1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

SongFic I wonder

Discussion in 'Fiction' started by nonovnova, May 18, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. nonovnova M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Nov 15, 2011
    Messages:
    556
    Trophy Points:
    77
    Ratings:
    +314 / -0
    I wonder if you hurt like me

    sebenernya iseng aja posting cerita di sini.. tapi kalo ada yang liat, sangat diperbolehkan untuk komentar, kasih saran atau masukan atau kritik yang membangun :D siapa tau aja nanti bisa makin bagus nulisnya..

    Oh iya ini cerita dibikin habis nonton MV terbarunya 2AM yang 'I wonder if you hurt like me'.. cerita di klipnya bagus, makanya pengen nulis cerita itu.. tapi bedanya, di cerita ini yang jadi tokoh utamanya cewek-nya, bukan cowoknya.. dan ini nggak langsung selesai, jadi masih akan bersambung.. ditunggu saja ya :hahai:


    Selamat tinggal..​
    .

    Aku berdiri di depan rumah ini dengan barang-barang yang sudah terkemas rapi di dekat kakiku. Aku harus pergi dari rumah ini kalau aku ingin menjalani hidupku, begitu tekadku. Aku tidak bisa lagi tinggal di rumah ini karena itu hanya akan membuatku sakit hati dan terpuruk, karena itu aku harus meninggalkannya. Tidak hanya meninggalkan rumah ini, tetapi juga meninggalkan semua kenangan tentangnya di belakangku. Aku harus menatap masa depanku, karena hidupku tidak akan berhenti hanya karena ia pergi. Ya, aku sudah memutuskannya, dan aku akan pergi.

    Teeeeeet. Teeeeeeeet.
    Gita membunyikan klakson mobilnya yang artinya kami sudah pergi, tapi aku masih diam dan menatap rumah yang pernah menjadi tempatku menjalani hari dengan laki-laki yang sangat kucintai dulu. Gita kembali membunyikan klakson, kali ini bahkan lebih tidak sabar lagi. Baiklah, pikirku, aku benar-benar harus pergi sekarang. Meninggalkan rumah ini dan segala isinya di belakang. Segala isinya. Selamat tinggal kenangan, selamat tinggal Olli.. dan aku pun melangkah menuju kehidupan baru tanpa rumah itu dan Olli kekasihku.

    “Udah diambil semua ‘kan barang-barangnya? Nggak ada yang ketinggalan, ‘kan?” tanya Gita cepat-cepat saat aku sudah masuk ke dalam mobil.
    “Udah.” jawabku, sambil menutup pintu mobil.
    “Yaudah, kita pulang sekarang.” Gita menyalankan mesin dan mobil pun meluncur ke jalanan Jakarta yang padat.

    Ada rasa kehilangan yang luar biasa ketika mobil kami mulai keluar dari halaman. Rasanya tidak ingin meninggalkan rumah ini karena aku tahu suatu saat ia pasti kembali, dan saat itu tiba, seharusnya aku berada di rumah ini, menyambutnya. Bukan pergi meninggalkannya begini. Keyakinanku untuk meninggalkan rumah ini pun goyah, tapi aku tidak mungkin keluar dari mobil dan kembali ke rumah itu, meskipun berat sekali untuk meninggalkannya.

    “Kamu nggak pa-pa?” tanya Gita tiba-tiba saat kami terjebak dalam kemacetan. Mungkin ia cemas melihatku yang tiba-tiba tampak lelah dan tidak bersemangat, wajah dan mataku pun bengkak karena kebanyakan menangis.
    “Mm.. gapapa” gumamku.
    “Kamu yakin kamu nggak apa-apa?” tanya Gita lagi. “Kamu lapar nggak? Apa kita makan dulu aja?” Gita sudah mulai cerewet.
    “Aku nggak lapar.”.
    “Atau sakit? Biar kita ke rumah sakit dulu..” Aku tidak menjawab. Ya, aku memang sakit. Tapi aku yakin tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini, kecuali dia kembali.
    “Kia? Kamu ini kenapa sih? Kalo ada masalah apa-apa tuh dibilang, kita ini ‘kan keluarga, kalo ada yang susah, apa sih salahnya minta bantuan? Lah ini, ditanya nggak mau jawab, makan juga nggak mau, muka bengkak kayak orang abis nangis berhari-hari. Ada apa sih? Cerita dong, gini-gini gue juga ‘kan kakak lo. Kalo lo gini terus lama-lama gue bisa ikut-ikutan stress, tau nggak!” Gita, kakakku ini, akhirnya menumpahkan kekesalannya karena kediamanku selama dua hari ini. Tapi aku tetap diam, bergeming. Aku tidak mau mengatakan apapun saat ini, jadi kubiarkan saja Gita dan omelannya mengalir begitu saja.

    Aku memandangi layar ponselku, ada foto aku dan Olli di sana bulan yang lalu, saat kami mengecat rumah itu bersama. Ah, mengapa rasanya berat begini mengucapkan selamat tinggal? Padahal hanya pada sebuah rumah..
     
    Last edited: May 18, 2012
  2. Wendrag Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Mar 24, 2012
    Messages:
    28
    Trophy Points:
    21
    Ratings:
    +2 / -0
    ckcckckckk, good try gan. Lanjutkan
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.