OriFic B.O.R-Neo

Misi kk dan cc forum fiction
biasanya saya cuman lewat baca - baca aja
sekarang memberanikan diri buat coba nulis disini,,,
mohon kritikan pedasnya yah...


INDEX :

 

Spoiler: PROLOG

“Akhirnya, dengan ini keinginan fraternity dapat terlaksana” kata suara yang terdengar serak di ujung telepon sana.

“Terima kasih Pak. Ini semua berkat bantuan dari fraternity dan perusahaan Bapak” ujar Abdul, sang penerima telepon dengan suara tegas.

“Lanjutkan rencana kita ke tahap ketiga,…” telepon pun terputus.

“Hahahaha” Abdul tertawa lantang “Dengan ini tidak akan ada lagi yang berani melawanku”

“Carlos, kau tahu kan apa yang harus kau lakukan?”

“Beres Pak” sahut pria yang dipanggil Carlos itu dari balik sudut ruangan yang remang-remang.

Carlos pun berdiri dari tempat duduknya, lalu dia keluar dari ruangan remang-remang tersebut melalui pintu yang tampak kokoh. Dia berjalan melewati koridor yang dingin dengan tergesa-gesa.

Tepat di depan pintu bertuliskan control room Carlos berhenti, dia lalu masuk kedalam ruangan tersebut. Ruangan itu kosong, tidak ada orang didalamnya. Di sudut kanan ruangan terdapat semacam super komputer, Carlos mengambil sebuah koper dari besi yang terletak disana, lalu mulai mengutak-atik super komputer tersebut.

Di layar muncul tulisan “WARNING” “SELF DESTRUCTION IN 45 MINUTE”. Hitungan mundur mulai berjalan. Carlos mencabut satu hard disk dari dalam super komputer lalu memasukannya ke dalam koper besi.

Carlos bergegas menuju ke ruangan pertama. Di sana Abdul sudah bersiap dengan koper berwarna hitam.

Abdul tersenyum kepada Carlos, kemudian mereka berdua naik lift menuju lantai paling atas gedung. Disana sudah menunggu helikopter berserta pilotnya. Abdul dan Carlos langsung menaiki helikopter.

“Vera, kita langsung menuju ke rendezvous point yang sudah ditetapkan” kata Abdul kepada pilot perempuan itu. Vera lalu mengangguk tanda mengerti, dia segera menerbangkan helikopter melewati kepekatan gelap malam itu.

Seiring helikopter itu mulai menjauh, dan semakin menjauh melewati kegelapan malam, semakin tidak terdengar lagi suara di sekitar gedung.

Tak selang berapa lama, terdengar puluhan hingga ratusan teriakan kesakitan dari dalam gedung tersebut. Lalu di balik pekatnya gelap malam yang semakin larut, suasana kembali sunyi.

Senyap.