Social Life Melangkah bersama lewati jembatan Kehidupan

Dah hampir satu bulan aku dikatakan lulus oleh salah satu PTN. "Horee!!! Hore!!!" tepuk tangan gemuruh rekan-rekan yang dirasa dari mimik wajah mereka penuh dengan kebahagian. Tapi apa yang terjadi dengan aku, tertunduk lesu. Kenapa seperti itu? Mungkin orang lain bahagia dengan ini, tapi aku malah takut. Sangat takut sekali. Takut karena kini aku harus melangkah sendiri melewati jembatan hidup ini. Tak ada lagi orang tua yang akan memberikan secangkir daging untuk memenuhi, tak akan adalagi yang akan memberikan energi bagi fisik ini. Kini yang harus aku lalui adalah hidup dan tanpa bantuan orang tua. Jujur saja ini yang paling aku sulitkan. Bagi aku sendiri, mental dalam diri ini masih belum bisa melewati ini. Aku masih terikat dengan mental bagaikan udang tak bertuan.
Langkah kaki ini terasa berat untuk melalui berbagai jalan yang harus dilangkahi nanti. Tapi bagaimana pun aku harus siap dengan ini semua. Mungkin kini bukan hanya urusan perut yang harus dijalani sendiri, tapi urusan lope-lopean pun aku harus bisa mengejarnya. Maklum karena kini aku sudah bisa dikatakan telah harus mandiri, camer (calon mertua) menuntut untuk siap menikahi anaknya dua tahun lagi.
Hmmmm, sedkit kebimbangan antara takut dan yakin bisa. Hal ini yang sedikit menjelma dibalik angan-angan dan pikiran setiap hari dalam benak ini.
Terhitung lebih dari satu bulan, yang saya lakukan kini ada lah sebagai "pengangguran". Berjalan melangkah tanpa arah dan tujuan. "Hmmm apakah mungkin dua tahun itu bisa saya tepati???" pikirku. Namanya juga baru keluar mau melamar sana sini kerja ga bisa. Maklum lah baru keluar dan belum diwisuda ijazah dan transkip nilai belum keluar semua. Ini lah yang memperparah urusan saya di semua masalah ini. Semakin bingunglah aku menghadapi ini.
Namun setelah bertapa dari sana-kesini. Akhirnya aku menemuka suatau cara agar tidak menjadi pengangguran saat ini, yakni mendirikan sebuah usaha. Usaha pun aku dirikan dengan hanya modal pinjam sana-sini. Allhmdllh usaha aku telah berdiri dan kini tinggal menjalaninya. Telah hampir dua minggu namun usaha ini tidak memberikan batang hidung yang positif demi kelancaran masa depan ku. Ketika kini pun mau lebaran, usaha ini tidak bisa menghasilkan kebahagiaan bagi banyak orang. Aku hanya bisa membelikan satu pakaian kepada wanita tercinta. Awalnya sih aku sangat senang bukan kepayang karena bisa memberikan dari hasil jerih payah aku. Tapi ternyata aku sedih juga, aku belum bisa memberikan bagi bahagia ini kepada orang tuaku. Maklum hasil usaha yang sedikit yang tidak memungkinkan untuk itu.
Tapi mungkin suatu saat nanti aku akan bisa melakukaknnya.

Aku yakin aku pasti bisa menepati janji 2 tahun itu, dan membahagiakan orang tuaku.




(ini cerita asli, dan maaf tulisannya berantakan. Ini pertama kali menulis. Mohon doanya untuk semuanya)

 

Hai, IDWS Mania! Mohon bantuannya supaya IDWS berkembang dengan ikuti sosial media kami di:
Discord Forum IDWS - Facebook IDWS - Instagram IDWS - Twitter IDWS