1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic 33% Focus

Discussion in 'Fiction' started by spinx04, Mar 9, 2011.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. ukid M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 6, 2010
    Messages:
    265
    Trophy Points:
    31
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +21 / -0
    awalnya bingung tapi setelah baca terus kelanjutannya jadi tertarik...update trus y om....
     
    • Like Like x 1
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Alohamora M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 1, 2010
    Messages:
    1,321
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +368 / -0
    Makasih om... Tunggu Chapter 2 nya yah...
     
    • Thanks Thanks x 1
  4. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    Chapter 1 part 22

    "kalian semua, kembalilah ke tempat tadi, pastikan kalian menjaga Arakmon dengan baik selama masa pemulihannya.." kataku kepada mereka.

    "maksudmu kau akan pergi sendirian lagi Kuro? kumohon jangan gegabah! bagaimana jika..."

    "tidak usah khawatir Lan, aku tidak berniat bunuh diri, setidaknya sebelum perang ini berakhir...aku...kita semua...tidak boleh ada yang mati!" jawabku meyakinkan Lan. Ia hanya membisu dan kemudian menundukkan pandangannya. "aku mengerti, pergilah...."

    aku melepaskan tanganku dari pundak Lan. Kenapa aku merasa berat seperti ini? Ah...tidak, aku harus fokus, misi ini harus selesai sesegera mungkin dan melaporkannya kepada Jendral Kira secepatnya...walaupun sepertinya ia sudah menduganya....

    tepat ketika aku hendak berangkat, Lan kembali berseru,

    "tunggu Kuro...!"

    aku kembali menoleh ke belakang. aku melihat Lan berjalan mendekatiku. ia meraih tanganku dan menggenggamkan sesuatu ke dalamnya.

    "bawalah pil obat ini bersamamu, ia akan membuat luka-lukamu cepat pulih. larilah jika keadaan memburuk dan jika kau terluka, keselamatanmu lebih penting Kuro...!"

    aku hanya tersenyum melihat Lan, Lan memaksakan diri untuk membalas senyumanku. kemudian ia melepaskan tanganku dan membalikkan tubuhnya. "pergilah Kuro...hati-hati.."

    "ahahaha..tidak usah khawatir begitu Lan, seharusnya kita yang lebih...":haha:

    belum sempat Mark menyelesaikan kata-katanya, Grey langsung menutup mulut Mark dengan kedua tangannya dari berlakang.

    "diaam bodooh...!" kata Grey ke telinga Mark dengan setengah berbisik. "aaa..ahahaha...tidak usah didengarkan orang gila ini Lan! Kuro...pergilah, serahkan keamanan Lan dan Arakmon pada kami, kami akan berusaha sebaik-baiknya!" lanjut Grey.

    Aku membalas kata-kata Grey dengan anggukan, kemudian segera beranjak dari situ. tidak lama hingga mereka hilang dari pandanganku dan beberapa menit kemudian aku pun tiba di jembatan tengah.

    -------------------------------------------oOo-------------------------------------------​

    Kemana kelompok yang 1 lagi? jembatan masih utuh, berarti mereka belum tiba di sini....bagaimana bisa? padahal kami cukup banyak menghabiskan waktu tadi, apa mereka gagal? baru saja berpikir demikian tiba-tiba beberapa anak panah melesat dari samping kiri dan kanan dan belakangku. aku refleks menunduk, namun serangan kedua kembali dilancarkan yang membuatku memutuskan untuk bersalto kedepan sambil berputar membalikkan arah pandanganku. aku mendarat tepat di gerbang jembatan.

    "huh, ternyata kau cekatan juga bocah!" seru salah seorang penyerangku yang berperawakan tinggi besar. dari pakaian yang mereka kenakan jelas mereka adalah prajurit Maelstrom.

    "tunggu, kalian tidak boleh membunuhnya, dia adalah wakil Jendral Kira, dia bisa menjadi tawanan yang berharga!" seru seseorang dari balik kelompok pemanah dihadapanku sambil berjalan ke depan.

    "kau!!!..." aku benar-benar terkejut melihat orang tersebut, dia adalah ketua kelompok yang aku bentuk sebelumnya (lihat Chapter 1 part 8). heh...seharusnya aku tidak merasa aneh jika ada satu dua orang pengkhianat dalam perang....

    "sepertinya mereka berhasil membelimu ya...?!" tanyaku sinis kepada si pengkhianat.

    "ha? huahahaha! kau lucu juga bocah! jangan terlalu naif, untuk apa aku mengorbankan nyawa demi kota kecil ini, hah? aku bahkan tidak sudi diperintah oleh bocah hijau sepertimu!" sahut si pengkhianat.

    "begitu ya...aku sendiri tidak perduli pada prajurit yang telah kehilangan harga dirinya..." jawabku sambil tersenyum sinis dan menatapnya tajam.

    "sebaiknya kau belajar sopan santun bocah! kalau kau tidak mengerti, biar aku yang mengajarimu di sini! hei, bawa mereka kemari!!"

    sepertinya si pengkhianat tersinggung dengan jawabanku barusan dan langsung mengeluarkan kartu as nya, tentu saja aku tahu kalau itu adalah anggota kelompoknya yang dijadikan sandera.

    "sekarang kau sudah mengerti situasinya kan? sekarang menyerahlah dengan baik-baik, kami tidak ingin repot membawa dirimu yang sudah lumpuh, huahahaha...!"

    "heh...kalian mau menukar diriku yang wakil jendral dengan prajurit biasa? ahahahaha...ternyata kalian bisa melawak juga ya?!" kataku sambil tertawa mengejek. "aku sudah cukup mendengar, sekarang waktunya untuk menunjukkan kepada kalian...alasan kenapa aku dipilih menjadi wakil Jendral Kira!! bersiaplah untuk mati!!!"

    sambil berkata aku mencabut pisau yang selalu kubawa di pinggangku lalu memasang kuda-kuda.

    "di...dia akan melakukan sesuatu! se...serang!!!" seru si pengkhianat. heh...ternyata kau takut hanya karena sedikit gertakan dariku...benar-benar prajurit tak berharga...

    serangan anak panah dari segala penjuru dilancarkan ke arahku, namun semua gerakan terlihat lambat di mataku. dengan mudah aku menghindari semua anak panah dan langsung menuju kemudian membunuh ketiga prajurit yang mengawal sandera. mereka langsung rubuh tak bernyawa. para prajurit yang tersisa terkejut melihatku yang tiba-tiba berada di belakang mereka, namun itu adalah pemandangan terakhir yang terekam dalam ingatannya sebelum aku membelah leher mereka satu-per satu tanpa sempat melakukan perlawanan. hanya si pengkhianat saat ini yang tersisa. ia terlihat sangat ketakutan dengan apa yang baru saja disaksikannya, padahal beberapa puluh detik yang lalu ia sangat pongah ketika mengancamku.

    "heh...mana kesombonganmu yang tadi? ayolah...keluarkan sedikit kemampuanmu! berikan sedikit perlawanan..." kataku sambil berjalan mendekati si pengkhianat.

    "hi...hiii..!! aku tidak mau mati!!!"

    sambil berkata demikian si pengkhianat mencoba melarikan diri. Hahaha...seperti yang diharapkan dari seorang prajurit yang kehilangan harga diri. Dengan mudah aku menyusul dan berdiri di depannya.

    "hii..!! ma...maafkan aku! aku bersalah! mohon ampuni nyawaku!" pinta si pengkhianat sambil bersujud di hadapanku.

    "mati? terlalu mudah untukmu bodoh! kau harus menjawab segala pertanyaan yang kuajukan jika tidak ingin kuakhiri nyawamu sekarang, dan jangan coba-coba melarikan diri, atau aku akan menyiksamu sampai kau merasa bahwa mati itu lebih baik!" kataku mengancam si pengkhianat.

    "a..aku mengerti! tolong ampuni nyawaku!"

    "berdiri!"

    si pengkhianat langsung bangkit dan berdiri seperti yang kuperintahkan.

    "ada berapa orang yang mengawal jembatan paling barat?" tanyaku padanya.

    "ti..tidak ada seorangpun, semua pasukan Maelstrom akan mundur setelah sepertiga malam terakhir, pasukan yang di sini hanya bertujuan sebagai pancingan, serangan sesungguhnya akan dimulai tepat besok pagi di seluruh wilayah perbatasan kerajaan Laevatein dengan kekuatan penuh!" jawab si pengkhianat dengan sedikit terburu-buru.

    hmm..cocok! ternyata Arakmon sama sekali tidak berbohong, bagus!.

    kemudian aku mendekatinya dan menusuk kedua betisnya dengan dalam menggunakan pisau yang masih kupegang. ia menjerit kesakitan dan tersungkur karena rasa sakit yang kuberikan.

    "mengapa kau menusuk kakiku?!" tanya si pengkhianat dengan suara bergetar menahan rasa sakit dan tangis.

    "oh, kau lebih suka kalau aku menusukkannya di lehermu?"

    jawaban singkatku membuat nyali si pengkhianat kecut, tidak berani berkata apa-apalagi selain mengerang menahan sakit dan darah yang mengucur dari kedua betisnya dengan tangannya. kemudian aku melepaskan semua ikatan pada tubuh anggota kelompoknya yang di sandera, serta membuka kain penutup mulut mereka.

    "aku tahu kalau banyak yang ingin kalian sampaikan pada mantan ketua kelompok kalian, tapi tunda dulu sementara. aku ingin kalian membawanya ke pohon oak besar di sebelah barat daya dai sini, kalian tahu kan pohon yang aku maksudkan? dan terakhir, tolong hancurkan jembatan ini" kataku pada mereka.


    "ya, tentu saja kami tahu pohon itu. terima kasih...maaf...kami belum mengenalmu" sahut salah seorang dari mereka.

    "panggil saja aku Kuro"

    "terima kasih Kuro! terima kasih..!"

    "ya..ya..aku mengerti perasaan kalian, tapi aku harus pergi dulu membereskan misi yang belum selesai dan aku mohon kerjasama kalian.."

    "kami mengerti Kuro, serahkan pada kami! kami akan membawa si pengkhianat itu ke sana"

    "kalian boleh menyeretnya jika suka!" :hihi:

    "kebetulan kami memang berniat seperti itu Kuro!" :ngeselin:

    "baiklah, terserah kalian. sesampainya di sana kalian akan berjumpa dengan anggota kelompokku yang pasti kalian akan langsung mengenalnya. oh ya, sebaiknya kalian menyita semua pakaian prajurit ini, mungkin akan berguna nantinya. jika sudah jelas, aku berangkat dulu." lanjutku.

    "kami mengerti, pergilah...hati-hati!"

    aku menjawab dengan anggukan, kemudian segera menuju ke jembatan ke-3 yang terletak paling barat.


    Aku membantai habis setiap prajurit Maelstrom yang kujumpai sepanjang perjalanan, kemudian menghancurkan jembatan penghubung terakhir di bagian utara Allizom. Setelah misi utama selesai, aku kembali ke tempat kelompokku yang masih menunggu di bawah pohon. Hari sudah pagi saat itu, dan aku dapat melihat dengan lebih jelas keindahan paras Lan yang berlari menyambut kedatanganku.

    ------------------------------------------------oOo------------------------------------------------​

    Saat ini Kerajaan Maelstrom menyerang Kerajaan Laevatein dengan kekuatan penuhnya, tanpa Jendral Kira di sana, aku hanya dapat membayangkan kekalahan, dan itu adalah fakta yang tak terelakkan. Kerajaan Laevatein hanya tinggal sejarah. Kerajaan Maelstrom menghancurkannya dalam 1 hari, dan memenggal kepala yang mulia Raja Shiro. Allizom adalah satu-satunya wilayah kekuasaan Laevatein yang selamat karena benteng pertahanan alamnya yang sempurna setelah kami menghabisi setiap prajurit kerajaan Maelstrom yang tersisa di Allizom.

    kami akan terus berjuang...
    hingga tirani Kerajaan Maelstrom tumbang
    dan membangkitkan kembali Kerajaan Laevatein!


    ------------------------< END OF CHAPTER 1 >------------------------​
     
    Last edited: Mar 26, 2011
  5. shinigamidika MODERATOR

    Offline

    Superstar

    Joined:
    Feb 26, 2010
    Messages:
    16,173
    Trophy Points:
    238
    Ratings:
    +76,421 / -0
    oya kenapa gambarnya gak dipreview...kok cma di linkan...
    :maaf: cma nanya ja
    akhirnya slesai jug chapter 1...:selamat:
     
    • Thanks Thanks x 1
  6. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    kan memang udah di preview tu kk! :lol:

    mungkin waktu kk liat belum selesai di load gambarnya! :unyil:

    judul n link nya dibutuhkan bagi yang pingin stop load gambar, or pake blocking image (misalnya pake fasilitas opera), n orang masih bisa mengakses gambar yang ingin di lihat (tinggal klik link gambar)

    judul gambar biar jelas linknya untuk gambar apa :unyil:
     
  7. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    btw sampe skarang gw lom ngerti arti judul e

    apa kelewatan ya baca e :rokok:
     
    • Thanks Thanks x 1
  8. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    yay! akhirnya ada juga yang nanya! :yahoo:

    dulu pening juga mikirin judul, "apa ya kira2 yang bagus?"
    kemudian dapat ilham karena beberapa kondisi berikut:
    • aq merencanakan cerita ini dikarang berdua dengan alohamora dengan alur yang sama sekali saling tidak mengetahui, so fokus cerita kemungkinan besar diperkirakan bakal ngelantur kesana kemari (lihat spoiler history post #1)
    • saat ini aku juga sedang menyelesaikan tugas akhir, so ga bisa fokus sepenuhnya untuk ngebuat cerita dengan kualitas lebih baik.
    • aq merencanakan banyak twist dalam cerita, pengalihan perhatian di mana2 yang dianggap penting, padahal tidak penting, or dianggap tidak jelas, padahal krusial.
    • aq merencanakan cerita yang terbebas dari batasan lingkungan genre tertentu, so bisa berkembang tanpa batas.

    itulah alasan pemilihan judulnya kk...:siul:
     
  9. Alohamora M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 1, 2010
    Messages:
    1,321
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +368 / -0
    Chapter 2 Part 1

    Awan kelabu menyelimuti langit dipagi hari itu. Matahari pun tampak enggan untuk menunjukan sinarnya kepada dunia. Di dalam hutan yang gelap dan berkabut tampak seorang pria jangkung berjalan dengan perlahan bahkan tampak agak terseok-seok. Ia terus berjalan di dalam keheningan hutan.

    Pria jangkung itu memakai sebuah jubah panjang berwarna hijau tua dengan tudung kepala yang menutupi wajahnya. Sebuah ikat pinggang anyaman kulit berwarna coklat tampak melingkari pinggangnya. Sebuah pisau kecil dengan gagang berwaran hitam tampak ikut tersemat disana. Dipunggungnya tampak sebuah keranjang anyaman bambu berukuran besar berisi kayu bakar. Kurang lebih 30 kg beratnya. Walaupun berat tampaknya ia tidak kesulitan menggendong keranjang itu.

    Ia terus berjalan menyusuri jalan setapak hingga akhirnya ia dapat melihat sebuah sebuah rumah kayu beratap jerami dikejauhan. Asap tipis tampak mengepul keluar dari dalam cerobong asap rumah itu. Rumah itu dikelilingi oleh pagar kayu seadanya. Rumput liar dan alang-alang tampak menghiasi halaman rumah.
    [​IMG]

    Pria jangkung itu lalu berjalan mendekati pintu lalu mengetuk pintu rumah itu tiga kali. Tak lama kemudian pintu pun terbuka, dan tampak seorang pria muda berambut coklat keluar dari dalam rumah. Pria muda berambut coklat itu terlihat kurang senang dengan kedatangannya. Walaupun demikian ia tetap mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah.

    Sebuah lampu minyak tampak di atas meja begitu pria jangkung masuk ke dalam rumah. Api perapian tampak membantu pencahayaan ruangan itu. Kehangatan di ruangan itu sungguh nyaman sekali jika dibandingkan dengan keadaan diluar pikir sang pria jangkung. Pria jangkung itu pun segera menurunkan keranjang anyaman dari punggungnya dan meletakannya diatas meja, lalu menurunkan tudung kepalanya. Ia lalu duduk di kursi panjang yang mengelilingi meja tersebut.

    “Hei… bisakah kau menunggu hingga tuan rumah mempersilahkanmu duduk?” tegur si pria muda berambut coklat.

    Sang pria jangkung segera berdiri begitu mendengar teguran itu.

    “Hehehe… aku hanya bercanda. Silahkan kau duduk kembali. Tunggulah sebentar. Aku akan mengambil segelas air panas untuk menghangatkan tubuhmu.” Kata pria berambut coklat

    Pria jangkung pun segera duduk kembali begitu sang tuan rumah mempersilahkannya.
    Tak lama kemudian pria berambut coklat kembali membawa 2 buah gelas dan sebuah teko tembaga. Uap air tampak keluar dari ujung teko itu. Tampaknya teko itu baru saja diangkat dari atas perapian.

    “Santailah sebentar. Kau baru saja tiba disini setelah berjalan jauh. Bagaimana keadaan yang lain?” Kata pria berambut coklat.

    “…” Jawab pria jangkung.

    “Oh iya aku lupa. Kau telah kehilangan suaramu setelah Lan menyembuhkanmu waktu itu. Baiklah sekarang kau bisa menyerahkan surat yang kau antarkan untukku.” Kata pria berambut coklat.

    Pria jangkung itu lalu mengeluarkan sebuah surat dari saku jubahnya dan menyerahkannya kepada pria berambut coklat. Sebuah embos tampak menyegel surat itu.
    Pria berambut coklat pun segera membuka segel dan mulai membaca surat itu. Raut mukanya tampak serius ketika membacanya. Ia pun menghela napas begitu selesai membaca surat itu.

    “Hmpppp… Sudah 1 tahun berlalu sejak kejatuhan kerajaan Laevatein, tapi baru kali ini Kuro memanggilku untuk meminta pertolongan. Tampaknya untuk mesukseskan tujuannya kali ini ia sangat membutuhkan keahlian sang pemanah tampan Grey. :boong: Katanya sambil tersenyum sombong.

    “…” Pria jangkung hanya dapat ikut tersenyum dengan terpaksa.

    “Baiklah Ar… Pemanah Grey akan memenuhi panggilan Komandan Kuro untuk bertugas.” Kata Grey. “Tunggulah sebentar… aku akan menyiapkan busur dan jubahku dulu sebelum kita berangkat. “ Lanjutnya.

    Grey pun segera bangkit berdiri dan mulai mengemas barang-barang ke sebuah tas kulit. Ia terus saja tersenyum ketika melakukannya. Tak lama kemudian Grey tampak telah selesai mengemas barang ke dalam tas. Ia pun segera memakai jubah panjang hijau yang hampir sama dengan yang dipakai oleh Arakmon. Tak lupa ia mengambil busurnya yang tergantung di dinding.

    “Nah baiklah Ar… tampaknya kita harus segera pergi. Maaf jika kau tidak dapat beristirahat lebih lama. Tapi tugas tampaknya telah menunggu kita.” Kata Grey.
    Arakmon pun mengangguk dan segera bangkit dari kursinya , memakai jubahnya, dan mulai menggendong keranjang berisi kayu bakar.

    “Eh… apakah kau tetap harus membawa kayu bakar itu yang ada dalam keranjang?” Tanya Grey.

    Arakmon mengangguk dan segera keluar rumah bersama dengan Grey.

    ---------------------------------------oOo---------------------------------------​
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 29, 2011
  10. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    Chapter 2 part 2

    Awan kelabu menyelimuti langit dipagi hari itu. Matahari pun tampak enggan untuk menunjukan sinarnya kepada dunia. Di dalam hutan yang gelap dan berkabut tampak seorang pria jangkung berjalan dengan perlahan bahkan tampak agak terseok-seok. Ia terus berjalan di dalam keheningan hutan.

    Pria jangkung itu memakai sebuah jubah panjang berwarna hijau tua dengan tudung kepala yang menutupi wajahnya. Sebuah ikat pinggang anyaman kulit berwarna coklat tampak melingkari pinggangnya. Sebuah pisau kecil dengan gagang berwaran hitam tampak ikut tersemat disana. Dipunggungnya tampak sebuah keranjang anyaman bambu berukuran besar berisi kayu bakar. Kurang lebih 30 kg beratnya. Walaupun berat tampaknya ia tidak kesulitan menggendong keranjang itu.

    Ia terus berjalan menyusuri jalan setapak hingga akhirnya ia dapat melihat sebuah sebuah rumah kayu beratap jerami dikejauhan. Asap tipis tampak mengepul keluar dari dalam cerobong asap rumah itu. Rumah itu dikelilingi oleh pagar kayu seadanya. Rumput liar dan alang-alang tampak menghiasi halaman rumah.

    Pria jangkung itu lalu berjalan mendekati pintu lalu mengetuk pintu rumah itu tiga kali. Tak lama kemudian pintu pun terbuka, dan tampak seorang pria muda berambut coklat keluar dari dalam rumah. Pria muda berambut coklat itu terlihat kurang senang dengan kedatangannya. Walaupun demikian ia tetap mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah.

    Sebuah lampu minyak tampak di atas meja begitu pria jangkung masuk ke dalam rumah. Api perapian tampak membantu pencahayaan ruangan itu. Kehangatan di ruangan itu sungguh nyaman sekali jika dibandingkan dengan keadaan diluar pikir sang pria jangkung. Pria jangkung itu pun segera menurunkan keranjang anyaman dari punggungnya dan meletakannya diatas meja, lalu menurunkan tudung kepalanya. Ia lalu duduk di kursi panjang yang mengelilingi meja tersebut.

    “Hei… bisakah kau menunggu hingga tuan rumah mempersilahkanmu duduk?” tegur si pria muda berambut coklat.

    Sang pria jangkung segera berdiri begitu mendengar teguran itu.

    “Hehehe… aku hanya bercanda. Silahkan kau duduk kembali. Tunggulah sebentar. Aku akan mengambil segelas air panas untuk menghangatkan tubuhmu.” Kata pria berambut coklat

    Pria jangkung pun segera duduk kembali begitu sang tuan rumah mempersilahkannya.
    Tak lama kemudian pria berambut coklat kembali membawa 2 buah gelas dan sebuah teko tembaga. Uap air tampak keluar dari ujung teko itu. Tampaknya teko itu baru saja diangkat dari atas perapian.

    “Santailah sebentar. Kau baru saja tiba disini setelah berjalan jauh. Bagaimana keadaan yang lain?” Kata pria berambut coklat.

    “…” Jawab pria jangkung.

    “Oh iya aku lupa. Kau telah kehilangan suaramu setelah Lan menyembuhkanmu waktu itu. Baiklah sekarang kau bisa menyerahkan surat yang kau antarkan untukku.” Kata pria berambut coklat.

    Pria jangkung itu lalu mengeluarkan sebuah surat dari saku jubahnya dan menyerahkannya kepada pria berambut coklat. Sebuah embos tampak menyegel surat itu.
    Pria berambut coklat pun segera membuka segel dan mulai membaca surat itu. Raut mukanya tampak serius ketika membacanya. Ia pun menghela napas begitu selesai membaca surat itu.

    “Hmpppp… Sudah 1 tahun berlalu sejak kejatuhan kerajaan Laevatein, tapi baru kali ini Kuro memanggilku untuk meminta pertolongan. Tampaknya untuk mesukseskan tujuannya kali ini ia sangat membutuhkan keahlian sang pemanah tampan Grey. :boong: Katanya sambil tersenyum sombong.

    “…” Pria jangkung hanya dapat ikut tersenyum dengan terpaksa.

    “Baiklah Ar… Pemanah Grey akan memenuhi panggilan Komandan Kuro untuk bertugas.” Kata Grey. “Tunggulah sebentar… aku akan menyiapkan busur dan jubahku dulu sebelum kita berangkat. “ Lanjutnya.

    Grey pun segera bangkit berdiri dan mulai mengemas barang-barang ke sebuah tas kulit. Ia terus saja tersenyum ketika melakukannya. Tak lama kemudian Grey tampak telah selesai mengemas barang ke dalam tas. Ia pun segera memakai jubah panjang hijau yang hampir sama dengan yang dipakai oleh Arakmon. Tak lupa ia mengambil busurnya yang tergantung di dinding.

    “Nah baiklah Ar… tampaknya kita harus segera pergi. Maaf jika kau tidak dapat beristirahat lebih lama. Tapi tugas tampaknya telah menunggu kita.” Kata Grey.
    Arakmon pun mengangguk dan segera bangkit dari kursinya , memakai jubahnya, dan mulai menggendong keranjang berisi kayu bakar.

    “Eh… apakah kau tetap harus membawa kayu bakar itu yang ada dalam keranjang?” Tanya Grey.

    Arakmon mengangguk dan segera keluar rumah bersama dengan Grey.

    ---------------------------------------oOo---------------------------------------​
    "hei Kuro! kapan nih kita berangkat?!!" tiba tiba seseorang berteriak tidak sabar sambil mendobrak pintu rumahku. hampir saja ia kehilangan nyawanya jika aku tidak buru-buru menuju ke depan rumah dan berteriak untuk menghentikan Jendral Kira.

    "kau kenal pria aneh ini Kuro?" tanya Jendral Kira kepadaku.

    aku tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Jendral Kira, pemandangan yang baru saja aku saksikan membuatku kesulitan melakukan itu dengan segera...Jendral Kira duduk dengan tenang di atas tubuh pria berambut pirang tersebut sambil menancapkan ujung pedang persis di samping lehernya, wajah pria malang tersebut menghadap ke tanah...atau lebih tepatnya ke tumpukan kotoran kuda liar yang sepertinya masih hangat. :haha:

    "ya, aku mengenalnya. dia Mark..." jawabku sanbil berusaha menahan tawa.
    "hoo...ini ya salah seorang pemanah berbakat yang kamu bilang tadi malam?" :blink:

    sambil berkata demikian Jendral Kira kembali bangkit dari 'tempat duduk' nya. tiba-tiba Mark langsung bangun dan bersalto ke depan, kemudian mendarat dengan dengan gaya aneh.

    "heeehaaaaaaaaa!! akulah si pemanah jitu super keren...Mark si tampan...!" :elegan: kata Mark membual sambil memasang pose yang lebih aneh.

    sejenak aku dan jendral Kira saling berpandangan, namun kemudian kami tertawa bersamaan.

    "bersihkan dulu mukamu Mark, baru boleh bergaya!" kataku padanya.

    "huh! dasar orang-orang kaku!" jawabnya gusar sambil berjalan menuju ke arah sumur di belakang rumahku. namun baru beberapa meter berjalan langkahnya terhenti.

    "tunggu...sepertinya ada yang kurang...hmm....ya!! hei!! kau!! siapa kau?! kenapa tiba-tiba menyerangku!!!" :oii: seru Mark tiba-tiba sambil menunjuk ke arah Jendral Kira.

    "ha? aku?" tanya Jendral Kira sambil menunjuk mukanya sendiri.
    "siapa lagi jika bukan kau! jangan mentang-mentang teman Kuro aku akan membiarkanmu ya!" :oii:
    "memangnya kau mau melakukan apa? :bloon: tolong dimaafkan aja ya..." :matabelo:
    "haaa?!! cari mati ya?!!" :onfire:

    sebenarnya aku ingin melihat kelakuan Jendral Kira lebih lama lagi, ternyata beliau bisa seperti ini juga! tapi kemudian aku kasihan melihat Mark yang marah-marah dengan kotoran kuda yang masih melekat pada seluruh wajahnya.

    "ahahaha..beliau Jendral Kira, Mark..." kataku memotong pembicaraan.
    "aku tak perduli dia itu Jendral Kira atau Jendral Kiri atau.....Jendral Kira?!!!!!! ma...maafkan aku Jendral!! mohon ampuni nyawaku!!! :sembah:" seru Mark panik.
    "yaaa...baguslah kalau kau tahu, bersihkan mukamu sana, kau bau!" :haha: perintah Jendral kira sambil tertawa.
    "siap Jendral! segera dilaksanakan!!" jawab Mark patuh, kemudian berbalik dan langsung berlari menuju sumur.

    "hahaha...benar-benar pemuda yang bersemangat ya?!" kata Jendral Kira kemudian sambil melihat Mark yang sedang melaksanakan 'misi kecilnya'.

    "ahahaha, benar! dan dia akan lebih bersemangat jika partnernya yang satu lagi tiba....pasti saat ini ia sedang menuju kemari bersama Arakmon..." jawabku. kemudian aku mengajak Jendral Kira kembali masuk ke dalam rumah, kami tidak harus menunggu Mark selesai mencuci wajahnya kan?


    ----------------------oOo----------------------​
     
    Last edited: Apr 1, 2011
  11. Alohamora M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 1, 2010
    Messages:
    1,321
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +368 / -0
    Chapter 2 Part 3

    "hei Kuro! kapan nih kita berangkat?!!" tiba tiba seseorang berteriak tidak sabar sambil mendobrak pintu rumahku. hampir saja ia kehilangan nyawanya jika aku tidak buru-buru menuju ke depan rumah dan berteriak untuk menghentikan Jendral Kira.

    "kau kenal pria aneh ini Kuro?" tanya Jendral Kira kepadaku.

    aku tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Jendral Kira, pemandangan yang baru saja aku saksikan membuatku kesulitan melakukan itu dengan segera...Jendral Kira duduk dengan tenang di atas tubuh pria berambut pirang tersebut sambil menancapkan ujung pedang persis di samping lehernya, wajah pria malang tersebut menghadap ke tanah...atau lebih tepatnya ke tumpukan kotoran kuda liar yang sepertinya masih hangat.

    "ya, aku mengenalnya. dia Mark..." jawabku sanbil berusaha menahan tawa.
    "hoo...ini ya salah seorang pemanah berbakat yang kamu bilang tadi malam?"

    sambil berkata demikian Jendral Kira kembali bangkit dari 'tempat duduk' nya. tiba-tiba Mark langsung bangun dan bersalto ke depan, kemudian mendarat dengan dengan gaya aneh.

    "heeehaaaaaaaaa!! akulah si pemanah jitu super keren...Mark si tampan...!" kata Mark membual sambil memasang pose yang lebih aneh.

    sejenak aku dan jendral Kira saling berpandangan, namun kemudian kami tertawa bersamaan.

    "bersihkan dulu mukamu Mark, baru boleh bergaya!" kataku padanya.

    "huh! dasar orang-orang kaku!" jawabnya gusar sambil berjalan menuju ke arah sumur di belakang rumahku. namun baru beberapa meter berjalan langkahnya terhenti.

    "tunggu...sepertinya ada yang kurang...hmm....ya!! hei!! kau!! siapa kau?! kenapa tiba-tiba menyerangku!!!" seru Mark tiba-tiba sambil menunjuk ke arah Jendral Kira.

    "ha? aku?" tanya Jendral Kira sambil menunjuk mukanya sendiri.
    "siapa lagi jika bukan kau! jangan mentang-mentang teman Kuro aku akan membiarkanmu ya!"
    "memangnya kau mau melakukan apa? tolong dimaafkan aja ya..."
    "haaa?!! cari mati ya?!!"

    sebenarnya aku ingin melihat kelakuan Jendral Kira lebih lama lagi, ternyata beliau bisa seperti ini juga! tapi kemudian aku kasihan melihat Mark yang marah-marah dengan kotoran kuda yang masih melekat pada seluruh wajahnya.

    "ahahaha..beliau Jendral Kira, Mark..." kataku memotong pembicaraan.
    "aku tak perduli dia itu Jendral Kira atau Jendral Kiri atau.....Jendral Kira?!!!!!! ma...maafkan aku Jendral!! mohon ampuni nyawaku!!! " seru Mark panik.
    "yaaa...baguslah kalau kau tahu, bersihkan mukamu sana, kau bau!" perintah Jendral kira sambil tertawa.
    "siap Jendral! segera dilaksanakan!!" jawab Mark patuh, kemudian berbalik dan langsung berlari menuju sumur.

    "hahaha...benar-benar pemuda yang bersemangat ya?!" kata Jendral Kira kemudian sambil melihat Mark yang sedang melaksanakan 'misi kecilnya'.

    "ahahaha, benar! dan dia akan lebih bersemangat jika partnernya yang satu lagi tiba....pasti saat ini ia sedang menuju kemari bersama Arakmon..." jawabku. kemudian aku mengajak Jendral Kira kembali masuk ke dalam rumah, kami tidak harus menunggu Mark selesai mencuci wajahnya kan?


    ----------------------oOo----------------------

    “Silahkan duduk Jendral.” kataku kepada Jendral Kira sambil menarik kursi untuk didudukinya.
    “Hei, harus kukatakan berapa kali kepadamu untuk berhenti melakukan hal ini?” tegur Jendral Kira dengan muka sedikit jengkel. :awas:

    “Maaf Jendral, ini kebiasaan lama yang sulit dihilangkan” kataku.

    “Ah sudah lupakanlah Kuro…” Kata Jendral Kira sambil tersenyum simpul

    “Jendral, sebenarnya untuk urusan apakah anda datang secara khusus hari ini?” Tanyaku kepada Jendral Kira.

    Pintu diketuk tiga kali, lalu terbuka sedikit. Tampak kepala Grey menjulur keluar dari daun pintu. “Eh… apakah aku mengganggu?” Tanya Grey dengan kikuk sambil menatap Jendral Kira.

    “Tidak Grey, silahkan masuk.” Kata Kuro. Grey pun masuk, menutup pintu, kemudian berjalan mendekati meja tempat kami berbincang-bincang. Tapi ia berhenti ketika sampai di belakangku. Lalu berdiri dalam diam seperti prajurit penjaga. :sepi:

    “Kenapa kau hanya diam berdiri disana Grey?” Kau boleh ikut duduk bersama kami” kata Jendral Kira.

    “Eh benarkah aku boleh duduk bersama anda? Sungguh suatu kehormatan Jendral.” Kata Grey. Ia pun lalu mengambil kursi dan duduk dengan tegang.

    “Hei santai sajalah Grey, ini bukan ruang interogasi.” Kata jendral Kira. “Siap Jendral” jawab Grey.

    “Sampai dimana tadi??? Oh ya… Baiklah aku akan mulai menjelaskan maksudku datang hari ini dan memintamu untuk mengumpulkan beberapa orang yang menurutmu memiliki keahlian yang luar biasa.” Kata Jendral Kira. ”Hampir satu tahun sudah berlalu sejak sebagian besar wilayah kerajaan Laevatein jatuh ke tangan kerajaan Maelstorm. Mengapa aku katakan sebagian besar? Karena masih ada beberapa kota termasuk kota ini yang belum dapat mereka taklukan. Sebagian besar rakyat masih melawan pasukan kerajaan Maelstrom yang mengklaim bahwa kerajaan Laevatein telah kalah seratus persen dan rakyat harus tunduk kepada mereka.” Lanjutnya.

    “Kota ini seperti menjadi ibukota sementara kerajaan Laevatein karena kota ini merupakan satu-satunya kota yang mampu mengatasi serangan-serangan lanjutan pasukan Maelstorm dengan sempurna. Kerajaan Maelstorm sepertinya sudah mulai berpikir ulang ketika bermaksud menyerang kota ini lagi. Ini terlihat dengan menurunnya jumlah serangan dalam 3 bulan terakhir. Walaupun ada serangan, mereka hanya mengirimkan sedikit pasukan. Sepertinya mereka hanya menguji ketahanan dan mencari kelemahan pertahanan kita. Aku yakin mereka akan terus melakukan serangan hingga kita lemah dan kehabisan kekuatan tempur. Dan menurut perhitunganku, kota ini hanya akan dapat bertahan sekitar 3 bulan lagi hingga sebelum jatuh ke tangan mereka.“ Lanjut Jendral Kira.

    “Apa hanya tinggal 3 bulan lagi?” kata Grey.

    “Ya Grey… 3 bulan lagi. Karena itulah aku menyuruh Kuro untuk memanggil kalian. Kita memerlukan tambahan pasukan untuk dapat mempertahankan kota ini.” Jawab Jendral Kuro

    “Jadi aku akan berperang, dan tidak hanya menjadi pengawas perbatasan?” tanya Grey penuh semangat. :yahoo:

    “Bukan Grey… dan harap dengarkanlah sebentar penjelasanku.” Kata Jendral Kira sambil tersenyum. “Sebenarnya sebelum kita kalah 1 tahun yang lalu, Raja telah mengirimkan beberapa utusan rahasia ke kerajaan Fein untuk meminta bantuan pasukan. Tapi tidak satu pun utusan yang kembali hidup-hidup untuk menyampaikan surat jawaban dari mereka” Lanjutnya

    “Maksud anda kerajaan Fein yang ada di barat daya kerajaan kita? Kerajaan yang lemah itu?” kata Grey.

    “Ya… Tapi mereka tidak lah selemah yang kau bayangkan Grey. Memang kerajaan Fein hanya terkenal dengan kemampuan mereka dalam berdagang dan wanita-wanitanya yang cantik, Tapi raja mereka yang sekarang sangatlah pandai dalam hal militer dan diplomasi. Itu karena ia pernah diajar oleh sahabatku Ideo.” ujar Jendral Kira.

    Jendral Kira tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah jendela. Melihat keluar selama beberapa saat kemudian kembali berkata, “Kuro, Aku akan memintamu untuk pergi menemui Raja kerajaan Fein, untuk meminta bantuan mereka. Raja dari Fein masih muda, kira-kira seumur denganmu. Aku pikir karakter dan kemampuanmu akan cocok jika berhadapan dengan kemampuan diplomasinya. Karena itu pulalah aku memintamu untuk mencari beberapa orang yang dapat kau percaya untuk menemanimu dalam perjalanan kesana. Perjalanan ke kerajaan Fein akan berbahaya, karena beberapa daerah yang harus dilalui telah jatuh ke tangan kerajaan Maelstorm. Pergilah segera malam ini bersama orang kepercayaanmu”

    “Tapi siapa yang akan membantumu untuk mempertahankan kota ini Jendral?” tanyaku:aghh:

    “Hei… apakah kamu meragukan kemampuanku untuk menjaga kota ini? Walau pun peperangan ini telah menggerogoti staminaku, aku yakin masih cukup kuat untuk mengalahkan 10 orang prajurit kerajaan Maelstorm hanya dengan sebelah tangan tanpa menggunakan senjata .” Kata Jendral Kira dengan lantang. :glek:

    “Hmmm… bukan begitu maksudku Jendral” kataku lagi

    “Sudah cukup… Sekarang ini bukan lagi permintaan tapi tugas. Sebaiknya kau jangan membantah lagi Kuro.” Kata Jendral Kira dengan tegas. “Bersiaplah segera, karena perjalanan ke kerajaan Fein akan menghabiskan waktu 10 hari dengan berjalan kaki. Ya kalian tidak akan menggunakan kuda karena beberapa penunggang kuda yang pergi bersamaan akan menarik perhatian pasukan Maelstorm. Kalian akan menyamar sebagai pedagang dari Fein yang akan pulang ke sana dan membawa gerobak yang ditarik oleh keledai.” lanjutnya.

    “Baik Jendral Kira, aku akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.” Kataku kepada Jendral Kira. :onion-86:

    ---a-l-o-h-a-m-o-r-a----oOo----p-r-o-d-u-c-t-i-o-n---​
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Apr 14, 2011
  12. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    selesai juga marathon baca. :nikmat:

    kelebihan dari fict ini adalah kolaborsi kedua author. wa yg baca chapter per chapter dapat merasa flow walaupun tiap chapter berbeda writernya. dan agak sedikit takjub juga, kalian bisa sinkron kek gitu.

    no offence, penokohan character masih belum dapet (IMO), protagonist yg dipilih memiliki sesuatu yang lain yang membedakan dia dengan yang lain. karena selama ini wa liat menggunakan gaya tulisan 1st POV, nah penggalian character (AKu) semestinya bisa lebih di gali.

    mungkin agak keras tapi... narasi nya ok banget :peace:
    tapi buat pendalaman characternya bener2 belum bisa wa rasain. berbanding terbalik dengan detail dari penjabaran lingkungan, alur storyline, dann keadaan.

    dicontohin dikit : kenapa gak menceritakan bagaimana pandangan satu tokoh contoh (Kuro) yg memandang keadaan perang dan misinya yg berkecamuk didalam hati. bagaimana pergolakan pikirannya diceritakan dimana berbagai pilihan bahkan misinya dia pertanyakan. mungkin rumit? iya rumit. tapi dari hal kek gitu dasar karakter terbangun.

    terlepas dari sebuah storyline yg bagus dibangun, pembangunan character juga adalah hal penting. bagaimana pembaca bisa simpati dengan keadaan tokohnya jika pembaca belum bisa terbawa dan merasakan bagaimana perasaan sang tokoh itu sendiri?

    Terlalu banyak percakapan menjelang perang (mungkin agar situasinya hidup) tapi untuk action dalam battlenya sendiri gimana? pendeskripsian ok gak bisa dibantah detail dan pakai peta untuk mempermudah pembaca.
    dan satu opini lagi... buat fict baiknya gak perlu pasang emotion onion. (mungkin ini ciri khas dari fict ini, tapi tetap aja wa terganggu dengan emo nya.)

    saran, untuk pendeskripsian battle baiknya jangan dibuat paragraf panjang. di enter pas dah mencapai beberapa kalimat. aja agar yang baca gak terlalu pusing juga (Referr : chapter 1 part 12)

    ==

    untuk masalah encounter : ini influence nya MGS..? hoho serasa mirip splinter cell juga. gak buruk soal perang tactical kek gini. cuma yang wa tunggu adalah perang besar epic. (contohnya yang udah dideskripsikan di fict Children of East)

    semoga update - update kedepannya wa bisa baca kondisi dan aura perang besar :nikmat:
     
    • Like Like x 1
    • Thanks Thanks x 1
  13. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    as espected from the master....:sembah:
    this is a kind of comments that i always longing for...:terharu:

    thanx udah berkenan maraton..:maaf:

    thanx kk, mudah2an dengan banyaknya interaksi kami akan semakin saling memahami...:maaf:

    gyahaha :haha:
    amatir memang gini kerjanya...:haha:
    :onion-07:
    tapi aq selalu hepi mengerjakannya...itu yang terpenting kan? :elegan:

    masalah karakter, kalo aq sendiri (ga tau dengan partner) belum pingin membuatnya terlalu menonjol di awal2 (karena aq sama sekali belum melihat ending dari orific ini..:hihi:). aq ingin menguatkan karakter bukan hanya 'aku', tapi juga karakter2 pilihan 'aku'. aq pingin terlebih dahulu menetukan psikologis tim 'aku' dengan clear disertai kemampuannya, so kalo itu semua udah clear, strategi2 ke depan yang memanfaatkan keahlian anggota makin logis dilaksanakan...:unyil:...rencananya gitu sih...:hihi:

    yap, itu dia kk! :top:
    aq menggunkannya sebagai ciri khas, alias karena belum ada yang buat! :haha: (setidaknya di sini).
    kalo aq sendiri sebagai pengarang, melihat emoicon memunculkan perasaan tersendiri, ntah kenapa ketika mensimulasikan ekspresi emoticon dalam kepala rasanya seperti aq sendiri yang jadi karakter di situ...:haha:. n rasanya dengan emoticon perasaan yang aq inginkan lebih nyampe :sigh:. tentu saja ada aq juga menyadari ada yang kurang menyukai kalo ada sisipan emoticon, tapi mudah2an akan terbiasa dengan berlalunya waktu...i hope.

    masalah perangnya sendiri, aq memang belum berniat membuatnya menjadi kompleks, tujuan awal hanya 1, meruntuhkan Allizom. :haha:
    tapi aq akan melakukan sesuatu ketika cerita udah sampai pada perang mengalahkan maelstrom. :elegan:

    eh, gitu ya? :???: baiklah, saran di terima..:maaf:

    cerita ini benar2 free will, aq mengarangnya sesuka hati dan mengembangkannya sesuka hati sambil berusaha menyambung cerita2 sebelumnya :haha:. tentu akan tiba masanya ketika aq harus menjabarkan perang dan kondisi serta intriknya yang rumit, untuk saat ini aq memutuskan itu belum saatnya...:haha:

    your 'sambel' is so good, i think i need more 'sambel' like this...:kenyang:
    thanx a lot kk...:maaf:
     
    • Like Like x 1
    Last edited: Apr 5, 2011
  14. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    Chapter 2 part 4

    “Silahkan duduk Jendral.” kataku kepada Jendral Kira sambil menarik kursi untuk didudukinya.
    “Hei, harus kukatakan berapa kali kepadamu untuk berhenti melakukan hal ini?” tegur Jendral Kira dengan muka sedikit jengkel. :awas:

    “Maaf Jendral, ini kebiasaan lama yang sulit dihilangkan” kataku.

    “Ah sudah lupakanlah Kuro…” Kata Jendral Kira sambil tersenyum simpul

    “Jendral, sebenarnya untuk urusan apakah anda datang secara khusus hari ini?” Tanyaku kepada Jendral Kira.

    Pintu diketuk tiga kali, lalu terbuka sedikit. Tampak kepala Grey menjulur keluar dari daun pintu. “Eh… apakah aku mengganggu?” Tanya Grey dengan kikuk sambil menatap Jendral Kira.

    “Tidak Grey, silahkan masuk.” Kata Kuro. Grey pun masuk, menutup pintu, kemudian berjalan mendekati meja tempat kami berbincang-bincang. Tapi ia berhenti ketika sampai di belakangku. Lalu berdiri dalam diam seperti prajurit penjaga. :sepi:

    “Kenapa kau hanya diam berdiri disana Grey?” Kau boleh ikut duduk bersama kami” kata Jendral Kira.

    “Eh benarkah aku boleh duduk bersama anda? Sungguh suatu kehormatan Jendral.” Kata Grey. Ia pun lalu mengambil kursi dan duduk dengan tegang.

    “Hei santai sajalah Grey, ini bukan ruang interogasi.” Kata jendral Kira. “Siap Jendral” jawab Grey.

    “Sampai dimana tadi??? Oh ya… Baiklah aku akan mulai menjelaskan maksudku datang hari ini dan memintamu untuk mengumpulkan beberapa orang yang menurutmu memiliki keahlian yang luar biasa.” Kata Jendral Kira. ”Hampir satu tahun sudah berlalu sejak sebagian besar wilayah kerajaan Laevatein jatuh ke tangan kerajaan Maelstorm. Mengapa aku katakan sebagian besar? Karena masih ada beberapa kota termasuk kota ini yang belum dapat mereka taklukan. Sebagian besar rakyat masih melawan pasukan kerajaan Maelstrom yang mengklaim bahwa kerajaan Laevatein telah kalah seratus persen dan rakyat harus tunduk kepada mereka.” Lanjutnya.

    “Kota ini seperti menjadi ibukota sementara kerajaan Laevatein karena kota ini merupakan satu-satunya kota yang mampu mengatasi serangan-serangan lanjutan pasukan Maelstorm dengan sempurna. Kerajaan Maelstorm sepertinya sudah mulai berpikir ulang ketika bermaksud menyerang kota ini lagi. Ini terlihat dengan menurunnya jumlah serangan dalam 3 bulan terakhir. Walaupun ada serangan, mereka hanya mengirimkan sedikit pasukan. Sepertinya mereka hanya menguji ketahanan dan mencari kelemahan pertahanan kita. Aku yakin mereka akan terus melakukan serangan hingga kita lemah dan kehabisan kekuatan tempur. Dan menurut perhitunganku, kota ini hanya akan dapat bertahan sekitar 3 bulan lagi hingga sebelum jatuh ke tangan mereka.“ Lanjut Jendral Kira.

    “Apa hanya tinggal 3 bulan lagi?” kata Grey.

    “Ya Grey… 3 bulan lagi. Karena itulah aku menyuruh Kuro untuk memanggil kalian. Kita memerlukan tambahan pasukan untuk dapat mempertahankan kota ini.” Jawab Jendral Kuro

    “Jadi aku akan berperang, dan tidak hanya menjadi pengawas perbatasan?” tanya Grey penuh semangat. :yahoo:

    “Bukan Grey… dan harap dengarkanlah sebentar penjelasanku.” Kata Jendral Kira sambil tersenyum. “Sebenarnya sebelum kita kalah 1 tahun yang lalu, Raja telah mengirimkan beberapa utusan rahasia ke kerajaan Fein untuk meminta bantuan pasukan. Tapi tidak satu pun utusan yang kembali hidup-hidup untuk menyampaikan surat jawaban dari mereka” Lanjutnya

    “Maksud anda kerajaan Fein yang ada di barat daya kerajaan kita? Kerajaan yang lemah itu?” kata Grey.

    “Ya… Tapi mereka tidak lah selemah yang kau bayangkan Grey. Memang kerajaan Fein hanya terkenal dengan kemampuan mereka dalam berdagang dan wanita-wanitanya yang cantik, Tapi raja mereka yang sekarang sangatlah pandai dalam hal militer dan diplomasi. Itu karena ia pernah diajar oleh sahabatku Ideo.” ujar Jendral Kira.

    Jendral Kira tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah jendela. Melihat keluar selama beberapa saat kemudian kembali berkata, “Kuro, Aku akan memintamu untuk pergi menemui Raja kerajaan Fein, untuk meminta bantuan mereka. Raja dari Fein masih muda, kira-kira seumur denganmu. Aku pikir karakter dan kemampuanmu akan cocok jika berhadapan dengan kemampuan diplomasinya. Karena itu pulalah aku memintamu untuk mencari beberapa orang yang dapat kau percaya untuk menemanimu dalam perjalanan kesana. Perjalanan ke kerajaan Fein akan berbahaya, karena beberapa daerah yang harus dilalui telah jatuh ke tangan kerajaan Maelstorm. Pergilah segera malam ini bersama orang kepercayaanmu”

    “Tapi siapa yang akan membantumu untuk mempertahankan kota ini Jendral?” tanyaku:aghh:

    “Hei… apakah kamu meragukan kemampuanku untuk menjaga kota ini? Walau pun peperangan ini telah menggerogoti staminaku, aku yakin masih cukup kuat untuk mengalahkan 10 orang prajurit kerajaan Maelstorm hanya dengan sebelah tangan tanpa menggunakan senjata .” Kata Jendral Kira dengan lantang. :glek:

    “Hmmm… bukan begitu maksudku Jendral” kataku lagi

    “Sudah cukup… Sekarang ini bukan lagi permintaan tapi tugas. Sebaiknya kau jangan membantah lagi Kuro.” Kata Jendral Kira dengan tegas. “Bersiaplah segera, karena perjalanan ke kerajaan Fein akan menghabiskan waktu 10 hari dengan berjalan kaki. Ya kalian tidak akan menggunakan kuda karena beberapa penunggang kuda yang pergi bersamaan akan menarik perhatian pasukan Maelstorm. Kalian akan menyamar sebagai pedagang dari Fein yang akan pulang ke sana dan membawa gerobak yang ditarik oleh keledai.” lanjutnya.

    “Baik Jendral Kira, aku akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.” Kataku kepada Jendral Kira. :onion-86:

    ---a-l-o-h-a-m-o-r-a----oOo----p-r-o-d-u-c-t-i-o-n---​
    "kalau begitu kami segera berangkat Jendral.." kataku mohon pamit.
    "baiklah, masalah ini aku percayakan pada kalian...semoga kalian selamat!"
    "hehehe...aku sih selama ada Kira tidak bakalan khawatir..." :hihi: jawab Mark menyela.
    "diam kau Mark....eh...maafkan kami Jendral, dia memang orang gila...tidak usah di dengarkan" sahut Grey sedikit panik.
    "tidak apa-apa, aku mengerti"
    "Jen...Jendral...aku bukan orang gila..." :shock1:
    "bukan itu....maksudku aku mengerti kenapa kau merasa aman bersama Kira" jawab Jendral Kira sambil tertawa geli.

    melihat Jendral Kira yang tertawa begitu lepas aku hanya tersenyum getir....sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihat ekspresi Jendral sesenang ini....perang dan pengkhianatan hampir saja merebut semua kebahagiaannya dan kami semua....Maelstrom, kami pasti akan membuat kalian membayar semua ini...

    Kami semua berangkat ke rumah Tabib Yin di tengah kota Allizom. Lan, Arakmon, dan Kai telah menunggu di sana. Suasana segera berubah jadi ramai, ini adalah pertemuan pertama kami setelah 1 tahun.

    ----------------oOo----------------​

    "baiklah, aku ingin kita berbincang-bicang lebih lama, tapi saat ini kita punya misi darurat yang harus diselesaikan" kataku memotong pembicaraan. "Kai, Mark, Grey, Arakmon...cek!"

    Mereka langsung berpencar mengawasi keadaan di sekitar rumah Tabib Yin setelah mendengar aba-aba dariku. beberapa saat kemudian mereka kembali. dari isyarat anggukan yang mereka berikan aku dapat memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan rahasia kami di sini.

    "oke, langsung saja kita mulai. aku akan menyampaikan perintah Jendral Kira kepadaku terlebih dahulu, jadi tolong di simak baik-baik dan jangan berbicara sebelum aku mempersilahkan kalian bertanya...." kataku langsung memulai pembicaraan.

    aku pun menjelaskan pada mereka semua yang dikatakan Jendral Kira tentang misi kali ini. dari ekspresi yang kulihat, sepertinya mereka cukup mengerti dengan informasi yang kusampaikan.

    "baiklah, aku sudah menyampaikan semua yang dikatakan Jendral Kira, ada saran, pertanyaan, atau pendapat dari kalian?" tanyaku mengakhiri penjelasan.

    "ada...." jawab Lan dan Kai serempak.

    "Kai..." kataku mempersilahkan Kai berbicara.

    "menurutku sebaiknya kita tidak mengambil jalur lurus ke arah kerajaan Fein karena orang akan mudah menduga arah titik keberangkatan kita dan pastinya akan menyulitkan kita..." kata Kai menjelaskan argumennya.

    "jadi, bagaimana sebaiknya menurutmu?" tanyaku kembali pada Kai.

    "sebaiknya kita membuat jalur zig-zag. patokannya adalah kota WasteLand dan Kerajaan Fein, sehingga mereka kesulitan menduga titik keberangkatan dan tujuan kita..." jawab Kai.

    [​IMG]
    Gambar: posisi kerajaan Fein dari Allizom
    Link: http://www.freeimagehosting.net/uploads/bf6823dcad.jpg

    "namun harus di ingat, jalur tersebut terlalu berdekatan dengan ibukota Kerajaan Laevatein yang kini berada di tangan Maelstrom, penjagaan di sekitar areanya dipastikan lebih ketat sehingga memperbesar peluang kita bertemu dengan prajurit pengawas dari kerajaan Maelstrom. Jika pun tidak demikian, lintasan tersebut masih dalam jarak pandang menara pengawas istana kerajaan Laevatein" kataku menambahkan.

    "Lan, bagaimana menurutmu? atau kamu punya ide lain?" tanyaku kemudian pada Lan

    "menurutku juga demikian. Jika tidak memperhitungkan posisi jalurnya dekat dengan ibukota kerajaan Laevatein, jalur zig-zag cukup efisien, namun pasti akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama. mungkin tanpa halangan saja kita membutuhkan waktu perjalanan 2 kali lipat atau lebih. selain itu sulit memperhitungkan arah dan jarak. ini belum memperhitungkan waktu istirahat yang lebih banyak karena perjalanan yang lebih panjang jika kita menggunakan jalur zig-zag...." jawab Lan menjelaskan teorinya.

    "Lalu apa solusi menurutmu?" tanyaku kembali padanya

    "menurutku kita ambil saja jalur menuju kota WasteLand, tapi hanya sampai sepertiga nya, lalu kita berjalan lurus ke arah pertengahan jalur WasteLand - Kerajaan Fein, setelah itu baru kita langsung ke arah Kerajaan Fein" jawab Lan.

    "teori yang bagus, bagaimana menurutmu Kai?" tanyaku kembali pada Kai.

    "sepertinya ide Lan lebih bagus! dengan begitu kita bisa menghemat waktu dan tenaga lebih banyak selain lebih aman..." jawab Kai tenang.

    "ada saran tambahan?" tanyaku kemudian. namun merka semua hanya menggelengkan kepala. sepertinya mereka sudah sepakat dengan ide yang diusulkan Lan.

    "baiklah, kalau begitu kita akan berangkat malam ini ke arah kota WasteLand. segera siapkan perlengkapan perjalanan kalian. aku ke kediaman Pak Walikota dulu, melaporkan informasi ini, sekaligus mengurus biaya perjalanan..." kataku memberikan instruksi penutup.

    ------------------------oOo------------------------​
     
    Last edited: Jan 22, 2012
  15. MaxMarcel M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Jun 8, 2009
    Messages:
    536
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +2,847 / -0
    Setelag baca-baca, penggunaan italic dan huruf biasa suka kurang konsisten ya? Kadang-kadang pikiran tokoh pake italic, kadang-kadang huruf biasa. Kadang-kadang dialog pake italic, kadang-kadang huruf biasa.
    Apa cuma kesalahan teknis?

    IMO, Bakal lebih enak kalo dijadiin 2 atau 3 kalimat alih-alih jadi 1 kalimat panjang.

    Terlalu menggantung. Mungkin bisa dideskripsikan lebih dalam dulu sebelum diakhiri.



    Well secara overall. Terkadang (sering) dirasa alurnya terlalu cepat, mungkin karena gaya penulisannya.
    Dan spesial buat sphinx, terasa banget ga ada EYD waktu nulis. Cuma masalah teknis, tapi tetap merupakan hal yang vital.
    Buat Alomohara (bener ga sih tulisannya?) udah rapih penulisannya :thumbup:

    Kirain setelah kalah ceritanya bakal mengarah ke bagaimana karakternya melakukan perang gerilya dan perang kotor sebagai pemberontak; sabotase, rekrut orang, merampok suplai, dsb.
    Tapi kayaknya sekarang mengarahnya ke minta reinforcement.
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 2
    Last edited: Apr 17, 2011
  16. Alohamora M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Dec 1, 2010
    Messages:
    1,321
    Trophy Points:
    111
    Ratings:
    +368 / -0
    Ya mungkin ada percakapan yang belum di italic. :peace: Mohon maaf atas ketidak nyamanannya :maaf:

    Oi spinx04... mohon diperbaiki... Eh maaf yang bersangkutan lagi sibuk. :maaf: Sy juga lagi nunggu cerita lanjutan dari dia. Harap bersabar. :sigh:


    Mungkin karena ceritanya disusun oleh 2 orang, terkadang terlalu semangat menulisnya. :swt:

    Nama id saya Alohamora kk... :madesu: Ok trims...

    Kalo yang ini... tunggu saja cerita selanjutnya... :peace::peace:

    Terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca cerita kami.:matabelo:
     
    • Thanks Thanks x 1
  17. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    ga ada kesalahan teknis...:haha:
    waktu di italic kan berarti kesan perasaannya lebih kuat sampai2 ingin diungkapkan langsung, tapi ga diungkapkan. :unyil:. yang ga di italic kan berarti kesannya biasa aja, or memang ga ada kesan (hanya mengandung unsur cerita) :siul:

    gitu ya..:iii:
    baiklah, ntar aq pikir2 lagi..:siul:

    sebenarnya chapter ini dipaksakan berakhir. banyak sebenarnya sub cerita di antara ini yang udah dipikirkan, tapi kemudian rasanya terlalu menjelaskan, makanya di hapus semua! :haha:

    selain itu aq memang belum bisa cerita2 berbau romantis...:haha:
    ampuni saja..:haha:
    :onion-07:

    memang...:keringat: (aq juga merasa gitu)

    kalo masalahnya adalah huruf besar n huruf kecil, memang merepotkan ngurusnya...:stress: kadangan malas perbaiki lagi, jadi dibiarin aja...(aq pake notepad ++ ngetiknya, ga ada autocorrect).

    tapi kalo masalah selain itu, memang di sengaja, di sesuaikan sama psikologi karakter. :unyil:

    partner aq memang hebat! :boong:
    makanya aq ngajak dia, udah lulus sensor...:haha:

    bagian ini juga aq shock lho, benar2 di luar dugaan! :haha:
    aq ikut alur aja...:siul:
    thanx sambel nikmatnya...:maaf:
    (lagi donk! :hihi:)
     
    Last edited: Apr 18, 2011
  18. Jars27 M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Oct 16, 2010
    Messages:
    437
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +21 / -0
    udah baca marathon dari chapter 1 part 1 sampai chapter 2 part 4....:belajar:
    karena ceritanya lumayan rumit, jadi agak pusing...:pusing:
    tapi saya paham aja kok inti dari ceritanya... :ngupil:
    Nice Story kok... :top:
    mungkin bisa jadi bahan inspirasi... :hehe:
     
    • Like Like x 2
    • Thanks Thanks x 1
  19. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    thanx a lot kk udah berusaha keras baca dari awal :sembah:
    n thanx juga karena karya kami ga terlalu buruk...:malu1:
    (tapi ceritanya dimulai dari chapter 0 di post #1 lho...:malu:)

    setelah di pikir2 lagi, sepertinya ceritanya memang rumit ya.... :keringat:
    mungkin karena kepenuhan sama intrik politik-strategi-psikologi ya...:swt:
    makanya dalam cerita kami masukkan unsur humornya dikit2 biar ga tegang terus, n keterangan2 gambar biar makin mudah dipahami :unyil:
    (maaf aq belum bisa menyampaikannya dengan lebih mudah...:onion-07:)

    saat ini aq lagi dalam penyelesaian tugas akhir kuliah, makanya agak kesulitan waktu bikin cerita...:suram:
    (apalagi ceritanya makin lama makin payah buatnya :haha:...:dead:)
    tapi aq selalu mencoba yang terbaik dalam menyelesaikan tiap chapter...:elegan:
    thanx a lot untuk komentarnya kk...:maaf:
     
    Last edited: Apr 25, 2011
  20. spinx04 Veteran

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 22, 2009
    Messages:
    1,675
    Trophy Points:
    217
    Ratings:
    +2,539 / -0
    Chapter 2 part 5

    "kalau begitu kami segera berangkat Jendral.." kataku mohon pamit.
    "baiklah, masalah ini aku percayakan pada kalian...semoga kalian selamat!"
    "hehehe...aku sih selama ada Kira tidak bakalan khawatir..." :hihi: jawab Mark menyela.
    "diam kau Mark....eh...maafkan kami Jendral, dia memang orang gila...tidak usah di dengarkan" sahut Grey sedikit panik.
    "tidak apa-apa, aku mengerti"
    "Jen...Jendral...aku bukan orang gila..." :shock1:
    "bukan itu....maksudku aku mengerti kenapa kau merasa aman bersama Kira" jawab Jendral Kira sambil tertawa geli.

    melihat Jendral Kira yang tertawa begitu lepas aku hanya tersenyum getir....sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihat ekspresi Jendral sesenang ini....perang dan pengkhianatan hampir saja merebut semua kebahagiaannya dan kami semua....Maelstrom, kami pasti akan membuat kalian membayar semua ini...

    Kami semua berangkat ke rumah Tabib Yin di tengah kota Allizom. Lan, Arakmon, dan Kai telah menunggu di sana. Suasana segera berubah jadi ramai, ini adalah pertemuan pertama kami setelah 1 tahun.

    ----------------oOo----------------​

    "baiklah, aku ingin kita berbincang-bicang lebih lama, tapi saat ini kita punya misi darurat yang harus diselesaikan" kataku memotong pembicaraan. "Kai, Mark, Grey, Arakmon...cek!"

    Mereka langsung berpencar mengawasi keadaan di sekitar rumah Tabib Yin setelah mendengar aba-aba dariku. beberapa saat kemudian mereka kembali. dari isyarat anggukan yang mereka berikan aku dapat memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan rahasia kami di sini.

    "oke, langsung saja kita mulai. aku akan menyampaikan perintah Jendral Kira kepadaku terlebih dahulu, jadi tolong di simak baik-baik dan jangan berbicara sebelum aku mempersilahkan kalian bertanya...." kataku langsung memulai pembicaraan.

    aku pun menjelaskan pada mereka semua yang dikatakan Jendral Kira tentang misi kali ini. dari ekspresi yang kulihat, sepertinya mereka cukup mengerti dengan informasi yang kusampaikan.

    "baiklah, aku sudah menyampaikan semua yang dikatakan Jendral Kira, ada saran, pertanyaan, atau pendapat dari kalian?" tanyaku mengakhiri penjelasan.

    "ada...." jawab Lan dan Kai serempak.

    "Kai..." kataku mempersilahkan Kai berbicara.

    "menurutku sebaiknya kita tidak mengambil jalur lurus ke arah kerajaan Fein karena orang akan mudah menduga arah titik keberangkatan kita dan pastinya akan menyulitkan kita..." kata Kai menjelaskan argumennya.

    "jadi, bagaimana sebaiknya menurutmu?" tanyaku kembali pada Kai.

    "sebaiknya kita membuat jalur zig-zag. patokannya adalah kota WasteLand dan Kerajaan Fein, sehingga mereka kesulitan menduga titik keberangkatan dan tujuan kita..." jawab Kai.

    [​IMG]
    Gambar: posisi kerajaan Fein dari Allizom
    Link: http://www.freeimagehosting.net/uploads/bf6823dcad.jpg

    "namun harus di ingat, jalur tersebut terlalu berdekatan dengan ibukota Kerajaan Laevatein yang kini berada di tangan Maelstrom, penjagaan di sekitar areanya dipastikan lebih ketat sehingga memperbesar peluang kita bertemu dengan prajurit pengawas dari kerajaan Maelstrom. Jika pun tidak demikian, lintasan tersebut masih dalam jarak pandang menara pengawas istana kerajaan Laevatein" :unyil: kataku menambahkan.

    "Lan, bagaimana menurutmu? atau kamu punya ide lain?" tanyaku kemudian pada Lan

    "menurutku juga demikian. Jika tidak memperhitungkan posisi jalurnya dekat dengan ibukota kerajaan Laevatein, jalur zig-zag cukup efisien, namun pasti akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama. mungkin tanpa halangan saja kita membutuhkan waktu perjalanan 2 kali lipat atau lebih. selain itu sulit memperhitungkan arah dan jarak. ini belum memperhitungkan waktu istirahat yang lebih banyak karena perjalanan yang lebih panjang jika kita menggunakan jalur zig-zag...." jawab Lan menjelaskan teorinya.

    "Lalu apa solusi menurutmu?" tanyaku kembali padanya

    "menurutku kita ambil saja jalur menuju kota WasteLand, tapi hanya sampai sepertiga nya, lalu kita berjalan lurus ke arah pertengahan jalur WasteLand - Kerajaan Fein, setelah itu baru kita langsung ke arah Kerajaan Fein" jawab Lan.

    "teori yang bagus, bagaimana menurutmu Kai?" tanyaku kembali pada Kai.

    "sepertinya ide Lan lebih bagus! dengan begitu kita bisa menghemat waktu dan tenaga lebih banyak selain lebih aman..." jawab Kai tenang.

    "ada saran tambahan?" tanyaku kemudian. namun merka semua hanya menggelengkan kepala. sepertinya mereka sudah sepakat dengan ide yang diusulkan Lan.

    "baiklah, kalau begitu kita akan berangkat malam ini ke arah kota WasteLand. segera siapkan perlengkapan perjalanan kalian. aku ke kediaman Pak Walikota dulu, melaporkan informasi ini, sekaligus mengurus biaya perjalanan..." kataku memberikan instruksi penutup.

    ------------------------oOo------------------------​
    Malam pun tiba. Kami langsung berangkat menuju bagian utara kota Allizom, lebih tepatnya ke arah posisi jembatan paling kiri bagian utara kota yang telah putus sejak setahun yang lalu. Dahulunya jembatan tersebut merupakan jembatan penyeberangan terpendek dari semua jembatan penyeberangan yang ada di Allizom. Bulan tidak tampak malam ini.

    [​IMG]
    Gambar: peta kota Allizom
    Link: http://www.freeimagehosting.net/uploads/b9061ec59d.jpg
    setelah beberapa lama berjalan, kami pun tiba di titik tujuan. Kami kemudian berpencar untuk memeriksa keadaan. setelah memastikan kondisi sekitar cukup aman, aku langsung memerintahkan Kai, Grey, Mark, dan Arakmon mengeluarkan harpoon dan sebuah alat lain yang biasa kami sebut sebagai katrol penyeberangan. Mata harpoon yang berupa pengait tersebut kemudian dihubungkan dengan gulungan tali pada katrol penyeberangan oleh Mark. Setelah persiapan selesai, Grey menembakkan harpoon tersebut ke arah pepohonan lebat di seberang sungai.

    [​IMG]
    Gambar: katrol penyeberangan
    Link: http://www.freeimagehosting.net/uploads/a2af50ca89.jpg
    Setelah memastikan mata harpoon sudah cukup kuat tersangkut di antara pepohonan, aku berjalan mendekati Lan dan memberikan sesuatu padanya. Kemudian aku berbalik menuju katrol penyeberangan lalu meluncur ke seberang sungai dengan menggunakan katrol tambahan yang telah di pasang oleh Arakmon sebelumnya. Tidak butuh waktu lama hingga aku tiba ke seberang sungai.

    ------------------------oOo------------------------​

    Aku berjalan menyusuri hutan kecil di depanku untuk menemukan mata harpoon sambil memegang tali yang terhubung dengannya. Setelah beberapa lama berjalan aku pun menemukannya tersangkut pada sebuah cabang pohon berduri
    "berhenti di situ!" perintah seseorang dari belakangku tepat ketika aku hendak memotong duri-duri pohon untuk melepaskan mata harpoon. Di saat yang sama segerombolan orang keluar dari balik semak-semak dan mengepungku dari segala penjuru.

    "hoaaaeemm...tepat seperti perkiraanku, kalian menggunakan cara ini" sambung orang tersebut. Dari suaranya aku tahu kalau ia berjalan mendekat sedikit ke arahku.

    "apa maksudmu?"

    "hmm, kau tetap tenang menjawab walaupun sedang dikepung seperti ini, sepertinya kau bukan orang biasa anak muda" katanya lagi, namun kali ini dia berhenti, sepertinya ia hanya mendekat untuk memudahkan komunikasi sambil tetap menjaga jarak.

    "kau ingin aku ketakutan? apakah dengan itu aku bisa menjamin nyawaku?"

    "hahahaha, benar-benar pemuda yang berani. Sepertinya Allizom masih menyisakan banyak benih-benih perjuangan, walaupun kerajaan utaman mereka sudah kami hancurkan sejak setahun yang lalu.."

    "kalian....prajurit Maelstrom?!" tanyaku pada orang tersebut.

    "apa kau perlu bertanya?"

    "tidak, aku hanya ingin memastikan"

    "hahahaha, benar-benar pemuda yang pemberani, aku tidak menyangka kau tetap tenang setelah mengetahui identitas kami. Aku jadi merasa sayang jika harus membunuhmu nanti"

    "terima kasih atas perhatianmu. Tapi aku juga merasa sayang jika pimpinanku akan menghabisimu ketika ia tiba di sini, sepertinya kau juga bukan orang biasa"

    "hahahaha, kau benar-benar menyenangkan anak muda. Namun sayang sekali, kau adalah sandera ketika pimpinan yang kau maksud benar-benar datang untuk membunuh kami"

    "sepertinya kau benar-benar yakin ya?"

    "yaaah, begitulah....aku hanya tinggal memotong tali ini untuk memutuskan semua harapanmu kan?" kata orang tersebut dengan santai. Dari pergerakan mata harpoon, aku tahu dia sedang memegang tali katrol penyeberangan kami.



    [bersambung ke Chapter 2 Part 6 biar ga panjang kali..]
     
    Last edited: May 13, 2011
  21. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    Maraton lagi chapter 12 - 22 :hero:

    1. terlalu banyak basa - basi kesannya jadi lambat...
    2. Sayang adegan penggunaan sihir penyembuhannya kurang detail.. tapi bagus simpel mengena

    ceritanya lama cuman di jembatan ternyata....... cuman pancingan :panda:

    kekna ahli strategi MAELSTROM lebih garang daripada jendral Kira :iii:

    :elegan:
     
    • Like Like x 1
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.