1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic The Almighty Alchemist: Leon's Tale

Discussion in 'Fiction' started by mwahaha, Jun 13, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    The Almighty Alchemist
    Leon's Tale

    Halo.....:ogtop:
    Ini Fic yang ane buat tepat satu tahun yang lalu:cihuy:
    Happy 1st Year Anniversary:ogpeacebig:

    Oke:ehem:. Berhubung ane sedang mengalami mindblock untuk fic ane sebelumnya (She's a Vampire :ogelegan:) , ane melanjutkan lagi fic ane sebelumnya. Please, enjoy it!:ogdugem:

    Act 1 - Prologue: Remember My Name! [5561 Words]
    Chapter I [1918 Words]
    Chapter II [1324 Words]
    Chapter III [1098 Words]
    Chapter IV [1212 Words]

    Sinopsis:

    :omgatot:
     
    Last edited: Jun 13, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Act 1
    Prologue: Remember My Name!

    Chapter I

    - Ouvren Town -
    - Inside Hogg bar -
    - At Mid day -

    “Louverdis Family?” Tanya Dugs Hogg, pemilik Hogg bar kepada seorang pelanggan yang duduk di meja bar di depannya.

    “Ya. Kudengar Louverdis Family merupakan keluarga mafia terbesar di kota ini. Mereka bahkan mengambil pajak dari penduduk kota sebagai uang perlindungan.” Kata sang pelanggan sambil memakan makanan yang dipesannya.

    Dugs menghentikan kegiatannya mengelap gelas minuman sesaat, dan memajukan tubuhnya dan berbisik.

    “Sebaiknya pelankan suaramu. Kau tahu, lebih dari setengah orang yang ada di dalam bar ini merupakan anggota Louverdis Family” Kata Dugs lalu melanjutkan kegiatannya mengelap gelas minuman.

    “Heee…..” Kata pelanggan itu seolah mengerti sambil meneruskan kegiatan makannya.

    Tiba-tiba, beberapa orang yang duduk tidak jauh dari mereka berdiri dan berjalan mendekati pelanggan itu.

    BRAAAK!

    Salah satu dari orang-orang yang bertampang layaknya mafia itu memukulkan tangannya di meja sang pelanggan yang sukses membuat pemilik bar, Dugs terkejut.

    “Hei, hei, hei. Kudengar tadi kau bertanya tentang Louverdis Family. Kau tahu? Kami ini anggota Louverdis Family. Apa yang ingin kau tanyakan?” Tanya lelaki berkacamata hitam, bertopi hitam dan berjas hitam dengan bekas luka panjang di pipi kanannya dengan nada ancaman.

    Sang pelanggan itu hanya diam saja dan masih melanjutkan kegiatan makannya. Merasa tak dianggapi, lelaki seram yang bernama Jeff itu semakin memanas. Ia memukul meja sekali lagi dan memegang kerah baju si pelanggan yang masih asik dengan makanannya itu.

    “Hei! Apa kau ingin melawan Louverdis Family?” Tanyanya dengan raut wajah yang meyeramkan.

    Si pelanggan yang merasa terganggu dengan sigap memegang tangan Jeff dan memelintirkannya yang sukses mebuat tangannya patah.

    “ARRGH!! Tanganku! KAU!!!” Teriak Jeff marah. Teman-temannya yang berdiri dibelakangnya segera mengeluarkan pistol dari saku-saku mereka.
    Suasana bar menjadi tegang. Dugs Hogg berharap tidak akan terjadi baku tembak di dalam barnya. Bagaimanapun, yang akan menanggung biaya kerusakan barnya nanti adalah ia sendiri.

    “Ah, maaf. Aku tidak bermaksud mematahkan tanganmu. Bagaimanapun kau tadi mengangguku makan, jadi bukan salahku kalau aku reflex memegang tangAnoo dan mematahkannya” Kata si pelanggan dengan nada ringan seolah tidak merasa bersalah.

    “KAAAU!!!” Teriak Jeff dan teman-temannya. Anggota Louverdis yang masih duduk kini telah berdiri semua dan mengarahkan semua senjata mereka ke arah si pelanggan itu.

    “Kau sudah bosan hidup ya? HAH!? Mati kau! Tembak!!!” Teriak Jeff sambil memegang tagan kanannya yang patah dan memerintahkan teman-temannya untuk menembak sang pelanggan malang itu.

    Dugs Hogg langsung tiarap dan bersembunyi di bawah meja barnya. Ia hanya bisa pasrah dengan menerima kerugian yang akan ditanggunya dalam membetulkan barnya nanti.

    DOR! DOR! DOR!

    Rentetan bunyi peluru terdengar dari dalam bar yang tidak dapat dikatakan besar itu menembus tubuh sang pelanggan yang malang. Puluhan peluru menembus tubuhnya dan memecahkan puluhan botol minuman yang tersusun di rak bar. Darah sang pelanggan misterius itu mewarnai dinding bar kecil itu.

    Sungguh malang nasibnya. Timah panas menghujam seluruh tubuhnya, dari kaki hingga kepala. Darahnya tersebar ke semua arah, membuat pelanggan lain yang melihatnya menjadi ngeri dan ketakutan. Ada yang menutup mata, ada yang ingin muntah bahkan pingsan.
    Semuanya terjadi hanya dalam beberapa detik. Dugs Hogg membuka matanya dan keluar dari bawah meja bar saat diyakininya tidak ada bunyi suara tembakan lagi. Apa yang dilihatnya sungguh mengerikan. Tubuh sang pelanggan malang itu sudah hancur, isi tubuh terburai keluar dan bau pesing darah yang tepat didepannya membuat Dugs jadi ingin muntah.

    “Hei, Pak Tua! Cepat bersihkan mayat sampah ini. Benar-benar menganggu pemandangan saja!” Perintah Jeff kepada Dugs seraya menendang-nendang tubuh hancur yang sudah tak bernyawa itu.

    “Hahaha…. Rasakan” Katanya.

    ‘Ugggh…. Kalau membuat kekacauan di sini, setidaknya kalian sendiri yang bereskan’ kata Dugs mengomel dalam hati.

    Rombongan Louverdis Family berjalan keluar dari bar itu sambil tertawa-tawa. Mereka membawa salah satu jari pelanggan itu sebagai momento.
    Dugs membersihkan barnya dibantu beberapa penduduk sekitar yang kasihan dengannya. Mereka membantu mengumpulkan bagian tubuh si pelanggan misterius, memasukkannya didalam karung dan membuangya di pembuangan sampah.

    “Orang ini benar-benar menyusahkan saja” Kata salah seorang penduduk yang membantu membersihkan darah-darah yang tersebar di bar Dugs.

    “Ya, padahal sudah kuperingati dia. Itu semua salahnya sendiri.” Kata Dugs yang juga membersihkan barnya.

    “Yah, benar. Itu salahnya.” Tiba-tiba terdengar suara misterius dari pintu bar. Orang-orang di bar menoleh. Sedetik kemudian wajah mereka seperti dihinggapi terror. Yang berdiri di pintu itu tidak lain adalah pelanggan misterius yang seharusnya sudah mati barusan.

    “UWAAA!!!” Teriak beberapa orang. Yang lainnya hanya bisa terdiam tidak mampu bicara.

    “K-kk-kkena-kena-ppa kk-auu m-mmas-mas-ih hi-ddu-dup? Bu-bbukan-nya kka-u ssu-ddah sudah mmmat-ma-mati?” Tanya Dugs tergagap.

    “Eh? Ah…. Hahaha. Itu benar. Barusan aku mati ya?” Tanya pelanggan misterius itu berlagak bodoh.

    “H-HH-HAN-HAN-TTTU…. HANTU!!!” Teriak salah satu penduduk diikuti teriakan yang lainnya.

    “He… Hei tenang dulu” Kata pelanggan misterius itu menenangkan mereka.

    “Aku belum mati. Jadi aku bukan hantu, mengerti?” Katanya menjelaskan.

    “Mana mungkin! Ka-kami tadi lihat kau telah dibunuh barusan! Tidak mungkin kau masih hidup! Tubuhmu sudah hancur, kau pasti hantu!” Teriak salah satu penduduk masih ketakutan.

    “Ya, tapi yang terbunuh barusan bukan aku” Katanya masih berusaha menjelaskan kejadian sebelumnya.

    “Tidak! Kau pasti hantu! Mana mungkin yang mati tadi bukan kau! Kami semua melihatnya! Kalau bukan hantu, kau pasti zombie. Bukan, kau pasti setan! Iblis! Monster!” Teriak para penduduk histeris ketakutan dengan tubuh bergetar.

    “Hah…. Kalian masih tidak percaya ya….” Kata lelaki itu mengeluh.

    “Baiklah, akan kubuktikan bagaimana aku masih hidup” katanya lagi.

    Lelaki itu lalu berjalan maju, membuat yang lainnya mundur.

    “Ja-jangan mendekat!” Teriak beberapa orang penduduk.

    “UWAAA!” Pelanggan misterius itu tiba-tiba terduduk dan berteriak, membuat yang lainnya terheran.

    “Apa…. Apa yang terjadi!? Uwaaa!!!” Teriaknya lagi sambil melihat tubuhnya.

    ‘Ada apa dengan dia’ Kata para penduduk dalam hati.

    “Hahaha…. Lihat kan? Itu caraku lolos dari maut” Tiba-tiba terdengar suara. Mereka semua menoleh kebelakang. Tepat di samping Dugs berdiri pelanggan misterius itu.

    “WAAA!!” Teriak Dugs terkejut. Pelanggan misterius itu hanya tersenyum.

    “Ke-kenapa kau jadi dua? Tidak salah lagi, kau pasti setan!” Kata salah satu penduduk.
    Pelanggan misterius itu hanya tersenyum. Ia berjalan maju, mendekati dirinya yang seorang lagi yang terduduk dengan tampang ketakutan. Dia lalu berputar kearah para penduduk yang masih ketakutan dan kebingungan.

    “Inilah rahasianya” Katanya sambil mengambil sebuah tabung kecil berisi cairan bewarna bening dari saku jubah coklat kusamnya. Pelanggan misterius berambut hijau itu membuka tutup tabung itu. Tiba-tiba, dirinya yang terduduk ketakutan tadi perlahan-lahan berubah menjadi salah satu penduduk.

    “Kau…. Yoji!” Teriak salah satu penduduk menyadari kalau orang yang terduduk ketakutan tadi itu adalah temannya. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan begitu pula yang lainnya dan menyadari bahwa salah satu temannya yang bernama Yoji telah hilang.

    “Sejak kapan….?”

    “Aku bertukar tempat dengannya sesaat setelah aku menyebarkan bau dari tabung ini.” Dia menunjukkan tabung yang ia keluarkan dari saku satunya.

    “Seperti yang kalian lihat, aku bukan setan, iblis ataupun monster. Aku adalah seorang Alchemist”

    “Al-Alchemist? Maksudmu, orang yang membuat hal-hal aneh dan bertuaalang untuk mengumpulkan bahan untuk membuat hal-hal aneh tersebut?” Tanya salah satu penduduk berambut coklat.

    “Bukan membuat hal-hal aneh sih…. Tapi itu benar. Alchemist adalah orang yang bertualang mencari bahan untuk percobaan pembuatan barang-barang penemuan mereka. Misalnya, aku spesialis membuat barang berbentuk liquid yang mempengaruhi penciuman orang-orang. Contohnya, liquid warna merah ini.” Katanya menunukkan tabung yang berisi cairan bewarna merah.

    “ liquid ini membuat otak orang yang menciumnya berhenti bekerja selama satu menit, sehingga aku bisa melakukan semua hal dengan leluasa dalam satu menit tersebut . Karena selama satu menit fungsi otak kalian mati termasuk fungsi otak yang menangkap sinyal dari mata, maka saat aku menukar tempatku dengan orang yang bernama Yoji ini dan otak kalian bekerja kembali, kalian tidak akan sadar dan menganggap hal itu sama sekali tidak terjadi seolah-olah yang berdiri di sini tadi adalah aku.” Jelasnya.

    “Jadi maksudmu otak kami membuat kami tidak menyadari hal yang terjadi selama 1 menit tersebut, sehingga saat 1 menit habis, otak kami tetap melanjutkan gambaran seolah-olah 1 menit itu tak pernah terjadi termasuk saat kamu menukar tempatmu dengan Yoji?” Tanya Dugs.

    “Yap! Tepat sekali. Jadi otak kalian tetap meneruskan gambaran bahwa yang berdiri di depan kalian tersebut adalah aku walaupun sebenarnya kami sudah bertukar tempat, dan kalian tidak akan sadar karena dalam 1 menit itu kalian semua menjadi seperti patung” Katanya gembira karena berhasil menjelaskan triknya kepada para penduduk itu.

    “Lalu, kenapa kau menceritakan trikmu itu pada kami. Mungkin saja kami akan melaporkannya kepada Louverdis Family kalau kau belum mati kan?” Tanya Dugs.

    “Yah…. Itu karena aku ingin menolong kalian. Aku bukan tipe Alchemist yang hanya bertualang mencari bahan untuk penelitian. Aku ingin kemampuanku dalam bidang Alchemy dapat digunakan untuk hal-hal baik. Karena itu selain mencari bahan penelitian, aku juga bertualang…. Yah, bisa dikatakan aku juga bertualang untuk menumpas kejahatan di dunia ini” Katanya dengan bangga.
    Dugs dan para penduduk lainnya tersenyum.

    “Kau, benar-benar orang yang menarik. Kupikir Alchemist itu adalah orang-orang aneh dan sinting yang hanya membuat barang-barang aneh dan menjualnya kepada orang-orang jahat. Seperti pistol yang dipakai orang-orang dari Louverdis Family tadi, bukankah pistol itu juga dibuat oleh para Alchemist?” Kata Dugs.

    “Ya, itu benar. Kebanyakan Alchemist hanyalah orang sinting, gila dan aneh. Membuat senjata dan benda aneh untuk orang-orang jahat. Kau tahu, para Alchemist yang malas bertualang dan mengumpulkan bahan mengandalkan uang yang mereka dapat dari hasil menjual barang buatan mereka kepada para penjahat, dengan begitu mereka bisa membeli bahan-bahan dengan mudah di pasar gelap. Tapi aku menjadi seorang Alchemist bukan hanya demi penelitian membuat barang, tapi juga untuk menolong orang-orang yang kesusahan dari ulah orang-orang jahat yang ditolong oleh para Alchemist gila itu. Agar para Alchemist itu sadar tidak ada untungnya menolong orang jahat dan kejahatan dapat dibasmi dari dunia ini. Keren kan?”

    “Kalau begitu, apa yang ingin kau lakukan kepada Louverdis Family?” Tanya Dugs lagi.

    “Hmm…. Mungkin aku akan mencari tahu siapa Alchemist yang membantu mereka terlebih dahulu. Lalu aku akan mengalahkan semua anggota Louverdis Family dan akhirnya Alchemist itu sadar bahwa perbuatannya salah. Bagaimana?” Katanya mengutarakan rencananya.

    “Terserahmulah. Kalau kau ingin melakukan itu, sebaiknya kau cepat pergi sebelum anggota Louverdis Family kembali kemari” Kata Dugs memperingatinya.

    “Oke. Kalau begitu aku pergi dulu” Katanya lalu melangkah keluar bar.

    “Sebelum pergi, boleh aku bertanya sesuatu?” Tanya Yoji yang sudah tersadar dari ketakutannya dan berdiri.

    “Hmm? Apa” Tanya laki-laki itu berbalik.

    “Yang pertama, siapa orang yang terbunuh oleh keluargfa Louverdis tadi?” Tanya Yoji.

    “Ohh… Saat mereka mengarahkan pistol kearahku, aku membuka tutup tabung ini dan membuat orang yang berada dalam bar ini mencium baunya dan menukar diriku dengan salah satu dari kawanan mereka.” Jelasnya.
    Yoji tampak mengangguk-angguk mengerti begitu juga dengan Dugs dan penduduk lainnya.

    “Pertanyaan kedua, tabung yang berisi liquid bening itu fungsinya apa? Kenapa saat kau membuka tutupnya orang-orang jadi tersadar kalau yang ada ditempatmu itu tadi itu aku?”

    “Liquid bening ini berfungsi untuk menetralkan pengaruh dari liquid merah. Walaupun liquid merah berfungsi untuk memparalyzed otak selama satu menit, saat satu menit itu habis, seharusnya mata akan mengirimkan gambar baru dan memberi informasi kepada otak kalau yang ada disitu adalah kau bukan aku. Tapi berkat efek dari liquid merah, mata tetap meneruskan gambaran sebelumnya dan membuat kalian tidak menyadari kalau sudah terjadi perubahan di sana. Berkat Liquid bening yang menetralkan pengaruh liquid merah, mata jadi dapat mengirim gambaran baru dan memberi informasi bahwa yang ada di sana bukan aku melainkan Yoji. Bukti lainnya, kalian bisa lihat kembali mayat yang sudah kalian buang itu dan akan menyadari bahwa yang kalian buang bukan mayatku melainkan orang lain.” Jelasnya panjang lebar.

    “Hmm….” Yoji dan lainnya hanya bisa mengangguk-angguk setengah mengerti.

    “Kalau begitu pertanyaan terakhir, siapa namamu?”

    “Hmm” Lelaki itu tersenyum dan melanjutkan kembali jalannya keluar bar. Dia membuka pintu bar itu dan berkata.

    “Aku ingin kalian menjadi saksi. Kalau nanti Louverdis Family berhasil kuhancurkan, kalian harus ingat bahwa lelaki yang bernama ‘Leon’ inilah yang menghabisinya” Katanya lalu menutup pintu bar dan berjalan pergi.
     
  4. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    bagian awalnya, ada pelanggan lagi makan, ngobrol sama bartender yang sibuk ngelap2 gelas... suasana wild west banget :hahai:

    pertama2 mau komen, si Leon ini gajebo banget ya, ngapain si susah payah ngejelasin semuanya ke penduduk? menurutku alasannya dia masi kurang kuat. hulalalala. trus, kenapa waktu si Leon nukar tubuh dia sama anggota gangster, ga nukar dengan tubuh si Jeff aja? sebagai orang yang pertama cari masalah menurutku lebih wajar jika si Jeff aja yang dijadikan sasaran tembak. Trus... Pas si Yoji yang dikira Leon teriak ketakutan ngeliat mayat, kenapa teriaknya belakangan, ga dari tadi? kenapa harus nunggu si Leon datang dan menukar posisinya dulu?

    menurutku banyak adegan maksa semata-mata untuk menjelaskan semua keunggulan Leon.

    tapi sisi positifnya, menurutku kemampuan si Leon ini emg cukup unik dan menarik, jarang saya baca fict tentang alchemist yang make cairan parfum utuk beraksi :hahai:
     
  5. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0

    Chapter II

    “…… Bahwa lelaki bernama Leon inilah yang menghabisinya.”

    - Ouvren Town -
    - Front of Louverdis Family Residential -
    - At Mid Night -


    ‘Hmm…. Aku harus pikirkan cara untuk masuk ke kediaman Louverdis Family ini. Masalahnya, penjaganya ada ratusan orang dan di dalam residential ada lebih dari 1000 orang. Bagaimana caranya masuk kedalam ya?’ Pikir seorang laki-laki yang berumur sekitar 20 tahunan dan memakai jubah coklat kusam dan berambut hijau itu. Dia bersembunyi di belakang pohon yang letaknya kurang lebih 50 meter dari kediaman Louverdis Family.

    ‘Uggh…. Coba kalau aku bisa pakai liquid merah ini. Masalahnya, ini hanya bisa dipakai di ruang tertutup. Bau Liquid ini sangat mudah tertiup angin sehingga tidak akan berhasil jika digunakan di luar ruangan. Hah…. Apa yang harus kulakukan’
    Dia berjongkok, memegang dahinya dan terlihat frustasi. Ia berpikir keras untuk melewati ratusan penjaga ini.

    ‘….. Tidak ada cara lain….’

    Dia lalu berdiri dan memejamkan matanya. Setelah diyakininya rencana ini akan sukses walaupun kemungkinan besar akan gagal, dia membuka matanya dan melangkah dengan langkah pasti dengan sedikit kegugupan yang tersirat di wajahnya.

    “Hmm…. Siapa kau!?” Tanya salah satu penjaga itu dia dan penjaga lain mengarahkan pistolnya kearah laki-laki berambut hijau yang baru saja keluar dari persembunyiannya itu.

    “Katakan apa kepentinganmu atau kutembak!?” Ancam penjaga itu.

    “A…. Anoo…. Itu…. Hahaha” Dia hanya bisa tertawa gugup.

    “HAH!? Apa yang kau katakan? Kau mau mati!!?” Tanya penjaga itu dengan suara meninggi tanda kesal begitu juga dengan penjaga lainnya.

    “Uhh….. tentu saja tidak….” Jawab lelaki itu takut-takut.

    “Iya!!? Kau mau mati!? OKE!!!” Teriaknya dan bersiap menekan pelatuk pistolnya.

    Para penjaga lain pun juga bersiap menekan pelatuk pistol dan hanya dalam beberapa detik lagi laki-laki itu akan menjadi mayat.

    “………”

    Lelaki itu hanya tertunduk dan terdiam, seolah sudah menerima nasibnya

    “………”

    “……… Sudah kubilang……”

    “…….. Aku tidak kesini untuk mati…..”

    “….. Apa kalian tidak dengar…. Hei…. SAMPAH?”

    Lelaki itu mengangkat kembali wajahnya tepat saat ia mengatakan kata sampah. Raut wajahnya yang beberapa saat lalu menunjukkan ketakutan berubah. Matanya begitu dingin dengan ekspresi wajah yang datar.

    SAMPAH katamu!!!??” Teriak penjaga yang bernama Paul itu. Dia benar-benar merasa tersinggung, marah dan kesal. Bukan hanya dia, tapi juga ratusan penjaga lainnya.

    “Heh…” Lelaki itu tertawa sinis.

    “Aku tidak percaya, sampah juga bisa bicara ya?” Katanya.

    Tanpa banyak bicara lagi, Paul langsung menekan pelatuk pistolnya.

    DOOOR!

    Suara tembakan terdengar begitu keras dimalam dingin itu membuat orang-orang yang berada di dalam kediaman Louverdis Family siaga.


    - In a room at top floor(6th floor) Louverdis Family Residential -


    “Apa yang terjadi di luar?” Seorang pria bertubuh gendut dan pendek yang memakai jas putih dengan dalaman kemeja garis-garis merah bertanya kepada orang yang berdiri disebelahnya.

    Orang yang bermata sipit, memakai baju hitam dengan model baju orang cina dan rambut pirang dijalin itu melihat keluar dari kaca jendela.

    “Sepertinya ada seorang pembuat onar di luar sana” Katanya kepada orang yang duduk di kursi sofa nyaman dan berkumis putih dengan rambut yang sudah ubanan dan menghisap cerutu.

    “Ohh…?” Kata lelaki yang diketahui merupakan pemimpin Louverdis Family, Ivanov Louverdis itu sambil menghisap cerutunya lagi.

    “Berani sekali ada orang yang berbuat kerusuhan di tengah malam begini, di kediaman Louverdis Family pula. Apa dia tidak tahu bagaimana mengerikannya Louverdis Family itu, ia kan Tao-Lee?” Tanyanya kepada laki-laki bermata sipit yang berdiri di sebelahnya.

    “…..” Orang bernama Tao-Lee itu hanya diam saja.

    “Hahaha…. Paling dia sudah mati sekarang. Yah, itu berkat pistol yang telah kau buat itu. Berkatmu, aku bisa menguasai Ouvren Town ini dengan mudah. Bahkan pistol yang digunakan para sheriff itu tidak ada tandingannya dengan pistol buatanmu yang kekuatan tembakannya 10x lebih besar dari pistol biasa…. Fuuh….” Katanya tertawa sambil menghisap dan menghembuskan cerutunya.

    “Tidak. saya sangat berterima kasih tuan Ivanov telah memberi saya biaya untuk membeli bahan-bahan yang dapat saya gunakan dalam mebuat senjata-senjata baru yang lebih kuat lagi” Kata Tao-Lee.

    “Hahaha…. Tentu saja. Berapa pun akan kuberi karena pada akhirnya senjata itu kau buat untukku. Hahaha” Kata Ivanov lagi sambil tertawa.

    “…..” Tao-Lee hanya diam tanpa ekspresi.


    - At Front Of Louverdis Family Residential -


    BRUGGH!

    Bunyi tubuh terjatuh ke tanah. 1 tembakan tepat menembus tengah-tengah dahi orang itu yang membuatnya mati seketika. Darah mengucur deras keluar dari dahinya.

    DOR! DOR!

    2 tembakan lagi dan 2 tubuh terjatuh ke tanah.

    DOOOR! DOOOR! DOOOR!

    Balas para penjaga itu. Tapi, sang lelaki berambut hijau dapat menghindari tembakan dengan mudah. Tubuhnya merunduk, melangkah kesamping, ke kiri, dan kebelakang. 111 orang penjaga. 3 orang telah dia bunuh dan 108 tembakan mengarah padanya dan dia berhasil menghindari hujanan peluru itu tanpa terluka sediktpun.

    DOR!

    Balasnya. Kali ini satu lagi tubuh penjaga ambruk. Jumlah penjaga yang tersisa menjadi 107 orang. Lelaki berambut hijau itu lalu mengambil pisau dari saku jubahnya dan memegang pisau kecil itu dengan tangan kirinya.

    DOOOR!

    Tembak para penjaga. Tapi percuma, tidak ada satupun peluru yang mengenainya. Ia mampu menghindar dengan sempurna dan menembakkan 3 peluru tepat di bagian vital yang membuat 3 penjaga lagi mati seketika. Dia lalu berlari dan masuk ke dalam kerumunan para penjaga itu yang membuat mereka sulit menembak karena takut menembak teman mereka sendiri. Hal ini sangat menguntungkan bagi sang lelaki berambut hijau. Di tembakkannya lagi 3 peluru yang membuat isi pistolnya habis. Dimasukkannya kembali pistol itu ke dalam jubahnya dan mengambil 1 pisau lagi dari saku jubahnya.

    SLASH! SLASH!

    Dia menebas dan menusuk tubuh para penjaga yang sangat dirugikan dengan keberadaannya yang berada di tengah ratusan para penjaga itu. 1, 2, 3. Tiga orang lagi telah berhasil dibunuhnya dengan tusukan dan tebasan di bagian-bagian vital mereka. Dengan ini jumlah penjaga berkurang menjadi 98 orang.

    Dia terus berlari dalam kerumunan penjaga itu sambil menusuk dan menebas para penjaga di sekitarnya. Akhirnya ia berhasil mendekati gerbang utama. Gerbang yang tingginya 3 meter itu di loncatinya dengan mudah. Ia berdiri di atas gerbang dan mengambil sesuatu dari saku jubahnya. Sebuah bom dan pemantik api. Dihidupkannya api dan dilemparkannya bom tersebut, setelah itu ia meloncat ke dalam gerbang.

    BOOOM!!!

    Suara bom terdengar dari luar gerbang besi itu. Sekarang ia telah berhasil masuk ke dalam lingkungan residential. Ternyata, penjaganya lebih banyak dari luar. Hampir sebagian orang yang berada dalam residential menunggunya disana yang berjumlah sekitar 400 orang lebih. 4 kali lipat lebih banyak dari penjaga diluar.

    ‘Cih! Ternyata cara ini memang sangat sulit. Mereka sangat banyak. Kalau begini, aku bisa-bisa tertembak’ Pikirnya dalam hati.

    “MENYERAHLAH!!!” Teriak para penjaga memerintahkannya dan menodongkan pistol padanya.

    DOOOR! DOOOR! DOOOR! DOOOR!


    Tepat seperti dugaan, dia tidak berhasil menghindari semua tembakan yang menuju padanya. 4 timah panas berhasil mengenainya. 2 hanya meberikan luka gores pada pipi kanan dan lengan kanan sedangkan 2 lagi berhasil mengenai tangan kirinya dan perut bagian kiri.

    ‘Ugggh….! Sial’ Teriaknya kesakitan dalam hati.

    ‘Aku harus cepat masuk ke dalam residential itu dan menyebarkan liquid merah ini. Atau, aku akan mati.’

    Dia berlari sekuat tenaga. Tidak peduli rasa sakit yang di deritanya. Dia berusaha menghindar, tetapi Karena luka tembakan barusan membuatnya sulit menghindar sehingga mendapat 3 tembakan baru, 1 di kaki kiri dan 2 di perutnya.

    Tapi dia tidak peduli. Dia tetap berlari dan berlari.

    ‘Aku tidak boleh mati! Tidak boleh mati!!!’ Teriaknya dalam hati.

    ‘Aku sudah berjanji menghabisi Louverdis Family kepada mereka. Aku sudah berjanji untuk membebaskan kota ini dari cengkraman Louverdis Family. Aku sudah berjanji, karena itu, aku tidak boleh mati!!!’

    Dan pintu Louverdis Family Residential itu terbuka. Semua penjaga menghentikan tembakan mereka dan melihat ke arah pintu. Mereka membuka blokade agar orang yang berada di depan pintu itu dapat melihat sang lelaki berambut hijau yang sudah terluka parah. Di depan pintu itu berdiri seorang lelaki bermata sipit, memakai baju cina dan rambut pirang dijalin.

    Lelaki berambut hijau itu dapat merasakannya. Orang yang berdiri di depan pintu itu sama dengannya. Seorang Alchemist.

    “Kau…. Alchemist yang membantu Louverdis Family?” Tanyanya memastikan.

    “….. Ya. Dan kau…. Apa kau juga seorang Alchemist?” Tanya Tao-Lee, Alchemist Louverdis Family.

    “Uggh …..Ya…..” Katanya dengan memegang luka diperutnya sambil menahan rasa sakit yang dideritanya.

    “….. Siapa namamu?” Tanya Tao-Lee lagi.

    “…….” Lelaki berambut hijau itu diam beberapa saat.

    “…..Leon…..” Katanya.

    Enjoy Chapter II:ogtop:
     
  6. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Thanks reviewnya:hmm:
    Pertama, kenapa bukan si Jeff? Karena kelemahan parfum si Leon ini hanya bisa digunakan dalam ruangan. Kalau sudah keluar, baunya hilang dan penyamaran Leon terbongkar karena Jeff itu layaknya ikan kakap gangster tersebut. Jadi, Leon menyamar sebagai ikan teri rombongan gangster, supaya mereka tidak sadar kalau salah satu kawan mereka udah ko-it.
    Trus, kenapa Yoji teriak waktu tubuhnya udah ditukar dengan Leon, karena siapa saja yang mencium bau liquid merah langsung mematung selama satu menit. So, Leon bisa berbuat sesukanya selama satu menit itu. Yoji juga gak sadar kalau dirinya bertukar dengan Leon dan baru sadar waktu satu menit itu udah lewat. Tapi emang banyak adegan janggal + maksa sih:lol:

    Hahaha.... yoi, waktu itu ane lagi demen nonton Fullmetal Alchemist, makanya buat fic tentang Alchemy tapi dengan kekuatan unik:cerutu:
     
    Last edited: Jun 13, 2012
  7. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    tetep aja seteri2nya ma si bos ga nyadar kacungnya ada yang ilang... :hahai:

    si Yoji kan teriak gara2 ngeliat mayat preman yang di kira Leon kan? maksudnya, koq teriaknya gag dari tadi padahal yang laen juga uda mulai beres2in tu mayatnya. hehehe

    ok, selamat melanjutkan...
     
    Last edited: Jun 13, 2012
  8. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter III

    “….. Leon…..”

    - Ouvren Town -
    - Front of Louverdis Family Residential -
    - At Mid Night –

    Leon, nama laki-laki berjubah coklat kusam dan berambut hijau itu. Di tubuhnya telah bersarang 4 tembakan. 3 diperutnya dan 1 di paha kaki kirinya.

    “….. Leon. Nama itu…. akan kuingat.” Kata Tao-Lee lalu berbalik dan memasuki residential kembali.

    Para penjaga kembali membuat blokade yang membuat Leon tidak dapat memasuki residential itu.

    ‘Ugggh…. Apakah…. Ini akhirnya…..?’ Katanya dalam hati dengan menahan sakit dari luka yang didapatnya.

    ‘Apa hanya sampai di sini saja…..’

    Dia tersenyum pasrah dan menengadah ke langit sementara 400 penjaga itu telah siap memuntahkan peluru dari senapan-senapan mereka.

    “Langit sangat mendung….. Sepertinya sebentar lagi mau hujan…..” Katanya tetap menegadahkan wajahnya ke langit.

    “Padahal, aku ingin melihat bulan dan bintang untuk terakhir kalinya…..” Dia lalu memejamkan matanya.

    DOOOOORRR!!!!

    Ke-400 tembakan dilontarkan secara bersamaan menuju 1 orang. Menuju satu orang yang sedang memejamkan matanya ke arah langit.

    ‘……’

    ‘Sepertinya…..’

    ‘Aku…..’

    ‘……’

    Hanya tinggal sepersekian detik hingga seluruh peluru itu bersarang ditubuhnya.

    ‘….Aku’

    ‘Masih belum ingin mati!’

    GLEGAAAR!!!

    Bunyi petir terdengar, serentak dengan semua timah panas bersarang ditubuhnya. Kilatan petir yang sangat dekat membuat penglihatan menjadi silau.

    Tes…. Tes…. Tes….

    Bunyi hujan turun dari langit. Semakin lama semakin deras membasahi tanah. Bersamaan dengan sebuah tubuh yang ambruk setelah menerima ratusan timah panas ditubuhnya.

    ‘…….’

    ‘Apakah ini akhirnya? Apakah si pembuat rusuh itu telah berhasil kami bunuh?’

    Itulah isi pikiran yang menyelimuti seluruh benak para penjaga itu.

    “Hei, Tom! Coba kau periksa apa ia masih hidup atau sudah mati” Perintah salah seorang penjaga kepada temannya yang bernama Tom.

    “Eh? Apa masih harus diperiksa?” Tanya Tom.

    “Sudah. Cepat periksa!” Perintah temannya itu.

    Tom lalu berjalan mendekati tubuh itu. ‘Huh! Tanpa perlu diperiksa pun sudah jelas kalau orang itu sudah mati’ Omel Tom dalam hatinya.

    Tom membalikkan tubuh itu.

    “Hmm….” Diperhatikannya tubuh yang tergeletak itu dengan seksama.

    “Bagaimana!?” Tanya temannya.

    “Hmm….? Oh, iya! Dia sudah…..” Sesaat Tom ingin memberitahukan kondisi tubuh itu. Tetapi kata-katanya terhenti dan dengan cepat menoleh kepada mayat itu kembali. Tiba-tiba rasa horror datang mencekamnya.

    “Kenapa!? Dia sudah mati kan?” Tanya temannya lagi.

    “Su…. Sudah….. Ta-ttta-pi-ppi…..” Tom berkata terbata-bata. Di wajahnya tersirat dengan jelas kalau ia sangat ketakutan.

    “Ada apa!?” Temannya bertanya lagi dengan kesal.

    “I…. I-iii-itu….” Tom tidak bisa melanjutkan kata-katanya dan hanya bisa bicara dengan terbata.

    “Cckk!” Temannya sudah kesal dengan tingkah aneh Tom. Dia berjalan mendekati tubuh itu diikuti penjaga lainnya.

    “Hmm….?” Penjaga itu melihatnya dengan seksama.

    “Apa sih? …. Dia sudah mati kan?” Kata penjaga itu.

    “Ya…. Ddd-ddi-dia sudah ma-mma-mati…. Tapi, coba perhatikan…. Wa-wa-wwwajah-nya” Kata Tom terbata dengan ekspresi wajah ketakutan.

    “Wajah…..?......!”

    DEG!

    “Apa….. Apa-apaan ini….? Bukankah ini….. Jeff!!!?”


    - Inside Of Louverdis Family Residential -
    - At The Kitchen -

    “Huff…. Beruntung sekali tadi sama sekali tidak ada angin. Aku bisa menggunakan liquid merah dan menggantikan diriku dengan orang lain dan masuk ke dalam tanpa disadari siapapun” Kata Leon kepada dirinya sendiri.

    “Ugggh....”

    Dia berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuhnya dengan menggunakan peralatan dapur yang berada disekitarnya. Hanya 2 peluru yaitu peluru yang bersarang di perut bagian kirinya dan kaki kirinya saja yang berhasil ia keluarkan. 2 peluru lagi tidak dapat ia keluarkan karena tertembak di dekat bagian fatal. Salah-salah dia bisa membuat kondisi tubuhnya tambah buruk.

    “Hah…. Hah…. Baiklah, kukira begini cukup” Katanya lalu mengikat bagian yang terluka agar darah berhenti mengalir.

    TEEET…. TEEET….. TEEET

    Terdengar bunyi alarm peringatan.

    “Cih….! Mereka sudah sadar kalau yang mereka tembak itu bukan aku ya? Cepat sekali. Bagaimanapun juga, walaupun tanpa memakai Liquid bening, asalkan ada angin, pengaruh liquid merah bisa dihilangkan.”

    ‘Baiklah….. Ugggh….!’ Leon mencoba berdiri. Tetapi itu membuat lukanya terasa sakit.

    ‘Ugggh….. Cari pemimpin Louvardis Family, habisi dan selesai. Tinggal sedikit lagi…. Berusahalah….’ Katanya berusaha menyemangati dirinya sendiri.

    Dia berjalan keluar dapur dengan tertatah-tatah. Lorong itu kosong. Sepertinya belum ada penjaga yang mencari sampai kesitu.

    Dia berjalan dan melewati beberapa koridor dan menemui sebuah tangga ke lantai 2. Sialnya, di lantai itu telah 6 orang penjaga.

    “Itu dia penyusupnya!” Mereka mengarahkan senapan mereka ke Leon.

    ‘Cih!’

    Leon membuka tutup liquid merahnya dan membuat ke-6 orang itu mematung lalu menarik dan mendorong salah seorang dari mereka untuk menggantikan posisinya dan segera berlari dari situ.

    Mendekati tangga lantai 3, ia menemui penjaga lagi. Kali ini jumlahnya 9 orang. Seperti sebelum ya, ia mengeluarkan liquid merah, membuat salah satu dari penjaga sebagai subtitusinya dan segera melangkah maju. Hal itu terus dilakukannay hingga ia sampai di lantai atas, yaitu lantai 6.



    - In a room at top floor(6th floor) Louverdis Family Residential -

    “Cckk!” Ivanov Louverdis duduk di kursi nyamannya sambil berdecak kesal dan mematahkan cerutunya yang ke 24 untuk malam ini.

    “Apa penyusup itu masih belum bisa ditangkap juga!?” Tanyanya dengan kasar kepada 3 anak buahnya yang berdiri menunduk di depan meja bosnya tersebut.

    “Be…. Belum Bos….” Kata mereka takut-takut.

    “BODOH!!! Kalian benar-benar BODOOOH!!!!” Teriak Ivanov kesal dan melemparkan cerutunya yang ke 25 kepada salah satu dari 3 orang anak buahnya itu.

    “Bagaimana bisa kalian yang berjumlah 1000 lebih tidak dapat menahan seekor penyusup saja, HAH!!!?” Teriaknya lagi.

    Ketiga anak buahnya hanya bisa menunduk tanpa menjawab.

    “Tao-Lee, apa yang sebaiknya kulakukan kepada mereka?” Tanya Ivanov kepada Tao-Lee yang setia berdiri di sampingnya.

    “…. Sebaiknya anda beri kesempatan mereka sekali lagi. Bagaimanapun penyusup ini bukan orang biasa. Dia seorang Alchemist.” Jawab Tao-Lee.

    “Haaah…… Untuk apa seorang Alchemist datang dan membuat kerusuhan di kediamanku? Apa dia ingin mencuri data-data penelitianmu?” Tanya Ivanov kepada Tao-Lee.

    “….. Sepertinya tidak begitu. Aku yakin dia punya alasan lain”

    “Lalu, apa alasannya? Apa maksudnya membunuh ratusan anak buahku!? Apa untuk mencuri uangku!?” Tanya Ivanov mulai kesal.

    “….. Soal itu….. Aku masih belum tahu. Tapi…. Aku yakin, cepat atau lambat kita akan mengetahui tujuannya kesini” Kata Tao-Lee lagi.

    “Haaah…. Baiklah! Kalian bertiga, cepat temukan penyusup itu dan bawa dia hidup-hidup ke hadapanku, mengerti!!?” Perintah Ivanov kepada anak buahnya.

    “Mengerti Bos!” Jawab ke-3 anak buahnya.

    Saat ketiga orang itu membalikkan badannya dan ingin membuka pintu, pintu itu telah terbuka duluan. Di ambang pintu, berdiri seorang laki-laki.

    “Hehehe…. Tanpa dicaripun aku sudah berada di sini kok” Kata lelaki yang berdiri di ambang pintu dan memasuki ruangan itu.

    “KAU!!!” Teriak Ivanov.

    “Cepat katakan. Apa alasanmu menyusup ke dalam kediamanku, hah!? Data penelitian Tao-Lee!? Atau Uang-uangku!? Apa!!? Cepat jawab!!!” Kata Ivanov menunjuk-nunjuk Leon menggunakan cerutu ke-26-nya dengan kesal dan mematahkannya.

    “Hehehe…. Alasan katamu?” Leon tertawa sinis.

    “Tentu saja, untuk….. menghabisimu!” Dia dengan cepat mengeluarkan pistol dari saku jubahnya kea rah Ivanov.

    “Uwaaa!!! Apa yang kalian lakukan!!? Cepat tembak!!!” Teriak Ivanov memerintahkan ketiga anak buahnya itu.

    Mereka bertiga dengan seketika mengekuarkan pistol dari saku-saku mereka dan bersiap menembak.

    “Hehehe…..”

    DOOOR! DOOOR! DOOOR!
     
  9. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter IV

    DOOOR! DOOOR! DOOOR!

    - Ouvren Town -

    - In a room at top floor(6th floor) Louverdis Family Residential -

    - At Mid Night -​



    Masing-masing dari ketiga orang itu melepaskan 10 tembakan dengan total 30 tembakan bersarang ditubuh Leon. Darah Leon menyembur dari tubuhnya. Membasahi karpet merah dan pintu putih itu. Tentu saja, ia mati seketika.

    “Hahaha…. Akhirnya…. Dia mati.” Kata Ivanov lega.

    “Ahahaha…..” Ketiga anak buahnya juga lega karena bosnya tidak jadi menghukum mereka.

    “Kalau begitu….” Ivanov berdiri kea rah jendela dan membukanya.

    “…. Tuan….?” Tao-Lee menyadari gelagat aneh tuannya.

    “…. Urusanku sudah selesai disini…. Aku pergi dulu.” Perlahan-lahan tubuh Ivanov berubah. Tubuhnya yang pendek perlahan meninggi, tubuh gendutnya perlahan mengurus dan perlahan-lahan ia menjadi muda.

    “See ya!” Katanya melambaikan tangan dan meloncat lewat jendela yang ia buka.

    Ia menyadarinya. Tao-Lee menyadarinya, namun semuanya sudah terlambat. Ia hanya dapat melihat orang yang melompat dari jendela itu berlari menjauh. Dia lupa, dengan kejadian tadi siang. Saat anak buahnya melaporkan telah membunuh seorang asing yang berani melawan dengan ciri-ciri berambut hijau dan memakai jubah coklat kusam. Dia lupa, bagaimana orang itu dapat melewati ke 400 prnjaga di depan pintu. Ia lupa, bagaimana orang itu dapat sampai ke ruangan ini dengan selamat walaupun di dalam kediaman ini ada lebih dari 500 penjaga. Ia lupa, kalau orang itu adalah seorang Alchemist. Tidak, tentu ia tahu kalau orang itu adalah Alchemist, tapi ia lupa untuk memperhitungkan kekuatan apa yang dimilik Alchemist yang menyusup itu. Harusnya, dengan semua petunjuk yang ada dia sudah menyadarinya. Tapi takabur dan kesombongan telah membutakannya. Ia sangat yakin senjata-senjata yang telah ia buat dapat menghabisi orang itu. Ia yakin orang itu hanya sekedar ‘beruntung’ untuk dapat sampai di ruangan itu. Ia yakin….. Tidak a
    da Alchemist yang dapat menipu matanya. Tapi, ia telah tertipu. Ia telah tertipu mentah-mentah tepat di depan matanya.

    “Mr. Tao-Lee!!! Ma-mmma-mayat ini….” Salah satu penjaga berusaha memberi tahu Tao-Lee. Tapi, ia sudah tahu. Ia, mengakui kekalahannya.

    “I….. Ini….. Mayat Bos IVANOV!!!”



    - Ouvren Town -

    - At Front Of Hogg Bar-

    - In the Morning -

    Tok! Tok! Tok!

    Pintu Hogg Bar diketuk dengan tidak sabaran. Dugs Hogg, pemilik Hogg Bar berjalan dengan kesal kea rah pintu.

    ‘Sekarang masih pagi buta, bahkan ayampun belum berkokok. Kenapa dengan orang ini? Mengganggu saja!’ Pikir Dugs dalam hati.

    Tok! Tok! Tok!

    “Ya! Sebentar, berengsek!” Umpat Dugs kesal.

    “Apa kau tahu, sekarang masih pagi bu….” Belum sempat Dugs menyelesaikan kata-kata dan makiannya saat ia melihat orang yang ada didepannya.

    “KAU!!!” Teriaknya terkejut.

    “Hei….” Kata orang yang mengetuk pintu bar itu dengan tersenyum.

    “Aku…. Berhasil.”

    BRUGH

    Orang itu langsung ambruk ke tanah.

    “He…. Hey….! Apa kau tidak apa-apa, Leon!?”


    - Ouvren Town -

    - Inside Hogg bar -

    - At Mid day -

    Hogg bar begitu ramai kali ini. Semua penduduk datang ke bar yang tergolong kecil tersebut. Semua orang berdesak-desakan, berharap bisa melihat orang yang telah membebaskan mereka dari cengkraman Louverdis Family yang telah berlangsung selama lebih dari 5 tahun. Mereka semua bersuka-cita, bersyukur dan bergembira.

    “BERSULANG!!!” Teriak Dugs disambut dengan teriakan heboh dari para penduduk lain.

    “Sruuup…. Aaahhh….!” Dugs meminum birnya hanya dengan sekali teguk disambut kekaguman penduduk lain.

    “Tapi, kau benar-benar hebat Leon! Baru saja kemaren kau mengatakan kau akan menghancurkan Louverdis Family dan…. Lihat hasilnya!! Dalam 1 malam Louverdis Family hancur dank au bahkan berhasil membunuh Ivanov Louverdis, pemimpin Louverdis Family!” Kata Dugs kagum dengan hal yang telah dilakukan Leon.

    “Ahahaha…. Tidak. Bagaimanapun aku sudah berjanji dengan kalian kemarin kan?” Kata Leon yang tidak ingin terlalu dipuji.

    PUKHH

    Dugs memukul pundak Leon dengan sangat keras, yang mengakibatkan Leon terbatuk-batuk.

    “Hei, hei! Lihat hero kita. Selain hebat, dia juga sangat rendah hati” Kata Dugs sambil tertawa.

    “Ahahaha….” Semua penduduk tertawa, Leon pun juga terpaksa ikut tertawa.

    “Jadi, apa yang akan kau lakukan dari sekarang Leon?” Tanya Dugs.

    “Hmm….. Karena Tao-Lee sudah sadar dan memusnahkan semua senjata buatannya, tentu sekarang sheriff dapat bergerak dan menangkap sisa Louverdis Family kan? Bagaimanapun, mereka yang telah kehilangan bosnya seperti anjing tanpa tuan. Tidak punya harapan, benar-benar tanpa perlawanan.”

    “Ya, mungkin anakku yang bergabung dengan Louverdis Family dapat sadar dan kembali dengan kami” kata salah seorang penduduk.

    “Ya! Mungkin kakakku akan kembali”

    “Mungkin ayahku!”

    “Mungkin adikku!”


    Semua penduduk benar-benar gembira karena semuanya sudah berakhir. Bukan hanya itu, mereka juga dapat memulai hidup dengam keluarga-keluarga yang pernah menjadi anggota Louverdi family dari awal.

    “Semuanya sudah berakhir dengan baik. Kalau begitu, besok aku juga harus pergi!” Teriak Leon bersemangat.

    “Eh?”

    Seisi bar tiba-tiba terdiam. Mereka tidak menyangka kalau hero mereka akan pergi dari kota itu.


    “Mr. Leon…. Apa anda tidak bisa tinggal di kota ini untuk melindungi kami?” Seorang gadis cilik memberanikan diri bertanya.

    “Ya, Mr. Leon! Anda penyelamat hidup kami. Anda sebaiknya tinggal di sini!”

    “Mr. Leon, tinggallah di sini, aku mau menjadi istrimu!”

    “Mr.Leon….!”

    “Mr.Leon!”

    Semua penduduk tidak ingin kalah mengutarakan kata-kata mereka walaupun intunya sama, tidak ingin Leon meninggalkan kota itu.

    “Aduuuh…. Tunggu…. Hei…. Dengar….” Kata-kata Leon sama sekali tidak mereka dengar yang membuat Leon kewalahan.

    “Ehem…. Ehem…. DENGAR KALIAN SEMUA!!!” Dugs tiba-tiba turun tangan. Semua langsung berhenti bicara.

    “Kalian dengar! Yang mengalami hal seperti ini, bukan hanya kota kita saja! Banyak kota-kota lain yang dikuasai oleh orang-orang jahat seperti Louverdis Family. Dan Leon mendatangi kota-kota seperti itu untuk meyelamati mereka! Kalian tahu, Leon bukan hanya hero untuk kota ini saja, tapi Leon adalah hero untuk dunia ini! BERSULANG!!!” Teriak Dugs diakhiri dengan bersulang meminum bir bersama.

    Setelah mendengar perkataan Dugs, penduduk kota pun sadar. Leon masih dibutuhkan oleh kota0kota lain. Leon masih dibutuhkan oleh dunia ini! Karena itu, kita harus membiarkan Leon pergi.

    Hari itu mereka habisi untuk berpesta dari pagi sampai malam. Mereka ingin meninggalkan kenangan indah untuk Leon tentang kota itu, agar Leon selalu mengingat semua orang di kota itu.

    - Ouvren Town -

    - At Front Of Ouvren Town Gate-

    - In the Morning -


    Semua penduduk berbaris melepaskan Leon untuk pergi.

    “Terima kasih semuanya. Aku pasti tidak akan melupakan kalian, Ouvren Town adalah kota yang terbaik!” Kata Leon dan membungkuk hormat kepada semua penduduk Ouvren Town.

    “Mr. Leon!” Seorang gadis kecil yang berkepang 2 maju kedepan.

    “Mr. Leon, ini jimat yang diberikan ayah untukku sebelum ayah meninggal di medan perang. Jessica ingin Mr. Leon yang memeganya. Jimat ini akan melindungi Mr.Leon dari semua bahaya” Kata gadis kecil yang bernama Jessica itu polos memberikan sebuah kalung dengan kantung di tengahnya. Leon lalu duduk dan membiarkan gadis kecil itu memakaikan kalung itu padanya.

    “Terima kasih. Tapi, apa tidak apa-apa? Bukankah ini momento dari ayahmu?” Tanya Leon.

    “Tidak apa-apa. Tapi, sebagai gantinya saat Jessica dewasa nanti, maukah Mr.Leon menikahi Jessica?” Tanya gadis kecil itu penuh harap.

    “…….”

    “Aku tidak bisa berjanji…..” Kata Leon dengan nada sedih.

    “Eh, kenapa?” Terdengar kekecewaan dari gadis kecil itu.

    Leon hanya bisa tersenyum.

    “Jessica, Mr.Leon tidak bisa berjanji karena Mr.Leon sudah mempunyai orang yang dicintainya, bukankah begitu?” Kata Ibu Jessica menjelaskan pada Jessica.

    “….. Ya.” Kata Leon tersenyum.

    “Begitu ya…..” Kata Jessica yang masih terdengar sedih.

    “Tetapi aku yakin. Jessica pasti akan mendapatkan calon suami yang lebih baik dariku!” Kata Leon menghiburnya.

    “Apa benar!?” Kembali teredengar keceriaan di kata-kata Jessica.

    “Ya, itu benar!” Kata Leon tersenyum.

    Mereka semua lalu tertawa bersama.

    “Kalau begitu, aku pergi!!!” Teriaknya kepada semua penduduk Ouvren Town.

    “Sampai jumpa lagi, Mr.Leon!!!” Teriak Jessica yang bergandengan tangan dengan ibunya.

    “Ya!! Sampai jumpa lagi!!!”

    End of Act 1! What do you think?:matabelo:


    Btw, btw.... My 1000th Post!:yahoo:
     
  10. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    hmm g terbayang 400 orang nembakin 1 orang secara bareng2 tanpa ada peluru nyasar. Hehe msi g kebayang situasi rumah n pertempurany.

    Ga bisa komen lbi byk, msi perkenalan.
     
  11. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Act 2
    Let’s save the Princess!


    Chapter I
    - Ivorice Kingdom -
    - In The Kingdom Dungeon -
    - At Mid day -

    “Hoy! Siapa namamu!?” Tanya seorang pengawal kearajaan dengan kasar kepada seorang lelaki yang terkurung di salah satu kamar tahanan di dungeon itu.

    “Ahahaha…..” Lelaki yang memakai jubah coklat kusam dan berambut hijau itu hanya dapat tertawa dan tersenyum kecut.

    TRANG!

    Pengawal itu memukulkan tombak yang dipegangnya ke jerusji besi sel tahanan dengan kesal.

    “Hoy, sialan! Cepat katakan, siapa namamu!?” Katanya lagi dengan kasar.

    “Le…. Leon….. Ahahaha……” Jawab lelaki itu tetap dengan tertawa lalu tersnyum dengan kecut.

    - Three hours ago -
    - Inside Taylor Inn -
    - In the morning -​


    Seperti biasa, Taylor Inn sangat ramai didatangi pelanggan. Kebanyakan mereka berasal dari luar Ivorice Kingdom. Misalnya Hunter yang bertualang menyelesaikan misi yan diterima dari guild seperti mengumpulkan bahan-bahan langka untuk Alchemy, mengalahkan monster atau bandit yang meresahkan masyarakat sekitar. Ada juga Traveler Merchant yang berjualan dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya para Traveler Merchant menjual barang-barang langka dengan harga lebih murah dari pasar gelap, sehingga menguntungkan untuk Hunter, Alchemist, bandit, maupun para collector barang aneh.

    Kring kring

    Bel diatas pintu Inn berbunyi, yang berarti ada seorang pelanggan lagi yang datang.

    “Selamat datang!” Sambut salah seorang pelayan Inn dengan ramah.

    “Anda ingin menginap, atau hanya ingin makan?” Tanyanya kepada laki-laki yang baru saja masuk itu.

    “Eh? Ohh….. Aku ingin makan saja.” Kata lelaki berjubah coklat kusam dan berambut hijau yang bernama Leon.

    “Kalau begitu, silahkan duduk di sini!” Kata pelayan itu ramah dan menuntun pelanggannya ke salah satu meja yang masih kosong.

    “Mau pesan apa?” Tanyanya saat pelanggan itu telah duduk di kursi.

    “Hmmm….. Aku pesan makanan yang paling murah disini.” Kata pelanggan itu.

    “Paling murah?” Nada bicara pelayan itu mulai terdengar ketus.


    “Ya, masalahnya aku hanya punya uang 20 bill” Kata Leon tersenyum kecil dan menggaruk-garuk kepalanya.

    “Hmm…. Bagaimana ya? Makanan paling murah di sini harganya 60 bill loh….” Kata pelayan itu.

    “Ya sudah. Boleh aku beli 1/3nya saja?” Tanya Leon.

    “Hmm….. Baiklah…” Kata Pelayan itu setelah berpikir beberapa saat. Dengan muka masam, ia berjalan menuju dapur inn.

    Tak berapa lama kemudian pesanannya datang.

    “Selamat menikmati!” Kata pelayan itu riang yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa makanan pesanan Leon tadi. Sedangkan Leon hanya dapat tercengang melihat hidangan yang dibawa pelayan itu.

    “….. Ini….. 1/3 dari pesananku?” Tanya Leon seolah tak percaya dengan hidangan yang ada di depannya.

    “Ya! Makanan yang paling murah di sini adalah sup jagung! Sup jagung terdiri dari 3 bahan, jagung, bumbu dan air. Karena kau pesan 1/3nya saja, maka inilah yang kau dapat!” Kata pelayan itu tersenyum seraya meletakkan mangkuk sup yang hanya berisi air tawar itu di atas meja inn yang berada di depan Leon.

    “….. Anu….. Bolehkah 1/3nya itu jagungnya saja?” Tanya Leon hati-hati.

    “Tidak! Yang sudah dibeli tidak dapat ditarik kembali. Kalau mau pesan jagungnya saja, harus bayar 20 bill lagi!” Seru pelayan itu dengan muka kesal.

    “…..” Leon hanya bisa diam, sedangkan pelayan itu dengan riang menyambut pelanggan lain yang baru datang.

    “Haaah…..” Leon mengeluh dan menyeruput air tawar panas itu dari mangkuknya.

    Setelah berjalan selama 4 hari dari Ouvren Town ke Ivorice Kingdom, dia pikir akhirnya bisa makan di sini, tetapi yang didapatnya hanya air sup panas yang tidak-ada rasanya.

    “Haaah….” Leon mengeluh lagi menyesali nasib buruknya.

    ‘Kalau saja saat di Ouvren Town aku meminta bekal dan uang, pasti tidak begini jadinya. Haaah…. Nasibku benar-benar sial….’ Keluhmya dalam hati.

    Tidak jauh dari tempat duduknya ada 3 orang penduduk yang sedang makan sambil mengobrol. Obrolan ke-3 orang ini membuatnya tertarik untuk menguping.

    “Jadi, princess Liana yang akan dijadikan korban persembahan itu sudah pasti ya?” Tanya salah seorang dari tiga orang itu yang berambut coklat kepada temannya yang botak.

    “Tidak salah lagi. Kudengar mereka sudah tidak dapat menemukan gadis perawan berumur antara 15-20 tahun sebagai korban persembahan. Karena itu, mereka akan menggunakan princess Liana yang masih berumur 17 tahun itu sebagai korban persembahan” Kata si botak kepada temannya, si rambut coklat.

    “Nasib princess Liana sungguh malang ya…. Apa sih yang dipikirkan raja kita dengan mengorbankan putri dan anak satu-satunya itu?” Kata pria yang berambut hitam.

    “Entahlah, tapi semenjak kematian permaisuri 7 tahun lalu serta kedatangan penasehat kerajaan, Marcus raja menjadi sangat aneh. Mencari gadis perawan untuk korban persembahan dengan diambil darahnya sebagai persembahan untuk Vigilante, pasukan pengawal kerajaan yang tak bisa mati ciptaan penasehat Marcus itu.” Kata si botak lagi.

    “Walaupun anggota keluarga kita diambil, kita tidak bisa melawan. Bagaimanapun, kita tidak tahu apa yang akan dilakukan penyihir itu…. Mungkin saja kita juga akan di rubahnya menjadi tentara zombie itu. Hiii….” Kata si rambut coklat ketakutan yang membuat ke-2 temannya ikut ketakutan.

    ‘…. Liana……’ Nama itu langsung tersirat di pikiran Leon bersama dengan bayangan seorang wanita. Seorang wanita yang sepertinya cukup berarti untuk Leon.

    “Hai.” Sapa Leon kepada 3 orang itu yang sukses membuat mereka terkejut.


    “Aku mendengar percakapan kalian barusan. Sepertinya sangat menarik. Mau ceritakan lebih lengkap?” Pintanya.

    “Apa-apaan kau…. Kami tidak berencana cerita dengan orang asing!” Sergah si botak.

    “Oh ya….? Kalau begitu akan kukatakan dengan pengawal kerajaan di luar sana kalau ada 3 orang yang menjelekkan nama Raja dan…. Siapa itu tadi….? Oh ya, penasehat kerajaan, Marcus” Kata Leon dengan tersenyum licik dan juga dengan nada mengancam.

    “Uwaaa! Ja…. Jangan!! Baiklah, kami akan menceritakannya. Puas!!” Kata lelaki botak itu kesal.

    Lelaki botak itu lalu menceritakan kegelapan yang melanda Ivorice Kingdom yang diawali pada 7 tahun yang lalu, saat permaisuri raja yang merupakan orang yang paling dicintai oleh sang raja meninggal karena wabah epidemic yang melanda kota. Beberapa hari setelah meninggalnya sang permaisuri, datanglah seseorang yang dapat menyembuhkan wabah epidemic itu. Orang itu adalah Marcus.


    Dia memberikan dan meminumkan ramuan yang dibuatnya kepada penderita dan hanya dalam beberapa jam penyakit mereka langsung sembuh. Raja yang saat itu juga terjangkit wabah epidemic pun dapat di sembuhkan oleh Marcus dengan mudah yang membuat Marcus langsung mendapat posisi nomor satu dari raja sebagai dokter sekaligus penasehat kerajaan. Beberapa bulan setelah tinggal di kerajaan ini, Marcus akhirnya mengemukakan idenya untuk membuat prajurit yang tidak bisa mati. Tentu hal ini sangat disetujui raja. Tetapi bayaran untuk prajurit tak bisa mati yang di sebut Vigilante ini sangat besar, yaitu darah seorang gadis berumur antara 15 hingga 20 tahun yang masih perawan. Para penasehat kerajaan yang lain tentu sangat tidak setuju dengan ide ini. Tapi seolah sudah dalam genggamannya, raja dengan mudah menyetujui ide Marcus.

    Akhirnya mereka mendapatkan seorang gadis untuk menjadi korban. Darah gadis itu kemudian dibuat sebagai salah satu bahan pil yang diminum oleh para prajurit yang dipilih sebagai Vigilante setiap harinya. Tetapi, suplai darah itu hanya bisa dibuat menjadi pil yang hanya dapat bertahan sekitar 1 bulan sehingga setiap 1 bulan sekali terjadi upacara persembahan seorang gadis. Selama 7 tahun ini, terhitung sudah 84 orang yang jadi korbannya dan membuat princess Liana akan menjadi korban ke-85.

    “Begitu ya….. jadi penasehat kerajaan yang bernama Marcus ini dapat membuat obat dan ramuan aneh ya….” Kata Leon mengangguk-angguk mengerti.


    “Iya. Dia itu pasti penyihir! Dia membuat kontrak dengan iblis dan memberikan darah itu sebagai persembahan kepada iblis! Pasti begitu!” Bisik si rambut coklat agar tidak terdengar pelanggan yang lain.

    “Penyihir ya….” Kata Leon tersenyum.

    Dia lalu berdiri.

    “Sayang sekali. Kupikir dia bukan penyihir, melainkan Alchemist. Kalian tahu? Orang yang membuat benda dan barang-barang aneh.


    “Alchemist? Oh, benar juga. Kudengar bahan-behan yang mereka gunakan sebagai bahan dasar benda-benda buatan mereka adalah bahan-bahan yang sangat aneh.” Kata si rambut hitam sedari tadi diam.

    “Hah! Aku tidak percaya dengan Alchemist. Mereka itu hanya orang gila dan penipu yang membuat barang-barang aneh tidak berguna. Aku lebih percaya kalau penasehat Marcus itu penyihir!” Kata si botak sarkasme.

    “Hmmm….” Leon hanya tersenyum mendengarnya.

    “Tidak semua Alchemist itu orang gila ataupun penipu. Yah, mungkin hampir semua dari Alchemist adalah orang aneh dan gila, dan ada beberapa yang penipu tapi, barang-barang yang mereka buat bukanlah barang aneh yang tidak berguna. Kebanyakan buatan Alchemist itu adalah barang-barang aneh yang sangat berbahaya, termasuk pil buatan Marcus yang dapat membuat peminumnya menjadi pasukan yang tak bisa mati.” Kata Leon kepada ketiga orang itu.

    “Siapa kau sebenarnya? Kau bicara seolah-olah sangat tahu tentang Alchemist. Jangan-jangan kau….”

    Leon hanya tersenyum.


    “Namaku Leon, dan aku seorang Alchemist. Akan kubuktikan pada kalian bahwa Alchemist bukan hanya orang-orang sinting dan gila. Aku berjanji, aku akan menyelamatkan princess Liana serta menyadarkan sang Raja dari penasehat Marcus yang kalian sebut penyihir itu.” Kata Leon lalu berjalan pergi keluar Inn meninggalkan ketiga orang yang masih terbengong.

    Haha, sori lama update. Nyelesain Act 3 dulu.
     
  12. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter II

    “Namaku Leon….. dan aku berjanji akan menyelamatkan princess Liana….”

    - Ivorice Kingdom -
    - At Front of the Kindom Palace –
    - At Mid day –​

    Seorang laki-laki berambut hijau berjalan lurus menuju istana.

    “Ada keperluan apa!?” Tanya penjaga pintu gerbang kasar.


    “Itu…..”

    DUAGH!

    Lelaki berambut hijau berjubah coklat kusam itu meninju sang penjaga gerbang yang membuatnya dikirim ke dungeon dan diperiksa.

    - In The Kingdom Dungeon -
    - At Mid day -​



    “Jadi, Leon. Kau pasti anggota Liberation kan!? Katakan, dimana tempat persembunyian kalian dan kau bisa dibebaskan. Bagaimana?” Tanya Pengawal itu tersenyum licik.

    Liberation adalah sekelompok pemberontak yang tidak setuju dengan cara sang raja membunuh dqn mempersembahkan darah gadis perawan. Kebanyakan anggota Liberation adalah orang-orang yang anggota keluarganya merupakan korban persembahan.

    “Eh, bukan. Aku bukan anggota Liberation. Aku ini….. Ah, aku ini Hunter.” Kata Leon berbohong.

    “Kau! Masih berani berbohong ya!? Ya sudah, dinginkan kepalamu di sana sampai pengadilan untukmu besok!” Kata pengawal itu lalu pergi.

    Dungeon itu sangat sepi. Dari 40 kamar tahanan, hanya Leon penghuninya seorang.

    ‘Baiklah, di dalam dungeon ini ada 4 orang penjaga. 2 yang menjaga pintu untuk keluar dungeon, 1 yang memegang kunci dungeon dan 1 lagi yang bertugas memerikasa keliling dungeon.’ Kata Leon dalam hati mulai memikirkan rencana.

    ‘Semua barang-barangku berada di samping si penjaga kunci….. Haaah…. Coba kalau liquid merah itu ada padaku, aku pasti bisa keluar dari sini sekarang juga. Yang lebih penting sekarang, pikirkan caranya untuk mendapatkan berang-barangku kembali. Hmmm…..’ Leon mulai berpikir. Setelah beberapa saat.

    ‘Hmmm….. baiklah. Ayo gunakan cara itu!’ Pikirnya bersemangat setelah menemukan rencana untuk keluar dari dungeon ini.

    “Hei…..” Teriaknya.


    Penjaga yang bertugas keliling dungeon mendekatinya.

    “Ada apa!?” Tanyanya dengan membentak.

    “Hehehe….” Tawa Leon dengan misterius.

    “Kenapa kau!?”

    “Sebenarnya, aku ini anggota Liberation dan aku sudah menyebarkan racun yang akan membuat kalian semua yang menghirupnya mati 1 jam dari sekarang.” Kata Leon lagi. Kali ini dengan tersenyum licik.


    “Apa!!!? Sejak kapan kau menyebarkan racun itu? Barang-barangmu sudah kami amankan di sana!” Kata pengawal itu menunjuk tempat ia menaruh barang-barang Leon.

    “Yah, aku menyebarkannya sesaat sebelum kalian mengambil barang-barangku. Dan asal tahu saja, kau dan ke-3 pengawal lain yang berada di dungeon ini sudah menghirup racun itu.

    “Kau…. Bohong! Kau pasti punya rencana kan!?” Tanya pengawal itu tidak percaya walaupun ia sebenarnya ketakutan.

    “Yah sudah kalau kau tidak mau percaya. Lagian aku memberitahukan ini untuk kebaikan kalian sendiri. Toh, aku juga bisa keluar 1 jam lagi setelah kalian mati” Katanya kepada pengawal itu dengan senyuman licik dan penuh kemenangan.

    ‘O… Oke! Jadi apa yang harus kami lakukan!?” Tanya penjaga itu mulai goyah.


    ‘Yes! Mudah sekali menipu orang ini….’ Pikir Leon dalam hati.

    “Mudah saja. Hei, kau pengawal yang duduk di sana!” Perintahnya kepada pengawal yang memegang kunci yang duduk disebelah barang-barang miliknya.

    “Tolong ambilkan tabung berisi cairan bewarna bening dan merah disana.” Pintanya.

    Pengawal pemegang kunci yang juga ketakutan karenasudah termakan omongan Leon hanya menurut saja. Ia mengambil tabung berisi cairan bening dan merah seperti perintah Leon.


    “Apa yang harus kulakukan dengan cairan-cairan ini!?” Tanyanya dari kejauhan.

    “Makanya, kesini sebentar.” Kata Leon.

    Pengawal itu hanya menurut dan dia sekarang telah berdiri tepat di depan sel tahanan Leon.

    “Kalian juga, hei pengawal yang menjaga pintu dungeon di sana!” Teriak Leon kearah pintu keluar dungeon.

    Hening sesaat, kemudian kedua penjaga itu datang.

    “A…. Apa itu benar? Kau sudah menyebarkan racun di dalam sini?” Tanya salah satu penjaga takut. Ternyata mereka juga mendengar pembicaraan tadi karena Leon memang sengaja bicara dengan keras agar kedua penjaga yang letaknya cukup jauh itu juga dapat mendengarkan.

    Leon tersenyum karena rencananya berhasil.


    “Itu benar. Karena itu mendekatlah kemari” Katanya. Lalu kedua pengawal itu berjalan mendekati kedua temannya yang lain.

    “Baik. Sebelum itu, sipa nama kalian? Kan enggak enak kalo kupanggil penjaga 1, penjaga 2 dst” Tanya Leon.

    “Kau, sengaja mengulur-ulur waktu ya!?” Bentak pengawal yang bertugas berkeliling mengawasi dungeon.


    “Makanya, cepat katakana nama kalian” Kata Leon lagi.

    “O… Oke! Aku Dorian. Penjaga pintu dungeon ini namanya Harry dan Franz. Dan yang kasar ini namanya Jack.” Kata penjaga bernama Dorian yang bertugas memgang kunci dan membawa barang-barang Leon.

    “Nah, Dorian. Tolong berikan cairan bewarna merah dan bening itu” Pinta Leon.

    “Tunggu! Aku tahu, sebenarnya racun itu ada di tabung ini dan kau berencana menyebarkannya saat kami berkumpul kan!?” Tanya Jack dengan kasar sambil menahan tangan Dorian yang hendak memberikan kedua tabung itu.

    ‘Ugggh…. Ketahuan……’


    “Ya sudah, silahkan tunggu sampai 1 jam lagi kalau tidak percaya. Yah, tapi kalau racunnya tidak dihilangkan dalam beberapa menit lagi mungkin sudah terlambat. Harus secepatnya” Kata Leon dengan nada mengancam.

    Ternyata kata-katanya ini berhasil. Tidak peduli larangan Jack, Dorian menyerahkan kedua tabung itu pada Leon dengan ketakutan dan panik.

    “Hei!” Sergah Jack.

    Akhirnya Leon mendapatkan kedua tabung itu. Dengan cepat dibukanya tutup tabung liquid berwarna merah. Otomatis, keempat prajurit itu diam tak bergerak. Rencananya berhasil! Leon dengan mudah mengambil kunci di pinggang Dorian yang berdiri tepat di depannya. Ia membuka pintu sel tahanan dan menggantikan posisi dirinya dengan Jack lalu menutup pintu itu lagi.


    ‘Hehehe…. Rasakan! Itu akibatnya karena dari tadi kau membuatku kesal’ Pikir Leon senang.

    Akhirnya satu menit telah berlalu dan waktu kembali seperti semula.

    “Eh, kenapa barusan? Hmmm….?......!! WA...... WAAAA!!!” Jack yang menggantikan posisi Leon terkejut melihat dirinya. Kenapa ia bisa berada di dalam sel dan kenapa tubuhnya seperti Leon?

    “A…. Ada apa ini!? Kenapa… Ini bukan tubuhku! Hei, kau! Kau pasti penyihir kan!? Cairan aneh itu membuat roh kita berpindah tempat kan!?” Teriak Leon kepada dirinya yang berdiri di sebelah Dorian. Tentu saja, dalam penglihatan mereka semua yang berdiri itu adalah Jack, walaupun ia sebenarnya Leon.


    “Hmm…. Lihat! Kita tidak bisa mempercayai perkataannya. Sekarang ia pura-pura gila. Pasti, racun katanya itu Cuma tipuan belaka!” Kata Leon yang menyamar menjadi Jack. Dan perkataannya berhasil menipu Dorian dan kedua penjaga lain.

    “Sialan!! Harusnya aku tidak percaya pada omonganmu tadi! Dimana tabung-tabung itu!?” Teriak Dorian marah. Ia memeriksa tubuh ‘Leon’ yang berada di dalam penjara, tetapi ia tidak menemukan tabung yang berisi cairan itu.

    “Dimana kau sembunyikan!!?” Perintah Dorian.

    “Mungkin isi tabung itu berbahaya. Aku akan pergi melapor, kalian semua jaga tahanan ini! Jangan biarkan ia berbuat sesuatu yang mencurigakan!” Kata ‘Jack’ yang mengambil barang-barang Leon kemudian berjalan keluar dungeon.


    “Untuk apa kau membawa barang-barangnya?” Tanya Franz heran.

    “Mungkin saja diantara barang-barang ini ada barang berbahaya lainnya. Jadi aku akan membawanya untuk diperiksa” Kata Leon yang menyamar jadi Jack disertai dengan anggukan ketiga orang itu.

    “Dasar bodoh! Sudah jelaskan, dia itu tahanan yang menyamar jadi aku! Cepat tangkap, dia mau kabur!” Perintah Jack, tetapi ketiga temannya sama sekali tidak percaya perkataannya.

    ‘Yah, kalian benar-benar bodoh!’ Kata Leon dalam hati dengan tersenyum licik.


    Sekarang ia berhasil keluar dari dungeon. Bukan cuma itu, ia sekarang berhasil menyusup ke dalam istana.

    Dungeon itu terletak di dalam wilayah istana. Untuk memasuki istana, ia harus melewati ribuan penjaga dan tembok yang tingginya lebih dari 20 meter. Satu-satunya cara paling mudah untuk memasuki istana adalah dengan menjadi tahanan yang otomatis akan membuat ia dikirim ke dalam istana dengan mudah.

    ‘Sekarang rencana untuk memasuki istana berhasil. Sekarang, apa yang harus kulakukan terlebih dahulu ya?” Ia berpikir sambil sembunyi di semak-semak, takut ketahuan penjaga yang sedang berpatroli.

    ‘Oke! Sebaiknya aku menyelamatkan princess Liana terlebih dahulu! Seperti apa ya orangnya…’ Pikir Leon penasaran.


    Ia lalu keluar dari semak-semak dengan mengendap-endap. Dilihatnya kiri dan kanan. ‘aman’ pikirnya. Ia lalu berlari dengan sesekali berhenti untuk melihat keadaan sekitar. Setelah mengamati sekelilingnya, ia melihat sebuah jendela yang terbuka di lantai 3 tower istana. Ia mengambil tali yang cukup panjang lalu melempar dan mengaitkan tali itu untuk memanjat ke lantai 3.

    “….. Hup! Berhasil!” Teriaknya setelah mencapai lantai 3. Namun saying, teriakannya terdenagr prajurit yang berpatroli di bawah dan melihat ke aranhnya.

    “A…. Ada Penyusup!!!” Teriak prajurit itu.

    ‘Gawat…..’ Leon langsung berlari masuk kedalam ruangan itu. Ruangan di mana ia berada sekarang adalah sebuah gudang barang. Leon membuka pintu untuk keluar dari gudang itu. Sial, tepat di depannya berdiri seorang prajurit.


    “Uwaaa!!!” Teriak mereka berdua terkejut. Sang prajurit dengan cepat mengarahkan tombaknya ke Leon tetapi ia berhasil menghindar dan berlari.

    Tepat di ujung lorong itu ternyata telah ada 6 orang prajurit yang mendengar teriakan mereka barusan. Sekarang Leon terkepung. Di belakangnya ada seorang prajurit dan 8 prajurit lain yang baru muncul, sedangkan di depannya ada 6 prajurit lagi.

    ‘Terpaksa….’

    Bertepatan dengan ke-14 prajurit itu mengarahkan tombaknya untuk membunuh Leon, Ia membuka tutup liquid merah dan segera menggantikan dirinya dengan salah satu prajurit itu.


    ‘Maaf…’ Katanya kepada prajurit yang sebentar lagi akan mati karena hujaman tombak dari teman-temannya yang sebenarnya ditujukan pada Leon.

    Leon segera berlari meninggalkan lokasi itu. Ia berlari dan berhenti saat melihat sebuah ruangan yang cukup besar. Ia memasukinya, ternyata ruangan itu adalah perpustakaan istana. Di dalam sana ada 3 orang maid yang langsung berteriak saat melihatnya.

    “Sssst…” Kata Leon menyuruh ke-3 maid itu diam, tetapi tidak berhasil.

    Ia lalu mendekati salah satu maid dan menutup mulutnya agar diam. Leon mengambil pisau di saku bajunya dan mengarahkan pisau itu ke leher maid yang ia sandera.

    “Aku hanya ingin tanya, di mana princess Liana?” Katanya kepada maid yang ia sandera.


    “Pri… Princess Liana berada di ruang bawah tanah, ia di kurung di ruangan khusus korban persembahan” Kata maid itu menangis ketakutan.

    “Di mana ruang bawah tanah itu?” Tanya Leon lagi.

    “Da…. Dari perpustakaan ini, Ke… ke arah kiri lalu lu… lurus dan belok… belok ke arah kanan. Di ujung sa…. Sana ada jalan buntu. U…. Untuk membuka pintu rahasia ke bawah tanah, pu… Putar vas bunga yang ada di… di atas meja di…. di samping dinding itu ke ki…. Ke kiri sebanyak 3…. 3 kali” Kata Maid yang masih ketakutan.

    “Terima kasih” Kata Leon tersenyum lalu segera berlari meninggalkan perpustakaan itu.

    “Tunggu!” Teriak Maid yang ia sandera tadi.


    “Hmmm?” Tanya Leon yang sedang berdiri di ambang pintu.

    “Saya tidak tahu alasan anda menyusup ke istana ini, tapi saya mohon… Tolong selamatkan princess Liana” Kata Maid itu dengan wajah sedih dan berharap. Sepertinya maid itu punya hubungan dekat dengan sang putri.

    Leon kembali tersenyum sebelum berkata,

    “Jangan khawatir. Bagaimanapun juga, aku kesini untuk menyelamatkan sang putri!”

    Lanjutannya besok:ogngacir:
     
  13. mwahaha M V U

    Offline

    Raidou Kuzunoha XVII

    Joined:
    Aug 17, 2010
    Messages:
    1,149
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +19,742 / -0
    Chapter III

    “….. Aku ke sini untuk menyelamatkan sang putri!”

    - Ivorice Kingdom -
    - In the Kingdom Palace -
    - At Noon -

    “Ketemu!”

    “Dia disana!”

    Beberapa prajurit terlihat di ujung lorong sebelah kanan. Mereka berhasil menemukan Leon yang sekarang sedang berdiri di depan pintu perpustakaan istana.


    “Gawat!” Leon dengan panik segera berlari ke arah kiri di mana belum ada penjaga yang menunggunya disana.

    “Baiklah, dari sini lari lurus sampai ketemu persimpangan kan?” Kata Leon kepada dirinya sendiri sambil terus berlari diikuti prajurit yang mengejarnya dari belakan dengan jumlah mereka yang semakin bertambah.

    “Oke! Ketemu!” Kata Leon girang ketika dari kejauhan ia melihat persimpangan yang menuju ke arah kanan. Dia mempercepat larinya yang sukses membuat para prajurit tertinggal di belakang. Segera sesaat mendekati persimpangan itu dia mengurangi laju larinya yang sangat cepat agar tidak kelewatan sewaktu berbelok ke arah kanan.


    Ckittt!

    Bunyi suara sepatunya yang beradu dengan lantai. Ia berhasil menghentikan larinya tepat di persimpangan tersebut. Ia berbelok ke kanan dan mempercepat larinya. Tak berapa lama kemudian, ia menemukan jalan buntu yang dimaksud.

    “Tunggu kau! Jangan kabur!” Teriak para prajurit dari kejauhan.

    “Kalau tidak salah, putar vas yang ini kan?” Kata Leon sembari memutar vas bunga yang berada di atas sebuah meja. Ia memutar vas itu ke arah kiri sebanyak 3 kali dan tiba-tiba saja dinding yang membuat jalan menjadi buntu itu bergeser sehinga terlihatlah sebuah tangga yang menuju kebawah.

    “Yes!!!” Teriaknya. Seraya ia mengangkat tangannya ke udara, pintu itu mulai tertutup kembali.


    “Oh, sepertinya kalau tanganku kulepaskan dari vas ini, pintu rahasia ini akan tertutup kembali.”

    “Itu dia!!!” Dari kejauhan terlihat rombongan prajurit yang berlari mengejar sang penyusup, Leon.

    “Harus cepat!” Leon segera berlari ke arah jalan rahasia itu sebelum pintunya benar-benar tertutup. Tepat setelah ia masuk ke dalam sana, pintunya tertutup. Sehingga, para prajurit pengejar tidak dapat menyusulnya.

    “Sial! Bagaimana cara membuka pintu ini!?” Teriak salah satu prajurit sambil menendang pintu rahasia yang telah tertutup kembali itu.

    “Kita harus melapor dengan Jendral. Mungkin ia tahu bagaimana cara membuka pintu rahasia ini” Kata prajurit yang lain diikuti anggukan teman-temannya. Rombongan prajurit itu lalu berlari menjauhi pintu rahasia itu.

    “Fyuuh…. Aman.” Kata Leon lega dengan mengelus-elus dadanya satelah yakin para prajurit tak dapat mengejarnya lagi.


    “Gelap……” Katanya mengomentari ruangan rahasia yang sangat gelap tanpa ada cahaya sama sekali itu. Ia lalu merab dinding dan menemukan kayu tempat menghidupkan obor.

    ‘Oke…. Tinggal kuberi api.’ Ia mengeluarkan pemantik api yang ia beli dari seorang Traveler Merchant. Kabarnya, pemantik api itu penemuan dari seorang Alchemist yang sangat terkenal dalam membuat barang-barang atau senjata yang berhubungan dengan api.

    Setelah ia menyalakan obor, ruangan rahasia itupun menjadi terang. Ia mengambil obor itu dan membawanya berjalan sebagai pembantu penerangan.

    “Hmm… Hmm… Jadi, dimanakah sang putri berada?” Katanya sambil berjalan dengan riang.

    “Ke arah sini? Atau ke sana?” Leon terlihat bingung karena ada banyak persimpangan jalan. Dia lalu mengambil sebuah stik kayu dari jubahnya, menegakkannya dan menjatuhkannya.

    “Kea rah sana ya….? Oke! Ternyata membawa stik kayu selama perjalanan itu benar-benar pilihan yang tepat ya?” Katanya senang dan berjalan ke arah kiri yang ditunjuk oleh stik kayu itu. ia kembali berjalan dengan riang. Saat menemukan persimpangan lagi, ia mengambil stik kayunya dan membiarkan stik kayu itu yang memilihkan jalan untuknya.


    Ternyata usahanya ini terbukti tak sia-sia. Ia berhasil menemukan sebuah sel tahanan dengan seorang wanita di dalamnya.

    “Ketemu! Hei, jangan khawatir. Aku akan menyelamatkanmu dari sini.”

    Wanita itu sangat terkejut melihat orang asing yang tak dikenalnya datang untuk menolongnya.

    “Siapa kamu!?.” Kata Putri itu heran dan terkejut.

    “Hooo….. Jadi kau princess Liana ya? Cantiknya…. Benar-benar seorang putri!” Kata Leon yang memuji kecantikan putri itu.

    Princess Liana memiliki mata biru yang indah dan rambut pirang panjang yang bergelombang. Ia memakai sebuah dress hijaucmuda dengan bagian bawah yang mengembang layaknya putri kerajaan pada umumnya. Ia juga memakai sebuah mahkota putri yang sangat serasi dengan rambutnya.


    “Heee….. Walaupun bernama sama, tapi dia sangat berbeda dengan Liana kenalanku…” Kata Leon kepada dirinya sendiri dengan setengah berbisik.

    “Bagaimana kau bisa sampai ke sini? Bukankah sepanjang jalan ke sini sangat banyak jebakannya dan hanya beberapa orang saja yang tahu jalan yang sebenarnya hingga sampai ke sini?” Tanya princess Liana yang masih belum hilang keterkejutannya. Jalan menuju sel tahanan ini sangat berbahaya. Semua jalan lain selain jalan sebenarnya adalah jalan buntu yang penuh dengan jebakan berbahaya. Sehingga, tidak mungkin bagi tahanan atau bagi orang yang ingin menyelamatkan untuk kabur dari ruangan rahasia itu tanpa mengetahui jalan yang sebenarnya.

    “Hahaha.... Aku menggunakan ini.” Kata Leon menunjukkan stik kayunya.

    “Apa yang kau lakukan dengan itu?” Tanya Princess Liana tak mengerti.

    “Jadi, setiap menemui persimpangan jalan, aku menggunakan stik kayu ini. Dan aku akan pergi kemanapun arah yang ditunjuk oleh ini.” Kata Leon lagi dan tersenyum dengan bangga.

    “Itu, terlalu berbahaya! Kalau sampai salah jalan, kau akan mati!” Teriak princess Liana khawatir terhadap laki-laki yang berdiri di depannya walaupun ia sendiri tak mengenal laki-laki tersebut.


    “Tidak apa-apa. Karena aku percaya dengan keberuntunganku!”

    “Tapi tetap saja.... Lagipula siapa kau sebenarnya? Kenapa kau ingin menyelamatkanku?” Tanya Princess Liana bingung atas tindakan Leon.

    “Bicaranya nati saja. Sekarang tolong mundur sebentar tuan putri” kata Leon memperingati princess Liana.

    Princess Liana menurutinya dan melangkah mundur. Leon lalu mengambil pistol dari jubahnya dan menembakkan pistol itu ke arah gembok yang mengunci pintu sel tahanan.


    DOR! DOR! DOR!

    Dia melepaskan 3 tembakan yang sukses membuat gembok itu rusak. Leon lalu membuka pintu sel dan menuruh princess Liana keluar dari sana.

    “Ayo” Katanya kepada princess Liana. Liana lalu melangkah keluar dari sel tahanan itu.

    “Siapa namamu?” Tanya princess Liana yang kini berlalri bersama Leon.

    Sesaat Leon tersenyum, lalu menjawab;

    “Namaku Leon, dan aku adalah seorang Alchemist.”
     
  14. vlouz Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Oct 15, 2012
    Messages:
    14
    Trophy Points:
    2
    Ratings:
    +0 / -0
    Gw udh baca chapter 1, overall gw rasa inti ceritanya unik dan menarik

    dan cerita kyk gini memungkinkan pengembangan cerita yg kompleks soalnya pemeran utamanya punya keahlian alchemist yg unik (bisa diotak-atik), gw blom baca chapter selanjutnya, overall interseting, keep on writing!
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.