1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic A Fan

Discussion in 'Fiction' started by lovelygie, Dec 29, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. lovelygie Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 13, 2012
    Messages:
    87
    Trophy Points:
    52
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +881 / -0
    kalau jelek harap maklum ya~~ masih amatiran...
    soal pairing lebih karena aku mengidolakan mereka aja...hhahaha

    Shim Chang Min TVXQ
    Park Bo Young
    Song Joong Ki
    Yoo Dam Bi - fiction

    Chapter I
    - Park Bo Young -
    Angin bertiup menandakan musim dingin yang semakin mendekat dan musim gugur hampir menunjukkan penghujung waktunya. Itulah sebabnya aku memilih duduk di dalam ruangan di sudut café. Namun hal itu tidak berlaku dengannya dia memilih tetap duduk diluar seakan hawa dingin itu tidak menembus kulit dan tulangnya dan dari balik jendela aku mengamatinya tengah menulis sambil menyeruput kopi. Dia sering duduk sendiri menyepi seperti itu dengan hanya ditemani secangkir kopi sementara aku mengawasinya diam – diam. Aku mengamati setiap gerakannya dan berusaha menyimpannya dalam ingatanku. Dia bangkit dari kursi dan melipat kertas yang baru ditulisinya. Aku melirik arlojiku, tidak terasa sudah jam lima sore. Ini memang jadwal dia meninggalkan cafe. Dia merapatkan mantelnya dan berjalan lurus ke depan setelah sebelumnya meletakkan uang diatas mejanya.
    Aku menghela nafas dan menyeruput caffucinoku. Meskipun dia sudah pergi tapi bayangannya masih belum menghilang dari pikiranku. Aku baru tersentak saat ponselku bergetar. Begitu membaca pesan itu aku segera berlari keluar dari café. Aku tiba ditempat syuting dengan terengah – engah. Beberapa kru menatapku jengkel namun tidak semuanya seperti itu, lawan mainku yang juga sudah kuanggap sebagai kakak laki – lakiku sendiri malah menyambutku dengan hangat.
    “kau terlambat Bo Young-ah,” ujar Joong Ki Oppa dengan tersenyum.
    “Mian, Oppa tadi aku ada beberapa urusan,” kataku lalu meraih scriptku yang disadurkan oleh asistenku. Aku sudah hapal semua dialogku namun aku hanya ingin membacanya lagi untuk memastikan aku benar – benar sudah ingat.
    “apa yang kau lakukan?”
    “hanya beberapa hal,”
    “namja?” goda Joong Ki Oppa.
    Joong Ki Oppa sepertinya selalu tahu bagaimana membuat wajahku merona.
    “Oppa tahu dihatiku hanya ada Oppa seorang,” kataku balik menggodanya.
    “hati – hati aku bisa menganggap ucapanmu serius,” balas Joong Ki Oppa nyengir.
    “Joong Ki-ya, Bo Young-ah saatnya pengambilan gambar kalian berdua,” ujar sutradara yang membuatku tidak sempat membalas ledekan lawan mainku itu.

    Aku mengambil kacamata hitam dan wig pendekku. Aku mematut diriku di cermin. Ah, aku masih terlihat seperti Park Bo Young. Aku menggigit bibir lalu membuka lemariku dan meraih salah satu hoodieku yang berwarna abu – abu. Oke, wig pendek, kacamata hitam, tanktop putih didalam hoodie abu – abu, hot pants dan sepatu kets, yah tidak buruk sekalipun aku terlihat seperti remaja berusia tujuh belas tahun bukannya wanita dewasa berusia dua puluh tiga tahun. Setidaknya sekarang aku tidak akan dikenali siapapun.
    Aku berjalan mengendap – ngendap tanpa sepengetahuan manajerku. Dia akan memarahiku jika tidak menghabiskan waktuku dengan istirahat karena jadwal syutingku masih padat untuk beberapa hari ke depan dan bukannya berjalan – jalan di waktu malam. Aku menyetop taksi lalu menyebutkan tujuanku pada sang supir. Aku tersenyum membayangkan bisa melihatnya lagi malam ini. Membayangkannya saja sudah membuat hatiku membuncah. Aku turun dari taksi dengan terburu – buru dan melihat temanku sewaktu SMA tengah berdiri menungguku. Aku berlari menghampirinya.
    “Dam Bi-ya ini aku,” ujarku dengan suara pelan.
    Yoo Dam Bi mengamatiku lalu menggelengkan kepalanya.
    “kalau aku tidak memaklumi alasanmu berpakaian seperti ini aku pasti ogah menemanimu,”
    Aku hanya nyengir.
    “ayo masuk,” kataku menyeretnya.
    “kau bisa menemui mereka dibackstage dengan statusmu,”
    “manajerku akan menghabisiku jika tahu hal yang kulakukan sekarang, jadwalku tidak memungkinkan, aku pergi saja karena aku berhasil lolos dari pengamatannya,” ujarku.
    “kalau begitu kenapa kau tidak menemuinya saat kau tidak sesibuk sekarang?”
    “aku ingin sih tapi—”
    “ya?”
    “aku takut,”
    “takut?”
    “aku takut dengan reaksiku sendiri saat bertatap muka langsung dengannya,” ujarku malu.
    “yah dia akan maklum karena kau kan penggemarnya,”
    “nah itu dia, dia akan melihatku sebagai penggemar bukan perempuan,”
    “impianmu terlalu besar, Young,” kata Dam Bi tak habis pikir.
    “tidak ada yang pernah salah dengan bermimpi,” balasku kesal.
    Tepat saat itu Dam Bi menemukan kursi yang kosong yang berada didepan dekat stage. Aku duduk disebelahnya. Kami dan penggemarnya yang lain memperhatikan dia dan dan rekannya yang tengah rehearsal. Seperti biasa jiwaku selalu terpusat ke arahnya jika dia berada disekitarku.
    “dia tampan ya,” ujar Dam Bi.
    Aku bahkan bisa merasakan Dam Bi terpesona dan senyuman terkembang dari nada suaranya.
    “selalu tampan,” kataku masih tak melepaskan pandangan darinya.
    Tampan hanya salah satu daya tariknya. Aku lebih terpesona saat dia tersenyum. Senyumnya sangat manis mengingatkanku pada musim semi yang indah. Dia juga berkarisma terlebih saat diatas panggung. Suaranya pun lembut dan dilain waktu lantang membuat semua orang bisa terpusat padanya. Dan aku adalah salah satu buktinya. Dan begitu penampilan mereka benar – benar dimulai setelah sebelumnya rehearsal, teriakan penonton langsung memenuhi gedung. Penonton bernyanyi bersama mereka begitupun aku.

    Kami keluar dari gedung studio televisi begitu pertunjukkan usai. Hanya saja perhatianku teralih saat melihatnya dan rekannya masuk ke dalam van. Sekalipun dia menyamarkan penampilannya aku masih bisa mengenalinya karena aku mengenal bahasa tubuhnya.
    “mereka masuk van putih itu,” kataku pada Dam Bi dengan suara pelan.
    “siapa?”
    “suamiku,”
    “changmin oppa?”
    Aku mengangguk lalu berjalan ke arah van itu.
    “kau mau kemana?” tanya Dam Bi.
    Tepat saat itu taksi muncul dihadapanku.
    “Young-ah, kau gila ya?”
    Aku hanya nyengir lalu masuk kedalam taksi dan berinisiatif untuk mengikuti van putih itu.

    Awalnya van itu berhenti dikediaman Yun Ho Oppa lalu akhirnya selang beberapa menit van itu berhenti di rumah Chang Min Oppa. Begitu Chang Min Oppa turun dari vannya dia mendapati fans – fansnya tengah menunggunya. Aku menurunkan kaca jendela taksi dan mendapati Chang Min Oppa yang sekarang tersenyum ramah menatap mereka semua.
    “terima kasih kalian sudah kemari, tapi Oppa hari ini sangat lelah dan ingin istirahat kalian sebaiknya pulang dan datang besok saja. Ini sudah malam, orang tua kalian pasti mencemaskan kalian,”
    Chang Min Oppa berjalan menembus kerumunan dan berjalan memasuki rumahnya. Dia membuka pagar rumahnya lalu tersenyum ramah dan melambai pada fansnya.
    “Agasshi tidak turun?” tanya supir taksi padaku.
    “sebentar lagi,” ujarku pada supir tanpa mengalihkan pandanganku pada Chang Min Oppa.
    Aku mengamati sebagian dari fans – fans itu pergi sebagian lagi bertahan. Aku memutuskan turun beberapa menit setelah Chang Min Oppa masuk. Aku menatap kediaman laki – laki yang kukagumi itu. Rumahnya bahkan terasa seperti pemiliknya. Rumah itu terasa hangat. Aku merasakan air menetes di telapak tanganku. Aku menengedah ke atas langit. Lalu rambutku juga ditetesi air. Berikutnya gerimis benar – benar turun dan dengan hitungan waktu berubah menjadi hujan yang deras. Aku dan beberapa fans Chang Min Oppa yang lain mencoba berlindung. Beberapa dari mereka menuju mobil untuk berlindung dan sebagian lagi berlarian ke segala arah. Aku menatap arlojiku yang tahan air. Sudah pukul 12 malam. Hanya kurang dari lima orang yang masih bertahan di sekitar kediaman rumah Chang Min Oppa termasuk aku. Aku merapatkan hoodieku dan mengutuk diriku sendiri karena memakai hot pants karena sudah jelas sekarang aku menggigil kedinginan.

    - Shim Chang Min -
    Aku meletakkan mantelku dan berselonjor disofa. Aku menatap kaki kananku dan menarik nafas. Tadi aku benar – benar menari kelewat semangat menari dan semangat itu tidak bisa menyeimbangi kekuatan tubuh yang kupunya. Aku harap kakiku tidak cedera. Kuambil tas ranselku dan ku raih beberapa jarum akupuntur lalu menusuknya di titik pusat dekat pergelangan kakiku. Aku meraih manga bleachku yang terletak di meja dan mulai membaca. Aku baru mulai membuka halaman ketika kulihat hujan deras turun dari jendela rumahku. Apa mereka masih ada diluar? Kadang – kadang mereka sangat keterlaluan pada diri mereka sendiri hingga tidak mempedulikan keselamatan ataupun kesehatan mereka demi diriku atau Yun Ho Hyung.
    Beberapa dari mereka kadang bertindak keterlaluan tapi sebagian dari mereka juga begitu mencintai kami lebih dari diri mereka sendiri. Dan siapa akhirnya yang tidak bisa peduli? Jika kita dicintai sebesar itu dan setulus itu? karena aku juga mencintai mereka sebesar mencintaiku. Aku benar – benar ingin keluar dan memastikan keadaan mereka tapi kakiku masih nyeri. Aku berusaha untuk bersabar. Jika aku memaksakan diri maka aku akan cedera dan itu akan berdampak pada seluruh jadwal yang sudah disusun dari jauh – jauh hari. Baiklah aku akan menunggu, jika setengah jam dari sekarang masih juga hujan aku akan mengecek keadaan diluar.
    Aku mengambil sesuatu yang mengganjal disaku belakang celana jinsku. Aku tersenyum saat membuka dompetku ketika melihat isinya. Foto kami berlima Jae Joong, Yun Ho, Yoo Chun, Jun Su Hyung dan aku yang tersenyum menatap kamera. Ada rasa nyeri yang menyelip dihatiku melihat fans yang menginginkan kami seperti dulu. Dan aku pun masih merindukan mereka bertiga. Sangat.
    Aku menatap jam sudah berlalu sepuluh menit, tapi rasanya lama sekali dan hujan belum juga berhenti. Aku mencabut pelan jarum akupuntur itu dari kakiku dan mulai menggerakkan kakiku. Hampir baikan, pikirku. Lima menit, pikirku. Aku akan menunggu lima menit lagi. Jemariku bergerak tidak sabaran. Lima menit rasanya lama sekali. Dan begitu sudah lima menit, aku berjalan kepintu depan sambil meraih payung lalu berjalan keluar rumah. Ini sudah jam setengah satu dini hari. Aku membuka pintu pagarku dengan perlahan. Aku menghela nafas lega saat tidak melihat siapapun. Ternyata mereka cukup peduli dengan diri mereka sendiri. Aku baru saja ingin menutup pintu pagar ketika aku merasakan sesuatu yang berat menyentuh kakiku. Aku menatap ke bawah dan melihat perempuan tergeletak pingsan. Kacamata hitamnya miring sebelah dan wajahnya terlihat tidak asing.
    Aku berjongkok dan menggoyangkan tubuhnya berusaha membangunkannya.
    “Yaa, No kwenchanha?” tanyaku cemas, “Yaaaa!”
    “Oppa,” ujarnya pelan dengan mata sedikit terbuka.
    Matanya tertutup kembali. Gawat, dia benar – benar pingsan. Aku menutup payungku dan mengangkat tubuhnya dengan berlari menembus hujan. Aku membuka pintu rumahku dan berjalan ke kamar tamu lalu meletakkan tubuhnya dikasur. Tepat saat itu sesuatu terjatuh dari kepalanya. Wig. Aku membaringkan tubuhnya dan membuka kacamata hitamnya. Aku terhenyak saat menyadari siapa perempuan yang terbaring pingsan dikamar tamuku ini. Park Bo Young.

    enjoy reading~~:ogcute:
     
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. AlbertJEEY Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Aug 11, 2012
    Messages:
    17
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +16 / -0
    Wah, fanfic Kpop ya? Hha.

    Bisa tolong sertakan salah satu member Wonder Girls gak?

    :peace:
     
  4. lovelygie Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jul 13, 2012
    Messages:
    87
    Trophy Points:
    52
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +881 / -0
    ok...masih proses nih...:suling:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.