1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

Fauna RIMBA TAPIR ASIA (Tapirus Indicus)

Discussion in 'Flora dan Fauna' started by florafauna, Nov 18, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. florafauna Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +92 / -0
    RIMBA TAPIR ASIA (Tapirus Indicus)

    [​IMG]


    Tapir Asia (Tapirus indicus) atau di Indonesia biasa disebut Tapir, merupakan Satu dari empat spesies tapir yang ada di dunia. Dibandingkan dengan spesies Tapir lainnya Tapir Asia memiliki ukuran tubuh yang paling besar. Satwa yang oleh IUCN digolongkan berstatus “endangered” dan merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 ini dapat ditemukan di Indonesia (Sumatera), Malaysia, Myanmar dan Thailand.

    Binatang yang mempunyai nama ilmiah Tapirus indicus ini oleh masyarakat Sumatera sering disebut sebagai “tenuk or seladang”, “gindol”, “babi alu”, “kuda ayer”, “kuda rimbu”, “kuda arau”, “marba”, “cipan”, dan “sipan”. Sedang dalam bahasa inggris disebut sebagai Asian Tapir, Indian Tapir, Malayan Tapir, Malay Tapir.

    Satwa dari ordo Perrisodactyla (hewan berkuku ganjil) ini mempunyai ciri khas berupa “pelana” berwarna terang dari bahu hingga pantat. Bulu-bulu di bagian lain tubuhnya berwarna hitam kecuali ujung telinganya yang berwarna putih seperti jenis tapir lain. Pola warna ini berguna untuk kamuflase sehingga binatang lain mengiranya sebagai batu besar dan bukannya mangsa saat tapir ini berbaring atau tidur.

    Tapir Asia (Tapirus indicus) mempunyai tinggi antara 90 hingga 107 cm dengan panjang antara 180 cm hingga 240 cm. Beratnya berkisar antara 250 hingga 320 kg. Tapir betina biasanya lebih besar daripada tapir jantan. Seperti jenis Tapir lain ekornya pendek gemuk serta belalai (moncong) yang panjang dan lentur. Di tiap kaki depanya terdapat empat kuku dan di tiap kaki belakangnya ada tiga kuku. Indera penglihatan Tapir Asia agak buruk namun indera pendengarannya dan penciuman tajam.

    Tapir Asia (Tapirus indicus) adalah binatang herbivora, makanan utamanya adalah rumput, daun, pucuk daun, dan buah dari semak yang tumbuhnya rendah. Mereka dapat hidup hingga 30 tahun. betina mencapai dewasan untuk mulai berkembang biak pada umur 3-4 tahun. Masa menyusui antara 390-395 hari dan biasanya melahirken satu ekor anak, sangat jarang melahirkan kembar. Tapir yang baru lahir terlihat sangat berbeda dengan yang dewasa. Warna kulit coklat kemerahan diselingi dengan garis-garis dan bulatan putih.

    Tapir Asia terdapat di Thailand, Myanmar, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, Tapir hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatera. Populasinya tidak diketahui pasti, namun diperkirakan di seluruh dunia sekitar 1.500-2.000 ekor. IUCN Red List sejak tahun 2002 memasukkan Tapir Asia dalam kategori “Endangered” atau “Genting” sebagaimana Orangutan, Banteng dan Anoa.

    Ancaman utama terhadap Tapir adalah berkurangnya habitat akibat kebakaran hutan dan penggundulan hutan. Sebagian besar hutan yang menjadi habitat Tapir Asia di Sumatera telah menjadi perkebunan kelapa sawit. Karena itu, berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999, Tapir Asia termasuk salah satu binatang langka yang dilindungi di Indonesia.

    Fakta-fakta unik tentang Tapir Asia:

    • Pola warna hitam dan putih pada Tapir Asia dipercayai berguna untuk kamuflase. Binatang lain mungkin mengiranya batu besar dan bukannya mangsa saat tapir ini berbaring atau tidur.
    • Tapir yang baru lahir terlihat sangat berbeda daripada dewasa, dengan warna kulit coklat kemerahan diselingi dengan garis-garis dan bulatan putih, yang dapat menjadi kamuflase baik dari predator.
    • Tapir merupakan perenang yang sangat baik dan dapat tinggal di air selama berberapa menit untuk menghindari predator.
    • Tapir mampu memancat tebing-tebing curam dengan lincah.
    • Tapir menandai daerah teritorialnya dengan urine.
    • Jika meliahat bentuk moncongnya yang panjang, mungkin tapir akan dianggap berkerabat dekat dengan babi, padahal tapir berkerabat dengan kuda dan badak.

    Selain Tapir Asia (Tapirus indicus) di dunia terdapat tiga spesies Tapir lainnya yaitu Tapir Brazil (Tapirus terrestris), Tapir Gunung (Tapirus pinchaque), dan Tapir Amerika (Tapirus bairdii).

    Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Perissodactyla. Famili: Tapiridae. Genus: Tapirus. Spesies: Tapirus indicus.

    Referensi: redlist.org; zipcodezoo.com; Gambar: commons.wikimedia.org; allears.net;



    sumber
     
    Last edited by a moderator: Dec 1, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Zehel M V U

    Offline

    鹿屋基地

    Joined:
    Jan 4, 2012
    Messages:
    7,864
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +13,223 / -1
    ini udah pindahan ya? :bloon:



    [​IMG]

    Fakta-fakta unik tentang Tapir Asia:



    1. Pola warna hitam dan putih pada Tapir Asia dipercayai berguna untuk kamuflase. Binatang lain mungkin mengiranya batu besar dan bukannya mangsa saat tapir ini berbaring atau tidur.
    2. Tapir yang baru lahir terlihat sangat berbeda daripada dewasa, dengan warna kulit coklat kemerahan diselingi dengan garis-garis dan bulatan putih, yang dapat menjadi kamuflase baik dari predator.
    3. Tapir merupakan perenang yang sangat baik dan dapat tinggal di air selama berberapa menit untuk menghindari predator.
    4. Tapir mampu memancat tebing-tebing curam dengan lincah.
    5. Tapir menandai daerah teritorialnya dengan urine.
    6. Jika meliahat bentuk moncongnya yang panjang, mungkin tapir akan dianggap berkerabat dekat dengan babi, padahal tapir berkerabat dengan kuda dan badak.​



     
  4. Zehel M V U

    Offline

    鹿屋基地

    Joined:
    Jan 4, 2012
    Messages:
    7,864
    Trophy Points:
    242
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +13,223 / -1

    Habitat, Pemangsa dan Kerentanan

    [​IMG]



    Dahulu, tapir Asia dapat ditemukan diseluruh hutan hujan dataran rendah di Asia Tenggara termasuk Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar Burma, Thailand, dan Vietnam. Namun populasinya menurun tahun-tahun belakangan ini, dan seperti jenis-jenis tapir lainnya juga terancam kepunahan. Karena ukurannya, tapir memiliki sedikit pemangsa alami, bahkan tapir jarang dimangsa oleh harimau. Ancaman utama bagi tapir Asia adalah kegiatan manusiatermasuk penebangan hutan untuk pertanian, banjir akibat dibendungnya sungai untuk membuat pembangkit listrik tenaga air, dan perdagangan ilegal. Di Thailand, sebagai contoh, penangkapan dan penjualan seekor tapir muda dapat bernilai US$5500. Di daerah seperti Sumatra, dimana populasinya kebanyakan Muslim , tapir jarang diburu untuk dimakan karena kemiripan tubuhnya dengan babi membuat daging tapir tabu, namun di beberapa daerah mereka diburu untuk olahraga atau tidak sengaja tertembak karena dikira binatang lain. Status dilindungi di Thailand, Malaysia dan Indonesia, yang ditujukan pada pembunuhan tapir dengan sengaja tapi tidak ditujukan pada isu hilangnya habitat, telah membatasi pemulihan atau menjaga polulasi tapir.
     
  5. florafauna Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +92 / -0
    Trap, Tags, and Track Tapir

    [​IMG]


    Brazilian Patricia Medici knows how to catch a tapir. Argentinian Juan Pablo Juliá knows how to let one go. Both biologists are involved in projects that aim to better understand this reclusive and strange-looking animal, the largest mammal in Neotropical forests, and save it from extinction.

    Medici and Juliá are studying the lowland tapir (Tapirus terrestris), found in forests from northern Colombia to northern Argentina. An herbivore, it is one of three tapir species native to Latin America -- the largest and rarest tapir species is found in Southeast Asia. Tapirs are the only native American members of Perissodactyla, the ancient order to which horses and rhinoceroses belong. Like their relatives, they are far from dainty, averaging six feet (195 cm) long and three feet (85 cm) high and weighing about 440 pounds (200 kg). At one end of their hefty, rotund bodies are short, stumpy tails and at the other, elongated upper lips that curve down like abbreviated elephant trunks. They use this flexible proboscis as a dining tool, sniffing out and sweeping tasty vegetation and fruits into their mouths.

    Not much is known about tapirs, which move about quietly and at night. They are endangered species because their forest habitats are rapidly being logged and developed; they reproduce slowly, producing just one calf annually; and they are hugely popular game animals. In spite of their large size, they are relatively defenseless and easily tracked down by hunting dogs.

    As Patricia Medici tells it, what's easy for dogs is quite difficult for biologists. She has spent night after night for months, perched on a platform built in the canopy in Morro do Diabo State Park near São Paulo, Brazil, waiting patiently for tapirs that never appeared. She and her team eventually realized that if the animals could smell salt, an irresistible tapir lure, then they could also pick up the pungent odor of treetop biologists. So the scientists moved their platform up higher, out of tapir snout range. Experimentation revealed the best way to trap tapirs -- with pitfalls dug just deep enough to prevent escape but not so deep as to cause injury.

    Medici, who works for a Brazilian nonprofit group called the Institute for Ecological Research, says a trapped tapir is calm and easily jabbed with a tranquilizer dart. After the biologist takes data and attaches a radio collar to the snoozing tapir, she fills in the pitfall, so after awakening, the animal can simply trot away. Then Medici tracks the animal with a radio receiver and maps its movements.

    The trapping and tracking began in 1996 in Morro do Diabo, which holds 86,450 acres (35,000 ha) of protected lowland Atlantic rainforest, one of the most endangered ecosystems on Earth. Just seven percent of this forest habitat remains, and Morro do Diabo is the largest remnant. Medici estimates that there are 400 or so tapirs in the reserve. She and her colleagues have trapped, collared, and tracked 18 tapirs over the past five years and have learned a great deal about their habits and movements.

    Their findings have challenged common assumptions about these secretive animals. Tapirs were long considered to be solitary, but the residents often graze in pairs and not just in the predictable couplings of mother and calf or male and female. Tapirs are most often found near streams or other water sources and were assumed to be fairly sedentary. But the group that Medici tracked turned out to be wide ranging. "We found that they move through the landscapes, leaving the park," she reports. "And they travel rather far, crossing human settlements and visiting other forest fragments."

    To safeguard the tapir population, Medici now wants to map their pathways and promote protection of these trails. The idea is to connect the forest fragments favored by tapirs with corridors that will give the animals safe passage. She calls the tapirs "landscape detectives," since their own movements indicate exactly which forested corridors and remnants need restoration and protection.

    She notes that tapirs are extremely important to the health and biodiversity of tropical forests, because they are among the best agents of seed dispersal. Like other mammals that are herbivores, they lack the enzymes that can digest plant cellulose, so their stomachs have separate chambers where microorganisms live and digest the vegetation. Since this isn't a very efficient system, they must ingest large quantities of plants and fruits for sufficient energy, and then, throughout their range, expel copious amounts of droppings, which are loaded with seeds and other undigested material. Seeds dropped by roaming tapirs grow into the same plants and trees that provide future tapirs - and of course, many other animals -- with future meals and shelter. "Morro do Diabo would be a very different forest if we didn't have tapirs," Medici acknowledges.

    Tapirs disappeared from the forests of Tucumán province, in northwestern Argentina, some 60 years ago, victims of hunters and habitat loss. But Tucumán National University researchers have ambitious plans to reintroduce tapirs in two university-owned reserves.

    Biologist Juan Pablo Juliá explains that the university maintains a semi-captive breeding group of seven tapirs in 494-acre (200 ha) Horco Molle Experimental Reserve. The animals are extremely popular with visitors, and so serve as important environmental education ambassadors.

    The University's "Project Tapir" would add wild tapirs to the enclosure in Horco Molle and over three years gradually release them into the wild. While Horco Molle is relatively small, the university also owns the nearby Sierra de San Javier Reserve, which holds 34,580 acres (14,000 ha). All that's needed are forested corridors to connect the two reserves with others in the region.

    "We think the tapirs can be flagship species," Juliá says. "We can use the tapirs to change attitudes among local residents, mobilize them to support our project, and help us establish and conserve the corridors between the two reserves."

    He recognizes that initiatives to introduce wild animals to former habitat are often criticized, since they are expensive and often unsuccessful. "I think these criticisms are valid," he responds, "but it's a fallacy to believe that the only measure of success or failure of such a project is whether a viable population is established. You have to also consider the secondary objectives: environmental education, changed public attitudes, and conservation of areas associated with the charismatic species you are trying to introduce."

    Illegal logging and poaching are not uncommon in Tucumán, so a decrease in these activities would be one measure of project success, he notes, adding that if Project Tapir could change public attitudes, that would be an even more significant accomplishment than a reestablished wild tapir population.

    In early November, Juliá and Medici traded tapir facts and figures at a weeklong conference held in Costa Rica. The First International Tapir Symposium was sponsored by the Tapir Specialist Group of the World Conservation Union, the American Zoo and Aquarium Association, the Tapir Preservation Fund and other conservation groups, zoos, and foundations. The participating scientists are working on a conservation and management plan to save all four species of these hoofed forest vegetarians.


    sumber

    :tkp3:
     
  6. naga_sari M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Nov 22, 2011
    Messages:
    4,253
    Trophy Points:
    292
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +65,605 / -0



    Baku, Hewan Mitologi Jepang yang mirip Tapir


    [​IMG]

    Secara sekilas hewan ini tampak seperti seekor Tapir (yang secara bukan kebetulan tapir dalam bahasa jepang juga disebut Baku) mahluk gempal ini memiliki hidung berbelalai seperti gajah dan ia adalah pemakan yang rakus terhadap mimpi-mimpi manusia.
    Oleh sebab itu jika orang Jepang mengalami mimpi buruk mereka akan berkata "Saya akan memberikan mimpi tersebut untuk mu Baku!" maka mereka percaya bahwa mereka tidak akan mengalami mimpi buruk lagi. Mahluk Baku ini biasa dijumpai di kuil Buddha di Jepang dan terletak di atap dari bangunan kuil tersebut.


    Sumber



    Mungkin ini yg menyebabkan Tapir dianggap sebagai Dream Eater... :iii:
     
  7. florafauna Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +92 / -0
    kapan MVU-nya :tolong:

    ___________

    Mario Balotelli Dihadiahi Tapir Emas

    [​IMG]

    Televisi Italia memberikan sebuah penghargaan sindiran kepada Mario Balotelli atas ulahnya di dalam dan luar lapangan. Balotelli memang kerap menghiasi media massa di Inggris dan Italia, bukan hanya karena performa apiknya di lapangan, tapi juga aksi kontroversial di dalam dan luar lapangan.

    Salah satu televisi Italia pun memberikan penghargaan secara khusus kepada Balotelli, yang berbentuk 'Tapir Emas'.

    Balotelli sendiri menerima penghargaan tersebut dengan gembira dan tetap menunjukkan selera humornya dan tidak menunjukkan kesan perasaannya tersinggung.

    Adapun penghargaan 'Tapir Emas' diberikan salah satu stasiun televisi di Italia kepada selebritas asal Italia yang terlalu sering menunjukkan sikap tak pantas di publik.



    Ternyata Tapir menjadi bahan olok-olok di Italia :sedih1:
     
  8. florafauna Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +92 / -0
    MOST EXPENSIVE MALAYSIA COMMEMORATIVE COIN

    [​IMG]

    Congratulation to Dickson Niew for winning a Malaysia RM500 Cipan (Malayan Tapir) Conservation Proof 1976 gold coin (KN6) graded PCGS PR69 DCAM with a realized price of SD6400 at Monetarium Auction in Singapore on 26-10-2012. The coin he won is the most expensive Malaysia commemorative coin won in auction. The total price for the coin including 15% auction premium will be approximately RM18,403. The highest price paid so far in auction for any Malaysia commemorative coin or Malaysia gold coin. Some people were saying that the price is still lower then Malaysia market price since it is very hard nowadays to find RM500 Tapir gold coin and the PGCS PR69 grade for that coin.

    Technical Specifications:
    Face value: RM500
    Alloy: Gold .900 proof
    Diameter: 34mm
    Weight: 33.437g
    Thickness: 2.6mm
    Mintage: 508 pieces

    In 1975-1976 the Royal Mint UK together with the WWF (World Wildlife Fund) and IUCNNR (World Wildlife Fund, and the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) issued a 12 pieces collection of silver proof coins, two each from from six different countries (Malaysia, Mongolia, Pakistan, Sudan, Venezuela & Zaire). In 1974-1976, 24 countries mint 1 gold and 2 silver coins (In total 24 gold coins & 48 silver coins) for Wildlife conservation series with each coin featuring an endangered species from that country. The countries that were invited to issued conservation coins: Afghanistan, Botswana, Colombia, Costa Rica, Ethiopia, Fiji, Falkland Islands, Gambia, Indonesia, Jordan, Malawi, Malaysia, Mauritius, Mongolia, Nepal, Oman, Pakistan, Seychelles, Sudan, Tanzania, Thailand, Venezuela, Zaire and Zambia.


    Di Malaysia malah jadi koin termahal :sepi:
     
  9. florafauna Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 14, 2012
    Messages:
    16
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +92 / -0
    TAPIR MALAYSIA HIDUP BERPINDAH TEMPAT.

    Tapir adalah salah satu binatang yang paling aneh tampilannya di dunia. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia. Demikian gambaran Tapir sebagaimana dilansir Kompas dari Situs GeoWeek seputar keanehan bentuk fisik binatang ini.

    Tiga dari empat spesies Tapir yang ada di dunia hidup di Amerika Selatan, sedangkan spesies keempat hanya ditemukan di hutan-hutan tropis di Asia Tenggara, khususnya di Malaysia. Disebutkan bahwa Tapir Malaysia sulit diteliti sehingga sampai dengan tahun 2002 hanya ada satu penelitian ilmiah tentang binatang herbivora yang pemalu ini. Proyek Konservasi Tapir Malaysia yang dimulai tahun 2002 oleh Kebun Binatang Kopenhagen telah melakukan serangkaian penelitian dan pengamatan binatang ini, dimana hasilnya telah mengubah pandangan yang ada tentang binatang yang satu ini.

    Dengan menggunakan kamera jarak jauh yang ditempelkan pada alat penyensor gerakan yang dilekatkan pada Tapir, para peneliti telah merevisi angka populasi Tapir. Meski diyakini bahwa populasi Tapir telah stabil, data menunjukkan bahwa populasi Tapir Malaysia di seluruh Asia Tenggara tak lebih dari 1500 sampai 2000 ekor. Tapir berbadan besar dengan berat badan rata-rata 650 kilogram. Jangkauan jelajah Tapir sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang kaya garam mineral.

    Tapir-tapir ini juga suka berkelana mencari daun-daunan, buah-buahan dan ranting pohon. Ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup Tapir Malaysia adalah pembalakan liar dan penggundulan hutan tropis yang ditujukan untuk perluasan areal perkebunan kelapa sawit. Proyek Konservasi Tapir Malaysia berharap upaya mereka dapat membuat masyarakat lebih mengerti mengenai mahkluk unik yang satu ini dan tentu saja mampu melestarikan keberadaannya agar tidak punah ditelan jaman.

    Sumber : GeoWeek.


    sumber

    :lalala:




    Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia.

    Babi + Badak + Trenggiling + Burung = Tapir :facepalm:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.