1. Disarankan registrasi memakai email gmail. Problem reset email maupun registrasi silakan email kami di inquiry@idws.id menggunakan email terkait.
  2. Untuk kamu yang mendapatkan peringatan "Koneksi tidak aman" atau "Your connection is not private" ketika mengakses forum IDWS, bisa cek ke sini yak.
  3. Hai IDWS Mania, buat kamu yang ingin support forum IDWS, bebas iklan, cek hidden post, dan fitur lain.. kamu bisa berdonasi Gatotkaca di sini yaa~
  4. Pengen ganti nama ID atau Plat tambahan? Sekarang bisa loh! Cek infonya di sini yaa!
  5. Pengen belajar jadi staff forum IDWS? Sekarang kamu bisa ajuin Moderator in Trainee loh!. Intip di sini kuy~

SongFic Diruang Rindu [Ruang Rindu - Letto] :: [SE2012-C]

Discussion in 'Fiction' started by gusbadung, Jan 29, 2012.

Thread Status:
Not open for further replies.
  1. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    Di daun yang ikut mengalir lembut
    Terbawa sungai ke ujung mata
    Dan aku mulai takut terbawa cinta
    Menghirup rindu yang sesakkan dada


    Kulewati pekan demi pekan tanpa kehadirannya, namun dengan menyisipkan sebulat harapan bahwa suatu hari sosoknya menjelma, memelukku dengan hangat dan berkata, “apa kabarmu hari ini”, kemudian kita terdiam, duduk berdampingan menghadap kolam hijau dengan lotus-lotus merah disana, menikmati tarian sepasang angsa juga dengungan lebah diantara kelopak mawar, dan aku akan merasa bahagia karena keindahan yang sebenarnya telah hadir. Namun lagi-lagi harapanku hanyalah fatamorgana di teriknya savana tandus, hanyalah ilusi belaka yang semakin menggiringku ke keterpurukan akan obsesiku tentangnya. Jejakmu benar-benar hilang.

    Bangku tua di seberang jalan terlihat kosong. Dipayungi beberapa lembar daun yang terikat erat di ranting-ranting semakin meyamankan letaknya. Kuhenyakkan penat begitu saja di antara cat yang sebagian telah memudar, memanjakan mata dengan hijaunya kolam, melemaskan sebagian keringat di antara wewangian mawar dan merahnya lotus. Tak terasa aku di buat larut olehnya, mengaliri sebagian sendiku dengan aroma-aroma indah, namun keajaiban yang terjulur dari sengatan terik sang hari harus ku hentikan. nyamanku tersentak ketika sebentuk wajah dengan hitam rambut terurai seujung bahu menyunggingkan senyum kearahku. Aku hanya melempar tanya kederetan bata yang tersusun disepanjang setapak taman, siapa kah gerangan dia?. Namun hembusan sunyi sang angin seolah menjawabnya dengan sempurna. Kutatap bening matamu merasakan teduhnya disana dan seperti sebuah energy mata itu lurus menunjuk jantungku dan menggetarkan ruangnya. Lagi-lagi kulempar pandanganku ke deretan bangku yang tersusun acak di sepanjang jalan taman, kosong dan dingin…. Namun entah dirimu seolah memaksa untuk mendampingiku duduk menghadap hijaunya kolam, seolah ingin menikmati segala keindahan ini berdua, padahal kita bukan apa?, kita tak siapa-siapa?, kurelakan sebagian debu yang menempel di kursi berpindah kepadamu, kubagi keindahan ini dengan perasaan tak menentu.
    Kemudian seperti angin kita membisu, kulihat kau hanya sibuk menggores pemandangan keatas kertas putihmu, ini tempat terbaikku. Kau mengawali segalanya seolah dengan rentetan paku menusuk-nusuk bokongku, sungguh aku baru tersadar bahwa ini tempatmu bukan tempatku, ini punyamu jauh sebelum aku menempatinya tigapuluh menit yang lalu, ma’af…, entah aku kelu, dan kau hanya tersenyum, tanpa berpaling dari jemarimu yang menari disekitar kelopak lotus hitam di kertas putihmu, Dinda…, begitu saja kau ulurkan tanganmu, tanpa memalingkan wajah dari keinginan tahu. Andra…, halus seperti gulungan awan di pagi yang cerah, hangat mengaliri lekukan lekukan nakal naluri pria, kusambut tanganmu, seringkah kemari?, kau hanya menggangguk, menghela beberapa resapan nafas dan kemudian…hampir setiap mentari menuang merah keujung cakrawala, aku kesini, jawabmu keindahan disini berubah setiap menit mengikuti hembusan angin, dan kau…?,aku hanya tersenyum, tentu aku bukan Dinda, duduk berlama-lama menikmati keindahan ini setiap waktu, waktuku selalu terbuang dengan kesibukan –kesibukan di belakang meja, dan sekarang ?, mungkin hanyalah ketidak sengajaan yang menyeretku untuk keluar dari arus yang menjemukan, ketika segala penat benar-benar tak dapat kulampiaskan.

    Dan entahlah Dinda seolah mendobrak batasan akan kita baru kenal, kita seharusnya canggung, kita seharusnya malu-malu. Dia malah berceloteh banyak dan aku seolah di ajak berhayal olehnya untuk menikmati dunia baru yang diciptakannya, di perkenalkannya aku dengan dengungan lebah, di perlihatkannya aku dengan cipratan –cipratan air, desahan desahan ikan, riak –riak angsa, tarian-tarian kelopak bunga,iring-iringan awan, dan banyak lagi yang sebelumnya hanya aku dengar dari dongeng dalam sebuah cerita. Sungguh aku seolah larut di dalamnya, tawaku,hampaku, bebanku lepas.hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat. Dan ketika tapakan sore membayang di sela-sela belukar, kuakhiri segalanya dengan menjabat tangan Dinda dan berjanji untuk menemaninya sepekan nanti disini. Kita saling melempar senyum kemudian saling berlalu hingga kelokan jejak menghilangkan tubuh kita masing-masing.

    Kemudian..., hampir delapan pekan selanjutnya aku temani Dinda menciptakan dunia barunya, dan dalam masa yang singkat itu pula, kita telah banyak bertukar cerita, merupakan segalanya dalam canda dan tawa, tentang atasanku yang egois, tentang ketakutan Dinda akan gelap, juga tentang phobiaku akan kecoa, namun sedikit yang membuatku terhenyak adalah tentang keluhan dadanya yang sering terasa nyeri, namun dia menceritakan itu dengan nada tawa hingga ketika rasa buncah mengkristal dia luluh dengan sendirinya. Dinda bagiku begitu periang dan dia telah menanamkan benih kerinduan diantara mimpiku, aku selalu terhipnotis oleh kehadirannya. Hingga kulewati hari demi hari dengan paksaan yang melelahkan dan berharap di akhirnya nanti aku membuang dan menggantinya dengan hari yang menyenangkan, hari dimana aku dan Dinda menghadap kolam, merupakan setiap kejadian dalam goresan tangan, memotret ingatan, membekukannya dalam hati, untuk kemudian mencairkannya kembali saat tubuh merebahkan diri di alam mimpi . Aku selalu menunggu untuk hari ini, dan entah kenapa aku tak pernah merasa bosan dengan itu. Lurus kutatap wajah bulatnya melewati lekukan lancip hidungnya, dan menikmati tipis bibir merah mudanya, yang hanya kudapati bias senyum saja disana, kemudian dia menatapku,…Jangan…, alisku berkerut tajam rasa heran terselip di dahi, kenapa dia melarangku, kenapa ?, dia hentikan aktifitasnya, menatap lurus kedepan, kemudian menghadapku dan tersenyum, suatu saat kau akan merasa bosan, kemudian dia kembali melanjutkan tarian jemarinya diatas kertas, aku hanya merenung, melamati makna dari ucapan Dinda, sungguh… aku tak akan pernah bosan dan aku janji, kutegaskan kembali kata-kataku. Dan Dinda hanya memberiku senyuman, senyuman yang bagiku terasa pahit, sebab seringai kesakitan sebelumnya tergambar di sela bibirnya, kenapa?, lagi-lagi dia hanya tersenyum, dan sebelah tangan mengelus halus dada kirinya.

    Dan pekan berikutnya, kudapati diriku terduduk sendiri di bangku taman, mengumandangkan tanya tentang keberadaan Dinda, hingga resah seolah meracuni hati, gelisah menghentak-hentakkan kaki dan ketakutan meremas-remas kedua tanganku. Kemana gerangan dia?, apakah ada yang salah?,tanya-tanya semakin menggelayut di fikiranku. Namun aku telah berjanji, untuk melewati hari itu tanpa bosan, menikmati keindahan seolah Dinda menyandingku, mengenang gelakan tawa yang pernah terekam di dedaunan, mencoba menyamankan suasana dengan menggores wajah Dinda diantara riak-riak air. Tapi..., semua terasa kosong dan kebosanan mulai merasukiku. Keindahan ini bagai ilusi buatku, dan ternyata Dinda lah keindahan yang sebenarnya, yang membuatku bertahan di tiap pekannya, membuatku rela menyisihkan sebagian hayalanku untuk mengenangnya, separuh mimpiku untuk di isi olehnya, menaburiku dengan rindu akan kehadirannya. Ya…Dinda telah mengisi Ruang Rinduku.

    Jalanku hampa dan kusentuh dia
    Terasa hangat oh didalam hati
    Kupegang erat dan kuhalangi waktu
    Tak urung jua kulihatnya pergi


    Kulewati pekan demi pekan tanpa kehadiran Dinda, namun dengan menyisipkan sebulat harapan bahwa suatu hari sosoknya menjelma, memelukku dengan hangat dan berkata, “apa kabarmu hari ini”, dan kemudian kita terdiam, duduk berdampingan menghadap kolam hijau dengan lotus-lotus merah disana, menikmati tarian sepasang angsa di tengahnya juga dengungan lebah diantara kelopak mawar, dan aku akan merasa bahagia karena keindahan yang sebenarnya telah hadir. Namun lagi-lagi harapanku hanyalah fatamorgana di teriknya padang tandus, hanyalah halusinasi belaka yang semakin menggiringku ke keterpurukan akan obsesiku tentangnya. Jejak Dinda benar-benar hilang, dan burung-burung pun seolah bungkam, bisu untuk sekedar menyanyikan kabarnya.

    Ini akan menjadi minggu terakhir bagiku, aku mengguman sendiri sambil menatap beberapa mawar yang mulai layu, semua telah berubah, lotus di tengah kolam telah lama layu, meninggalkan kuncup baru yang entah, apakah aku bisa menikmati mekarnya nanti. bulan yang menggantung di ufuk semalam bercerita, bahwa 6 sabit sudah Dinda tak menjelma.
    Suatu saat kau akan merasa bosan, kata-kata Dinda seolah terngiang kembali, dan mungkin benar, aku terlalu berani untuk berjanji bahwa aku tak akan pernah merasa bosan,yang aku fikir kebosanan itu tak akan pernah terbentuk seandainya Dinda disana, namun pada kenyataannya, aku mulai merasa bosan, aku bosan menunggu kehadiran Dinda, aku bosan berharap akan kehadirannya, dan aku mulai bosan menikmati suasana ini sendiri. Segalanya seolah sunyi, desiran pasir di bibir kolam hanyalah bisik. Nyanyian angsa di tengah kolam laksana sumbang yang memekik -mekik di telinga. Kupalingkan wajah kederetan bangku-bangku kosong di sepanjang setapak taman dan mendapati sesosok tubuh berjalan tergesa kearahku, seorang wanita datang dihadapanku, matanya sembab dengan rona kesedihan di sekitar kelopaknya, di tangannya sebuah bungkusan dipegangnya dengan erat. Andra ?, aku mengangguk, kerutan di alisku seolah mewakili beberapa pertanyaan yang menggelayut di fikiran, dia Dewi sepupu Dinda, dan aku ternyata telah banyak di ceritakan oleh Dinda, hingga baginya mustahil untuk tak menemukanku disini, semua terjawab, dan entah resahku mulai pupus, meleleh dan hanyut di muara riang, Dinda menitipkan ini untukmu, dan berharap kenangannya bersamamu tak memburam. Aku menerima bungkusan dan membukanya, sebuah buku perekam, dimana Dinda selau membawanya, dimana jemari-jemari halusnya menari disana, tapi kenapa diberikannya kepadaku. Dengan tanya aku menahannya ketika sekejab angin dia ingin berlalu, dimana Dinda ?, binar mataku seakan tak mampu berbohong, bahwa aku benar-benar mengharapkan kehadirannya. Sesaat Dewi terdiam untuk kemudian dia tersenyum sambil menengadahkan wajahnya kearah awan-awan yang mengambang, kurasa dia menatapmu sekarang dari surga.

    Kau datang dan pergi oh begitu saja
    Semua kutrima apa adanya
    Mata terpejam dan hati menggumam
    Di ruang rindu kita bertemu

    [video=youtube;x-MhmkksXKQ]http://www.youtube.com/watch?v=x-MhmkksXKQ[/video]
     
    Last edited: Jan 30, 2012
  2. Ramasinta Tukang Iklan

  3. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    hmm, sangat puitis seperti biasa...
     
  4. merpati98 M V U

    Offline

    Post Hunter

    Joined:
    Jul 9, 2009
    Messages:
    3,486
    Trophy Points:
    147
    Ratings:
    +1,524 / -1
    ini bukannya masuk songfict:???:
     
    • Like Like x 1
  5. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    salah prefixnya ajah mungkin..:???:
     
  6. Grande_Samael M V U

    Offline

    Beginner

    Joined:
    Dec 18, 2011
    Messages:
    264
    Trophy Points:
    36
    Ratings:
    +283 / -0
    judulnya di ganti om pake kode lomba songfic
     
    • Thanks Thanks x 1
  7. andromedha55 Members

    Offline

    Joined:
    Jan 28, 2012
    Messages:
    4
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +1 / -0
    :sedih1turut berduka untuk dinda yang sudah tersenyum di surga.
     
    • Thanks Thanks x 1
  8. Giande M V U

    Offline

    Lurking Around

    Joined:
    Sep 20, 2009
    Messages:
    983
    Trophy Points:
    106
    Ratings:
    +1,228 / -0
    puitis banget....

    bukan favorit saya, karena aku entah kenapa tidak bisa menikmati tulisan seperti ini butuh banyak suplai gula ke otak untuk membacanya :haha:

    btw cerita ini mampu menggambarkan dengan sangatttt puitisssss...metafora kali ya istilahnya dalam bahasa indonesia...

    tapi.. yahh hanya itu

    :maaf:

    menurutku cerita ini tidak menghibur (untukku)

    :maaf:

    yaa masalah selera kalau ini :peace:
     
  9. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    :hmm: yup betul sekali ini masalah selera

    tapi satu yang pasti aku cinta budaya dan produk indonesia..:tampan:
     
  10. kutrep Members

    Offline

    Joined:
    Nov 22, 2011
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    1
    Ratings:
    +41 / -0
    cerita bikin :terharu:, bahasnya bikin :matabelo:
     
    • Thanks Thanks x 1
  11. gusbadung Veteran

    Offline

    Joined:
    Dec 8, 2010
    Messages:
    0
    Trophy Points:
    240
    Ratings:
    +7,908 / -0
    :xiexie: makasih gan...jangan lupa baca punyaku yang laiin ya..:peace:
     
  12. bivanos88 Members

    Offline

    Silent Reader

    Joined:
    Jan 11, 2009
    Messages:
    178
    Trophy Points:
    26
    Ratings:
    +163 / -0
    wah mengharukan sekali..
    thanks TS..
     
Thread Status:
Not open for further replies.

About Forum IDWS

IDWS, dari kami yang terbaik-untuk kamu-kamu (the best from us to you) yang lebih dikenal dengan IDWS adalah sebuah forum komunitas lokal yang berdiri sejak 15 April 2007. Dibangun sebagai sarana mediasi dengan rekan-rekan pengguna IDWS dan memberikan terbaik untuk para penduduk internet Indonesia menyajikan berbagai macam topik diskusi.