1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

FanFic Doctor In Love...

Discussion in 'Fiction' started by demyuthsuspect, Sep 22, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. demyuthsuspect Members

    Offline

    Joined:
    Sep 1, 2012
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    12
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1 / -0
    Annyeongiiii...

    hai... aku rani,, newbie.. dan ini postingan pertamakuuu... mohon komentarnyaa... gumawooo


    DOCTOR IN LOVE..

    CAST :

    Park Nan Hee ( my own character )

    Cho Kyu Hyun ( super junior's member )




    "Fiuuh “.. Nan Hee mengusap peluh di dahinya. Hari ini sungguh berat baginya

    “ kenapa hari ini tak kunjung berakhir? “ rutuknya kesal seraya merunduk. Ia membenamkan dirinya seharian di Perpustakaan Rumah Sakit, berharap hari yang terlalu melelahkan ini cepat terganti. Dia hanya ingin ikut operasi.

    “Arrggghhhhh… Prof. Jun Hye Jebaalll!!” teriaknya tiba-tiba sehingga mengagetkan beberapa pengunjung perpustakaan.

    “sssstttt!!!” celetuk penjaga perpustakaan. Wanita muda kusut itu menoleh “ mian “ ia berkata seperti minta dikasihani, lalu beberapa saat kemudian membenamkan kepalanya kembali pada tumpukan buku tebal “Orthopedi” (Bedah Tulang).

    Kemarin, masih teringat jelas di kepalanya Prof. Jun Hye yang konsultan Ortho itu mengomel padanya karena dia salah diagnosa. Itu jelas fatal sekali, dia jelas bisa salah mengambil tindakan. Alhasil, Prof Jun Hye memintanya membaca buku-buku Orthopedi yang disarankannya sampai 2 minggu ke depan, setelah itu dia boleh kembali ke ruang operasi. Ini baru satu hari, dan ini sudah membuat dia hampir gila. Karena ia benci membaca.

    Park Nan Hee, 25 tahun. Wanita muda yang IQ nya di atas rata-rata. Ini tahun ketiga Program Pendidikan Spesialis Ortho nya di RS Bundang daerah Gyonggi-do Korea Selatan, dan ia satu-satunya wanita di tiga angkatan PPDS itu. Baru kali ini wanita muda itu salah diagnosa, selama ini dia tak pernah salah, dan ia adalah kesayangan para Professor.

    *********

    “ Nan Hee-ah.. kamu akan menemukan banyak kasus kalau kamu berani magang di RS yang lebih besar lagi. Aku sudah merekomendasikan namamu di RS Busan, aku harap kamu mau mempertimbangkannya baik-baik “ Prof. Jun Hye berkata serius sekali.

    2 minggu berlalu sejak hukumannya berakhir, entah angin apa yang membuat sang professor meminta Nan Hee pindah.

    “ Tapi, Prof. saya sangat suka di sini.. suasananya, semua orang baik, hampir saya tidak pernah menemukan orang jahat di sini, terlalu suka sampai akhirnya saya lupa pulang” sahut Nan Hee.

    “ Nah, kamu juga bisa sekalian pulang kan? , aku sudah minta tolong pada Prof. Kwang Seo. Nan Hee aku harap kamu mau mengiyakan, tapi aku biarkan kamu berpikir dahulu. Otakmu itu terlalu bagus untuk diletakkan di sini “ Nan Hee terdiam, ia tak bisa menjawab lagi.

    “ Memangnya salah kalau aku pintar? “ rutuknya lagi seraya menendangi kerikil-kerikil kecil di jalan yang ia lewati.

    Sebenarnya itu tawaran yang bagus, ia bisa dapat ilmu lebih banyak lagi dan yang jelas ia bisa pulang ke rumah. Ia rindu Ibu dan Ayahnya. Langkah Nan Hee terhenti, tiba-tiba ia seperti mendapatkan keyakinan.


    *********

    Busan Express , pkl. 12.00 p.m , 39,80 C --> Cukup panas.

    Nan Hee asyik memperhatikan pemandangan di luar dari jendela kereta. Di sampingnya duduk seorang pria muda yang sedari tadi sibuk membaca Koran tanpa memperhatikan sekitar. Beberapa saat kemudian telpon selularnya berbunyi

    Pria muda : “ Ne Ommonim, saya sudah di kereta. Saya juga tidak tahu kapan sampainya.. Ibu jangan khawatir, saya pasti bisa

    “ Hmm… suaranya bagus sekali “ gumam Nan Hee seraya melirik ke arah pria itu, “So good looking” gumamannya berlanjut.

    Cepat-cepat dia membuang pikirannya, tidak mungkin dia bisa langsung suka dengan “namja” hanya karena suaranya. Kembali ia memandang ke luar.

    Pria muda : “ iya ibu, tadi Kwang Seo Ajusshi sudah menelpon saya.. iya ibu, kimchi nya sudah saya jaga baik-baik “ Pria muda itu tampak sopan sekali.

    “Ibu, Ibu tenang saja ya. Ibu tidak boleh lupa anak ibu ini Cho Kyu Hyun pasti baik-baik saja. Sudah saatnya saya mencari pengalaman di tempat lain ibu. Lagi pula kalau di Busan saya mungkin bisa lebih maju.. percaya dengan saya bu “ Pria yang ternyata bernama Cho Kyu Hyun itu melanjutkan.

    Sementara Nan Hee bolak-balik melirik, sepertinya ia semakin terusik dengan pria di sampingnya itu, lebih tepatnya penasaran. Hanya karena sebuah suara.

    “ Ya, Nan Hee-ya ada apa dengan dirimu? Perjalanan baru setengah jam.. tapi mengapa hanya karena suara saja sudah buat kamu begini terusik? “ gumam nan hee lagi, cepat-cepat dia membalikkan tubuhnya sebelum pria muda itu menemukan kejanggalan yang terjadi.

    Kyu hyun : “di rumah kan sudah ada Noona yang menemani ibu, ibu tidak perlu merasa kesepian.. Gotjeongmal ommonim… saya matikan telponnya ya bu.. ne “ Klik.

    Pria itu memasukkan telpon selularnya ke dalam tasnya, lalu menoleh ke arah jendela, dan Nan hee ternyata sedang menatapnya. Ia ketahuan dan tak sempat membalikkan wajahnya. Wanita yang aneh.
    Tenggorakannya tercekat.. tubuhnya kaku.. ia sudah ketahuan.

    Kyu hyun balik menatapnya “Waeyo?” Ia bertanya heran pada wanita yang barusan menatapnya.

    Nan hee diam saja “apa kenal dengan saya?” Nan hee masih terpaku, sementara Kyu hyun bingung ditatap seperti itu.

    Sampai akhirnya Nan hee tersadar, ia berubah salting

    “Oo Mianhae” sahutnya, lalu cepat-cepat ia membalikkan lagi wajahnya ke arah jendela sembari memasang earphone dan pura-pura mendengarkan musik. Tanpa ia sadari, Kyu hyun masih menatapnya berbalik penasaran.


    ********


    Sudah 1 jam berlalu, tetapi Nan hee belum kunjung kembali ke tempat duduknya. Ia tadi pergi entah kemana. Dan rupanya itu membuat pria muda yang duduk di sampingnya tadi bertanya-tanya. Ia beranjak lalu mulai mencari wanita yang berhasil membuatnya penasaran.

    ********

    Sedari tadi Nan hee tidak tenang, ia mencoba menenangkan diri di Kereta makanan sejak tadi, belum pernah wanita cerdas yang satu ini terusik oleh kehadiran seorang pria. Satupun tidak. Hanya karena suara kenapa membuatnya sampai seperti ini, tidak masuk akal. Ia mengacak rambutnya, lalu meminum cokelat hangat yang ia pesan. Kenapa ini lebih stress dibandingkan menangani seorang pasien dengan “Open Fracture Femur “ (patah tulang terbuka di daerah paha ) dengan perdarahan hebat?.

    “ Ada yang bilang kalo frustasi lebih enak menghabiskan sekotak cokelat dengan jus mangga” seorang pelayan yang tampaknya sudah setengah baya, memberikan sekotak cokelat dan segelas jus mangga pada Nan hee, seraya tersenyum lebar.

    Nan hee tampak terkejut. “ saya lihat sejak tadi nona yang manis ini merutuk diri sendiri, orang zaman dulu banyak yang bilang.. jika kita menyesali sesuatu maka semuanya akan terasa berat, hidup kita sudah berat nona maka jangan ditambah lagi dengan pikiran yang tidak penting, jadi tenangkan pikiran nona dengan ini “ Kakek pelayan itu duduk di hadapannya dan menyuguhkan cokelat padanya.
    Nan hee tersenyum

    “ Kamsahamnida harabeoji “ ia mengambil satu buah cokelat dan memakannya.

    “ yah,, apa aku terlihat seperti seorang harabeoji? “ Kakek pelayan itu protess.

    “hahaha.. apa ini gratis?” Tanya Nan hee..

    “eitss.. tidak ada yang gratis di dunia ini nona” sahut kakek pelayan itu..

    “ hahaahahaha..harabeoji, kau pintar sekali bercanda”… celetuk Nan hee..

    “ dulu aku memang mantan komedian, nona percaya tidak? “ Kakek Pelayan itu terus menimpali.

    “tidak, harabeoji lebih mirip kakek tua yang menghibur anak-anak kecil yang sedang ulang tahun…hahahaha” Nan hee tergelak

    “ hahahaha.. berarti aku harus didaandani seperti badut yaa? “ Kakek pelayan ikut tertawa. Nan hee lebih keras lagi tawanya, untung kereta makanan sedang sepi pengunjung.

    “ tidak bisa ku bayangkan kalau kakek harus didandani seperti badut.. hahaha “ tertawa lagi

    “ belum lagi ditambah perut buatan.. bayangkan, perutku sudah besar ditambah perut lagi.. bagaimana bawanya? Hahahaha “ tiba-tiba tawa Kakek Pelayan terhenti, sontak ia memegangi dada kirinya dengan mimik kesakitan.

    Nan hee yang menyadari adanya keganjilan pun menghentikan tawanya.

    “ Harabeoji, Gwaencahanayo? “ Nan hee pucat, ia mendekati Kakek Pelayan. Kakek pelayan itu menggoyang-goyangkan tangannya tanda ia tidak apa-apa.

    “ Yah Harabeoji, gwaenchanayo? Dadamu sakit? “ semakin pucat wajah Nan hee dan panik saat si kakek sudah tak mampu menjawab pertanyaanya. Ia meringis kesakitan sekali sembari memegangi dada kirinya.

    “ Harabeoji, punya obat? Otilka Harabeoji? Obat jantung ? dimana? “ Nan hee sibuk mencari, membongkar loker koki di sebelah dapur. Nan hee semakin pucat, ia tidak menemukan apa-apa. Tidak ada apa-apa. Ia takut jantung kakek berhenti tiba-tiba dan itu karenanya.

    “Harabeoji, di mana obatnya? “ Nan hee masih mencari.
    ‘braaak’. Nan hee berhenti mencari, bola matanya melebar.

    Ia terkejut. Ketakutannya terjadi. Ia mendekati kakek pelayan yang tampak terbujur nyaris kaku.

    “ ha..ra..beo..ji “.. ia bingung harus bagaimana.. pikirannya bercampur, dia seorang dokter yang tidak pernah gagal sebelumnya, tapi kenapa untuk hal yang dasar seperti ini dia tidak bisa memperkirakannya.

    “Waeyo?” Tiba-tiba kyu hyun datang entah darimana, yang awalnya dia lega bisa menemukan wanita yang membuatnya penasaran, berubah menjadi bingung saat menemukan gadis itu pucat pasi. Lalu pandangannya beralih pada Kakek pelayan yang terbujur setengah kaku, ia terkejut.

    Seketika pria itu berjongkok memeriksa nadi di tangan serta di lehernya,dan memeriksa pernafasannya.

    “yah, mengapa kau tak berteriak ada orang yang gawat begini? Panggil bantuan itu setidaknya jika kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan.. cepat panggil bantuan, mau sampai kapan kau bengong begitu? Sampai orang ini mati?”

    Kyu hyun segera memposisikan kakek dengan terlentang, membuka kancing baju dan memposisikan jalan nafasnya dengan kepala di tekuk ke arah belakang, kemudian mulai mengambil nafas dan memberikan nafas buatan itu sebanyak 2 kali. Lalu ia mulai melakukan *CPR dengan memijat dada kakek “ *1,2,3,4,5,1,1,2,3,4,5,2,1,2,3,4,5,3,1,2,3,4,5,4,1,2,3,4,5,5 “ ia menghitung seberapa pijatannya. Dan ia mengulanginya 5 kali.


    Sementara Nan hee akhirnya kembali berpikir rasional. Ia harus menyelamatkan kakek, ini semua karenanya. Kalau saja ia tidak mengajak kakek bercanda, kakek tak akan tertawa hingga berakibat fatal pada jantungnya.

    “ Permisi, kira-kira berapa lama lagi kita berhenti di stasiun selanjutnya? “ Nan hee bertanya pada seorang Pramugari kereta.

    “ setengah jam lagi nona “ jawab Pramugari itu.

    “ tolong telpon ambulan di RS yang terdekat dengan stasiun selanjutnya, ada pelayan yang tiba-tiba gawat di belakang “ pinta Nan hee.

    “ gawat? “ pramugari itu bingung

    “ jantungnya berhenti tiba-tiba, dan masih ditangani.. saya dokter, dan tolong beritahu tuan masinisnya, Gombabta “ sahut Nan hee percaya diri.

    “ baik nona “ jawab Pramugari itu lagi, lalu segera menekan telepon selularnya.


    **********

    Nan hee kembali dengan berlari, dia sudah membawa peralatan perangnya. Stetoskop, tensimeter, dan pen light, juga beberapa obat-obatan.

    “sudah berapa siklus?” tanyanya pada kyu hyun

    “ini yang ketiga, dan kau baru kembali” … sahut kyu hyun. Nan hee meraba kembali nadi Kakek Pelayan tersebut, dan belum kembali.

    Ia mengukur tekanan darahnya. Tak terukur sama sekali. Wajahnya kembali pucat.

    “ ini salahku “ rutuknya lirih. Ia mengambil posisi Kyu hyun, tampak panik sekali. Ia mulai melakukan tindakan yang sama yang dilakukan oleh kyu hyun.

    “ apa dia juga seorang dokter? “ Kyu hyun bertanya-tanya dalam hati. Sekalipun wanita itu terlihat panik, tapi tindakan yang ia lakukan almost perfect. Pria itu takjub.
    Sudah *5 siklus, dan keajaiban terjadi. Jantung kakek kembali berfungsi perlahan. Nadinya sudah mulai teraba dan tekanan darahnya mulai terukur sedikit demi sedikit. Kemudian mulai diberikan obat peningkat tekanan darah dari dengan suntikan ke pembuluh darah venanya. Sampai akhirnya kereta berhenti dan Kakek dijemput oleh ambulan dan dibawa ke RS terdekat. Nan hee tampak lega, ia berhasil membayar kesalahannya.

    “ Harabeoji, Mianhae… gumawo, sudah menghiburku.. semoga kau selalu sehat “ ..



    ***********

    Nan hee menatap ke luar jendela lagi, ia menyadari ke perfeksionisannya selama ini ternyata menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Ia yang tak pernah gagal, yang selalu bisa memperkirakan apapun, ia yang selalu pintar di mata para Professornya, yng srlalu berhasil menangani pasien-paseiennya, itu ternyata bukan apa-apa.

    “ sudah jangan dipikirkan, kakek itu sudah ditangani dengan baik oleh ahlinya, ini minum kopi dulu “ Kyu hyun memberikan segelas kopi hangat pada Nan hee. Nan hee menyambut gelas tersebut lalu tersenyum pada kyu hyun

    “ gumawoyo “ sahutnya, lalu diseruputnya isi dalam gelas itu.

    “ aku adalah seorang *Residen Orthopedi tahun ketiga yang tidak pernah gagal sebelumnya, aku kumlaut dan dulu waktu mengambil program dokter umum aku adalah peringkat pertama di Busan.. tapi sudah 2 minggu terakhir ini, aku bodoh dan tampak menyia-nyiakan apa yang aku punya. Aku pernah salah diagnosa, dan itu membuatku hampir salah mengambil tindakan, dan terakhir aku hampir membuat kakek meninggal “ Nan hee mulai bercerita dengan pandangan nanar.

    “ kau tidak perlu berkecil hati, sebelumnya aku adalah orang yang selalu gagal. Aku dulu sepertimu sombong dan perfeksionis, bahkan aku ditawari untuk bekerja di Klinik saja tidak mau, aku hanya ingin bekerja di RS, akan tetapi RS mana pun tidak ada yang menerimaku. Padahal aku juga kumlaut saat mengambil program dokter umum. Aku tidak berhasil lolos dalam test masuk Program spesialis yang aku inginkan. Dan itu aku lalui selama 3 tahun, sampai akhirnya saat aku membuka praktek kecil-kecilan di rumah, ada satu hal yang membuka mataku, aku pernah hampir membuat pasienku meninggal karena salah memberikan obat, aku tidak menanyakan riwayat penyakit terdahulunya. Ternyata dia alergi ampicilin, dan pasien itu datang lagi sudah dalam keadaan *syok anafilaktik. Aku mulai belajar pelan-pelan dari situ, ilmu itu bisa datang dari mana saja. Aku tidak bisa mematok, karena biar bagaimanapun pasien itu adalah guru kita, jadi jangan disesali. Kita kan belajar dari kesalahan “ Kyu hyun menimpali, Nan hee yang memperhatikannya dari tadi pun mengangguk.

    “ Jangan sedih begitu, nanti cepat tua.. dan belum sempat jadi dokter yang baik, eh malah sudah dijemput ajal, cobalah tersenyum.. kau pasti akan tampak lebih cantik “ ucap kyu hyun lagi. Nan hee menatap kyu hyun sekali lagi, pria di sampingnya itu tampak tulus dan menyejukkan sekali. Ia tersenyum. “ benar kan? Kau tampak lebih manis kalau senyum begitu.. hahaha “ puji Kyu hyun. Nan hee tersipu “ Gumawo.. sudah mau membantu dan menghiburku “ sahut Nan hee. Perasaan Nan hee tenang seketika, pria di sampingnya itu menenangkan sekali.

    “ Oh iya, Kau dokter juga? Spesialis ? “ belum sempat pertanyaan Nan hee dijawab. Operator sudah memberitahu mereka telah sampai di Stasiun Busan. Semua obrolan terhenti dan pada akhirnya mereka terpisah, tanpa tahu apa-apa.

    **********


    “ Amma… aku pergi dulu, ada operasi!!! “ Nan hee berlari menuju mobilnya dan dengan kekuatan penuh ia menginjak kopling lalu menarik gigi dan menginjak gasnya.

    “ Pendengar, apa anda pernah bertemu seseorang dalam waktu singkat tetapi sudah merubah banyak hal dalam hidup anda? “ Nan hee memutar radio dalam mobilnya, seketika konsentrasinya terhenti pada suara penyiar di radio tersebut. Pikirannya tiba-tiba melayang kembali pada kejadian 4 tahun yang lalu saat ia bertemu kyu hyun. Pria yang belum sempat ia tahu namanya, alamat rumahnya, no teleponnya, atau tempat bekerjanya, karena Busan ini sangat luas. Akan tetapi pria itu sudah membantunya untuk merubah pola pikir perfeksionisnya, bahwa setiap hari adalah pelajaran yang bukan untuk disesali tapi diperbaiki. Ya, ia rindu pria itu sekalipun pertemuan itu hanya berlangsung beberapa jam saja.

    “ Semoga kami berjodoh untuk dipertemukan kembali “ doa nya diam-diam.


    *********
    “ Yah, Nan hee-ya.. sudah dengar belum ada dr. *Anasthaesi yang baru? “ Jung Ho sahabatnya tiba-tiba menghampirinya

    “ aku sudah dengar, dari tadi perawat-perawat itu bergossip pagi-pagi “ jawab Nan hee yang masih sibuk menulis terapi di rekam medis pasien.

    “ kau harus lihat, karena sepertinya dia cocok denganmu.. tampan dan cerdas, dia nomor 1 di Korea “ seru Jung ho

    “Cheongmalyo?” Nan hee berhenti menulis.

    “ Cheongmal, nanti di ruang operasi kau harus berkenalan dengannya, karena ia masih single “ Jung Ho bersemangat.


    *********

    “ Yah, Nan hee- ya.. kemari, ada yang mau berkenalan denganmu “ Jung ho menarik Nan hee yang baru saja mengganti baju operasinya.

    “ Hyung.. “ Jung hyo memanggil pria yang sedang berdiri seraya serius membaca peraturan di ruang operasi.

    Pria itu berbalik. Nan hee takjub dengan pria di hadapannya… begitu juga pria itu.

    “ kamu “

    “ kamu “

    Dan pria itu Kyu hyun…Nan hee tersenyum

    Tamat

    NB :
    CPR = Cardio Pulmonal Resusitation / Resusitasi Jantung Paru --> untuk pasien henti jantung dilakukan pijat jantung 30 kali setelah diberi pernafasan 2 kali --> 1 siklus = 30:2 dan harus dilakukan 5 siklus. Setelah itu diperiksa kembali nadinya

    Saat memijat harus dihitung dengan bersuara, cara berhitungnya : 1,2,3,4,5,1,1,2,3,4,5,2,1,2,3,4,5,3,1,2,3,4,5,4,1,2,3,4,5,5.

    Residen --> mereka yang mengambil program pendidikan spesialis.
    Dr. Anasthaesi --> dokter ahli pembiusan di ruang operasi dan kegawatdaruratan
     
    Last edited: Oct 1, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    please di atur dulu paragrafnya

    :swt:

    jadi malas bacanya
     
  4. demyuthsuspect Members

    Offline

    Joined:
    Sep 1, 2012
    Messages:
    7
    Trophy Points:
    12
    Gender:
    Female
    Ratings:
    +1 / -0
    eh iyaaa.. mianhae... aku atur duluuu :ogcute:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.