1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Coup de Grace

Discussion in 'Fiction' started by Heilel_Realz012, Mar 14, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Genre : Survival-horror / Action / Mistery / Tragedy / Drama


    Diablo Falling Spin-off

    [​IMG]

    "The Fear running behind you..."​

    by Heilel_Realz012

    Status : OnGoing


    Synopsis :
    Diana Lumberd seorang anggota FBI bersama dengan rekan kerjanya Antony tiba di Juneau wilayah kedaulatan united states yang merupakan ibukota Alaska. Mereka berdua datang untuk menginvestigasi pembunuhan berantai yg tidak berhenti yg dilakukan oleh pembunuh berdarah dingin tanpa mengetahui rupa wajah sang pembunuh.

    Satu–satunya hal yg menjadi petunjuk adalah para korban pembunuhan memiliki kesamaan kematian yaitu ditembak pada kepala dan kemudian dibakar dengan api hingga tubuh mereka hangus dan tidak berbentuk.

    Mencoba untuk mengejar dan menangkap pelaku serial killer tersebut, membuat Diana terjebak dalam suatu hal yg lebih mengerikan. Tepat ketika siklus perubahan malam di Alaska terjadi, sesuatu yg aneh tiba–tiba menyebar dalam kegelapan. Sebuah Pengejaran berubah menjadi kejaran. Mimpi buruk yg sebenarnya akhirnya dimulai..


    [​IMG]

    [​IMG]
    character cg by Heavy Rain game​

    [​IMG]
    character cg by RE series game​

    Prologue


    Seorang pemuda kulit putih dengan baju berwarna abu–abu dengan celana jeans panjang yg ia kenakan, terbaring di dapur rumahnya sendiri memegangi lengan kirinya yg terluka karena tembakan. Pemuda dewasa itu meringis menahan sakit karena 3 peluru timah panas menembus tubuhnya. Satu bersarang pada paha kanannya, kedua bersarang pada bahu bagian kiri, dan yg terakhir bersarang pada lengan kiri dibagian tekukan engsel siku.

    Menatap dengan sangat marah dan juga ketakutan, pria berkebangsaan amerika itu memandang lemah pada sosok berlapis pakaian hitam gelap dengan mengenakan tudung hitam dikepalanya dan gas masker berwarna sedikit abu-abu dengan dua kaca didaerah matanya yg bulat berwarna merah.

    Ukhh.. Ukhh Apa yg kau inginkan dariku? Hahh.. hahh..”

    Memandangi tanpa belas kasihan, sosok berpakaian hitam mengenakan tudung itu mengarahkan Mauser C96 berwarna hitam tepat kearah kepala pemuda yg sedang terbaring berlumuran darah di lantai.

    “Kau tidak akan mengerti semuanya… ini semua adalah salah mereka... Maafkan aku..” sosok bermasker itu berkata, dan membuat pemuda yg terluka itu lebih ketakutan dan hal itu terlihat jelas dari bola matanya dimana pupil matanya semakin mengecil.


    “Doorrr!!!”


    suara tembakan dilepaskan. darah bercipratan keluar dari lubang yg timbul di dahi pemuda yg meringis kesakitan itu. Sang pembunuh yg tidak diketahui wajahnya menurunkan pistol ditangannya dan kemudian segera bergerak kesamping mengambil jirigen putih berisi bensin dan menyiramkannya pada tubuh tak bernyawa dihadapannya hingga basah kuyup dengan bau gas yg cukup menyengat.

    “Subject Host-4D3 kau dengar aku?”

    Tiba – tiba suara radio yg terpasang dipinggangnya berbunyi. Sosok bermasker itu lalu mengambil radio dipinggangnya dan menjawab panggilan suara itu sembari lengannya mengambil lighter yg berada diatas meja makan. “Aku mendengarmu.. Ada apa Fabvre??”

    “Kau keluar dari Misi yg diperintahkan? Katakan padaku kondisi blacklist subject..”

    “Telah Beristirahat dalam damai…”

    “Misi sukses, cepat tinggalkan lokasi itu karena polisi sedang menuju kearahmu. Musnahkan semua barang bukti dan dapatkan apa yg kita cari..”

    “Aku mengerti..” pria bermasker menjawab dan kemudian panggilan radio terputus. Sosok yg berdiri tegap itu lalu dengan perlahan menyimpan radio miliknya kembali pada tempatnya di pinggang kirinya.

    Dia yg sebelumnya melihat kearah yg lain, akhirnya kembali memandangi tubuh tak bernyawa yg ada dihadapannya. Pemuda misterius itu menyalakan lighter yg ia gengam ditangan kanannya dan melihat api ditangannya itu dengan begitu teliti.

    Dia melemparkan lighter yg sebelumnya ia gengam, dan terlihatlah kobaran api menyala membakar tubuh korban yg sebelumnya ia bunuh.

    tanpa berbicara, hanay berdiri dalam kesunyian, dia kemudian melangkah meninggalkan dapur dengan santainya. Pria misterius itu berjalan pergi untuk keluar dari rumah target operasinya.

    Ketika melihat sosok wanita yg sebelumnya ia lumpuhkan di pintu depan telah kembali sadar dari pingsannya, pria bermasker itu mencengkram keras dan menyeretnya keluar memegangi kaos ketat berwarna hitam yg wanita itu kenakan.

    Wanita yg setengah sadar itu kaget, dengan apa yg sedang terjadi. Dengan hidung yg berdarah akibat pukulan yg sebelumnya membuatnya pingsan, wanita yg mulutnya terlakban hitam itu menggerak–gerakan tubuhnya berusaha untuk lepas dari gengaman pria yg sedang menyeretnya.

    Sampai di pelataran rumah dengan rumput hijau dan cahaya mentari yg terlihat senja dengan kondisi sekeliling komplek yg sepi, sosok bermasker itu melepaskan cenkramannya dan kemudian lengan kirinya mencekik leher sang wanita seraya lengan kanannya mengambil Mauser C96 dan mengarahkannya tepat pada kepala wanita itu. “ckrek!!” suara pelatuk ditarik terdengar.

    “Hmmphh… Hmmmphh!!” wanita itu ketakutan melihat sosok hitam menyeramkan itu sedang menindihnya dan mencekik lehernya. Wanita itu ketakutan, sangat ketakutan karena ditodong oleh senjata api tepat disamping dahi kirinya. Dia begitu histeris hingga menggeleng–gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan berusaha mengatakan pada sosok didepannya agar tidak membunuhnya.

    “Tidak ada saksi mata…”

    “Hmmpphh!!! Hmmpphhh!!!” Wanita itu semakin histeris dengan sangat ketakutan melihat sosok didepannya akan menembak kepalanya.


    ******​
     
    Last edited: Mar 14, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    reserved for index fict :beer:
     
  4. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    File 1 :yahoo:

    File 1 – Trapped Inside the Terror​


    Subfile 1.1 : Investigate the serial Case Killer part 1

    16 November 2012, Aku Diana Lumberd, seorang agen FBI dikirim bersama dengan rekanku Antony untuk menangani kasus pembunuhan berantai yang sejak seminggu yg lalu mengegerkan wilayah kedaulatan Amerika di Alaska. Aku sebelumnya hidup menjalani tugas menginvestigasi laporan–laporan dugaan criminal yangg terjadi di pusat kota. Tidak terlalu bekerja dengan buruk, namun aku dikirim pergi dari lika liku keramaian ketempat ini. lingkungan yang dingin dengan tingkat keramaian yang tidak begitu padat.

    Disingkarkan dari pekerjaan lama? Mungkin itulah yang muncul dibenakku sekarang ini. Dunia berputar, terkadang menjadi pahlawan, terkadang pula menjadi seorang pecundang.

    Aku terbaring terlentang di kasurku yang cukup empuk di motel yang cukup bersih yang menjadi penginapanku sementara dikota ini. Aku perlahan bangun dari tempat tidurku dengan gaun merah yg sedikit terbuka dibagian dada dan melangkah berjalan pelan mendekati sebuah meja rias tempat dimana terlihat amplop coklat cukup besar tersimpan disana.

    Kembali pada alasan aku berada ditempat ini.. Ya, ada pembunuhan yg harus aku hentikan.

    “Mike Johnson, umur 29 tahun pekerjaan tidak tetap, pernah membuat kerusuhan ketika mabuk di bar…”

    Aku membuka file yg kupegang dan membaca sebagian isi profil dari korban pembunuhan ke sebelas yang dibunuh dengan cara yg sama di kota ini. Spekulasi sementara adalah pembunuhan berantai dilakukan oleh orang yg sama dilihat dari cara pembunuhan dan pengeksekusiannya. Tapi apa yang menghubungkan semua korban selain cara pembunuhan yang sama?

    Aku berpikir keras dengan posisi tangan kanan memegang dagu dan tangan kiri memegang file itu.

    “Kriiingg!!!! Kringg!!!!”

    Suara handphoneku berbunyi dan membuatku sedikit terkejut karena suara itu membuyarkan lamunanku. Hal itu membuat File yg sebelumnya sedang kupegang, melayang dan jatuh berantakan dilantai. Sedikit mencoba menenangkan kekagetanku, Aku melangkah perlahan sembari menyibat rambut coklat kemerahan yang aku miliki kebelakang leher yang sebelumnya menutupi telinga kiriku.

    “Halo, Diana disini..”

    “Diana Apa yg kaulakukan?? Kenapa teleponku pada handphone mu tidak kau angkat–angkat! dan kenapa kau tidak datang saat penginterogasian saksi mata hidup dari salah satu pembunuhan!”

    Aku cukup kaget dengan nada tinggi yang terdengar marah dari rekanku. “Aku ketinggalan sesuatu Antony? Maaf.. Perjalanan kita kemarin menuju Alaska membuatku cukup lelah.”

    “Okay.. okay.. lupakan itu. dengar aku akan memberitahukanmu informasi yg berhasil kudapatkan dari saksi mata yg sekarang masih menjalani penginterograsian di department kepolisian. Tulis lah informasi yg kukatakan.”

    “Ok.. tahan sebentar..” Aku mengambil buku dengan sampul merah disamping telepon dan merobek secarik kertas bersiap menuangkan tulisan pada permukaannya. “Katakan semua informasi yg kau dapatkan Antony..” Aku kembali berbicara dengan sekarang telah memegang pulpen dengan tinta biru ditangan kananku.


    ***


    Serial pembunuhan yg belum berhenti terjadi, dibunuh dengan cara yg sama yaitu tembakan di kepala dan tubuh yg dibakar dengan hangus. Sebelas orang telah menjadi korban dan petunjuk apapun yg menguraikan ciri–ciri pelaku tidak didapatkan. Pekerja supermarket, karyawati swasta, guru sekolah menengah, pengangguran, pengantar surat, dll. Orang–orang dengan latar belakang berbeda yg mengalami kejadian mengerikan yg sama.

    Pembunuhan acak? Tidak, Aku yakin ada sesuatu hal dibalik semuanya.. tapi apa?

    Aku membuka pintu kamar mandi. Dengan tubuh yg segar sehabis mandi, aku bergerak melangkah keluar menuju ketempat tidur dengan handuk basah yg melilit tubuhku. Duduk ditepian tempat tidur dengan sprei putih yg menyelimuti, aku terdiam sejenak berpikir mengingat ucapan Antony.

    ‘Dengar Diana, kekasih dari John yg sekarang mengalami traumatic setelah kejadian perkara memberikan sedikit informasi. Wanita yg bertatapan langsung dengan sang pembunuh dan mengalami tindakan kasar pada tubuhnya itu tidak bersedia memberitahukan ciri–ciri rupa sang pelaku. Walaupun belum bisa menemukan titik terang, Itu adalah hal yg masih coba kami upayakan terungkap. Catat ini, Informasi lain yg kami dapatkan dalam interograsi merujuk pada Dr.Rudolfo Vonsteyr. Dua orang dari korban pembunuhan pernah menjalani teraphy dengannya. Aku ingin kamu pergi menemuinya di Cordova dan mencari tahu suatu hal tentang para korban.’

    Aku menghela nafas, berdiri dari dudukku dan melepaskan handuk basah yang melilit tubuhku hingga jatuh ke lantai. Mengenakan celana bahan panjang berwarna hitam, Aku dengan perlahan mengaitkan kancing kemeja putih sembari terus memikirkan kasus.

    Perlahan kuambil dan kukenakan holster di bahuku. Aku menyimpan senjata api di sela bawah ketiak lengan kiriku seraya menutupinya dengan jas hitam yg merupakan pakaian dinasku.

    Berjalan keluar dari motel yg menjadi tempat istirahatku, aku membuka pintu mobil ford berwarna hitam dan segera masuk untuk menghindari dinginnya suhu diluar. Tidak terdiam menunggu terlalu lama, aku kemudian menyalakan mobil dan segera mengendarainya menuju tempat yg sebelumnya Antony katakan.


    Road to Cordova city, Alaska

    Dr. Rudolfo Vonsteyr 75 tahun, seorang dokter psikologi yg pergi meninggalkan New York dan menetap di Alaska. Catatan kehidupan, Pernah terlilit hutang besar pada Bank, dipecat dari rumah sakit tempat dahulu dia bekerja. Apa hubungannya dokter ini dengan pembunuhan berantai yg terjadi? Semakin membingungkan, Apa ada petunjuk baru untuk menguak semuanya antara Dokter itu dengan pembunuhan berantai yg terjadi di 4 kota di Alaska?

    Aku berpikir sembari mengendarai mobil sendirian menuju Cordova. Suasana yg begitu sepi dengan pelataran gunung–gunung, pohon–pohon besar yang berdiri tegap menjulang tinggi, dan juga sungai besar disampingku menjadi panorama yang kulihat sepanjang perjalanan. Matahari bergerak semakin tenggelam, ya hari ini adalah hari dimana pergantian siklus siang dan malam terjadi di Alaska. Malam yang panjang yg akan berlangsung selama 30 hari.

    Masih dalam perjalanan menuju Cordova, secara perlahan, langit menjadi gelap gulita hari berganti menjadi malam. Aku menyalakan lampu didalam mobil dan lampu diluar mobil untuk memberikan cahaya penerangan pada jalan didepanku.

    Sepanjang perjalanan, Aku merasakan sedikit hal yang janggal. Tidak ada satupun mobil yang melewati mobilku dari arah yg sebaliknya. Benar–benar sangat sepi sekali di wilayah ini. Apakah suasana sepi ini merupakan hal yang umum di Alaska?

    Aku terus mengendarai mobilku melewati alur jalan dengan kecepatan sedang menembus kabut malam hari yg tiba–tiba saja muncul. Aku menyadarinya, suhu semakin dingin dan pandangan mataku pada jalan di depan semakin tidak jelas karena kabut.

    Disidik–sidik sejauh jangkauan pandanganku, aku melihat ada sesuatu object tidak jauh didepanku. Aku melihatnya cukup jelas, ada sesuatu ditengah jalan yang menghalangi jalan mobilku. Dengan perlahan–lahan aku menurunkan kecepatan dan kemudian menginjak rem.

    Mobil ford hitam yang kubawa, berhenti sekitar 1 meter didepan sosok yg sedang terbaring di jalanan. “Ckrek..” suara pintu mobil terbuka, Aku bergerak keluar mencoba memeriksa apa yang sedang menghalangi jalanku. Udara dingin lingkungan merasuk menembus pakaian yang kukenakan. Mencoba bertahan dari udara dingin yg menerpaku, aku sedikit mengigil namun tidak memakai mantel adalah kesalahan yang kulakukan sendiri.

    Melangkah pelan berjalan pelan mendekati sosok yang tengah terbaring itu. Semakin berjalan mendekat, pandanganku semakin jelas dimana ternyata yang berada dihadapanku itu adalah sosok pria berlumuran darah yang sedang meringkuk memperlihatkan punggungnya dengan wajah yang bersentuhan langsung dengan jalanan aspal. Aku yg sadar mungkin didepanku adalah korban tabrak lari, melangkah cepat menuju sosok itu dan mencoba mencari tahu kondisinya.

    Memegang punggungnya dan segera membalikan tubuhnya. Aku terjerembab kaget melepaskan peganganku ketika melihat sesuatu yg begitu mengerikan.

    Pemandangan tubuh yang terkoyak berlumuran darah tidak karuan hingga bagian tulang rusuk terlihat dengan jelas dan kehilangan organ–organnya. Aku menutup mulutku menahan rasa mual melihat kondisi mengerikan dari sosok yg terbaring didepanku. ‘Apa yg sebenarnya membuatnya menjadi seperti itu?’ aku menyipitkan mataku dan masih tetap menahan rasa mual yg mengusik perutku.

    Aku membalikan badan dan berlari kearah mobil dengan cepat. Dengan sangat tergesa-gesa aku membuka pintu mobil dan berusaha mencari handphone ku untuk mengabarkan apa yg aku lihat pada antony di Kota Juneau. Aku mencari di dalam tas gandeng berwarna hitam yg kubawa, tapi tidak kutemukan. ‘Aku meninggalkannya di motel?’

    Aku terdiam memikirkan bahwa aku telah melupakan sesuatu yg penting ditempat antah berantah yg tidak kukenal ini, Alat komunikasi yg dipandang umum menjadi begitu dibutuhkan. Membuang nafas panjang, aku mengalihkan pandanganku yang sedang dari dalam mobil untuk melihat lurus pada mayat berantakan yang ada didepanku.

    Aku terkejut, benar–benar terkejut hingga aku bergegas keluar mobil dan berlari menuju tempat sosok itu terbaring.

    “Ini tidak mungkin? Kemana mayat yg sebelumnya terbaring disini??”


    ******​
     
    Last edited: Dec 24, 2012
  5. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    update :terharu:

    Subfile 1.2 : Investigate the serial Case Killer part 2

    'Aku merasakan kebingungan. Jelas–jelas sebelumnya tadi ada mayat disini… Tapi kenapa bisa hilang??'

    Aku berjongkok memeriksa rembesan darah yang mulai membeku dan tergenang di aspal jalanan. Dengan teliti aku coba lihat dan sentuh, apakah itu adalah nyata atau hanya halusinasiku saja. Walaupun sedikit agak ketakutan, aku akhirnya menyentuhnya dan memandangi tanganku sendiri. Darah.. ya ini adalah darah..

    “srekk.. srekk..” terdengar suara dari samping kiriku, arahnya dapat kusidik dari kegelapan yang berada di rentetan pohon–pohon tinggi yang membatasi jalanan aspal dan juga sungai besar. Suara apa itu?? dalam hati aku bertanya seraya kembali berdiri dan memandang kearah suara yg kembali berbunyi menggangguku.

    Hitam dan gelap, tidak ada cahaya apapun selain dari cahaya mobilku yg menerangi jalanan. Aku merasakan sedikit agak takut, tapi aku juga begitu penasaran mendengar suara itu. Melangkah dengan perlahan, berbarengan pula aku mengambil Handgun Glock type 22 dari holster serta melepaskan pengamannya dan menarik pelatuk. Aku mengarahkannya lurus menggunakan kedua tanganku sembari terus melangkah mendekat semakin masuk diantara rentetan pepohonan.

    “Krauk.. Krauk..” suara sesuatu yg keras seperti dikunyah dengan paksa.

    Aku merasakan sedikit merinding. Melangkah pelan melihat secara samar–samar didalam kegelapan, seseorang tengah berjongkok entah apa yg sedang ia lakukan.

    “FBI.. Apa yg sedang kau lakukan ditengah kegelapan seperti ini Pak?” Aku memberanikan diri bertanya ketika sebelumnya aku menghentikan langkah sekitar 2 meter dari orang yg sedang berjongkok itu.

    Sosok yang entah sedang sibuk apa akhirnya berhenti karena mendegar suaraku. Dia kemudian berdiri dan bergerak secara agak janggal. “Anda baik–baik saja Pak?” Aku kembali berbicara, namun sosok pria besar didepanku itu tidak menjawab apapun. Pria itu berbalik, dan kulihat sesuatu yg tidak beres menempel dimulutnya. Ya, walaupun dalam gelapnya malam aku bisa melihat secara samar bahwa ia sedang mengigit sesuatu.

    Dia bergerak perlahan mendekatiku. Aku yg sejak tadi masih menodongkan senjataku padanya, mencoba melihat kearah belakang dirinya dimana ada suatu onggokan timbunan yang tidak terlihat jelas. Aku mencoba menyidik–nyidiknya sembari tetap memperhatikan sosok pria yg berjalan agak aneh itu.

    ‘Itu kan… mayat yg tadi tergeletak dijalan..’ Aku cukup terkejut setelah mengindentifikasi timbunan yg sedang kuamati dari jauh. Ditengah keterkejutanku tiba–tiba saja pria yang aneh itu berlari kencang menuju kearahku mencoba menyergapku.

    “Dorr!! Dorr!!” Letusan senjata bergema, aku dengan reflex dan setengah kaget melepaskan tembakan dua kali ketubuh pria itu dan membuatnya rubuh ditanah. Bernafas cukup cepat dengan posisi tangan yg memegang senjata api dengan bergetar, aku memikirkan apa yang baru saja aku lakukan.

    Perlahan menurunkan senjata api yang kupegang lurus kedepan, aku melihat sosok pria itu jatuh ditanah berlumuran darah tidak bergerak. Apa yg sebenarnya kulakukan?? Lagi–lagi melepaskan tembakan secara sembarangan. Aku merasakan rasa bersalah atas apa yg telah kulakukan.

    Memberanikan diri untuk memeriksa, aku melangkah dengan hati–hati menuju pria yang baru saja kutembak. Kegelapan yang diselimuti kabut dengan pula udara dingin yang berhembus, membuat bulu kudukku berdiri. Aku berjalang selangkah demi selangkah dan tiba didepan sosok yang terbaring. Aku memberanikan diri berjongkok, dan mencoba membalikan badannya memeriksa apakah dia masih hidup atau tidak.

    Benar–benar sangat kaget. Belum sedikitpun aku menyentuhnya tiba–tiba saja sosok pria itu bangun dan menyergapku menindih dengan tubuhnya yg besar. Aku meronta–ronta berusaha melepaskan diri dimana disaat yang sama pula sosok itu berusaha mengigit tubuhku dengan giginya.

    Air liurnya menetes. Ditengah kekalutan dan ketegangan yg aku rasakan aku memandang wajahnya yang begitu dekat denganku. Wajahnya rusak dengan daging yg jelas terlihat di permukaan muka, bibir bagian kirinya nya sobek hingga sampai ketelinga, dan proporsi mukanya telah rusak seperti pernah tercabik mengvisualisasikan pemandangan yang benar-benar mengerikan.

    Aku yg menahan lehernya dengan siku kananku yang memegang senjata, akhirnya kalah dengan tenaga yg dia miliki. Gigi–giginya yang sejak tadi ia perlihatkan, bergerak dan mengigit pundak kiriku dengan keras. Aku menjerit melengking karena merasakan bagian dari diriku dikoyak dengan paksa. Tidak dapat berpikir apa–apa lagi, aku akhirnya melepaskan tembakan tembakan pada dadanya mencoba melepaskan gigitannya.

    “Dorr!!!” tembakan terakhir yg kutarik membuat dia meleguh pelan dan akhirnya roboh menindihku. Tembakan yg kuarahkan pada kepalanya membuat sosok yg tidak waras ini diam. Menendang dengan lututku, aku mendorong tubuhnya kesamping mencoba lepas dari tindihannya.

    Dengan sekuat tenaga, akhirnya berhasil kulakukan. Aku lalu selanjutnya mencoba berdiri menjauh dari tubuh itu sembari memegangi pundak kiriku. Sakit.. ya pundakku begitu sakit dan juga basah karena darah merembes keluar cukup banyak dari luka yg dia berikan padaku.

    Kanibalisme di Alaska? Itu adalah hal pertama yg aku pikirkan setelah mendapati penyerangan seperti tadi. Aku berjalan pelan sembari menahan rasa sakit untuk memeriksa timbunan yg sebelumnya aku identifikasikan adalah mayat yg sebelumnya kutemukan. Setelah mencoba memeriksa secara dekat, benar adanya ternyata apa yg aku kira.

    ‘Kenapa? Apa yg sebenarnya terjadi disini? Apa memang masih ada kanibalisme di zaman modern seperti sekarang?’ Aku merasakan rasa tidak percaya dengan kejadian yg baru saja terjadi padaku. Aku akhirnya berjalan kembali menuju mobilku yang berada di jalan raya, membuka pintunya dan akhirnya masuk bersender pada kemudi sembari menahan rasa sakit.

    Aku mencoba menenangkan diri sembari mencari sesuatu yang bisa menutup luka gigitan yang masih mengeluarkan darah. Mencari sesuatu didalam mobil, akhirnya aku menemukan sisa perban bersih yang masih dapat digunakan. Aku tersenyum mengambil benda itu dan secara perlahan aku melepaskan jas hitam, holster yg kukenakan dipundak, dan akhirnya melepaskan pakaian kemeja putih bagian kiri.



    “GRAWWWRRRRRR”


    Belum aku memerban luka yang baru saja aku dapatkan, tiba–tiba saja ada sesuatu yang mengagetkanku. Sosok yg sebelumnya telah terbaring tidak bergerak yang telah kutembak mengenai kepala, sekarang berdiri dikaca mobil sampingku, mengedor-gedornya dengan keras berusaha untuk masuk.

    Cahaya terang dalam mobilku memperlihatkan sosoknya lebih jelas. Tubuh yg terkoyak berlumuran darah mirip seperti mayat hidup seperti yg ada difilm–film. Aku bergegas mengunci pintu yg sedang digedor–gedor keras itu dari dalam dan masih tetap melihat sosok sakit jiwa itu berusaha memecahkan kaca samping mobil dengan sikunya.

    Tanpa pikir panjang dan tidak memperdulikan suara beratnya yang melenguh, aku menyalakan mesin mobil dan segera menginjak gas kuat–kuat membuat tubuhnya terpelanting dan kembali rubuh.

    Takut, itu yg sedang kurasakan sekarang. Makhluk apa yg masih tetap hidup setelah ditembak kepalanya?? Aku benar–benar tidak habis pikir bertemu dengan orang gila seperti itu. Huff.. itu juga jika dia masih bisa disebut manusia.

    Aku mengendarai mobil dengan tetap menahan rasa sakit dipundakku dengan kondisi pakaian yang tidak beraturan. Tidak ada yg bisa kupikirkan ketika itu, yang pertama aku inginkan hanyalah pergi menjauh dari orang gila yg mencoba mengunyahku.

    Mencoba menarik nafas dalam – dalam dan mengeluarkannya, aku menurunkan kecepatan mobilku yang sebelumnya begitu kencang dan bertanya pada diriku sendiri dalam hati. Kenapa disaat tugas dinas yang baru saja aku kerjakan, aku merasakan kejadian mengerikan?.

    Ketika aku melakukan tugas sendirian, sama seperti ketika itu hal buruklah yang kemudian terjadi. Disaat kondisi seperti ini aku benar–benar mengharapkan seorang rekan sepertimu ada disampingku Antony.


    ***

    Mobil ford berwarna hitam melaju mengikuti arus jalan raya semakin menjauh dari tempat kejadian mengerikan yang sebelumnya terjadi. Ketika melihat kondisi lokasi tempat dimana mayat yg meringkuk dengan genangan darah yang membeku, terlihat sosok yang sebelumnya menyerang Diana sedang terbakar berguling–guling karena nyala api yang menyelimuti tubuhnya semakin membesar.

    Seorang laki–laki dengan pakaian serba hitam berdiri mengamati sosok yang sedang terbakar kesakitan itu.

    “Ada apa menghubungiku Fabvre?” Suara radio yang terpasang di dekat pundak kirinya berbunyi. Sosok itu mendekatkan mulutnya dan berbicara menjawab panggilan yang muncul.

    “Langit telah menjadi gelap. Berhati–hatilah dengan apa yang akan muncul Subject Host-4D3.”

    “Tidak perlu mengkhawatirkanku…”

    “Ok.. laksanakan tugasmu dengan baik. Temukan Rudolfo Vonsteyr.. dapatkan apa yg memang kita butuhkan.”

    “Roger that..” suara jawaban terakhir terdengar dan setelahnya sambungan radio kembali terputus.


    *******​
     
    Last edited: Dec 24, 2012
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    woo cerita zombie, mantap om! :top: ngomong2 koq di setiap awal fictu selalu ada Mauser c94 yah? :haha:
    trus senjata Glock tipe 22 itu yang kayak gmana? klo menurutku daripada ngasi tahu jenisnya mendeing didekripsikan aja bentuknya, kan klo pembaca awam seperti saya ga paham senjata yang dimaksud seperti apa...

    btw klo boleh nebak, itu semua korban pembunuhan jangan2 orang2 yang terinfeksi virus zombie? n manusia bertopeng itu agen khusus pembasmi zombie? sory klo sotoy :hahai:
     
    • Thanks Thanks x 1
  7. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    Mauser C96? karena fict ini berhubungan dengan Diablo Falling juga.
    1st book dan 2nd book ambil timeline 2015. Nahh fict ini ambil tahun-tahun sebelumnya yaitu 2012.
    Glock 22 itu senjata yg umum digunakan FBI. ngedekripisiin model senjata agak sulit si. paling ntar coba added gambar weaponnya. :keringat:

    klo baca prologuenya.. itu yang dibunuh bukan Zombie loh..
    Ntar juga diungkap siapa manusia bertopengnya dan apa tujuannya. [​IMG]
     
  8. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    oooh begitu... jangan2 manusia bertopeng itu adalah manusia bermata merah di diablo falling? sama2 pake Mauser c94? :hahai:

    ditunggu lanjutannya :top:
     
    • Thanks Thanks x 1
  9. kan4ta Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    May 14, 2011
    Messages:
    103
    Trophy Points:
    16
    Ratings:
    +9 / -0
    ceritanya menarik
    ditunggu lanjutannya
     
  10. setanbedul Veteran

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Dec 9, 2008
    Messages:
    4,678
    Trophy Points:
    221
    Ratings:
    +11,657 / -0
    kl udah tembus gk bersarang donk
    ....
    sejujurnya yg bikin menarik adalah fakta ada zombie dan keadan blum chaos..
    harapannya seh jgn sampe kayak kisah walking dead yang waw.. CHAOS bener2..

    intinya.. bila ini selese.. harus pembaca harus lanjutkan dengan membaca cerita bergenre sama sehingga lebih puas mendalami genre yang ada di kisah ini.
    sama seperti di atas.. layak di tunggu.. apalagi ada sinopsis..
    :top:
    penggemar neh?? kerennn
     
  11. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    wah omsetanbedul lama gk liat :matabelo:

    ohh menembus itu masudnya menembus kulit tapi iya bisa terinterpretasi juga kayak tembus badan. :keringat:
    nanti bisa dilihat perkembangan ceritanya klo dah lanjut lagi nulis cerita ini.
    ahh iya sinopsisnya belum dibuat.

    yuup suka banget ma senjata jerman Mauser C96. :malu:
    dan lagi yg megang Mauser C96 itu saling berkaitan dengan fict wa yang lain.
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.