1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Only You

Discussion in 'Fiction' started by L_KiChan, Jan 20, 2013.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. L_KiChan Members

    Offline

    Joined:
    Jun 1, 2011
    Messages:
    6
    Trophy Points:
    26
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +5 / -0
    Fanfic oneshoot pertama ku... pengen nyoba di share.. kalo jelek, mohon di maklumi.. :)

    Cast :
    Park Min Rin - fiction
    Park Ha Ra - fiction
    Lee Haneul - fiction
    Junho 2PM
    Wooyoung 2PM
    Chansung 2PM
    Nichkhun 2PM
    Park JungSoo (Leeteuk) Super Junior

    “Aduh, telat nih.” Keluh Min rin seraya berlari dan berhenti di pinggir jalan.
    Begitu melihat ada taksi, dia langsung menyetop taksi itu dan naik ke dalamnya.
    “Ke kantor SBS pak.” Ucap min rin kepada sopir taksi dengan napas masih ngos-ngosan.
    Taksi pun akhirnya melaju menuju kantor SBS. Selama diperjalanan, min rin tak henti-henitnya melihat arloji di tangannya. “Semoga masih sempat.” Kata min rin pelan seraya melihat jalan.
    Sesampainya di depan kantor SBS, dia langsung membayar taksi itu dan melanjutkan lagi olahraga larinya di dalam kantor. Dia berhenti selama semenit untuk menyapa satpam yang telah mengenalnya. Lalu meneruskan lagi olahraga larinya tanpa mempedulikan peringatan para staf.
    “Semoga sempat. Semoga sempat. Semoga sempat.” Kata min rin terus menerus selama berlari menyelusuri lorong kantor SBS menuju studionya. Dia menyempatkan menundukkan kepalanya kepada staf yang menyapa sambil terus berlari.
    Tiga meter di depan ada lima orang cowok yang sedang ngobrol dan bersiap untuk tampil. Seorang diantaranya berada di jalur tempat min rin berlari.
    Tinggal semester lagi jarak antar min rind an cowok tersebut. Kebetulan saat itu min rin sedang melihat arlojinya sehingga…

    GUBRAK… !!!

    Min rind an cowok tersebut bertabrakan dengan sangat sukses. Min rin jatuh terduduk dan barang bawaannya pun jatuh berserakan. Cowok tersebut pun jatuh tepat di depan min rin. Cowok yang rambutnya dikuncir keatas reflek membantu cowok yang terjatuh itu. Sedangkan min rin…
    “Aduh… pake acara jatuh lagi. Siapa sih yang menghalangi jalanku tadi ?.” omel min rin sambil mengelus pantatnya yang sakit.
    Tiba-tiba ada tangan yang membantu min rin berdiri.
    “Makanya lain kali jangan lari yah.” Kata suara cowok yang membantu min rin berdiri.
    Min rin menoleh untuk melihat suapa yang membantunya.
    “OMO!! Dia kan nichkhun.” Kata pertama min rin yang spontan keluar dari mulutnya.
    Nichkhun hanya memasang wajah tersenyum melihat ekspresi kaget min rin.
    “Ah, gamsahamnida.” Kata min rin sambil membungkuk.
    “Mianhaeyo udah nabrak.” Lanjut min rin meminta maaf.
    “Kamu salah orang. Yang kamu tabrak tadi tu dia.” Jawab nichkhun sambil menunjuk seorang cowok yang membelakangi min rin yang masih sibuk merapikan pakaiannya.
    Min rin menoleh mengikuti kemana arah yang ditunjuk oleh tangan nichkhun.
    Dia berjalan mendekati cowok yang ditabraknya.
    “Mianhaeyo udah nabrak.” Ucap min rin minta maaf seraya membungkuk.
    Cowok itu berbalik dan berkata, “gwenchana. Lain kali hati-hati.” Jawab cowok itu.
    Tiba-tiba hape min rin berbunyi. Dan dia mengangkatnya masih dalam keadaan membungkuk.
    “Yoboseyo.” Sapa min rin begitu mengangkat telpon.
    “YA!! Min rin-ah ! Kamu dimana?.” Kata suara diseberang telpon.
    “Ah, Ye, aq segera kesana.” Min rin menutup telponnya dan berbalik memungut barang yang dia jatuhkan tadi tanpa sempat melihat wajah cowok yang dia tabrak.
    Min rin lalu berlari menuju kea rah orang yang tadi menelponnya. Dia tidak sadar kalau buku agendanya tertinggal. Cowok yang tadi ditabrak min rin melihat ke bawah dan memungut buku agenda min rin.
    “Ayo pergi. Bentar lagi kita tampil.” Ajak nichkhun.
    ________________________

    “Oppa, mianhae telat.” Kata min rin ngos-ngosan begitu sampai di salah satu studio tempat Jungsoo bekerja sebagai PD yang mengatur jalannya show yang diadakan di SBS.
    “Mana yang tadi oppa suruh kamu bawa?.” Tagih Jungsoo.
    Min rin menyerahkan salah satu naskah yang akan dipakai hari itu.
    “Tugas selesai. Sekarang ngapain yah?.” Ucap min rin pelan sambil melihat sekeliling.
    Akhirnya dia memutuskan untuk duduk di kursi penonton yang masih kosong. Sekarang sedang berlangsung gladi bersih untuk acara yang akan dimulai satu jam lagi. Sekarang yang sedang gladi bersih adalah salah satu boyband yang sedang naik daun. Ya, boyband itu adalah 2PM.
    Min rin menoleh ke samping kirinya yang daritadi ribut-ribut meneriakkan satu-satu personil 2PM. Ada kira-kira 15 cewek yang menonton 2PM. Mereka histeris karena bisa melihat idola mereka sebelum mereka tampil serius di acara yang akan dimulai sebentar lagi.
    “Haah… aq sama seperti mereka. Walopun aq bisa mengenal mereka karena pekerjaan oppaku, tetap aja aq hanya seorang fans.” Min rin menghembuskan napas dan menoleh kembali melihat panggung.
    Min rin memangku tangannya sambil terus melihat salah satu personil 2PM yang menarik hatinya. Dia tidak mengetahui bahwa personil 2PM itu sadar kalau sedang diperhatikan olehnya. Tak lama kemudian, min rin memutuskan untuk pulang tanpa menunggu gladi bersih 2PM selesai.
    __________________

    Begitu selesai gladi bersih, Junho kembali melihat ke tempat duduk yang tadi ditempati seorang cewek yang terus memperhatikannya, tetapi cewek itu sudah tidak ada ditempatnya.
    Junho mengenal cewek itu. Cewek yang tadi menabraknya di lorong. Dia kelihatan kecewa karena tidak menemukan cewek tersebut di kursi penonton yang tadi didudukinya.
    “Ah, apa dia gak butuh buku agendanya ya?.” Tanya junho pelan pada diri sendiri.
    _________________

    Begitu sampai dirumah, min rin berniat melihat di agendanya apakah besok ada acara atau tidak. Tapi setelah dia membongkar semua isi tasnya, dia tidak menemukan buku kecil bersampul biru yang merupakan agendanya.
    “Jangan-jangan agendaku jatuh. Aduh,,, jatuh dimana ya?.” Kata min rin mulai panik.
    “Mudah-mudahan orang baik yang mungut agendaku dan mau mengembalikannya.” Ucap min rin setengah berharap.
    Tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara pesan masuk di handphonenya. Secepat kilat min rin meraihnya dan berharap kalau itu ada orang baik yang menemukan agendanya.
    “Annyeonghaseo. Apa benar ini nomornya min rin? Aq mendapatkan nomor kamu dari buku agenda yang kamu jatuhkan.”
    Min rin membaca is isms itu. Lalu spontan di berteriak saking senangnya. Dia buru-buru membalas sms itu.
    “Ne, ini min rin. Ah, gamsahamnida udah nemuin agendaku. Bisa mengembalikannya padaku bsk?.”
    Beberapa menit kemudian…
    “Besok di taman jam 10 ya.”
    Min rin membaca sms itu dengan mata berbinar-binar.
    “Ne. ne. gamsahamnida. Jeongmal gamsahamnida. Besok ketemu di taman jam 10.”
    Setelah membalas sms yang terakhir, min rin bisa tidur tenang karena besok agenda kesayangannya bias kembali lagi padanya.
    __________________

    Keesokan harinya…

    Min rin sudah berada di taman. Dia melihat arlojinya, masih menunjukkan pukul 09.30 am.
    “Masih setengah jam lagi waktu janjiannya.” Ucap min rin pelan setelah melihat arlojinya.
    Dia melihat sekeliling, dan mengahmpiri sekelompok anak TK yang sedang bermain di kolam pasir.
    Min rin menyapa anak-anak tersebut lalu ikut bermain bersama anak-anak TK tersebut. Dia mencoba membangun istana dengan pasir tapi karena kecerobohannya akhirnya istana tersebut roboh.
    Min rin memasang wajah kecewa ala anak kecil yang membuat anak-anak TK tersebut jadi menertawakannya.

    Tak jauh dari situ, ada seorang namjayang sedari tadi memperhatikan min rin ikut tertawa karena melihat tingkah laku dan kecerobohan min rin.
    Setelah selesai merobohkan semua istana, min rin lalu kembali melihat arlojinya dan pamit pada anak-anak TK tersebut. Min rin berjalan dan berhenti di depan ayunan lalu menaikinya. Tak lama kemudian, datang seorang namja menghampiri dan menyapanya.
    “Annyeonghaseo, min rin.” Sapa namja itu.
    Min rin menghentikan ayunannya secara mendadak dan entah kenapa dia jatuh dari ayunan itu. Namja tersebut membantu min rin berdiri sambil tersenyum.
    “Aduh, pake acara jatuh lagi. Malu-maluin.” Ucap min rin dengan wajah memerah.
    Senyuman namja itu semakin mengembang begitu mendengar ucapan min rin.
    “Ann… Annyeonghaseo.” Balas min rin malu.
    “Gwenchana?.” Tanya namja itu.
    “Ah, ne. gwenchana. Udah biasa.” Jawab min rin sambil membersihkan pasir yang menempel di tangan dan kakinya.
    “Jun… Jun.. Junho kan? Kenapa kok ada disini?.” Tanya min rin seraya menutupi rasa malunya.
    “Jalan-jalan.” Jawab junho singkat apdat dan jelas.
    “Jalan-jalan? Gak ada schedule hari ini?.” Tanya min rin heran, masih terus menutupi rasa malunya.
    “Aku kesini karena udah ada janji sama….” Junho tidak meneruskan omongannya karena melihat ada luka di kaki min rin.
    “Kamu terluka tuh. Ayo.” Kata junho seraya menuntun min rin duduk di kursi taman.
    Min rin nurut ajah dituntun junho untuk duduk di kursi taman. Lalu melihat kakinya.
    “Ah, luka seperti ini sih gak pa pa.” kata min rin tenang.
    Tapi junho udah berbalik dan berlari seraya berteriak, “Tunggu disitu.”
    Min rin hanya bisa bengong melihat junho pergi gitu ajah sambil memiringkan kepalanya.
    Dia menyentuh lukanya sambil meringis menahan sakit.
    “Sakit juga ternyata. Kenapa sih pake acara jatuh segala? Bikin malu aja di depan junho. Gak nyangka bisa ketemu dia di tempat seperti ini.” Omel min rin. Mulai bicara sendiri.
    Dia menepuk pipinya keras-keras dengan kedua tangannya.
    “Aduh, sakit. Bukan mimpi berarti.” Ucap min rin sambil mengusap pipinya yang merah.
    Dia melihat junho berlari menghampirinya sambil membawa sesuatu di tangannya. Begitu udah berada di depannya, junho berjongkok dan mulai mengobati luka di kaki min rin.
    Sontak min rin kaget dan dengan spontan pula dia menjauhkan kakinya dari junho, sambil berkata, “Gak usah repot-repot diobati.”
    Junho diam dan melihat min rin dengan tatapan seolah-olah berkata “kamu diam aja”.
    Junho meraih kaki min rin lagi dan mulai mengobati luka di kakinya. Min rin hanya bisa pasrah melihat junho mengobati luka di kakinya.
    “Kamu nggak pernah nggak jatuh ya tiap kali ketemu.” Junho membuka obrolan seraya membersihkan luka di kaki min rin.
    “Hah? Emank kita pernah ketemu sebelum ini?.” Tanya min rin heran.
    “Aku sering melihat kamu tiap kali kamu disuruh ama Jungsoo. Diantara semua staf yang ada, cuman kamu yang cerobohnya gak ketolongan.” Jawab junho.
    Min rin memasang wajah jengkel.
    “Oh, jadi maksudnya aku ini cewek paling ceroboh yang gak pantes ada di SBS?.” Ucap min rin kesal.
    “Udah, biarin aja lukanya. Kamu ka nada janji.” Kata min rin menyingkirkan kakinya dari jangkauan junho.
    Junho menarik kaki min rin lagi dan memasang plester.
    “Aku udah menepati janji kok.” Kata Junho sambil menoleh kea rah min rin.
    Min rin hanya memasang wajah bingung.
    “Kemarin kamu menabrakku waktu berlari di lorong kantor SBS dan buku agendamu tertinggal. Aku yang memungutnya. Dan yang tadi malam sms kamu itu aku. Masih ada kan nomornya.” Jelas Junho dengan suara tenang.
    “Jadi… itu kamu?.” Tanya min rin yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Junho.
    “Syukurlah… setidaknya aku jadi bisa melihat kamu yang memakai pakaian biasa.” Ucap min rin keceplosan dan buru-buru menutup mulutnya, lalu memalingkan wajah dari junho sambil memasang ekspresi menyesal.

    Junho hanya diam mendengarnya.
    “Ah, mianhae keceplosan. Aku kan cuman seorang fans. Sekarang mana buku agendaku?.” Ucap min rin sambil mengulurkan tangannya.
    “Kamu mau gak seharian ini menemaniku main di taman hiburan? Setelah itu, aku baru akan mengembalikan buku agendamu.” Ajak Junho tiba-tiba.
    “Hah? Nemenin kamu?.” Tanya min rin kaget.
    “Tapi apa fansmu gak ngamuk kalau melihat kamu jalan ama aku?.” Min rin Tanya balik.
    “Makanya hari ini kita main sebagai teman. Untuk menghindari adanya kesalahpahaman, aku udah mengajak teman-teman yang lain.” Jawab junho santai.
    Min rin keliahatan sedang berpikir. Dan akhirnya…
    “Hmm… boleh deh. Kenalin donk dengan teman-temanmu.” Ucap min rin akhirnya.
    Junho hanya tersenyum begitu min rin setuju menemaninya. Akhirnya dia mengambil handphone nya dan manggil teman-temannya untuk datang.
    Beberapa menit kemudian, datanglah wooyoung, chansung, ha ra, dan haneul. Min rin kaget melihat sapa yang datang. Ternyata anggota yang lain beserta teman-teman yeoja mereka. Min rin hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.
    “Annyeonghaseo.” Sapa ha ra dan haneul kepada min rin sambil menunduk.
    Min rin pun membalas menunduk, “Annyeonghaseo.”
    “Ha ra imnida.”
    “Haneul imnida.”
    “Ah, ne. Min rin imnida.” Balas min rin memperkenal dirinya.
    “Jadi kamu yang bernama min rin yah?.” Tanya ha ra.
    Min rin hanya mengangguk.
    “Kalo kita udah kenal kan?.” Tanya wooyung.
    Min rin hanya mengangguk seraya tersenyum.

    Akhirnya mereka pun berjalan menuju taman hiburan dan mulai bermain. Yang pertama kali mereka naiki adalah roller coaster.
    Selama bermain, min rin mencuri pandang ke junho beberapa kali. Dia melihat kalau junho selalu tersenyum setiap kali menaiki permainan. Min rin pun berpikir bahwa junho sangat menikmati refreshingnya kali ini. Dan ikut tersenyum karena melihat senyuman di wajah junho.

    Sejam kemudian,,,

    “Istirahat dulu yuk. Liat tuh si min rin sepertinya tidak enak badan.” Ajak haneul setelah melihat kondisi min rin yang agak kurang sehat.
    Semua kepala menoleh ke min rin dan akhirnya mengangguk. Mereka pun duduk di kursi taman dekat situ.
    “Min rin ? Gwenchana ?.” Tanya junho khawatir.
    “Iyah, gwenchana. Paling Cuma sedikit pusing ajah. Karena sebenarnya aku gak kuat kalo naik semacam roller coaster. Gak usah khawatir.” Jawab min rin.
    “Lho kenapa gak bilang kalau kamu gak bisa naik itu? Kan bisa diganti dengan yang lain. Gak usah dipaksakan. Aku jadi ngerasa bersalah karena aku yang memintamu untuk menemaniku.” Kata junho kaget dan ngerasa bersalah.
    “Iyah, kamu gak usah maksain kalau emank gak bisa naik permainan semacam itu.” Timpal haneul.
    “Nanti kalau kamu sakitnya parah gimana?.” Tambah chansung.
    “Nggak apa-apa kok. Tadi aku liat semuanya bersemangat sekali pingin naik itu. Makanya aku diam aja karena gak mau merusak kesenangan kalian.” Ucap min rin menenangkan semua.
    “Kalau gitu, kamu tunggu disini aja. Aku sama haneul beli minum dulu.” Kata chansung seraya mengajak haneul pergi.
    “Aku sama ha ra beli snack dulu di toko itu.” Kata wooyoung seraya menunjuk toko yang ada di depan mereka., dan mengajak ha ra pergi.
    Akhirnya tinggallah junho dan min rin berdua duduk di kursi taman.
    “Kamu beneran gak pa-pa?.” Junho bertanya sekali lagi.
    Min rin hanya mengangguk sambil terus menunduk ke bawah.
    “Tapi muka kamu pucat.” Kata junho meihat wajah min rin dengan suara yang lebih khawatir.
    Min rin hanya diam. Lalu sesaat kemudian…
    “Sebaiknya aku pulang duluan yah.” Ucap min rin akhirnya seraya mendongak dan bersiap-siap berdiri.
    Junho reflek ikutan berdiri.
    “Oia, buku agendaku mana? Aku sudah menemanimu.” Pinta min rin seraya mengulurkan tangannya.
    “Aku antar kamu pulang. Buku agendamu ada di dalam mobil.” Kata junho seraya memegang tangan min rin.
    “Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri kok.” Tolak min rin seraya menyingkirkan tangan junho dari lengannya.

    Junho hanya diam dan berjalan menuju mobilnya diparkir. Min rin mengikuti dari belakang.
    Dia mengambil buku agenda di dalam mobilnya lalu menyerahkannya pada min rin. Min rin menerimanya.
    “Gomapta udah mengembalikan buku agendaku dan annyeongi gaseyo.” Ucap min rin seraya membungkuk.
    “Annyeongi gyeseyo.” Balas junho.

    Min rin berbalik dan berjalan pelan menuju stasiun. Dia tidak sadar bahwa ada mobil yang mengikutinya dari belakang. Min rin berjalan pelan sambil sesekali memegangi kepalanya. Dia berhenti sebentar di minimarket untuk membeli minuman. Lalu meneruskan perjalanannya.
    Tinggal beberapa meter lagi sampai stasiun, entah kenapa min rin merasa kalau kepalanya sudah tidak bisa diajak kompromi dan akhirnya dia merasa sangat sangat pusing dan pingsan. Sebelum badannya jatuh ke tanah, sudah ada tangan yang menyangga badan min rin. Dan mengendong min rin masuk ke dalam mobilnya, kemudian diantar pulang sampai ke rumah.
    Setelah mengantarkan min rink e rumahnya pun, orang tersebut tidak langsung pulang. Tetapi tetap tinggal untuk merawat min rin.

    [Keesokan harinya]

    Min rin tidak ingat kejadian kemaren kenapa dia bisa ada di rumah. Yang dia ingat, kemaren dia pingsan di jalan. Tapi kenapa tau-tau dia udah ada di rumah. Oppa nya pun tidak mau menceritakan apa-apa tentang semalam.

    “Min rin, hari ini kamu bias membantu oppa apa tidak?.” Tanya Jungsoo saat hendak berangkat kerja.
    Min rin menoleh.
    “Bantu apa, oppa? Oppa tidak mau menceritakan tentang semalam. Jadi aku tidak bisa janji.” Jawab min rin kesal.
    “Kamu bantu aja oppa hari ini. Nanti kamu bakal tau sapa yang udah bawa kamu pulang kemaren malam.” Kata Jungsoo berusaha merayu min rin.
    Min rin cemberut dan mengerutkan keningnya, tanda dia sedang mempertimbangkan perkataan oppanya.
    “Iyah deh. Bantu apa dulu nih?.” Kata min rin akhirnya memutuskan untuk membantu karena penasaran.
    “Kamu jadi salah satu staf asisten stylist yah. Ada salah satu staf yang hari ini mendadak tidak bisa masuk.” Kata Jungsoo min rin.
    “Emank artisnya sapa?.” Tanya min rin.
    “2PM.” Jawab Jungsoo singkat.
    Min rin hanya bisa bengong mendengar jawaban oppanya.
    “HAH? 2PM?.”
    Jungsoo hanya mengangguk dan tersenyum.
    “Tapi kan oppa tau kalo aku nge-fans ama mereka terutama…”
    Lagi-lagi Jungsoo hanya mengangguk dan terus tersenyum.
    “Aku gak bisa kalau harus megang-megang mereka.”

    *megang rambut ama baju maksudnya*

    “Kamu pasti bisa. Kamu kan kalo udah berhadapan ama yang berhubungan dengan fashion udah langsung melupakan hal-hal yang lain.” Kata Jungsoo berusaha meyakinkan min rin.
    Min rin pun akhirnya hanya bisa mengangguk dan mengikuti oppanya berangkat ke kantor.

    Sesampainya di studio SBS…

    Min rin terdiam untuk beberapa saat di depan ruang ganti 2PM. Akhirnya dia pun memutuskan untuk melakukan permintaan oppanya. Dia baru mau membuka pintu, tiba-tiba pintu terbuka ke depan dan membuat min rin pun jatuh ke depan. Dia jatuh menimpa seorang namja. Untung dia hanya jatuh di menimpa dada si namja. Padahal beberapa meter lagi dia bisa saja menimpa wajah si namja.

    “Aduh,,,” kata min rin dan si namja itu berbarengan.
    Perlahan min rin bangun dan melihat siapa yang dia tabrak.
    “OMO.” Pekik min rin kaget.
    “Jun.. Jun.. Junho. Mianhae… Mianhaeyo. Aku tidak tau kalau kamu ada di belakang pintu.” Ucap min rin meminta maaf sambil memasang wajah menyesal.
    “Kenapa setiap kali aku ketemu kamu selalu aja ditabrak? Sensi banget sih.” Keluh junho seraya berdiri dan mulai merapikan pakaiannya.
    “Mianhae. Sini biar aku yang merapikan pakaian kamu.” Kata min rin menawarkan diri.
    “Gak usah.” Tolak junho.
    Min rin hanya diam dan menunduk.
    “Hari ini aku bertugas sebagai asisten stylist. Oppaku yang meminta aku.” Kata min rin pelan berusaha menjelaskan.
    “Makanya aku masuk ke dalam ruang ganti ini.” Lanjut min rin.

    Personil 2PM yang lain menyambut min rin dengan senang. Tapi sepertinya junho tidak.
    Min rin baru mau mulai pekerjaannya. Dia mulai memeriksa dan merapikan pakaian junsu. Tetapi tiba-tiba junho memanggilnya.
    “Min rin. Coba kamu liat. Pakaianku jadi seperti ini. Susah benerinnya.” Protes Junho sambil memperlihatkan pakaiannya yang sedikit acak-acakan gara-gara tabrakan tadi.
    “Padahal bentar lagi kita mau tampil.” Lanjut junho.
    “Oh, iyah. Aku segera benerin pakaianmu.” Jawab min rin seraya berjalan kea rah junho dan mulai memperbaiki pakaian junho.

    Min rin merapikan pakaian junho yang dibelakang dan merambat merapikan pakaian yang di depan. Lalu dia juga merapikan tatanan rambut junho yang sedikit berantakan. Ternyata benar kata oppanya. Kalau dia sudah berhadapan dengan yang namanya fashion, dia tidak memperhatikan sekitarnya. Tampak ekspresi min rin sangat serius ketika merapikan pakaian dan rambut junho. Sampai akhirnya, ada pemberitahuan kalau sudah waktunya 2PM tampil.

    Min rin menghentikan pekerjaannya dan melihat hasil kerjanya. Dia tampak puas.
    “Sudah selesai.” Kata min rin sambil mundur beberapa langkah.
    “Sekarang giliran kamu dan grupmu tampil.” Ucap min rin sambil menatap junho.
    Junho hanya diam dan menatapnya.
    “Oke. Gomawo yah.” Kata junho sambil berbalik dan berjalan keluar ruangan.
    Tapi begitu sampai pintu, junho berbalik.
    “Min rin kamu harus menonton juga di samping panggung dekat kursi penonton.” Kata junho lalu berbalik dan berlari pergi.
    Min rin hanya diam.
    “Ada apa yah?.” Batin min rin.

    Karena penasaran, min rin pun berjalan keluar ruangan menuju tempat dimana junho memintanya untuk berada disitu.

    Sesampainya disamping panggung, min rin melihat performance 2PM keren seperti biasanya. Dia pun ikut histeris melihat penampilan mereka di atas panggung. Dan seperti biasa, min rin tak tahan melihat banyaknya fans yang teriak histeris. Jadi dia memutuskan pergi dari situ dan berjalan masuk kembali ke ruang ganti.

    Di dalam ruang ganti, min rin sibuk bereksperimen dengan rambutnya sendiri. Di sisi lain, junho melihat ke tempat dimana seharusnya min rin berada. Tetapi langsung kecewa begitu melihat min rin tidak ada disitu.

    Begitu selesai perform, junho langsung berlari kea rah ruang ganti. Sampai di depan pintu, dia langsung membuka pintu sampai pintu itu menabrak tembok dengan suara yang keras. Min rin yang berada di dalamnya pun kaget setengah hidup. Dan reflek menoleh kearah pintu.
    “Ya ampun, junho. Pelan-pelan donk kalau buka pintu. Kaget nih. Mau ganti baju yah?.” Kata min rin setelah sadar dari kagetnya seraya berdiri.
    Junho diam ajah. Jadi min rin pun mengartikan kalau junho emank mau ganti baju. Min rin berjalan menuju pintu. Sebelum sampai pintu, dia kesenggol kursi dan akhirnya jatuh lagi.
    *heran, jatuh kok suka yah?*
    “Aduh,,,” ucap min rin seraya berdiri lagi.
    Tetapi junho hanya diam di tempatnya berdiri. Min rin meringis dan sedikit kecewa karena junho tidak mau membantunya berdiri. Min rin melanjutkan berjalan kearah pintu. Begitu sampai di depan junho.
    “Minggir donk. Gimana aku bisa keluar kalau kamu menghalangi pintunya?.” Pinta min rin dengan nada sedikit kesal karena junho tidak membantunya berdiri tadi.

    Lagi-lagi junho hanya berdiri diam sambil memperhatikan min rin. Hal ini membuat min rin jadi lebih sebel. Min rin kehilangan kesabarannya. Dia berusaha menarik junho untuk menyingkir dari pintu. Tapi junho tak sedikit pun bergeming. Min rin masih terus berusaha. Dan junho pun tetap tidak mau menyingkir dari pintu.

    “당신이 곻아요. (dangsini choayo)” Kata Junho tiba-tiba.

    Min rin langsung mengehntikan usahanya menyingkirkan junho dari pintu begitu mendengar perkataan junho barusan. Dia kaget dengan apa yang barusan didengarnya.
    “Mwo ?? Kamu barusan bilang apa?.” Tanya min rin meyakinkan pendengarannya.
    “당신이 곻아요. (dangsini choayo)” Junho mengulang perkataannya.
    “Kamu serius?.” Min rin tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
    “Tapi aku ini kan cuman seorang yeoja yang selalu nabrak kamu tiap kali ketemu. Cuman seorang fans yang hanya sekedar suka dengan idolanya. Tidak pantas mendengar perkataanmu yang barusan.” Kata min rin tak percaya.

    Junho menggelengkan kepalanya, “Tidak. Aku sangat yakin. Dan aku sudah menyukaimu sejak pertama kali melihatmu. Kamu yang selalu mengirimkan makanan di meja riasku diruang ganti, kamu juga yang selalu menuliskan pesan-pesan untuk mengingatkan aku. Seolah-olah kamu sudah mengenalku daripada aku sendiri.”
    “Tapi itu kan hal yang wajar yang dilakukan seorang fans pada idolanya. Pasti kan banyak fans-fans kamu yang bersikap seperti itu.” Ucap min rin membela diri.
    Lagi-lagi junho menggelengkan kepalanya.
    “Diantara semua fans yang datang menonton tiap kali 2PM perform, hanya kamu seorang yang tidak ikut berteriak seperti mereka. Kamu hanya diam sambil terus memperhatikan diriku.” Terang junho.
    “Oh, kalo itu karena aku sedang tidak ada tenang untuk ikut berteriak.” Lagi-lagi min rin membela diri.
    “Sejak pertama kali aku melihatmu, entah kenapa ada yang beda dengan hatiku.” Ucap junho.
    “Aku adalah cewek yang ceroboh. Cewek yang gak suka naik roller coaster atau apapun namanya itu. Aku hanya seorang cewek yang hanya bisa memperhatikanmu dari kejauhan. Karena kamu milik semua orang. Kamu idola semua orang.” Kata min rin panjang lebar. Dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

    “Kemaren malam, aku yang mengendongmu waktu kamu pingsan. Dan aku juga yang merawatmu. Aku menggunakan alasan mengembalikan buku agendamu supaya kamu bisa pergi bermain denganku. Aku juga yang meminta jungsoo untuk mengenalkanmu padaku, karena aku sering memperhatikanmu selama kamu berada di studio dan membantu staf yang lain. Aku juga yang meminta jungsoo untuk memintamu jadi asisten stylist. Aku juga gak suka kalau kamu merapikan pakaian namja lain selain diriku.” Junho berusaha menjelaskan semuanya.

    Min rin hanya diam. Dia masih tidak bisa mempercayainya.
    “Tidak mungkin. Kenapa? Kenapa harus aku?.” Tanya min rin tidak percaya.
    “Aku tidak punya jawaban atas pertanyaanmu itu. Yang aku tau, hanya aku menyayangi seorang yeoja bernama Park Min Rin.” Jawab junho.
    Min rin hanya diam. Dia melihat ada celah disamping junho untuknya. Dia buru-buru berjalan keluar dan berlari. Junho pun mengejarnya.
    “Min rin. Min rin. Tunggu. Jawab dulu. Kumohon jangan lari.” Teriak junho seraya terus mengejar min rin.
    Tapi min rin tidak menghentikan larinya. Sampai dia menemukan tempat untuk bersembunyi.

    Junho berlari dan sampai di tempat dimana min rin bersembunyi. Namun, karena dia tidak dapat melihat min rin. Dia hanya menoleh kiri kanan sambil memutar badannya. Dia mencari min rin dengan putus asa. Sedangkan min rin hanya duduk diam di tempatnya bersembunyi sambil menangis.
    Akhirnya junho pun menyerah. Dia berjalan kembali menuju ruang ganti SBS dengan wajah lesu. Anggota yang lain khawatir dengan keadaan junho yang begitu datang langsung menendang kursi. Lalu dia pun duduk sambil memangku wajahnya dengan tangannya.
    “Kenapa kamu lari min rin?.” Kata junho pelan dan putus asa.


    [ 2 tahun kemudian ]


    “Ayo semuanya. Siap-siap. Bentar lagi sudah mau OnAir.” Teriak Jungsoo.
    Sebelum para personil 2PM siap-siap dipanggung, junho mendengar salah satu staf bertanya pada Jungsoo.
    “Jungsoo, bukannya dongsaengmu hari ini pulang ke seoul yah?.” Tanya staf itu.
    “Oh, iyah. Tapi dia langsung dating kesini kok. Dia kan kangen ama oppanya.” jawab jungsoo berseri-seri.
    “Udah 2 tahun yah dia pergi ke amerika. Katanya untuk pengobatannya yah?.” Tanya staf itu lagi.
    “Iyah. Untungnya dia sudah sembuh total.” Jawab jungsoo senang.
    “Hyung, emanknya min rin sakit apa?.” Tiba-tiba junho dating dan bertanya pada jungsoo.
    Jungsoo kaget dan menjawab, “Lebih baik kamu tanyakan sendiri padanya nanti.” Seraya tersenyum.
    “Iyah, kalau dia tidak lari lagi.” Kata junho pelan dan bersiap-siap ke panggung.

    ~~ Di depan SBS ~~

    “Sudah lama tidak kesini. Gimana kabar semuanya yah?.” Kata min rin sambil melihat bangunan SBS dari atas ke bawah.
    Min rin berjalan masuk menuju studio dengan pelan sambil tersenyum. Sebenarnya dia takut kalau harus berhadapan lagi dengan junho.
    “Mungkin sekarang junho sudah punya yeoja chingu yang dia sayang.” Kata min rin pelan dengan nada seidkit kecewa. Dia berusaha memasang wajah cerianya seperti biasa.
    Saat min rin masuk studio, kebetulan saat itu 2PM sedang perform. Min rin berjalan menuju tempat favoritnya, yaitu di kursi penonton samping panggung. Kali ini dia tetap duduk disitu sampai saat terakhir 2PM perform. Begitu 2PM selesai perform. Dia pun beranjak dari tempat itu dan berjalan menuju tempat oppanya berada.

    Dia mengendap-endap dari belakang.
    “Oppa.” Kata min rin sambil memeluk oppanya dari belakang.
    Sontak oppanya menoleh dengan kaget.
    “Min rin. Lama tidak ketemu.” Kata oppa jungsoo sambil memeluk dongsaengnya itu.
    Min rin hanya tersenyum senang.
    Dari jauh junho melihat adegan itu dengan wajah yang sulit ditebak. Min rin pun menangkap bahwa junho memperhatikannya.
    Min rin melepas pelukan oppanya dan berjalan menuju junho. Begitu dia berada di depan junho, dia memasang wajah senyumnya yang paling manis.

    “Annyeong junho. Lama tidak bertemu.” Sapa min rin seraya tersenyum.
    Junho diam saja.
    “Mianhae, waktu itu aku lari. Aku pasti sudah menyakitimu. Aku pasti sudah mengecewakanmu karena pergi ke amerika tidak bilang-bilang. Kamu pasti sudah punya yeoja chingu sekarang.” Kata min rin panjang lebar.
    Junho hanya mendengarkan celotehan min rin.
    Tiba-tiba junho memeluk min rin dengan sangat erat.

    “보고히보요. 다시볼수있으면좋겠어요.하루종일당신생각을해요. (bogoshipoyo. dasi bolsu isseumyeon johgesseoyo. haru jongil dangsin saenggageulhaeyo)” Kata Junho masih terus memeluk min rin.
    Min rin kaget dibuatnya. Dia tidak menyangka kalau junho akan bersikap seperti ini. Ternyata perasaannya junho terhadapnya tidak berubah sedikitpun meski sudah lewat 2 tahun sejak kejadian itu. Hati kecil min rin senang mendengarnya. Namun, dia masih bingung harus bersikap seperti apa.
    “Kumohon lepasin junho.” Kata min rin berusaha melepaskan pelukan junho.
    “Kamu harus janji jangan lari lagi kalau aku melepasmu.” Kata junho.
    “Iyah, aku janji.” Jawab min rin.

    Junho pun melepas pelukannya. Dan menatap wajah yeoja yang terus menerus berada di hatinya selama dua tahun ini.
    Min rin diam membisu. Dia bingung harus berkata apa.
    Junho pun ikutan diam. Dia hanya terus menatap min rin. Sepertinya dia memuaskan dirinya sendiri untuk menatap wajah min rin yang selama dua tahun ini tidak dilihatnya.

    “Sekarang boleh aku menanyakan jawabannya?.” Tanya junho memulai pembicaraan.
    Wajah min rin mulai memerah.
    “Kamu masih yakin dengan perkataanmu? Padahal sudah lewat dua tahun.” Min rin mau memastikan terlebih dahulu.
    Junho hanya mengangguk mantap. Dia sangat yakin seratus persen.
    “Aku terus menunggumu. Selama dua tahun ini, emank sih aku sempat deket dengan beberapa yeoja. Tapi tidak ada yang seperti kamu.” Jawab junho.
    “Hmm… boleh aku mendengarnya lagi? Pernyataanmu.” Pinta min rin sekali lagi.
    “Min rin-ah… saranghae.” Kata junho.
    Min rin hanya senyum mendengarnya. Sebenarnya dia sangat senang.
    “Na do… saranghae.” Ucap min rin akhirnya seraya tersenyum.
    Junho tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
    “Apa?.” Tanya junho sekali lagi.
    “Junho-ah… saranghae.”
    “Jeongmal?.” Tanya junho tidak percaya.

    Min rin hanya mengangguk dan tersenyum.
    Senyum mengembang lebar di bibir junho. Dia tidak percaya kalau ternyata min ri juga menyukainya.
    Mereka pun akhirnya berpelukan lagi. Dengan diiringi sorakan dari para staf yang masih berada di studio.
    Akhirnya min rin dan junho pun bersatu setelah berpisah selama dua tahun.


    [THE END]

    - 당신이 곻아요 (dangsini choayo) = artinya aku menyukaimu ... [kata-kata junho yang pertama]
    - 보고히보요.. 다시볼수있으면좋겠어요.. 하루종일당신생각을해요.. (bogoshipoyo ... dasi bolsu isseumyeon johgesseoyo .. haru jongil dangsin saenggageulhaeyo) artinya :
    aku kangen.. aku berharap bisa bertemu kamu secepatnya.. aku memikirkan dirimu setiap hari..
    [kalimat yg diucapkan junho saat memeluk min rin]
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.