1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

OriFic Saga of Immortals - The Untold Story of Vyzax Calamity

Discussion in 'Fiction' started by Lazt_stand, Mar 10, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    Genre : Supernatural / Drama / Tragedy / Occult / Action / Fantasy
    Tag Age : 18+ (Recomended)


    This is my first Orifict. Ide akan Orifict ini udah muncul sejak sy SMA, namun baru sekarang sy ada niat untuk merealisasikannya dalam wujud konkret
    Sy usahakan seoriginal mungkin meski tidak memungkiri bahwa banyak hal yang memengaruhi dan memberikan inspirasi pd sy.
    Bagi mereka yang berniat mencari crita yg fun, happy, soft and relaxed, tidak direkomendasikan membaca story ini
    Sy bkn manusia sempurna, tp kekurangan dr story ini tetaplah karena kekurangan saya sebagai penulisnya
    So, sy harap pembaca bs menikmati story ini krn tujuan sy membuat OriFict ini adalah agar orang lain dpt menikmati imajinasi dlm otak sy yg terlalu sayang klo hanya dinikmati oleh sy seorang.


    Beberapa Penjelasan yang mungkin perlu.
    List of Colors


    Caelumia Kingdom adalah sebuah kerajaan besar dan makmur yang terletak di Benua Crea. Kerajaan ini telah berusia lebih dari 500 tahun, menjadikannya kerajaan tertua di dunia yang masih berdiri hingga saat ini. Banyak legenda, dongeng, cerita rakyat, ataupun saga berasal dari kerajaan ini. Namun dari sekian banyak cerita-cerita tersebut, terdapat beberapa kisah yang tersembunyi dalam kegelapan, kisah yang terkubur dan tidak boleh terungkapkan sampai kapan pun.

    Caelumia Kingdom disebut-sebut sebagai negeri kedamaian karena sepanjang 500 tahun lebih sangat jarang terjadi malapetaka. Akan tetapi, sekali terjadi, malapetaka tersebut pasti memakan korban jiwa yang tak sedikit jumlahnya serta beberapa kali hampir menggiring kerajaan tersebut pada keruntuhannya.

    Vyzax Cainhell hanyalah seorang bocah laki-laki biasa yang awalnya hidup bahagia seperti layaknya anak-anak lain. Namun takdir tak dapat terhindarkan. Ia terlahir dengan sebuah kekuatan terkutuk yang bersembunyi di dalam tubuhnya. Suatu kekuatan yang disebut-sebut sebagai kekuatan Iblis

    Kekuatan tersebut membuatnya dibuang dan dikucilkan. Teman-temannya pergi meninggalkannya, negerinya sendiri mengkhianatinya, gadis yang sangat ia cintai lepas dari genggamannya.

    Sejarah mencatat, mereka yang terlahir dengan kekuatan tersebut suatu saat akan berubah menjadi iblis, lalu kehilangan kendali dan mengamuk. Begitu sampai pada batasnya, mereka akan mati dengan sendirinya karena termakan oleh kekuatan terkutuk itu sendiri.

    Namun Vyzax berbeda. Ia mampu bertahan akan keganasan kekuatan tersebut, dan bahkan mampu mengendalikannya dengan sempurna.

    Kini, setelah mendapatkan kekuatan luar biasa dahsyat, balas dendam menjadi hal yang mudah untuk dilakukan. Akankah Vyzax memilih untuk menjadi malapetaka bagi negerinya sendiri?


     
    • Like Like x 1
    Last edited: Mar 26, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    Pahlawan. Apakah arti dari pahlawan?

    Pada umumnya, pahlawan adalah orang-orang yang dikenal karena jasa dan pengorbanan mereka dalam membela kebenaran serta orang-orang tertindas. Lebih jauh lagi, pahlawan adalah suatu figur yang dibutuhkan pada masa-masa sulit untuk memberikan suntikan moral serta harapan, atau menjadi figur untuk dikenang dan dijadikan panutan pada masa-masa damai.

    Sosok mereka begitu dipuja, nama mereka selalu dielu-elukan, dan jasa mereka selalu dikenang.

    Tapi tahukah kau, bahwa di bawah sana, jauh dari permukaan penuh hiruk pikuk akan pujian bagi para pahlawan, terdapat sosok-sosok lain yang tak kalah berjasa dalam mewujudkan serta menjaga perdamaian?

    Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya rela berkorban, namun juga rela eksistensi mereka tidak diketahui oleh dunia. Jika seorang pahlawan meninggal dunia, upacara kematiannya akan dilakukan secara besar-besaran dan dipenuhi dengan penghormatan dari berbagai pihak mulai dari rakyat biasa hingga Raja. Sebaliknya, para pahlawan tanpa nama tersebut tidak akan dihormati ataupun mendapatkan upacara kematian yang layak. Bahkan tak jarang mereka harus rela mati tanpa diketahui oleh siapa pun, tanpa upacara kematian, serta kadang meninggalkan dunia fana dengan nama yang telah tercemar. Oleh segelintir orang yang mengetahui jasa besar mereka, mereka disebut “Anti-Hero”.

    Apakah yang mereka dapatkan dengan pengorbanan tanpa imbalan seperti itu? Jika kita melihat dari sudut pandang orang normal, tidak ada! Hampir semua waktu mereka terkuras untuk misi, tiada waktu bagi keluarga apalagi sekedar bersenang-senang. Bahkan secara tidak resmi terciptalah suatu aturan bahwa bagi mereka yang ingin menjadi Anti-Hero seperti merekam, hal pertama yang harus dilakukan adalah melupakan kehidupan yang normal dan bahagia. Terdengar bodoh? Well, memang, bisa dibilang mereka adalah orang-orang bodoh.

    Tapi jika kau tidak tahu, akan kukatakan beberapa fakta. Kebahagiaan sebuah keluarga, keriuhan anak-anak yang sedang bermain di taman, canda tawa para gadis, semangat anak-anak lelaki dalam merebut hati gadis pujaan mereka, kasih sayang seorang ibu yang tengah menimang bayinya yang mungil, dan masih banyak lagi, semua itu bisa terjadi karena jasa para pahlawan tak bernama tersebut.

    Jika pahlawan bisa mendapatkan nama besar mereka dalam suatu peristiwa, tidak demikian halnya dengan Anti-Hero. Mereka terus bekerja, menjaga perdamaian tanpa diketahui oleh orang-orang yang hidup di permukaan. Mereka harus senantiasa mengabdikan diri demi perdamaian untuk bisa menjadi seorang Anti-Hero. Tidak ada kemuliaan, tidak ada kejayaan, tiada nama besar. Yang ada hanyalah totalitas dan kesengsaraan.

    Kenapa mereka mau melakukan hal itu? Itu karena kebahagian mereka adalah melihat kebahagiaan orang lain. Di saat iri hati yang tertimbun sekian lama dapat menyebabkan bencana, para Anti-Hero tersebut sama sekali tidak mengharapkan kebahagiaan sejak awal, mengikis kemungkinan munculnya rasa iri sampai ke titik terendah.

    Sebab yang lain adalah, karena di dunia ini perdamaian tidak bisa dijaga hanya dengan tindakan-tindakan heroik semata. Harus ada yang melakukan tugas-tugas kotor demi menjaga kelangsungan dari perdamaian itu sendiri, dan tentunya, harus dirahasiakan. Mereka harus menanggung dosa-dosa negerinya demi menjaga kestabilan politik sehingga perang antar negara dapat terhindarkan, atau meredam pemberontakan yang dianggap berpotensi memicu kekacauan besar secara diam-diam, atau bahkan menutup aib negeri merek sendiri. Yang jelas, mereka tidak boleh tercatat dalam sejarah...

    Sebagian besar dari mereka bekerja dibawah naungan negeri mereka masing-masing. Bukan pemerintah, tapi negerinya. Loyalitas mereka akan tanah air layak ditempatkan di urutan terdepan dibandingkan orang lain.

    Akan tetapi, terdapat pula Anti-Hero yang tidak berafiliasi dengan negara manapun. Meskipun memiliki tujuan yang sama, mereka tidak memiliki ikatan ataupun kewajiban pada negara tertentu. Bahkan ada yang dikhianati oleh negerinya sendiri namun tidak pernah kehilangan loyalitas pada negeri yang telah membuangnya tersebut. Orang yang demikian hanya ada segelintir di dunia ini, ya segelintir. Tidak mengharapkan kebahagiaan apapun bagi dirinya sendiri, menanggung dosa dan kebencian, serta jauh dari kemuliaan pun keagungan.

    Dari sekian banyak orang yang telah dikhianati oleh negaranya sendiri, terdapat sebuah nama yang patut kita garis bawahi. Ia telah kehilangan semua yang ia sayangi, semua yang berharga bagi dirinya, dan dibuang oleh negaranya sendiri hanya karena paradigma masyarakat serta fitnah-fitnah busuk. Sejak saat itu ia dikenal sebagai salah satu penjahat terkeji dan terkejam. Demikianlah yang dicatat oleh sejarah.

    Namun, ada suatu kisah tentang orang ini yang tidak pernah tercatat dalam buku sejarah manapun. Suatu kisah yang pantas disebut sebagai sebuah Saga. Suatu kisah yang telah terkubur sekian lama...

    Mari, akan kuceritakan sebuah saga yang telah terlupakan. Kisah yang tak pernah terkisahkan, The Untold Story of Vyzax Calamity.
     
    Last edited: Mar 10, 2012
  4. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    hmm, baru prolog.. ditunggu storynya, baru komen...
     
  5. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    Matahari mulai tenggelam ke barat. Sorotan sinarnya yang khas di kala senja membangunkan Vyzax dari tidurnya. Perlahan-lahan, ia membuka kelopak matanya. Langit biru cerah yang dia lihat di pagi hari tadi kini telah berubah menjadi merah marun. Hal itu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan bahwa dia telah tidur begitu lama dalam perjalanan menuju Ibukota.

    Vyzax menguap lebar-lebar, lalu merapikan tunic coklatnya. Dalam kereta kuda yang dia tumpangi tersebut, selain dirinya dan sang kusir, terdapat sebuah keluarga. Terdiri dari sepasang suami istri dan seorang bayi mungil yang tidur pulas dalam pelukan sang ibu.

    Kereta yang ditumpanginya sangat sederhana. Malah lebih mirip gerobak beroda empat yang dilengkapi dengan atap yang ditopang oleh empat buah kaki yang masing-masing menghunjam tepat di tiap sudut kereta tersebut. Angin dengan leluasa memasuki kereta karena memang tidak ada jendela di sisi – sisinya. Laju kereta tersebut tidak terlalu cepat karena hanya ditarik oleh seekor kuda.

    “Hey, akhirnya kau bangun juga nak.” Sapa sang ayah dari bayi mungil tersebut melihat Vyzax yang masih setengah mengantuk.

    “Ah, ya.” Vyzax sedikit kaget. “Maafkan saya tidak bisa menemani anda untuk mengobrol selama perjalanan, tuan.” Balasnya sambil menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada yang lebih tua. Tuan itu hanya terkekeh-kekeh. Wajahnya tampak sumringah. Vyzax buru-buru membersihkan wajahnya dengan air dari botol bambu miliknya.

    Tuan tersebut berusia kira-kira empat puluh lima tahun. Tubuhnya tinggi besar, mengenakan tunic berwarna abu-abu dipadu dengan mantel berwarna kecoklatan. Ia juga mengenakan celana panjang berwarna olive. Dilihat dari pakaiannya, ia mungkin berasal dari masyarakat kelas menengah ke bawah. Kumis dan brewok tipis menghiasi wajahnya. Sekilas ia terlihat garang, namun pembawaannya yang sumringah menghapus kesan garang tersebut.

    “Tak apa tak apa. Perjalanan jauh memang terlalu berat bagi anak kecil sepertimu. Hmm, kalau boleh aku tahu, kau berasal dari mana nak?” Tanya tuan itu ramah.
    “Yildu tuan.” Jawab bocah itu sembari membetulkan posisi duduknya agar menghadap ke tuan ramah tersebut. Tak lupa ia memasukkan kembali botol bambunya ke tas bekal.

    “Ooh, Yildu, kota para hunter dan archer! Apakah kau ingin berkarier sebagai prajurit kerajaan? Kudengar cukup banyak archer-archer dari Yildu yang belajar di jurusan militer Lux Caelum kemudian menjadi prajurit kerajaan setelah mereka lulus.

    Vyzax menggeleng.

    Lux Caelum, nama dari sebuah Universitas yang disebut-sebut sebagai yang tertua di dunia. Konon, universitas ini telah berumur lebih dari 400 tahun. Sangat termahsyur terutama akan jurusan militer dan keseniannya.

    Terletak lima kilometer ke arah barat dari Soz, Ibukota dari Kerajaan Caelumia. Tak terhitung jumlah alumnusnya yang telah mengukir berbagai prestasi gemilang. Beberapa bahkan telah menjadi legenda. Menjadikan universitas ini kebanggaan tersendiri bagi rakyat Kerajaan Caelumia.

    Yildu sendiri adalah kota yang mengedepankan kehijauan alam. Tata kota penuh pepohonan, alam yang terawat, serta hutan-hutan lengkap dengan ekosistem-ekosistemnya, menjadikan Yildu sebagai surga para hunter dan archer. Tidak heran Forest Sentinel (Organisasi Khusus para Pemanah, biasa disingkat ForSen) menjadikan kota itu sebagai headquarters mereka.

    Hampir semua hunter dan archer Yildu adalah prajurit resmi kerajaan, dan mayoritas dari anak – anak mereka mengikuti jejak orang tuanya untuk menjadi prajurit kerajaan pula. Apabila seorang anak berhasil masuk ke Lux Caelum sebagai kadet militer, hal itu akan sangat membanggakan bagi orang tuanya.

    “Saya memang bersekolah di Lux Caelum, tapi sayangnya saya tidak ingin menjadi prajurit. Saya mengambil jurusan musik dan kesenian.” Jawab Vyzax.

    Tuan itu mengernyitkan dahi sekilas. “Oh, kebetulan sekali! Putri pertamaku juga mengambil jurusan – jurusan yang sama denganmu nak. Dia baru masuk tahun ini. Alasan kami sekeluarga pindah ke Ibukota juga untuk menemani dia agar tidak sendirian di kota besar seperti itu.”

    “Kalau begitu, putri tuan seangkatan dengan saya. Mungkin kami akan bertemu di kelas.” Balas Vyzax.

    “Sungguh suatu kebetulan. Bagaimana jika kukenalkan dengannya? Kalian bisa berteman. Putriku pernah bercerita padaku bahwa dia belum mendapatkan teman di Ibukota” Tawar tuan tersebut.

    Vyzax menggelengkan kepala. “Terima kasih, tapi tidak perlu tuan. Bukan berarti saya tidak mau berteman dengan putri anda, namun akan lebih baik jika kami berteman dengan sendirinya. Akan menjadi beban baginya jika nantinya saya tidak bisa menjadi teman yang dia harapkan, sementara dia sendiri tak kuasa menolak berteman dengan saya hanya karena saya mengenal anda, ayahnya, secara kebetulan.”


    Tuan itu mengelus-ngelus dagunya yang ditumbuhi brewok tipis. Perkataan Vyzax memang masuk akal. Meski hanya hal sepele namun dia dengan cepat berpikir jauh ke depan untuk membuat keputusan yang tepat.

    “Apa kau pikir putriku jelek he?” Tanya tuan itu dengan nada setengah bercanda.

    “Vyzax tergelak. “Tentu saja tidak tuan. Jika saya hanya ingin berteman dengan gadis cantik, saya pasti menanyakan nama putri tuan. Dengan begitu saya lebih mudah untuk berteman dan mendekatinya jika dia cantik. Jika pun jelek, cukup sekedar berkenalan saja.” Pungkasnya.

    “Hahahaha, benar, kau benar! Hahahaha. Kau sungguh menarik nak!” Kata tuan tersebut sembari tertawa lebar.

    Vyzax ikut tertawa. Sudah lama dia tidak tertawa seperti ini. Sejak kedua orang tuanya meninggal dua tahun lalu, dia tidak pernah lagi tertawa. Hanya senyuman palsu yang kadang kala menghiasi bibirnya.

    Untung saja tawa mereka tidak membangunkan bayi mungil anak tuan tersebut yang sedang tidur. Namun sang Ibu mengisyaratkan dengan telunjuk menempel vertikal di bibirnya, menandakan agar mereka berdua menurunkan volume suara mereka.

    Setelah mengambil nafas sejenak, tuan tersebut melanjutkan percakapan.

    “Putriku, aku sangat menyayanginya. Betapa senangnya diriku melihat ekspresi kegembiraan di wajahnya saat kuberitahu bahwa dia bisa bersekolah di Lux Caelum. Dia memelukku hingga aku sesak nafas, bayangkan!”

    “Ya ya, saya bisa membayangkannya. Seperti anak – anak di Yildu saat pertama kali orang tua mereka berkata akan mengajarkan cara memanah dan berburu. Penuh semangat dan tak sabaran” Balas Vyzax. Ia teringat akan anak-anak seangkatannya dulu di Yildu.

    “Hidup kami cukup berkesusahan, namun putriku berkata dia bahagia terlahir di keluarga ini.” Lanjut tuan itu lagi.

    Lalu ia kembali sumringah seperti saat awal percakapan mereka. “Yah andai saja dia cantik, mungkin ia tidak akan kesulitan mencari teman di Ibukota.”

    Vyzax tersenyum.
    “Saya tidak percaya tuan.” Ia membalas dengan tenang. Tuan itu tiba-tiba berhenti terkekeh. Ekspresinya berubah menjadi lebih serius.

    “Katakan alasanmu nak.” Ujarnya dengan nada yang serius pula.

    “Meski saya baru mengenal tuan tidak lebih dari lima belas menit, namun saya bisa mengatakan bahwa orang seperti tuan tidak akan menyebut putrinya sendiri jelek di depan orang lain.” Jawab Vyzax.

    Tuan itu tertegun. Bocah yang baru berusia dua belas tahun mampu mencapai konklusi seperti itu. Anak – anak seusianya biasanya akan gugup jika berbicara dengan lelaki dewasa. Perbedaan umur dan pengalaman adalah jurang dalam yang memisahkan anak – anak dan orang dewasa dalam percakapan. Anak – anak pada umumnya tidak tertarik akan pembicaraan orang dewasa karena tidak dapat memahaminya serta tidak menemukan hal – hal yang menyenangkan bagi mereka.

    Namun Vyzax berbeda. Dia merasa anak ini tidak biasa. Kelak anak ini akan menjadi orang besar. Begitulah suara hatinya berkata.

    Tuan itu menghela nafas panjang. “Well, awalnya aku ingin mengerjaimu, tetapi aku terlalu meremehkanmu, nak. Baiklah, aku tidak akan memberitahukan nama putriku. Jika kalian memang berjodoh entah sebagai apa, maka takdir akan mempertemukan kalian dengan sendirinya.

    “Saya hargai pendapat tuan.” Balas Vyzax sembari tersenyum.

    Vyzax lalu mengeluarkan botol bambu berisi air putih dari kantung bekalnya. “Minum tuan ? Meski hanya air putih.” Tawarnya.

    Tuan itu terkekeh. “Tidak nak, habiskan saja untukmu sendiri. Orang dewasa tidak suka air putih.” Balasnya sambil tertawa.

    Vyzax teringat kebiasaan minum ayahnya dan rekan – rekannya dulu, membuat dirinya merasa bodoh karena menawarkan air putih pada seorang pria dewasa.

    Ia pun meneguk air dalam botol bambu tersebut sampai habis. Kerongkongannya bagai lahan tandus dibanjiri oleh air hujan yang hanya turun sekali dalam setahun. Tubuhnya terasa lebih ringan dibanding saat baru bangun tidur. Perjalan menuju Ibukota ternyata lebih melelahkan dari perkiraannya semula.

    “Kulihat kau memiliki tubuh yang proporsional, nak. Sungguh sayang jika kau hanya berakhir sebagai seniman atau pemusik biasa.” Kata tuan itu sambil memperhatikan lengan Vyzax. Itu bukan lengan normal bagi anak lelaki berusia dua belas tahun. Dia bahkan bisa melihat syaraf – syaraf tipis yang menonjol di lengan tersebut.

    Vyzax kembali tersenyum lalu membalas.

    “Dengan kemampuan sihir saya, hanya akan berakhir sebagai prajurit garis depan biasa atau bahkan lebih buruk lagi. Dan ayah saya tidak menyukainya, tanpa bermaksud meremehkan profesi tersebut tentu saja. Beliau hanya merasa saya bisa sukses di bidang lain. Karena itulah, saya memutuskan untuk mengambil jurusan kesenian agar kelak bisa meneruskan pekerjaan ayah sebagai seorang pengrajin handal.”

    “Oh, jadi ayahmu seorang pengrajin ?”

    “Pengrajin tembikar dan alat – alat mekanis semacam hiasan kolam bergerak.” Balas Vyzax.

    “Hmm, begitu rupanya.” Kata tuan tersebut sembari mengelus-ngelus dagunya.

    Tak lama kemudian ia kembali bertanya. “Ngomong-ngomong tentang ayahmu, apakah keluargamu selamat dalam tragedi Yildu dua tahun lalu nak? Maaf, tapi tragedi itulah hal pertama yang terlintas dalam pikiranku begitu mendengar nama Yildu.”

    Vyzax tampak tertegun sejenak sebelum menjawab pertanyaan itu.
    “Sayangnya kedua orang tua saya meninggal dalam tragedi tersebut, tuan...”

    “Oh, sayang sekali.” Lalu dia menghela nafas sebelum melanjutkan. “Maaf telah menanyakannya nak, aku tidak tahu perihal kedua orang tuamu. Tragedi itu sungguh memilukan. Ku dengar, lebih dari dua ratus orang penduduk tewas saat itu. Aku turut berduka nak.”

    “Terima kasih.” Vyzax menjawab sembari tersenyum.

    Kali ini senyumannya berbeda dengan yang sebelumnya. Tuan tersebut dapat menangkap sebersit kesedihan dalam senyuman itu. Ia paham, Vyzax selalu berusaha tampak kuat dengan menyembunyikan kesedihannya dalam senyuman yang tidak mengandung makna sesungguhnya dari sebuah senyuman.

    “Bagaimana dengan keluargamu yang lain?”

    Vyzax menggeleng. “Sejak kecil orang tua saya tidak pernah memberitahu apakah mereka memiliki saudara. Saya bahkan tidak tahu siapa kakek dan nenek saya. Namun Ibu selalu berkata bahwa saya dibesarkan dengan dengan ajaran yang sama dengan apa yang diajarkan kakek pada Ibu. Menurut Ibu, kakek selalu mengajarkan agar bertanggung jawab dalam setiap tindakan dan jangan pernah menjadi orang yang suka pamer.”

    Tuan tersebut kembali mengelus dagu. Vyzax merasa mengelus-elus dagunya sendiri termasuk dalam hobi tuan ini, selain menginterogasi orang yang baru dikenalnya. “Kau memiliki kakek yang hebat, nak.”

    “Mungkin saja Ibu berbohong...Mungkin kakek bukanlah orang yang bisa dibanggakan atau malah mengecewakan sehingga ayah dan ibu merahasiakan identitasnya.”

    Vyzax menghela nafas panjang setelah mengatakannya, lalu menatap lantai. Dia tidak ingin tuan tersebut melihat wajahnya berubah murung.

    Dengar nak.” Tuan itu menepuk bahu kiri Vyzax dengan tangan kanannya. Agaknya ia merasakan perubahan ekspresi bocah itu.

    “Meskipun tidak selalu benar, namun setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak mereka dalam setiap keputusan yang mereka buat. Mereka pasti punya alasan mereka sendiri untuk merahasiakannya darimu, dan itu untuk kebaikanmu. Percayalah pada mereka.”

    Vyzax mengangkat kepalanya, menatap kedua mata pria paruh baya tersebut.

    “Benarkah mereka memikirkan saya dalam setiap tindakan mereka ? Sekalipun itu menyakitkan bagi saya ?” Ia teringat bagaimana dulu ia diledek oleh teman – temannya setiap kali mereka membanggakan silsilah keluarga mereka. Vyzax, tentu saja, tidak bisa membanggakan apa – apa tentang silsilah keluarganya. Ayahnya seorang pengrajin dan Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ia sendiri tidak tahu siapa kakek dan neneknya.

    Tuan itu menjawab sembari tersenyum.

    “Jika itu menyakitkan bagimu, berarti orang tuamu percaya padamu.”

    Vyzax mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti akan perkataan tuan tersebut.

    Tuan itu melanjutkan perkataannya. “Jika mereka merahasiakannya, itu berarti mereka percaya bahwa kau bisa menghadapi rasa sakit yang kau rasakan karena keputusan mereka, mereka percaya padamu, nak.”

    “Saya masih tidak mengerti tuan.” Jawab Vyzax jujur.

    Tuan itu hanya terkekeh, mengelus kepala bayinya, lalu mencium keningnya.




    “Aku jadi teringat masa kecilku.” Lanjut tuan itu setelah mengambil nafas sejenak. “Saat kecil dulu aku bermimpi menjadi seorang ksatria Kerajaan Caelumia yang gagah berani setelah aku melihat konvoi pasukan Caelumia di kampung halamanku, Ashgar. Saat kukatakan kepada orang tuaku, mereka melarangnya. Mereka tidak ingin merasakan kecemasan setiap kali mengantar anak sendiri ke medan perang.”

    “Saat itu, yang ada dalam pikiranku mereka adalah orang tua kolot dan tidak mau mengerti diriku. Aku bersikeras ingin tahu kenapa mereka tetap melarangku menjadi seorang ksatria, tapi mereka tidak pernah mau menjawab.” Ia lalu berhenti sejenak.

    Vyzax hanya diam. Tapi ia memerhatikan perkataan pria paruh baya tersebut dengan seksama. Derap langkah kuda yang menarik kereta mereka cukup mengganggu percakapan antar keduanya.

    “Pada akhirnya aku tenggelam dalam kekecewaan, dan seiiring waktu berjalan serta realita – realita yang kuhadapi di kemudian hari, perlahan – lahan aku melupakan mimpiku dan berusaha menjadi apa pun, asal bisa membuatku bertahan hidup. Sampai akhirnya aku berakhir hanya sebagai seorang pedagang miskin seperti ini.” Tuan itu kembali menghela nafas panjang.

    “Ayahku meninggal sepuluh tahun lalu. Sedangkan ibuku meninggal setahun yang lalu. Sebelum bertemu kembali dengan sang pencipta, beliau akhirnya memberitahukan alasan mengapa dirinya dan ayahku melarangku menjadi seorang ksatria.”

    “Tahukah kau nak, apa alasan mereka ?” Tanyanya.

    Vyzax menggelengkan kepala. “Saya masih terlalu muda untuk menjawab pertanyaan seperti itu, tuan.” Jawabnya dengan sopan.

    Tuan tersebut menolehkan kepalanya ke barat, sejenak memandang matahari yang hampir sepenuhnya tenggelam. Lalu ia kembali menatap Vyzax.

    Ibuku berkata, “Kami berdua melarangmu menjadi ksatria karena kami ingin melihat tekad dan kesungguhanmu. Kami percaya kau bisa melakukannya, Tak bisa kupungkiri bahwa kami takut kehilangan dirimu jika kau maju ke medan perang. Akan tetapi jika putra kesayangan kami sanggup menjadi seorang ksatria Kerajaan Caelumia yang gagah, tentu kami akan bangga dan turut berbahagia nak...”

    Ia lalu menghela nafas panjang. “Begitu mendengar alasan mereka, aku tidak bisa mengatakan apa-apa dan hanya bisa meneteskan air mata. Aku selalu kecewa karena mereka melarangku dulu, namun, selama ini akulah yang ternyata telah mengecewakan mereka dengan meninggalkan impianku.” Kata tuan tersebut dengan nada penuh penyesalan.

    Vyzax tertegun mendengar cerita tersebut.

    Ia sama sekali tidak pernah memikirkan hal tersebut. “Apakah ayah dan ibu juga percaya padaku?” Bisiknya dalam hati. Ia masih belum sepenuhnya mengerti, namun rasanya ada suatu pintu di hatinya yang kini terbuka setelah sekian lama terkunci rapat.

    “Nak, kau harus memiliki pendirianmu sendiri. Percayalah pada pendirianmu, jadikan itu sebagai peganganmu. Jangan menyerah hanya karena tembok bernama larangan orang tua melarangmu, sepanjang keyakinanmu tidak merugikan orang lain tentunya.”

    Vyzax mengernyitkan dahi. “Apa maksud tuan?”

    “Ehem.” Tuan tersebut berdehem sebelum memulai perkataannya. “Melihat tubuhmu itu, aku yakin kau berlatih setiap hari agar fisikmu kuat. Meski kau masih muda dan tidak terlalu tinggi untuk anak seusiamu, namun tubuh seperti itu tidak bisa didapatkan hanya dari sekedar berolahraga rutin. Kau ingin menjadi seorang prajurit kerajaan bukan, nak?”

    Vyzax membuang pandangannya keluar kereta. Ia tidak menjawab. Perkataan tuan tersebut memang tepat. Menjadi seorang ksatria kerajaan adalah impiannya sejak kecil, namun sang ayah selalu menentangnya.

    “Nak.” Kembali si tuan berkata. “Dengar, apa yang diharapkan dari setiap orang tua adalah anak-anak mereka mampu melampau ekspektasi mereka. Kau harus bisa melampaui ekspektasi orang tuamu, sehingga membuat mereka menerima keputusanmu. Larangan orang tua akan impian anak mereka sebenarnya adalah cambuk bagi anak agar mampu membuktikan diri pada orang tuanya, bukannya mengubur impian mereka.”

    Hati Vyzax bergejolak. Jurusan musik dan kesenian sebenarnya hanyalah pilihan keduanya. Ia sangat ingin masuk ke jurusan militer di Lux Caelum. Hanya saja ia merasa bersalah pada kedua orang tuanya yang telah meninggal, sehingga mengurungkan niat tersebut.

    Kini, setelah mendengar cerita dan nasehat-nasehat dari tuan tersebut, ia merasa dirinya selama ini hanya berusaha menghindari rasa bersalah karena menentang larangan kedua orang tuanya.

    Vyzax kembali menatap tuan tersebut.

    “Tuan.” Katanya sembari tersenyum simpul. “Andai saja kita bertemu lebih cepat, mungkin saya akan memilih jurusan militer.” Ujarnya dengan agak menyesal.

    “Tidak ada kata terlambat, nak.” Balas si tuan sembari tersenyum pula.

    Bocah itu menggeleng. “Saya tidak mungkin meminta pindah jurusan sekarang. Saya bahkan belum mengikuti upacara penerimaan pelajar baru.”

    “Dengar nak, banyak jalan menuju ke Soz. Pepatah itu bukanlah omong kosong belaka. Seperti kataku tadi, kau harus percaya dan gigih memperjuangkan pendirianmu. Kau juga membutuhkan seseorang yang dapat memberikan dukungan moral padamu. Jika kau belum memilikinya sekarang, cari! Jangan menunda-nunda lagi, atau kau akan menyesal seumur hidupmu sama sepertiku. Tak ada yang bisa menggapai impian mereka tanpa dukungan dari orang lain. Tanpanya kau tidak akan bisa berdiri menghadapi cobaan-cobaan yang menerpa dan mencari jalan yang tepat.” Kata tuan tersebut dengan serius.




    Tiba-tiba istrinya ikut menambahkan. “Nak, sangat jarang suamiku menasehati seseorang seperti ini. Dan sebagai seorang ibu, kurasa setiap perkataannya ada benarnya. Janganlah kau cepat menyerah, nak.” Katanya sembari tersenyum tulus.

    “Benar, jangan cepat menyerah. Kau anak yang baik hingga masih menuruti larangan orang tuamu sekalipun mereka telah tiada. Namun yang harus kau lakukan adalah melangkah maju, benarkan sayang?” Lanjut tuan itu sambil memandang istrinya yang sejak tadi berusaha keras agar bayinya tidak terbangun.

    Sang istri turut menanggapi, masih dengan senyuman di bibirnya. “Benar. Mendengar ceritamu, kami tahu kau anak yang baik. Aku berharap kami dapat memiliki anak laki-laki sepertimu.”

    Vyzax memandang pasangan suami istri tersebut. Tubuhnya gemetaran. Tanpa sadar, air mata menetes dari kedua matanya. Jika mengingat kembali masa kecilnya, pujian dari pasangan suami istri ini bagai menemukan oase di padang gurun yang luas tak bertepi.

    Karena silsilah keluarganya yang tak jelas, ia kerap mendapat ejekan dari anak-anak seusianya. Terkucilkan dan terpinggirkan, ia harus bergelut dengan kesendirian. Hanya kedua orang tuanyalah yang menyayanginya. Saat tragedi Yildu terjadi dan menewaskan mereka sementara ia sendiri selamat, Vyzax malah menerima hinaan. Orang-orang mulai memanggilnya anak pembawa sial, pembawa bencana, atau anak pembawa petaka.

    Sambil terisak, ia berkata. “Te..terima kasih..” Lalu ia menyeka air mata yang menetes dengan kedua lengannya.

    Tuan tersebut kembali menepuk pundak Vyzax dengan tangannya yang besar. “Kau tidak perlu berterima kasih sekarang. Jika kau telah menggapai impianmu barulah kau melakukannya.”

    Sang kusir yang sejak tadi terus diam, mendadak berbicara. “Maaf memotong pembicaraan kalian, sebentar lagi kita akan sampai di gerbang Selatan ibukota. Bocah, bersiap-siaplah.”

    Tak sadar, ternyata mereka telah berada dekat dengan ibukota. Banyak orang yang mulai berpapasan dengan mereka. Dari kejauhan tampak tembok pelindung kota yang berdiri kokoh lengkap dengan menara-menara pengawasnya. Gerbang Selatan juga telah terlihat.

    “Tentu, terima kasih atas pemberitahuannya!” Balas si tuan dengan semangat. Ia tahu Vyzax masih sibuk menyeka air matanya.

    “Well, nak, waktunya kau turun. Kami turun nanti di gerbang Timur. Ayo semangatlah!” Ujarnya seraya menepuk bahu Vyzax dengan keras.

    Vyzax telah berhenti menangis, air matanya juga telah berhenti mengalir. Ia hanya membawa sebuah tas bekal sehingga tidak perlu waktu lama untuk bersiap-siap.

    “Ini, untukmu nak.” Kata istri si tuan sembari menyodorkan selembar sapu tangan berwarna putih dan apricot serta bermotif bunga sakura yang terlipat dengan rapi. “Bersihkan wajahmu, kau tampak buruk dengan wajah seperti itu.”

    Vyzax mengambilnya lalu membersihkan wajahnya. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih. Ia berjanji akan mengembalikan sapu tangan tersebut setelah mencucinya terlebih dahulu. Namun, ibu itu menolak.

    “Untukmu nak, ambillah. Anggap saja itu sebagai hadiah pertemuan dari kami.”

    Vyzax tak dapat menolaknya. Ia melipat sapu tangan itu lalu memasukkannya ke dalam tas bekal.

    Akhirnya kereta kuda yang mereka tumpangi berhenti sekitar lima belas meter dari gerbang Selatan ibukota. Sang kusir pun berkata. “Yak, kita sudah sampai.”

    Vyzax pun turun dari kereta. Karena pendek, ia harus melompat ke tanah.

    “Terima kasih atas nasehat-nasehatnya. Sungguh senang memiliki teman seperjalanan seperti anda berdua, dan juga bayi mungil kalian tentunya.” Kata Vyzax sembari menyilangkan tangan kirinya di depan dadanya lalu membungkuk, menandakan rasa hormat.

    “Kami juga nak, senang bisa berkenalan denganmu. Kau bocah yang unik. Ingat perkataanku tadi, jangan pernah kehilangan pendirianmu, paham?” Balas si tuan.

    “Tentu, tuan. Aku tak akan mengecewakan kedua orangtuaku, juga kalian.” Jawab Vyzax sembari melambaikan tangan kanannya tanda perpisahan.

    Kereta kuda tersebut mulai berjalan pelan, menuju ke perhentian selanjutnya yaitu gerbang Timur ibukota.

    Pasangan suami istri tersebut juga melambaikan tangan mereka ke Vyzax.

    “Nak!” Panggil tuan itu lagi. “Siapa namamu??” Ia kembali bertanya.

    “Cainhell, Vyzax Cainhell!” Balas Vyzax setengah berteriak. Ia malah lupa menyakan nama tuan tersebut.

    Kereta kuda yang mereka tumpangi mulai melaju lebih cepat. “Vyzax, kuharap kita bisa bertemu lagi!” Sahut tuan tersebut.

    Vyzax mengangguk dan terus melambaikan tangannya hingga kereta kuda itu menghilang dari pandangannya. Ia lalu berpaling ke arah gerbang ibukota. Sekarang baru ia sadari betapa besar gerbang tersebut. Lebarnya tak kurang dari empat puluh meter dan dijaga oleh belasan prajurit berarmor serta bersenjata lengkap. Tampak dua buah menara pengawas di sisi-sisi gerbang. Di gerbang terukir kalimat “Soz Ibukota Kerajaan Caelumia”.

    Banyak orang yang berlalu lalang keluar masuk gerbang. Ada yang berjalan kaki, ada yang berkuda, dan ada pula yang berjalan sembari menuntun kuda yang penuh berisi barang-barang dagangan. Sekilas memandang ia merasa takjub akan gerbang tersebut, seakan memandang pintu masuk menuju suatu dunia baru yang sama sekali tidak pernah ia jamah. Kontras dengan Yildu kampung halamannya. Tidak heran, karena selain sebagai Ibukota, Soz juga terkenal sebagai pusat perdagangan kedua di Kerajaan Caelumia setelah kota Sampolage.

    Ini memang pengalaman pertama baginya berada di ibukota. Di sinilah kehidupan barunya akan dimulai. Adrenalin dalam tubuhnya terasa mengalir lebih deras daripada biasanya.

    Jika diingat lagi, rasanya kehidupan baru tersebut sudah dimulai sejak ia memutuskan pindah ke ibukota. Pertemuan dengan keluarga kecil di kereta kuda tadi merupakan suatu bukti bahwa hidupnya sedikit demi sedikit telah berubah. Baru sekarang ia menyadari, bahwa ia dapat dengan lancar berbincang-bincang dengan orang lain. Biasanya Vyzax lebih memilih untuk menghindar dari hal-hal seperti itu, mungkin karena selama ini ia terbiasa dalam kesepian...

    Pasangan suami istri tadi sangat ramah dan terbuka, membuatnya teringat akan kedua orang tuanya.

    Vyzax memandang langit. Langit petang telah berganti malam. Tampak bulan dan bintang-bintang bersinar dalam kegelapan.

    “Ayah, ibu, aku tak akan mengecewakan kalian.”
     
    Last edited: Mar 12, 2012
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    Idws lagi eror nih, jadi ga bisa ngedit post (apa laptopku yang eror :???:) jadi saya post lagi ya buat komen :hahai:

    ada perkampungan archer ma hunter, langsung teringat ma Kota Payon di game ragnarok dah saya :hahai:

    trus koq rasanya janggal ya Lux Caelum itu. Di situ ada dua jurusan yang biasanya ga pernah ditemukan di tempat lain. Jurusan seni ma militer.

    tapi overall menurutku ini permulaan yang bagus :fufu:
     
  7. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    gak salah, inspired by Payon :elegan: sy ngerasa kota ky payon ini pokoknya harus ditambahkan ke OriFict sy

    Nanti akan diceritakan lg soal Lux Caelum. Universitas ini emank janggal dan berbeda dari universitas2 laen di dunia. di negara laen normalnya untuk pendidikan militer, didirikan akademi militer khusus yang terpisah dari universitas biasa. Sedang di LC, digabung menjadi 1 universitas walo nanti lokasi gedungnya terpisah ckup jauh drpd gedung2 jurusan lain (jurusan biasa)
     
  8. Heilel_Realz012 M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Mar 8, 2011
    Messages:
    811
    Trophy Points:
    76
    Ratings:
    +826 / -0
    sedikit komentar.. [​IMG]

    untuk permulaan terlalu banyak ngomong itu gpp. membangun suasana dan mengenalkan tokohnya itu sendiri klo menurut wa adalah hal yg memang mesti dilakukan.
    dari paparan yg wa liat. lux caelum itu mirip dengan balamb garden (FF8) ya konsepnya? ada jurusan militer dan juga jurusan science, art, library, dll.

    banyak nama dan istilah yg mesti dihapal. bagus kiranya klo author buat map dengan nama kota yg menjelaskan rinciannya. :keringat:

    btw, battle epic gk akan ada tanpa melalui proses. semua orang juga pasti pengen langsung nyeritain ke inti masalahnya (perang dan pengungkapan).
    tapi bersabarlah... bangunlah cerita itu dari bawah.
     
  9. Nebunedzar M V U

    Offline

    No information given.

    Joined:
    Mar 7, 2009
    Messages:
    706
    Trophy Points:
    227
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +5,466 / -0
    Ini sebenarnya lebih ke masalah selera, tapi coba lihat punya max--dia prolognya tidak bertele-tele, ehem jangan diambil hati ehem. Kalau bisa, berikan ke pembacanya pelan-pelan saja.

    Dan lagi, anti-hero di deskripsimu memang menyerupai pengertian secara umumnya. Namun, kalau yang saya perhatikan di sini--yang kamu bicarakan itu pahlawan tanpa jasa.

    Penggunaan "anti-hero" di sini seperti kumpulan orang sangat apes, berbeda dengan anti-hero yang saya mengerti; kebalikannya hero tapi digambarkan dengan berimbang--intinya realistis.

    Maksudku, jika digambarkan terlalu sinis malah jadi nggak logis. Kayak dibuat-buat jadinya. Ini untuk penjelasan lebih lanjut kalau berminat untuk mencari tahu.

    Dan ternyata jawaban dari diari gue sendiri adalah tokoh utama dari How to Train Your Dragon! Itu film animasi anak-anak yang hebatnya bisa memasukkan unsur-unsur dewasa dengan tokoh utamanya yang anti-hero; nggak niat jadi viking, ngeberontak melawan sukunya sendiri, nggak ada kekuatan fisik yang bisa dibanggakan, dan pengecut awalnya.
    Ujung-ujungnya, biarpun sekasar-kasarnya gue bilang fiksi elo tuh nggak cocok dibilang seinen karena masih terasa seperti shounen, semua hanya masalah selera. Kalau pun ada yang memang benar perlu dikatakan ke kamu, itu kemampuan dalam menulis.

    Ya tapi mana mungkin saya komentari, soalnya saya juga masih belajar kok. ^^;
     
    • Thanks Thanks x 1
    Last edited: Mar 25, 2012
  10. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    ACT I: An Ordinary Life​


    Vyzax perlahan-lahan membuka kedua matanya. Jam tubuh dalam dirinya secara otomatis membangunkannya dari alam mimpi dua jam sebelum lonceng pagi berdentang. Ia menguap sejenak, menyingkirkan selimut yang masih membungkus tubuhnya, lalu beranjak dari tempat tidur. Ruangan tersebut sangat gelap karena ia selalu mematikan lampu sebelum tidur. Ia tidak bisa tidur di malah hari tanpa ditemani kegelapan.

    Dibukanya tirai dari sebuah jendela yang menghadap ke timur, tepat di sebelah tempat tidurnya. Langit masih gelap, Matahari pun belum menampakkan batang hidungnya. Pelan-pelan Vyzax membuka jendela tersebut dan tak lupa memasang penyangganya agar jendela itu tidak menutup dengan sendirinya. Udara sejuk khas pagi hari berhembus masuk ke dalam kamar. Ia lalu bergegas menuju balkon, menjauhi tempat tidur agar tidak tergoda untuk menambah jam tidurnya.

    Begitu pintu menuju balkon terbuka, ia dapat merasakan embun-embun pagi di udara serta hawa dingin yang menusuk tulang. Ia menarik nafas dalam-dalam, menahannya selama lima detik, lalu menghembuskannya perlahan-lahan. Dibarengi dengan menggerakkan beberapa bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan leher. Hal ini cukup untuk menghilangkan sebagian rasa kantuk yang masih menyerang serta membangunkan seluruh otot-otot tubuhnya.

    Vyzax tinggal di asrama universitas tempat ia belajar. Gedung asrama bergaya Renovatio tersebut berlantai tiga, berbentuk persegi panjang dengan sebuah taman yang luas di tengah-tengahnya. Kamar yang ia huni terletak di lantai dua sudut timur laut gedung asrama dan berukuran kurang lebih tiga kali lima meter, cukup luas untuk ditinggali sendiri. Terdiri dari sebuah ruangan utama tempat ia tidur yang dilengkapi dengan cerobong asap, sebuah dapur kecil, sebuah kamar mandi, serta balkon yang menghadap ke timur.

    Di ruangan utama terdapat sebuah meja belajar penuh tumpukan aneka buku. Anehnya, justru buku-buku sejarah, seni perang, serta tehnik pedanglah yang mendominasi tumpukan buku tersebut. Sangat kontras dengan jurusan musik dan kesenian yang ia jalani di universitas.

    Setelah selesai senam pagi, Vyzax menghampiri meja tersebut lalu meraba-raba permukaannya untuk mencari sesuatu. Tak lama kemudian ia dapat merasakan sebuah batu berbentuk silinder yang berukuran kurang lebih sama dengan jari telunjuknya. Batu tersebut adalah manastone, yakni sejenis batuan yang mengandung kekuatan magis yang disebut mana. Manastone untuk kegiatan sehari-hari biasa disebut dengan mana battery. Diambilnya mana battery tersebut lalu memasukkannya ke dalam lubang sebuah magical lamp yang berada di pojok kiri meja belajarnya. Serta merta seisi ruangan diterangi oleh cahaya putih yang indah.

    Hal yang ia lakukan selanjutnya adalah mandi. Baju tidur kusut yang masih melekat dilepasnya lalu ia lempar ke keranjang tempat baju-baju kotor. Orang-orang pada umumnya mandi pada jam enam pagi atau saat lonceng pagi berdentang karena air pada saat subuh sangat dingin. Namun Vyzax berbeda, mau tidak mau ia harus mandi lebih awal dari mereka.

    Tepat jam lima pagi, ia harus mengantar botol-botol susu ke rumah-rumah pelanggan. Jam enam pagi ia harus membersihkan perpustakaan milik jurusan kesenian di universitas. Semua ia lakukan untuk bertahan hidup. Kedua orang tuanya telah meninggal empat tahun lalu, dan sepanjang yang ia tahu, ia juga tidak memiliki satu saudara pun. Realita kehidupan memaksanya untuk mencari nafkah demi menghidupi dirinya yang sebatang kara.

    Namun Vyzax cukup bersyukur akan pekerjaan-pekerjaan sampingan tersebut. Ia senang jalan-jalan di pagi hari, dan mengantarkan susu ke rumah-rumah pelanggan dengan berjalan kaki sangat selaras dengan hobinya tersebut. Sedangkan membersihkan perpustakaan jurusan kesenian tempatnya belajar juga cukup menyenangkan. Meskipun perpustakaan tersebut sangat luas dan memakan waktu yang tidak sedikit untuk dibersihkan, Vyzax tetap menjalaninya dengan senang hati karena ia dapat membaca buku-buku di sana selagi menunaikan tugasnya. Dan dengan membersihkan perpustakaan setiap pagi membuatnya dibebaskan dari kewajiban membayar uang untuk tinggal di asrama universitas.

    --------------------------------------​

    Vyzax belajar di Universitas Lux Caelum, sebuah universitas ternama di negerinya. Konon usia universitas tersebut hampir sama tuanya dengan Kerajaan Caelumia, negeri di mana Lux Caelum berada. Lux Caelum memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh universitas manapun di dunia. Di sini, terdapat jurusan khusus yang disebut jurusan militer. Di negara lain, tidak ada universitas yang memiliki jurusan tersebut. Untuk pendidikan militer biasanya sudah ada akademi-akademi militer milik negara yang khusus melatih calon-calon prajurit sebuah negara atau kerajaan.

    Keunikan Lux Caelum tersebut adalah ide dari salah satu pendirinya yang juga adalah pendiri Kerajaan Caelumia, Synchrone Synergy. Menurut beliau, militer tidak seharusnya dipisahkan dari bidang lain agar para prajurit tidak hanya menjadi mesin perang semata namun juga dapat beradaptasi dengan kehidupan rakyat sipil sehingga di masa-masa damai para prajurit tidak merasa terkucilkan atau merasa lebih superior daripada rakyat sipil.

    Tiap jurusan di Lux Caelum menyediakan asrama bagi pelajar-pelajarnya. Karena terbatas, pelajar-pelajar yatim piatu atau yang tinggal jauh dari universitas lebih diprioritaskan untuk tinggal di sana. Pengecualian untuk jurusan militer karena semua pelajarnya diwajibkan untuk tinggal di asrama khusus militer milik universitas.

    Vyzax mengambil jurusan musik dan kesenian. Di dalam lingkungan Lux Caelum, jurusan tersebut disebut dengan Wyrz yang diambil dari nama wind elemental sphere dalam legenda Synchrone Synergy.

    Konon, Synchrone Synergy memiliki kemampuan mengendalikan semua elemen kecuali elemen kegelapan. Ia mampu menyummon beberapa sphere dengan elemen yang berbeda-beda, memungkinkannya untuk mengcast puluhan spell tanpa menggunakan spellbook sama sekali. Saking hebatnya, kini legenda tentang beliau hanya dianggap sebagai dongeng yang dilebih-lebihkan. Sebagai perbandingan saja, pada zaman sekarang mage paling handal pun hanya mampu menguasai spell dalam jumlah tidak lebih dari hitungan belasan.

    Jurusan-jurusan lain di Lux Caelum juga memiliki julukan masing-masing berdasarkan nama-nama elemental sphere dalam legenda Synchrone Synergy untuk menghargai jasa beliau dalam mendirikan Kerajaan Caelumia sekaligus mendirikan Universitas Lux Caelum. Evox untuk jurusan militer, Dyne untuk jurusan ekonomi, Raiz untuk jurusan hukum, dan Calx untuk jurusan sains. Vyzax yang menggemari sejarah sangat menyukai legenda tentang raja legendaris tersebut pun asal usul Lux Caelum. Itulah alasan mengapa ia ingin belajar di sana meski sangat jauh dari kampung halamannya.

    Ia menyukai musik, terlebih lagi ia piawai memainkan gitar, sebuah instrumen musik yang sangat terkenal. Namun sejauh ini belajar musik di Lux Caelum bisa dibilang sangat membosankan karena selama dua tingkat di jurusan tersebut, ia lebih banyak dijejali dengan teori-teori serta menghafal banyak hal semacam notasi-notasi, tangga nada, instrumensasi, strophic, rondo, verse-chorus dan lain-lain. Praktek yang ia gemari baru dominan pada tingkat keempat dan seterusnya.

    ----------------------------​


    Dinginnya air sama sekali tidak memengaruhi Vyzax. Dia sudah terbiasa mandi pada waktu seperti ini. Meski dingin menusuk tulang, ia tetap mengguyurkan air ke seluruh tubuhnya. Setiap jengkal syaraf di tubuhnya mulai bekerja seutuhnya seiring dengan guyuran air dari gayung kayu dalam genggamannya.

    Meski termasuk negara maju di mana hampir semua rumah memiliki instalasi air sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun di asrama tempat Vyzax tinggal tidak memiliki instalasi air. Sebaliknya, para pelajar yang tinggal di asrama tersebut harus menimba sendiri air dari dalam sumur asrama untuk kemudian di simpan di ruangan masing-masing.
    Sebenarnya terdapat sebuah instalasi air khusus, namun fasilitas tersebut disegel dan dirahasiakan dari para pelajar serta hanya dapat digunakan pada kondisi darurat. Hal ini disengaja agar melatih kemandirian para pelajar yang tinggal di asrama.

    Selesai mandi serta mengeringkan badan, Vyzax membuka lemari kayu lalu mengambil pakaian yang ia perlukan. Tak berapa lama kemudian, sehelai kaos lengan pendek dari wol berlapis rompi kulit berwarna coklat ditambah celana panjang kehitaman dari katun telah ia kenakan. Kemudian ia berdiri di depan sebuah cermin persegi panjang di samping lemari pakaiannya untuk memastikan bahwa penampilannya sudah cukup rapi. Kini, ia siap untuk memulai harinya.

    Vyzax menghampiri meja belajarnya, mencabut mana battery dari magical lamp untuk mematikannya. Lalu ia keluar dari ruangannya, tak lupa ia mengunci pintu ruangan tersebut.

    Ia berjalan menuju gerbang utama asrama. Menyapa Pak Marco, petugas kebersihan asrama yang berpapasan dengannya di koridor utama. Suasana masih sangat sepi, tiada pelajar lain yang tampak selain dirinya.

    Tak lama kemudian ia telah sampai di gerbang utama. Sebuah jalan yang sama lebarnya dengan gerbang utama asrama membentang di hadapannya. Tampak pula taman-taman bunga serta pepohonan rindang di samping jalan tersebut.

    Ia menengadah ke langit. Bulan dan bintang masih terlihat menggantung di atas sana.

    Ayah, Ibu, aku berangkat..., bisiknya dalam hati
     
  11. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    masih pembukaan ya... panjang juga pembukaannya.

    aneh aja koq si tokoh utamanya suka beres2 perpus karena bisa baca buku? berarti dia bukannya beres2 malah baca buku dong? ato beres2 sambil baca buku? koq bisa? :hahai:
     
  12. Lazt_stand M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Aug 15, 2009
    Messages:
    4,286
    Trophy Points:
    193
    Gender:
    Male
    Ratings:
    +3,432 / -0
    sambi bersih2, sambi baca buku jg. namnya jg anak yatim piatu miskin :oghoho:

    itu udah masuk crita kok, kan udah ACT I :sepi:
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.