak jalan-jalan, di dalam hatinya pun berminat.

    Baiklah, waktu sudah pukul sembilan malam. Lagu Coldplay berjudul Fix You pun menemani pegawai Restoran Jepang ini untuk bersiap-siap tutup. Kamu sudah mengajakku pulang, dan sekarang kamu sedang di toilet. Aku sudahi dulu menulisnya, tabletku lowbatt.
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. om3gakais3r M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Feb 25, 2009
    Messages:
    3,040
    Trophy Points:
    211
    Ratings:
    +5,622 / -0
    curhatan ya.. :haha:
    so real that I curiga ini bukan fiction sama sekali.. :nongol:
    atau cuma karena latarnya yang familiar? entahlah. :haha:
     
  4. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    Feelnya kayak pas saya dengerin lagu 'Watashi e' plus 'Kimi no Shiranai Monogatari' ;w;

    kayak lagi ngomong langsung ke orangnya, padahal sebenernya cerita yang dipendam sendiri ;w;

    nice.
     
  5. dreamanzie Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 19, 2011
    Messages:
    80
    Trophy Points:
    32
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +46 / -0
    Mau jawab apa ini? :haha:

    Ini campur antara fiction dan real, kak Omega, hehehehe. Terinspirasi dari 2 anak sekolah --kayaknya pacaran-- yang lagi makan di restoran itu.
    Dan mereka kayaknya lagi berantem deh :keringat:

    Improve deh, begini jadinya :haha:

    Makasih udah sempetin baca, kak Merpati :xiexie:
     
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    aduh, galau... galau banget nih kayaknya.
     
  7. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    awal baca, pikiran langsung digiring ke nuansa restoran jepang, duduk bersila, meja rendah, ornamen jepang, tapi kok lagunya Peterpan semua tentang kita, jd buyar bayangan tentang resto jepang td, tapi ga tau lagi klo resto itu hoka-hoka bento yah.. hehe.. intinya rada janggal lagu Peterpan di resto Jepang. *peace*

    nah bener nih k, keren dan unik, mmg ga lazim ya, kaya ngomong langsung ke orangnya, tapi kaya lagi nulis cerita.
    keren tapi.. :D
     
  8. dreamanzie Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 19, 2011
    Messages:
    80
    Trophy Points:
    32
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +46 / -0
    Banget banget :terharu:

    Kamu sudah tau dimana itu :haha:
    Terimakasih kakak sudah sempetin baca :xiexie:
     
  9. serafim M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2012
    Messages:
    1,244
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +874 / -1
    berasa baca diary :XD:

    tapi keren :top:

    pas baca ini baru tau klo ternyata cowok juga bisa galau ya? :kaget: :???:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.