1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Cerpen Waktu - Antara Aku dan Kamu

Discussion in 'Fiction' started by Yoviano, Dec 16, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    Aku sangat menikmati saat seperti ini, duduk di teras berdua sambil menikmati secangkir teh buatannya. Suasana sore ini hangat, sehangat teh yang dia buat. Berdua kita memandang senja yang semakin turun hingga garis malam semakin jelas. Beberapa kali kita saling tersenyum dan tertawa bersama, mengulang masa-masa saat pertama kali bertemu. Saat-saat seperti ini adalah saat yang paling aku senangi, merasakan kebahagiaan di dalam senyuman juga hati. Sejenak aku berbicara padanya mengenai masa lalu, mengenai kisah kita dulu.

    Pagi ini aku sudah bersiap untuk pergi ke Sarangan, sebuah kota kecil yang terletak di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah, kota dengan telaga dan udaranya yang sejuk khas pedesaan. Ya, sebuah desa, sebab mulai besok aku akan praktek kerja sosial di sebuah puskesmas di sana. Aku seorang dokter muda, namaku Deny, peraturanlah yang mengharuskan setiap dokter muda menjalani praktek kerja sebelum bisa membuka tempat praktek sendiri. Dari Surabaya aku berangkat naik bus, perjalanannya cukup lama dan membosankan, sepanjang jalan hanya didominasi oleh pedesaan dan hamparan sawah.

    Badanku serasa mau rontok, pegal-pegal sehabis perjalanan panjang selama 8 jam ini, akhirnya sampailah äкu di dekat jalan utama depan telaga, sempat terkejut dengan udaranya yang masih sangat segar dan sejuk, sangat berbeda dengan hawa perkotaan yang padat. Aku turun di sini karena aku belum mendapat tempat tinggal, yah sekalian melemaskan otot aku mulai berjalan mencari tempat tinggal sementara. Beberapa penginapan sederhana kusinggahi, namun jawaban yang kudapat selalu mengecewakan. Sulit memang mencari tempat tinggal semacam kos di sini, tinggal selama 6 bulan di penginapan harian rasanya akan sangat mahal. Aku mulai menyerah dan pasrah, sehingga aku memutuskan untuk datang langsung ke puskesmas, mengamati lokasi kerja dan beramah tamah dengan pegawai di sana.

    Tak begitu lama aku berjalan, akhirnya kutemukan sebuah puskesmas berdinding kayu bercat putih yang indah. Cukup mudah menemukan puskesmas ini, letaknya di bagian barat telaga, puskesmas sederhana dengan pemandangan indah menghadap ke telaga. Aku mulai menyapa orang-orang di sana dan bertemu dengan pimpinan puskesmas, seorang pria tengah baya dengan gelar dokter yang diperolehnya sekitar tahun 60’an. Namanya Budihardjo Soesanto, semua orang di sini memanggilnya dr.Budi. Setelah perkenalan singkat, beliau menceritakan sebagian kecil kisah hidupnya sebagai dokter kepadaku. Ternyata jalan hidup beliau hampir sama sepertiku, dia mulai datang ke sini ketika menjalani praktek kerja, bedanya hanya beliau berasal dari Jogja. Setelah menyelesaikan praktek kerjanya, beliau justru meminta untuk ditempatkan sebagai dokter di kota kecil ini. Beliau bercerita bahwa ia telah jatuh cinta dengan kota ini, sangat nyaman baginya, meskipun sampai sekarang dia dan keluarga hanya hidup sederhana.

    Sejenak berlalu, aku mulai menanyakan maksudku, bertanya tentang penginapan atau tempat tinggal sementara di sini. Beliau menjawab singkat, jika memang tak ada indekos di sini, beliau justru memintaku tinggal di rumahnya. Aku menerima tawaran beliau, namun dengan satu syarat jika beliau mau menerima uang sewa dariku. Beliau awalnya menolak, namun setelah aku memaksa, diapun mau menerimanya. Sore hari setelah puskesmas tutup sekitar pukul setengah 4 sore, kita pulang menuju rumah beliau.

    Rumahnya cukup dekat, sekitar 5 menit perjalanan dengan berjalan kaki. Rumah yang asri, halamannya luas dengan ditumbuhi banyak tanaman hijau yang sudah tertata rapi. Memasuki rumah, istrinya sudah menunggu dan dengan segera menghampiri beliau guna membawakan tas kerjanya. Sesaat kemudian kami sudah ada di ruang tamu, aku mengobrol dengan beliau sementara istrinya menyiapkan kamar guna tempat tidurku, benar-benar keluarga yang sempurna pikirku. Tak lama aku sudah dipersilahkan oleh beliau untuk mandi dan beristirahat karena kamar untukku sudah siap.

    Keluar dari kamar mandi, aku terkejut dengan sosok wanita muda yang sedang berdiri di depanku, parasnya cantik, berhidung mancung dengan kulit kuning langsat serta rambut hitam lurus layaknya bidadari. Dia pun tertegun, hanya terdiam, hingga akhirnya aku memperkenalkan diriku padanya dan pembicaraan singkatpun mengalir, namanya Dina, yang ternyata adalah anak dari dr.Budi. Sejenak kemudian aku pun kembali masuk ke kamarku, perasaan terkejut tadi masih tinggal, perasaan seperti terkena arus listrik yang membuat hatiku masih berdetak tak beraturan. Aku tak bodoh atas perasaanku, aku tahu saat itu aku telah jatuh cinta, jatuh cinta pada pandangan pertama yang ternyata itu nyata.

    Setelah merapikan pakaian dan memindahkannya dalam lemari, aku pun keluar dari kamar. Dr.Budi beserta istri dan anaknya sudah berada di ruang tamu, mereka sudah menungguku untuk makan bersama. Di meja makan bundar yang terbuat dari kayu sudah tersaji beberapa makanan, sup ayam, telur, tempe dan tahu, semuanya enak sekali. Setelah selesai makan, aku meminta izin kepada dr.Budi untuk keluar sejenak mengamati dan menikmati kota Sarangan ini, namun dr. Budi meminta Dina untuk menemaniku, takut kalau aku tersesat kata beliau, aku pun hanya terdiam sambil tersenyum.

    Waktu tepat menunjukkan pukul 7 malam waktu aku dan Dina meninggalkan rumah. Malam itu dingin, bahkan aku perlu menggunakan jaket. Sambil berjalan, kita mengobrol tentang macam-macam hal, tentang dirinya, diriku, kota Sarangan juga Surabaya. Ternyata Dina masih SMA kelas 3, sebentar lagi dia lulus, namun dia tak melanjutkan ke jenjang kuliah karena keterbatasan dana. Dina ternyata tipe wanita yang kusuka, dia lugu, baik, halus dalam bertutur kata, sosok wanita idaman semua pria. Malam yang sangat indah, dan begitulah awal cerita cinta kita bermula.

    Sejak malam itu, hubunganku dengan Dina semakin lama semakin dekat. Setiap pagi sebelum berangkat ke puskesmas dia selalu membuatkanku segelas teh hangat. Siang hari dia juga mengirimkan makan siang untuk aku dan ayahnya sepulang dia bersekolah. Selama 6 bulan aku di sana, dia selalu melakukan itu, sungguh perhatian yang takkan pernah kulupakan. Pernah sesekali dia terlambat mengirimkan makan siang, dia selalu menitikkan air mata sambil meminta maaf padaku juga ayahnya, padahal sebenarnya kita merasa tak apa. Hampir setiap malam kita selalu bersama, entah berjalan atau mengobrol di teras rumah sambil menikmati teh hangat buatannya. Bercengkrama dengannya di malam hari sangat nyaman, menggandeng tangannya di bawah sinar rembulan sangat menawan.

    Rasa diantara kita sudah nyata, aku dan dia saling jatuh cinta. Lambat laun orangtuanya pun mengetahui hubungan kita, dan mereka merestuinya. Hubungan kami berjalan sangat baik, tak pernah diantara kami ada pertengkaran, semua masalah selalu kita selesaikan dengan kesabaran dan senyuman. Kita saling mengasihi dan Tuhan memelihara kasih diantara kita berdua. Hubungan kita juga selalu romantis, sering diriku membingkai perbuatanku dengan keromantisan, dia menyambutnya puitis bahkan kata yang terbingkai nada mengalun pelan dari mulut kita, sungguh indah hubungan cinta.

    6 bulan bersama telah berlalu, aku kembali ke kotaku. Di dekat gerbong kereta, aku memeluknya erat, tak sanggup aku berpisah darinya, dia pun merasakan sama. Sesaknya dada ini saat tanganku melepas gengamannya, aku berpisah dengannya, kukatakan padanya ini hanya sementara, namun ia masih menangis. “Tubuhku mungkin jauh darimu sayang, tapi jiwa ini tidak, ia tetap tinggal bersamamu selama kita memandang langit yang sama.”


    Setelah aku resmi menjadi dokter, aku mengajukan praktek di kota Sarangan, di kota indah dan nyaman saat cintaku menemukan tambatan. 20 November 1972 aku menikahinya, Dina, wanita yang selama ini membelengguku dalam cinta, membelengguku dalam bahagia. Kita tinggal di sebuah rumah tua menghadap telaga, yang paling kita suka adalah sebuah teras yang cukup luas, tempat favorite kita untuk menghabiskan waktu santai bersama, tempat waktu cinta bermula, tempat waktu kita akan menua, itu janjiku padanya.

    Sekarang kita sudah menua, tinggal berdua di kota tercinta. Umurku sudah 72 tahun, sementara Dina berumur 67 tahun, kita mempunyai 2 orang putri dan 5 orang cucu, kedua putri kami sudah berkeluarga, Natalia, putri pertama kita tinggal di Jakarta, sementara Theresia, putri kedua tinggal di Surabaya.

    Terlalu hanyut dalam bercerita, langit ternyata sudah gelap, udara yang dingin sudah menusuk kulit kami yang tipis ini, tanda sudah saatnya bagi kami tuk masuk ke dalam rumah. Dengan pelan kita berjalan, tubuhnya mulai ringkih, tubuhku pun tak sekuat dulu lagi, kita berjalan bersama, kupegang pinggangnya dengan tangan kananku sementara tangan kiriku menopang pada sebuah tongkat kayu. Seperti biasa kukecup keningnya terlebih dahulu sebelum kita terlelap oleh gelap. Mengenang masa lalu adalah hal yang indah bagi kita, semoga kita bisa selamanya saling bersama.

    Esok hari kubuka mata, tak biasanya Dina, istriku masih tertidur di sebelahku. Tidurnya sangat pulas, senyum menghiasai wajahnya. Aku beranjak bangun dari tempat tidur dan sengaja tak membangunkannya. Setelah kembali dari kamar mandi, mulai kugoyangkan badannya sambil kupanggil namanya, sekali ia tak menjawab, kedua kali kupanggil dan kugoyangkan badannya lebih keras, namun ia tetap diam. Aku panik, kupegang nadinya tak berdenyut, kucari nafasnya namun tanganku tak merasa. Dia telah tiada, meninggalkanku selamanya.


    Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
    Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
    dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi,
    aku sangat tahu itu.
    Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
    adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,
    lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,
    hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

    Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
    Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
    pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
    aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

    Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
    tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
    Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
    kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

    Selamat jalan,
    Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku.

    Puisi : - BJ.Habibie

    ☺♥☻​
     
    • Like Like x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    Thx buat yang udah mampir... salam kenal..
    saya baru di sini :)
     
  4. aden180 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Dec 3, 2012
    Messages:
    19
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +1 / -0
    saya suka karya anda....^^
    tetaplah berkarya..^^
     
  5. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    thx :) segera saya post cerpen berikutnya...
     
  6. kojeck666 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Apr 16, 2011
    Messages:
    27
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +3 / -0
    lumayan juga ceritanya..
     
  7. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0

    Terima kasih :)
     
  8. masteralgorithm Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 22, 2010
    Messages:
    17
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +1 / -0
    Wah mantap sekali. Teruslah berkarya. ^_^
     
  9. INTERNETS M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jun 30, 2011
    Messages:
    3,135
    Trophy Points:
    177
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +1,651 / -1
    itu yang di atas beneran puisi dari bj habibie.....?
    keren gitu pusinya.....
     
    • Like Like x 1
  10. zoldik9 Members

    Offline

    Joined:
    Sep 25, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +0 / -0
    storyline nya bagus kk, demen dah baca jadi gak sia" 10 menit nangkring di sini
     
  11. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    Thanks kawan :)

    Sumber sih dari internet, jadi masih diragukan siapa author sebenarnya, tapi sejauh yg dibaca di internet memang itu puisi beliau :)
     
    Last edited: Feb 5, 2013
  12. Yoviano Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Nov 13, 2012
    Messages:
    34
    Trophy Points:
    7
    Ratings:
    +18 / -0
    Thanks kk.. Tulisan lainnya atau next mampir jg yah.. :)
    thx jg buat yang udah klik say thanks & kasih reputation.. :)
     
  13. serafim M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Aug 9, 2012
    Messages:
    1,244
    Trophy Points:
    127
    Ratings:
    +874 / -1
    ceritanya bagus tapi coba klo ada sedikit konflik pasti akan lebih menarik (cuma sekedar saran sih :peace:)

    eniwei kisah cinta ini mulus banget ya...andai aja bisa terjadi di dunia nyata

    -----------

    komen nggak penting :
    danau sarangan = danau cinta, soalnya bahasa koreanya cinta = sarangan :XD:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.